Dosen Pengampu :
Mata Kuliah :
Disusun Oleh :
NIM : 43218010032
2019
ABSTRAK
Unilever sebagai salah satu perusahaan yang menguasai beberapa pasar mampu
mempertahankan posisinya selama beberapa tahun karena perusahaan mampu memberikan
image yang memuaskan terhadap konsumen. Setiap tahunnya mulai muncul produk-produk
baru yang menawarkan berbagai macam kelebihan dan harga yang bersaing, tetapi dengan
strategi yang matang maka unilever menfokuskan strategi untuk meningkatkan penjualan
pada pembentukan brand image dan pemasaran yang baik.
3. CSR
Pengertian CSR (Corporate Social Responsibility) secara harifiah adalah
respon sosial atau tanggung jawab sosial terhadap lingkungan sekitar yang
dilakukan oleh sebuah perusahaan dalam bentuk berbagai kegiatan. Kegiatan
tersebut dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, misalnya; menjaga lingkungan
sekitar perusahaan, membangun fasilitas umum, meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sekitar, memberikan bantuan beasiswa kepada anak yang dirasa
kurang mampu, hingga memberikan bantuan dana untuk kesejahteraan masyarakat
sekitar. Beberapa hal yang termasuk di dalam program CSR ini diantaranya
adalah:
Tatalaksana perusahaan (corporate governance)
Kesadaran perusahaan perusahaan terhadap lingkungan
Standar bagi karyawan dan kondisi tempat kerja
Hubungan perusahaan dengan masyarakat
Investasi sosial perusahaan (corporate philantrophy)
Misalnya melalui pengambilan kartu garansi yang datanya harus diisi dengan lengkap
oleh pelanggan dengan menerbitkan kartu keanggotaan. Seperti Watsons menerbitkan
Watsons Member Card, Alfamart menerbitkan kartu belanja yang sekaligus berfungsi
sebagai kartu kredit dan bekerja sama dengan GE Finance.
Membuat profil dari setiap pelanggan
Ada 2 hal yang dapat menjadi parameter perusahaan dalam menentukan profiling
pelanggan adalah usage dan uses. Usage menyangkut seberapa banyak mereka
menggunakan produk atau layanan perusahaan, kapan menggunakannya dan layanan
apa saja yang digunakan. Sedangkan uses menyangkut bagaimana pelanggan
memakai produk atau jasa perusahaan. Profil inilah yang kemudian dapat dipakai oleh
perusahaan untuk menentukan aktifitas marketing seperti apa yang cocok
diaplikasikan kepada pelanggan.
Analisis profitabilitas dari tiap-tiap pelanggan
Dalam analisis profitabilitas ada 2 hal yang dinilai dari masing-masing pelanggan.
Pertama adalah penerimaan ( revenue ) yang dihasilkan dari masing-masing
pelanggan dan kedua adalah biaya ( cost ) yang harus dikeluarkan untuk melayani
masing-masing pelanggan.
Interaksi dengan pelanggan yang lebih targeted dan customized
Program customer retention inilah yang menjadi salah inti utama dari
aktifitas Customer Relationship Management ( CRM ). Paradigma dan cara berpikir
perusahaan tidak lagi didominasi pada bagaimana mendapatkan pelanggan baru, tetapi
lebih ke bagaimana mempertahankan pelanggan lama.
Peran software aplikasi CRM
Software/aplikasi CRM ini sudah banyak beredar di pasaran, kebanyakan dibuat oleh
perusahaan Amerika dan Eropa yang lebih dulu mengimplementasikan aplikasi CRM
pada perusahaan mereka.
Aplikasi CRM berguna bagi perusahaan dalam banyak hal.
Pertama, proses otomatisasi dari seluruh data yang ingin dipakai perusahaan dalam
membangun database pelanggan, mencatat berapa kali mereka menghubungi
perusahaan dalam satu bulan, berapa kali menggunakan produk. Kedua, aplikasi CRM
memberikan laporan-laporan dari data yang dikumpulkan untuk proses pengambilan
keputusan. Aplikasi CRM akan menjadi Decision Support System(DSS).
Ada empat kemampuan utama dalam strategis CRM yaitu :
Technology( teknologi ) : Teknologi yang mendukung CRM
People ( Manusia ) : Kemampuan manusia serta sifatnya dalam mengelola CRM
Process ( Proses ) : Proses perusahaan yang digunakan untuk mengakses dan berinteraksi
dengan pelanggan.
Knowledge and Insight( Pengetahuan dan Wawasan ) : Memberikan masukan pada
perusahaan dalam memberikan nilai pada data pelanggan.
