Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Perilaku Organisasi
Dosen Pengampu : Dr. Ahmad Yani, M.Kes., MM.

Nama
Nim

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) PEMBANGUNAN


TANJUNGPINANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini membahas tentang Pengaruh
Konsumen dan Penyebarn Informasi Selain sebagai tugas individu, makalah yang kami
buat ini bertujuan memberi informasi kepada para pembaca tentang Pengaruh Konsumen
dan Penyebarn Informasi
Dengan demikian tidak akan tertinggal informasi hasil kinerja sesuai da. Dalam
kesempatan ini, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak-pihak
yang telah membantu.
Menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kekurangan. Oleh
sebab itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan agar ke depannya kami
mampu menjadi lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca pada umumnya.

Tanjungpinang, 03 Desember 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................4
2.1 Pengertian Konsumen.......................................................................................................4
2.2 Perspesi Konsumen.........................................................................................................4
2.3 Opini Leadership..............................................................................................................5
2.4 Dinamika Proses Kepemimpinan Pendapat......................................................................6
2.4.1. Kredibilitas................................................................................................................6
2.4.2 Informasi produk yang positif dan negatif.................................................................6
2.4.3 Informasi dan Nasihat................................................................................................6
2.4.4 Kepemimpinan pendapat bersifat spesifik.................................................................7
2.4.5 Kepemimpinan pendapat merupakan jalan dua arah.................................................7
2.5 Motivasi di belakang kepemimpinan pendapat................................................................7
2.6 Pengukuran kepemimpinan pendapat...............................................................................8
2.7 Profil pemimpin pendapat................................................................................................9
2.8 Penyebaran Informasi.......................................................................................................9
2.9 Komunikasi dan Difusi Informasi..................................................................................11
2.10 Saluran Komunikasi.....................................................................................................13
2.10.1 Sistem Sosial..........................................................................................................14
2.10.2 Waktu.....................................................................................................................14
2.11 Proses Adopsi...............................................................................................................15
BAB III PENUTUP................................................................................................................22
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................22
3.2 Saran...............................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................25

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perilaku konsumen di zaman sekarang cenderung berubah-ubah.
konsumen di zaman sekarang lebih berorientasi pada nilai suatu produk dari pada
harganya.. Menurut Sumarwan (2003), segencar apapun persaingan yang ada di
pasar, konsumen tetaplah sebagai penentu dalam membuat keputusan pembelian.
Pilihan-pilihan produk yang ditawarkan tentunya secara tidak langsung akan
mempengaruhi pengambilan keputusan membeli bagi konsumen. Pasar hanya
menyediakan berbagai pilihan produk dan merek yang bermacam-macam. Namun
pada akhirnya, konsumen yang memiliki hak untuk bebas memilih apa dan
bagaimana produk yang nantinya akan mereka konsumsi, persepi konsumen
mempengaruhi bagaimana konsumen dalam memilih produk yang mereka akan
beli tergantung kepada situasi dan kondisi yang ada, Individu mungkin
memandang pada satu benda yang sama tetapi mempersepsikan atau
mendeskripsikannya secara berbeda, sehingga opini dari luar juga mempengaruhi
keputusan dalam konsumen dalam melihat produk, seperti opinion leadership
adalah seseorang yang dapat mempengaruhi perilaku dan kebiasaan orang lain,
orang ini merupakan orang yang paling dipercaya oleh konsumen yang lain
terhadap pengenalannya terhadap suatu produk, bukan hanya itu saja penyebaran
informasi juga mempengaruhi konsumen dalam melihat suatu produk, bahkan
informasi yang ada tidak sama diterima utntuk masing-masing konsumen Dalam
penyebaran informasi tersebut muncul perbedaan kecepatan menerima informasi
dalam kehidupan masyarakat.

1
Perbedaan kecepatan penerimaan informasi tersebut mempengaruhi
masing-masing konsumen atas barang yang akan dibeli, apabila informasi sudah
sampai kepada masing-masing konsumen , maka adaposi tiap-tiap masing
individu yang bekerja.Proses adopsi konsumen (consumer adaption process)
terhadap produk baru dimulai sejak selesainya proses inovasi produk dan mulai
diperkenalkannya produk ke pasar. Proses ini berlangsung melalui berbagai
tahapan yang dapat digambarkan sebagai berikut: (1) Knowledge yaitu tahap
dimana konsumen memperoleh informasi tentang keberadaan produk/produk hasil
inovasi untuk pertama kali, (2) Persuasion yaitu konsumen mengembangkan sikap
suka atau tidak suka terhadap produk/produk inovasi, (3) Decision yaitu
memutuskan mengadopsi atau menolak produk/produk inovasi, (4)
Implementation yaitu konsumen memutuskan untuk memakai produk/produk
inovasi secara rutin atau permanen, (5) Confirmation yaitu konsumen
kemungkinan meninjau kembali keputusan yang telah dibuatnya dan pada tahap
ini bila konsumen mendapatkan pengalaman atau informasi yang bertentangan
atau tidak sesuai dengan kenyataan, maka ada kemungkinan mereka membatalkan
keputusan adopsinya
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan diatas maka disusunlah suatu
rumusan masalah yang menjelaskan isi dari makalah ini, yang terdiri dari
1. Apa yang dimaksud dengan Konsumen?
2. Apa yang dimaksud dengan Perspesi Konsumen?
3. Apa yang dimaksud dengan opini leadership?
4. Bagaimana Dinamika proses kepemimpinan pendapat?
5. Bagaimana dengan Profil pemimpin pendapat?
6. Bagaimana dengan Pengukuran kepemimpinan pendapat ?
7. Bagaiamana Profil pemimpin pendapat?
8. Apa yang dimaksud dengan Penyebaran Informasi?
9. Apa yang dimaksud Komunikasi dan Difusi Informasi?
10. Apa yang dimaksud dengan Saluran Komunikasi ?
11. Bagaimana proses Adopsi suatu Informasi ?

