“CONATO BAKERY”
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEMARANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Logo dari Conato Bakery sudah sangat jelas menggambarkan bahwa usaha kami berfokus pada
aneka olahan roti/kue. Conato sendiri berasal dari kata Italia yang berarti “Upaya”. Dari kata logo
tersebut kami meyakini bahwa Usaha yang baik harus dimulai dari upaya yang keras serta upaya
menjaga kepuasan konsumen terhadap produk kami. Dengan alasan itulah kami menanamkan ke
setiap pegawai kami untuk selalu berupaya yang sebaik mungkin demi menjaga hal apa yang kami
upayakan.
1.2 Visi dan Misi
1. Visi
a. Memperoleh keuntungan sebesar-besarnya
b. Menciptakan produk olahan roti terbaik yang disukai konsumen
c. Menjadikan Conato Bakery sebagai produk olahan roti terbaik di Jawa Tengah.
2. Misi
a. Memberikan pelayanan dan kenyaman terbaik untuk semua pelanggan
b. Meberikan cita rasa roti yang unique untuk pelanggan
c. Menjual produk olahan roti dengan harga terjangkau
d. Terus berupaya menjaga kualitas produk yang dihasilkan
e. Inovasi produk roti tanpa henti
BAB II
PEMBAHASAN
Berikut kami rangkum dana kebutuhan awal pendirian usaha Conato Bakery kami :
Rencana Pembelanjaan dan Sumber Dana
A. Sumber Dana
Sumber Modal utama Conato Bakery berasal dari modal bersama yaitu :
Tabel 1. Investasi Modal
N Investor Nilai (Rp)
O
1 Muji 50.000.000
2 Vivi 30.000.000
3 Kumala 30.000.000
4 Fala 20.000.000
TOTAL MODAL (Rp) 130.000.000
B. Kebutuhan Dana Produksi dan Operasional
Tabel 2. Neraca Aktiva Tetap
N Bentuk Asset Nilai (Rp)
O
1 Mesin Mixer 2 unit 50.000.000
2 Mesin Oven 2 unit 10.000.000
3 Rak Etalase 2 Unit 1.500.000
4 Loyang 200 unit 1.000.000
5 Keranjang 50 unit 500.000
6 Bak 10 unit 300.000
7 Mesin kasir Sharp 3.800.000
8 Timbangan digital 45.000
9 Meja kerja 300.000
10 Rolling pin 15.000
11 Scrapper dough 35.000
12 Piping bag 35.000
13 Tabung gas 2 unit 720.000
14 Proof box 20.000
15 Motor 15.000.000
16 Peralatan tambahan seperti mangkuk dll 40.000
TOTAL BIAYA (Rp) 83.310.000
Dari Tabel 2 dan Tabel 3, Dapat dihitung penggunaan asset dan modal perusahaan, yaitu :
Modal dana Operasional Awal = Rp. 83.310.000 + Rp. 28.737.500
= Rp. 112.047.500
D. Perhitungan Depresiasi
Tidak bisa dipungkiri setiap usaha yang dijalankan akan mengalami depresiasi atau
penyusutan asset setiap tahun dikarenakan penggunaan operasional yang sering dilakukan
semenjak dimulainya produksi maupun penjualan.Depresiasi atau penyusutan adalah suatu
biaya yang dialokasikan untuk aset tetap selama suatu periode tertentu. Atau dengan kata
lain, penyusutan ini juga dapat diartikan sebagai suatu hal yang dapat mengubah biaya asli
dari aset tetap (fixed assets) seperti gedung pabrik, alat-alat kerja dan mesin produksi
menjadi beban selama masa manfaat yang diharapkan dari aset tetap tersebut.
Kami menggunakan metode garis lurus pada usaha Conato Bakery kami untuk menentukan
depresiasi di masa depan. Pada metode ini ditekankan pada waktu berapa lama penggunaan
dari asset yang kami miliki. Pada saat asset kami mengalami depresiasi tidak mempengaruhi
kualitas maupun output dari produk yang dihasilkan. Dalam menentukan nilai depresiasi,
kami melihat dari pertimbangan nilai biaya perolehan asset, perkiraan umur ekonomis asset
maupun nilai residu dari asset yang kami gunakan.
