Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ahmad Muji Kuswoyo

NIM : B.131.18.0379
Makul : Strategi Korporasi
Kelas/Waktu : A/ Minggu/14:00
Jurusan : S1 Manajemen

Tugas 2 : Teori Exelensi Perusahaan

Thomas Peter & Robert Waterman (1982)

1. A bias for action


Organisai unggul ini bereaksi secara cepat dan tidak membuang waktu yang
berlebihan untuk perencanaan dan analisis. Perusahaan lebih berkiblat pada aksi, dan
tidak hanya berkutat dengan rencana. Prinsip perusahaan ini adalah “try it, do it and fix
it”. Perusahaan lebih menghargai tindakan nyata daripada ambisi yang abstrak. Mereka
tidak menyukai yang kemudian dikatakan sebagai “NATO” (No Action Talk Only).
Contoh : Penerapan sosialisasi social distancing corona di lingkungan perusahaan.
Menjaga jarak lebih dari 1 meter saat berbicara maupun meeting pagi.
2. Close to the customer
Organisasi unggul ini menyesuaikan keputusan dan tindakan terhadap kebutuhan-
kebutuhan konsumennya. Perusahaan memahami dengan baik apa yang diinginkan
konsumennya. Konsumen adalah “segala-galanya”. Bahkan, untuk keperluan memahami
yang diharapkan konsumen, mereka tak segan-segan mendirikan dewan konsumen,
membuka layanan konsumen 24 jam penuh, melakukan riset-riset konsumen, dan
sejenisnya. Sebagaimana telah dipahami, kepuasan konsumen terjadi apabila yang bisa
diberikan oleh perusahaan minimal sama dengan harapan konsumennya.
Contoh : PLN call 123 adalah layanan aduan 24 jam dari PLN untuk memberikan
layanan supply listrik terbaik bagi masyarakat. POLRI 110, BNI call 1500046 dll.
3. Outonomy and entrepreneurship
Organisasi unggul ini mendorong para karyawan untuk mengambil resiko dalam
mengembangkan ide-ide baru. Perusahaan menghargai sikap karyawan yang berani untuk
mandiri, memiliki pandangan orisinal, berani mengambil resiko, dan sejenisnya. Mereka
tidak menyukai sikap “as long as the boss like” alias “asal Bapak senang”.
Contoh : Ide flash sale pertama kali yang dipelopori oleh LAZADA pada 12
Desember 2012 yang awalnya mendapatkan penolakan dari sebagian reseller utama
mereka. Namun setelah kegiatan tersebut dilakukan omzet yang mereka kira berkurang
malah kebanjiran order dan untung yang banyak.
4. Productivity through people
Organisasi unggul ini mendorong secara positif dan menghormati hubungan
antara manajemen dan karyawan. Perusahaan menilai manusia merupakan aset terpenting
bagi perusahaan, melebihi arti penting mesin atau bangunan. Karyawan dianggap sebagai
pelaku (aktor) yang dewasa, yang bisa dipercaya dan memiliki kreativitas yang unik. Ada
komitmen bahwa karyawan adalah aset terpenting yang terlihat dari anggaran yang
dialokasikan untuk kegiatan pelatihan karyawan.
Contoh : Diadakannya Family gathering tahunan karyawan pada PT Toyota
Boshoku Indonesia “Team Building 2017” untuk meningkatkan hubungan maupun skill
karyawan dengan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan dan bermanfaat
5. Hand on value driven
Organisasi unggul ini memiliki karyawan-karyawan dan manajer yang berbagi
nilai inti yang sama atas produktifitas dan performance. Perusahaan tak mengabaikan arti
penting dari tujuan-tujuan yang bersifiat jangka panjang, bahkan transedental. Karyawan
diyakinkan bahwa mereka tidak hanya bekerja untuk uang, tetapi juga untuk mencapai
cita-cita yang luhur (superordinate goals). Mereka berusaha memberi makna transedental
yang secara rutin dilakukan dalam perusahaan.
Contoh : Visi dan Misi kesejahteran karyawan pada PT Fuji Metec Semarang
yang berbunyi Visi “wujudkan FMS no.1 di Asia, Yosh” dan Misi “Bersama karyawan
marilah kita tingkatkan kesejahteraan” hal ini untuk meningkatkan semangat dan rasa
memiliki bersama atas perusahaan tempat mereka bekerja.
6. Stick to the knitting
Organisasi unggul ini menetapkan focus mereka pada apa yang terbaik dan
menghindari perbedaan yang radikal. Perusahaan tidak tergesa-gesa dalam melakukan
diversivikasi. Perusahaan belajar dari pengalaman, bahwa banyak perusahaan terjebak
dalam diversifikasi berlebihan. Perusahaan memiliki bisnis inti (core business) yang jelas,
dan tidak tergoda masuk ke bisnis yang tidak dikuasainya dengan benar.
Contoh : Perusahaan Yakult yang memfokuskan diri pada positioning dan
segmentasi pasar minuman kesehatan, dengan motto “Cintai usus anda dengan minum
yakult setiap hari”. Mereka tidak tergoda untuk membuat produk baru ferrmentasi
padahal mereka mampu melakukan itu.
7. Simpleform, lean staff
Organisasi unggul ini menghindari struktur yang kompleks atau rumit dari divisi
tenaga kerja. Perusahaan memiliki struktur organisasi yang sederhana dengan jumlah staf
yang ramping. Mereka menyadari bahwa perusahaan besar biasanya kurang cepat atau
kurang adaptif menghadapi perubahan di lingkungan sekitar. Dengan kata lain,
perusahaan besar cenderung memiliki hirarki yang panjang, melakukan formalisasi, dan
proses prosedural yang berlebihan. Organisasi yang sederhana dengan sejunlah staf yang
ramping dinilai penting untuk menjaga agar perusahaan tetap lincah dan cepat dalam
mengambil keputusan.
Contoh : Perusahaan wholesale seperti Hypermart, mereka memiliki struktur
organisasi yang ramping dengan 1 CEO Utama (pemegang Penuh & licence) lalu tiap
gerai hanya memiliki 2 manager (operasional dan keuangan), 1 supervisor dan sisanya
karyawan.
8. Simulation loose-tight properties
Organisasi unggul ini memamerkan baik kesatuan maupun tujuan dan perbedaan
kebutuhan untuk inovasi. Perusahaan memiliki kemampuan menjalankan konsep-konsep
manajemen yang sepintas terlihat bertentangan. Dalam konteks ini, perusahaan mampu
menyeimbangkan prinsip sentralisasi dan desentralisasi dengan baik.
Contoh : Sosialisai patuhi 5S atau 5R pada perusahaan Modern, misalnya Astra
yang awalnya sulit dilakukan dan dipatuhi karyawan namun sekarang menjadi kebiasaan
yang tidak terlupakan bagi karyawannya.

Anda mungkin juga menyukai