Anda di halaman 1dari 40

STRUKTUR PASAR:

PERSAINGAN SEMPURNA, MONOPOLI DAN PERSAINGAN MONOPOLISTIK

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 9

 TAUFIK HASAN (02041911037)


 NURSALSABILLA ABDURAHMAN (02041911034)

KELAS : A MANAJEMEN

SEMESTER : IV (EMPAT)

MATA KULIAH : EKONOMI MANAJERIAL

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS KHAIRUN

TERNATE
DAFTAR ISI

JUDUL BUKU : MANAGERIAL ECONOMICS

PENULIS : DOMINICK SALVATORE

PENERBIT : SALEMBA EMPAT

TAHUN TERBIT : 2005

BAB 9. (STRUKTUR PASAR: PERSAINGAN SEMPURNA, MONOPOLI, DAN PERSAINGAN


MONOPOLISTIK)

9.1 STRUKTUR PASAR DAN TINGKAT PERSAINGAN


9.2 PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
 Arti dan Nilai Penting Pasar Persaingan Sempurna
 Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna
 Penetapan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna
 Studi Kasus 9-1: Persaingan dalam Pasar Modal
 Analisis Jangka Pendek dari Perusahaan Persaingan Sempurna
 Kurva Penawaran Jangka Pendek dari Perusahaan dan Pasar Persaingan Sempurna
 Analisis Jangka Panjang dari PerusahaanPersaingan sempurna
 Studi Kasus 9-2: Penyesuaian Jangka Panjang dalam Industri Tekstil Katun di
Amerika Serikat
9.3 PERSAINGAN DALAM PEREKONOMIAN GLOBAL
 Permintaan dan Penawaran Domestik, Impor, dan Harga
 Nilai Tukar Dolar dan Daya Saing Internasional Amerika Serikat
 Studi Kasus 9-3: Pembacaan Nilai Valuta Asing
 Studi Kasus 9-4: Nilai Tukar Dolar dan Tingkat Laba Perusahaan Amerika Serikat
9.4 PASAR MONOPOLI
 Sumber Terjadinya Monopoli
 Studi Kasus 9-5: Waralaba dari Pemerintahan,Kekuatan Monopoli, dan Persaingan
dalam Industri Telekomunikasi
 Penetapan Harga dan Output Jangka Pendek dalam Pasar Monopoli
 Penetapan Harga dan Output Jangka Panjang dalam Pasar Monopoli
 Perbandingan Pasar Monopoli dan Persainngan Sempurna
 Studi Kasus 9-6: Nilai Pasar dari Laba Monopoli dalam Industri Taksi di Kota New
York
9.5 PASAR PERSAINNGA SEMPURNA
 Arti dan Nilai Penting Pasar Persaingan Monopolistik
 Studi Kasus 9-7: Industri restoran yang Bersifat Persaingan Monopolistik
 Penetapan Harga dan Output Jangka Pendek dalam Pasar Monopolistik
 Penetapan Harga dan Output Jangka Panjang dalam Pasar Monopolistik
 Variasi Produk dan Beban Penjualan dalam Pasar Persaingan Monopolistik
 Studi Kasus 9-8: Pengiklan yang Menyebutkan Nama Pesaing
PENDAHULAN

Dalam bab ini kita akan memadukan analisis permintaan dengan analisis produksi dan
biaya, agar kita dapat menganalisis bagaimana harga dan output ditetapkan dalam pasar
persaingan sempurna, monopoli dan pasar monopolistic. Pada bab ini akan dimulai dengan
mendefinisikan arti pasar dan mengidentifikasi beberapa jenis struktur pasar. Kemudian
dilanjutkan dengan membahas arti dari pasar persaingan sempurna, dan menunjukan bagaimana
tingkat harga dan kuantitas keseimbangan ditentukan dalam pasar persaingan sempurna.
Kemudian kita akan menentukan bagaimana sebuah perusahaan persaingan sempurna
menetapkan tingkat output optimum dalam jangka pendek dan jangka panjang.

Selain itu, kita juga akan membahas persaingan dan perekonomian internasional dengan
menunjukan dampak impor terhadap harga barang-barang domestic dan dampak dari perubahan
nilai tukar dolar terhadap daya saing internasional perusahaan-perusahaan Amerika Serikat. Selain
itu, kita akan membahas bagaimana seorang monopolis menetapkan tingkat output dan harga
terbaik dalam jangka pendek dan jangka panjang, dan membandingkan pasar monopoli dan pasar
persiangan sempurna. Terakhir, kita akan membahas arti dan nilai penting pasar persaingan
monopolistic, menunjukan bagaimana harga dan kuantitas keseimbangan dicapai dalam jangka
pendek dan jangka panjang, serta menganalisis variasi produk dan beban penjualan.
PEMBAHASAN

(URAIAN MASING-MASING SUBBAB)

9.1 STRUKTUR PASAR DAN TINGKAT PERSAINGAN

Dalam dunia nyata, proses tercapainya tingkat harga dan output sangat dipengaruhi oleh
struktur pasarnya. Pasar (market) terdiri dari pembeli dan penjual aktual maupun potensial dari
suatu produk tertentu. Struktur pasar (market structure) mengacu kepada lingkungan persaingan
di mana pembeli dan penjual produk tersebut beroperasi. Biasanya struktur pasar dibagi menjadi
empat jenis. Pasar persaingan sempurna pada kutub ekstrim yang satu, pasar monopoli murni pada
kutub ekstrim yang lain, dan pasar persaingan monopolistik serta oligopoli yang berada di tengah-
tengahnya. Jenis-jenis struktur atau organisasi pasar ini didefinisikan berdasarkan jumlah serta
ukuran pembeli dan penjual bagi produk tersebut, jenis produk yang dibeli dan dijual (yaitu
terstandardisasi atau homogen, berlawanan dengan produk terdiferensiasi), tingkat mobilitas
sumber daya (yaitu kemudahan bagi perusahaan atau pemilik faktor produksi untuk memasuki
atau keluar dari pasar), serta tingkat pengetahuan tentang harga, biaya, dan kondisi permintaan
dan penawaran yang dimiliki oleh agen-agen ekonomi (yaitu perusahaan, pemilik faktor produksi,
dan konsumen).

Ciri-ciri pasar di atas digunakan untuk mendefinisikan empat jenis struktur pasar sebagai berikut:

1.) Pasar persaingan sempurna (perfect competition) adalah bentuk organisast pasar di mana (1)
terdapat banyak pembeli dan penjual bagi suaru produk, masing-masing terlalu kecil untuk
mempengaruhi harga sua produk; (2) produknya bersifat homogen; (3) terdapat mobilitas
sumber daya yang sempurna; dan (4) agen ekonomi memiliki pengetahuan yang sempurna
tentang kondisi pasar.
2.) Pasar monopoli (monopoly) adalah bentuk organisasi pasar di mana hanya satu perusahaan
yang menjual sebuah produk yang tidak memiliki substitusi dekat. Perusahaan baru sangat sulit
atau bahkan tidak mungkin masuk ke dalam industri ini (terbukti dengan fakta bahwa dalam
industri tersebut terdapat perusahaan tunggal).
3.) Pasar persaingan monopolistik (monopolistic competitiom) mengacu kepada kasus di mana
terdapat banyak penjual dari suatu produk yang terdiferensiasi dan perusahaan-perusahaan
cukup mudah keluar dan masuk ke dalam industri dalam jangka panjang.
4.) Pasar oligopoli (oligopoly) adalah kasus ketika terdapat sedikit penjual dari sebuah produk yang
homogen ataupun terdiferensiasi. Meskipun perusahaan baru mungkin saja masuk ke dalam
industri ini, tapi tidak mudah untuk melakukannya (terbukti dengan fakta bahwa dalam industri
tersebut hanya terdapat sedikit perusahaan).

Pasar monopoli, persaingan monopolistic, dan oligopoly sering disebut sebagai pasar persaingan
tidak sempurna, umtuk membedakannya dari pasar persaingan sempurna.

9.2 PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

Pada bagian ini akan dipaparkan secara rinci arti dari pasar persaingan sempurna,
memperlihatkan bahwa di dalam pasar persaingan sempurna harga pasar dan kuantitas dari
sebuah produk ditentukan secara eksklusif oleh kekuatan permintaan dan penawaran bagi produk
tersebut, serta akan membahas bagaimana sebuah perusahaan menentukan tingkat output
terbaiknya dalam jangka pendek dan jangka panjang, untuk suatu tingkat harga yang berlaku.

 Arti dan Nilai Penting Pasar Persaingan Sempurna

Dari definisi tentang pasar persaingan sempurna terdapat banyak penjual dan pembeli bagi
produk yang dimaksud, dan masing-masing penjual dan pembeli terlalu kecil ukurannya dibanding
ukuran pasar. Akibatnya, mereka tidak mampu mempengaruhi harga produk tersebut. Ini berarti
bahwa perubahan dalam jumlah output produk yang dihasilkan suatu perusahaan tidak akan
memberikan pengaruh yang jelas terhadap harga pasar produk itu. Demikian pula halnya, masing-
masing pembeli produk tersebut terlalu kecil (kemampuannya) untuk bisa memperoleh
keuntungan-keuntungan khusus dari penjual, baik berupa diskon maupun pemberian kredit
khusus. Produk yang dihasilkan oleh setiap perusahaan dalam persaingan sempurna bersifat
homogen, identik, atau terstandardisasi secara sempurna. Contohnya adalah gandum musim dingin
kelas A. Sebagai akibatnya, pembeli tidak bisa membedakan antara output satu perusahan dengan
yang lainnya, sehingsa mereka tidak peduli dari mana harus memperoleh produk tersebut. Hal ini
tidak hanya mengacu kepada ciri fisik dari produk itu, tetapi juga "lingkungan tempat pembelian
tersebut dilakukan (misalnya keramahan penjual dan lokasi penjualan).

Dalam pasar persaingan sempurna, terdapat mobilitas sempurna dari berbagai sumber daya
yang ada. Artinya, pekerja dan faktor produksi lainnya dapat dengan mudah bergerak secara
geografis dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya, dan dapat bereaksi dengan cepat terhadap
insentif berupa uang. Tidak terdapat monopoli atas faktor produksi yang dibutuhkan untuk
memproduksi sebuah produk, baik oleh pemilik maupun pembuatnya. Dalam jangka panjang
perusahaan dapat masuk atau keluar dari industri tersebut tanpa banyak kesulitan Artinya, tidak
terdapat paten atau hak cipta, tidak diperlukan modal dalam "jumlah besar" untuk memasuki pasar,
dan perusahaan yang sudah berdin tidak memiliki faktor penekan biaya yang lebih baik dibanding
perusahaan baru, yang bisa muncul akibat adanya pengalaman atau besarnya ukuran perusahaan.

Terakhir, dalam pasar persaingan sempurna, konsumen, pemilik factor produksi, dan
perusahaan dalam pasar, memiliki pengetahuan yang sempurn terhadap tingkat harga, biaya-biaya
serta peluang-peluang ekonomi pada umumnya, baik yang berlaku saat ini maupun yang bisa
terjadi di masa yang akan datang. Dengan demikian, konsumen tidak akan membayar terlalu mahal
untuk produk tersebut. Perbedaan harga yang terjadi akan dihilangkan secara cepat, dan sebuah
harga tunggal bagi produk tersebut akan berlaku untuk keseluruhan pasar. Sumber daya atau
faktor produksi akan dijual kepada penawar tertinggi. Dengan adanya pengetahuan yang sempurna
tentang harga dan biaya saat ini maupun pada masa mendatang. produsen tahu persis berapa
banyak produk yang harus mercka hasilkan.

