Anda di halaman 1dari 8

PERTEMUAN KE-17

PENENTUAN HARGA PRODUK DALAM PRAKTEK (TRANSFER


PRICING)

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang penentuan harga produk dalam praktek (transfer
pricing).

B. URAIAN MATERI
1. Pengertian Harga Produk Dalam Praktek (Transfer’Pricing)
Menurut Organisasi Kerjasa Sama dan Pembangunan Ekonomi mendefinisikan

transfer’pricing sebagai transaksi harga yang ditentukan dalam antar anggota grup

perusahaan multinasional dimana harga transfer tersebut yang ditentukan dapat

menyimpang dari harga pasar yang cocok bagi grupnya.’Perusahaan dapat

menyimpang dari harga pasar karena posisinya yang berada dalam keadaan bebas

untuk mengadopsi prinsip apapun yang tepat bagi korporasinya. (OECD 1979: 7)

Menurut Simamora dalam Mangoting (2000: 70), transfer pricing di definisikan sebagai

harga jual khusus atau nilai dalam pertukaran antar divisional untuk mencatat

pendapatan divisi penjual (selling division) dan biaya divisi pembeli (buying division).

Praktik Transfer Pricing dalam aspek perpajakan disebut juga interdivisional atau

internal pricing intracompany pricing, intercorporate pricing, yang merupakan harga

yang diperhitungkan untuk pengendalian manajemen atas keperluan transfer barang

dan jasa antar anggota. Untuk produk-produk intermediet yang merupakan barang-

barang dan jasa yang dipasok oleh divisi penjual kepada divisi pembeli biasanya

ditetapkan transfer pricing. Menurut Gunadi, dalam Santoso (2004: 127), mengatakan

dalam arti luas, transfer pricing adalah penentuan harga antara beberapa entitas secara

hukum pemiliknya bisa sama ataupun berbeda. Menurut Jerry M. Rosenburg dalam
Santoso (2004: 126) mengatakan bahwa transfer pricing adalah harga yang ditentukan

oleh satu bagian dari sebuah organisasi atas penyerahan barang atau jasa yang

dilakukannya kepada bagian lain dari organisasi yang sama.

2. Metode Penentuan Harga Dalam Praktik


Dalam menentukan harga suatu produk, perusahaan dapat menggunakan beberapa
metode dibawah ini :
 Metode biaya ditambah dengan laba yang diinginkan.
 Penentuan harga didasarkan pada keseimbangan antara harga permintaan dan
harga penawaran produk di pasar.
 Metode marginalist pricing pada kondisi ketidakpastian.
 Metode Penentuan Harga Dalam Pasar yang Mapan.

3. Metode Biaya Ditambah Dengan Laba yang Diinginkan


Metode ini dikenal sebagai cost plus pricing method, yang mana metode ini
merupakan metode yang paling sederhana yaitu produsen di dalam menetapkan harga
produknya dengan cara biaya per unit ditambah dengan laba yang diinginkan.Secara
matematis, metode ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Harga jual = biaya per unit
+ laba yang diinginkan
Contoh :
Diketahui : 1.Biaya produk per unit sebesar Rp.10.000
2. Laba yang diinginkan sebesar 20% dari biaya produk
Hitung : Harga jual produk
Pembahasan:
Harga jual= biaya per unit + laba yang diinginkan
= 10.000 + (20% x 10.000)
= 10.000 + 2.000
= 12.000

