Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN DAERAH

“ANALISIS KINERJA KEUANGAN”

DOSEN:

Dewi Pebriyani, S.E.,M.Si.

Kelompok 3 :

1. Rini Rafita(17133079)
2. Sisi Triyanti (17133089)
3. Uswah Gharibil Arifia L (17133101)

Akuntansi DIII

Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Padang


KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberi nikmat dan karunia
kepada kita semua sehingga kita bisa hidup pada saat yang yang sekarang ini.
Salawat beiring salam bagi Nabi Muhammad Saw, beserta keluarga, sahabat dan
orang orang yang saleh yang mengikuti ajarannya, yang mana beliau telah
membawa manusia dari zaman yang sebagaimana kita rasakan pada saat ini.

Penulis membuat tulisan ini yang berjudul “Analisis Kinerja Kauangan”


Supaya pembaca lebih mengetahui, dan juga penulis membuat tulisan ini agar
dapat memberi motivasi yang ada .

Survei ini tidak bisa penulis lakukan tanpa bantuan dari orang tua penulis,
yang membimbing penulis membuat tulisan ini dan teman-teman dekat penulis,
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

 Kedua orang tua penulis karna selalu memberi semangat dan do’a untuk
penulis .
 yang telah membimbing penulis membuat tulisan ini
 Teman yang telah yang telah memberi penulis inprasi dan mengerjakan
tulisan ini.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini tidak lepas dari kekurangan , oleh
karna itu , saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat penulis harap
demi penyempurnaan dan perbaikan tulisan ini .

Padang, September 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kinerja adalah suatu hasil kerja yang dihasilkan oleh seseorang/lembaga/instansi
untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut Tika (2006) Kinerja sebagai hasil-
hasil fungsi pekerjaan/kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi
yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam
periode waktu tertentu. Sedangkan menurut Bambang Guritno dan Waridin (2005)
kinerja merupakan perbandingan hasil kinerja yang dicapai oleh karyawan dengan
standar yang telah ditentukan.
Menurut Bambang Rianto dalam bukunya dasar-dasar pembelanjaan perusahaan
(1998:253) mengatakan bahwa kinerja keuangan adalah suatu kegiatan untuk
melakukan kegiatan pelaporan keuangan menurut standar keuangan yang telah
ditetapkan. Sedangkan menut Erwan Dukat (1999:113) dalam bukunya alat-alat
analisa laporan keuangan mengatakan bahwa kinerja keuangan dapat diukur dengan
keberhasilan suatu perusahaan dalam memprtahankan kebijakan deviden yang
menguntungkan sampai perusahaan mampu emnunjukkan adanya suatu kenaikan
modal yang stabil.
Dengan melihat dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli di
atas maka dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan adalah suatu kegiatan yang
dilakukan perusahaan dalam mengukur prestasi perusahaan dan menggunakan modal
secara efektif demi tercapainya tujuan perusahaan.
Kinerja merupakan pencapaian atas apa yang direncanakan, baik oleh pribadi
maupun organisasi. Kinerja keuangan adalah suatu ukuran kinerja yang
menggunakan indikator keuangan. Analisis kinerja keuangan pada dasarnya
dilakukan untuk menilai kinerja di masa lalu dengan melakukan berbagai analisis
sehingga diproses posisi keuangan yang mewakili realitas entitas dan potensi-potensi
kinerja yang akan berlanjut. Menurut Halim (2001) analisis kinerja keuangan adalah
usaha mengidentifikasi ciri-ciri keuangan berdasarkan laporan keuangan yang
tersedia. Dalam organisasi pemerintah untuk mengukur kinerja keuangan ada
beberapa ukuran kinerja, yaitu rasio kemandirian, rasio efektifitas, rasio efisiensi,
rasio pertumbuhan, rasio proporsi, dan rasio keserasian.
Analsis rasio terhadap APBD yang telah ditetapkan dan dilaksanakan merupakan
salah satu cara untuk menganalisis kinerja keuangan pemerintah daerah. Analisis
rasio keuangan pada APBD dilakukan dengan membandingkan hasil yang dicapai
dari satu periode dibandingakan dengan periode sebelumnya sehingga dapat
diketahui bagaimana kecenderungan yang terjadi. Selain itu dapat pula dilakukan
dengan cara membandingkan dengan rasio keuangan pemerintah daerah tertentu
dengan rasio keuangan daerah lain yang terdekat ataupun potensi daerahnya relatif
sama untuk dilihat bagaimana posisi keuangan pemerintah daerah tersebut terhadap
pemerintah daerah lainnya.
Analisis laporan keuangan adalah suatu proses analisis terhadapat laporan
keuangan, dengan tujuan untuk memberikan tambahan informasi kepada para
pemakai laporan keaungan untuk pengambilan keputusan ekonomi sehingga kualitas
keputusan yang diambil akan menjadi lebih baik berdasarkan pengertian dari Drs.
Djarwanto P.S.
Laporan realisasi anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian
sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah pusar atau daerah, yang
menggambarkan perbandingkan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode
pelaporan. Laporan realisasi anggaran harus menyajikan informasi mengenai
pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan. Neraca menggambarkan posisi
keuangan suatu entitas pelaporan pada tanggal tertentu, dengan menyajikan
mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan analisis
laporan keuangan pemerintah Kota Surabaya dengan sampel penelitian berupa
laporan keuangan pemerintah Kota Surabaya tahun anggaran 2016-2018. Analisis ini
menggunakan metode partumbuhan dan proporsi.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana analisis dari laporan realisasi anggaran Kota Surabaya?
2. Bagaimana analisis neraca Kota Surabaya dengan menggunakan rasio
pertumbuhan dan proporsi?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui analisi laporan realisasi anggaran Kota Surabaya
2. Untuk mengetahui analisis neraca Kota Surabaya dengan menggunakan rasio
pertumbuhan dan proporsi
BAB II