Pasar persaingan sempurna, sebagaimana yang didcfinisikan di atas, tidak pernah benar-benar
ada dalam dunia nyata. Mungkin pasar yang paling mirip dengan pasar persaingan sempurna di
masa ini adalah pasar modal (lihat Studi Kasus 9-1). Contoh lain yang agak memenuhi ketiga
asumsi pertama pasar persaingan sempurna adalah pasar komoditas pertanian seperti jagung dan
gandum. Industri gas alam dan angkutan truk juga mendekati pasar persaingan sempurna.
Kenyataan bahwa pasar persaingan sempurna dalam bentuknya yang murni tidak pernah terjadi
dalam dunia nyata, tidak mengurangi arti penting dari model pasar persaingan sempurna. Seperti
yang ditunjukkan dalam Bab sebuah teori harus diterima atau ditolak atas dasar kemampuannya
untuk menjelaskan atau meramalkan suatu hal secara tepat, dan bukan pada realitas asumsi-
asumsinya. Model pasar persaingan sempurna juga memberikan beberapa hal yang bermanfaat
(meskipun seringkali hanya gambaran yang kasar) kepada kita dalam menjelaskan dan
meramalkan banyak fenomena ekonomi di dunia nyata, meskipun asumsi-asumsi yang digunakan
dalam model pasar persaingan sempurna hanya mendekati nyata (bukan tepat). Sebagai tambahan,
model ini membantu kita mengevaluasi dan membandingkan efisiensi penggunaan sumber daya di
antara berbagai bentuk organisasi pasar.

 Penetapan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna

Dalam pasar persaingan sempurna, harga sebuah produk ditentukan pada perpotongan antara
kurva permintaan pasar dan kurva penawaran pasar dari produk itu. Kurva permintaan pasar dari
sebuah produk hanyalah penjumlahan horisontal dari kurva permintaan seluruh konsumen dalam
pasar tersebut. Kurva penawaran pasar dari sebuah produk dapat diperoleh dengan cara serupa,
yaitu menjumlahkan secara horizontal kurva penawaran dari setiap produsen yang menghasilkan
produk itu.

Jika harga pasar dari suatu produk ditentukan oleh perpotongan kurva permintaan dan
penawaran pasar dari produk itu, maka perusahaan dalam pasar persaingan sempurna merupakan
pengambil/penerima harga (price taker). Artinya, perusahaan tersebut menerima harga dari
produk tersebut apa adanya dan tidak memiliki kekuatan untuk mempengaruhi harga itu dengan
cara mengubah tingkat ourput dan penjualan produknya. Karena produk dari semua perusahaan
tersebut bersifat homogen, suatu perusahaan tidak dapat menjual produk itu di atas harga pasar;
jika tidak, perusahaan tersebut akan kehilangan seluruh pelanggannya. Di sisi lain, tidak ada alasan
bagi perusahaan itu untuk menjual produk di bawah harga pasar, karena perusahaan tersebut bisa
menjual berapa pun jumlah produknya, pada tingkat harga yang berlaku di pasar. Sebagai
akibatnya perusahaan tersebut menghadapi kurva permintaan pasar yang horizontal atau memiliki
elastisitas tak terhingga, pada tingkat harga pasar yang ditentukan oelh perpotongan kurva
permintaan dan penawaran pasar dari produk tersebut.

Studi Kasus 9-1: Persaingan dalam Pasar Modal

Pasar modal adalah pasar yang saat ini paling mirip dengan pasar persaingan sempurnaa. Dalam
kebanyakan kasus, harga dari suatu saham ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan
saham dari pasar tersebut, dan setiap pembeli dan penjual saham itu tidak memiliki kemampuan
untuk mempengaruhi harga. Semua saham dalam setiap kategori yang ada, kurang lebih bersifat
homogeny. Kenyataan bahwa saham sering dibeli dan dijual, menunjukan bahwa sumber daya,
memiliki mobilitas yang tinggi. Terakhir, informasi tentang harga dan kuantitas yang
diperdagnagkan selalu siap tersedia.

Secara umum, harga sebuah saham mencerminkan semua informasi yang diketahui masyarakat
tentang keuntungan saat inidan keuntunngan yang diharapkan pada masa mendatang dari saham
yang dimaksud. Hal ini dikenal sebagai hipotesis pasar yang efisien. Dana mengalir ke dalam
saham, dan sumber daya mengalir untuk digunakan pada kegiatan yang memberikan tingkat
pengembalian yang paling tinggi, tentunya setelah dikurangi factor risiko. Dengan demikian,
harga saham memberikan tanda bagi alokasi investasi yang efisien dalam perekonomian.
Meskipun terdapat kenyataan bahwa pasar modal adalah pasar yang paling mendekati pasar
persaingan sempurna, ketidak sempurnaan juga terjadi disini. Misalnya, penjualan saham senilai
$1 miliar oleh IBM atau perusahaan besar lainnya tentu saja akan mempengaruhi harga saham-
sahamnya. Lebih jauh, harga-harga saham kadangkala bisa terlalu tinggi penilaiannya dan dengan
demikian harga saham tersebut bisa mengalami koreksi dengna tajam.

Meskipun hal ini menciptakan banyak kemungkinan sumber penghasilan yang baru serta sangat
meningktkan peluang untuk diferivikasi portofolio , kecenderungan ini menciptakan bahaya.
Berupa krisis yang cepat merambat, yang terjadi pada pasar modal tertentu ke pasar modal lain
yang ada di seluruh dunia. Hal ini berlangsung ketika harga-harga saham di pasar modal lain yang
ada diseluruh dunia. Hal ini berlangsung ketika harg-harga saham di New York Stock exchange
jatuh pada bulan oktober 1987, menyebabkan harga-harga saham di pasar modal seluruh dunia
turun drastic. Hal yang serupa kembali terjadi 10 tahun kemudian, ketika harga-harga saham
pasar modal di Asia tenggara jatuh yang menjadi penyebab turun drastisnya harga-harga saham
di New York Stock Exchange serta pasar modal di negara-negara lainnya.

Beberapa tahun terakhir, New York Stock Exchange terlihat seperti kehilangan kemampuannya
untuk meramalkan perubahan kondisi ekonomi, dan seperti kehilangan posisi pentingnya sebagai
sumber modal utama bagi pengusaha Amerika, karena semakin banyak dari pengusaha yang
meminjam dana dari beberapa bank untuk membiayai pengambil alih lahan dan merger. Memang,
pasar global surat-surat berharga, yang memiliki ciri-ciri sangat terotomatisasi, bisa ditemukan
diseluruh dunia serta beroperasi 24 jam sehari, akhirnya dapat menghilangkan dominasi pasar
modal Wall Street dalam mengumpulkan dan memperoleh dana.

harga dan kuantitas keseimbangan dapat ditentukan secara aljabar dengan menyatakan bahwa
fungsi permintaan sama dengan fungsi penawaran pasar, kemudian mencari solusi untuk harga
keseimbangannya. Dengan mensubtitusikan harga keseimbangan ke dalam fungsi permintaan atau
fungsi penawaran dan mencari sulusi untuk Q, maka kita akan memperoleh kuantitas
keseimbangan.

Misalnya, persamaan bagi kurva permintaan dan penawaran pasar bagi produk.

Gambar 9-1 Tingkat Harga Keseimbangan dan Tingkat Permintaan yang Dihadapi oleh
Perusahaan dalam Pasar Persaingan Sempurna.

Penjelasan gambar:

Harga keseimbangan bagi produk tersebut, P = $ 45 ditentukan oleh perpotongan kurva


permintaan dan penawaran dalam pasar persaingan sempurna (yaitu dalam perpotongan D
dan S) yang ditunjukan oleh titik E. Perusahaan dalam pasar persaingan sempurna
merupakan kurva permintaan yang elastisitasnya takterhingga, yaitu d, pada tingkat P = $
45. Karena perusahaan itu dapat menjual berapa pun produk yang dihasilkannya pada
tingkat P = $ 45, perubahan dalam pendapatan total untuk setiap perubahan dalam unit atau
pendapatan marginal ((MR) juga sama dengan $ 45.

QD = 625 – 25P

QS = 175 + 15P

Dengan menyatakan QD sama dengan QS kemudian mencari solusi untuk P, kita peroleh

QD = QS

625 – 5P = 175 + 5P
450 = 10P

P = $45

Dengan mensubtitusikan P = $45 ke dalam fungsi permintaan atau penawaran dan mencari solusi
untuk Q, kita memperoleh

QD = 625 – 5P = 625 – 5(45) = 400

QS = 175 + 5P = 175 + 5(45) = 400

Jika harga keseimbangan P = $45, maka sebuah perusahaan persaingan sempurna menghadapi
kurva permintaan yang horizontal atau yang elastisitasnya tak terhingga, ditunjukkan oleh d pada P
= $45 dalam Figur 8-1. Perusahaan tersebut hanya perlu menentukan berapa kuantitas produk
yang harus dihasilkan pada tingkat harga P = $45 agar dapat memaksimumkan laba totalnya.

Bagaimana cara perusahaan tersebut menentukan kuantitas akan dibahas dalam bagian
berikutnya. Sementara ini, anggaplah terdapat 100 perusahaan yang identik dalam pasar
ini,masing-rnasing menghasilkan 4 unit produk pada P = $45. Jika satu dari perusahaan tersebut
meningkatkan outputnya sebanyak 25 persen, kuantitas total produk X yang dijual dalam pasar ini
hanya meningkat 1 unit, dari 400 menjadi 401, dan P akan turun dari $45 menjadi $44,99. Jika ada
1.000 perusahaan, P hanya akan turundari $45 menjadi $44,99; dan

jika terdapat 10.000 perusahaan, harga akan turun menjadi $44,999. Tentu saja, jika seluruh
perusahaan meningkatkan outputnya, kurva penawaran pasar akan bergeser ke kanan dan
memotong kurvapermintaanpadatingkat harga keseimbangan yang lebih rendah (lihat Soal 1).

Tetapi, jika hanya terdapat satu perusahaan yang mengubah jumlah outputnya, kita dapat dengan
aman mengasumsikan bahwa dampaknya terhadap harga keseimbangan sangatlah kecil (artinya,
perusahaan itu merupakan price taker).

Dengan demikian, kita dapat menggambarkan kurva permintaan produk yang dihadapi oleh suatu
perusahaan bersifat horizontal. Jika harga produk bersifat tetap, perubahan dalam pendapatan
marginal (marginal revenue—MR) juga bersifat tetap dan sama dengan harga produk tersebut.
Dengan kata lain, bagi perusahaan dalam pasar sempurna.

P = MR.
 Analisis Jangka Pendek dari Perusahaan Persaingan Sempurna

Kita telah membahas Subbab 1-2 bahwa tujuan sebuah perusahaan adalah untuk
memaksimumkan laba. Dalam jangka pendek, beberapa jenis input (faktor produksi) bersifat tetap
dan hal ini menimbulkan biaya tetap, yaitu biaya yang harus ditanggung, terlepas dari berproduksi
atau tidaknya perusahaan tersebut. Karena itu, meskipun dalam jangka pendek menderita
kerugian, perusahaan tersebut masih tetap lebih baik berproduksi, sejauh kerugian tersebut lebih
kecil dibanding biaya tetapnya. Jadi, tingkat output paling optimum bagi perusahaan dalam jangka
pendek adalah suatu tingkat di mana perusahaan tersebut memaksimumkan labanya atau
meminimumkan kerugiannya.

Tingkat output terbaik bagi perusahaan tersebut adalah pada saat penerimaan marginalnya
(MR) sama dengan biaya marginal (marginal cost—MC) jangka pendeknya. Seperti yang
diperlihatkan dalam Figur 2-4 (Buku 1), selama MR lebih tinggi dibanding outputnya, karena
dengan demikian perusahaan akan lebih meningkatkan penerimaan totalnya dibanding
peningkatan biaya totalnya (sehingga laba total akan meningkat atau kerugian total akan
berkurang).

Di sisi lain, selama MC lebih tinggi daripada MR, akan menguntungkan bila perusahaan
mengurangi outputnya karena dengan demikian perusahaan bisa menekan biaya total dalam
jumlah yang lebih besar dibanding penurunan penerimaan totalnya (sehingga, sekali lagi, laba
totalnya meningkat atau kerugian totalnya berkurang). Dengan demikian, tingkat output terbaik
bagi perusahaan mana pun (tidak hanya untuk perusahaan dalam pasar persaingan sempurna)
adalah tingkat output di mana MR = MC. Karena sebuah perusahaan dalam pasar persaingan
sempurna menghadapi

Tentu saja dalam jangka panjang, semua biaya bersifat variabel dan perusahaan tersebut tidak
bisa bertahan untuk memproduksi jika tidak dapat membayar paling tidak seluruh biaya yang
dikeluarkannya (sehingga tercapai titik impas) dan kemungkinan memperoleh laba. kurva
permintaan yang horizontal atau memiliki elastisitas yang tak terhingga, atau P = MR, maka kondisi
bagi tingkat output terbaik dapat dinyatakan kembali sebagai kondisi ketika P = MR = MC.

