Anda di halaman 1dari 57

PROPOSAL

Pengaruh Penggunaan Tagline Dan Jingle Iklan Terhadap


Pembentukan Brand Awareness produk minuman sprite”
( Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian Bisnis )
Dosen pembimbing :
Kholid Murtadlo, S.E., M.E., Dr

Disusun Oleh :
Maghfiroh firrizky 201869100018

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS YUDHARTA PASURUAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang
berjudul “Pengaruh Penggunaan Tagline Dan Jingle Iklan Terhadap
Pembentukan Brand Awareness produk minuman sprite” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan proposal penelitian ini adalah untuk mempelajari cara
pembuatan skripsi pada Universitas Yudharta Pasuruan dan untuk memperoleh
gelar S.AB jurusan Administrasi Bisnis.

Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil sehingga proposal
penelitian ini dapat selesai. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada :

1. Bapak Kholid Murtadlo, S.E., M.E., Dr selaku Dosen yang telah mendidik
dan memberikan bimbingan selama masa perkuliahan.

2. Pimpinan PT. X kesempatan dan bantuan yang diberikan kepada penulis


dalam melakukan penelitian dan memperoleh informasi yang diperlukan
selama penulisan proposal penelitian ini.

3. Kedua orang tua dan suami saya yang telah memberikan doa, dorongan dan
semangat selama penyusunan proposal ini.

4. Meskipun telah berusaha menyelesaikan proposal peelitian ini sebaik


mungkin, penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih ada
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca guna menyempurnakan segala kekurangan
dalam penyusunan proposal penelitian ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga proposal penelitian ini berguna bagi para
pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Pasuruan, 15 Januari 2021

penulis

2
3

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2
BAB I ...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 11
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 11
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 12
BAB II .................................................................................................................. 13
TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 13
2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 13
2.2 Kajian Teoritik ..................................................................................... 24
2.2.1 Komunikasi Pemasaran ................................................................ 24
2.2.2 Iklan................................................................................................ 27
2.3 Brand awareness (Kesadaran Merek) ................................................. 39
BAB III ................................................................................................................. 47
METODE PENELITIAN ................................................................................... 47
3.1 Jenis Penelitian .......................................................................................... 47
3.2 Lokasi Penelitian ....................................................................................... 47
3.3 Definisi Operasional dan Variabel Pengukuran .................................... 48
3.4 Populasi dan Sampel ............................................................................ 50
3.4.1 populasi penelitian ........................................................................ 50
3.4.2 Sampel Penelitian dan Teknik Pengambilan Sample ................ 50
3.5 Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 52
3.6 Teknik Analisis data ............................................................................. 52
3.7 Uji Asumsi Klasik ................................................................................. 54
3.8 Pengujian Instrumen Penelitian.......................................................... 56
3.8.1 Uji Validitas ................................................................................... 56
3.8.2 Uji Reliabilitas ............................................................................... 56
4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Dunia industri di indonesia telah berkembang sangat pesat, hal ini

menyebabkan kondisi persaingan dunia bisnis semakin bertambah ketat. Semakin

tingginya persaingan bisnis tersebut menuntut setiap perusahaan agar dapat

membentuk strategi bisnis yang jitu dan berbeda dari perusahaan lain. Hal tersebut

merupakan kekuata perusahaan dalam menghadapi munculnya pesaing baru

maupun pesaing yang sudah ada yang bergerak dalam bidang industri yang sama.

Tahap pengenalan menjadi tahap yang penting untuk memberikan

informasi kepada konsumen mengenai produk apa yang akan ditawarkan,

mengingat manusia cenderung takut terhadap apa yang mereka tidak ketahui.

Sebagai contoh, setiap mahasiswa cenderung takut ketika menghadapi ujian karena

tidak mengetahui materi apa yang akan diujikan atau soal apa yang akan

ditanyakan. Mahasiswa baru takut menjalani hari pertamanya sebagai mahasiswa

karena tidak mengetahui bagaimana dunia perkuliahan sebelumnya. Begitu juga

dengan sebuah produk, akan merasa takut untuk membelinya jika konsumen tidak

aware atau tidak mengenal produk tersebut. Konsumen akan memutuskan untuk

membeli produk yang lebih dikenalnya dibandingkan membeli produk yang belum

dikenalnya (Bukhari, 2017:1)

Penampilan merupakan hal yang sangat penting bagi masyarakat modern.

tampilan ini juga berpengaruh kepada konsumen dalam mengetahui minuman

berkarbonasi yang menyegarkan dan dapat menambah semangat. masyarakat


5

mengetahui tidak hanya melalui mall, toko, ataupun pasar namun mereka

mengetahui dari iklan dan tayangan di televisi seperti minuman sprite, fanta, tebs

dan minuman berkarbonasi lainnya (Bukhari, 2017:14)

Dalam beberapa media kita bisa saksikan bermacam-macam strategi

pemasaran dikerahkan oleh perusahaan-perusahaan terkemuka untuk menarik

pelanggan. Ada yang melakukan promosi melalui media cetak, melalui media

elektronik melalui iklan-iklannya, hingga mempromosikan produknya degan

pemberian secara Cuma-Cuma. Salah satu cara yang sering digunakan perusahaan

untuk menginformasikan produknya adalah dengan beriklan. Iklan merupakan

bauran promosi yang berfungsi sebagai media penyampai pesan untuk memberikan

informasi, mengajak, dan sebagai pengingat. Iklan juga dapat dijadikan sebagai

pembeda dengan produk yang ditawarkan oleh pesaing. Perkembangan teknologi

dan media informasi pada saat ini mendorong perusahaan semakin gencar untuk

beriklan.

Untuk meningkatkan penjualan, perusahaan berusaha keras untuk

menanamkan brand awareness akan produknya kepada calon konsumennya,

khususnya bagi perusahaan yang sudah lama terjun ke pasar dan berusaha untuk

mempertahankan keeksistensiannya di dunia perindustrian. untuk mempertahankan

produknya perusahaan perlu melakukan inovasi-inovasi baru yang sesuai trend

yang berlaku saat ini, dan setiap inovasi ini perlu selalu dikomunikasikan terhadap

khalayak masyarakat sebagai potensi calon konsumen, maupun pelanggan yang

sudah menggunakan produknya dengan harapan terus menggunakannya.

Jika perusahaan telah menciptakan sebuah produk yang superior, memiliki

harga yang menyampaikan nilai yang sangat baik dan dukungan produk yang
6

memiliki layanan yang tak tertandingi, namun tak ada seorangpun yang pernah

mendengar nama perusahaan atau produknya, maka perusahaan tersebut akan

sangat sulit untuk melakukan penjualan produknya. Oleh karena itu, brand

awareness atau kesadaran akan sebuah merek sangat penting, sehingga brand

awareness menjadi landasan merek yang kuat. Pada akhirnya, walaupun awareness

merupakan aset yang sangat penting dari sebuah barand, awareness sendiri

memiliki keterbatasan, yaitu tidak dapat secara langsung mendorong penjualan

(Aker, 2014:69).

Merek atau brand merupakan identitas dari sebuah produk. Ia muncul

dalam bentuk nama untuk mencirikan produk satu dengan produk lain. Merek dapat

dikenali konsumen dari suara narrator. Merek dibangun untuk mendapatkan porsi

dibenak konsumen, dikarenakan sebuah brand setidaknya mempunyai brand

awareness yang tinggi di masyarakat. Maka kemunculanya diperlukan interaksi

secara terus menerus antara konsumen dan produk guna penigkatan brand

awareness produk. Persepsi dan ingatan konsumen pun diharapkan semakin

meningkat bila dikombinasikan dengan perilaku model dan soundtrack di

dalamnya. Sebaliknya, brand awareness dalam pikiran konsumen akan melemah

atau tidak memiliki kekuatan apabila tidak dilakukan secara terus menerus,

disamping itu karena adanya ketidak sesuaian antara jingle, tema iklan dan produk

yang diiklankan (Sufiana, 2016:4)

Para pemasar sadar tentang perlunya upaya membangun citra positif

konsumen terhadap produk yang diluncurkan. Mereka menambah pengetahuan dan

melakukan evaluasi secara berkala, yang bertujuan memberikan pelayanan yang

baik kepada konsumen. Mereka menyadari banyaknya kompetitor yang


7

memasarkan produk-produk berkualitas serta strategi pemasaran yang gencar dapat

menjadi pesaing yang merugikan produknya. Sehingga strategi posisioning dengan

memfokuskan pada merek dan tagline produk dilakukan baik melalui narrator

maupun jingle, model iklan, dan seting cerita. Pemasar memasang strategi dengan

tayangan yang berulang-ulang sehingga konsumen semakin meningkat daya

ingatnya.

Hasil survei Nielsen mengungkapkan belanja iklan tahun 2017 mencapai

Rp 145,5 triliun tumbuh 8% dari tahun 2016 sebesar Rp 134,8 triliun. Dalam

laporan Nielsen, Hellen Katherina Executive Director, Media Business

mengungkapkan dari belanja iklan tahun lalu industri televisi masih menyerap iklan

terbesar yakni 80% dari total advertising expenditure yakni mencapai Rp 115,8

triliun atau meningkat 12% dari tahun sebelumnya Rp 103,8 triliun.