Variasi lainnya dari cost plus pricing method adalah markup pricing method.
Berbeda dengan cost plus pricing method yang banyak dipakai oleh produsen, metode
markup pricing method ini pada umumnya banyak dipakai oleh pedagang.
Markup pricing didefinisikan sebagai penentuan harga dalam praktek dengan
menambahkan sesuatu jumlah (presentase) tertentu pada biaya langsung yang
dikeluarkan oleh perusahaan atau biaya rata-rata yang dikeluarkan untuk menghasilkan
output tersebut sehingga didapat bahwa
P = AVC + X% (AVC)
Dimana :
P = Harga yang ditetapkan
AVC = Biaya rata-rata variabel
X% = Besarnya presentase tertentu  Mark-Up
Mark-up sebesar X% ini merupakan persentase kontribusi terhadap biaya
overhead dan keuntungan sehingga penentuan besarnya mark-up berarti menentukan
besarnya kontribusi margin (Contribution Margin) sehingga persamaan diatas menjadi P
= AVC + CM.
Biasanya besarnya mark-up tersebut diharapkan akan terlalu besar sehingga
kontribusi terhadap biaya overhead dan keuntungan juga besar bahkan besarkan mark-
up mampu menutup biaya overhead. Akan tetapi besar kecilnya mark-up dibatasi oleh
keamanan dan kemampuan konsumen untuk membayar harga mahal yang berkaitan
dengan mark-up tersebut.

4. Penentuan Harga Didasarkan Pada Keseimbangan Antara Harga


Permintaan dan Harga Penawaran Produk di Pasar
Untuk mengaplikasikan metode ini, produsen harus melakukan riset (penelitian)
untuk menaksir fungsi permintaan produk yang ditawarkan di pasar.Metode ini
merupakan metode yang baik untuk menentukan laba yang maksimal melalui
keseimbangan harga antara permintaan produk dan penawaran produk di pasar.
Setelah diketahui keseimbangan harga di pasar, maka perusahaan dapat
menentukan harga produk yang ditawarkan oleh perusahaan, dimana harga tersebut
akan dapat memaksimalkan laba perusahaan.