Pada panel atas Figur 8-2, d adalah kurva permintaan dalam perusahaan persaingan sempurna
seperti yang ditunjukkan dalam Figur 8-1, dan kurva biaya marginal dan biaya total rata-rata (yaitu,
MC dan ATC) adalah kurva yang terdapat dalam Figur 7-1. Tingkat output terbaik bagi perusahaan
itu dicapai pada titik E, ketika kurva MC berpotongan dengan kurva d atau kurva MR dari
perusahaan tersebut. Pada titik E, perusahaan itu memproduksi 4 unit output pada tingkat P = MR =
MC = $45. Karena pada titik E, P = $45 dan ATC = $35, perusahaan akan memperoleh laba sebesar
EA = $10 per unit dan laba total sebesar EABC = $40 (daerah yang diarsir). Ini adalah laba total
tertinggi yang bisa diperoleh perusahaan. Buktinya sebagai berikut. Karena pada setiap tingkat
output yang lebih kecil daripada Qx = 4, P = MR > MC, perusahaan tersebut akan memperoleh
peningkatan penerimaan totalnya dalam jumlah yang lebih daripada peningkatan biaya totalnya
(sehingga laba totalnya meningkat) melalui peningkatan output. Sebaliknya, tidaklah
menguntungkan bagi perusahaan untuk meningkatkan outputnya melebihi titik E (artinya, lebih
besar daripada Qx = 4) karena MC > MR = P = $45 dan perusahaan tersebut hanya menambah biaya
total yang lebih besar dibanding pendapatan total (sehingga laba totalnya akan menurun). Dengan
begitu, tingkat output paling menguntungkan bagi perusahaan tersebut adalah Qx = 4, yaitu pada
saat MR = P = MC dan dengan demikian laba total perusahaan tersebut berhasil dimaksimumkan.

 Kurva Penawaran Jangka Pendek dari Perusahaan dan Pasar Persaingan Sempurna

Dari apa yang telah dikemukakan diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa bagian dari kuva MC
perusahaan yang menanjak dan berada diatas kurva AVC atau titik tutup merupakan atau mewakili
kurva penawaran jangka pendek dari perusahaan persaingan sempurna. Alasannya, perusahaan
dalam pasar persaingan sempurna selalu menghasilkan output pada tingkat P = MR = MC, selama P
> AVC. Dengan demikian, pada P = $45, Q = 4; pada P = $25, Q = 3; dan pada P = $15, Q = 2,5.
Artinya jika P diketahui, kita dapat menentukan jumlah outputyang ditawarkan oleh perusahaan
persaingan sempurna dengan menentukan titik P = MC. Jadi, bagian kurva MC perusahaan yang
menanjak dan berada diatas AVC menunjukan hubungan pemetaan satu-satu antara P dan Q, yang
merupakan definisi dari kurva penawaran.

Jika harga bersifat tetap, maka kurva penawaran atas sebuah produk dalam suatu pasar
persaingan sempurna, dapat diperoleh dengan menjumlahkan secara horizontal kurva penawaran
dari masing-masing perusahaan dalam pasar.

 Analisis Jangka Panjang dari PerusahaanPersaingan sempurna

Dalam jangka panjang semua input dan biaya produksi bersifat variabel, dan perusahaan dapat
menentukan skala pabrik yang optimum atau paling tepat untuk menghasilkan tingkat output
terbaik. Tingkat output terbaik adalah tingkat di mana harga sama dengan kurva biaya marjinal
jangka panjang (LMC) dari perusahaan. Tingkat skala pabrik yang optimum adalah tingkat di mana
kurva biaya total rata-rata jangka pendek (SATC) dari perusahaan bersinggungan dengan kurva
biaya rata-rata jangka panjang perusahaan pada tingkat output terbaik. Namun demikian, jika
perusahaan yang ada dalam pasar memperoleh laba, maka dalam jangka panjang akan lebih banyak
perusahaan memasuki pasar. Hal ini akan menyebabkan penawaran pasar atas produk tersebut
meningkat (atau kurva bergeser ke kanan) dan mengakibatkan turunnya harga produk hingga
seluruh laba hilang dari pasar. Sebaliknya, jika perusahaan-perusahaan dalam pasar mengalami
kerugian, dalam jangka panjang beberapa di antaranya akan meninggalkan pasar. Ini akan
mengurangi penawaran pasar atas produk iru hingga seluruh perusahaan yang tersisa dalam pasar
hanya mencapai tiik impas. Jadi, ketika sebuah pasar persaingan sempurna mencapai
keseimbangan jangka panjang, semua perusahaan berproduksi pada titik terendah dari kurva biaya
rata-rata jangka panjangnya (LAC) dan mencapai titik impas. Hal ini ditunjukkan dengan titik E
pada Gambar 9-3.

Gambar 9-3 menunjukkan bahwa pada P = $25, tingkat output terbaik bagi perusahaan
persaingan sempurna adalah 4 unit dan ditunjukkan oleh titik E yaitu ketika P = LAC. Karena
perusahan dapat keluar masuk pasar dengan bebas dan mudah, semua keuntungan dan kerugian
dalam pasar akan hilang dengan sendirinya, sehingga P = LMC = titik terendah LAC. Jadi, agar suatu
pasar persaingan sempurna bisa mencapai keseimbangan jangka panjangnya, semua perusahaan
dalam industri tersebut harus berproduksi pada tingkat P = MR = LMC = titik terendah LAC (titik E*
dalam Gambar 9-3), sehingga dengan demikian seluruh perusahaan mencapai titik impas.
Perusahaan persaingan sempurna beroperasi pada skala pabrik yang digambarkan oleh kurva
SATC yaitu pada titik terendahnya (titik E*), sehingga biaya marjinal jangka pendeknya (SMC) juga
sama dengan LMC.

Gambar 9-3 Keseimbangan Jangka Panjang dari Perusahaan dan Industri Persaingan
Sempurna
Penjelasan gambar:

Tingkat output terbaik dari perusahaan dalam pasar persaingan sempurna pada tingkat P =
$25 adalah 4 unit dan ditunjukan oleh titik *E, yaitu ketika P = MR = LMC = titik terendah
LAC. Karena perusahaan bisa bebas dan mudah untuk keluar masuk pasar, semua laba atau
kerugian di dalam pasar akan hilang dengan sendirinya, dan perusahaan memproduksi
pada kurva titik terendah kurna LAC-nya. Perusahaan akan beroperasi dengan skala pabrik
yang ditentukan oleh SATC pada titik terendahnya sehingga juga tercapai SMC = LMC.

Ketika sebuah pasar persiangan sempurna mencapai keseimbangan jangka panjangnya,


semua perusahaan mencapai titik impas dan memperoleh laba titik ekonomis nol. Karena itu,
pemilik perusahaan hanya akan memperoleh imbalan yang normal atas investasinya atau jumlah
yang sama dengan apa yang akan diperolehnya, seandainya dia menanamkan uangnya ke dalam
alternative terbaik yang memiliki resiko serupa. Jika pemilik yang mengelola sendiri perusahaan
itu, laba ekonomis nol juga meliputi apa yang akan diperolehnya seandainya dia memperoleh
jabatan yang lebih baik. Dengan demikian, laba ekonomis nol berarti bahwa penerimaan total
perusahaan hanya cukup untuk menutup seluruh biaya perusahaan.

Perlu dperhatikan bahwa perusahaan persaingan sempurna tidak selamanya memilik kurva
biaya yang identic, tetapi titik terendah dari kurva LAC harus menunjukan biaya perunit yang sama.
Jika sebagian perusahaan menggunakan input yang lebih produktif, sehingga memiliki biaya rata-
rata yang lebih rendah dibanding perusahaan lain, input yang lebih produktif ini akan mampu
memperoleh imbalan yang lebih tinggi sesuai dengan tingkat produktifitas mereka yang lebih
tinggi, dengan ancaman akan pindah bekerja di tempat lain. Akibatnya kurva LAC perusahaan akan
bergeser ke atas hingga titik terendah kurva LACseluruh perusahaan dalam pasar menjadi sama.
Jadi persaingan di pasar input, sebagaimana halnya yang terjadi di pasar komoditas, akan
menyebabkan semua perusahaan memiliki biaya rata-rata yang identic dan laba ekonomis nol,
ketika industry tersebut berada dalam keseimbangan jangka panjang.
Studi Kasus 9-2: Penyesuain Jangka Panjang dalam Industri Tekstil Katun di Amerika
Serikat

Dalam penelitian tentang berbagai industri di A.S. selama masa perang dunia. Lloyd Reynolds
menemukan bahwa industri tekstil katun A.S. adalah yang paling mendekati pernusahaan
persaingan sempurna. Tekstil katun secara praktis bersifat homogeny terdapat banyak pembeli
dan penjual pakaian berbahan katun, masing-masing terlalu kecil untuk mempengaruhi harga
pasar, dan mudah untuk keluar atau masuk industry. Reynolds menemukan bahwa tingkat
pengembalian investasi dalam industri tekstil adalah sekitar 6 persen di daerah Selatan dan 1
persen di daerah Utara (karena L tinginya biaya kapas dan biaya buruh di daerah Utara),
dibandingkan dengan rata pengembalian sebesar 8 persen untuk industri manufaktur lainnya di
A.S. selama peride waktu yang sama. Karena lebih rendahnya pengembalian dalam industri tekstil
dibandi industri lainnya, model pasar persaingan sempurna akan meramalkan bahwa perusahaa
perusahaan akan meninggalkan industri tekstil dalam jangka panjang dan memasuk industri
lainnya. Model ini juga akan meramalkan, bahwa karena imbalan lebih renda di daerah Utara
dibanding Selatan, maka pengurangan jumlah perusahaan akan terjad secara lebih drastis di
daerah Utara dibanding daerah Selatan. Reynolds mendapa bahwa kedua ramalan tersebut
terbukti kebenarannya. Kapasitas industri tekstil A.S menurun lebih dari 33 persen antara tahun
1925 dan 1938, dengan penurunan terbesar terjadi di daerah Utara. Dengan demikian, para
manajer perusahaan tekstil, petani kapas, dan perusahaan yang berbahan baku kain, tampak
menggunakan pengetahuan ini dan bereaksi terhadap kekuatan-kekuatan ekonomi tersebut
dalam keputusat manajerial mereka. Kebanyakan perusahaan tekstil A.S. mampu bertahan hingga
sesudah Perang Dunia 1, hanya akibat pembatasan A.S. terhadap impor tekstil yang lebih murah
dan juga, karena baru-baru ini, diperkenalkan inovasi yang menghemat penggunaan tenaga kerja,
sehingga memotong biaya produksi dalam jumlah yang sangat besar.

9.3 PERSAINGAN DALAM DUNIA GLOBAL

Dalam bagian ini kita akan membahas bagaimana persaingan internasional mempengaruhi
harga-harga di dalam suatu negara, bagaimana nilai dari mata uang suatu negara mempengaruhi
daya saing internasional negara tersebut, serta bagaimana sebuah perusahaan persaingan
sempurna yang terdapat dalam negara itu menyesuaikan diri terhadap persaingan internasional.
 Permintaan dan Penawaran Domestik, Impor, dan Harga

Perusahaan domestik yang ada di berbagai industri menghadapi persaingan yang ketat dari luar
negeri. Kebanyakan barang-barang buatan A.S. saat ini bersaing dengan barang sejenis dari luar
negeri, dan pada gilirannya bersaing dengan barang buatan luar negeri di pasar luar negeri. Baja,
tekstil, kamera, minuman anggur, mobil, televisi, komputer, dan pesawat terbang adalah sebagian
dari produksi domestik yang bersaing dengan produksi luar negeri untuk memperoleh dolar dari
konsumen dalam perekonomian A.S. pada saat ini. Persaingan internasional mempengaruhi harga
dan jumlah yang dijual oleh perusahaan domestik, sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar 9-
4.