2
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah
1. Mengetahui yang dimaksud dengan Konsumen?
2. Mengetahui yang dimaksud dengan Perspesi Konsumen?
3. Mengetahui yang dimaksud dengan opini leadership?
4. Mengetahui Dinamika proses kepemimpinan pendapat?
5. Mengetahui dengan Profil pemimpin pendapat?
6. Mengetahui dengan Pengukuran kepemimpinan pendapat ?
7. Mengetahui Profil pemimpin pendapat?
8. Mengetahui yang dimaksud dengan Penyebaran Informasi?
9. Mengetahui yang dimaksud Komunikasi dan Difusi Informasi?
10. Mengetahui yang dimaksud dengan Saluran Komunikasi ?
11. Mengetahui proses Adopsi suatu Informasi ?

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Konsumen


Konsumen adalah orang atau organisasi yang membeli produk atau
layanan. Istilah ini juga mengacu pada menyewa barang dan jasa. Mereka adalah
manusia atau entitas ekonomi lainnya yang menggunakan barang atau jasa. Selain
itu, mereka tidak menjual barang yang mereka beli. Mereka adalah pengguna
akhir dalam rantai distribusi barang dan jasa. Faktanya, terkadang konsumen
mungkin bukan pembeli.
Konsumen adalah orang atau entitas ekonomi yang membeli atau
menyewa produk. Mereka melakukan ini untuk penggunaan pribadi. Dengan kata
lain, mereka tidak membelinya untuk diproduksi atau dijual kembali. Ketika
media non-bisnis berbicara tentang konsumen, mereka biasanya mengacu pada
orang. Secara khusus, orang yang terlibat dalam mengevaluasi, memperoleh, dan
menggunakan produk untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka.
Konsumen adalah tokoh kunci di pasar. Padahal, semua aktivitas pembuat dan
penjual barang difokuskan pada konsumen.

2.2 Perspesi Konsumen


Persepsi Konsumen merupakan suatu proses yang membuat seseorang
memilih, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan rangsangan-rangsangan
yang diterima menjadi suatu gambaran yang berarti dan lengkap tentang dunianya.
Dari definisi tersebut, kita mengetahui bahwa seseorang akan membeli
dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi yang dihadapinya, sedangkan apa
yang dipersepsikan seseorang dapat cukup berbeda dari kenyataan yang objektif.
(Firmansyah, 2018)
Individu mungkin memandang pada satu benda yang sama tetapi
mempersepsikan atau mendeskripsikannya secara berbeda. Menurut(Kotler, P &
Keller, 2015) persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik tapi juga
rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu
yang bersangkutan

4
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu faktor internal dan faktor
eksternal sebagai berikut:
a. Faktor Internal
Faktor yang mempengaruhi persepsi berkaitan dengan kebutuhan psikologis, latar
belakang pendidikan, alat indera, saraf atau pusat
b. Faktor Eksternal
Faktor ini digunakan untuk objek yang dipersepsikan atas orang dan keadaan,
intensitas rangsangan, lingkungan, kekuatan rangsangan akan turut menentukan
didasari atau tidaknya rangsangan tersebut. Penilaian seorang konsumen terhadap
kualitas produk yang diterima di dasarkan pada persepsi konsumen terhadap
produk tersebut, bukan berdasarkan kriteria objektif yang menakdirkan seperti apa
dan seharusnya produk diberikan. Realitas objektif dari suatu produk atau jasa
adalah terlalu penting, yang penting adalah persepsi atau pandangan konsumen
terhadap produk atau jasa tersebut

2.3 Opini Leadership


Menurut (Kotler, P & Keller, 2015) opinion leader adalah seseorang yang
berkomunikasi secara informal untuk menawarkan nasihat atau informasi
mengenai suatu produk kategori produk tertentu. Pengertian ini serupa dengan
pengertian dari (Sutisna, 2002) yang mengatakan bahwa opinion leadership adalah
seseorang yang dijadikan sebagai sumber informasi akan sesuatu. Sedangkan (A,
Shimp, 2003) mengartikan opinion leadership adalah seseorang yang dapat
mempengaruhi perilaku dan kebiasaan orang lain.
Opinion leadership atau komunikasi word of mouth adalah proses dimana
seorang pemimpin opini secara informal mempengaruhi tindakan atau sikap orang
lain, mungkin pencari opini atau penerima opini. Karakteristik kunci yang
mempengaruhi itu adalah antar pribadi dan informal yang mengambil tempat
diantara dua orang atau lebih, bukan orang yang mewakili sebuah sumber
penjualan komersial yang akan menguntungkan secara langsung dari penjualan
sesuatu.seorang yang mempunyai banyak pengetahuan tentang produk dan
memberikan nasehatnya dikenal sebagai opinion leader yaitu seorang yang sering

5
bisa mempengaruhi sikap dan perilaku orang lain. Word of mouth (WOM) adalah
informasi tentang produk yang dikirimkan oleh individu ke individu lainnya.
Menurut Solomon (2007:403) ada beberapa ciri – ciri kepemimpinan opini yang
sangat penting dan bermanfaat :
1. Pemimpin opini berkuasa dan bisa dipercaya karena mereka sudah
memiliki kekuatan keahlian.
2. Pemimpin melakukan evaluasi terhadap informasi tanpa bias.
3. Pemimpin opini secara sosial cenderung aktif sehingga proses komunikasi
dengan orang lain akan lebih baik.
4. Pemimpin opini cenderung memiliki kesamaan dengan konsumen dalam
kepercayaan dan nilai sehingga mereka membawa kekuatan rujukan (refen
power). pemimpin opini cenderung memilki status dan pendidikan yang
lebih tinggi daripada orang yang dipengaruhinya tetapi tidak jauh berbeda
dengan kelas sosial.
5. Pemimpin opini sering menjadi orang yang pertama kali membelli produk.

