Disusun Oleh :
Sesi 01
Siti Nurfadlia
20170101046
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Mahaesa atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah sistem informasi
manajemen yang berjudul Sistem Informasi Produksi dan Manufaktur (Studi
Kasus PT Gudang Garam Tbk.).
Pembuatan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah sistem informasi manajemen. Dalam makalah ini diuraikan mengenai
pengertian, macam-macam, tujuan, dan sistem yang dipakai oleh PT Gudang
Garam Tbk dalam mengoperasikan perusahaan.
Akhir kata penyusun berharap, makalah ini bisa bermanfaat bagi penyusun
sendiri ataupun semua pihak yang memerlukan.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................1
1.3 Tujuan Makalah.............................................................................................2
1.4 Manfaat Makalah...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................3
2.1 Definisi Sistem Informasi Produksi dan Manufaktur....................................3
2.1.1 Sistem Informasi Produksi.....................................................................3
2.1.2 Sistem Informasi Manufaktur................................................................3
2.2 Jenis-Jenis Model Sistem Informasi Produksi dan Manufaktur....................4
2.3 Tujuan Sistem Informasi Produksi dan Manufaktur...................................12
2.4 Sistem Informasi Manufaktur PT Gudang Garam Tbk...............................12
BAB III PENUTUP.........................................................................................17
3.1 Kesimpulan..................................................................................................17
3.2 Saran............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2. Apa saja jenis-jenis model dalam sistem informasi produksi dan
manufaktur?
3. Apa tujuan sistem informasi produksi dan manufaktur?
4. Sistem informasi manufaktur apa yang dipakai oleh PT Gudang Garam
Tbk dalam menjalankan perusahaan?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Sistem Informasi Manufaktur adalah suatu sistem berbasis
komputer yang bekerja dalam hubungannya dengan sistem informasi
fungsional lainnya untuk mendukung manajemen perusahaan dalam
pemecahan masalah yang berhubungan dengan manufaktur produk
perusahaan yang pada dasarnya tetap bertumpu pada input, proses, dan
output. Sistem ini digunakan untuk mendukung fungsi produksi yang
meliputi seluruh kegiatan yang terkait dengan perencanaan dan
pengendalian proses untuk memproduksi barang atau jasa.
Ruang lingkup sistem informasi manufaktur meliputi sistem
perencanaan manufaktur, rencana produksi, rencana tenaga kerja,
rencana kebutuhan bahan baku, dan sistem pengendalian manufaktur.
4
1. Subsistem Input (yang mengumpulkan data dan informasi dari dalam
perusahaan dan lingkungannya).
a. Sistem Informasi Akuntansi
Mengumpulkan data intern yang menjelaskan operasi
manufaktur dan data lingkungan yang menjelaskan transaksi
perusahaan dengan pemasok. Sebagai contoh, pegawai produksi
memasukkan data ke dalam terminal dengan menggunakan
kombinasi media yang dapat dibaca mesin dan keyboard. Media
tersebut sering berbentuk dokumen dengan barcode yang dapat
dibaca secara optik. Media lain meliputi dokumen dengan tanda
pensil yang dapat dibaca secara optik, dan kartu plastik dengan
garis-garis catatan yang dapat dibaca secara magnetis. Setelah
dibaca data tersebut ditransmisikan ke komputer pusat untuk
memperbarui database.
b. Subsistem Industrial Engineering (IE)
Industrial Engineering merupakan analisis sistem yang
terlatih khusus yang mempelajari operasi manufaktur dan
membuat saran-saran perbaikan. Industrial engineering terdiri
dari proyek-proyek pengumpulan data khusus dari dalam
perusahaan yang menetapkan berapa lama waktu yang
dibutuhkan untuk suatu produksi.
c. Subsistem Intelijen Manufaktur
Subsistem intelijen manufaktur berfungsi agar manajemen
manufaktur tetap mengetahui perkembangan terakhir mengenai
sumber-sumber pekerja, material dan mesin. Adapun yang
termasuk dalam sub sistem intelijen manufaktur adalah:
Informasi pekerja, manajemen manufaktur harus
memperhatikan serikat pekerja yang mengorganisasikan
para pekerja perusahaan. Baik dalam sistem kontrak, tak
berjangka maupun borongan.
Sistem formal, manajemen manufaktur memulai arus
informasi pekerja dengan menyiapkan permintaan pekerja
5
yang dikirimkan ke departemen sumber daya manusia.
Sumber daya manusia kemudian mengumpulkan informasi
dari berbagai elemen lingkungan dan menghubungkan
kepada pihak pelamar.
Sistem informal, arus informasi antar pekerja dan
manajemen manufaktur sebagian besar bersifat informal
arus itu berupa kontak harian antara pekerja dan manajer
mereka.
6
secara keseluruhan seperti transportasi, spesifikasi kualitas
material, frekuensi perawatan, dan lain-lain.
b. Sumber Eksternal, terdiri dari Intelijen Manufaktur
Data eksternal perusahaan merupakan data yang berasal
dari luar perusahaan (environment) yang mendukung proses
pengolahan data menjadi informasi yang berguna. Contoh data
eksternal adalah data pemasok (supplier), kebijakan
pemerintah tentang UMR, listrik, dll. Data-data ini biasanya
berguna untuk perhitungan biaya dalam manufaktur mulai dari
awal hingga akhir proses.