Dalam gambar tersebut, Dy dan Sy mewakili kurva permintaan dan penawaran pasar domestik
untuk komoditas X. Jika tidak terdapat perdagangan, tingkat harga keseimbangan direntukan oleh
perpotongan Dy dan Sy pada titik E, sehingga konsumen domestik membeli 400X (semuanya
diproduksi di dalam negeri) pada Py = $5. Dengan adanya perdagangan bebas pada tingkat harga
dunia Px = $3, harga komoditas X yang dinikmati konsumen domestik akan turun hingga tingkat
harga dunia. Kurva penawaran dari luar negeri terhadap impor negara ini, Sp, horisontal pada Py =
$3 dengan asumsi bahwa permintaan impor negara ini sangatlah kecil dibanding penawaran dari
huar negeri. Dari gambar tersebut, kita dapat melihat bahwa konsumen domestik akan membeli AC
atau 600X pada Px = $3 dengan adanya perdagangan bebas, jika dibandingkan dengan 400X pada
Px = $5 tanpa perdagangan (ditunjukan oleh titik E).

Gambar 9-4 juga menunjukan bahwa dengan adanya perdagangan bebas, perusahaan domestic
hanya memproduksi sebanyak AB atau 200X, sehingga BC atau 400X diimpor pada Px = $3. Sumber
daya di negara tersebut akan bergeser penggunaannya dari produksi komoditas X menjadi untuk
produksi komoditas lainnya, dimana negara tersebut akan menjadi relative lebih efisien atau
memiliki keunggulan komparatif. Jika terdapat tariff atau pembatasan perdagangan lainnya, harga
komoditas X di dalam negara itu akan lebih tinggi dari harga perdagangan bebas sebesar $3, dan
negara tersebut akan mengimpor dalam jumlah yang lebih kecil dari 400X. Namun tarif dan
pembatasan lainnya terhadap aliran perdagangan internasional telah banyak dikurangi setelah
beberapa decade terakhir, dan telah benar-benar dihilangkan untuk perdagangan diantara 15
negara anggota Uni Eropa dan perdagangan di Amerika Utara.

Gambar 9-4 Konsumsi, Produksi, Impor dalam Kondisi Perdagangan Bebas


Dalam analisis terakhir, sebuah perusahaan akan mengimpor sebuah komoditas selama harga
impornya, yang diukur dengan mata uang domestic, lebih rendah dari komoditas sejenis yang
dihasilkan di dalam negeri, hingga harga keduanya menjadi sama. Namun demikian, untuk
melakukan pembayaran, importer domestic harus menukar mata uang domestiknya dengan mata
uang asing. Karena dolar A.S juga digunakan sebagai mata uang internasional, importer A.S juga
dapat melakukan pembayaran dalam dolar. Dalam hal ini, eksportir asinglah yang akan menukar
dolar menjadi mata uang domestiknya. Yang jelas, mengekspor atau mengimpor sebuah komoditas
atau jasa, akan selalu diikuti dengan penukaran suatu mata uang lainnya dan juga tergantung pada
nilai tukar yang berlaku diantara kedua mata uang.

 Nilai Tukar Dolar dan Daya Saing Internasional Amerika Serikat

Pasar tempat ditukarnya sebuah mata uang dengan mata uang lainnya disebut sebagai pasar
valuta asing. Pasar valuta asing (foreign exchange market) bagi suatu mata uang, misalnya dolar
A.S., terwujud dan dibentuk di berbagai lokasi (misalnya London, Tokyo dan Frankfurt, sclain juga
New York) tempat dolar dibeli dan dijual terhadap mata uang negara lain. Berbagai pusat moneter
internasional ini dihubungkan dengan jaringan telepon dan teleks serta selalu berhubungan satu
sama lain. Tingkat pertukaran antara satu mata uang dengan mata uang lainnya disebut nilai tukar
valuta asing (foreign excbange rate). Ini adalah harga dari sebuah unit mata uang asing dihitung
dalam mata uang domestik. Misalnya, nilai tukar (R) antara dolar A.S. dengan pound sterling Inggris
(£) adalah jumlah dolar yang diperlukan untuk membeli satu pound Artinya, R = SI£. Jadi, jika R - $/
£ = $2, ini berarti bahwa dibutuhkan 2 dolar untuk membeli 1 pound.

Dalam sistem nilai tukar mengambang (flexible exchange rate) seperti yar dianut A.S. sekarang
ini, harga dolar dari pound (R) ditentukan (seperti halnya harga komoditas lainnya dalam pasar
persaingan sempurna) oleh perpotongan antara kurva permintaan dan penawaran pasar dari
pound. Hal ini ditunjukkan dalam Gambar 9-5, dengan sumbu vertikal mengukur harga dolar dari
pound atau nilai tukar (R = $I£) dan sumbu horisontal mengukur jumlah pound. Kurva permintaan
dan penawaran pasar dari pound berpotongan pada titik sehingga nilai tukar keseimbangan
menjadi R = 2, yaitu pada saat jumlah pound yang diminta dan yang ditawarkan adalah sama, yang
jumlahnya £300 juta sehari. Pada nilai tukar yang lebih tinggi, jumlah pound yang ditawarkan
melebihi jumlah yang diminta dan nilai tukar akan turun hingga mencapai nilai tukar
keseimbangan R = 2. Pada nilai tukar di bawah R = 2, jumlah pound yang diminta melebihi yang
ditawarkan, dan nilai tukar akan meningk" hingga mencapai nilai tukar keseimbangan R = 2.

Permintaan A.S. atas pound memiliki kemiringan negatif, menunjukan bahwa semakin rendah
nilai rukar (R), semakin banyak jumlah pound yang diminta oleh Amerika Serikat. Alasannya adalah
karena semakin rendah nilai tukar (artinya, semakin sedikit jumlah dolar yang diperlukan untuk
membeli 1 pound), semakin murah bagi Amerika Serikat untuk mengimpor dari dan untuk
menanamkan investasi di Kerajaan Inggris, sehingga semakin besar pound yang diminta oleh
penduduk A.S. Sebaliknya, kurva penawaran di A.S. biasanya memiliki kemiringan yang positif,
menunjukan bahwa semakintinggi nilai tukar (R), semakin besar jumlah pound diperoleh atau
ditawarkan kepada Amerika serikat. Alasannya adalah karena pada nilai tukar yang lebih tinggi
Inggris menerima lebih banyak dolar atas setiap pound yang mereka miliki. Akibatnya, bagi mereka
harga barang dan investasi di A.S. menjadi lebih murah dan mereka ingin belanja lebih banyak di
A.S sehingga jumlah pound yang tersedia di A.S. menjadi semakin banyak.

Jika kurva permintaan A.S. atas pound bergeser ke atas (misalnya, sebagai akibat meningkatnya
selera A.S. terhadap barang dari Inggris) dan memotong kurva penawaran pound di A.S. pada titik A
(lihat Gambar 9-5), nilai tukar keseimbangan akan menjadi R =2,10 dan kuantitas keseimbangan
akan menjadi £400 juta per hari. Dolar dikatakan telah mengalami depresiasi karena sekarang
diperlukan $2,10 (dan bukan $2) untuk membeli I pound. Dengan demikian, depresiasi
(depreciation) mengacu kepada peningkatan harga mata uang asing dalam mata uang domestik.
Sebaliknya, jika dengan berlalunya waktu, kurva permintaan A.S. atas pound bergeser ke bawah
sehingga memotong kurva penawaranA.S. atas pound pada titik B (lihat Gambar 9-5), nilai tukar
keseimbangan akan turun menjadi R = 1,90 dan dolar dikatakan telah mengalami apresiasi (karena
lebih sedikit dolar yang diperlukan untuk membeli 1 pound). Dengan demikian, apresiasi
(appreciation) mengacu kepada rurunnya harga mata uang asing dalam mata uang domestic.
Pergeseran dari kurva penawaran pound di A.S. dengan cara yang sama akan mempengaruhi nilai
tukar dan kuantitas pound keseimbangan.
Jika tidak terdapat campur tangan otoritas moneter nasional, pasar valuta asing beroperasi
seperti halnya pasar persaingan sempurna yang lain, dimana harga dan kuantitas kesimbangan
ditentukan pada perpotongan kurva permintaan dan penawaran pasar atas mata uang asing
tersebut. Kadang-kadang otoritas moneter berusaha mempengaruhi nilai tukar dengan melakukan
pembelian atau penjualan terkoordinasi atas suatu mata uang di valuta asing. Misalnya, otoritas A.S.
dan asing dapat menukar dolar denga mata uang asing untuk mendorong terjadinya depresiasi
dolar (yang menjadikan barang A.S. lebih murah bagi orang asing), agar mengurangi deficit
perdagangan A.S. Namun, intervensi resmi atas pasar valuta asing ini hanya memiliki keefektifan
yang terbatas, karena cadangan devisa yang dimiliki oleh otoritas di pasar valuta asing.

Gambar 9-5Pasar Valuta Asing dan Nilai Tukar Dolar

Penjelasan gambar:

Sumbu vertical mengukur harga dolar dari pound (R = $/£) dan sumbu horizontal mengukur
jumlah pound. Dalam sistem nilai tukar mengambang, nilai tukar keseimbangan adalah R =
2 dan jumlah pound keseimbangan yang dibeli dan dijual adalah £300 juta per hari. Ini
ditunjukan oleh titik e yang merupakan perpotongan kurva permintaan dan penawaran A.S
atas pound.

Studi Kasus 9-4: Pembacaan Nilai Valuta Asing

Table 9-1 mencatumkan nilai tukar berbagai mata uang terhadap dolar A.S. untuk hari Kamis, 19
Agustus 1999 dan untuk jumat, 20 agutus 1999 – pertama-tama didefinisikan sebagai haga dolar
dari mata uang asing (sebagaimana definisi dalam teks buku ini) dan kedua, sebagai harga dolar
diukur dalam mata uang asing. Misalnya, di baris Britain, kita lihat bahwa nilai tukar adalah
$1,6175 pada hari Kamis dan $1,6130/£ 1 pada hari jumat. Pada ketiga baris berikutnya di
bawah Britain, kita lihat nilai tukar untuk untuk 30 hari ke depan (artinya, nilai tukar yang
ditetapkan untuk transaksi hari ini tetapi mata uang asinnya diserahkan dalam 30 hari), nilai
tukar untuk 90 hari ke depan, dan nilai tukar untuk 180 hari ke depan. Nilai tukar untuk 30 hari
ke depan dari pound lebih tinggi dari nilai tukar spot, yang artinya adalah pasar meramalkan
bahwa pound akan menguat dalam 90 dan 180 hari, karena nilai tukar untuk 90 dan 180 hari ke
depan lebih tinggi dari nilai tukar spot dalam jumlah yang lebih besar dibanding nilai tukar 30
hari ke depan).

Tabel 9-1 Pembacaan Valuta Asing

 Studi Kasus 9-5: Nilai Tukar Dolar dan Tingkat Laba Perusahaan Amerika Serikat

Nilai Tukar Dolar dan Tingkat Laba Perusahaan A.S.

Depresiasi dolar, yang membuat barang dan jasa dari A.S. lebih murah menurut pandangan
orang asing ketika diukur dalam mata uang dalam negeri pengonsumsi, akan menjadikan
perusahaan-perusahaan A.S mampu menjual lebih banyak barang di luar negeri tanpa harus
menurunkan harga dolar produk itu. Hal ini meningkatkan keuntungan mereka selain
memperbesar pangsa pasar luar negerinya. Perusahaan A.S. juga menerima lebih banyak dolar
atas keuntungan dalam setiap unit mata uang asing yang diperoleh di luar negeri. Hal yang
berlawanan dari keuntungan tersebut adalah lebih tingginya harga dolar yang harus dibayar
perusahaan A.S. untuk berbagai input yang diimpor. Oleh karena itu, berapa banyak keuntungan
yang didapat oleh perusahaan A.S. akibat depresiasi dolar, tergantung pada jumlah penjualan
luar negerinya dibanding pengeluaran untuk input yang diimpor. Tentu saja, hal yang
berlawanan akan berlaku, ketika dolar mengalami apresiasi.

