Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SISTEM PEMERIKSAAN MANAJEMEN


ANALISIS LAPORAN KINERJA

Disusun oleh: Kelompok 2


1. Achmad yunus (13100752)
2. Dewi kristina wati (13100811)
3. Erna nurhayati N.(13100766)
4. Evi fatmawati (13100768)
5. Nurul isna Z. (13100788)
6. Putri syariah (13100792)
7. Rizki arvita (13100797)

Prodi Akuntansi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
AL_Anwar Mojokerto
2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , yang telah
membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya.
Dalam makalah ini, kami membahas tentang analisis laporan kinerja.Pembahasan
tentang analisis laporan kinerja ini kami mengutipnya dari berbagai sumber yaitu dari bukubuku maupun dari berbagai situs di internet. Dan dalam makalah ini kami menjelaskan
mengenai deskripsi kegiatan pada cara perhitung varians dan keterbatasan analisis varians
serta evaluasi kinerja.
Kami menyadari bahwa pembahasan/penjelasan yang disampaikan dalam makalah ini
masih banyak dapat kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan suatu kritikan
yang bersifat membangun dari para pembaca, sehingga untuk kedepannya makalah ini dapat
dijadikan sebagai pedoman yang lebih berguna dan bermanfaat.

Mojokerto, 6 Desember 2016

Penyusun

PEMBAHASAN
Analisis laporan kinerja

1.1 Pengertian laporan kinerja


Performance report adalah laporan yang umumnya disajikan setiap bulan dan
mengikuti bentuk yang sudah distandarisasi yang dirancang secara kusus untuk
mempermudah manajemen melakukan pengendalian intern.Ciri khas dari sebuah
laporan pelaksanaan adalah bahwa laporan pelaksanaan dapat menunjukkan varian
antara hasil sesungguhnya dan standar yang dianggarkan serta menunjukkan varian
yang signifikan yang perlu diteliti secara seksama.
Dalam rangka menilai dan meneliti suatu varians untuk menentukan
penyebabnya, beberapa kemungkinan yang harus dipertimbangkan adalah :
1.

Varians tidak materiil

2.

Varian disebabkan pelaporan

3.

Varians disebabkan keputusan manajemen tertentu

4.

Varians disebabkab factor yang tidak dapat dikendalikan tetapi dapat ditentukan.

Beberapa cara menyelidiki varians untuk menentukan penyebabnya :


1.

Musyawarah dengan pengawas.

2.

Menganalisa suatu kerja

3.

Observasi langsung ke lapangan

4.

Pemeriksaan oleh akuntan

5.

Analisa varian

1.2 Manfaat Kinerja Keuangan


Analisa varian adalah suatu manipulasi matematis 2 perangkat data untuk
mendapatkan pengertian tentang penyebab varians, dimana satu dari 2 perangkat
tersebut dipergunakan sebagai dasar / standar.
Kegunaan analisa varian :
1.

Untuk menyelidiki varians antara hasil sesungguhnya pada periode berjalan dan

sebelumnya.

1.3

2.

Untuk menyelidiki varian antara hasil sesungguhnya dan biaya standar.

3.

Untuk menyelidiki varian hasil sesungguhnya dengan tujuan yang direncanakan.