5. Metode Marginalist Pricing Pada Kondisi Ketidakpastian.


Yang paling utama dalam praktek penentuan harga marginal pada situasi
ketidakpastian ada 3 cara yaitu :
Penggunaan taksiran kurva permintaan dan MC
Untuk menentukan penerimaan marginal (MR) menggunakan metode taksiran
fungsi permintaan. Perusahaan dapat menentukan jumlah produk dan harga produk
dengan menetapkan MR = MC dengan asumsi biaya marginalnya konstan pada kisaran
output tertentu.
Penggunaan taksiran elastisitas harga dan MC
Metode ini menggunakan elastisitas produk untuk menentukan harga suatu
produk
Penggunaan taksiran biaya dan penerimaan incremental
Jika permintaan akan suatu produk sudah diketahui, maka perubahan’jumlah
output yang diminta akan menyebabkan perubahan’harga produk tersebut. Misalkan
pada harga Rp.380,- jumlah barang terjual sebanyak 12.000 unit. Dan pada harga
Rp.350,- jumlah barang terjual sebanyak 14.500 unit. Jika kita membandingkan antara
kenaikan biaya (incremental cost) dengan kenaikan pendapatannya pada setiap tingkat
harga, maka perusahaan dapat memilih harga yang menghasilkan kontribusi maksimum.
Metode penentuan harga semacam ini nampaknya hanya berdasarkan pada
informasi.Ini berarti bahwa keputusan yang dihasilkan hanya berdasarkan pada
informasi terbaik yang tersedia. Dan seandainya informasi baru masuk, maka informasi
tersebut akan menjadi basis untuk penentuan keputusan yang baru.
6. Metode Penentuan Harga Dalam Pasar yang Mapan
Pada pasar barang yang sudah mapan tingkat harga umum mungkin dtentukan
sebagai hal yang memerlukan jangka waktu yang lama (historically determined) dalam
artian bahwa harga tersebut untuk saat ini adalah merupakan proses yang panjang dan
merupakan hal yang memuaskan atau mengijinkan bagi perusahaan untuk terlibat
didalam penentuan harga tersebut. Mungkin dianggap bahwa harga yang terjadi dipasar
yang sudah mapan merupakan harga yang ditentukan oleh penentu harga (price leader)
dan harga tersebut biasanya ditentukan oleh setiap perusahaan secara individual
dengan menerapkan “mark-up” diatas biaya rata-rata variabel.
Pada situasi pasar yang demikian suatu perusahaan harus memilih posis
harganya diantara banyak alternative harga yang tersedia.
Harga Posisi (Price Positioning)
Harga sesuatu barang relatif terhadap harga barang yang lain (yang bersaing
khususnya) harus ditetapkan diatas atau dibawah tergantung pada ada tidaknya sesuatu
hal yang diinginkan (menarik) oleh konsumen pada umumnya.
Adanya sesuatu yang menarik bbagi konsumen akan mendorong pengusaha
untuk menetapkan harga di atas harga rata-rat. Untuk mengetahui ada tidaknya atribut
yang menarik bagi konsumen memerlukan riset pasar untuk menemukan ada atau
tidaknya atribut yang menarik bagi konsumen.
Jumlah maksimum yang mau konsumen membayarnya untuk sesuatu produk
dikenal sebagai “reservation price” bagi konsumen.Pembeli mau membayar harga untuk
suatu barang apabila “harga cadangan” lebih besar daripada harga yang diminta oleh
penjual. Sebagai contoh misalnya dalam pembelian sesuatu barang yang dikategorikan
sebagai “luxury package” pada mobil mewah maka atribut yang menempel pada mobil
tersebut akan menarik bagi konsumen hanya jika harga atribut tersebut lebih kecil
daripada harga cadangan yang dimiliki konsumen.
Strategi Harga untuk product-line
Strategi penentuan harga ini banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.Hal
ini banyak dilakukan oleh perusahaan dalam menentukan harga sesuatu barang yang
diproduksi atau lebih dari satu barang yang diproduksi baik barang tersebut
komplementer maupun substitusi terhadap barang yang diproduksikan.Perbedaan harga
diantara banyak barang tersebut menunjukan tempat dimana seluruh barang tersebut
berada.
Dalam kasus prduct-line perusahaan harus memperhatikan keterkaitan
permintaan akan barang-barang tersebut. Misalnya peningkatan harga pada sesuatu
barang akan menyebabkan berkurangnya penjualan barang tersebut karena kenaikan
harga atas barang tersebut akan menaikkan jumlah barang pengganti yang mungkin
lebih baik kualitasnya maupun lebih rendah kualitasnya (higher quality substitute & lower
quality substitute).
Untuk kasus barang didalam product-line dimana barangnya komplementer
misalnya kamera photo, lampu blitz, film dan peralatan lainnya. Mungkin akan lebih
menarik jika harga untuk barng utamanya yaitu kamera dibuat relatif rendah agar dapat
dicapai permintaan pasar yang lebih luas. Kalua misalnya peralatan tambahan
(komplementer) tersebut dijual oleh perusahaan yang sama maka penjualan kamera
akan meningkat dimasa depan. Hal ini disebabkan meningkatnya penjualan saat ini
yang disebabkan karena murahnya barang tersebut dijual.
Penentuan’Harga untuk Menduga Kualitas
Sering dijumpai dalam kenyataan bahwa barang yang harganya mahal
mencerminkan kualitasnya tinggi (baik). Kalau harga barang tersebut murah maka akan
dianggap bahwa barang tersebut kualitasnya rendah (jelek). Misalnya, mobil BMW pada
suatu saat rusak serta memerlukan ganti suku cadang tertentu, maka anda mempunyai
alternative mengganti suku cadang dengan suku cadang yang asli atau mengganti
dengan suku cadang lain (yang tidak asli). Biasanya harga suku cadang yang asli
mahal, sedangkan suku cadang yang tidak asli harganya murah.Hal ini disebabkan
karena suku cadang yang asli dijamin kualitasnya lebih baik dibandingkan dengan suku
cadang yang tidak asli.Apakah selalu demikian?Hal ini memerlukan semacam riset oleh
konsumen terhadap barang tersebut karena mungkin antara yang asli dengan yang tidak
asli tidak ada perbedaan kualitas.Dalam hal ini konsumen memerlukan informasi tentang
kualitas barang tersebut.
Akan tetapi seandainya dalam mencari informasi atau riset di atas memerlukan
biaya yang mungkin jumlahnya melebihi jumlah daripada nilai akan informasi tersebut
maka sebaiknya konsumen menggunakan harga untuk barang yang asli sebagai
indikator kualitas. Hal yang perlu dicatat bahwa biaya riset termasuk uang dan waktu.