Berikut ini kami rangkum perincian depresiasi pada usaha kami :
Tabel 4. Perhitungan Depresiasi Aset Perusahaan
N Asset Nilai Harga Umur Depresiasi/ Depresiasi/
o Residu Awal(Rp) Pakai tahun bulan
1 Mesin Mixer 50.000.000 8 6.250.000 520.833
2 Mesin Oven 10.000.000 6 1.666.666 138.888
3 Keranjang 500.000 5 100.000 8.333
4 Motor 2.500.000 15.000.000 10 1.250.000 104.166
5 Rak Etalase 1.500.000 8 187.500 15.625
6 Mesin Kasir 3.800.000 8 475.000 39.583
TOTAL (Rp) 827.428
Cara perhitungan :
(Harga Awal – Nilai residu) / umur Pakai = Depresiasi/tahun
Depresiasi/tahun / 12 bulan = Depresiasi/bulan
Kas Keluar
Sewa Bangunan 48.000.000 48.000.000 48.000.000 48.000.000 48.000.000
Biaya Utilitas 9.600.000 10.080.000 10.584.000 11.113.200 11.668.860
Biaya Bahan Baku 125.250.000 131.512.500 138.088.125 144.992.531 152.242.158
Biaya Tenaga Kerja 162.000.000 178.200.000 196.020.000 215.622.000 237.184.200
Pembelian Peralatan 83.310.000 - - - 39.716.544
Beli Alat Depresiasi 9.929.136 9.929.136 9.929.136 9.929.136 9.929.136
Total Kas Keluar 438.089.136 377.721.636 402.621.261 429.656.867 498.740.898
Pendapatan :
Penjualan: Rp 428.400.000
HPP (Cost BB, BOP, TK, BP) Rp 363.279.136 -
Laba kotor (EBT) Rp 65.120.864
Berdasarkan Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh Pasal 21) mempunyai ketentuan bahwa
tarif PPh Pasal 21 menurut pasal 17 Undang-undang Pajak Penghasilan adalah penghasilan
yang mencapai Rp 50.000.000 dikenakan tarif pajak 5%, diatas Rp 50.000.000 s.d. Rp
250.000.000 dikenakan tarif pajak 15%, diatas Rp 250.000.000 s.d. Rp 500.000.000
dikenakan tarif pajak 25%, dan diatas Rp 500.000.000 dikenakan tarif pajak 30%.
Dikarenakan bisnis Conato Bakery ini diproyeksikan mendapatkan laba diatas Rp.
50.000.000, maka dikenakan tarif pajak 15%.
B. Analisis BEP
Pengertian BEP (Break even point) adalah total pendapatan yang didapatkan sama
dengan biaya yang dikeluarkan. Total keuntungan dan kerugian pada titik BEP adalah 0,
artinya di titik ini adalah titik impas, dimana perusahaan dalam posisi netral. Perusahaan ini
tidak mengalami kerugian maupun keuntungan. Break even point juga dapat digunakan
sebagai indikasi dalam jual-beli saham. Dengan kalkulasi yang dibuat dengan menggunakan
metode BEP seseorang yang melakukan kegiatan jual beli saham dapat menganalisa kapan
saat yang tepat untuk membeli (call) dan kapan harus menjual (put).
Break even analysis adalah dasar dari semua metode break even yang diterapkan baik
dalam sales ataupun dalam hal lainya, dimana break even analysis dapat diterapkan. Ada tiga
poin penting yang perlu kamu ketahui terkait break even analysis:
a. Memberikan informasi seberapa banyak investasi yang kamu butuhkan agar
dapat mengimbangi pengeluaran awal yang telah dikeluarkan.
b. Memberi margin atau jarak sebagai langkah pengaman agar tidak mengalami
kerugian
c. Digunakan secara luas, baik dalam analisa jual-beli saham hingga
menganalisa budget berbagai macam project yang dilakukan oleh perusahaan.
BEP disusun oleh 3 variabel yaitu Biaya Tetap, Biaya Variabel dan Penjualan produk.
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Hasil perhitungan kelayakan bisnis dengan menggunakan metode Payback Period, Analisa
BEP, NPV, PI. ROI IRR, dan ARR tersebut dinyatakan layak secara finansial dan bisnis
yang berjalan tersebut memang benar-benar menguntungkan bagi usaha Conato Bakery.
2. Berdasarkan hasil analisis nilai NPV sebesar Rp. 417.488.296, IRR sebesar 10,03%,
Payback Period selama 1 tahun 27 hari, ratio PI sebesar 4.21 > 1, dan ROI sebesar 88.6 %
rata-rata pertahun, serta diketahui berdasarkan hasil analisis BEP bahwa usaha ini akan
mengalami titik impas pada saat volume produksi atau penjualan mencapai 1.691 pack atau
penerimaan sebesar total biaya produksinya yaitu Rp 28.737.500,- per bulan dan dengan
BEP harga jual sebesar rata-rata Rp. 17.000,- per pack. Maka usaha ini diterima dan layak
dijalankan.
3.2 Saran
Secara garis besar untuk memulai sebuah usaha perlu diproyeksikan dan dianalisis dengan sangat
cermat baik dari segi finansial, operasional, produk, tempat bahkan jenis usaha itu sendiri. Memang
untuk memulai sebuah usaha itu tidak mudah tetapi dengan semangat optimis dan bekerja keras kami
meyakini usaha yang akan dijalankan tentu akan berbuah maksimal. Seperti yang pepatah bilang,
“Usaha yang baik akan mendatangkan kebaikan dan hasil tidak akan pernah menghianati usaha”