PERHITUNGAN VARIANS
Varians dibagi menjadi 2 yaitu
1. varians pendapatan : varians volume dan varians harga untuk unit bisnis
keseluruhan dan untuk setiap pusat tanggungjawab pemasaran dalam unit
tersebut. varian tersebut dapat dibagi lebih lanjut berdasarkan area dan distrik
penjualan.
2. varians beban : beban produksi dan beban lainnya. Beban produksi dapat
dibagi lebih lanjut berdasarkan pabrik dan departemen dalam suatu pabrik.
Oleh karena itu, perusahaan bisa mengidentifikasikan setiap varians dengan
manajer individual yang bertanggungjawab untuk itu. Analisis jenis ini adalah alat
yang sangat ampuh. Tanpanya, kemanjuran anggaran laba akan sangat terbatas.
Kerangka analisis yang digunakan dalam analisis varians meliputi ide-ide berikut ini:
a. mengidentifikasikan faktor-faktor penyebab kunci yang mempengaruhi laba
b. merinci varians laba keseluruhan berdasarkan faktor-faktor penyebab kunci
tersebut.
c. fokus pada dampak laba laba dari varians dalam setiap faktor penyebab.
d. Mencoba untuk menghitung dampak yang spesifik dan dapat dipisahkan dari
setiap faktor penyebab dengan cara memvariasikan satu faktor saja
sementara faktor-faktor lainnya dianggap konstan.
e. Menambahkan kompleksitas secara bertahap, lapis per lapis, mulai dari
tingkat akal sehat yang paling mendasar (mungupas bawang).
f. Menghentikan proses tersebut ketika kompleksitas yang ditambahkan di
tingkat yang baru dibuat tidak dijustifikasi dengan tambahan wawasan
mengenai faktor-faktor penyebab yang endasari varians laba keseluruhan.

A. Varians Pendapatan
Dalam bagian ini, dijelaskan mengenai bagaimana menghitung varians harga,
volume dan bauran penjualan. Perhitungan tersebut dibuat untuk setiap lini produksi,
dan hasil dari lini produksi kemudian diagregasikan untuk menghitung total varians.
Varians yang positif adalah menguntungkan, karena hal tersebut mengindikasikan
bahwa laba aktual melebihi laba yang dianggarkan, dan varians yang negatif adalah
tidak menguntungkan.
Varians Harga Penjualan : Dihitung dengan mengalikan selisih antara
harga aktual dan harga standar dengan volume aktual.
Varians Bauran dan Volume : Seringkali varians bauran dan volume
tidak dipisahkan. Persamaan untuk gabungan keduanya adalah :
(

)*

Kontribusi per unit yang dianggarkan


Varians volume diakibatkan dari menjual lebih banyak unit daripada
yang dianggarkan.
Varians bauran diakibatkan dari menjual proporsi produk yang berbeda
dari yang diasumsikan dalam anggaran.
*Karena setiap produk memperoleh kontribusi per unit yang berbeda,
maka penjualan proporsi produk yang berbeda dari yang di anggarkan
akan menghasilkan suatu varians. Jika unit bisnis tersebut memiliki
bauran yang lebih kaya (contoh: proposi produk yang lebih tinggi
dengan margin kontribusi yang tinggi), laba aktual akan lebih tinggi
dari yang dianggarkan dan jika unit bisnis tersebut memiliki bauran
yang lebih ramping maka laba akan menjadi rendah. Karena varians
volume dan bauran bersifat gabungan, maka teknik untuk memisahkan
keduanya adalah sesuatu yang bersifat arbitrer. Yang diperjelas
dibawah ini.

Varians Bauran : untuk masing-masing produk diperoleh persamaan :

= [(
(

)]

Varians Volume : dapat dihitung dengan cara mengurangkan varians


bauran dari gabuangan antara varians bauran dan varians volume.

= [(
[(

)]

Analisis Pendapatan Lainnya : Varians pendapatan dapat dibagi-bagi


lebih lanjut. Dalam kasus ini menyediakan informasi yang dibutuhkan
untuk mengklasifikasikannya per produk.
Penetrasi Pasar dan Volume Industri : Salah satu perluasan dari analisis
laba adalah untuk memisahkan varians bauran dan volume menjadi
jumlah yang disebabkan oleh perbedaan dalam pangsa pasar dan
jumlah yang disebabkan oleh perbedaan dalam volume produksi.
Prinsipnya adalah bahwa manager unit bisnis bertanggungjawab alas
pangsa pasar, tetapi mereka tidak bertanggung jawab atas volume
industry karena hal tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi.
Untuk membuat perhitungan ini, data penjualan industry harus
tersedia. Persamaan berikut ini digunakan untuk memisahkan dampak
penetrasi pasar dari volume industry untuk varians bauran dan volume:
= [(
*penetrasi pasar yang dianggarkan
*kontribusi per unit yang dianggarkan

)(

)]

B. Varians Beban

Biaya Tetap
Varians antara biaya tetap aktual dengan yang dianggarkan didapat dari
pengurangan, karena biaya-biaya ini tidak dipengaruhi baik oleh volume
penjualan maupun volume produksi.