2.4 Dinamika Proses Kepemimpinan Pendapat


2.4.1. Kredibilitas
Para pemimpin pendapat merupakan sumber informasi yang sangat
dipercayakarena biasanya dianggap objektif memberikan informasi atau nasihat
yangmenyangkut produk atau jasa yang mereka berikan. Maksud baik merela
dianggapsesuai dengan kepentingan terbaik para penerima pendapat karena
mereka tidakmempunyai alasan khusus untuk melakukan perbuatan tersebut.
2.4.2 Informasi produk yang positif dan negatif
Informasi yang diberikan para pemsar selalu menguntungkan produk
mereka. Jadi,adanya kenytaan bahwa para pemimpin pendapat memberikan
infromasi yangmanguntungkan maupun yang tidak menguntungkan menambah
kredibilitasmereka.
2.4.3 Informasi dan Nasihat
Para pemimpin pendapat merupakan sumber informasi maupun nasihat.
Merekamungkin hanya membicarakn pengalaman mereka dengan suatu
produk,menceritakan apa yang mereka ketahui mengenai suatu produk atau secara

6
lebihagresif menasihati orang lain untuk membeli atau mengihandari suatu produk
tertentu.
2.4.4 Kepemimpinan pendapat bersifat spesifik
Menurut kategori Kepemimpinan pendapat cenderung bersifat spesifik
menurut kategori, yaitu para pemimpin pendapat seringkali “berspesialisasi” pada
kategori produk tertentu dalam memberikan informasi atau nasihat. Tetapi jika
yang dibicarakan mengenaikategori produk lain, mereka mungkin sekali
membalikkan peran mereka danmenjadi penerima pendapat.
2.4.5 Kepemimpinan pendapat merupakan jalan dua arah
Pertimbangkan contoh ini. Burt, pemilik rumah baru, yang
sedangmempertimbangkan pembelian alat peniup salju, mungkin mencari
informasi dannasihat dari orang lain untuk mengurangi keraguan mengenai merk
apa yang akandia pilih. Tetapi setelah peniup itu dibeli, dia mungkin mengalami
ketidakcocokan pasca pembelian dan timbul kebutuhan yang mendesak untuk
membicarakan pembelian itu secara menyenangkan hati dengan orang lain untuk
menegaskanketepatan pilihannya. Dalam hal pertama dia adalah penerima
pendapat aktif, danyang kedua adalah seorang pemimpin pendapat.

2.5 Motivasi di belakang kepemimpinan pendapat


1.Kebutuhan para pemimpin
Pendapat Teori motivasi mengmukakan bahwa orang mungkin
memberikan informasi ataunasihat kepada orang lain untuk memenuhi kebutuhan
dansar mereka sendiri.Tetapi para pemimpin pendapat mungkin tidak menyadari
motif yangmendasarinya.Motivasi pemimpin pendapat yang sebetulnya adalah
mungkin benar– benar untuk memperoleh penegasan diri atau keterlibatan diri.
Selanjutnya, informasi atau nasihat yang disampaikan pemimpin pendapat
mungkin memberikan segala macammanfaat pribadi yang menyentuh segala
persoalan.
2. Kebutuhan para penerima pendapat
Para penerima pendapat memenuhi berbagai macam kebutuhan dengan
ikut sertadalam pembicaraan yang berhubungan dengan produk. Pertama,
merekamemperoleh informasi mengenai produk baru atau penggunaan baru.

7
Kedua,mereka mengurangi risiko yang mereka rasakan dengan menerima
pengetahuan langsung dari seorang pemakai produk atau merk tertentu.
Ketiga,mereka mengurangi waktu pencarian yang diperlukan dalam pengenalan
produk atau jakaming dibutuhkan.
3.Teman membeli
Para peneliti juga telah mempelajari pengaruh “teman membeli” sebagai
sumber informasi yang benar– benar menemani para konsumen ketika sedang
berbelanja.Yang terbaik, teman– teman membeli pria lebih besar kemungkinannya
digunakansebagai sumber keahlian kategori produk, informasi produk, dan
informasi tokodan harga ritel. Teman – teman membeli wanita seringkali
digunakan untukmendapat dukungan moral dan untuk meningkatkan keyakinan
untuk membeli.
4. Pembeli pengganti versus pemimpin pendapat
Walaupun model tradisional mengenai penerimaan produk baru
menunjukkan pengaruh pemimpin pendapat terhadap pembelian berbagai produk
dan jasa baru,ada contoh dimana pembeli pengganti menggantikan pemimpin
pendapat dalam peran ini.

2.6 Pengukuran Kepemimpinan Pendapat


Dalam pengukur kepemimpinan pendapat, peneliti mempunyai pilihan dari
empatteknik pengukuran yang pokok :
1.Metode Penunjukkan Diri
Dalam metode ini, responden diminta untuk mengevaluasi banyaknya informasi
yang telah mereka berikan kepada orang lain mengenai suatu kategori produk atau
merk tertentu atau seberapa sering telah mempengaruhi keputusan
pembelianorang.
2. Metode Sosiometris
Metode ini mengukur komunikasi informal para konsumen dari orang ke
orang mengenai kategori produk atau golongan produk.
3. Metode Pelapor Kunci

8
Metode ini mempunya kemungkinan yang lebih besar untuk digunakan
dalam studi kepemimpinan pendapat dalam industri dan institusi. Dalam studi
mengenai konsumen, yang menjadi pelapor kunci adalah anggota masyarakat
yang banyak mengetahui
4. Metode Objektif
Metode ini mencakup penempatan produk baru atau informasi produk baru
keorang orang yang dipilih dak kemudian mengikuti “jaringan” komunikasi antar
perorangan yang dihasilkannya mengenai produk yang bersangkutanentang hal
tertentu.

