Anda di halaman 1dari 13

EKONOMI MANAJERIAL

“ANALISIS ELASTISITAS PERMINTAAN”

OLEH KELOMPOK 8 :

Putu Ananda Mahardika Putra (1807521135)

Ida Bagus Wiwekananda (1807521140)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2019/2020
4.1 Faktor yang mempengaruhi permintaan konsumen:

Dalam bahasa sehari-hari kita sering memperoleh informasi bahwa pasar barang
tertentu mengalami kelesuan, tetapi dalam waktu tertentu kembali menghangat. Hal ini
menunjukkan bahwa permintaan terhadap suatu barang/jasa selalu berfluktuasi, kadang-
kadang turun dan kadang-kadang juga mengalami kenaikan. Pertanyaannya tentu saja adalah
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan tersebut. Bila sudah terindentifikasi,
kira-kira factor mana yang paling dominan pengaruhnya. Pengaruhnya besar (elastis) atau
kecil (inelastic). Paling tidak terdapat 6 faktor yang patut diperhitungkan, yaitu harga
barang tersebut pada periode sekarang (untuk membedakan dengan harga barang pada periode
yang akan datang), pendapatan konsumen, harga barang lain yang berhubungan (subtitusi
atau komplementer), selera konsumen, harapan atau perkiraan konsumen mengenai harga
barang dimasa datang, dan jumlah penduduk (populasi).

Faktor yang pertama, sesuai dengan hukum permintaan, maka permintaan terhadap
suatu barang/jasa dipengaruhi oleh harga barangnya itu sendiri (own price), yaitu bila
harga suatu barang mengalami kenaikan maka ceteris paribus permintaan akan turun dan
sebaliknya. Dalam teori ekonomi mikro dijelaskan hal ini dapat terjadi karena adanya dua
pengaruh, yaitu pengaruh subtitusi (subtitution effect) dan pengaruh pendapatan (income
effect). Analisis yang dilakukan oleh Eugene Slutsky (1880-1948) dan dikembangkan oleh
Jhon R. Hicks (1904-1989) seperti dituliskan oleh Silberberg (1990) menunjukkan bahwa
respon konsumen terhadap suatu perubahan harga secara konseptual dapat dipisahkan
menjadi dua yaitu efek atau pengaruh substitusi dan efek pendapatan.

Pengaruh subtitusi dimaksudkan sebagai reaksi konsumen untuk mengurangi


pembelian barang yang harganya naik, dan beralih meningkatkan pembelian barang lain
(subtitusinya) karena sekarang harga barang subtitusinya tersebut menjadi relatif lebih murah.
Sedangkan pengaruh pendapatan dimaksudkan sebagai reaksi konsumen untuk mengurangi
pembelian barang yang harganya naik tersebut karena berkurangnya daya beli riel
dihubungkan dengan pendapatan nominalnya yang tetap. Kedua efek itu secara simultan akan
mendorong konsumen untuk mengurangi pembelian ketika harganya naik.
Faktor yang kedua yang biasanya diperhitungkan pengaruhnya terhadap permintaan
konsumen adalah pendapatan konsumen. Bila pendapatan konsumen meningkat (misal
karena gaji PNS atau UMK naik), maka ada kecenderungan permintaan terhadap beberapa
jenis barang juga meningkat. Jenis barang/jasa yang mengikuti pola permintaan demikian
digolongkan sebagai barang normal (normal goods), yaitu ketika pendapatan naik diikuti
oleh kenaikan permintaan. Kemungkinan sebaliknya yaitu kenaikan pendapatan konsumen
justru diikuti oleh penurunan permintaan. Barang/jasa yang mengikuti pola permintaan seperti
ini digolongkan sebagai barang inferior, yaitu biasanya barang-barang yang tergolong
bermutu rendah, imitasi, barang bekas.

Bila kenaikan pendapatan masyarakat diikuti oleh kenaikan permintaan pembelian


software asli sehingga akibatnya permintaan terhadap software bajakan berkurang, maka
software bajakan tersebut dapat dianggap sebagai barang inferior. Namun perlu hati-hati
dalam menafsirkan barang inferior, karena inferior bagi kelompok konsumen tertentu belum
tentu berlaku bagi yang lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari sangat sulit kita menemukan
jenis barang yang dalam penggunaannya dapat berdiri sendiri. Sangat banyak penggunaan satu
barang memerlukan kehadiran barang lain, atau bahkan sebaliknya dapat digantikan oleh
barang lainnya yang sejenis.