Biaya Variabel
Adalah biaya yang bervariasi secara langsung dan proporsional dengan
volume. Biaya produksi yang dianggarkan harus disesuaikan dengan volume
produksi aktual. Volume yang digunakan untuk menyesuaikan beban produksi
variable yang dianggarkan adalah volume produksi, BUKAN volume
penjualan, yang digunakan dalam menentukan varians pendapatan.

1.4 Analisis Varians


Analisis varian sering dilakukan dalam keadaan :
1. Analisa varian antara hasil actual periode berjalan dengan hasil actual
sebelumnya dimana sebagai dasar acuan.
2. Analisa varian antara hasil actual dengan biaya standard. Biaya standar sebagai
dasar acuan.
3. Analisa varian antara hasil actual dengan sasaran yang direncanakan.
Analisis varian membantu manajemen untuk memfokuskan pada hal hal yang
relevan seperti :
1. Bahan baku : Selisih harga bahan baku, Selisih efisiensi bahan baku
2. Upah langsung : Selisih tingkat upah
3. Biaya overhead : Selisih budget, kapasitas dll.
4. Varian harga jual : selisih antara harga jual sesungguhnya dan harga jual yang
dianggarkan dikalikan penjualan sesungguhnya.
5. Varian kuantitas penjualan : selisih antara penjualan sesungguhnya dengan yang
dianggarkan, dikalikan harga jual yang dianggarkan.
6. Varian harga beli : varian antara rata rata harga beli sesungguhnya dan rata rata
harga beli yang dianggarkan, dikalikan volume pembelian sesungguhnya.
7. Varian pemakaian bahan baku : Varian antara kuantitas standar bahan baku
dipakai dg kuantitas sesungguhnya, bahan baku yang dipakai dikalikan dg harga
standar bahan baku per satuan.

8. Varian kuantitas pembelian : varian antara volume pembelian yg


sesungguhnya dan vol. pembelian yg dianggarkan dikalikan rata rata
harga beli yang dianggarkan.
9.

Varian efisiensi tenaga kerja : varian antara jumlah jam kerja langsung
sesungguhnya dikerjakan dan jumlah jam kerja langsung standar yg
diperkenankan,

dikalikan upah standard.

10. Varian pengeluaran : Perbedaan yang disebabkan oleh pengeluaran yang


lebih kecil dari yang dianggarkan.

1.5 Varians Dalam Praktek


1. Periode Waktu dari Perbandingan
Perbandingan untuk tahun tersebut sampai dengan tanggal tertentu
tidak terlalu dipengaruhi oleh penyimpangan temporer yang mungkin
terlihat aneh untuk

bulan sekarang, dan oleh karena itu , tidak perlu terlalu

diperhatikan oleh manajemen. Di pihak lain, hal tersebut mungkin


menyembunyikan timbulnya faktor penting yang

tidak bersifat temporer.

Perbandingan antara anggaran tahunan dengan perkiraan saat ini akan


kinerja aktual untuk satu tahun penuh menunjukkan seberapa dekat manajer
unit bisnis memperkirakan akan memenuhi target laba tahunan. Bila kinerja
untuk tahun tersebut sampai

dengan

tanggal

tertentu

lebih

buruk

dibandingkan dengan anggaran untuk tahun tersebut sampai tanggal itu, adalah
mungkin bahwa deficit yang terjadi akan dapat diatasi di bulan-bulan yang
tersisa.
2. Fokus pada Margin Kotor
Di banyak perusahaan, perubahan dalam biaya atau faktorfaktor lainnya diperkirakan akan mengarah kepada perubahan dalam harga
jual, dan tugas dari