PEMBAHASAN

A. Analisis Neraca
1. Analisis Rasio Pertumbuhan dan Aset Lancar

Pada pertumbuhan aset lancar tahun 2016 ke tahun 2017


mengalami kenaikan sebesar 10.43%. setelah ditelusuri ternyata disebabkan
oleh kenaikan signifikan pada pos piutang PAD lainnya yaitu sebesar
288,08%. Pada tahun 2017 ke tahun 2018 aset lancar mengalami penurunan
sebesar 0,16% dilihat dari perhitungan pada rasio pertumbuhan pada aset
lancar mengalami penurunan pada kas di Kasda dan kas di bendahara
penerimaan sebesar 1.04% dan 73.91%. setelah di analisis pada aset lancar
mendapatkan kesimpulan bahwa aset lancar mengalami fluktuasi pada tahun
2016-2018.

2. Analisis Rasio Pertumbuhan dan Aset Tetap


Rasio pertumbuhan pada investasi jangka panjang pada tahun 2016 ke
tahun 2017 sebesar 3.52% disebabkan pada pos pernyataan modal pemerintah
daerah. Pada tahun 2017 ke tahun 2018 setelah menghitung rasio pertumbuhan
mengalami penurunan sebesar 0,42% dari tahun sebelahnya, investasi jangka
panjang pada rasio pertumbuhan tahun 2017-2018 sebesar 3.10%.

Pada aset tetap mengalami pertumbuhan sebesar 6.79%, pos pos pada
setiap aset tetap mengalami kenaikan baik pada tanah, gedung, peralatan, dan aset
tetap lainnya. Dengan ini menunjukkan pertumbuhan positif untuk aset tetap pada
rasio pertumbuhan. Pada tahun 2017 ke tahun 2018 rasio pertumbuhan pada aset
tetap mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 3.05%. Nilai
pertumbuhan pada tahun 2017-2018 adalah sebesar 3.74%.

3. Analisis Rasio Pertumbuhan dan Aset Lainnya

Rasio pertumbuhan aset lainnya pada pada tahun 2017 ke tahun 2018
sebesar 125.05% ini merupakan pertumbuhan positif dengan setiap nilai pos-
pos pada aset lainnya mengalami pertumbuhan positif juga, kenaikan yang
sangat signifikan terdapat pada pos aset lain-lainnya sebesar 333.65%. pada
tahun 2017 ke tahun 2018 mengalami pertumbuhan negatif sebesar 18.93%
yang mana selisih antara tahun sebelumnya sebesar 106.12%, dengan nilai
selisih yang lebih besar dari nilai pertumbuhan pada tahun yang
diperhitungkan merupakan penurunan yang sangat negatif.

Setelah melakukan perhitungan atas semua aset yang mengalami


pertumbuhan positif di antara aset lainnya adalah pada aset lainnya untuk
tahun 2016-2017, sedangkan untuk pertumbuhan negatif terletak pada
investasi jangka panjang. Untuk tahun 2017-2018 yang melami pertumbuhan
positif adalah pada aset lainnya sama seperti tahun sebelumnya , mengalami
pertumbuhan sebesar 18.93% sedangkan untuk pertumbuhan negatif terdapat
pada aset lancar.

4. Analisis Rasio Proporsi Aset

Rasio propoarsi untuk tahun 2016 adalah yang memiliki posisi ralatif
tinggi terhadap aktiva adalah pada kas di Kasda dan piutang pajak senilai
2.61% dan 1.76% untuk aset lancar. Pada aset tetap dan juga investasi jangka
panjang memiliki proporsi terbesar pada tanah yaitu 71.28%. Pada aset
lainnya tidak terlalu memiliki posisi yang ralitif tinggi untuk aktiva. Dari
seluruh aset yang yang memiliki posisi relatif rendah terdapat pada investasi
non permanen.
Rasio Proporsi pada aktiva tahun 2017 yang memiliki posisi relatif
tinggi terdapat pada 69.76% yaitu pada tanah dari seluruh aktiva yang ada.
Dan yang memiliki proporsi paling rendah terdapat pada penyisihan piutang
(1.31)%.

