Bab ini menguraikan hasil analisis dan pembahasan. Hasil analisis akan dimulai
dengan menyajikan distribusi kuesioner, profil responden, uji analisis deskriptif, uji
%
Jumlah Kuesioner yang disebar 390 100
Jumlah Kuesioner tidak kembali 140 0
Jumlah Kuesioner yang cacat 0 0
Jumlah Kuesioner bersih untuk diolah 250 100
Tabel diatas menerangkan jumlah sampel penelitian ini yang disebarkan adalah
sebanyak 390 kuesioner pasien RSGM Baiturrahmah Padang yang datang. Jumlah kuesioner
yang dikembalikan sebanyak 250 kuesioner dan 140 kuesioner tidak dikembalikan.
diketahui sejauh mana profil responden yang dimiliki pasien dapat memahami dan
menjelaskan variabel penelitian dengan melihat umur, jenis kelamin, pendidikan dan
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang berjenis kelamin perempuan
adalah sebanyak 146 orang (58,4%), dan sisanya adalah laki-laki sebanyak 104 orang
(41,6%). Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya pasien pada RSGM Baiturrahmah
Padang adalah pasien perempuan. Data responden ini menunjukkan bahwa pasien yang sering
datang ke RSGM Baiturrahmah Padang adalah pasien perempuan karena perempuan lebih
pendidikan, SD kebawah sebanyak 12 0rang (4,8%), SLTP sebanyak 14 orang (5,6%), SLTA
sebanyak 120 orang (48%), D1, D2 dan D3 sebanyak 29 orang (11,6%), S1 sebanyak 74
orang (29,6%) dan Pascasarjana S2 sebanyak 1 orang (0,4%). Hal ini menunjukkan bahwa
mayoritas tingkat pendidikan terakhir yang datang ke RSGM Baiturrahmah Padang adalah
SLTA.
Profil respoden memperlihatkan profil responden berdasarkan umur dari data diatas
diketahui bahwa umur responden paling banyak adalah 15-24 tahun yaitu 47,2% responden,
jenis kelamin paling banyak adalah perempuan yaitu 58,4%, pendidikan paling banyak SLTA
yaitu 48% responden dan pekerjaan paling banyak masih sebagai pelajar/mahasiswa yaitu
42,8% responden.
dalam mengukur yang seharusnya diukur. Kuesioner merupakan alat yang digunakan dalam
mengumpulkan informasi dan data yang dibutuhkan, yang memerlukan dilakukan sebuah
pengujian terhadap instrument tersebut. Dalam penelitian ini, uji validitas yang digunakan
untuk mengukur tingkat interkorelasi antar variabel menggunakan Kaiser Meyer Olkin
Measure of Sampling Adequacy (KMO-MSA). Dengan alat uji KMO ini, dikatakan valid
Dilihat dari tabel 4.3 diatas dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam variabel
variabel behavior intention, nilai KMO sebesar 0,768>0,50 pada variabel kepuasan pasien,
nilai KMO sebesar 0,724>0,50 pada variabel prosedur administrasi, nilai KMO sebesar
0,669>0,50 pada variabel komunikasi, dan nilai KMO sebesar 0,897>0,50 pada variabel
kualitas pelayanan.
memberikan hasil yang relatif tidak berbeda (konsisten) bila dilakukan pengukuran ulang
pendekatan Cronbachs Alpha. Instrumen yang handal (reliable) apabila memiliki Cronbachs
Alpha lebih dari 0.70, berikut hasil pengujian pada tabel 4.4 :
Tabel 4.4
Hasil Uji Reabilitas
Cronbachs
No Variabel Batas Nilai Keterangan
Alpha
1 Behavior Intention (Y) 0,700 0,864 Reliable/handal
2 Kepuasan Pasien (Z) 0,700 0,770 Reliable/handal
3 Prosedur administrasi 0,700 0,866 Reliable/handal
(X1)
4 Komunikasi (X2) 0,700 0,789 Reliable/handal
5 Kualitas Pelayanan 0,700 0,905 Reliable/handal
(X3)
Sumber: olah data primer 2017
Berdasarkan sajian Tabel 4.4, hasil pengujian menemukan nilai koefisien Cronbachs
Alpha, yang secara keseluruhan sudah reliable atau handal, dengan nilai koefisien
Cronbachs Alpha besar dari 0.7. Oleh Karena Itu kesemua variabel diatas telah dapat
administrasi, komunikasi dan kualitas pelayanan. Berikut ini akan dideskripsikan jawaban
Tabel 4.5
Hasil Skor Rata-Rata dan TCR Variabel Behavior Intention
behavior intention (Y) dilihat dari tingkat capaian pasien (TCR) pada semua item pernyataan
dengan kriteria baik. Hal ini berarti behavior intention pada kriteria baik.