manajer pemasaran adalah untuk memperoleh margin

kotor yang dianggarkan yaitu penyebaran yang konstan antara biaya dan harga
jual. Kebijakan semacam itu terutama penting dalam periode inflasi. Suatu
analisis varians dalam sistem semacam itu tidak akan memiliki varians harga

jual. Melainkan, akan ada varians margi kotor. Margin kotor per unit adalah
selisih antara harga jual dengan biaya produksi. Analisis varians dilakukan
dengan mensubstitusi margin kotor untuk harga jual

dalam persamaan

pendapatan. Margin kotor adalah selisih antara harga jual aktual

dengan

biaya produksi standar.


3. Standar Evaluasi
Dalam sistem pengendalian manajemen, standar formal digunakan
dalam evaluasi laporan atas aktuvitas aktual dan terdiri atas tiga jenis: (1)
standar atau

anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya; (2) standar

histories; atau (3) standar eksternal.


a)

Standar atau anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya


Bila dipersiapkan dan dikoordinasikan secara hati-hati, maka merupakan standar
yang unggul. Standar ini merupakan dasar terhadap mana kinerja aktual
diperbandingkan di banyak perusahaan. Seandainya angka-angka anggaran
didaptkan secara acak, maka tentu saja angka-angka tersebut tidak akan
menghasilkan dasar yang andal untuk perbandingan.

b)

Standar historis
Ini merupakan catatan kinerja aktual yang telah lewat. Hasil dari bulan berjalan
dapat dibandingkan dengan hasil bulan sebelumnya. Standar jenis ini memiliki
dua kelemahan yang serius: (1) kondisi mungkin saja berubah antara kedua
periode tersebut sedemikian rupa sehingga perbandingan menjadi tidak valid
lagi; dan (2) kinerja periode sebelumnya mungkin saja tidak dapat diterima.
Standar jenis ini memiliki 2 kelemahan :
o Kondisi mungkin saja berubah antara kedua periode tersebut
sedemikian rupa sehingga perbandingan menjadi tidak valid lagi.
o Kinerja periode sebelumnya mugnkin saja tidak dapat diterima.

c)

Standar eksternal
Merupakan standar yang diturunkan dari kinerja pusat tanggung jawab lain
atau perusahaan-perusahaan lain dengan industri yang sama. Kinerja dari satu
kantor cabang penjualan dapat dibandingkan dengan kinerja dari kantor cabang

penjualan lainnya. Bila kondisi-kondisi dari kedua pusat tanggung jawab tersebut
adalah serupa, maka perbandingan semacam itu dapat menghasilkan dasar yang
bisa diterima untuk mengevaluasi kerja. Keterbatasan standar Standar adalah
ukuran yang andal mengenai bagaimana kinerja yang seharusnya. Langkah
pertama yang penting dalam analisi varians adalah pengujian terhadap validitas
dari standar tersebut
d)

Keterbatasan Standar
Varians antara kinerja aktual dan standar adalah bermakna hanya jika
diturunkan dari standar yang valid. Walaupun sangat mudah untuk mengacu pada
varians yang menguntungkan atau tidak menguntungkan, kata-kata ini
mengimplikasikan bahwa standar adakah ukuran yang andal mengenai
bagaimana kinerja yang seharusnya. Bahkan biaya standar mungkin bukan
merupakan estimasi yang akurat mengenai berapa biaya yang seharusnya dalam
situasi tersebut. Situasi ini dapat karena salah satu atau kedua alasan:
standar tersebut tidak ditetapkan dengan selayaknya, atau walaupun standar
tersebut ditetapkan secara layak dalam kondisi yang ada pada waktu itu.

4.