Aspek orang meliputi internalisasi cara berpikir orang tentang bagaimana melayani
konsumen. Selanjutnya adalah aspek kesiapan dari sisi pengetahuan dan ketrampilan. Aspek
kedua adalah proses dan prosedur. Aspek ketiga adalah sistem dan teknologi.
Implementasi CRM dalam perusahaan Unilever Indonesia Tbk.
Dalam upaya untuk meningkatkan pengalaman konsumen dan mengumpulkan informasi
pelanggan yang lebih baik. Unilever telah memulai menggunakan Astute Solusi Real
Dialogue yaitu alat dalam panggilan pusat. RealDialog menggunakan mesin
linguistik menganalisis pelanggan di masing masing kata dan kemudian menyediakan pusat
kontak agen.
RealDialog berfungsi untuk mengontrol pesan, memberikan jawaban lebih cepat dan fokus
dalam membangun hubungan, dan mengumpulkan data konsumen. Sistem log permintaan
dan komentar, sehingga eksekutif dan manajer dapat mengukur kepuasan
konsumen. RealDialog Unilever digunakan pada situs web yang mampu bereaksi terhadap
komentar konsumen online secara real time. Dengan RealDialog, konsumen tidak akan
berkomentar dalam membeli dan dapat benar benar mempercayainya, RealDialog manager
ini akan meningkatkan nilai dari pelanggan dan akhirnya menghasilkan pendapatan.
Hambatan
Dalam mengoperasikan perusahaan dan mencapai tujuannya, satu satunya hal yang menjadi
hambatan bagi perusahaan Unilever Indonesia Tbk. Adalah persaingan dengan perusahaan
perusahaan lain yang bergerak dalam bidang yang sama. Maka upaya yang dilakukan
Unilever Indonesia untuk kedepannya, yaitu akan mengadakan
program MT (Management Training) dalam mencari bibit bibit SDM yang potensial. Para
MT menjalani pekerjaan sebagai asisten manajer selama dua tahun. Seorang asisten manajer
yang ditempatkan di bagian pemasaran, misalnya, harus bias belajar banyak tentang
pemasaran. Ia mesti terjun ke pasar-pasar tradisional hingga ke pelosok daerah untuk
mengetahui dan memahami kebutuhan konsumen. Di lain pihak, perusahaan memonitor
perkembangannya sambil mengevaluasi apakah seorang asisten manajer ini layak
dipromosikan sebagai manajer atau tidak.
Ekspektasi CRM
Unilever juga akan menggunakan Ariba's B2B dalam bidang non-inventory dan biaya tidak
langsung lainnya. Unilever memiliki ekspektasi bahwa dengan
menggunakan Ariba's B2B maka akan membantu meningkatkan kualitas manajemen
pembelian barang dari ribuan supplier. The Ariba Solutions memberikan
lingkungan commerce yang friendly dan dapat di update dengan mudah sehingga mengikuti
kondisi pasar yang berubah-ubah.
Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah indentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
memutuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan
dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan
keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan
kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencana strategis (strategi planner) harus
menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman) dalam kondisi yang ada pada saat ini. Hal ini disebut dengan Analisis Situasi.
Model yang paling populer untuk analisis situasi adalah Analisis SWOT.
Strengths (Kekuatan):
1. Strategi promosi produk PT Unilever yang efektif dengan menampilkan model-model
yang tipikal muda, berkulit putih, berambut panjang, sehingga memacu konsumen (lebih
spesifik perempuan) untuk membeli produk tersebut agar dapat mengalami sendiri hasil yang
diterima si model dalam iklan tersebut.
2. PT Unilever gencar di misi sosial, sehingga kedekatan dengan konsumen dapat terus
terjaga. Hal ini terlihat dari pembelanjaan iklan dan promosi yang telah mendorong
pertumbuhan penjualan di tengah pasar yang kompetitif. PT Unilever Indonesia sebagai salah
satu perusahaan dengan belanja iklan terbesar menurut majalah marketing (top Brand Survey,
edisi khusus 2007).
3. Pemimpin pasar consumer goods di Indonesia.
4. Memiliki tim yang terdiri dari orang-orang berdedikasi, terampil, dan termotivasi di
segenap jajaran.
5. Adanya kenaikan pangsa pasar untuk kategori-kategori penting seperti face care,
savoury, dan ice cream.
6. Perencanaan baik dan kerja sama erat dengan para pemasok, konsumen dan distributor
untuk menghantar produk-produk dari pabrik ke tempat-rempat penjualan.
