Kurva permintaan suatu komoditas biasanya diestimasi dari data yang ada dipasar tentang
kuantitas yang dibeli dari suatu komoditas pada berbagai tingkat harga dalam jangka waktu tertentu
(menggunakan data deret-waktu) atau berbagai unit konsumsi atau pasar pada satu waktu
(menggunakan data kerat-lintang). Namun demikian, dengan hannya menyatukan observasi harga-
kuantitas begitu saja dalam suatu grafik tidak akan dapat menghasilkan kurva permintaan untuk
komoditas tersebut. Alasannya adalah bahwa setiap observasi harga-kuantitas diperoleh dari
perpotongan permintaan dan penawaran dari komoditas yang berbeda tersebut (tetapi hal ini tidak ikut
di observasi). Kurva permintaan tidak dapat di identifikasi dengan sesederhana itu. Ini dikenal dengan
istilah masalah identifikasi (identification problem).
Sebagai contoh, dalam figure 4-1, hanya harga-kuantitas pada titik E 1, E2, E3, E4, yang di
observasi. Setiap observasi harga-kuantitas ini, bagaimanapun juga terletak padakurva penawaran dan
permintaan yang bereda-beda. Jelaslah bahwadengan hanya menggabungkan begitu saja titik E 1, E2, E3,
dan E4 dengan sebuah garis pada figur 4-1 tidak akan menghasilkan kurva permintaan untuk komoditas.
Maka dari itu, garis putus-putus yang menghubungkan titik E 1, E2, E3, dan E4 bukanlah kurva permintaan
dari komoditas.
Untuk menurunkan kurva permintaan bagi komoditas dari data observasi harga-kuantitas , kita
harus membiarkan kurva peawaran untuk bergeser atau berbeda, tanpa kendala, seperti yang
ditunjukkan dalam figure 4-1, sementara kita menyesuaikan atau membenarkan pergeseran atau
perbedaan pada kurva permintaan. Arrtinya, kita harus membenarkan atau menyesuaikan efek
darikomoditas yang diakibatkan oleh perubahan atau perbedaan dalam pendapatan konsumen, harga
komoditas yang berhubungan, selera konsumen, dan factor lainnya yang menyebabkan kurva
permintaan dari komoditas tertentu bergeser atau menjadi berbeda, sehingga kita dapat mengisolasi
atau mengindentifikasi efeknya terhadap kuantitas yangdiminta sebagai akibat dari perubahan harga.
Hubungan harga-kuantitas ini, setelah dilakukan perbaikan terhadap semua hal yang menyebabkan
kurva permintaan bergeser atau menjadi berbeda, nenberikan kurva permintaan yang sesungguhnya
bagi komoditas (katakan D2, dalam figure 4-1).
Dengan memasukkan variabel-variabel bebas atau penjelas yang paling menentukan bagi
permintaan, analisis regresi memungkinkan peneliti untuk tidak mengacaukan efeknya masing-masing
terhadap permintaan, dan juga untuk memisahkan efek dari harga komoditas terhadap kuantitas yang
diminta dari komoditas tersbut (untuk mengindentifikasi kurva permintaan komoditas). Perlu dicatat
bahwa tidak ada yang harus dilakukan untuk memperbaiki pergeseran atau perbedaan dalam
penawaran.
Sementara analisis regresi (untuk didiskusikan selanjutnya) sejauh ini merupakan metode yang
sangat penting dan berguna untuk menngestimasi permintaan, pendekatan penelitian pemasaran juga
sering digunakan. Yang paling penting disini adalah survey konsumen, klinik pemasaran, dan
eksperimen pemasaran. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai ketiga hal tersebut:
Sama untuk permintaan barang dan jasa domestic (lihat persamaan 4-26), permintaan akan impor di AS
(QM) merupakan fungsi dari harga dalam dolar dari komoditas atau jasa yang diimpor (PM), pendapatan
konsumen AS (I), jumlah konsumen AS (N), harga dalam dolar dari barang atau jasa yang berhubungan
(komplementer atau subtitusi) di AS (PY), selera dari konsumen di AS (T), dan semua variabel lainnya
yang dianggap penting sebagai determinan dari permintaan atas komoditas atau jasa impor tertentu
dalam penelitian ini. Maka:
Akan tetapi, perlu dicatat bahwa haarga dalam dolar impor AS bergantung pada harga di negara yang
melakukan ekspor (dinyatakan dalam mata uang luar begeri) dan kepada nilai tukar antara dolar AS
dengan mata uang negara tersebut. Sebagai contoh, harga impor AS dalam dolar dari Inggris bergantung
pada harga dalam pon dari barang atau jasa dari Inggris dan nilai tukar antara dolar dengan pon. Jika
nilai tukar antara dolar AS dengan poundsterling Inggris (£) adalah 2, ini berarti bahwa harga dari suatu
DVD music yang biayanya £10 di Inggris adalah sama dengan $20 di Amerika Serikat. Harga dari DVD
Inggris tersebut bagi konsumen di AS juga dapat jatuh menjadi $10, meskipun harganya tetap £10 di
Inggris, jika nilai tukar antara keduanya jatuh dari $2 untuk £1 menjadi $1 untuk £1. Nilai tukar ini
berubah-ubah sewaktu-waktu di dunia nyata.
Apa yang penting adalah harga dalam dolar dari impor AS dapat berubah karena adanya perubahan
harga dalam mata uang asing di luar negeri atau karena perubahan dalam nilai tukar. Dengan
mengesampingkan alasan perubahan harga dalam impor AS, kita dapat mengukur kuantitas dari impor
AS sebagai akibat dari perubahan harga dolar-nya karena pengaruh elastisitas permintaan terhadap
harga untuk impor. Dalam hal yang sama, kita dapat mengukur perubahan kuantitas ekspor AS yang
diakibatkan dari perubahan dalam dolar dengan elastisitas permintaan atas harga ekspor.
Permintaan antara ekspor dan impor AS juga bergantung pada harga komoditas subtitusi dan
komplementer, dan juga selera dari AS dan luar negeri. Kemampuan untuk mensubtitusi barang atau
jasa domestic dengan barang atau jasa asing di dalam maupun luar negeri telah mencapai tingkat yang
paling tinggi di sepanjang masa di seluruh dunia dan diramalkan akan terus meningkatsecara tajam di
masa yang akan datang karena (1) penurunan yang tajam dalam biaya transportasi untuk hampir semua
produk, (2) peningkatan pengetahuan tentang barang-barang luar negeri karena adanya revolusi
informasi internasional, (3) kampanye iklan secara global oleh perusahaan multinasional, (4)
meledaknya jasa perjalanan internasional, dan (5) korvergensi yang pesat dari selera secara
internasional.