Gambar 1.1 Belanja iklan tahun 2017 meningkat 8%


Sumber : Data Nielsen Di ambil dari Ekonomi.Bisnis.com
8

Gambar 1.2 Belanja iklan televisi menigkat 12%


Sumber : Data Nielsen Di ambil dari Ekonomi.Bisnis.com

Sementara belanja iklan melalui koran menempati posisi kedua yakni

sebesar 19% dengan nilai belanja Rp 28,5 triliun. Sayangnya, belanja media cetak

harian ini justru semakin merosot dari tahun 2016 mencapai Rp 29,4 triliun dan

pada tahun 2015 menembus Rp 30,8 triliun. Penurunan belanja iklan juga terus

terjadi pada majalah dan tabloid yang pada tahun 2017 hanya mereguk 1% yakni

sebesar Rp 1,1 triliun. Angka tersebut juga semakin menipis dibandingkan dengan

tahun 2016 yang sebesar Rp 1,6 triliun dan pada tahun 2015 sebesar Rp 1,9 triliun

(Ekonomi.Bisnis.com 2018)

Pada iklan sprite yang berbunyi “nyatanya nyegerin” terdapat perbedaan

dari pada iklan yang lainnya, dimana iklan sprite tidak menampilkan muka, badan

atau wajah seseorang, sedangkan hanya menampilkan sebuah hiasan aquarium yang

berisikan ikan-ikan dan di akhir iklan ditutup dengan vidio sebuah gelas yang

kemudian diisi es batu ditambah air gelembung dengan sedikit irisan lemon

digelasnya dibarengi dengan suara narator yang secara tidak langusung membuat
9

penonton tersugesti atau berpikir secara tidak langsung dan tanpa menyadari sudah

menonton iklan sprite sampai selesai.

Pada konten iklannya, definisi kesegaran dengan kalimat nyatanya nyegerin

dan menjadi judul inti dalam iklan ini. Penggunaan kalimat tersebut bukan hanya

menjadi atribusi sprite sebagai minuman, akan tetapi mendefinisikan ulang

mengenai minuman haruslah menyegarkan. Di tahun 2018, Sprite mengeluarkan

iklan dengan campaign #NoBokiS yang memiliki karakteristik copywriter yang

sama dengan campaign sebelumnya. Melalui awal iklan dengan #NoBokiS ini

Sprite ingin menunjukan kepada konsumen bahwa sprite merupakan minuman

kemasan yang memang menggunakan lemon lime sebagai bagian bahan pembuatan

sprite, NoBokiS, yang artinya Sprite memang tidak ingin membohongi konsumen

melalui campaign #NoBokiS ini. Macam-macam strategi digunakan dalam

campaign #NoBokiS ini mulai dari berbagai macam adprint dengan bermacam-

macam copywriter, packaging dan iklan billboard Sprite yang terdapat copywriter

kreatif. Hal tersebut sukses mencuri perhatian audience dan tidak sedikit merasa

tergelitik dengan iklan yang disuguhkan oleh Sprite (Brandcampaign.net 2018)

Iklan yang dilakukan sprite di youtube maupun di media sosial selalu

mendapatkan jumlah viewer yang banyak, dimana jumlah viewer mencapai jutaan.

Sebagaimana Iklan sprite yang berjudul ‘kenyataan tak seindah sosmed selebriti’

yang dipublikasikan pada tanggal 13 april 2017 mendapatkan jumlah viewer

sebanyak 1,3 juta. Iklan sprite yang berjudul ‘nyatanya pas’ yang dipublikasikan

pada tanggal 7 juli 2017 mendapatkan jumlah viewer sebanyak 2,8 juta. Iklan sprtie

yang berjudul ‘kenyataan THR’ yang dipublikasikan pada tanggal 2 mei 2018

mendapatkan jumlah viewer sebanyak 3,3 juta. Iklan sprite yang berjudul
10

‘gambarnya lemon rasanya juga’ yagn dipublikasikan pada tanggal 9 oktober 2018

mendapatkan viewer yang banyak yaitu berjumlah 9,1 juta kali. Iklan sprite yang

terbaru berjudul ‘sprite water lemon’ yang dipublikasikan pada tanggal 20 agustus

2019 mendapatkan jumlah viewer sebanyak 1,8 juta kali hanya dalam kurun waktu

satu minggu. Dan untuk jumlah viewer pada sosmed facebook dengan judul yang

sama mencapai 2,1 juta viewer dalam kurun waktu yang sama. Iklan youtube dan

sosial media telah menjadi suatu kebudayaan populer yang memproduksi dna

mempresentasikan nilai, dimana pesan iklan bukan lagi sekedar menawarkan

barang atau jasa, melainkan juga menjadi semacam alat untuk menanamkan makna

simbolik pada suatu produk.

Kabupaten pasuruan yang berada di wilayah propinsi jawa timur dengan

luas 1,4 juta km dengan jumlah penduduk sebanyak 1.779.405 jiwa dan terus

bertambah. Kehidupan di kabupaten pasuruan sudha banyak berubah, mulai dari

gaya hidup dan pola pikir masyarakat kabupaten pasuruan. Ditambah dengan

perkembangan gadget yang terus meningkat menjadikan masyarakat kabupaten

pasuruan menjadi masyarakat millenial, dimana msyarakat tersebut lebih

menginginkan sesuatu yang instan, sesuatu yang mudah dan sesuatu yang cepat.

Dalam hal ini perusahaan maupun produsen tidak mau ketinggalan dalam hal

mempromosikan produk dan jasa nya dengan memanfaatkan perkembangan jaman

yang serba instan, mudah dan cepat, para produsen juga mengiklankan produk dan

jasanya melalui media masa yang lain seperti youtube, sosial media.

Kedua fenomena ini membuat peneliti tertarik untuk meneliti mengenai

tagline dan jingle dalam pengaruhnya terhadap pembentukan brand awareness di

carrefour pasuruan. Penelitian ini akan meneliti salah satu produk minuman
11

berkarbonasi yang dalam iklannya menggunakan tagline dan jingle yaitu Sprite

dengan iklan yang mengandung Tagline “No Bokis” dan Jingle. Berdasarkan hal

tersebut peneliti mengambil penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan

Tagline Dan Jingle Iklan Terhadap Pembentukan Brand Awareness produk

minuman sprite” (studi pada konsumen di Kabupaten Pasuruan).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah Tagline Iklan berpengaruh secara parsial terhadap pembentukan

Brand Awareness?

2. Apakah Jingle Iklan berpengaruh secara parsial terhadap pembentukan

Brand Awareness?

3. Apakah Tagline dan Jingle Iklan berpengaruh secara simultan terhadap

pembentukan Brand Awareness?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh secara parsial Tagline Iklan

terhadap pembentukan Brand Awareness.

2. Untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh secara parsial Jingle Iklan

terhadap pembentukan Brand Awareness .


12

3. Untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh secara simultan Tagline dan

Jingle Iklan terhadap pembentukan Brand Awareness .

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini sebagai informasi dan bahan masukan yang

bermanfaat bagi manajemen perusahaan bersangkutan mengenai seberapa

besar pengaruh penggunaan tagline dan jingle iklan terhadap pembentukan

brand awareness, sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam

meningkatkan penjualan dimasa yang akan datang.

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat memperluas pengetahuan dan menambah

wawasan peneliti mengenai manajemen pemasaran, khususnya mengenai

berapa besar pengaruh kualitas penggunaan tagline dan Jingleiklan dapat

mempengaruhi pembentukan brand awareness konsumen.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Referensi bagi penelitian selanjutnhya yang dapat memberikan

tambahan ilmu pengetahuan sehingga dapat dijadikan perbandingan dalam

melakukan pengembangan penelitian terhadap objek dan asalah yang sama

dimasa yang akan datang.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Peneliti mencantumkan beberapa penelitian terdahulu sebagai referensi

untuk melakukan penelitian sebagai berikut :

1. M. Kholilurrohman (2016) dengan penelitian yang berjudul “Efektifitas

Tagline Aqua Dan Pengaruhnya Pada Brand Awareness Dan Keputusan

Pembelian Aqua Di Kota Mlang”. Metode pengambilan sampel dalam

penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan karakteristik

responden dari kalangan muda yang mengetahui iklan tagline Aqua

“#AdaAqua”. Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan skala likert dan

metode analisis yang digunakan adalah analisis jalur (path analysis). Hasil
penelitian
menunjukan bahwa tagline Aqua “#AdaAqua” 92% efektif.

Kemudian secara hipotesis simutan, efektifitas tagline berpengaruh

signifikan terhadap brand awareness sebesar 41,9%. Sedangkan brand

awareness secara hipotesis simultan berpengaruh terhadap keputusan

pembelian sebesar 46,6%.

13
14

Adapun model penelitian M Kholilurohman :

Tagline (X) Brand Keputusan


awareness (Y1) pembelian (Y2)

Gambar 2.1 : model penelitian M Kholilurohman


Sumber : Jurnal M Kholilurrohman 2016

2. Chindy Fairuz Talitha Harahap (2016) melakuakan penelitian menganai

“Pengaruh Kualitas Pesasn Iklan, Selebriti Pendukung, Dan Penggunaan

Tagline Iklan Di Televisi Terhadap Pembentukan Brand Awareness Produk

Le Minerale”. Tujuan penelitian ini adalan untuk mengetahui pengaruh

kualitas pesan iklan, selebriti pendukung dan tagline terhadap brand

awareness produk le minerale. Pada hasil penelitian ini menunjukan bahwa

pengaruh kualitas pesan iklan, selebriti pendukung dan tagline berpengaruh

secara serempak terhadap brand awareness produk le minerale. Uji parsal

menunjukkan bahwa kualitas pesan iklan, selebriti pendukung, dan tagline

masing-masing berpengaruh positif dan signifikan terhadap brnad

awareness produk le minerale.


15

Adapun model konsep penelitian Chindy Fairuz Talitha Harahap :

Pesan iklan
(X1)

Selebriti Brand
pendukung (X2) awareness (Y)

Tagline (X3)

Gambar 2.2 : model penelitian Chindy Fairuz Talitha Harahap


Sumber : Jurnal chindy fairuz talitha harahap 2016

3. Umi Urtati (2015) melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Iklan Televisi

dan Selebriti Pndukung Terhadap Kesadaran Merek Wardah Pada

Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara”

tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh iklan televisi dan selebrtiti

pendukung terhadap kesadaran merek wardah. Dari hasil penelitian tersebut

menunjukkan bahwa variabel iklan televisi dan selebriti pendukung

mempunyai pengaruh hubungan positif terhadap kesadaran merek produk

Wardah.