Sebagai contoh, Black & Decker Corporation, perusahaan pembuat alat dan perlengkapan listrik
yang separuh penjualannya berada di luar negeri, tetapi hanya sedikit mengimpor inputnya,
menghadapi kenyataan bahwa depresiasi dolar selama tahun 1990. Merck & Company, yang
pabriknya berada di 19 negara dan melaksanakan sebagian besar bisnisnya dalam mata uang
local, juga menghadapi situasi yang serupa. Yang berada di tengah-tengah adalah Compaq
Computers, yang merasakan bahwa sebagian keuntungan harga yang diperolehnya dari luar
negeri akibat depresiasi dolar, lenyap karena meningkatnya biaya impor disk driver dan
komponen papan sikuit elektronik.

Sebaliknya, apresiasi dolar sebesar 20 persen terhadap euro sejak saat pertama diluncurkan
pada awal tahun 1999 hingga bulan maret 2000, berarti bahwa eksportir A.S. menerima dolar 20
persen lebih murah atas barang impor dari Uni Eropa. Jadi, perubahan nilai tukar
menguntungkan sebagian kelomppok dan merugikan sebagian lainnya, tetapi akibatnya dapat
dirasakan oleh seluruh perusahaan yang memiliki transaksi internasional dan semua individu
yang bepergian ke luar negeri.

9.4 PASAR MONOPOLI

Dalam bagian ini kita akan membahas sumber-sumber terjadinya monopoli, mengkaji
bagaimana seorang monopolis menentukan tingkat output dan harga terbaiknya dalam jangka
pendek dan jangka panjang, serta membandingkan pasar monopoi dengan pasar persaingan
sempurna.

 Sumber Terjadinya Monopoli

Seperti yang didefinisikan dalam Bagian 9-1, monopoli adalah sebuah bentuk organisasi pasar di
mana hanya terdapat sebuah perusahaan yang menjual sebuah produk, padahal produk tersebut
tidak memiliki substitusi yang dekat. Jadi seorang monopolis merupakan representasi pasar dan
menghadapi kurva permintaan pasar yang memiliki kemiringan negatif. Tidak seperti perusahan
dalam pasar persaingan sempurna, seorang monopolis dapat memperoleh laba dalam jangka
panjang karena perusahaan lain tidak dapat masuk ke dalam pasar. Jadi, pasar monopoli berada
pada kutub ekstrim yang berlawanan dari pasar persaingan sempurna dalam susunan organisasi
pasar yang ada.

Terdapat empat penyebab rerjadinya monopoli. Pertama, perusahaan mampu menghasilkan


suatu produk. Misalnya, hingga Perang Dunia Kedua, Aluminium Company of America (Alcoa)
mengendalikan hampir semua sumber bauksit (bahan baku yang diperlukan untuk memproduksi
aluminium) dan dengan demikian memiliki kekuatan monopoli atas produksi aluminium di
Amerika Serikat.

Kedua, sebuah perusahaan bisa jadi memiliki hak paten atau hak cipta yang melarang
perusahaan lain menggunakan proses produksi tertentu atau melarang menghasilkan produk yang
sama. Misalnya, ketika ellophane diperkenalkan, Du Pont memiliki kekuatan monopoli dalam
proses produksinya karena memiliki hak paten. Demikian pula, Xerox memiliki kekuatan monopoli
atas mesin fotokopi dan Polaroid atas produksi kamera foto instan. Hak paten diberikan oleh
pemerintah untuk jangka waktu 17 tahun sebagai insentif bagi para investor.

Ketiga, dalam industri tertentu, bisa saja terjadi skala ekonomis (artinya, kurva biaya rata-rata
jangka panjangnya bisa menurun) jika jumlah output yang dihasilkan cukup besar, sehingga hanya
terdapat satu perusahaan yang memenuhi kebutuhan seluruh pasar. Perusahaan yang demikian
dikenal sebagai monopoli alamiah (natural monopoly). Contohnya adalah fasilitas layanan
masyarakat (perusahaan listrik, gas, air dan angkutan). Jika terdapat lebih dari satu perusahaan
yang seperti itu dalam sebuah pasar, maka akan terjadi duplikasi garis penawaran dan biaya yang
terlalu tinggi untuk setiap unit yang dihasilkan. Untuk menghindari ini, pemerintah lokal biasanya
mengizinkan sebuah perusahaan beroperasi dalam pasar, tetapi mengatur harga dari jasa yang
disediakan, sehingga perusahaan hanya akan memperoleh tingkat pengembalian yang normal.

Keempat, monopoli bisa terjadi akibat adanya peraturan dari pemerintah. Dalam kasus ini,
sebuah perusahaan didirikan sebagai penghasil atau distributor tunggal dari sebuah barang atau
jasa, tetapi harus di bawah regulasi pemerintah. Contoh terbaik bagi monopoli yang terjadi akibat
peraturan dari pemerintah adalah kantor pos. Pemerintah lokal juga mengharuskan adanya lisensi
untuk mengoperasikan sekumpulan jenis usaha, seperti toko minuman beralkohol, taksi, penyiaran,
kantor-kantor medis, dan klinik kesehatan swasta. Tujuan pemberian lisensi ini adalah untuk
memastikan standar kemampuan minimum, namun karena jumlah lisensi yang diberikan biasanya
terbatas, dampaknya juga berguna bagi pembatasan persaingan dan untuk memberikan laba
monopoli bagi para pemilik lisensi.

Tidak seperti monopoli yang berdasarkan peraturan, kasus monopoli yang murni jarang terjadi
di masa lampau, dan saat ini dilarang oleh hukum antitrust A.S. Meskipun begitu, model monopoli
murni sering berguna dalam menjelaskan perilaku bisnis yang diobservasi dalam kasus-kasus yang
menyerupai monopoli murni, selain itu juga memberikan pemahaman terhadap operasi pasar
persaingan tidak sempurna yang lain (yaitu, pasar persaingan monopolistik dan oligopoli). Yang
perlu dicatat adalah bahwa seorang monopolis tidaklah memiliki kekuasaan pasar yang tidak
terbatas. Seorang monopolis menghadapi persaingan tidak langsung untuk memperoleh uang
konsumen karena adanya produk-produk lain. Lebih jauh, meskipun tidak terdapat subsirusi dekat
atas produk yang dijual oleh monopolis itu, barang substicusi mungkin saja tersedia di pasar.

Studi Kasus 9-6 Waralaba dari Pemerintahan,Kekuatan Monopoli, dan Persaingan dalam
Industri Telekomunikasi

Hingga tahun 1982, ketika American Telephone and Telegraph Company (AT & T) diperintahkan
untuk memisahkan dirinya dari perusahaan telepon lokal, AT & T memiliki monopoli atas
layanan telepon di Amerika Serikat. Monopoli tersebut didasarkan pada skala ekonomis yang
muncul dari penyediaan jasa telepon lokal. Setelah pemisahan dirinya dari operasi perusahaan
telepon lokal, AT&T dizinkan untuk tetap menyediakan layanan telepon jarak jauh, tetapi mulai
menghadapi persaingan yang semakin ketat dari MCI Communication Corporation, Sprint
Corporation, dan perusahaan lain yang lebih kecil. Pada tahun 1999, para pesaing ini telah
menguasai 40 persen dari keseluruhan pangsa pasar telepon jarak jauh yang bernilai $80 miliar,
dengan cara menetapkan tarif yang lebih rendah dan meningkatkan pemasangan iklan yang
sangat agresif, dan pada bulan Desember 1999, Komisi Perdagangan Federal (Federal Trade
Commission) menyetujui permintaan Bell Atlantic untuk beroperasi sebagai salah satu penyedia
layanan telepon jarak jauh. Hal ini menunjukkan bagaimana kekuasaan pasar yang sebelumnya
tidak terjamah, bisa hilang dengan berlalunya waktu karena pengaturan oleh pemerintah
maupun karena adanya persaingan. Telecommunication Act yang dibuat pada tahun 1996 juga
bertujuan untuk mengizinkan persaingan dalam pasar telepon lokal, tetapi implementasinya
tertunda oleh adanya tuntutan hukum yang diajukan oleh perusahaan-perusahaan telepon lokal
yaitu Baby Bells.
Pada tahun 1994, AT&T (perusahaan telekomunikasi terbesar di dunia mengakuisisi McCaw
Cellular Communication (perusahaan telepon seluler terbesar dunia) seharga $12,6 miliar dalam
suatu akuisisi yang nilainya berada pada peringkat ke tujuh terbesar dari seluruh akuisisi yang
pernah terjadi di A.S. ketika itu. Pada tahun 1999 AT&T mengakuisisi raksasa penghasil kabel
TCI senilai $31,8 miliar AT&T juga menjalin kerja sama dengan unit kabel Timer Warner Inc.,
sehingga dengan demikian memulai perlombaan dibangunnya jaringan komunikasi multimedia
nirkabel nasional, yang meliputi teknologi komunikasi dan video. Bersama McCa AT&T berharap
dapat bersaing secara agresif dalam pangsa pasar telepon lokal senilai $100 miliar, dengan cara
mencapai konsumen secara langsung dan tanpa harus membayar biaya akses senilai miliaran
dolar kepada Baby Bells. Sementara itu WorldCom Inc. membeli MCI senilai $37 miliar dan
melakukan lebih dari 50 akuisisi lainnya sejak pertengahan dekade 1990-an, sehingga menjadi
raksasa MCI WorldC yang nilainya $100 miliar. Kemudian, pada musim gugur tahun 1999, MCI
WorldCo (perusahaan telepon jarak jauh kedua terbesar di A.S.) mengumumkan pembeli (yang
harus melalui persetujuan pemerintah) atas Sprint Corporation (perusahaan) telepon jarak jauh
ketiga terbesar di negara itu) senilai S115 miliar (menjadikannya sebagai akuisisi terbesar
sepanjang sejarah A.S.), sehingga perusahaan yang sudah melakukan merger tersebut akan
memiliki jaringan nirkabel nasional dan menjadi sebuah perusahaan raksasa kedua setelah
AT&T, dengan penghasilan sebesar $65 miliar, menguasai 30 persen pasar telepon jarak jauh
A.S. dan 30 juta pelanggan.

Baby' Bells bersama-sama SBC Communication, mula-mula mengakuisisi Pacific Telcsis dan
kemudian Ameritech senilai $75 milyar, dan Bell Atlantic (perusahaan telepon lokal terbesar di
A.S.) mengakuisisi Nynex dan GTE, dan pada tahun 1999 bergabung dengan, Vedaphone
Airtouch RLC. perusahaan nirkabel Inggris terbesar dalam suatu persetujuan senilai $70 miliar
untuk membentuk perusahaan nirkabel A.S. terbesar yang memiliki 20 juta pelanggan
(bandingkan dengan 11 juta pelanggan AT&T dan lebih sedikit lagi jumlah pelanggan Sprint).
Dengan semakin banyaknya perusahaan telepon jarak jauh memasuki pasar telepon lokal serta
Baby Bells yang juga telah bersiap-siap untuk menyediakan layanan telepon jarak jauh, maka
hari bagi tibanya layanan telepon nasional dalam "satu atap" semakin dekat.

Berbagai persetujuan besar ini akan menyisakan empat perusahaan raksasa dalam industri
telepon A.S. (AT&«T, Bell Atlantic, SBC/Ameritech, dan MCI WorldCom/ Sprint) dan sejumlah
besar perusahaan ukuran kecil. Dorongan untuk dilakukannya merger lebih disebabkan oleh
alasan-alasan strategis ketimbang untuk mencapai skala ekonomis atau alasan finansial.
Singkatnya, setiap perusahaan telekomunikasi besar ingin memiliki ukuran yang cukup besar
agar dapat menyediakan segala jenis layanan komunikasi kepada para pelanggannya. Jika tidak,
mereka khawatir akan kehilangan daya saing dibanding pesaingnya. Berbagai merger berskala
besar ini semakin cepat mengarah kepada layanan satu atap bagi jasa telepon lokal dan jarak
jauh, televise kabel, dan komunikasi data berkecepatan tinggi, layanan yang hingga sekarang
belum bisa disediakan oleh satu perusahaan saja. Dengan adanya konsolidasi dan persaingan
yang semakin ketat, harga layanan multimedia tampaknya akan rurun dengan tajam.