2.7 Profil pemimpin pendapat


Kepemimpinan pendapat cenderung spasifik menurut kategori yaitu :
seseorang pemimpin pendapat di satu golongan produk mungkin menrupakan
penerima pendapat dikategori lain.
Sifat – sifat umum untuk kategori Sifat – sifat untuk kategori khusus
produk
Keinovatifan Perhatian
Kesediaan untuk bicara Pengetahuan
Kepercayaan diri Keterbukaan terhadap media minat
khusus
Kesukaan berkumpul Usia yang sama
Pembedaan kognitif Status sosial yang sama
Keterbukaan terhadap masyarakat di
luar kelompok

2.8 Penyebaran Informasi


Pembicaraan yang berhubungan dengan produk antara dua orang tidak
terjadi dalam keadaan yang tidak disengaja. Orang tidak mungkin bertemu dan
secara spontan terlibat dalam pembicaraan dimana informasi yang berhubungan
dengan produk dicari danditawarkan (Hariono, 2019). Sebaliknya, pembicaraan
mengenai mengenai produk biasanya terjadi padakonteks situasi yang relevan,

9
seperti ketika suatu produk tertentu atau produk yang serupa digunakan atau
dikemukakan sebagai perkembangan dari pembicaraan yang lebihumum yang
menyinggung kategori produk tersebut. Selain itu, tidaklah mengherankan bila
para pemimpin pendapat dan para penerima pendapat seringkali adalah teman.
teman, para tetangga, atau teman sekerja, karena persahabatan yang ada
mempunyai banyak kesempatan untuk membicarakn mengenai pokok
pembicaraan yang berhubungan dengan produk . mengemukakan ada beberapa
model penyebaran informasi dalam perannya mempengaruhi masyarakat, sebagai
berikut:
1. Model komunikasi satu tahap Model komunikasi ini merupakan perkembangan
dari teori jarum hipodermik, dimana menyatakan bahwa informasi yang mengalir
langsung kepada komunikan atau dari media massa langsung ke audiens tanpa
perantara apapun. Dalam model ini audiens sendiri dianggap tidak mempunya
kekuatan untuk menghindar atau pasif dari pesan-pesan media massa.
2. Model komunikasi dua tahap Dalam model ini informasi mengalir dari media
ke pemimpin opini dan dari pemimpin opini ke pasar massa, atau model ini lebih
menjelaskan bagaimana media massa yang ternyata tidak langsung dapat
mempengaruhi audiens, tetapi dengan melalui perantara seperti pemimpin opini
maka audiens bisa terpengaruhi.
3. Model komunikasi banyak tahap Model komunikasi banyak tahap ini
mencangkup semua model tahap komunikasi mulai dari model jarum hipodermik,
model satu tahap dan model dua tahap.
Dalam model komunikasi banyak tahap ini menjelaskan bahwa laju komunikasi
dari komunikator kepada komunikan terdapat jumlah sarana yang berganti-ganti.
Dalam model ini pada dasarnya memberitahukan bahwa terdapat banyak macam
penyebaran pesan yang berasal dari sumber informasi pada khalayak serta
terdapat hubungan timbal balik antara sumber dan khalayak yang juga berinteraksi
satu sama lain serta lebih terpercaya dalam menjelaskan apa yang terjadi dalam
pembentukan opini dan sikap Model aliran banyak tahap sering digunakan dalam
riset difusi, yaitu penelitian proses sosial di mana ide-ide baru menjadi diketahui
dan tersebar ke seluruh sistem sosial. Penelitian dalam riset difusi yang paling

10
terkenal adalah milik Everett Rogers dalam bukunya Diffusion of Innovations di
mana ia mendefinisikan inovasi sebagai gagasan, praktik atau objek yang
dipandang baru oleh individu.
bahwa ada lima tahapan dalam proses difusi informasi, yaitu:
1. Pengetahun, seseorang memiliki kesadaran akan ide-ide baru serta bagaimana
ide-ide baru tersebut berfungsi.
2. Persuasi, seseorang memiliki sifat menyetujui atau menolak ide-ide baru
tersebut.
3. Keputusan, seseorang terlibat dalam aktivitas yang membawanya pada suatu
pilihan untuk menolak atau menerima ide tersebut.
4. Pelaksanaan, seseorang melaksanakan keputusannya sesuai dengan pilihan-
pilihannya.
5. Konfirmasi, seseorang akan mencari pendapat yang menguatkan keputusan
yang telah diambilnya, namun dalam perjalanannya ia bisa berubah pikiran jika
ide tersebut berlawanan dengan hal lain.

2.9 Komunikasi dan Difusi Informasi


Komunikasi dan Difusi Informasi Istilah komunikasi nampaknya sudah
tidak asing lagi bagi sebagian orang. awalnya komunikasi yang tetap hanya berada
pada masyarakat kecil saja, namun seiring berkembangnya zaman dengan
percepatan teknologi dan media informasi yang semakin menyebar luas, maka
komunikasi telah menjadi masalah bagi semua orang. Ada beberapa definisi
komunikasi menurut para ahli:
a. Carl I.Hovland, komunikasi merupakan proses dimana seseorang individu
(komunikator) mengoperkan rangsangan untuk merubah tingkah laku individu
lain (komunikan).
b. Everett M. Rogers.
Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu
penerima atau lebih dengan maksud mengubah prilaku
Difusi adalah suatu tipe khusus komunikasi, dimana difusi merupakan
proses ketika informasi tersebar kepada anggota suatu sistem sosial. Dalam hal ini