Adapun model penelitian Umi Hartati :

Iklan (X1)

Brand
awareness (Y)
Selebriti
Pendukung (X2)

Gambar 2.3 : model penelitian Umi Hartati


Sumber : jurnal Umi Hartati 2015
16

4. Puput Oktaviani dan Rahayu Lestari (2017) melakukan penelitian mengenai

“pengaruh celebrity endorser, tagline dan citra merek terhadap kesadaran

merek konsumen facial foam pond’s Di SMK AL-MAKMUR DI

CIGANJUR JAKARTA SELATAN”. Tujuan penelitian ini untuk

mengetahui pengaruh celebrity endorser, tagline dan citra merek terhadap

kesadaran merek konsumen facial foam pond’s di SMK AL-MAKMUR

CIGANJUR JAKRATA SELATAN. Berdasarkan hasil penelitian, dapat

dsimpulkan bahwa celebrity endorser, tagline dan citra merek secara parsial

mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kesadaran merek

konsumen facial foam pond’s di SMK AL-MAKMUR DI CIGANJUR

JAKARTA SELATAN.

Adapun model penelitian Puput Oktavini dan Rahayu Lestari :

Selebrity endorse (X1)


Brand
Tagline (X2) awareness
(Y)
Citra Merek (X3)
Gambar 2.4 : model penelitian Puput Oktavini dan Rahayu Lestari
Sumber : jurnal puput oktavini dan rahayu lestari 2017

5. M. Chaidir, Cathas Prakoso, Kheyene Molekandella Boer (2018)

melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Tagline Iklan Yamaha

“SEMAKIN DI DEPAN” Terhadap Kesadaran Merek Pada Masyarakat

Kecamatan Samarinda Ulu Di Kota Samarinda”. Tujuan penelitian ini untuk

mengetahui pengaruh tagline iklan yamaha “ SEMAKIN DI DEPAN”


17

terhadap kesadaran merek. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa

Terdapat pengaruh antara Tagline Iklan Yamaha “Semakin Di Depan”

terhadap kesadaran merek masyarakat kecamatan Samarinda Ulu kota

samarinda. Setelah dilakukan uji hipotesis atau uji F maka dapat

disimpulkan bahwa Tagline Iklan memiliki pengaruh dengan kesadaran

merek masyarakat kecamatan Samarinda Ulu kota Samarinda sebesar

52,6% dan sisanya 47,4% dipengaruhi oleh factor lain diluar variable yang

tidak di teliti oleh peneliti. Hal ini membuktikan bahwa Tagline Iklan

Yamaha “Semakin Di Depan” memiliki pengaruh yang cukup kuat.

Adapun model penelitian M Chaidir :

Tagline (X) Brand


awareness (Y)

Gambar 2.5 : model penelitian M Chaidir


Sumber : Jurnal M chaidir2018

6. Sufiana dan Sasmita (2016) melakukan penelitian tetang “Jingle Iklan

Televisi Terhadap Brand Awareness Produk Mizone”. Dalam penelitian ini

akan lebih difokuskan pada jingle yang tidak menyebutkan nama brand.

Pendekatan teori yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dimana

penelitian akan melakukan pengumpulan data dalam bentuk

kuesionerkepada sejumlah responden, penelitian ini bertujuan untuk

mengukur seberapa besar pengaruh jingle iklan televisi terhadap brand

awareness konsumen bila tidak disebutkan nama produk dan tagline, serta

tidak ada bantuan visualisasi dari bentuk fisik dari produk tersebut. Hasil
18

dari penelitian ini yaitu cocok. Dibuktikan dengan tingginy presentase

masyarakat usia 18-25 tahun di surabaya untuk mengingat dan menjawab

secara kognitif produk dari jingle iklan yang di perdengarkan.

Adapun model penelitian Sufiana dan Sasmita :

Jingle Iklan Brand


(X) Awareness (Y)

Gambar 2.6 : model penelitian Sufiana dan Sasmita


Sumber : Jurnal sufiana dan sasmita 2016

7. Aditya Helmi Elyardi (2014) melakukan penelitian tentang “ Analisis

Pengaruh Daya Tarik Iklan dan Promosi Penjualan Terhadap Kesadaran

Merek dan Dampaknya Terhadap Ekuitas Merek Mie Sedaap Di Kota

Semarang” penelitian ini bertujuan mengetahui sejauh mana merek (brand)

‘mie sedaap’ dapat bersaiang dengan indomie sebagai kompetitor dengan

melihat kesadaran masyarakat akan ‘mie sedaap’ yagn dipengaruhi oleh

variabel daya tarik iklan dan variabel promosi penjualan. Penelitian ini

menggunakan metode kuantitatif. Data dikumpulkan dengan teknik

kuesioner. Hasil temuan menunjukan bahwa daya tarik iklan dan promosi

penjualan berpengaruh positif dan signifikan terhadapa kesadaran merek,

dimana kesadaran merem tersebut berdampak positif dan signifikan pada

ekuitas merek.
19

Adapun model penelitian Aditya Helmi Elyardi :

Iklan (X1)
Brand
awareness Ekuitas
(Y1) Merek (Y2)
Promosi (X2)

Gambar 2.7 : model penelitian Aditya Helmi Elyardi


Sumber : Jurnal Aditya Helmi Elyardi 2014

8. Baskorohito Abiromo (2014) melakukan penelitian tentang “Pengaruh

Tagline dan Brand Ambassadro Terhadap Brand Awareness Produk Kartu

Perdana Simpati (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Yogyakarta)”. Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh

tagline dan brand ambassador terhadap brand awareness produk perdana

simpati versi agnes monica. Instrumen penelitian ini menunjukan bahwa

tagline berpengaruh positif terhadap brand awareness ditunjukan dengan

koefisien regresi bernilai positif sebesar 0.251 dengan sig sebesar 0.000 <

0.005. tagline dan brand ambassador berpengaruh terhadap brand

awareness berpengaruh positif, diperoleh nilai 6.291 dengan sig sebesar

0.000 <0.005. besar pengaruh tagline dan brand ambassador terhadap

brand awareness sebesar 23.8% dan sisanya sebesar 76.2% dipengaruhi

oleh faktor lain diluar variabel penelitian ini.


20

Adapun model penelitian Abiromo :

Tagline (X1)

Iklan (X1)
Brand
ammbasador
(X2)

Gambar 2.8 : model penelitian Abiromo


Sumber : Jurnal Baskoro Abiromo 2014

9. Fortuna Zain Hamid dan Tuti Hartati (2014) melakukan penelitian tentang

“Pengaruh Penggunaan Celebrity Endorser dan Jingle Dalam Iklan Televisi

Mentari (INDOSAT) Terhadap Brand Awareness Pada Karyawan

Dilingkungan Beji Depok”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan

menjelaskan hubungan tersebut. Teknik pengambilan sampel dalam

penelitian ini menggunakan metode sample random sampling dengan

jumlah sample 100 orang. Yang terdiri dari karyawan di lingkungan

kelurahan beji depok. Dari hasil kesimpulan penelitian disimpulkan bahwa

ada pengaruh yang positif dan signifikan anatara celebrity endorser dan

jingle pada iklan televisi mentari (indosat) terhadap brand awareness.


21

Adapun model penelitian Fortuna Zain Hamid :

Celebrity
endorse (X1)
Brand
Awareness
Jingle Iklan (Y)
(X2)

Gambar 2.9 : model penelitian Fortuna Zain Hamid


Sumber Jurnal Fortuna Zain Hamid 2014

10. Muhammad Rizky Nugroho (2018) melakukan penelitian tentang

“efektifitas tagline #Dijamin Ori terhadap brand awareness E-commerce

JD.ID”. penelitian ini bertujuan untuk menganalisa efketifitas tagline

#Dijamin Ori terhadap brand awareness E-commerce JD.ID. dalam

menguji penelitian ini kuesioner digunakan dengan 10 item pertanyaan

dibagikan kepada 100 responden. Sampel yang digunakan dalam penelitian

ini adalah orang-orang uang memiliki dan melihat tagline #Dijamin Ori.

Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dengan

analisis regresi. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa tagline

memiliki pengaruh yang sangat signifikan dan efek ke arah positif.

Adapun model penelitian Rizky Nugroho :

Tagline (X) Brand


Awareness (Y)

Gambar 2.10 : model penelitian Rizky Nugroho


Sumber : Jurnal RizkyNugroho 2018
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian terdahulu
No Nama Penulis Judul Analisis
1 M Efektifitas Tagline Aqua dan Menggunakan Tagline aq
Kholilurrohman pengaruhnya pada Brand Awareness purposive sampling tagline b
dan keputusan pembelian Aqua di dengan skala likert dan awareness
Kota Malang menggunakan analisis secara simu
path pembelian
2 Chindy Fairuz Pengaruh Kualitas Pesasn Iklan, Menggunakan analisi Kualitas pe
Talita Harahap Selebriti Pendukung, Dan regresi dan uji parsal, iklan telev
Penggunaan Tagline Iklan Di uji koefisien brand awa
Televisi Terhadap Pembentukan determinan terhadap br
Brand Awareness Produk Le
Minerale
3 Umi Hartati Pengaruh iklan televisi dan selebriti Menggunakan analisis Dari hasil
pendukung terhadap kesadaran regresi linier berganda dan selebri
merek wardah pada mahasiswa kesadaran m
fakultas ekonomi dan bisnis
universitas sumatera utara.
4 Puput Oktaviani Pengaruh celebrity endorser, Analisis regresi linier Secara par
dan Rahayu tagline, dan citra merek terhadap berganda merek ber
Lestari kesadaran merek konsumen facial kesadaran m
foam pond’s di SMK AL
MAKMUR