Rasio proporsi yang relatif tinggi pada seluruh aktiva tahun 2018
adalah pada tanah dan juga penyartaan modal pemerintah daerah yaitu
sebesar 68.01% dan 4.99%. Dilihat dari laporan pemerintahan pemerintahan
daerah selama tiga tahun berturut-turut mendapatkan kesimpulan bahwa yang
memiliki proporsi yang paling tinggi yaitu pada tanah dan penyertaan modal
pemerintahan daerah.
5. Analisis Rasio Pertumbuhan dan Liabilitas

Rasio pertumbuhan pada seluruh liabilitas setelah dilakukan


perhitungan terdapat pertumbuhan positif dan pertumbuhan positif yang
memiliki nilai tinggi dari liabilitas lainnya ialah pada kewajiban jangka
pendek senilai 54.23% untuk tahun 2016-2017, pertumbuhan negatif pada
seluruhan kewajiban ialah pada kewajiban yang belum teridentifikasi
kepemilikannya. Sedangkan untuk tahun 2017-2018 mengalami penurunan
negatif untuk kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang.

6. Analisis Proporsi Kewajiban


Rasio proporsi pada Kewajiban 2016 yang memiliki reaktif tinggi
terhadap aktiva adalah pada pendapatan diterima dimuka senilai 0.61% dan
yang memiliki proporsi rendah terdapat pada utang jangka panjang lainnya
senilai 0.02%.
Rasio proporsi pada tahun 2017 dan 2018 yang memiliki posisi
relatif tinggi terdapat pada pendapatan diterima dimuka 1.04% dan 0.96%
meskipun mengalami fluktuasi tetapi tetap saja yang memiliki proporsi
paling tinggi terdapat pada pendapatan diterima dimuka dilihat dari laporan
pemerintahan tiga tahun berturut-turut.

B. ANALISIS LAPORAN REALISASI ANGGARAN


1. Analisis LRA untuk Pendapatan
Pada LRA pada tahun 2016 mengalami fluktuasi untuk seluruh pos-
posnya dan memiliki posisi yang relatif tinggi untuk pendapatan ialah pada
pendapatan pajak daerah senilai 43,95% dan yang memiliki posisi relatif
rendah terdapat pada bantuan keuangan Provinsi lainnya. Untuk tahun 2017
dan tahun 2018 pendapatan pajak tetap memeiliki proporsi yang tinggi
terhadap pendapatan yaitu sebesar 44,76% dan 46,69%, meskipun mengalami
fluktuasi setiap tahun, dan untuk 2017-2018 yang memiliki proporsi relatif
rendah tetap pada bantuan provinsi lainnya yang nilainya sama yaitu 0.04%
tiap tahunnya.

2. Analisis LRA untuk Belanja, Transfer, dan Pembiayaan


Untuk belanja, transfer, dan pembiayaan selama tiga tahun berturut-turut
mengalami fluktuasi pada setiap pos-pos belanja, transfer, dan pembiayaan,
dan memiliki proporsi yang relatif tinggi terhadap pendapatan terdapat pada
belanja pegawai dan belanja barang dan jasa selama 3 tahun berturut-turut.
Untuk proporsi yang paling rendah terhadap pendapatan terdapat pada
belanja aset lainnya dan belanja aset tetap lainnya.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Pada laporan keuangan pemerintah daerah untuk mengukur kinerja
keuangan ada beberapa ukuran kinerja, yaitu rasio kemandirian, rasio efektifitas,
rasio efisiensi, rasio pertumbuhan, rasio proporsi, dan rasio keserasian. Dan pada
makalah ini hanya membahas pada rasio pertumbuhan dan rasio proporsi dimana
rasio pertumbuhan mengukur tnetang pertumbuhan positif dan pertumbuhan
negatif dari tahun ke tahun pada setiap pos-pos neraca maupun laporan realisasi
anggaran.
Pada rasio proporsi yaitu mengukur tingkat posisi yang relatif tinggi dan
rendah terhadap total aktiva untuk neraca dan total pendapatan.

2. SARAN
Untuk kedepannya lebih baik membuat tugas dengan mendengar instruksi
dosen dengan baik dan benar, dan juga diharapkan anggota kelompok lainnya
untuk saling bekerja sama dalam membuat tugas, karena demi mencapai
kesuksesan bersama.
DAFTAR PUSTAKA

Fitra, H. (2019). Modul Manajemen Keuangan Daerah. Padang.

Anda mungkin juga menyukai