11
komunikasi, informasi serta difusi saling berkaitan dimana difusi informasi
merupakan suatu proses informasi menyebar melalui komunikasi ke anggota
anggota sistem sosial atau populasi dalam jangka waktu tertentu. Riset
komunikasi lebih tertuju pada merubah pengetahuan atau sikap dalam proses
komunikasi, sedangkan dalam riset difusi lebih memusatkan perhatian pada
perubahan tingkah laku yang tampak berupa menerima atau menolak suatu
gagasan baru.
Riset difusi merupakan bagian dari riset komunikasi yang berkaitan
dengan pengoperan gagasan baru. Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa
difusi tentunya berkaitan erat dengan komunikasi, karena difusi itu sendiri
merupakan bagian dari riset komunikasi yang berkenaan pesan (informasi). Inti
dari proses difusi sendiri terletak pada interaksi manusia dimana seseorang
mengkomunikasikan sebuah pesan (informasi) kepada seseorang atau beberapa
orang. Dalam komunikasi terdapat unsur-unsur dalam proses komunikasi, yaitu:
a. Komunikator
Komunikator merupakan orang atau sekumpulan orang yang menyampaikan
pesan kepada seseorang atau kelompok, komunikator juga merupakan suatu
kesatuan yang tidak terpisahkan dari proses komunikasi.
b. Pesan
Pesan merupakan isi informasi atau pemberitahuan yang akan disampaikan
kepada seseorang atau kelompok. Terdapat dua macam bentuk pesan, yaitu verbal
dan non verbal. Verbal bentuk pesan yang disampaikan melalui kata-kata baik
secara lisan ataupun tulisan. Non verbal bentuk pesan yang disampaikan tidak
dalam bentuk kata-kata, atau lebih tepatnya menggunakan isyarat seperti gerakan
anggota badan. Bentuk pesan dapat bersifat: informatif (bersifat memberi
keterangan agar mudah dipahami), persuasif (bersifat membujuk) dan koersif
(bersifat memaksa).
c. Saluran
Saluran merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan pesan, atau bisa
dikatakan jembatan sebagai penghubung antara komunikator dan komunikan.
d. Komunikan

12
Komunikan merupakan seseorang yang menerima pesan dalam proses
komunikasi. Dalam hal ini komunikan terbagi menjadi tiga, yaitu individu,
kelompok dan massa.
e. Efek
Efek merupakan hasil atau tanggapan penerima yang berupa sikap dan tingkah
laku orang, sesuai atau tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Efek merupakan
bagian komunikasi yang penting karena efek memungkinkan komunikan menilai
bagaimana penerima menerima pesannya.

2.10 Saluran Komunikasi


Kecepatan penyebaran inovasi keseluruh pasar tergantung pada banyaknya
komunikasi antara pemasar dan konsumen, maupun komunikasi antara konsumen
(Schiffman, L.G., & Kanuk, 2010) Rogers dalam Mardikanto (1988) menyatakan
bahwa saluran komunikasi sebagai sesuatu melalui mana pesan dapat
disampaikan dari sumber kepada penerimanya. Saluran komunikasi dapat
dibedakan menjadi saluran interpersonal dan media massa. (Cangara, 2009)
menyebutkan, saluran komunikasi antar pribadi ialah saluran yang melibatkan
dua orang atau lebih secara tatap muka.
Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia sejak lahir
dan selama proses kehidupannya. Tindakan komunikasi dapat terjadi dalam
berbagai konteks kehidupan manusia, mulai dari kegiatan yang bersifat individu,
diantara dua orang atau lebih, kelompok, keluarga, dan organisasi. Menurut
(Rogers & Kincaid., n.d.) bahwa komunikasi merupakan suatu proses dimana
partisipan membuat dan berbagi informasi satu sama lain dalam upaya mencapai
saling pengertian.
Rogers menyebutkan ada empat unsur dari proses komunikasi ini, meliputi :
1) inovasi itu sendiri
2) seorang individu atau satu unit adopsi lain yang mempunyai pengetahuan atau
pengalaman dalam menggunakan inovasi;
3) orang lain atau unit adopsi lain yang belum mempunyai pengetahuan dan
pengalaman dalam menggunakan inovasi; dan

13
4) saluran komunikasi yang menghubungkan dua unit tersebut. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa komunikasi dalam proses difusi adalah upaya
mempertukarkan ide baru (inovasi) oleh seseorang atau unit tertentu yang telah
mempunyai pengetahuan dan pengalaman dalam menggunakan inovasi tersebut
(innovator) kepada seseorang atau unit lain yang belum memiliki pengetahuan
dan pengalaman mengenai inovasi itu (potential adopter) melalui saluran
komunikasi tertentu.
Sementara itu, saluran komunikasi tersebut dapat dikategorikan menjadi
dua yaitu:
1) saluran media massa (mass media channel)
2) saluran antarpribadi (interpersonal channel).
Media massa dapat berupa radio, televisi, surat kabar, dan lain-lain.
Kelebihan media massa adalah dapat menjangkau audiens yang banyak dengan
cepat dari satu sumber. Sedangkan saluran antarpribadi melibatkan upaya
pertukaran informasi tatap muka antara dua atau lebih individu.
2.10.1 Sistem Sosial
Sangat penting untuk diingat bahwa proses difusi terjadi dalam suatu
sistem sosial. Sistem sosial adalah satu set unit yang saling berhubungan yang
tergabung dalam suatu upaya pemecahan masalah bersama untuk mencapai suatu
tujuan. Anggota dari suatu sistem sosial dapat berupa individu, kelompok
informal, organisasi dan atau sub sistem. Proses difusi dalam kaitannya dengan
sistem sosial ini dipengaruhi oleh struktur sosial, norma sosial, peran pemimpin
dan agen perubahan, tipe keputusan inovasi dan konsekuensi inovasi.
2.10.2 Waktu
Waktu merupakan salah satu unsur penting dalam proses difusi. Dimensi
waktu, dalam proses difusi, berpengaruh dalam hal:
1) proses keputusan inovasi, yaitu tahapan proses sejak seseorang menerima
informasi pertama sampai ia menerima atau menolak inovasi;
2) keinovativan individu atau unit adopsi lain, yaitu kategori relatif tipe adopter
(adopter awal atau akhir); dan

14
3) rata-rata adopsi dalam suatu sistem, yaitu seberapa banyak jumlah anggota
suatu sistem mengadopsi suatu inovasi dalam periode waktu tertentu.