22
5 M. Chaidir, Pengaruh tagline iklan yamaha Analisis regeresi linier Dari hasil
Chatas Prakoso “SEMAKIN DI DEPAN” terhadap berganda menunjuka
dan Kheyene kesadaran merek pada masyarakat terhadap k
Molekandella kecamatan samarinda ulu kota DEPAN”.
Boer samarinda
6 Sufiana dan Jingle Iklan Televisi Terhadap Analisis regresi linier Hasil penel
Sasmita Brand Awareness Produk Mizone berganda berpengaru
awareness
7 Aditya Helmi Analisis Pengaruh Daya Tarik Iklan Menggunakan analisis Menunjuka
Elyardi dan Promosi Penjualan Terhadap regresi linier berganda penjualan b
Kesadaran Merek dan Dampaknya kesadaran
Terhadap Ekuitas Merek Mie positif dan
Sedaap Di Kota Semarang sedaap di k
8 Baskorohito Pengaruh Tagline dan Brand Analisis regresi penelitian
Abiromo Ambassadro Terhadap Brand dengan purposive positif terh
Awareness Produk Kartu Perdana sampling
Simpati (Studi Kasus Pada
Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Yogyakarta
9 Fortuna Zain Pengaruh Penggunaan Celebrity Analisis regresi linier penelitian
Hamid dan Tuti Endorser dan Jingle Dalam Iklan berganda, rumus alpha positif dan
Hartati Televisi Mentari (INDOSAT) combac dan random jingle pada
Terhadap Brand Awareness Pada sampling brand awa
Karyawan Dilingkungan Beji
Depok
10 Muhammad Efektifitas Tagline #Dijamin Ori Menggunakan analisis Hasil dari
Rizky Nugroho terhadap Brand Awareness E- regresi dengan metode memiliki p
commerce JD.ID purposive sampling dengan ara

23
24

2.2 Kajian Teoritik

2.2.1 Komunikasi Pemasaran

Konsep paling pokok yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan

manusia. Dengan adanya perkembangan zaman, kebutuhan berkembang menjadi

suatu keinginan mengkonsumsi suatu produk dengan ciri khas tertentu. Munculnya

keinginan akan permintaan spesifik terhadap suautu jenis produk. Komunikasi

pemasaran melalui kegiatan promosi periklanan merupakan salah satu strategi

dalam memperkenalkan atau menjelaskan suatu produk yang dipasarkan.

Komunikasi pemasaran adalah proses yang membentuk hubungan antara

komunikasi individu atau grup dalam menyampaikna dalam jenis-jenis produk,

baik barang atau jasa (Yuniarti 2015:183)

Menurut Prisgunanto (2006:23) dalam Yuniarti (2015:184) lingkup

komunikasi pemasaran terdiri dari dua bagian besar, yakni komunikasi pemasaran

internal dan eksternal. Komunikasi internal lebih memiliki kekuatan dan

berhubungan dengan komunikasi organisasi kedalam perusahaan. Setiap orang

dalam perusahaan adalah pelaku pemasaran (marketer) yang membawa simbol-

simbol komunikasi pemasaran perusahaan secara tidak langsung.

Dalam komunikasi pemasaran eksternal, pesan akan membuat gambaran

bisnis pemasarna yang ada. Tujuan utama komunikasi pemasaran adalah

menciptakan citra atau image perusahaan yang ada. Menurut Kotler dan Keller

(2016:580) Komunikasi pemasaran merupakan sarana atau cara perusahaan untuk

membujuk, mengingatkan dan mempengaruhi konsumennya baik secara langsung

atau tidak langsung mengenai produk atau jasa yang di atawarkan. Menurut Kotler

dan Keller (2016:580) ada delapan macam bauran komunikasi pemasaran, yaitu
25

iklan, promosi penjualan, acara dan pengalaman, hubungan masyarakat dan

publisitas, pemasaran langsung dan pemasaran interaktif, pemasran dari mulut ke

mulut, dan penjualan personal. Pada dasarnya komunikasi pemasaran berfungsi

untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang suatu barang atau jasa

dari suatu perusahaan. Melalui berbagai macam bauran komunikasi pemasaran

diharapkan memberikan citra yang berbeda-beda sesuai dengan kemapuan dan

keinginan konsumen dalam menerima informasi.

Dalam implementasi dan penerapan strategi komunikasi pemasaran, satu

hal yang harus diingat adalah pelakuharus slalu memonitoring efek-efek dari

komunikasi pemasaran. Ada dua hal yang harus diketahui pelaku pemasaran

(marketer) dalam melihat efek komunikasi pemasaran dari sisi efektifitasnya

Prisgunanto (2006:23) dalam Yuniarti (2015:184) :

1. Tingkat efektifitas komunikasi pemasaran harus dipahami pelaku pasar

hanya mampu meningkatkan efek-efek minimal attention (mengetahui dan

mengenal) khalayak. Dalam hal ini komunikasi pemasaran seharusnya dapat

digunakan untuk mengkomunikasikan ide-ide perusahaan kepada pelanggan

(tentu saja komunikasi pelanggan tidak harus menghasilkan atau

berorientasi pada sisi penjualan produk saja).

2. Tingkat aktualisai komunikasi pemasaran seharusnya mampu menstimulasi

penjualan. Tidak hanya tindakan penjualan, tetapi sikap yang

memperngaruhi sikap pelanggan. Maksudnya, efek komunikasi pemasaran

dapat menstimuli loyalitas pelanggan terhadap produk, bukan sikap beli

sesaat.
26

Komunikasi yang digunakan dalam proses pemasaran sangat menentukan

keberhasilan pemasaran tersebut. Hal ini disebabkan komunikasi berguna untuk :

1. Menginformasikan yaitu dalam tahap ini komunikator memperkenalkan dan

memberikan pemahaman mengenai produk yang akan dijual kepada

konsumen.

2. Mempengaruhi dna membujuk yaitu menumbuhkan persepsi konsumen

terhadap produk yang akan dijual. Sekaligus membujuk konsumen untuk

membeli produk. Dalam hal ini dapat dilakukan tahap penanaman citra

produk dan perusahaan dibenak konsumen. (Yuniarti 2015:185).

Tabel 2.2
Ringkasan pengertian Komunikasi Pemasaran
Penulis Tahun Penjelasan
Yuniarti 2015 Komunikasi pemasaran merupakan salah satu
strategi memperkenalkan atau menjelaskan
suatu produk yang dipasarkan
Prisgunanto 2015 Komunikasi internal dan eksternal dimana
internal setiap orang dalam perusahaan adalah
pelaku pemasaran kemudian eksternal adalah
membuat gambaran bisnis pemasaran yang ada
Kotler dan Keller 2016 Komunikasi pemasaran merupakan sarana atau
cara perusahaan untuk membujuk,
mengingatkan dan mempengaruhi konsumennya
baik secara langsung atau tidak langsung
mengenai produk maupun jasa yang ditawarkan.
Sofianto 2019 Suatu kegiatan pemasaran dimana kegiatan
pemasaran tersebut merupakan cara untuk
menyampaikan atau menjelaskan sutau produk
yang dihasilkan terhadap konsumen
27

2.2.2 Iklan

Membahas tentang periklanan tentunya berkaitan dengan produk dan jasa

yang diiklankan. Tanpa adanya produk dan jasa, iklan tidak dapat berfungsi.

Hadirnya sebuah produk karena perusahaan menghasilkan sesuatu yang berguna

bagi masyarakat dan menginginkan masyarakat sadar dan tahu akan keberadaan

produk tersebut. Dari situlah periklanan hadir untuk menyampaikan informasi

mengenai produk atau jasa.

Dalam tata karma dan tata cara periklanan di indonesia dinyatakan iklan

adalah segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disamapaikan lewat suatu

media yang dibiayai oleh pemrakarsa yang dikenal serta ditujukan kepada sebagian

atau seluruh masyarakat. Para pemrakarsa periklanan indonesia juga menyatakan,

bahwa periklanan adalah keseluruhan proses yang meliputi penyiapan, perencaan,

pelaksanaan, pengawasan penyampaian iklan.

Pengertian iklan secara umum menjelaskan bahwa iklan merupakan

bentuk penyampaian pesan sebagaimana kegiatan komunikasi yang mempunyai

kekuatan yang sangat penting sebagai alat pemasaran yang membantu menjual

barang, memberikan layanan serta gagasan atau ide-ide melalui saluran tertentu

(Widyatama 2011:28)

Belch dan Belch dalam Morissan (2010:17) mendefinisikan iklan sebagai

“any paid form of nonpersonal communication about an organization, produk,

service, or ide by an identified sponsor” (setiap bentuk komunikasi nonpersonal

mengenai suatu oraganisasi, produk, servis, atau ide yang dibayar oleh suatu

sponsor yang di ketahui). Maksud ‘dibayar’ dalam definisi tersebut menunjukan

bahwa ruang atau waktu bagi suatu pesan iklan pada umumnya harus dibeli.
28

Sedangkan maksud kata ‘nonpersonal’ berarti suatu iklan melibatkan media massa

(TV, radio, majalah, koran) yang dapat mengirimkan pesan kepada sejumlah besar

kelompok individu pada saat bersamaan (Morissan 2010:17-18).

Menurut Moriarty et al (2011:6) periklanan adalah jenis komunikasi

pemasaran yang mengacu kepada semua bentuk teknik komunikasi yagn digunakan

pemasar untuk menjangkau konsumennya dan menyampaikan pesannya.

Sedangkan periklanan modern menurut Moriarty (2011:9) adalah bentuk omunikasi

berbayar yang menggunakan media massa dan media interaktif untuk menjangkau

audiens yang luas dalam rangka menghubungkan sponsor yang jelas dengan

pembeli (audiens sasaran) dan memberikan informasi tentang produk (barang, jasa,

atau gagasan).

Pengertian secara mendalam mengenai definisi iklan adalah sebuah dunia

magis yang dapat mengubah komoditas ke dalam gemerlapan yang memikat dan

mempesona menjadi sebuah sistem yang keluar dari imajinasi dan muncul kedalam

dunia yang nyata melalui media (Bungin 2011:107). Disisi lain iklan adalah sebuah

media untuk menjual barang atau jasa bukan menghibur dengan alasan bahwa iklan

hanya melaporkan suatu barang dan jasa tidak ada hubungannya antara rasa suka

kepada iklan-iklan yang ditayangkan (Bungin 2011:121).

