Organisai unggul ini bereaksi secara cepat dan tidak membuang waktu yang berlebihan untuk perencanaan dan analisis. Perusahaan lebih berkiblat pada aksi, dan tidak hanya berkutat dengan rencana. Prinsip perusahaan ini adalah “try it, do it and fix it”. Perusahaan lebih menghargai tindakan nyata daripada ambisi yang abstrak. Mereka tidak menyukai yang kemudian dikatakan sebagai “NATO” (No Action Talk Only). Contoh : Penerapan sosialisasi social distancing corona di lingkungan perusahaan. Menjaga jarak lebih dari 1 meter saat berbicara maupun meeting pagi. 2. Close to the customer Organisasi unggul ini menyesuaikan keputusan dan tindakan terhadap kebutuhan- kebutuhan konsumennya. Perusahaan memahami dengan baik apa yang diinginkan konsumennya. Konsumen adalah “segala-galanya”. Bahkan, untuk keperluan memahami yang diharapkan konsumen, mereka tak segan-segan mendirikan dewan konsumen, membuka layanan konsumen 24 jam penuh, melakukan riset-riset konsumen, dan sejenisnya. Sebagaimana telah dipahami, kepuasan konsumen terjadi apabila yang bisa diberikan oleh perusahaan minimal sama dengan harapan konsumennya. Contoh : PLN call 123 adalah layanan aduan 24 jam dari PLN untuk memberikan layanan supply listrik terbaik bagi masyarakat. POLRI 110, BNI call 1500046 dll. 3. Outonomy and entrepreneurship Organisasi unggul ini mendorong para karyawan untuk mengambil resiko dalam mengembangkan ide-ide baru. Perusahaan menghargai sikap karyawan yang berani untuk mandiri, memiliki pandangan orisinal, berani mengambil resiko, dan sejenisnya. Mereka tidak menyukai sikap “as long as the boss like” alias “asal Bapak senang”. Contoh : Ide flash sale pertama kali yang dipelopori oleh LAZADA pada 12 Desember 2012 yang awalnya mendapatkan penolakan dari sebagian reseller utama mereka. Namun setelah kegiatan tersebut dilakukan omzet yang mereka kira berkurang malah kebanjiran order dan untung yang banyak. 4. Productivity through people Organisasi unggul ini mendorong secara positif dan menghormati hubungan antara manajemen dan karyawan. Perusahaan menilai manusia merupakan aset terpenting bagi perusahaan, melebihi arti penting mesin atau bangunan. Karyawan dianggap sebagai pelaku (aktor) yang dewasa, yang bisa dipercaya dan memiliki kreativitas yang unik. Ada komitmen bahwa karyawan adalah aset terpenting yang terlihat dari anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan pelatihan karyawan. Contoh : Diadakannya Family gathering tahunan karyawan pada PT Toyota Boshoku Indonesia “Team Building 2017” untuk meningkatkan hubungan maupun skill karyawan dengan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan dan bermanfaat 5. Hand on value driven Organisasi unggul ini memiliki karyawan-karyawan dan manajer yang berbagi nilai inti yang sama atas produktifitas dan performance. Perusahaan tak mengabaikan arti penting dari tujuan-tujuan yang bersifiat jangka panjang, bahkan transedental. Karyawan diyakinkan bahwa mereka tidak hanya bekerja untuk uang, tetapi juga untuk mencapai cita-cita yang luhur (superordinate goals). Mereka berusaha memberi makna transedental yang secara rutin dilakukan dalam perusahaan. Contoh : Visi dan Misi kesejahteran karyawan pada PT Fuji Metec Semarang yang berbunyi Visi “wujudkan FMS no.1 di Asia, Yosh” dan Misi “Bersama karyawan marilah kita tingkatkan kesejahteraan” hal ini untuk meningkatkan semangat dan rasa memiliki bersama atas perusahaan tempat mereka bekerja. 6. Stick to the knitting Organisasi unggul ini menetapkan focus mereka pada apa yang terbaik dan menghindari perbedaan yang radikal. Perusahaan tidak tergesa-gesa dalam melakukan diversivikasi. Perusahaan belajar dari pengalaman, bahwa banyak perusahaan terjebak dalam diversifikasi berlebihan. Perusahaan memiliki bisnis inti (core business) yang jelas, dan tidak tergoda masuk ke bisnis yang tidak dikuasainya dengan benar. Contoh : Perusahaan Yakult yang memfokuskan diri pada positioning dan segmentasi pasar minuman kesehatan, dengan motto “Cintai usus anda dengan minum yakult setiap hari”. Mereka tidak tergoda untuk membuat produk baru ferrmentasi padahal mereka mampu melakukan itu. 7. Simpleform, lean staff Organisasi unggul ini menghindari struktur yang kompleks atau rumit dari divisi tenaga kerja. Perusahaan memiliki struktur organisasi yang sederhana dengan jumlah staf yang ramping. Mereka menyadari bahwa perusahaan besar biasanya kurang cepat atau kurang adaptif menghadapi perubahan di lingkungan sekitar. Dengan kata lain, perusahaan besar cenderung memiliki hirarki yang panjang, melakukan formalisasi, dan proses prosedural yang berlebihan. Organisasi yang sederhana dengan sejunlah staf yang ramping dinilai penting untuk menjaga agar perusahaan tetap lincah dan cepat dalam mengambil keputusan. Contoh : Perusahaan wholesale seperti Hypermart, mereka memiliki struktur organisasi yang ramping dengan 1 CEO Utama (pemegang Penuh & licence) lalu tiap gerai hanya memiliki 2 manager (operasional dan keuangan), 1 supervisor dan sisanya karyawan. 8. Simulation loose-tight properties Organisasi unggul ini memamerkan baik kesatuan maupun tujuan dan perbedaan kebutuhan untuk inovasi. Perusahaan memiliki kemampuan menjalankan konsep-konsep manajemen yang sepintas terlihat bertentangan. Dalam konteks ini, perusahaan mampu menyeimbangkan prinsip sentralisasi dan desentralisasi dengan baik. Contoh : Sosialisai patuhi 5S atau 5R pada perusahaan Modern, misalnya Astra yang awalnya sulit dilakukan dan dipatuhi karyawan namun sekarang menjadi kebiasaan yang tidak terlupakan bagi karyawannya.