2.11 Proses Adopsi


Seperti telah diungkapkan sebelumnya bahwa tujuan utama proses difusi
adalah agar diadopsinya suatu inovasi. Namun demikian, seperti terlihat dalam
model proses keputusan inovasi, ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses
keputusan inovasi tersebut. Berikut ini adalah penjelasan dari beberapa faktor
yang mempengaruhi proses keputusan inovasi.
Mempelajari Inovasi:
Tahapan ini merupakan tahap awal ketika masyarakat mulai melihat, dan
mengamati inovasi baru dari berbagai sumber, khususnya media massa.
Pengadopsi awal biasanya merupakan orang-orang yang rajin membaca koran dan
menonton televisi, sehingga mereka bisa menangkap inovasi baru yang ada. Jika
sebuah inovasi dianggap sulit dimengerti dan sulit diaplikasikan, maka hal itu
tidak akan diadopsi dengan cepat oleh mereka, lain halnya jika yang dianggapnya
baru merupakan hal mudah, maka mereka akan lebih cepat mengadopsinya.
Beberapa jenis inovasi bahkan harus disosialisasikan melalui komunikasi
interpersonal dan kedekatan secara fisik.

Pengadopsian:
Dalam tahap ini masyarakat mulai menggunakan inovasi yang mereka pelajari.
Diadopsi atau tidaknya sebuah inovasi oleh masyarakat ditentukan juga oleh
beberapa faktor. Riset membuktikan bahwa semakin besar keuntungan yang
didapat, semakin tinggi dorongan untuk mengadopsi perilaku tertentu. Adopsi
inovasi juga dipengaruhi oleh keyakinan terhadap kemampuan seseorang.
Sebelum seseorang memutuskan untuk mencoba hal baru, orang tersebut
biasanya bertanya pada diri mereka sendiri apakah mereka mampu
melakukannya. Jika seseorang merasa mereka bisa melakukannya, maka mereka
akan cenderung mangadopsi inovasi tersebut. Selain itu, dorongan status juga
menjadi faktor motivasional yang kuat dalam mengadopsi inovasi.

15
Pengembangan Jaringan Sosial:
Seseorang yang telah mengadopsi sebuah inovasi akan menyebarkan inovasi
tersebut kepada jaringan sosial di sekitarnya, sehingga sebuah inovasi bisa secara
luas diadopsi oleh masyarakat. Difusi sebuah inovasi tidak lepas dari proses
penyampaian dari satu individu ke individu lain melalui hubungan sosial yang
mereka miliki.
Berikut tahapan dalam proses adopsi
Nama Tahapan Apa yang terjadi selama Contoh
tahap ini
Kesadaran Terbuka terhadap inovasi Bambang Melihat iklan
produk kamera digital yang ada
di surat kabar
Minat Tertarik dan mencari Mencari informasi pada
informasi tambahan web, kemudian pergi ke
toko untuk melihat
kamera tersebut
Penilaian Memutuskan apakah Setelah meminta
produk tersebut pendapat pada temannya
memenuhi kebutuhan yang berpengalaman,
tersebut Bambang memutuskan
kamera tersebut harus
dapat memberikan foto-
foto yang sesuai dengan
di kehendaki
Percobaan Konsumen menggunakan Karena kamera tersebut
produk secara terbatas tidak dapat dicoba
Bambang mencari toko
yang menawarkan
pengembalian uang
penuh dalam 14 hari jika

16
tidak puas ada kerusakan
Pemakaian – Penolakan Puas –Menerima/tidak Dalam proses pemakaian
puas-Menolak Bambang Puas dan
memutskan memakai
kamera tersebut

2.1 Proses Pengambilan Keputusan Konsumen

Apa yang dilakukan konsumen setelah menerima pengaruh adalah bagaimana


mereka sampai pada keputusan membeli atau menolak produk. Pemasar sangat
tertarik untuk mengetahui dan memahami proses pengambilan keputusan
konsumen dalam konteks pemilihan alternatif-alternatif konsumsi untuk
memenuhi kebutuhannya. Pemasar dianggap berhasil kalau pengaruh-pengaruh
yang diberikannya menghasilkan pembelian dan atau dikonsumsi oleh konsumen

 Konsep keputusan

Keputusan didefinisikan sebagai suatu pemilihan tindakan dari dua atau lebih
pilihan alternatif. Bila seseorang dihadapkan pada dua pilihan, yaitu membeli dan
tidak membeli, dan kemudian dia memilih membeli, maka dia ada dalam posisi
membuat suatu keputusan. Bila ditinjau dari alternatif yang harus dicari,
sebetulnya dalam proses pengambilan keputusan, konsumen harus melakukan
pemecahan masalah. Masalah itu timbul dari kebutuhanyang dirasakan dan
keinginannya untuk memenuhi kebutuhan itu dengan konsumsi produk atau jasa
yang sesuai. Pemecahan masalah ini menurut beberapa penulis memiliki tiga
tingkatan.

1. Pemecahan masalah yang mensyaratkan respons yang rutin


Keputusan yang diambil tidak disertai dengan usaha yang cukup untuk mencari
informasi dan menentukan alternatif. Kebiasaan berjalan secara otomatis.

17
Perilaku seseorang merupakan respons terhadap rutinitas ini, karena berulang-
ulang dilakukan, terjadi begitu saja, bahkan seringkali tanpa disadari.

2. Pemecahan masalah dengan proses yang tidak berbelit-belit (terbatas)


Karena sudah ada tahap pemecahan masalah yang telah dikuasai. Keputusan
untuk memecahkan masalah dalam hal ini sangat sederhana. Jalan pintas kognitif
yang menjadi ciri khas pemecahan masalah ini menyebabkan seseorang tidak
peduli dengan ada atau tidaknya informasi.