Sistem Biaya Penuh


Jika perusahaan memiliki sistem biaya penuh (full-cost system), baik
biaya overhead variabel maupun tetap dimasukkan dalam persediaan pada
biaya standar per unit. Jika Persediaan akhir lebih tinggi dibandingkan dengan
persediaan awal, sebagian dari biaya Overhead tetap yang terjadi di periode
tersebut tetap akan tinggal di persediaan dan Bukannya mengalir ke harga
pokok penjualan. Sebaliknya, jika saldo persediaan turun Selama periode
tersebut, lebih banyak biaya overhead tetap yang dilepaskan ke harga Pokok
penjualan dibandingkan dengan jumlah aktual yang terjadi

dalam

tersebut. Hal yang penting adalah bahwa varians produksi seharusnya


dikaitkan dengan volume produksi, bukan dengan volume penjualan.

periode

5. Jumlah Rincian
Varians pendapatan dianalisis pada beberapa tingkatan pertama, secara total;
kemudian berdasarkan volume, bauran, dan harga; lalu menganalisis varians volume
dan bauran berdasarkan volume industri dan pangsa pasar. Pada setiap tingkatan ini,
varians tersebut dianalisis berdasarkan produk individual. Proses dari satu tingkat ke
tingkat yang lainnya ini sering disebut dengan mengupas bawang yaitu lapisan demi
lapisan dikupas, dan proses tersebut akan terus berlanjut selama rincian tambahan
masih dianggap berharga.
6.

Biaya Teknik dan Biaya Diskresioner


Varians yang menguntungkan dalam biaya teknik biasanya merupakan

indikasi dari kinerja yang baik: yaitu semakin rendah biayanya maka semakin baik
kinerjanya. Hal ini tergantung pada kualifikasi bahwa kualitas pengantaran tepat
waktu dinilai memuaskan. Sebaliknya kinerja dari pusat beban kebijakan biasanya
dinilai memuaskan apabila beban aktual hamper setara dengan jumlah yang
dianggarkan, tidak lebih tinggi maupun lebih rendah. Hal ini disebabkan karena
varians yang menguntungkandapat mengindikasikan bahwa pusat tanggung jawab
tersebut tidak melaksanakan dengan mencukupi fungsi-fungsi yang disetujui akan
dilaksanakan olehnya. Karena beberapa elemen dalam pusat beban kebijakan secara
fakta merupakan beban teknik (misalnya; fungsi pembukuan dalam organisasi
kontroler), varians yang menguntungkan adalah benar-benar menguntungkan elemenelemen ini.

1.6

KETERBATASAN ANALISIS VARIANS


Walaupun analisis varians adalah alat yang ampuh, alat tersebut memiliki
beberapa keterbatasan. Keterbatasan yang paling penting adalah bahwa walaupun
analisis ini mengidentifikasikan di mana varians terjadi, tetapi tidak mengatakan
mengapa varians ini terjadi atau apa yang dilakukan mengenainya. Misalnya, laporan
tersebut

mungkin

saja

menunjukkan

adanya

varians

signifikanyang

tidak

menguntungkan dalam beban pemasaran, dan mungkin saja mengidentifikasikan


varians ini dengan beban promosi penjualan yang tinggi. Tetapi, laporan tersebut
tidak menjelaskan mengapa beban promosi penjualan tinggi dan apa, jika ada,
tindakan yang sedang dilakukan. Penjelasan naratif, yang melengkapi laporan kinerja,