Kekuatan utama dari iklan terletak pada fakta bahwa iklan dibayar untuk

publisitas artinya kita dapat memilih media yang tepat untuk mencapai audience

sasaran, melaksanakan kampanye dan menyampaikan pesan secara tepat mengenai

apa yang kita inginkan. Karena iklan merupakan komponen utama yang digunakan

dalam teknik marketing produsen dalam publikasi pemasaran produknya. Iklan


29

dirancang untuk menarik perhatian public dengan tujuan agar merek melakukan

sesuatu yang ditawarkan melalui berbagai media (Irma Hardiman, 2006:52).

Strstegi kreatif merpakan kombinasi anatara proses logika dan seni.

Strategi harus secara kreatif dengan menggali segala sesuatu dibalik fakta dan

penyusunannya kearah gagasan kreatif yang mampu menciptakan penjualan

(Kertamukti 2015:7). Iklan kreatif adalah seni dalam dimensi kreatifnya sekaligus

sains dalam dimensi strategisnya. Iklan yang efektif tidak hanya harus fokus pada

media dan pesan tetapi juga produk dari logika dak kreatifitasnya. Iklan

menerjemahkan logika perencanaan keputusan dalam ide kreatif yang orisinil, dan

selalu dikenang. Perencanaan kreatif periklanan adalah proses membuat strategi

mencapai tujuan melalui iklan yang dibuat. Tujuan pokok perencanaan kreatif

periklanan adalah agar dapat membentuk iklan yang lebih kreatif sehingga berhasil

meraih tujuan yang diharapakan secara meksimal (Moriarty 2011:430).


30

Tabel 2.3
Ringkasan Pengertian Iklan
Penulis Tahun Pengertian
Widyatama 2011 Bentuk penyampaian pesan sebagaimana kegiatan
komunikasi yang mempunyai kekuatan yang sangat
penting sebagai alat pemasaran yang membantu menjual
barang, memberikan layanan serta gagasan atau ide-ide
melalui saluran tertentu
Belch dan 2010 Setiap bentuk komunikasi nonpersonal mengenai suatu
Belch organisasi, produk, servis atau ide yang dibayar oleh
suatu sponsor yang diketahui.
Moriarty 2011 Jenis komunikasi pemasaran yang mengacu kepada
semua bentuk teknik komunikasi yang digunakan
pemasar untuk menjangkau konsumennya dan
menyampaikan pesannya
Sofianto 2019 Suatu tata cara penyampaian atau pengenalan dimana
produsen, pemasar atau pihak pemerintahan
memperkenalkan dan atau menyampaikan barang, jasa
atau suatu layanan himbauan dan anjuran kepada
masyarakat dengan menggunakan media massa baik
media elektronik maupun media cetak.

Russel menyatakan dalam Suyanto (2015:60) adanya unsur-unsur yang

diperlukan iklan televisi agar memiliki daya tarik yang kuat yaitu :

1. Musik atau Jingle

Jingle adalah musik yang terdapat dalam iklan, bisa berupa lagu atau

musik ilustrasi sebagai background.

2. Storyboard

Storyboard adalah visusalisasi untuk iklan televisi yang merupakan

rangkian gambar yang menampilkan alur cerita.

3. Copy atau Script

Script adalah susunan kalimat yang membentuk headline atau pesan

utama dalam sebuah iklan.


31

4. Endorser

Endorser adalah pengguanaan tokoh pendukung yang dapat

digunakan sebagai pemeran iklan yang bertujuan untuk memperkuat

pesan ,iklan yang disampaikan.

5. Tagline

Tagline atau slogan atau abrisan penutup, (the pay of line) bisa

ditampilkan dalam bentuk suara (voice), tulisan atau gambar

(visual), atau tulisan/gambar dan suara (audio visual).

6. Logo

Logo digunakan agar halayak mudah mengetahuidan mengenali

produk/perusahaan atau siapa yang menampilkan iklan tersebut.

Pengaruh hubungan iklan terhadap brand awareness menurut Susy Raih

Nur Fatmayanti (2012), yaitu pengeluaran iklan memiliki efek dinamis dalam arti

bahwa meningkatkan kesadaran konsumen tentang produk, meningkatkan

penjualan sekarang dan masa depan. Pengaruh iklan pada kesadaran merek seara

eksplisit adalah dinamis dan nilainya sangat penting dalam menjelaskan evolusi

penjualan produk, selain itu menunjukan bahwa iklan dapat mempercepat dalam

proses kesadaran merek. Jadi ada heterogentas yang besar dalam proses kesadaran

merek di antara produk tergantung pada tigkat pengeluaran iklan dan dapat berkisar

dari satu sampai enam tahun.


32

2.2.2.1 Tagline

Tagline merupakan kalimat untuk brand potitioning yang menjadi ciri

khas, pembeda, dan "bahasa iklan" untuk menarik minat publik. Tagline merupakan

bagian dari iklan yang bertujuan agar iklan tersebut mudah diingat oleh konsumen.

Tagline dalam suatu iklan memegang peranan penting.

Menurut Rustan (2009) dalam Bayu (2017) adalah salah satu atribut sistem

identitas yang berupa satu kata tau lebih yang menggambarkan esensi, personality

maupu positioning brand. Yaitu tagline harus sedehana dimana dapat ditandai

gambar tanpa kata-kata atau gambar yang didukung oleh kata-kata menarik. Kedua

yaitu mudah diingat dimana dapat tersimpan dalam memori konsumen sehingga

penglihatan atau iklan yang mengutamakan suara dapat diingat oleh konsumen.

Ketiga yaitu memperkuat merek dimana bermanfaat sebagai dasar perbedaan

promosi iklan untuk produk yang sama agar saling melengkapi sebagai

perkembangan sebuah tagline yang sukses.

Menurut Knapp (2001) dalam Chaidir (2018) Tagline merupakan suatu

urutan kata-kata atau suku kata pendek yang ekspresif yang digunakan untuk

mengkomunikasikan dan mendramatisir manfaat-manfaat fungsional dan

emosional dari brand bagi para pelanggan dan pelanggan potensial dalam usaha

untuk memengaruhi perasaan konsumen terhadap brand tersebut. Tagline dapat

digunakan untuk membantu mengkomunikasikan tujuan brand dan menjadi

pembeda dari kompetitornya. Bagaimanapun, sebuah brand yang sukses harus

memfokuskan diri pada perbedaan yang diinginkan, hal tersebutlah yang

dikomunikasikan di dalam tagline.


33

Penggunaan Tagline adalah untuk memperkuat kemampuan iklan dalam

mengeksekusi atau mencapai sasarannya yakni dengan cara memengaruhi

konsumen untuk menggunakan produk yang diiklankan tersebut serta mengetahui

titik pembeda dari pesaing. Pengenalan Tagline biasanya dilakukan melalui Above

The Line (ATL) berupa penayangan iklan di berbagai media baik media massa,

cetak maupun elektronik (Susanto & Wijanarko, dalam Zulianto, 2004). Untuk

tujuan dari penggunaan tagline.

Tagline ini bisa berubah sesuai dengan perubahan situasi dan kondisi,

maupun sebagai strategi agar konsumen tidak bosan. Definisi-definisi di atas dapat

ditarik simpulan bahwa Tagline adalah bagian dari iklan yang biasa digunakan

sebagai penutup pesan agar konsumen mudah mengingat isi pesan iklan dan

mempunyai daya pembeda dari iklan-iklan pesaingnya.

Bagehot (1993) dalam Yoginda (2017:33) mengemukakan bahwa

karakteristik tagline ada tiga, yaitu :

1. Kesederhanaan atau simple, dapat di tandai oleh gambar tanpa kata-kata atau

gambar yang didukung oleh kata-kata yang menarik. Pembuatan tagline tidak

harus logo merek produk melainkan elemen visual yang unik terkait dengan

produk yang berkaitan citra merek.

2. Mudah diingat/memorable, kesuksesan sebuah iklan salah satu yang

tersimpan dalam memori konsumen sehingga penglihatan atau iklan yang

mengutamakan suara dan iklan merek produk diingat oleh konsumen.

3. Memperkuat merek / strong, tagline yang bermanfaat sebagai dasar

perbedaan promosi iklan untuk produk sebuah. Sebuah tagline yang sukses
34

telah memiliki rasa membangun kembali pengakuan dan keakraban dengan

produk.

Eric Swart dalam harahap (2016) mengemukakan enam dimensi unuk

mengukur tagline sebuah merek yang dapat dijelaskan juga sebagai karakteristik

sebuah tagline, yaitu:

1. Original /asli yakni sebuah tagline harus orisinil atau asli dan ungkapan yang

disampaikan unik atau khusus atau merupakan kata-kata yang biasa dalam

kehidupan sehari-hari.

2. Believable /dapat dipercaya yakni apa yang dijanjikan sebuah merek dalam

tagline sesuai dengan apa yang akan konsumen rasakan atau dapatkan.

3. Simple / sederhana yakni ekspresi atau makna dari sebuah tagline dapat di

pahami oleh konsumen.

4. Provocative / dapat mempengaruhi atau merangsang yakni konsumen dapat

terinspirasi dan tergerak ketika membaca atau mengetahui sebuah tagline.

5. Persuasive / meyakinkan yakni menjual sebuah ide, sehingga dapat membuat

konsumen bergerak dan membuat mereka berpikir tentang sebuah merek.

6. Memorable / mudah diingat yakni membuat kesan atau pengaruh yang abadi

atau lama.

Darmo (2007) keberhasilan sebuah Tagline dalam menjalankan fungsinya


dapat diukur dengan 3 indikator, yaitu :
1. Familiarity
Tagline yang mudah diingat oleh onsumen dan mengetahui tagline iklan
yang ditayangkan ditelevisi serta perubahan iklan sesuai dengan yang
diharapkan konsumen.
35

2. Diferentition
Perbedaan yang menjadi ciri khas dari prouk-produk pesaing lainnya.
Tagline yagn dimiliki produk iklan sesuai denganyang ditawarkan
3. Massage Of Value
Sejauh mana efek pesan iklan yang disampaikan itu dapat menarik
perhatian, dimengerti, dipahami, membangkitkan emosi dan menggerakkan
sasarannya untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.