3. Pemecahan masalah yang dilakukan dengan upaya yang lebih berhati-hati


dan penuh pertimbangan (pemecahan masalah yang intensif).
Dalam tingkatan ini konsumen memerlukan informasi yang relatif lengkap untuk
membentuk kriteria evaluasi, karena belum mempunyai kriteria yang baku.
Proses pemecahan masalah menjadi lebih rumit dan panjang, dan biasanya
mengikuti proses tradisional, mulai dari sadar akan kebutuhan, motivasi untuk
memenuhi kebutuhan itu, mencari informasi, mengembangkan alternatif, memilih
satu dari alternatif-alternatif tersebut, dan memutuskan untuk membeli. masalah
yang dilakukan oleh konsumen

Ada empat sudut pandang dalam menganalisis pengambilan keputusan


konsumen.
1. Sudut pandang ekonomis
Pandangan ini melihat konsumen sebagai orang yang membuat keputusan secara
rasional. Ini berarti bahwa konsumen harus mengetahui semua alternatif produk
yang tersedia dan harus mampu membuat peringkat dari setiap alternatif yang
ditentukan, dilihat dari kegunaan dan kerugiannya serta harus dapat
mengidentifikasi satu alternatif yang terbaik. Menurut para ahli ilmu sosial,
model economic man ini tidak realistis. Alasan yang mereka kemukakan adalah:
- Manusia memiliki keterbatasan kemampuan, kebiasaan dan gerak.
- Manusia dibatasi oleh nilai-nilai dan tujuan.
- Manusia dibatasi oleh pengetahuan yang mereka miliki.

18
2. Sudut pandang pasif
Pandangan ini mengatakan bahwa konsumen pada dasarnya pasrah kepada
kepentingannya sendiri dan menerima secara pasif usaha-usaha promosi dari para
pemasar. Kenyataannya, bentuk-bentuk promosi yang dilakukan pemasar juga
mengenai sasaran. Konsumen dianggap sebagai pembeli yang impulsif dan
irasional.

3. Sudut pandang kognitif


Sudut pandang ini menganggap konsumen sebagai cognitive man atau sebagai
problem solver. Menurut pandangan ini, konsumen merupakan pengolah
informasi yang senantiasa mencari dan mengevaluasi informasi tentang produk
dan gerai.

4. Sudut pandang emosional


Pandangan ini menekankan emosi sebagai pendorong utama sehingga konsumen
membeli suatu produk. Favoritisme merupakan salah satu bukti bahwa seseorang
berusaha mendapatkan produk favoritnya, apa pun yang terjadi.

Model Sederhana Pembuatan Keputusan


 Input
Komponen input merupakan pengaruh-pengaruh eksternal sebagai sumber
informasi tentang produk tertentu dan mempengaruhi nilai yang berhubungan
dengan produk, sikap dan perilaku konsumen. Input yang utama adalah kegiatan-
kegiatan bauran pemasaran dan pengaruh-pengaruh sosial-budaya
Input pemasaran
Aktivitas-aktivitas pemasaran merupakan usaha-usaha langsung untuk
menjangkau, menginformasikan dan membujuk konsumen agar membeli dan
menggunakan produk tertentu. Usaha-usaha tersebut meliputi empat “P” atau
bauran pemasaran, yaitu Product, Price,Place, Promotion.
Pengaruh Sosial Budaya

19
Lingkungan sosial budaya yang dimaksud antara lain: keluarga, sumber informal,
sumber non komersial, kelas sosial, budaya, dan subbudaya.
 Proses
Komponen proses memperhatikan bagaimana konsumen membuat keputusan-
keputusan. Untuk dapat mengerti proses, harus dipahami beberapa konsep
psikologi terkait. Area psikologis adalah pengaruh-pengaruh internal yang
mempengaruhi proses pengambilan keputusan konsumen. Proses pengambilan
keputusan oleh seorang konsumen terdiri dari tiga tahapan yaitu pengenalan
kebutuhan, pencarian pra beli, serta evaluasi terhadap alternatif.
Sadar akan kebutuhan: konsumen menyadari akan adanya kebutuhannya ketika
menghadapi suatu masalah.
Pencarian pra beli: pencarian pra beli dimulai ketika konsumen mempersepsi
suatu kebutuhan yang mungkin bisa terpuaskan dengan membeli dan
mengkonsumsi suatu produk.
Evaluasi terhadap alternatif: ketika mengevaluasi alternatif-alternatif yang
potensial, konsumen cenderung mempergunakan dua tipe informasi, yaitu:
Senarai merek yang mereka rencanakan untuk digunakan dalam memilih (evoked
set).
Kriteria yang akan digunakan untuk mengevaluasi tiap-tiap merek.
 Output
Komponen output menunjuk kepada dua macam kegiatan pasca keputusan yang
saling berhubungan erat, yaitu:
- Perilaku beli: konsumen membuat dua tipe pembelian yaitu pembelian coba dan
pembelian ulang.
- Evaluasi pasca beli: komponen terpenting dari evaluasi pasca beli adalah
pengurangan ketidakpastian atau keragu-ragu yang dirasakan oleh konsumen
terhadap seleksi yang dilakukannya.
Jenis-jenis situasi
- Situasi Komunikasi: situasi pada waktu konsumen menerima informasi,
mempengaruhi perilaku konsumen. Bila konsumen sedang membutuhkan produk,

20
maka dia akan berada dalam situasi yang kondusif untuk menerima informasi itu
dan membentuk persepsi yang penting tentang produk.
- Situasi pembelian: situasi dapat pula mempengaruhi situasi pembelian. Bila
seseorang berbelanja sendiri, dia tidak akan melakukan banyak pencarian
informasi, seperti apabila dia pergi dengan teman-temannya.
- Situasi penggunaan: pada waktu orang ingin menjamu tamu yang penting bagi
dia, dia tidak akan memakai alat-alat makan yang biasa dia pakai, tetapi akan
membutuhkan peralatan makan yang lebig bagus.
- Situasi penyingkiran produk: keputusan untuk membuang bungkus produk
sebelum dan sesudah konsumsi, dan keputusan untuk menyingkirkan produk
yang sudah tidak dipakai lagi, di satu pihak merupakan masalah sosial, di lain
pihak juga merupakan peluang bagi pemasar.