Penentuan’Harga Produk dalam Satu’Paket


‘Pembundelan produk yaitu praktik penjualan satu atau lebih produk secara
bersama - sama sebagai satu paket dengan harga tunggal.’Penjualan secara paket akan
meningkatkan laba yang ditempuh dengan cara menaikkan harga setiap produk apabila
dijual terpisah dan menawarkan bundelan sebagai suatu paket dengan satu harga yang
lebih rendah dari harga jual masing - masing komponen dalam bundelan tersebut.

Harga Promosi
Pada akhir tahun biasanya beberapa perusahaan menawarkan barangnya pada
harga tertentu atau bahkan dengan “obral”.ada beberapa alasan kenapa perusahaan
tersebut melakukan hal demikian, antara lain :
 Perusahaan mungkin mempunyai kelebihan cadangan atau istilah yang lazim “cuci
gudang”
 Pemasok barang ke perusahaan mungkin telah menyediakan barang yang memang
di obralkan dengan tujuan memperluas pangsa pasar.
 Memperluas jaringan distribusi.
 Menarik pembeli.
 Mempertahankan konsumen dengan kebenaran perusahaan tersebut menjual produk
dengan harga murah.
Ada beberapa kerugian juga dengan diobralkannya barang tersebut, antara lain :
 Hasil penjualan dan keuntungan mungkin berkurang jika permintaannya inelastis.
 Pembeli mungkin menunggu sampai barang tersebut di obral daripada harus membeli
saat ini dengan harga yang relatif mahal.
 Mungkin merusak citra produk yang dijual sehingga akan menurunkan jumlah barang
yang diminta saat dijual pada harga biasa.
Menurut Blattberg, masyarakat yang menyukai penjualan secara obral adalah
mereka yang mempunyai opportunity cost rendah terhadap hilangnya waktu (ingat saat
obral biasanya terjadi antrian). Mereka yang mempunyai pendapatan tinggi kurang
tertarik pada penjualan obral ini.Secara umum penjualan secara obral biasanya disukai
mereka yang oendapatannya menengah kebawah dan biasanya untuk bahan-bahan
kebutuhan rumah tangga seperti makanan, detergen, tissue, dsb.

C. LATIHAN SOAL/TUGAS
1. Mengapa penentuan harga suatu produk pada praktiknya sangat penting bagi
perusahaan? Berikan argumentasi Saudara!
2. Sebutkan dan jelaskan metode-metode penentuan harga dalam praktik/transfer pricing?
3. Diketahui : Biaya produk per unit sebesar Rp.50.000
Laba yang diinginkan sebesar 25% dari biaya produk
Hitung besarnya harga jual produk tersebut?
4. Mengapa penggunaan metode taksiran biaya dan penerimaan incremental dirasa
kurang efektif untuk menaikan laba perusahaan?
5. Kerugian apa saja yang akan dialami perusahaan jika menerapkan strategi harga
promosi? Jelaskan!

D. DAFTAR PUSTAKA
1. Nitisemito, Alex S.”Manajemen Personalia – Manajemen Sumber DayaManusia”.
Jakarta: Ghalia, 1991.
2. Pappas, James L. dan Hirschey, Mark. “Ekonomi Manajerial.Jakarta” PT. Binarupa
Aksara Indonesia, 1995.
3. Stanton, William J. “Prinsip Pemasaran”. Jakarta : Penerbit Erlangga, 1984.

Anda mungkin juga menyukai