Tabel 2.4
Ringkasan definisi tagline
Penulis Tahun Definisi
Rustan dikutip dari 2017 Tagline adalah salah satu atribut sistem
bayu identitas yang berupa satu kata tau lebih
yang menggambarkan esensi, personality
maupu positioning brand

Knapp dikutip dari 2018 Merupakan suatu urutan kata-kata atau


Chaidir suku kata-kata pendek yang ekspresif yang
digunakan untuk mengkomunikasikan dan
mendramatisir manfaat-manfaat
fungsional dalam usaha untuk
mempengaruhi perasaan knsumen
terhadap brand awareness
Sofianto 2019 Rangkaian kalimat pendek yang dipakai
untuk mengasosiasikan sebuah merek atau
perusahaan dibenak konsumen.

2.2.2.2 Jingle iklan

Menurut Wells, Moriarty dan Burnett (2003 :282) dalam yoginda (2017

)Jingle adalah alat yang membantu orang terpesona oleh pesan penjualan dan

membentuk identitas dengan menyusunnya ke dalam nada yang menarik perhatian,

yang dapat dinyanyikan. Sebagai strategi dalam kampanye periklanan jingle

merupakan salah satu alat yang cukup efektif, maka dari itu banyak pengiklan yang

membuat jingle untuk produk atau mereknya karena jingle menjadi aya tarik yang
36

cukup kuat dalam menimbulkan tindakan yang berhubungan dengan pembelian dari

produk atau merek tersebut.

Menurut Keller (2003:210) dalam Yoginda (2017:34) musik adalah

jembatan penghubung yang membantu sebuah iklan tertanam dalam memori jangka

panjang. Jingle dari iklan dapat membentuk kesadaran akan merek dan musik yang

menjadi latar belakang dapat membentuk perasaan tertentu. Jingle dapat digunakan

untuk mempertinggi brand awareness, memfasilitasi asosiasi merek atau

menimbulkan perasaan dan penilaian posittif terhadap merek. Bahkan jingle

merupakan brand element yang paling baik untuk mempertingg brand awareness.

Keller(2003:175) dan Soehadi(2005:31) menyatakan ada 6 kriteria

yang dapat digunakan untuk mengevaluasi jingle yaitu :

a. Memorability

Memorability adalah kemudahan jingle untuk diingat. Memorability jingle

ini merupakan faktor yang penting atas sebuah jingle. Konsumen sering

tidak banyak mempertimbangkan banyak informasi dalam membuat

keputusan atas produk, sehingga diperlukan sekali jingle yang mudah

diingat dan dikenal. Dengan sifat jingle yang menarik dan mudah diingat

ini, maka memudahkan konsumen menyanyikan jingle kembali setelah

mereka mendengarnya dari iklan.

Memorability terbagi atas :

1) Easily recalled yaitu kemudahan jingle untuk diingat.

2) Easily recognition yaitu kemudahan jingle untuk dikenali.


37

b. Meaningfulness

Jingle mempunyai arti karena sifat musikalnya, jingle dapat

mengkomunikasikan infprmasi tetang produk, tetapu jingle sering kali

menya,paikan arti dari sebuah merek dengan cara yang tidak langsung dan

ringkas.

Meaningfulness terbagi atas :

1. Descriptive yaitu jingle memaparkan informasi umum akan sifat dasar

produk.

2. Persuasive yaitu jingle mencakup informasi yang cukup mengenai sifat

dan manfaat khusus atas suatu produk.

c. Likabilitas

Jingle harus disukai. Sebuah jingle tidak harus selalu terkait dengan produk.

Dengan demikian unsur-unsur yang dipilih haruslah :

1. Fun and interesting yaitu jingle harus terdengan menyenangkan dan

menarik.

2. Rich in visual and verbal imagery yaitu jingle yang dipilih adalah yang

kaya secara visual dan herbal.

d. Transferability

Jingle mudah di ransfer ke produk kategori. Transferability terbagi atas :

1. Whitin and across produk category yaitu jingle dapat digunakan untuk

memperkenalkan produk baru dalam kategori yang sama atau berbeda.

2. Across geographical boundaries and culture yaitu jingle dapat digunakan

untuk memperkenalkan produk melintas batas geografi dan budaya.


38

e. Adaptability

Jingle iklan yang dapat beradaptasi dengan perkembangan jaman jingle yaitu

mudah usang.

Adaptability terbagi atas :

1. Flexibel yaitu dapt digunakan dari masa ke masa semakin fleksibel

sebuah jingle maka semakin mudah jingle tersebut untuk diperbaharui.

2. Updatable yaitu jingle tidak ketinggalan jaman, karena danya perubahan

jaman yang terus menerus atas nilai dan opini konsumen atau hanya

karena kebutuhan agar jingle up to date dan sesuai dengan jaman

sekarang maka jingle harus terus diperbaharui setiap waktu.

f. Protectability

Jingle dapat dilindungi. Protectability terbagi atas :

1. Legally yaitu dilindungi menurut hukum

2. Competitive yaitu dapat dilindungi dari para pesaing. Apabila jingle

terlalu mudah untuk ditiru maka keunikan dari jingle akan hilang.

Jingle didefinisikan sebagai pesan iklan yang ditampilkan menggunakan

musik, nada dan suara. Indikator jingle iklan akan mengacu pada pendapat klepner

(1990), diantaranya :

1. Jingle harus dapat menampilkan nama produk dengan menyenangkan dan

mudah diingat.

2. Musik, nada atau suara yang digunakan harus simpel dan menarik

3. Lirik yang digunakan harus simpel, langsung dan spesifik dimana

penyebutan nama produk lebih dari satu kali.

4. Meodi yang digunakan harus menyenangkan dan berbeda dengan yang lain
39

5. Jingle harus menampilkan produk dan apabila memungkinkan harus

dilakukan pengulanagan dalam penyebutan.

Tabel 2.5
Ringkasan definisi jingle iklan
Penulis Tahun Definisi
Wells, Moriarty dan Burnet 2017 Alat yang membuat orang terpesona
dalam yoginda oleh penjualan dan membentuk
identitas dengan menyusunnya
kedalam nada yang menarik
perhatian yang dapat di nyanyikan.
Keller dalam Yoginda 2017 Jembatan penghubung yang
membantu sebuah iklan tertanam
dalam memori jangka panjang
Sofianto 2019 Suatu background dari sebuah iklan
baik berupa musik, nada, suara
segala sesuatu yang dapat dilihat dan
diperdengarkan dengan tujuan agar
iklan atau perusahaan tersebut
mampu tertanam dalam benak
konsumen

2.3 Brand awareness (Kesadaran Merek)

Pada masa lalu, kebanyakan produk dipasarkan tanpa merek. Produsen dan

para perantara menjual barang-barnag mereka langsung saja dengan satuan drum,

peti dan kemasan tanpa tanda pengenal apapun dari produsennya. Pembeli

sepenuhnya tergantung pada integrasi penjual. Nama merek dapat menciptakan

identitas sebuah produk dan merupakan bagian dari merek yang dapat diucapkan.

Kesadaran merek adalah kesangupan seseorang calon pembeli untuk

mengenali atua mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari

kategori produk tertentu (Kertamukti 2015:95) dan Menurut Shimp (2003) dalam

panji permana (2015) Kesadaran merek (brand awareness ) merupakan


40

kemampuan sebuah merek untuk muncul dalam benak konsumen ketika mereka

sedang memikirkan kategori produk tertentu dan seberapa mudahnya nama tersebut

dimunculkan.

Brand awareness memiliki tingkatan sebagai berikut (Kertamukti 2015:95)

1. Unaware of brand (tidak menyadari merek) adalah tingkat paling rendah

dalam piramida brand awareness, dimana konsumen tidak menyadari adanya

suatu merek.

2. Brand recognition (pengenalan merek) adalah tingkat minimal brand

awareness, dimana pengenalan suatu merek muncul lagi setelah dilakukan

pengingatan kembali lewat bantuan (aided recall)

3. Brand recall (pengingatan kembali terhadap merek) adlah pengingatan

kembali terhadap merek tanpa bantuan (unaided recall)

4. Top of mind (puncak) adalah merek yang disebutkan pertama kali oleh

konsumen atau yang pertam kali ,uncul dalam benak konsumen. Dengan kata

lain, merek tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada

dalam benak konsumen.


41

Gambar 2.11

Piramida Brand Awareness

Sumber : Markas.Desain.net 2018

Menurut Howard (1994) dalam Puspitasari (2009), pengenalan merek

adalah seberapa besar pengenalan pembeli akan ciri atau keistimewaan produk

dibandingkan produk-produk sejenis lainnya. Pengenalan merek disini adalan

pengenalan atribut merek secara fisik seperti warna, ukuran dan bentuk, sehingga

kemasan dan desain sangat penting.

Peran brand awareness dalam menciptakan nilai dijelaskan oleh Durianto,

dkk (2001:56) sebagai berikut :

1. Anchor to wihch other association can be attached yaitu suatu merek dapat

digambarkan seperti suatu jangkar dengan beberapa rantai. Rantai

menggambarkan asosiasi dari merek tersebut.

2. Familiarity-liking yaitu mengenal merek akan menimbulkan rasa terbiasa

trutama untuk produk-produk yang bersifat low involvement (keterlibatan

rendah). Suatu kebiasaan dapat menimbulkan keterkaitan kesukaan yang

kadang-kadang dapat menjadi suatu pendorong dalam membuat keputusan.


42

3. Substance/Commitmen yaitu kesadaran akan nama dapat menandakan

keberadaan, komitmen dan inti yang sangat penting bagi suatu perusahaan.

Secara logika, suatu nama dikenal karena beberapa alasan. Munkin program

iklan, jaringan distribusi, ataupun eksistensi yang sudah lama dalam

industri. Jika kualitas dua merek sama, brand awareness akan menjadi

faktor yang menentukan dalam keputusan pembelian konsumen.