 Penetapan Harga dan Output Jangka Pendek dalam Pasar Monopoli

Seorang monopolis, berlawanan dengan pengusaha dalam pasar persaingan sempurna, tidak
bertindak sebagai price taker, tetapi dapat menentukan harga dari produk yang dijualnya. Pada
bagian ini, kita akan melihat bagaimana seorang monopolis menetapka harga untuk
memaksimalkan labanya atau meminimalkan kerugiaanya dalam jangka pendek. Pada bagian
berikutnya, kita akan melihat bagaimana seorang monopolis menyesuaikan skala pabrik dan
menetapkan harga untuk memaksimalkan laba dalam jangka panjang.

Karena seorang monopolis adalah penjual tunggal dari sebuah produk yang tidak memiliki
subtitusi dekat, ia menghadapi kurva permintaan pasar atau produk itu yang memiliki kemiringan
negative, ini berarti bahwa seorang monopolis dapat menjual lebih banyak unit produknya hanya
dengan menurunkan harga. Karena itu, penerimaan manajerialnya lebih kecil dari harga produk
dan kurva penerimaan marjinalnya berada dibawah kurva permintaan yang dihadapinya. Hal ini
ditunjukan dalam gambar 9-6.

Dalam gambar 9-6, D adalah kurva permintaan pasar yang dihadapi oleh seorang monopolis, dan
MR adalah kurva penerimaan marjinalnya. Untuk melihat mengapa kurva MR berada dibawah
kurva D, perhatikan bahwa seorang monopolis bisa menjual 100 unit produknya pada P = $15 (titik
G pada kurva D), sehingga TR = $1.500. untuk menjual 200 unit, dia harus menurunkan harga
produknya menjadi P = $14 atas semua unit yang dijualnya (titi H), sehingga TR = $2.800.
Perubahan dalam TR karena perubahan output per unit atau MR adalah

∆ TR $ 1.300
MR = = = $13
∆Q 100
(titik J, yang digambarkan berada ditengah antara 100 dan 200 unit output pada kurva MR dalam
gambar 9-6). Jadi, karena D memiliki kemiringan negative, maka kurva MR haruslah berada di
bawahnya. Dari gambar 9-6 kita juga dapat melihat bahwa ketika kurva permintaan (D) berupa
garis lurus (linier), kemiringan absolut dari kurva MR adalah dua kali dari kemiringan kurva D,
sehingga di manapun, kurva MR selalu berada di tengah-tengah antara kurva D dan sumbu harga.

Tingkat output terbaikdalam jangka pendek adalah 500 unit dan ditunjukan oleh titik E dalam
gambar 9-6, ketika MR = MC. Pada Q < 500, MR > MC dan laba total monopolis akan bertambah jika
dia meningkatkan outputnya. Sebaliknya, pada Q > 500, MC > MR dan laba total monopolis akan
bertambah jika dia mengurangi outputnya. Kemudian tingkat harga terbaik yang harus dijadikan
patokan saat menjual produknya, ditentukan oleh kurva D. dalam gambar 9-6, P = $11 pada saat Q =
500, karena pada saat Q = 500 ATC = $8 (titik F pada gambar), monopolis tersebut memperoleh
laba perunit sebesar AF = $3 dan laba total sebesar yang bisa diterima oleh monopoli itu dalam
jangka pendek. Perlu dicatat, bahwa tidak seperti dalam pasar persaingan sempruna dalam pasar
monopolis, tingkat output terbaik dicapai saat P > MR karena kurva permintaan berada di atas
kurva penerimaan manjerial.

Gambar 9-6 Penetapan Harga dan Output Jangka Pendek oleh Seorang Monopolis

Penjelasan gambar:

Tingkat terbaik bagi seotang monopolis dalam jangka pendek adalah 500 unit dan
ditunjukan oleh titik E, dimana MR = MC. Pada Q = 500, P = $11 (titik A pada kurva D), dan
ATC = $8 (titik F), sehingga monopolis tersebut memperoleh laba perunit sebesar AF = $3
dan laba total sebesar AFBC = $1.500 (daerah yang diarsir).
Meskipun monopolis dalam gambar 9-6 memperoleh laba jangka pendek, seorang monopolis bisa
juga mencapai titik impas atau mengalami kerugian dalam jangka pendek. Hal itu tergantung dari
tingginya kurva ATC pada tingkat output terbaik. Jika ATC = P pada tingkat output terbaik,
monopolis tersebut mengalami kerugian. Tujuan dari monopolis jangka pendek adalah sama
dengan pengusaha dalam pasar persaingan sempurna, yaitu memaksimalkan laba atau
meminimalkan kerugian.

 Penetapan Harga dan Output Jangka Panjang dalam Pasar Monopoli

Dalam jangka panjang, semua input dan biaya produksi bersifat variabel, dan seorang monopolis
dapat menentukan skala pabrik yang optimum untuk memproduksi tingkat output terbaik. Seperti
halnya dalam kasus persaingan sempurna, tingkat output terbaik bagi seorang monopolis
ditentukan pada saat P = LMC, dan skala pabrik yang optimum adalah pada saat kurva SATC
bersinggungan dengan kurva LAC pada tingkat output terbaiknya. Namun, tidak seperti dalam
pasar persaingan sempurna, perusahaan baru terhalang untuk masuk dalam pasar monopoli,
sehingga seorang monopolis bisa memperoleh laba ekonomis dalam jangka panjang. Karena
masuknya perusahaan barn terhalang, seorang monopolis juga tidak akan berproduksi pada tingkat
terendah kurva LAC.

Yang perlu dicatat adalah, bahwa ketika monopolis tadi berada dalam keseimbangan jangka
panjang (titik E' dalam gambar 9-7), dia juga akan dan berada dalam keseimbangan jangka pendek
(yaitu, MR = SMC), tetapi hal yang sebaliknya tidak berlaku. Juga perlu dicatat bahwa monopolis
dalam hal yang sebaliknya tidak berlaku. Juga perlu dicatat bahwa monopolis dalam gambar 9-7
tidak berproduksi pada titik terendah kurva LA C-nya (sebagaimana yang dipaksakan oleh
persaingan kepada perusahaan dalam pasar persaingan sempurna). Hanya dalam kondisi yang
tidak lazim, yaitu ketika kurva MR monopolis itu memotong titik terendah dari kurva LACnya maka
monopolis tersebut (sebagaimana pengusaha dalam pasar persaingan sempurna) akan Perlu
dicatat bahwa dalam pasar monopoli, MR = MC < P pada tingkat output terbaik dan kurva MR
berkaitan dengan tingkat P yang berbeda-beda (tidak hanya untuk satu tingkat harga), tergantung
dari elastisitas harga permintaan Dengan demikian, tidak terdapat hubungan yang khusus antara P
dan Q dalam pasar monopoli (artinya, kita tidak dapat menurunkan kurva penawaran monopolis
itu dari bagian kurva MC yang menanjak di atas kurva A VC, sebagaimana yang kita lakukan untuk
perusahaan dalam pasar persaingan sempurna) akan berproduksi pada titik terendah kurva LA C-
nya. Namun, dalam kasus ini, monopolis tersebut akan tetap menentukan harga yang lebih tinggi
daripada kurva LAC-nya dan memperoleh laba dalam jangka panjang.
Gambar 9-7 Penetapan Harga dan Output Jangka Panjang oleh Seorang Monopolis

Penjelasan gambar:

Tingkat output terbaik bagi monopolis tersebut dalam jangka panjang adalah 700 unitdan
ditunjukan oleh titik E’, yaitu ketika MR = LMC. Pada Q = 700, P = $9 (titik A pada kurva D).
monopolis itu mengoperasikan skala pabrik yang optimal (ditunjukan oleh kurva SATC
dalam gambar) pada titik F’ pada tinkat biaya rata-rata $5. Monopolis tersebut akan
memperoleh laba jangka panjang perunit sebesar A’F’ = $4 dan laba total sebesar A’B’F’C’ =
$2.800.

 Perbandingan Pasar Monopoli dan Persainngan Sempurna

Kita telah lihat sebelumnya bahwa ketika industri persaingan sempurna dalam keadaan
keseimbangan jangka panjang, setiap perusahaan berproduksi pada titik terendah kurva LAC nya
dan menentukan harga yang sama dengan titik terendah LAC, sehingga setiap perusahaan
memperoleh laba ekonomis nol. Sebaliknya dalam pasar monopoli, produksi tidak akan terjadi
pada titik terendah LAC, dan karena perusahaan baru tidak dapat masuk ke dalam pasar, monopolis
tersebut juga akan memperoleh laba dalam jangka panjang. Namun, kita tidak dapat menyimpulkan
bahwa pasar persaingan sempurna pasti "lebih baik" atau lebih efisien dibanding monopoli.

Pasar persaingan sempurna lebih efisien dibanding monopoli hanya jika titik terendah pada
kurva LAC terjadi pada tingkat output yang sangat kecil dibanding keseluruhan permintaan pasar
sehingga banyak perusahaan dapat beroperasi dan hanya jika produknya bersifat homogen
sehingga persaingan sempurna bisa terjadi. Sering kali ini bukanlah masalahnya. Artinya, sering
kali diperlukan sebuah operasi berskala sangat besar untuk menghasilkan produk secara efisien,
dan dengan demikian hal tersebut membatasi hanya sedikit perusahaan saja yang bisa beroperasi.
Misalnya, skala ekonomi hanya bisa dicapai dalam skala produksi yang sangat besar, sehingga baja ,
aluminium, kendaraan bermotor, computer mainframer, pesawat terbang dan banyak jenis barang
serta jasa lainnya bisa dihasilkan secara efisien kalau produksinya dilakukan oleh perusahaan-
perusahaan yang sangan besar. Sehingga hanya perlu sedikit perusahaan untuk dapat memenuhi
keseluruhan permintaan pasar atas barang atau jasa yang dimaksud. Dalam kondisi yang demikian,
pasar persaingan sempurna tidak mungkin tercapai atau bahkan menyebabkan biaya produksi
tinggi yang tidak diinginkan. Coba bayangkan betapa mahalnya biaya perunit yang harus
dikeluarkan, jika mobil-mobil yang diproduksi oleh 100 perusahaan atau lebih, hanya diproduksi
oleh tiga atau empat perusahaan yang sangat besar.

Sebagian orang meyakini bahwa kemampuan untuk menghasilkan laba dalam jangka panjang
karena adanya pembatasan terhadap perusahaan baru memberikan suber daya dan insentif kepada
seorang monopolis untuk melakukan penelitian dan pengambangan. Karena bagian tersbesar dari
peningkatan standar kehidupan di negara-negara industry saat ini berasal dari kemajuan teknologi,
hal ini merupakan pertimbangan yang sangat pentingnya.

Gambar 9-8 Biaya Sosial dari Monopoli

Penjelasan gambar:

Dalam ppasar persaingan sempurna, kurva LMC = LAC mempresentasikan kurva penawaran
pasar. Karena itu, keseimbangan terjadi berada pada titik E, ketika Q = 1.000 unit, P =
$6b(titik E pada kurva D), ENG = $5.000 mempresentasikan surplus konsumen (yaitu,
perbedaan antara apa yang rela dibayarkan konsumen dengan apa yang sesungguhnya
dibayar untuk 1.000 unit produk tersebut), dan semua perusahaan mencapai titik impas.
Jika pasar tersebut dimonopoli, tingkat output terbaik adalah 500 dan ditunjukan oleh titik
E’ yaitu ketika MR = LMC , dan P = $11 (titik H pada kurva D). laba monopolis itu adalah
HE’NT = $2.500, surplus konsumen adalah HTG = $1.250 dan kerugian masyarakat yang di
tanggung masyarakat adalah EE’H = $1.250.

Hanya jika kita menyeleksi kemajuan teknologi dan mengasumsikan bahwa teknologi yang
digunakan untuk berproduksi dapat beroperasi secara efisien, maka kita dapat membuktikan
bahwa pasar persaingan sempurna lebih baik ketimbang monopoli, dilihat dari sudut pandang
masyarakat secara keseluruhan. Hal ini bisa ditunjukkan dengan bantuan Gambar 9-8.

