A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang penentuan harga produk dalam praktek (transfer
pricing).
B. URAIAN MATERI
1. Pengertian Harga Produk Dalam Praktek (Transfer’Pricing)
Menurut Organisasi Kerjasa Sama dan Pembangunan Ekonomi mendefinisikan
transfer’pricing sebagai transaksi harga yang ditentukan dalam antar anggota grup
menyimpang dari harga pasar karena posisinya yang berada dalam keadaan bebas
untuk mengadopsi prinsip apapun yang tepat bagi korporasinya. (OECD 1979: 7)
Menurut Simamora dalam Mangoting (2000: 70), transfer pricing di definisikan sebagai
harga jual khusus atau nilai dalam pertukaran antar divisional untuk mencatat
pendapatan divisi penjual (selling division) dan biaya divisi pembeli (buying division).
Praktik Transfer Pricing dalam aspek perpajakan disebut juga interdivisional atau
dan jasa antar anggota. Untuk produk-produk intermediet yang merupakan barang-
barang dan jasa yang dipasok oleh divisi penjual kepada divisi pembeli biasanya
ditetapkan transfer pricing. Menurut Gunadi, dalam Santoso (2004: 127), mengatakan
dalam arti luas, transfer pricing adalah penentuan harga antara beberapa entitas secara
hukum pemiliknya bisa sama ataupun berbeda. Menurut Jerry M. Rosenburg dalam
Santoso (2004: 126) mengatakan bahwa transfer pricing adalah harga yang ditentukan
oleh satu bagian dari sebuah organisasi atas penyerahan barang atau jasa yang
Variasi lainnya dari cost plus pricing method adalah markup pricing method.
Berbeda dengan cost plus pricing method yang banyak dipakai oleh produsen, metode
markup pricing method ini pada umumnya banyak dipakai oleh pedagang.
Markup pricing didefinisikan sebagai penentuan harga dalam praktek dengan
menambahkan sesuatu jumlah (presentase) tertentu pada biaya langsung yang
dikeluarkan oleh perusahaan atau biaya rata-rata yang dikeluarkan untuk menghasilkan
output tersebut sehingga didapat bahwa
P = AVC + X% (AVC)
Dimana :
P = Harga yang ditetapkan
AVC = Biaya rata-rata variabel
X% = Besarnya presentase tertentu Mark-Up
Mark-up sebesar X% ini merupakan persentase kontribusi terhadap biaya
overhead dan keuntungan sehingga penentuan besarnya mark-up berarti menentukan
besarnya kontribusi margin (Contribution Margin) sehingga persamaan diatas menjadi P
= AVC + CM.
Biasanya besarnya mark-up tersebut diharapkan akan terlalu besar sehingga
kontribusi terhadap biaya overhead dan keuntungan juga besar bahkan besarkan mark-
up mampu menutup biaya overhead. Akan tetapi besar kecilnya mark-up dibatasi oleh
keamanan dan kemampuan konsumen untuk membayar harga mahal yang berkaitan
dengan mark-up tersebut.
Harga Promosi
Pada akhir tahun biasanya beberapa perusahaan menawarkan barangnya pada
harga tertentu atau bahkan dengan “obral”.ada beberapa alasan kenapa perusahaan
tersebut melakukan hal demikian, antara lain :
Perusahaan mungkin mempunyai kelebihan cadangan atau istilah yang lazim “cuci
gudang”
Pemasok barang ke perusahaan mungkin telah menyediakan barang yang memang
di obralkan dengan tujuan memperluas pangsa pasar.
Memperluas jaringan distribusi.
Menarik pembeli.
Mempertahankan konsumen dengan kebenaran perusahaan tersebut menjual produk
dengan harga murah.
Ada beberapa kerugian juga dengan diobralkannya barang tersebut, antara lain :
Hasil penjualan dan keuntungan mungkin berkurang jika permintaannya inelastis.
Pembeli mungkin menunggu sampai barang tersebut di obral daripada harus membeli
saat ini dengan harga yang relatif mahal.
Mungkin merusak citra produk yang dijual sehingga akan menurunkan jumlah barang
yang diminta saat dijual pada harga biasa.
Menurut Blattberg, masyarakat yang menyukai penjualan secara obral adalah
mereka yang mempunyai opportunity cost rendah terhadap hilangnya waktu (ingat saat
obral biasanya terjadi antrian). Mereka yang mempunyai pendapatan tinggi kurang
tertarik pada penjualan obral ini.Secara umum penjualan secara obral biasanya disukai
mereka yang oendapatannya menengah kebawah dan biasanya untuk bahan-bahan
kebutuhan rumah tangga seperti makanan, detergen, tissue, dsb.
C. LATIHAN SOAL/TUGAS
1. Mengapa penentuan harga suatu produk pada praktiknya sangat penting bagi
perusahaan? Berikan argumentasi Saudara!
2. Sebutkan dan jelaskan metode-metode penentuan harga dalam praktik/transfer pricing?
3. Diketahui : Biaya produk per unit sebesar Rp.50.000
Laba yang diinginkan sebesar 25% dari biaya produk
Hitung besarnya harga jual produk tersebut?
4. Mengapa penggunaan metode taksiran biaya dan penerimaan incremental dirasa
kurang efektif untuk menaikan laba perusahaan?
5. Kerugian apa saja yang akan dialami perusahaan jika menerapkan strategi harga
promosi? Jelaskan!
D. DAFTAR PUSTAKA
1. Nitisemito, Alex S.”Manajemen Personalia – Manajemen Sumber DayaManusia”.
Jakarta: Ghalia, 1991.
2. Pappas, James L. dan Hirschey, Mark. “Ekonomi Manajerial.Jakarta” PT. Binarupa
Aksara Indonesia, 1995.
3. Stanton, William J. “Prinsip Pemasaran”. Jakarta : Penerbit Erlangga, 1984.