seharusnya memberikan penjelasan semacam itu. Masalah kedua dalam analisis


varians adalah untuk menentukan apakah suatu varians adalah signifikan. Teknik
statistik dapat digunakan untuk menentukan apakah ada perbedaan yang signifikan
anatara kinerja aktual dan standar untuk beberapa proses tertentu; teknik-teknik ini
umumnya disebut sebagai pengendalian mutu secara statistik.
Keterbatasan ketiga dari analisis varians adalah bahwa ketika laporan kinerja
menjadi lebih teragregasi, varians yang saling meniadakan dapat menyesatkan
pembacanya. Demikian pula, ketika varians menjadi semakin teragregasi, para
manajer menjadi semakin bergantung pada penjelasan-penjelasan dan prediks yang
menyertainya. Akhirnya, laporan itu hanya menunjukkan apa yang telah terjadi.
Laporan tersebut tidak menunjukkan dampak masa depan dari tindakan-tindakan yang
telah diambil oleh manajer.
Tindakan Manajemen
Ada satu prinsip utama dalam menganalisis laporan keuangan formal: Laporan
laba bulanan sebaiknya tidak berisi hal-hal yang tak terduga. Informasi yang
signiifikan harus dikomunikasikan secepatnya melalui telepon, faks, e-mail,
atau pertemuan pribadi segera setelah itu diketahui. Laporan formal
menginformasikan kesan umum bahwa manajer senior telah mengetahui dari
sumber-sumber tersebut. Berdasarkan informasi ini, ia dapat bertindak
sebelum menerima laporan formal.
Laporan formal tersebut adalah tetap penting. Salah satu manfaat
utama dari laporan formal adalah bahwa laporan tersebut memberikan tekanan
yang diinginkan pada manajer di tingkat yang lebih rendah untuk mengambil
tindakan perbaikan atas inisiatif mereka sendiri. Laporan laba adalah tidak
berguna kecuali laporan tersebut mengarah pada tindakan. Tindakan tersebut
mungkin terdiri dari pujian atas kerja yang telah dilakukan dengan baik, saransaran untuk melakukan hal secara berbeda, memproses atau tindakan
ketenagakerjaan yang lebih drastic lagi. Tetapi, tindakan tindakan ini tidak
dilakukan untuk setiap unit bisnis setiap bulan. Selama bisnis berjalan baik,
pujian adalah paling diperlukan, dan kebanyakan orang tidak mengharapkan
untuk memperoleh pujian secara rutin.

1.7 Perilaku Dalam Evaluasi Kerja


Evaluasi kinerja adalah suatu metode dan proses penilaian dan pelaksanaan tugas
seseorang atau sekelompok orang atau unit-unit kerja dalam satu perusahaan atau
organisasi sesuai dengan standar kinerja atau tujuan yang ditetapkan lebih dahulu. Evaluasi
kinerja merupakan cara yang paling adil dalam memberikan imbalan atau penghargaan
kepada pekerja.
Tujuan evaluasi kinerja adalah untuk menjamin pencapaian sasaran dan tujuan
perusahaan dan juga untuk mengetahui posisi perusahaan dan tingkat pencapaian sasaran
perusahaan, terutama untuk mengetahui bila terjadi keterlambatan atau penyimpangan
supaya segera diperbaiki, sehingga sasaran atau tujuan tercapai. Hasil evaluasi kinerja
individu dapat dimanfaatkan untuk banyak penggunaan.
Peningkatan kinerja
Pengembangan SDM
Pemberian kompensasi
Program peningkatan produktivitas
Program kepegawaian
Menghindari perlakuan diskriminasi
Tujuan Penilaian kinerja
Ada pendekatan ganda terhadap tujuan penilaian prestasi kerja sebagai berikut:

1. Tujuan Evaluasi
Hasil-hasil penilaian prestasi kerja digunakan sebagai dasar bagi evaluasi reguler terhadap
prestasi anggota-anggota organisasi, yang meliputi:
a. Telaah Gaji. Keputusan-keputusan kompensasi yang mencakup kenaikan meritpay, bonus dan kenaikan gaji lainnya merupakan salah satu tujuan utama penilaian prestasi
kerja.
b. Kesempatan Promosi. Keputusan-keputusan penyusunan pegawai (staffing)yang
berkenaan dengan promosi, demosi, transfer dan pemberhentian karyawan merupakan
tujuan kedua dari penilaian prestasi kerja.

2. Tujuan Pengembangan
Informasi yang dihasilkan oleh sistem penilaian prestasi kerja dapat digunakan untuk
mengembangkan pribadi anggota-anggota organisasi, yang meliputi:
a. Mengukuhkan

Dan

Menopang

Prestasi

Kerja.