7. PT Unilever sudah memiliki jaringan distribusi sendiri sehingga distribusi produknya
hingga ke daerah-daerah dapat terlayani.
8. PT unilever mempunyai moto “operational excellent with no compromise on quality”.
Unilever dalam menjalankan operasinya dijalankan dengan baik tanpa mengabaikan kualitas
produk.
Kelemahan (Weaknesses)
1. PT Unilever memiliki struktur matriks, yang terdapat beberapa tantangan yang mesti
dihadapi perusahaan yaitu pertama, sulitnya koordinasi kegiatan antar departemen yang
mempunyai agenda dan jadwal sendiri-sendiri. Kedua,ko munikasi pada karyawan yang bisa
menerima pesan yang berbeda-beda.Dan ketiga, resolusi konflik antara inisiatif dari
dukungan departemen (SDM, keuangan, dan lain-lain) dengan departemen lini produk yang
biasanya sangat berorientasi komersial.
2. Rendahnya respon pasar terhadap produk-produk tertentu.
3. Jumlah karyawan yang tambun.
4. Birokrasi yang panjang karena kebijakan sentralisasi yang menyebabkan unilever
indonesia tidak bisa begitu saja memutuskan sesuatu.
5. Lambatnya konsolidasi intern dalam pengambilan keputusan.
6. Ketidakjelasan sertifikat halal untuk produk tertentu.
7. Mayoritas produk unilever memiliki entry barrier rendah.
8. Growth omzet penjualan dibawah rata-rata industri.
Ø Kesempatan (Opportunities)
1. Stabilitas ekonomi yang relatif baik dengan pertumbuhan yang menggembirakan bagi
ekonomi Indonesia sebesar 6.3%.
2. Pertumbuhan ekonomi yang kuat di wilayah pulau-pulau seperti Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi, dan papua.
3. Tingginya kepuasan konsumen terlihat dari predikat prima indeks kepuasan konsumen.
4. Banyaknya pemain pasar nasional yang belum memiliki cara produksi kosmetik yang
baik.
5. Luasnya potensial market sekitar 250 juta tepatnya 122.527.186 laki-laki (49,9%) dan
122.922.553 (50,1%) perempuan.
6. Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat akan jenis produk consumer goods.
7. Rekomendasi investasi pada saham dengan level beta dibawah 1.
8. Tinggi dan stabilnya tingkat kesetiaan masyarakat atas produk consumer goods 83 %.
Ancaman (Threats)
1. Adanya kenaikan biaya bahan baku dan bahan kemasan seperti minyak kelapa
sawit, gula kelapa, dan bahan berbahan dasar petroleum yang disebabkan oleh
kenaikan harga minyak, bahan kimia dan komoditas lainnya.
2. Tidak stabilnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.
3. Melemahnya daya beli konsumen.
4. Maraknya pemalsuan dan penyelundupan produk dari cina.
5. Rendahnya infrastruktur yang memadai berupa jalan yang menyebabkan tingginya
biaya pemasaran produk.
6. Adanya penghapusan subsidi BBM bagi industri.
7. Tidak konsistennya pasokan gas dari pertamina.
8. Adanya tren perubahan gaya hidup masyarakat dari produk tradisional-nasional
menjadi produk-produk luar negeri.
9. Adanya campaign against unilever oleh greenpeace akibat penggundulan hutan yang
membahayakan komunitas orang utan.
10. Adanya pemboikotan produk zionisme termasuk unilever.
11. Produk pesaing dengan harga lebih rendah.
BAB III
PENUTUPAN
3.1Kesimpulan
Unilever Indonesia didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai LeverZeepfabrieken
N.V. Pada 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Lever Brothers Indonesia dan
pada 30 Juni 1990, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. PT.
Unilever Indonesia Tbk berkomitmen untuk secara terus menerus memperbaiki cara
bekerjanya untuk mencapai tujuan jangka panjang dalam mengembangkan usaha yang
berwawasan lingkungan. Pendekatan penjualan dan promosi penjualan akan efektif dan
efisien apabila dirancangdengan menerapkan pola regionalisasi atau diterapkan di daerah-
daerah atau kawasantertentu. Unilever sudah menerapkan pola regionalisasi karena Unilever
telah memilikipabrik-pabrik atau juga cabang perusahaan di tiap-tiap Negara. Setiap
tahunnya mulai muncul produk-produk baru yang menawarkan berbagai macam kelebihan
dan harga yang bersaing, tetapi dengan strategi yang matang maka unilever menfokuskan
strategi untuk meningkatkan penjualan pada pembentukan brand image dan pemasaran yang
baik.
DAFTAR PUSTAKA