Faktor yang ketiga yang dapat mempengaruhi permintaan adalah harga barang lain
yang berhubungan. Bila kenaikan harga barang lain tersebut mengakibatkan kenaikan
permintaan akan barang tertentu dan sebaliknya, maka hubungan antara kedua barang
dikelompokkan dapat saling menggantikan (subtitusi). Sebagai contoh kenaikan harga kopi
akan mengakibatkan kenaikan permintaan terhadap teh, artinya bagi konsumen, minum
teh adalah pengganti minum kopi. Semakin kuat daya subtitusi dua buah barang, maka
semakin besar pula tingkat persaingan kedua produsennya. Bila kenaikan harga komputer
merek A diikuti oleh kenaikan permintaan yang drastis terhadap komputer merek B, berarti
tingkat persaingan kedua merek komputer tersebut sangat ketat.

Sebaliknya bila kenaikan harga barang lain tersebut diikuti oleh penurunan permintaan
akan barang tertentu, maka hubungan kedua buah barang tersebut dikelompokkan dapat
saling melengkapi (komplementer). Bila kenaikan harga kopi di Indonesia diikuti oleh
turunnya permintaan terhadap gula putih, maka hubungan kedua barang tersebut saling
melengkapi.

Faktor yang keempat yaitu selera konsumen merupakan yang dapat mempengaruhi
permintaan. Bila sekarang celana jean merupakan mode yang sedang trendy di kalangan
remaja, maka diduga permintaan akan jenis pakaian tersebut juga akan meningkat. Bagi
pengusaha pakaian kelihatannya faktor selera ini merupakan yang sangat dipertimbangkan
dalam menentukan produksi pakaian jenis apa yang akan dihasilkan. Kerena sulitnya
mengukur dan mengkuantifikasikan faktor selera ini, maka dalam analisis ekonomi sering
diasumsikan tidak berubah.

Asumsi ini dapat diterima untuk analisis jangka pendek, tetapi perlu hati-hati bila
diterapkan untuk jangka panjang. Beberapa teknik dan manipulasi statistik tertentu dapat
diterapkan untuk menganalisis bagaimana pengaruh selera ini terhadap permintaan.

Faktor yang kelima adalah harapan-harapan atau dugaan konsumen mengenai harga
barang dimasa datang adalah faktor lain yang dapat mempengaruhi permintaan barang tertentu.
Bila konsumen menduga bahwa bulan depan akan terjadi kenaikan harga hand-phone (HP)
karena kurs rupiah terhadap dolar melemah misalnya, maka permintaan terhadap HP pada
bulan sekarang diduga akan meningkat.

Dan yang terakhir, Faktor yang keenam yang besar sekali dampaknya terhadap
permintaan barang tertentu, khususnya untuk barang kebutuhan pokok, adalah jumlah
penduduk. Usaha pemerintah Indonesia untuk secara terus menerus melakukan pencetakan
sawah baru merupakan pencerminan antisipasi penanggulangan pemenuhan kebutuhan beras
sebagai akibat pertumbuhan jumlah penduduk yang masih relatif tinggi. Karena faktor
utama yang mempengaruhi permintaan pasar, juga berpengaruh terhadap permintaan yang
dilayani atau dihadapi oleh sebuah perusahaan. Namun demikian seberapa besar
permintaan pasar tersebut dapat dikuasai oleh sebuah perusahaan, juga dipengaruhi oleh strategi
pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan itu sendiri, yang tercermin alam kegiatan
promosinya. Dalam suasana persaingan usaha yang sangat ketat maka promosi merupakan
faktor lain yang mempengaruhi permintaan barang & jasa yang dijual oleh sebuah perusahaan.
4.2 Elastisitas Dan Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Konsumen

1. Elastisitas Permintaan Terhadap Harga

Kepekaan respon dari kuantitas komoditi yang diminta terhadap perubahan harganya
merupakan faktor yang sangat penting bagi perusahaan.Kadang,penurunan harga akan
menyebabkan peningkatan penjualan yang cukup berarti sehingga penerimaan total meninggal.