Dalam Gambar 9-8, kita mengasumsikan bahwa kurva LMC bersifat konstan dan sama dengan LAC
dari perusahaan persaingan sempurna dan perusahaan monopoli. Dalam pasar persaingan
sempurna, kurva LAC = LMC merepresentasikan kurva penawaran pasar. Harga keseimbangan
sebesar $6 dan kuantitas keseimbangan sebanyak 1.000 unit ditentukan pada titik E, ketika kurva D
dan kurva LMC (penawaran pasar jangka panjang) dalam pasar persaingan sempurna berpotongan.
Semua perusahaan dalam pasar persaingan sempurna, secara bersama-sama menghasilkan 1.000
unit produk pada P $6 dan mencapai titik impas. Konsumen secara keseluruhan membayar EJ0N =
$6.000 untuk 1.000 unit produk tersebut.

Studi Kasus 9-7: Nilai Pasar dari Laba Monopoli dalam Industri Taksi di Kota New York

New York City, sebagaimana kota lain di Amerika Serikat, mengharuskan adanya lisensi
(medallion) untuk mengoperasikan sebuah taksSI. Karena medallion jumlahnya, jelas terdapat
kekuatan monopoli (yaitu, kemampuan untuk memperoleh laba ekonomis) bagi pemilik
medallion. Nilai sebuah medallion sama dengan discounted value dari aliran pendapatan di
masa mendatang akibat dimilikinya medallion tersebut-sebuah proses yang dikenal sebagai
capitalization. Misalnya, jumlah medallion di New York City tetap 11.787 buah sejak tahun 1937
hingga 1996, yaitu ketika akhirnya ditambah hanya sebanyak 400 buah menjadi 12.187 buah,
dan nilai medallion meningkat dari $10 pada tahun 1937 menjadi sekitar $250.000 pada tahun
1999, atau meningkat sekitar 18 persen per tahun. Harga sebuah medallion lebih rendah (dan
kadang-kadang jauh lebih rendah) di kota-kota lain, mencerminkan kemampuan menghasilkan
pendapatan yang lebih rendah. Harganya sekitar $90.000 di Boston $25.000 di Chicago, yaitu
kota yang jumlah taksinya cukup banyak.
Proposal untuk meningkatkan jumlah medalion di New York City dihalangi oleh lobi industri
taksi. Jika dewan kota secara bebas menerbitkan lisensi pengoperasian taksi, harga medallion
akan jatuh menjadi nol. Meskipun tidak melakukan hal itu, New York pada dekade 1980-an
mengizinkan pertumbuhan pesat taksi radio, hanya boleh menjawab panggilan radio dan tidak
boleh mencari penumpang di jalan raya. Persaingan yang menjadi sangat ketat dalam industri
taksi New York City menyebabkan keuntungan bagi pemilik taksi berkurang dari 32 persen pada
tahun 1991 menjadi 11 persen pada tahun 1999.

9.5 PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK

Dalam bagian ini kita akan mendiskusikan secara rinci arti dan nilai penting pasar persaingan
monopolistic, menunjukan bagaimana harga dan kuantitas keseimbangan ditentukan dalam jangka
pendek dan jangka panjang, serta mengkaji variasi produk dan biaya penjualan.

 Arti dan NIlai Penting Persaingan Monopolistik

Dalam Bagian 9-1 kita mendefinisikan pasar persaingan monopolistik sebagai bentuk organisasi
pasar di mana terdapat banyak penjual dari sebuah produk yang heterogen atau terditerensiasi,
dan masuk atau keluarnya perusahaan baru ke dalam industri agak mudah dalam jangka panjang.
Produk terdiferensi (differentiated products) adalah produk yang mirip tetapi tidak identic dan
memenuhi kebutuhan dasar yang sama. Contohnya adalah banyaknya merk sereal untuk sarapan,
pasta gigi, rokok, deterjen, dan obat influenza. Perbedaan yang ada bisa saja riil (misalnya, berbagai
merk sereal untuk sarapan memiliki kandungan bahan makanan dan gula yang berbeda-beda) atau
hanya imajiner (misalnya, semua merk aspirin memiliki bahan baku dasar yang sama). Diferensiasi
produk juga bisa didasarkan pada lokasi yang lebih nyaman atau pelayanan yang lebih baik.

Seperti yang tersirat dari namanya, pasar persaingan monopolistik adalah campuran antara
pasar persaingan dan monopoli. Unsur persaingan berasal dari kenyataan bahwa dalam pasar
persaingan monopolistik (seperti juga dalam pasar persaingan sempurna), terdapat banyak penjual
dari produk yang terdiferensiasi. Dan masing-masing terlalu kecil untuk mempengaruhi yang lain.
Unsur monopoli timbul dari produk yang terdiferensiasi (artinya, bahwa produk yang dijual oleh
setiap pejual agak berbeda dengan penjual lainnya). Namun, kekuatan monopoli yang dihasilkan
sangatlah terbatas, karena tersedia banyak produk substitusi yang dekat. Dengan demikian, jika
penjual salah satu merk aspirin meningkatkan harganya sedikit saja, penjualannya akan merosot
tajam.

Pasar persaingan monopolistik paling umum terjadi pada sektor ritel dan jasa dalam
perekonomian di A.S. Pakaian, tekstil katun, dan pemrosesan makanan adalah industri yang
mendekati struktur persaingan monopolistik pada tingkat nasional. Pada tingkat lokal, contoh
terbaik dari persaingan monopolistik adalah restoran cepat saji, toko sepatu, pompa bensin, salon
kecancikan, toko obat, toko penyewaan kaset video, dan warung pizza, semuanya berlokasi saling
berdekatan. Perusahaan dalam setiap bisnis ini memiliki kekuatan monopoli atas pesaingpesaing
mereka berdasarkan keunikan produk mercka, lokasi yang lebih baik, pelayanan yang lebih baik,
produk yang lebih bervariasi, dan harga yang sedikit lebih murah, tetapi kekuatan pasar mereka
sangat dibatasi oleh tersedianya banyak produk substitusi yang dekat.

Karena dalam pasar persaingan monopolistik setiap perusahaan menjual produk yang agak
berbeda, kita tidak dapat menurunkan kurva permintaan dan penawaran pasar atas produk itu,
sebagaimana dalam pasar persaingan sempurna. Kita juga tidak memiliki satu tinglkat harga
keseimbangan atas produk tersebut, tetapi yang kita miliki adalah sekumpulan tingkat harga.
Karena itu, analisis kita haruslah dibatasi pada perusahaan yang "umum atau yang "mewakili
lainnya". Analisis secara grafis juga akan sangat disederhanakan dengan mengasumsikan (seperti
Edward Chamberlin, yang merintis pengkajian atas model persaingan monopolistik' ), bahwa
semua perusahaan yang menjual produk yang hampir serupa menghadapi kurva permintaan dan
kurva biaya yang sama. Asumsi ini tidak realistis, karena produksi dari produk yang terdiferensiasi
justru akan menyebabkan kurva permintaan dan kurva biaya yang berbeda. Namun, asumsi ini
digunakan karena akan sangat menyederhanakan analisis yang dilakukan.

Tidak seperti perusahaan persaingan sempurna, perusahaan persaingan monopolistic bisa


menentukan karakteristik produk dan jumlah beban penjualan yang akan dikeluarkan,
sebagaimana dia dapat menentukan harga dan kuantitas produk tersebut. Dalam bagian berikut,
pertama-tama kita mengasumsikan bahwa perusahaan persaingan monopolistic sudah
menentukan kararakteristik produk dan beban penjualan yang akan dikeluarkan., sehingga kita
dapat memusatkan perhatian pada keputusan untuk menentukan harga dan jumlah output dalam
jangka pendek dan panjang. Selanjutnya, kita akan mengkaji bagaimana perusahaan menentukan
tingkat pengeluaran optimal untuk variasi produk dan usaha penjualan.

Studi Kasus 9-8: Industri restoran yang Bersifat Persaingan Monopolistik


Industri restoran dalam setiap kota memiliki ciri persaingan monopolistik biasanya terdapar
ribuan restoran dalam sebuah kota besar, yang menyajikan jenis makanan, bagi bermacam-
macam selera, tingkat penghasilan, dan sektor. Sebagian. sangat mewah dan mahal, sementara
sebagian lainnya sederhana dan murah. (Penulis belum lama ini makan malam di scbuah
restoran Perancis terbaik di kota New York dengan seorang ahli ckonomi terkenal-tagihannya
senilai $234. Dua hari kemudian makan malam dengan seorang teman pada sebuah restoran
sederhana dekat kampus hanya seharga $17,50). Sebagian restoran menyediakan hiburan,
sementara lainnya tidak. Sebagian berlokasi dekat kompleks bioskop dan menyediakan
malkanan, sebelum maupun sesudah film dimulai, sementara lainnya berlokasi dekat daerah
perumahan menyediakan makanan bagi keluarga.

Di sebuah blok di pusat kota Manhattan. penulis baru-baru ini menghitung ada 19 restoran: 5
restoran Italia, 4 Perancis, restoran Cina dan 1 masing-masing restoran Brazil, India, Jepang.
Korea, Meksiko, Pakistan dan Spanyol. Dalam sebuah terbitan New York Magazine belum lama
ini, terdapat iklan dari 100 restoran yang bervariasi, dan hanyalah sebagian kecil dari restoran
yang ada di kota tersebut. Relatif tidak sulit masuk ke dalam usaha restoran (kita bisa
menyaksikan ratusan restoran yang buka setiap tahun dan kira-kira sama banyaknya restoran
yang tutup, di setiap kota besar setiap tahunnya. Karena setiap restoran menawarkan produk
yang agak terdiferensiasi, banyak yang mengiklankan keberadaan mereka, lokasi, dan menu,
selain menyebut-nycbut kelebihi kelebihan mereka (yang sebetulnya tidak diperhatikan orang)
dibanding restoran yang sekelas dengan mereka.

 Penetapan Harga dan Output Jangka Pendek dalam Pasar Monopolistik

Karena perusahaan persaingan monopolistik menghasilkan produk terdiferensiasi, kurva


permintaan yang dihadapinya memiliki kemiringan negative tetapi karena terdapat banyak produk
substitusi yang dekat untuk produk itu kurva permintaannya sangat elastis terhadap perubahan
harga. Elastisitas harga permintaan semakin tinggi, kalau diferensiasi produknya semakin sedikit.
Seperti halnya dalam monopoli, karena kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan memiliki
kemiringan negatif dan linier, maka kurva penerimaan marginalnya berada di bawah kurva
permintaan, yang memotong sumbu harga pada titik yang sama dan memiliki kemiringan absolut
dua kali lipat kurva permintaan seperti juga semua perusahaan dalam sruktur pasar lain yang telah
dibahas, tingkat output terbaik dari perusahaan persaingan monopolistic dalam jangka pendek,
dicapai ketika penerimaan marginal sama dengan biaya marginal, sepanjang harga melebihi biaya
variabel rata-rata.

Gambar 9-9 Penetapan Harga dan Output Jangka Pendek dalam Pasar Monopolistik

Penjelasan gambar:

Tingakat output terbaik jangka pendek terbaik bagi perusahaan persaingan sempurna
adalah 6 unit dan ditunjukan oleh titik E, ketika MR = MC. Pada Q = 6, P = $9 (titik A pada
kurva D) dan ATC = $7 (titik F), sehingga perusahaan tersebut memperoleh laba per unit
sebesar AF = $2 dan laba total sebesar AFBC = $12 (daerah yang diarsir).