Tabel 4.6
Hasil Skor Rata-Rata dan TCR Variabel Kepuasan Pasien
Berdasarkan hasil analisis deskriptif seperti terlihat pada tabel 4.6 frekuensi variabel
kepuasan pasien (Z) dilihat dari tingkat capaian pasien (TCR) pada semua item pernyataan
dengan kriteria baik kecuali pada item kedua dengan kriteria cuku baik. Hal ini berarti
Tabel 4.7
Hasil Skor Rata-Rata dan TCR Variabel Prosedur Administrasi
prosedur administrasi (X1) dilihat dari tingkat capaian pasien (TCR) pada variabel prosedur
Tabel 4.8
Hasil Skor Rata-Rata dan TCR Variabel Komunikasi
Rata-rata TCR
No Variabel Komunikasi Kriteria
(mean) (%)
1 Item 1 3.76 75.28 Cukup Baik
2 Item 2 3.65 73.04 Cukup Baik
3 Item 3 3.90 77.92 Cukup Baik
4 Item 4 3.86 77.28 Cukup Baik
Rata-rata variabel 3.79 75.88 Cukup Baik
Sumber: olah data primer 2017
Berdasarkan hasil analisis deskriptif seperti terlihat pada tabel 4.6 frekuensi variabel
komunikasi (X1) dilihat dari tingkat capaian pasien (TCR) pada variabel komunikasi pada
Tabel 4.7
Hasil Skor Rata-Rata dan TCR Variabel Mutu Pelayanan
Rata-rata TCR
No Variabel Komunikasi Kriteria
(mean) (%)
1 Item 1 4.25 84.96 Baik
2 Item 2 3.91 78.24 Cukup Baik
3 Item 3 4.17 83.44 Baik
4 Item 4 4.20 83.92 Baik
5 Item 5 3.78 75.6 Cukup Baik
6 Item 6 3.76 75.2 Cukup Baik
7 Item 7 4.10 82.00 Baik
8 Item 8 4.16 83.20 Baik
9 Item 9 4.14 82.8 Baik
10 Item 10 4.13 82.56 Baik
11 Item 11 4.05 81.04 Baik
12 Item 12 4.09 81.84 Baik
13 Item 13 4.18 83.52 Baik
14 Item 14 3.88 77.52 Cukup Baik
15 Item 15 4.08 81.52 Baik
16 Item 16 3.70 73.92 Cukup Baik
17 Item 17 4.03 80.56 Baik
Rata-rata variabel 4.03 80.70 Baik
Sumber: olah data primer 2017
Berdasarkan hasil analisis deskriptif seperti terlihat pada tabel 4.7 frekuensi variabel
kualitas pelayanan (X3) dilihat dari tingkat capaian pasien (TCR) pada variabel kualitas
suatu model persamaan regresi yaitu dengan melihat nilai signifikan dari uji kolmogorov-
Tabel 4.10
Hasil Uji Normality
korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi yang kuat, maka dapat dikatakan
telah terjadi masalah multikolinearitas dalam model regresi. Ghozali (2002) menyatakan
pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas adalah mempunyai nilai VIF
(Variance Influence Faktor) lebih kecil dari 10 serta mempunyai angka Tolerance mendekati
1. Dalam analisis ini didapat nilai Variance Influence Faktor (VIF) dan angka tolerance untuk
Tabel 4.11
Hasil Uji Multikolinearitas
No. Variabel Bebas Tolerance VIF
1 Prosedur Administrasi (X1) 0.947 1.056
2 Komunikasi (X2) 0.715 1.398
3 Kualitas Pelayanan (X3) 0.750 1.334
Sumber: olah data primer 2017
Dari hasil analisis, didapat tiga variabel bebas (independent) dalam penelitian ini nilai
VIF-nya di bawah 10 dan tolerancenya mendekati 1. Ini berarti bahwa tidak terjadi
multikolinearitas antara variabel bebas tersebut. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
multikolinieritas.
Dalam SPSS metode yang sering digunakan untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas
dengan uji gletser. Bila nilai signifikannya lebih besar dari 0,05 maka berarti tidak
Dari hasil uji heteroskedastisitas yang dilakukan terhadap penelitian ini diperoleh
sebagai berikut :
Tabel 4.12
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan tabel diatas pada masing-masing variabel diperoleh nilai sig >0,05
model persamaan regresi yaitu dengan melihat nilai signifikan dari compars mean. Adapun
Tabel 4.13
Hasil Uji Linearitas
Berdasarkan hasil uji means diatas didapatkan nilai signifikan 0,000 > 0,05 artinya
hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya terjadi hubungan yang linear.
Tujuan menggunakan regresi linear berganda dalam penelitian ini adalah untuk
Tabel 4.14
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Pengaruh Prosedur Administrasi, Komunikasi dan Kualitas Pelayanan Terhadap
Behavior Intention
Behavior Intention (Y)
Konstanta dan Variabel Keputusan
Koefisien
Bebas Signifikan
Regresi
Konstanta (a) 6.867 0.000 -
Prosedur Administrasi (X1) -.107 0.067 H1 ditolak
Komunikasi (X2) 0.116 0.076 H2 ditolak
Kualitas Pelayanan (X3) 0.188 0.000 H3 diterima
F hitung 37.259 0.000 Model layak
R2 0,312 Kontribusi 31,2%
Sumber: olah data primer 2017
Berdasarkan hasil yang terdapat pada Tabel 4.13 diatas, maka dapat dirumuskan
Dari model persamaan regresi linear berganda di atas dapat diketahui bahwa nilai
konstanta sebesar 6.867 yang berarti bahwa tanpa adanya pengaruh dari variabel prosedur
adminitrasi, komunikasi dan kualitas pelayanan, behaviour intention telah mencapai 14,396.