21
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Konsumen adalah orang atau organisasi yang membeli produk atau layanan.
Istilah ini juga mengacu pada menyewa barang dan jasa. Mereka adalah manusia
atau entitas ekonomi lainnya yang menggunakan barang atau jasa. opinion leader
adalah seseorang yang berkomunikasi secara informal untuk menawarkan nasihat
atau informasi mengenai suatu produk kategori produk tertentu.
Persepsi Konsumen merupakan suatu proses yang membuat seseorang
memilih, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan rangsangan-rangsangan
yang diterima menjadi suatu gambaran yang berarti dan lengkap tentang dunianya
Opinion leadership atau komunikasi word of mouth adalah proses dimana
seorang pemimpin opini secara informal mempengaruhi tindakan atau sikap orang
lain, mungkin pencari opini atau penerima opini. Dalam pengukur kepemimpinan
pendapat, peneliti mempunyai pilihan dari empat teknik pengukuran yang pokok :
Metode Penunjukkan Diri, Metode Sosiometris, Metode Pelapor Kunci, Metode
Objektif. Penyebaran Informasi Pembicaraan yang berhubungan dengan produk
antara dua orang tidak terjadi dalam keadaan yang tidak disengaja. Orang tidak
mungkin bertemu dan secara spontan terlibat dalam pembicaraan dimana
informasi yang berhubungan dengan produk dicari dan ditawarkan
Ciri – ciri kepemimpinan opini yang sangat penting dan bermanfaat :
1. Pemimpin opini berkuasa dan bisa dipercaya karena mereka sudah
memiliki kekuatan keahlian.
2. Pemimpin melakukan evaluasi terhadap informasi tanpa bias.
3. Pemimpin opini secara sosial cenderung aktif sehingga proses komunikasi
dengan orang lain akan lebih baik.
4. Pemimpin opini cenderung memiliki kesamaan dengan konsumen dalam
kepercayaan dan nilai sehingga mereka membawa kekuatan rujukan (refen
power). pemimpin opini cenderung memilki status dan pendidikan yang
lebih tinggi daripada orang yang dipengaruhinya tetapi tidak jauh berbeda
dengan kelas sosial.

22
Penyebaran infromasi adalah pembicaraan yang berhubungan dengan produk
antara dua orang tidak terjadi dalam keadaan yang tidak disengaja. Orang tidak
mungkin bertemu dan secara spontan terlibat dalam pembicaraan dimana
informasi yang berhubungan dengan produk dicari danditawarkan, Komunikasi
dan Difusi Informasi Istilah komunikasi nampaknya sudah tidak asing lagi bagi
sebagian orang. awalnya komunikasi yang tetap hanya berada pada masyarakat
kecil saja, namun seiring berkembangnya zaman dengan percepatan teknologi
dan media informasi yang semakin menyebar luas, maka komunikasi telah
menjadi masalah bagi semua orang,
Saluran Komunikasi adalah kecepatan penyebaran inovasi keseluruh pasar
tergantung pada banyaknya komunikasi antara pemasar dan konsumen, maupun
komunikasi antara konsumen, saluran komunikasi tersebut dapat dikategorikan
menjadi dua yaitu: 1) saluran media massa (mass media channel), 2) saluran
antarpribadi (interpersonal channel).
Beberapa faktor yang mempengaruhi proses keputusan inovasi tersebut. Berikut
ini adalah penjelasan dari beberapa faktor yang mempengaruhi proses keputusan
inovasi, mempelajari Inovasi, Pengadopsian, Pengembangan Jaringan Sosial lalu
berlanjut kepada pembuatan keputusan ,
1. Input, Komponen input merupakan pengaruh-pengaruh eksternal sebagai
sumber informasi tentang produk tertentu dan mempengaruhi nilai yang
berhubungan dengan produk, sikap dan perilaku konsumen
2. Proses
Komponen proses memperhatikan bagaimana konsumen membuat keputusan-
keputusan
3. Output
Komponen output menunjuk kepada dua macam kegiatan pasca keputusan yang
saling berhubungan erat, yaitu Perilaku beli dan pembelian ulang atau evaluasi
pasca beli

23
3.2 Saran
Masih banyak kekurangan dalam makalah ini sehingga, Pemakalah menyarankan
kepada para pembaca untuk membaca  materi lain yang berkenaan atau
menyangkut materi ini. Karena, pemakalah hanya menyajikan materi yang sesuai
dengan ilmu yang dimiliki oleh pemakalah.

24
DAFTAR PUSTAKA
A, Shimp, T. (2003). Periklanan Promosi & Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran (5th
ed.). Erlangga.
Cangara, H. (2009). Pengantar Ilmu Komunikasi Edisi Revisi. PT. RajaGrafindo Persada.
Firmansyah, D. M. A. (2018). Perilaku Konsumen (Perilaku konsumen). Jurnal Agora, 5 No.
(september), 5–299.
https://www.academia.edu/37610166/PERILAKU_KONSUMEN_PERILAKU_KONS
UMEN_MAKALAH_PERILAKU_KONSUMEN
Hariono, L. (2019). Apakah E-Wom (Electronic Word of Mouth) Bisa Mengalahkan Wom
(Word of Mouth) Dalam Mempengaruhi Penjualan Produk Kuliner. Competence :
Journal of Management Studies, 12(1). https://doi.org/10.21107/kompetensi.v12i1.4946
Kotler, P & Keller, K. (2015). Manajemen Pemasaran. (15th ed.). Erlangga.
Rogers, E. M., & Kincaid., D. L. (n.d.). Communication Networks: Toward a New Paradigm
for Research.
Schiffman, L.G., & Kanuk, L. L. (2010). Consumer Behaviour (10th ed.). Pearson Prentice
Hal.
Simanggunsong, Y. F. (2014). Word of Mouth Communication terhadap Keputusan
Penggunaan Jasa. Universitas Sumatera Utara, 1.
Sutisna. (2002). Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. In Bandung: PT Remaja
Rosda Karya. PT. Remaja Rosdakarya.
Konsumen - Pengertian, Jenis dan Contohnya | Kamus Tokopedia
https://kamus.tokopedia.com/k/konsumen/ Accessed: 2022-12-02

Anda mungkin juga menyukai