Gambar 9-9 menunjukkan bahwa tingkat output terbaik dalam jangka pendek, dari perusahaan
persaingan monopolistik yang "'umum" atau "mewakili", adalah 6 unit dan ditunjukkan oleh titik E,
ketika MR = MC. Pada Q < 6, MR > MC dan laba total perusahaan bisa diperbesar dengan
meningkatkan output. Pada Q> 6, MC> MR dan laba total perusahaan bisa diperbesar dengan
mengurangi output. Untuk bisa menjual pada tingkat output terbaik (yaitu, 6 unit), perusahaan
membebankan harga sebesar $9 per unit (titik A pada kurva D). Karena pada Q = 6, ATC = $7 (tiik F
dalam gambar), maka perusahaan persaingan monopolistik ini memperoleh laba per unit sebesar
AF$2 dan laba total sebesar AFBC = $12 (daerah yang diarsir dalam gambar). Seperti halnya dalam
kasus perusahaan persaingan sempurna maupun kasus monopolis, perusahaan persaingan
monopolistik bisa memperoleh laba, mencapai titik impas, atau justru merugi dalam jangka pendek.
Jika pada tingkat ourput terbaiknya, P> ATC, maka perusahaan memperoleh laba; jika P= ATC maka
perusahaan mencapai titik impas, dan jika P < ATC, maka perusahaan mengalami kerugian, tctapi
meminimalkan kerugiannya jika perusahaan tetap berproduksi sepanjang P > AVC. Terakhir,
karena kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan persaingan monopolistik memiliki
kemiringan yang negatif, MR = MC < P pada tingkat output terbaiknya, sehingga (seperti juga dalam
kurva monopoli) bagian kurva MC yang menanjak dan terletak di atas kurva AVC bukan merupakan
kurva penawaran jangka pendek dari perusahaan persaingan monopolistik.

 Penetapan Harga dan Output Jangka Panjang dalam Pasar Monopolistik

Jika perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik memperoleh laba dalam jangka pendek
(atau akan memperoleh laba dalam jangka panjang dengan membangun skala pabrik yang optimal
untuk berproduksi pada tingkat output terbaik mereka), lebih banyak perusahaan akan memasuki
pasar dalam jangka panjang. Ini berari kurva permintaan yang dihadapi oleh setiap perusahaan
dalam pasar bergeser ke sebelah kiri (karena pangsa pasarnya berkurang), hingga akhirnya
bersinggungan dengan kurva LAC perusahaan. Jadi, dalam jangka panjang, semua perusahaan
persaingan monopolistik hanya mencapai titik impas dan berproduksi pada bagian kurva LAC yang
memiliki kemiringan negative (dan tidak pada titik terendah sebagaimana dalam kasus pasar
persaingan sempurna). Hal ini ditunjukkan dalam Gambar 9-10.

Dalam Gambar 9-10, D adalah kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan yang "umum atau
"mewakili" pasar persaingan monopolistik dalam jangka panjang. Kurva permintaan D lebih rendah
dan elastisitas harganya lebih tinggi dibanding kurva D yang dihadapi oleh perusahaan dalam
jangka pendek. Artinya, semakin banyak perusahaan memasuki pasar persaingan moneter polistik
dalam jangka panjang (yang tertarik oleh laba yang diperoleh), setiap perusahaan persaingan
monopolistik akan memperoleh pangsa pasar yang semakin kecil dan menghadapi kurva
permintaan yang semakin tinggi tingkat elastistisitas harganya, karena semakin banyak produk
saingan yang tersedia dalam jangka panjang. Perhatikan bahwa kurva permintaan D bersinggungan
dengan kurva LAC dan SATC’ pada titik A', yaitu tingkat output ketika MR' = LMC = SMC’ (titik E’
dalam gambar). Dengan demikian, perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik menjual 4 unit
produk tersebut pada tingkat harga per unit dan mencapai titik impas dalam jangka panjang
(bandingkan dengan Q = 6 pada P = $9 dan laba per unit $2 serta laba total $12 dalam jangka
panjang). Pada tingkat harga lainnya, perusahaan tersebut akan mengalami kerugian dalam jangka
panjang, dan dengan jumlah perusahaan yang berbeda tidak akan tercapai titik impas.

Gambar 9-10 Penetapan Harga dan Output Jangka Panjang dalam Pasar Persaingan
Monopolistik
Penejelasan gambar:

Tingkat output terbaik dari perusahaan dalam pasar persainganmonopolistik dalam jagka
panjang adalah 4 unit dan ditunjukan oleh titik E’, ketika MR’ = LMC = SMC’ dan P = LAC =
SATC’ = $6 (titik A’), sehingga perusahaan tersebut mencapai titik impas. Hal ini berbeda
dengan tingkat output terbaik 7 unit yang ditunjukan oleh titik E’, ketika MR’ = LMC dan P =
LAC = $5 (titik E’) dalam keseimbangan jangka panjang pada perusahaan persaingan
sempurna.

Kenyataan bahwa perusahaan persaingan monopolistic berproduksi disebelah kiri titik terendak
kurva LAC-nya ketika mencapai keseimbangan jangka panjang, berarti bahwa biaya rata-rata
produksi dan harga dari produk dalam pasar persaingan monopolistic lebih tinggi dibanding pasar
persaingan sempurna ($6 pada titik A’ dibanding $5 pada titik E’’, secara berturut-turut, dalam
gambar 9-10). Perbedaan ini tidak besar karena kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan
persaingan monopolistic sangat elastis.

 Variasi Produk dan Beban Penjualan dalam Pasar Persaingan Monopolistik

Dalam pasar persaingan monopolistik, sebuah perusahaan dapat meningkatkan pengeluarannya


untuk meningkatkan variasi produk dan usaha penjualan, agar dapat meningkatkan permintaan
atas produknya dan membuat produknya menjadi lebih tidak elastis terhadap perubahan harga.
Variasi produk (product variation) mengacu kepada perubahan dalam beberapa ciri produk yang
dilakukan oleh perusahaan persaingan monopolistik, untuk menjadikan produknya lebih menarik
bagi konsumen. Misalnya, produsen bisa saja mengurangi kandungan gula dalam sereal untuk
sarapan dan memasukan hadiah kejutan kecil ke dalam setiap paket produk. Beban penjualan (sela
expenses) adalah semua beban yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mengiklankan produk,
meningkatkan armada penjualannya, memperbanyak pelayanan, dan sebagainya. Variasi produk
dan beban penjualan bisa meningkatkan penjualan dan laba perusahaan, tetapi juga mengakibatkan
tambahan biaya. Sebuah perusahaan boleh mengeluarkan lebih banyak uang untuk variasi produk
dan usaha penjualan selama MR yang diperoleh akibat biaya ekstra ini melebihi MC, hingga
akhirnya MR = MC. Meskipun lebih banyak uang yang dikeluarkan untuk variasi produk dan usaha
penjualan dapat meningkatkan laba dalam jangka pendek, perusahaan persaingan monopolistik
akan mencapai titik impas dalam jangka panjang, karena hal serupa akan dilakukan oleh
perusahaan lain dan karena masuknya perusahaan-perusahaan baru. Hal ini ditunjukkan dalam
Gambar 9-11.

Gambar 9-11 Keseimbangan Jangka Panjang dari Perusahaan Monopolistik dengan Adanya
Biaya Penjualan

Penjelasan gambar:

Kurva D" dan MR” , selain juga LAC* dan LMC*, lebih tinggi dibanding yang ada dalam
Gambar 9-10 karena lebih besarmya biaya akibat variasi produk dan usaha penjualan.
Meskipun usaha-usaha ini dapat meningkatkan laba perusahaan dalam jangka pendek,
dalam jangka panjang perusahaan akan mencapai titik impas. Hal ini ditunjukkan oleh titik
A" yaitu ketika Q = 5 unit dan P = LAC* = $8, dan MR" = LMC* (titik E*).

Dalam Gambar 9-11, D"dan MR" adalah kurva permintaan dan penerimaan marjinal yang lebih
tinggi dibanding D' dan MR' dalam Gambar 9-10, akan lebih besarnya biaya variasi produk dan
beban penjualan. Kurva LAC sama dengan yang ada dalam Gambar 9-10, sementara LAC dan MC
adalah kurva biaya rata-rata dan biaya marjinal jangka panjang akibat lebih besarnya variasi
produk dan beban penjualan. Perhatikan bahwa jarak vertical LAC* dan LAC semakin besar
berdasarkan asumsi (realistis) bahwa untuk menjual lebih banyak produk dibutuhkan beban per
unit yang semakin besar untuk variasi produk dan usaha penjualan. Meskipun usaha-usaha ini
dapat meningkatkan laba dalam jangka panjang, perusahaan yang umum atau mewakili yang kita
cantumkan dalam contoh, akan tetap hanya mecncapai titik impas jangka panjang. Hal ini
ditunjukkan oleh titik A" dalam Gambar 9.11, yaitu ketika Q = 5 dan P = LAC" = $8, dan MR" = LMC*
(titik E9, Perhatikan bahwa pada titik A" perusahaan membebankan harga yang lebih tinggi dan
menjual lebih banyak dibanding pada titik A dalam Gambar 9-10, tetapi perusahaan pada akhirnya
hanya akan mencapai titik impas dalam jangka panjang. Jika semua perusahaan yang menjual
produk sejenis meningkat beban untuk variasi produk dan usaha penjualan, setiap perusahaan
hanya akan mempertahankan pangsanya dari pasar yang semakin berkembang dalam jangka
panjang.

Studi Kasus 9-9: Pengiklan yang Menyebutkan Nama Pesaing

Sejak tahun 1981 kctika Asosiasi Penyiaran Nasional (National Asseociation of Broad caster)
menghapuskan peraturannya tentang larangan penyebutan nama produk perusahaa saingan
secara langsung. para pemasang iklan mulai tidak peduli dan mulai memuji-muji kualitas produk
mereka yang lebih superior, tidak dibandingkan dengan merckX sebagaimana sebelum tahun
1981, tetapi dengan menyebutkan secara langsung nama produk dari perusahaan saingan.
Komisi Perdagangan Federal (Federal Trade Commission) mengizinkan perubahan tersebut
karena diharapkan akan meningkatkan persaingan dan berakibat pada membaiknya kualitas
produk dan semakin murahnya harga produk. Sebagian harapan ini pada kenyataannya berhasil
dicapai. Misalnya, harga kacamata lebih mahal, pada negara bagian yang tidak mengizinkan iklan
yang menyebut nama saingan optometris dan ahli optik, dibanding pada negara bagian yang
mengzinkannya, tanpa adanya peningkatan risiko kesalahan dalam pemberian resep kacamata.
Demikian pula, biaya untuk mengurus perceraian turun dari $350 menjadi $150 di Phoenix,
Arizona, setclah Pengadilan Tinggi mengizinkan para pengacara untuk memasang iklan dengan
menyebut saingannya.

Meskipun tindakan terscbut kurang sportif dan bisa menimbulkan gugatan hukum, para
pemasang iklan bersedia menjelek-jelekkan nama pesaingnya secara langsung karena cara
tersebut tampaknya efektif. Misalnya. penjualan Burger King meningkat pesat ketika perusahaan
tersebur mulai menyerang McDonald dengan menyebut namanya secara langsung. Meskipun
begitu, Gillette belum lama ini mengajukan gugatan hukum kepada Wilkinson Sword, MCI
mengsugat AT&CT, dan Alpo Pet Foods menggugat Ralston Purina dengan dasar gugatan:
sengaja membuat pernyataan yang menyesatkan dalam iklan. Taruhannya bisa sangat tinggi-
biaya proses hukum antara perusahaan-perusahaan besar ini saja bisa mencapai $200.000 dolar
per bulan. Karena besarnya biaya yang harus dikeluarkan, tampaknya kita akan kembali melihat
iklan-iklan yang membandingkan produknya dengan "merek X".

Namun, AT&T dan MCI tampaknya belum siap berdamai dalam persaingan panjang mereka
untuk saling merebut konsumen telepon jarak jauh. Dalam sebuah iklan televisi, AT&T
menawarkan "alasan 117" untuk mengunakan produknya dan tidak memakai MCI. MCI
menjawab dengan membuat iklan yang menuduh AT&T melakukan penipuan dengan ikan
tersebut atau ika tidak, sangat bodoh dalam berhitung. Kemudian AT&CT menurunkan tarifnya
menjadi 10 sen per menit untuk semua jam pembicaraan, dan MCl segera bereaksi dengan
sebuah iklan televisi dan iklan pemasatan secara langsung yang menurunkan. biaya telepon di
luar jam-jam sibuk menjadi 5 sen per menit. Konsumen mungkin saja menjadi kebingungan,
tetapi yang jelas, mereka beruntung dengan tarit telepon yang cepat mengalami penurunan.

Anda mungkin juga menyukai