4. Brand to consider yaitu suatu kelompok merek-merek yang dikenal untk

dipertimbangkan merek mana yang akan diputuskan dibeli. Jika suatu

merek tidak tersimpan dalam ingatan, merek tersebut tidak dipertimbangkan

dibenak konsumen. Biasanya merek-merek yang disimpan dalam ingatan

konumen adalah merek yang disukai atau merek yang tidak disukai.

Menurut Durianto dkk (2001:57) pengenalan maupun pengingatan merek

akan melibatkan upaya mendapatkan identitas nama dan menghubungkannya ke

kategori produk. Agar brand awareness dapat dicapai dan diperbaiki dapat

ditempuh beberapa cara berikut :

1. Pesan yang disampaikan harus mudah diingat dan tampil bda dibandingkan

denga lainnya serta harus ada hubungannya antara merek dengan kategori

produknya.

2. Memakai tagline atau slogan maunpun jingle lagu yang menarik sehingga

membantu konsumen untuk mengingat merek.

3. Jika produk memiliki simbol, hendaknya simbol yang dipakai dapat

dihubungkan dengan mereknya tersebut.


43

4. Perluasan nama merek dapat dipakai agar merek semakin banyak diingat

pelanggan.

5. Brand awareness dapat diperkuat dengan memakai suatu isyarat yang sesuai

kategori produk, merek, atau keduanya.

6. Memakai pengulanagan untuk meningkatkan pengingatan, kaena

membentuk ingatan lebih sulit dibandingkan membentuk pengenalan.

Tabel 2.6
Ringkasan definisi brand awareness
Penulis Tahun Definisi
Kertamukti 2015 Kesanggupan seseorang calon pembeli untuk mengenali
atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan
bagian dari kategori produk tertentu
Shimp 2015 Kesadaran merek (brand awareness ) merupakan
dalam kemampuan sebuah merek untuk muncul dalam benak
Panji konsumen ketika mereka sedang memikirkan kategori
Permana produk tertentu dan seberapa mudahnya nama tersebut
dimunculkan.

Sofianto 2019 Kemampuan konsumen untuk mengingat merek dari


sebuah produk atau jasa yang muncul di kehidupan nyata.

2.4 Hubungan antar Variabel

2.4.1 Pengaruh tagline terhadap Brand Awareness

Menurut Rustan (2009) dalam Bayu (2017) adalah salah satu atribut sistem

identitas yang berupa satu kata tau lebih yang menggambarkan esensi, personality

maupu positioning brand. Yaitu tagline harus sedehana dimana dapat ditandai

gambar tanpa kata-kata atau gambar yang didukung oleh kata-kata menarik. Kedua

yaitu mudah diingat dimana dapat tersimpan dalam memori konsumen sehingga

penglihatan atau iklan yang mengutamakan suara dapat diingat oleh konsumen.
44

Ketiga yaitu memperkuat merek dimana bermanfaat sebagai dasar perbedaan

promosi iklan untuk produk yang sama agar saling melengkapi sebagai

perkembangan sebuah tagline yang sukses. Tagline merupakan suatu urutan kata-

kata atau suku kata pendek yang ekspresif yang digunakan untuk

mengkomunikasikan dan mendramatisir manfaat-manfaat fungsional dan

emosional dari brand bagi para pelanggan dan pelanggan potensial dalam usaha

untuk memengaruhi perasaan konsumen terhadap brand tersebut.

Menurut Shimp (2003) dalam panji permana (2015) Kesadaran merek

(brand awareness ) merupakan kemampuan sebuah merek untuk muncul dalam

benak konsumen ketika mereka sedang memikirkan kategori produk tertentu dan

seberapa mudahnya nama tersebut dimunculkan.

Hasil penelitian yang di lakukan oleh Baskorohito Abiromo (2014)

menunukkan bahwa tagline berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesadaran

merek. Hal tersebut dikarenakan semakin bagus tagline suatu merek, maka

semakin mudah konsumen dalam mengerti dan memahami suatu merek sehingga

meningkatkan daya tarik dan kesadaran masyarakat terhadap merek tersebut.

H1 : Tagline berbengaruh secara parsial positif dan signifikan terhadap

kesadaran merek

2.4.2 Pengaruh jingle iklan terhadap Brand awareness

Menurut Wells, Moriarty dan Burnett (2003 :282) dalam yoginda (2017 )

Jingle adalah alat yang membantu orang terpesona oleh pesan penjualan dan

membentuk identitas dengan menyusunnya ke dalam nada yang menarik perhatian,

yang dapat dinyanyikan. Sebagai strategi dalam kampanye periklanan jingle


45

merupakan salah satu alat yang cukup efektif, maka dari itu banyak pengiklan yang

membuat jingle untuk produk atau mereknya karena jingle menjadi aya tarik yang

cukup kuat dalam menimbulkan tindakan yang berhubungan dengan pembelian dari

produk atau merek tersebut. Jingle adalah alat yang membantu orang terpesona oleh

pesan penjualan dan membentuk identitas dengan menyusunnya ke dalam nada

yang menarik perhatian, yang dapat dinyanyikan.

Menurut Shimp (2003) dalam panji permana (2015) Kesadaran merek

(brand awareness ) merupakan kemampuan sebuah merek untuk muncul dalam

benak konsumen ketika mereka sedang memikirkan kategori produk tertentu dan

seberapa mudahnya nama tersebut dimunculkan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fortuna Zain Hamid dan Tuti Hartati

(2014) menunjukkan bahwa jingle iklan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap brand awareness. Hal ini ditunjukkan dengan semakin bagus jingle suatu

iklan maka semakin mudah masyarakat dalam mengingat merek tersebut.

H2 : Jingle iklan berpengaruh secara parsial positif dan signifikan terhadap

brand awareness
46

Tagline (X1) H1

Brand
awareness
(Y)
Jingle Iklan
(X2) H2 H3

Gambar 2.12 : model hipotesis penelitian

2.5 Hipotesis Penelitian

H1 : Diduga tagline “No BokiS” berpengaruh secara parsial signifikan

terhadap brand awareness pada konsumen minuman Sprite.

H2 : Diduga jingle iklan berpengaruh secara parsial signifikan terhadap brand

awareness pada konsumen minuman Sprite.

H3 : Diduga tagline dan jingle iklan berpengaruh secara simultan signifikan

terhadap brand awareness pada konsumen minuma sprite.


47

BAB III

METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan menggunakan metode penelitian

kuantitatif dimana Penelitian ini menggunakan penelitian yang bersifat kausal

(sebab-akibat). Desain penelitian kausal digunakan untuk mengetahui explanatori

research hubungan sebab-akibat dari variabel-variabel yang diteliti untuk

menjawab pertanyaan peneliti. Penelitian kausal biasanya menggunakan metode

eksperimen yaitu dengan mengendalikan independen variable yang akan

mempengaruhi dependent variable pada situasi yang telah direncanakan. Untuk

pengambilan sampel dalam penenlitian ini menggunakan rumus machin n camble

dikarenakan populasi dalam penelitian ini konsumen produk minuman sprite di

citra swalayan pandaan. Penelitian ini melakukan pengujian terhadap validitas dan

reliabilitas, pengujian normalitas dan linieritas. Analisis yang digunakan adalah

analisis deskriptif dan inferensial dimana analisis deskriptif melihat teori-teori dan

hasil penelitian terdahulu sedangkan analisis inferensial menggunakan analisis

regresi linier berganda dengan pengujian uji T secara parsial dan uji F secara

simultan.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini akan dilakukan pada konsumen minuman sprite di

kabupaten pasuruan. Kabupaten pasuruan yeng berada di propisi jawa timur dengan

pusat kota pemerintahan terletak di bangil, pasuruan. Kabupaten ini berbatasan

dengan sidoarjo dan laut jawa dibagian utara, kabupaten malang di bagian selatan,
48

kota batu di barat daya serta mojokerto di bagian barat. Populasi di kabupaten

pasuruan sebanyak 1.584.778 jiwa dengan kepadatan penduduk 1.046,06 jiwa per

kilometer persegi.

3.3 Definisi Operasional dan Variabel Pengukuran


dalam penelitian ini terdiri dari 2 variabel independen yaitu tagline (X1) dan

jingle iklan (X2) dengan 1 variabel dependen yaitu brnad awareness (Y)

1. Tagline

Tagline adalah Rangkaian kalimat pendek yang dipakai untuk

mengasosiasikan sebuah merek atau perusahaan dibenak konsumen.

Indikator tagline (X1) terdiri dari enam indikator, yaitu :

a. Familiarity (mudah untuk diingt)

b. Diferentition (berbeda dengan yang lain)

c. Massage Of Value (kesesuaian dengan produk)

2. Jingle iklan

Jingle iklan adalah Suatu background dari sebuah iklan baik berupa musik,

nada, suara segala sesuatu yang dapat dilihat dan diperdengarkan dengan tujuan

agar iklan atau perusahaan tersebut mampu tertanam dalam benak konsumen.

Indokator jingle iklan (X2) terdiri dari enam indikator, yaitu :

a. Jingle harus menyenangkan dan mudah diingat.

b. Musik, nada atau suara yang digunakan harus simpel dan menarik

c. Lirik yang digunakan harus simpel, penyebutan nama produk lebih dari

satu kali.
49

d. Melodi yang digunakan harus menyenangkan dan berbeda dengan yang

lain

e. Jingle harus menampilkan produk dan apabila memungkinkan harus

dilakukan pengulanagan dalam penyebutan.

3. Brand awareness

Kesadaran merek adalah Kemampuan konsumen untuk mengingat merek

dari sebuah produk atau jasa yang muncul di kehidupan nyata.