Umpan

balik

prestasi

kerja (performance feedback) merupakan kebutuhan pengembangan yang utama karena


hampir semua karyawan ingin mengetahui hasil penilaian yang dilakukan.
b. Meningkatkan Prestasi Kerja. Tujuan penilaian prestasi kerja juga untuk
memberikan pedoman kepada karyawan bagi peningkatan prestasi kerja di masa yang akan
datang.
c. Menentukan Tujuan-Tujuan Progresi Karir. Penilaian prestasi kerja juga akan
memberikan informasi kepada karyawan yang dapat digunakan sebagai dasar pembahasan
tujuan dan rencana karir jangka panjang.
d. Menentukan Kebutuhan-Kebutuhan Pelatihan. Penilaian prestasi kerja individu
dapat memaparkan kumpulan data untuk digunakan sebagai sumber analisis dan identifikasi
kebutuhan pelatihan.
-Faktor Penilaian kinerja
Tiga dimensi kinerja yang perlu dimasukkan dalam penilaian prestasi kerja, yaitu:
1. Tingkat kedisiplinan karyawan sebagai suatu bentuk pemenuhan kebutuhan
organisasi untuk menahan orang-orang di dalam organisasi, yang dijabarkan dalam penilaian
terhadap ketidakhadiran, keterlambatan, dan lama waktu kerja.
2. Tingkat kemampuan karyawan sebagai suatu bentuk pemenuhan Kebutuhan
organisasi untuk memperoleh hasil penyelesaian tugas yang terandalkan, baik dari sisi
kuantitas maupun kualitas kinerja yang harus dicapai oleh seorang karyawan.
3. Perilaku-perilaku inovatif dan spontan di luar persyaratan-persyaratan tugas
formal untuk meningkatkan efektivitas organisasi, antara lain dalam bentuk kerja sama,
tindakan protektif, gagasan-gagasan yang konstruktif dan kreatif, pelatihan diri, serta sikapsikap lain yang menguntungkan organisasi

KESIMPULAN

Performance report adalah laporan yang umumnya disajikan setiap bulan dan
mengikuti bentuk yang sudah distandarisasi yang dirancang secara kusus untuk
mempermudah manajemen melakukan pengendalian intern dan Kegunaan analisa varian
yaitu Untuk menyelidiki varians antara hasil sesungguhnya pada periode berjalan dan
sebelumnya. Untuk menyelidiki varian antara hasil sesungguhnya dan biaya standar. Serta
keterbatasan dari varians adalah bahwa ketika laporan kinerja menjadi lebih teragregasi,
varians yang saling meniadakan dapat menyesatkan pembacanya.
varians menjadi semakin teragregasi, para

Demikian

pula, ketika

manajer menjadi semakin bergantung pada

penjelasan-penjelasan dan prediks yang menyertainya. Akhirnya, laporan itu hanya


menunjukkan apa yang telah terjadi. Laporan tersebut tidak menunjukkan dampak masa
depan dari tindakan-tindakan yang

telah diambil oleh manajer.

DAFTAR PUSTAKA

SolartronicsCase. StudyMode.com. http://www.studymode.com/essays/SolartronicsCase-1675785.html. diakses pada 06 Desember 2016, 07:28


Anthony, Robert & Vijay Govindarajan. 2009. Management Control System (Sistem
Pengendalian Manajemen). Jakarta: Salemba Empat
Khaidir, Mohamad. (2013, 21 Juli), Makalah Analisis Laporan Kinerja
Keuangan.http://mohamad-khaidir.blogspot.com/2013/07/makalah-analisis-laporankinerja.html. diakses pada 06 Desember 2016, 07:15
Rahmanto,Dedi.(2007,30Juni).
SOLARTRONIC.http://dedirahmanto.blogspot.com/2007/06/solartronic.html. diakses
pada 06 Desember 2016, 07:2

Anda mungkin juga menyukai