 Elastisitas Titik dari Harga Permintaan

KURVA GAMBAR 3-4

Elastisitas permintaan terhadap harga(Ep)diberikan oleh persentase perubahan kuantitas


komoditi yang diminta dibagi dengan persentase perubahan harganya,dengan menjaga semua
variable yang lainnya dalam fungsi permintaan konstan.Yaitu,

EP=ΔQ/Q = ΔQ . P

ΔP/P ΔP Q
 Rumus untuk elastisitas permintaan busur terhadap harga dapat ditulis sebagai berikut :

EP= . = .

 Elastisitas terhadap Harga,Penerimaan Total,dan Penerimaan Marginal

Penerimaan total (TR)adalah sama dengan harga (P) atau harga dikalikan dengan kuantitas
(Q),sementara penerimaan marginal (MR)merupakan perubahan dari TR per unit perubahan
dari penjualan atau output .Yaitu

TR=P.Q

MRΔ=
Tabel Elastisitas Harga.Penerimaan total,dan penerimaan marginal :

Kurva Permintaan,Penerimaan total,Penerimaan Marjinal,dan Elastisitas Terhadap


Harga :
2. Elastisitas Permintaan Terhadap Pendapatan

 Elastisitas permintaan titik terhadap pendapatan ditunjukan oleh

E1= = .

Sama seperti elastisitas permintaan titik terhadap harga, elastisitas titik dari pendapatan
juga memberikan hasil yang berbeda-beda,tergantung kepada apakah pendapatan meningkat atau
menurun. Untuk menghindari tersebut,kita biasanya mengukur elasitistas permintaan busur
terhadap pendapatan.Ini menggunakan rata-rata dari pendapatan awal dan baru,dan juga rata-rata
dari kuantitas awal dan baru.Untuk menghasilkan hasil yang sama pada saat pendapatan
meningkat atau menurun.Sehingga,rumusnya dapat dituliskan sebagai berikut:
E1= =

4.3 Penggunaan Elastisitas Dalam Pengambilan Keputusan Manajerial

Analisis dari kekuatan atau variable-variabel yang mempengaruhi permintaan dan estimasi
yang dapat dipercaya terhadap dampaknya secara kuantitas terhadap penjualan adalah sangat
penting bagi perusahaan untuk membuat keputusan produksi yang terbaik dan rencananya untuk
pertumbuhan. Beberapa kekuatan yang mempengaruhi permintaan dapat dikontrol oleh
perusahan akan tetapi yang lainnya tidak dapat, sebuah perusahaan biasanya dapat menentukan
harga dari komoditas yang mereka jual dan menentukan tingkat pengeluaran dalam iklan,kualitas
produk dan pelayanan pelanggan tetapi mereka tidak memiliki control terhadap tingkat dan
pertumbuhan pendapatan konsumen.harapan harga kepada konsumen,keputusan harga para
pesaing dan keputusan pesaing dalam pengeluaran untuk iklan,kualitas produk dan pelayanan
pelanggan. Perusahaan dapat memperkirakan elastisitas permintaan terbadap semua kekuatan
yang mepengaruhi permintaan komoditas yang mereka jual.

Perusahaan memerlukan estimasi terhadap berbagai elastisitas untuk menentukan


kebijakan optimal untuk proses operasionalnya dan jalan yang paling positif untuk merespons
berbagai kebijakan perusahaan pesaing. Sebagai contoh, jika permintaan untuk produknya
inelastic terhadap harga, perusahaan tidak akan menurunkan harganya karna akan
mengakibatkan penerunaan penerimaan total, dan meningkatkan biaya totalnya (berlubungan
dengan meningkatkan komoditas yang di jual pada harga yang lebih rendah) dan, karnanya
memberikan laba yang lebih rendah.Sama halnya jika elastisitas penjualan perusahaan terhadap
iklannya positif dan tinggi dari pada terhadap pengeluaran untuk kualitas dan pelayanan
pelanggan,maka perusahaan akan berkonsentrasi dalam usaha penjualanya lewat periklanan dan
tidak terhadap kualitas produk dan pelayanan pelanggan.

Elastisitas dari penjualan perusahaan terhadap variabel-variabel yang ada di luar kontrol
perusahaan juga sangat penting bagi perusahaan agar dapat menanggapi kebijakan perusahaan
yang mendukung strategi pengembangan yang terbaik. Sebagai contoh, jika perusahaan telah
menduga bahwa elastisitas silang antara permintaan dan produknya terhadap harga dari barang
pesaing sangat tinggi, maka harus cepat bertindak terhadap penurunan harga dari pesaing atau
perusahaan akan mengalami utang yang cukup besar dalam penjualannya. Tetapi, perusahaan
akan berpikir dua kali lebih dahulu sebelum menurunkan harganya, karena dapat berakibat
terhadap terjadinya perang harga.Jadi sebelum perusahaan memutuskan untuk memperbaiki
produknya atau memilih produk yang permintaanya lebih elastis terhadap pendapatan.maka
perusahaan harus :

1. Mengidentifikasi semua variable penting yang mempengaruhi permintaan produk yang di


jual.