Indikator brand awareness (Y) terdiri dari empat indikator, yaitu :

a. Merek mudah diingat

b. Dapat mengenali simbol/logo/slogan

c. Mempunyai pengatahuan merek

d. Dapat membedakan dengan yang lain

Tabel 3.1
Variabel Pengukuran
Simbol Variabel Indikator
X1 Tagline a. Familiarity (mudah untuk diingt)
b. Diferentition (berbeda dengan yang lain)
c. Massage Of Value (kesesuaian dengan produk)
X2 Jingle iklan a. Jingle harus menyenangkan dan mudah diingat.
b. Musik, nada atau suara yang digunakan harus simpel
dan menarik
c. Lirik yang digunakan harus simpel, penyebutan nama
produk lebih dari satu kali.
d. Melodi harus menyenangkan dan berbeda dengan yang
lain
e. Jingle harus menampilkan produk dan apabila
memungkinkan dilakukan pengulangan dalam
penyebutan.

Simbol Variabel Indikator


Y Brand a. Merek mudah diingat
Awareness b. Dapatmengenali simbol/logo/slogan
c. Mempunyai pengatahuan merek
50

d. Dapat membedakan dengan yang lain


3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 populasi penelitian

Sugiyono (2014:115) Populasi merupakan wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dak kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah populasi infinit, artinya jumlah individu tidak

terhingga atau tidaak diketahui pasti (Siregar, 2014:30) yaitu konsumen minuman

Sprite di kabupaten pasuruan. Populasi mengacu pada keseluruhan orang, kejadian,

atau hal-hal menarik yang ingin peneliti investigasi. (Sekaran dan Bougie 2017 :53).

Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen produk minuman sprite di

kabupaten pasuruan.

3.4.2 Sampel Penelitian dan Teknik Pengambilan Sample

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono 2014:116). Responden yang menjadi sampel dalam

penelitian ini yaitu konsumen yang pernah melihat iklan Sprite dengan tagline “No

BokiS” dan jingle iklan Sprite di televisi. Dalam penarikan jumlah sampel, apabila

populasinya tidak diketahui secara pasti jumlahnya (random sampling) maka rumus

yang digunakan adalah rumus machin & camble.

Rumus Machin N Cambel :


51

1 1+𝑝
𝑈 ′ 𝑝 = 2 𝑛 (1−𝑝)

1 1+0,3
𝑈 ′ 𝑝 = 2 𝑛 (1−0,3) = 0,154759802

Perhitungan 1 Perhitungan 2

(𝑍𝑎+𝑍𝑏) 2 1 1+𝑝 𝑝
𝑛= +3 𝑈 ′ 𝑝 = 2 𝑛 (1−𝑝) +
𝑈′𝑝 2(𝑛−1)

(1.645+1,645) 2 1 1+0,3
𝑈 ′ 𝑝 = 2 𝑛 (1−0,3) +
0,3
= 0,156076
𝑛= (0,154759802)
= 115,9836 2(115−1)

(𝑍𝑎+𝑍𝑏)2
𝑛= +3
𝑈 ′ 𝑝2

(1,645+1,645)2
𝑛= (0,156076)2
+ 3 = 114,0866

Perhitungan 3

1 1+0,3 0,3
𝑈 ′ 𝑝 = 2 𝑛 (1−0,3) + 2(114−1) = 0,156087

(1,645+1,645)2
𝑛= (0,156087)2
+ 3 = 114,0701

Apabila interasi pertama dan interasi kedua menunjukkan hasil jumlah

nilai yang sma maka tidak perlu dilakukan iterasi ketiga. Interasi ketiga di lakukan

apabila hasil interasi pertama dan kedua belum menunjukkan hasil yang sama.

Responden dalam peneltiain ini adalah responden dipilih secara random yang
52

berbelanja atau membeli minuman sprite. Identitas responden sesuai dengan yang

ada pada kuesioner meliputi : jenis kelamin, umur, dan tingkat pendidikan.

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus machin ncamble

dapat diketahui hasil dari interasi pertama dan kedua belum menunjukkan hasil

yang sama maka dilakukan interasi yang ketiga. Dari perhitungan di atas dapat

dilihat Penelitian ini dilakukan terhadap 114 orang responden, dimana jumlah

responden tersebut didapat dari hasil interasi pertama, kedua dan ketiga.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Bungin (2009:123) Metode kuesioner merupakan serangkaian

atau daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian dikirim untuk diisi

oleh responden. Setelah diisi, kuesioner dikembalikan kepada peneliti. Teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan

instrumen Kuesioner, jawaban dari pertanyaan dalam kuesioner adalah data primer

hasil dari pengamatan terhadap objek tertentu.

3.6 Teknik Analisis data

Setelah data dikumpulkan, maka kemudian data tersebut di analisis dengan

menggunakan teknik pengumpulan data. Analisis data yang digunakan olehpenulis

dalam penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan yang tercantum dalam

rumusan masalah.

Menurut sugiyono (2016:147) analisis data adalah kegiatan setelah data

dari seluruh responden terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah


53

mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, menstabulasi data

berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang

diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab masalah, dan melakukan

perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Statistik deskriptif

Menurut sugiyono (2014:203) pengertian deskriptif adalah statistik

yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan

atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya

tanpa bermaksud memuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau

generalisasi.

Adapun alat analisis yang digunakan adalah analisis frekuensi dan

crooss-tab. Dengan menggunakan analisis frekuensi, dapat diketahui

presentase kumulatif, rata-rata, median serta jumlah total dari profil

responden. Adapun analisis cross-tab digunakan untuk menghitung

jumlah gabungan dari beberapa variabel yang disusun saling

berkorespondensi antar variabel yang ingin diketahui besarnya.

b. Statistik inferensial

Statistik inferensial adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa

data sample dan hasilnya berlaku untuk populasi. Statistik ini akan

cocok digunakan bila sample diambil dari populasi yang jelas dan teknik

pengambilan sample diambil secara random. Penelitian ini

menggunakan analisis statistik inferensial berupa analisis regresi linier

berganda. Regresi linier berganda adalah alat yang dapat digunakan


54

untuk memperediksi permintaan dimasa yang akan datang berdasarkan

data masa lalu atau untuk mengetahui pengaruh satu variabel bebas

terhadap suatu variabel tak bebas. Teknik analisis linier berganda

digunakan untuk mengetahui pengaruh sekaligus hubungan yang terjadi

antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Persamaannya adalah :

Y = a + b1 X1 + b2 X2 +e1

Dimana :

Y = brand awareness

b1 b2 b3 = koefisien regresi

X1 = tagline

X2 = jingle iklan

E1 = tingkat kesalahan

3.7 Uji Asumsi Klasik

Menurut Sujarweni (2016 :223). Model regresi linier berganda dapat

disebut sebagai model yang baik jika model tersebut bebas dari asumsi klasik

statistik normalitas. Proses pengujian asumsi klasik dilakukan bersama dengan

proses uji regresi berganda sehingga langkah-langkah yang dilakukan dalam

pengujian asumsi klasik menggunakan kotak kerja yang sama dengan regresi.

1. Uji Normalitas
55

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam

variabel yang akan digunakan dalam penelitian.Data yang baik dan

layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi

normal. Uji normalitas data ini sebaiknya dilakukan sebelum data diolah

berdasarkan model penelitian (Sujarweni, 2016: 68). Salah satu caranya

yaitu dapat dilihat menggunakan uji normalitas Kolmogrov-Smirnov,

Berikut ini kriteria uji normalitas, yaitu: Jika sig > 0,05 maka data

berdistribusi normal, jika sig < 0,05 maka data tidak berdistribusi

normal. Metode lain yaitu dengan melihat normal probability plot yang

membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi

normal akan membentuk satu garis diagonal, dan ploting data residual

akan dibandingkan dngan garis diagonal. Jika distribusi data residual

normal maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan

mengikuti garis diagonalnya.

2. Uji linieritas

Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel

mempunyai hubungan yang linier atau tidak signifikan. Uji ini biasanya

digunakan sebagai persyaratan dalam analisa korelasi atau regresi linier.

Pengujian pada SPSS dengan mengunakan Test For Linierity dengan

taraf signifikasi 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan

yang linier bila signifikasi kurang dari 0,05.


56

3.8 Pengujian Instrumen Penelitian

3.8.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk menunjukkan seberapa nyata suatu

pengujian mengukur apa yang seharusnya di ukur. Pengukuran dinyatakan valid

jika mengukur tujuannya dengan nyata atau benar. Untuk menguji aliditas

dilakukan dengan melakukan korelasi bivariate antara dengan rumus produk

moment (Ghozali, 2014:54). Pernyataan dikatakan valid ketika nilai signifikan dari

korelasi antara masing-masing indikator terhadap total skor konstruk menunjukkan

hasil yang signifikan dan lebih dari 0,3.

Rumus yang bias digunakan untuk uji validitas konstruk dengan teknik

korelasi product moment, yaitu:

Keterangan:
rxy (rhitung) = Koefisien Korelasi suatu butir atau item
N = Jumlah Responden
X = Skor variabel (jawabn responden)
Y = Skor total dari variabel (jawaban responden)

3.8.2 Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2011), Reliabilitas merupakan suatu konsistensi alat

ukur dalam menghasilkan data, disebut konstan apabila data hasil pengukuran

dengan alat yang sama dan berulang-ulang akan menghasilkan data yang relatif

sama. Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan one shot atau pengukuran

sekali saja. Disini pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya


57

dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban

pertanyaan. Alat untuk mengukur reliabilitas adalah cronbanch alfa. Menurut

Ghozali (2009), suatu variabel dikatakan reliabel apabila hasil 𝛼 > 0,60 = reliable

dan hasil 𝛼 < 0,60 = tidak reliabel.

Dalam penelitian ini, untuk menguji tigkat reliabilitas instrument adalah

dengan rumus cronbanch alfa, yaitu:

Rumus :

k ∑ 𝜎𝑏2
𝑟𝑖𝑖 = ( ) (1. 2 )
k−1 𝜎𝑡

Keterangan :

rii = reliabilitaas instrument

k = banyaknya butir pertanyaan

∑ 𝜎𝑏2 = jumlah varian butir

𝜎𝑡2 = variasi total

Anda mungkin juga menyukai