2. Perusahaan harus mendapatkan estimasi efek marginal dari perubahan semua variable
tersebut terhadap permintaan.

tersebut akan menggunakan informasi ini untuk mengestimasi elastisitas permintaan dari
produk yang ia jual terhadap semua variabel fungsi permintaan. Hal ini sangat penting untuk
keputusan manajerial yang optimal pada jangka pendek dan dalarm perencanaan untuk
pertumbuhan pada jangka waktu panjang.

Sebagai contoh, misalkan perusahaan bernama Tasty Cormpany memasarkan kopi merek
X dan mengestimasi regresi dari permintaan akan kopinya, sebagai berikut:

QX = 1,5 – 3,0PX + 0,8I +2,0PY – 0,6PS +1,2A

Keterangan :

QX = Penjualan kopi merek X di Amerika serikat, Jutaan per tahun

PX = Harga kopi merek X, dolar per pon.

I = Pendapatan personal disposable, triliun dolar per tahun

PY = Harga kopi pesaing dolar per pon


PS = Harga gula, dplar per pon

A = Pengeluaran iklan untuk kopi merek X, ratusan ribu dolar per tahun

Misalkan juga pada tahun ini, = $2; 1 = $2,5; = $1,80 ; = $0,50; A = $1 Memasukan nilai-nilai
ini terhadap persamaan 3-19 akan menghasilkan :

= 1,5 – 3(2) + 0,8(2,5) +2(1,80) – 0,6(0,50) + 1,2(1) = 2

Sehingga pada tahun ini perusahan akan menjual 2juta pon kopi merek X, perusahan dapat
menggunakan informasi diatas untuk menemukan elastisitas permintaan kopi merek X terhadap
harganya, pendapatan, harga kopi pesaing, harga gula dan perikanan sehingga:

Perusahan dapat menggunakan beberapa elastisitas ini untuk meramalkan permintaan


kopinya pada tahun yang akan datang. Sebagai contoh : misalkan tahun depan perusahan ingin
meningkatkan harga sebesar 5% dan pengeluaran iklannya sebesar 12%. Misalkan juga
perusahan memperkirakan pendapatan personal disposable meningkat 4%. meningkat 7% PY dan
PS menurun 8%. Menggunakan tingkat penjualan (QS) sebesar 2juta pon pada tahun ini, nilai
elastisitas yang dihitung diatas kebijakan perusahan pada tahun depan dan ekspentasi perusahan
tentang perubahan variabel-variabel diatas perusahan tersebut dapat menentukan penjualannya
ditahun depan (QX) sebesar :

= 2 + 2(5%)(-3) + 2(4%) (1) + 2(7%)(1.8%) + 2(-8%)(-0,15) + 2(12%)(0,6)

= 2 + 2(0,05)(-3) + 2(0,04) (1) + 2(0,07)(1.8) + 2(-0,08)(-0,15) + 2(0,12)(0,6)

= 2(1 – 0,15 + 0,04 + 0,126 + 0,012 + 0,072)


= 2(1 + 0,1)

= 2(1,1)

= 2,2 atau 2.200.000 pon.

Tasty Company dapat juga menggunakan informasi ini untuk menentukan bahwa ia bias menjual
kopinya tahun depam (dengan jumlah yang sama pada tahun ini) yaitu 2juta pon, dengan
meningkatkan harganya sebesar 8,33% dan bukannya 5% (jika yang lain tetap sama). Kelebihan
3,33% peningkatan akan mengakibatkan 2(0,033)(-3) = -0,198 atau 198.000 pon lebih sedikit
kopi yang terjual dibandingkan 2,2juta pon yang direncanakan untuk tahun depan dengan
peningkatan sebesar 5% saja.
DAFTAR PUSTAKA

Manajerial Economics,dalalam perekonomian global.Buku 1 edisi


kelima.Dominick Salvatore

http://repository.unika.ac.id/19966/1/Buku-EkonomiManajerial.pdf

Anda mungkin juga menyukai