7
c. Subsistem Kualitas adalah semua hal yang berhubungan dengan
kualitas, baik waktu, biaya, performa kerja, maupun pemilihan
supplier. Fungsi dari sub sistem kualitas adalah mengukur
kualitas material saat material diubah. Banyak hal lain yang
bukan unsur mutlak kualitas namun perlu masuk dalam unsur
kualitas seperti proses (Process Control), Perawatan
(Maintenance), dan Spesifikasi (Specification) baik produk jadi
maupun material. Sub sistem kualitas mempunyai pendekatan
khusus untuk meningkatkan kualitas produksinya dengan
menggunakan total quality management (TQM) yaitu
manajemen keseluruhan perusahaan sehingga perusahaan
unggul dalam semua dimensi produk dan jasa yang penting bagi
semua pelanggan. TQM menyediakan kerangka kerja bagi
semua aktifitas perusahaan yang berhubungan dengan kualitas.
Dalam kerangka ini subsistem kualitas menyediakan bagaimana
manajer informasi yang mengungkapkan seberapa jauh produk
perusahaan mencapai sasaran kualitas.
d. Subsistem Biaya. Komponen biaya termasuk dalam semua
subsistem yang ada. Tujuan perusahaan manufaktur secara
umum adalah mencapai keuntungan dari hasil penjualan
produknya. Oleh karena itu, sebuah sistem informasi tidak akan
pernah terlepas unsur biaya yang terjadi di dalamnya. Subsistem
biaya berfungsi untuk mengukur biaya yang terjadi selama
proses produksi terjadi. Unsur-unsur pengendalian biaya ada dua
yaitu, standar kerja yang baik dan sistem untuk melaporkan
rincian kegiatan saat terjadinya proses produksi yang akurat.
Subsistem biaya dibagi menjadi dua, yaitu:
Biaya Pemeliharaan
Biaya pemeliharaan atau biaya penyimpanan biasanya
dinyatakan sebagai presentase biaya tahunan dari barang.
Dan biaya tersebut mencakup faktor-faktor seperti
kerusakan, pencurian, keusangan, pajak dan asuransi.
8
Biaya Pembelian
Adalah yang mencakup biaya-biaya yang terjadi saat
material dipesan, waktu pembelian, biaya telepon, biaya
sekretaris, biaya formulir pesanan pembelian dan
sebagainya.
Dalam sistem informasi manufaktur terdapat empat jenis dasar dari model,
antara lain:
1. Model Fisik
Model fisik adalah penggambaran tiga dimensi dari kesatuannya.
Dalam beberapa hal, model ini berukuran lebih kecil dari pada objek yang
diwakilinya. Sebagai contoh adalah mainan anak-anak, seperti boneka dan
pesawat terbang mainan, dan prototype rancangan yang digunakan oleh
9
perancang mobil. Beberapa model mempunyai ukuran yang sama seperti
entity-nya, dan beberapa diantaranya ada yang lebih besar. Ilmuwan
mungkin akan menggunakan model fisik telinga manusia yang lebih besar
ketika ia mempelajari masalah penyakit tuli, misalnya. Model fisik dapat
memenuhi tujuan yang tidak dapat dipenuhi oleh sesuatu yang nyata; bayi
tidak dapat dipakai sebagai cetakan untuk pembuatan boneka, pembuat
mobil sangan sulit menggunakan mobil asli untuk pencetakan mobil
menurut idenya. Dari keempat model yang ada, model fisik mungkin
merupakan model yang mempunyai kegunaan paling sedikit bagi manajer
bisnis. Biasanya, manajer tidak perlu melihat sesuatu dalam bentuk tiga
dimensi untuk memahami dan menggunakannya dalam pemecahan
masalah.
2. Model Naratif
Model naratif adalah sebuah jenis model yang digunakan manajer tiap
hari, yang dianggap sebagai model. Model Naratif menjelaskan entity
(kesatuan)-nya dengan kata lisan atau tertulis. Pendengar atau pembaca
dapat memahami entity dari narasi tersebut. Semua komunikasi lisan dan
tertulis adalah model naratif, sehingga menjadikannya jenis yang paling
populer. Dalam bisnis, informasi tertulis dari komputer dan informasi lisan
dari sistem komunikasi informal merupakan contoh dari model naratif ini.
3. Model Grafis
Model grafis jenis model lain yang tetap dalam penggunaannya adalah
model grafis. Model grafis mewakili entity-nya dengan abstraksi garis,
symbol dan bentuk. Ia seringkali disertai dengan penjelasan naratif. Model
grafis digunakan dalam bisnis untuk menyampaikan informasi. Banyak
laporan tahunan mengenai pemegang saham perusahaan terdiri dari grafik
berwarna untuk menyampaikan kondisi keuangan perusahaan. Grafik juga
digunakan untuk menyampaikan informasi kepada manajer. Keberadaan
software grafik khusus untuk mikrokomputer sekarang ini lebih difokuskan
perhatiannya pada penggunaan grafik dalam pemecahan masalah. Model
grafis juga digunakan dalam perancangan sistem informasi. Banyak dari
peralatan yang digunakan oleh analis sistem dan programmer adalah
10
bersifat grafis. Yang paling terkenal dari model ini adalah flowchart (kartu
pencatat masuk keluarnya barang). Simbol flowchart mewakili proses yang
akan dilakukan dan juga mewakili file input dan output.
4. Model Matematis
Model matematis digunakan dalam pembuatan model bisnis, segala
rumus matematika atau persamaan adalah model matematis. Banyak model
matematis yang digunakan oleh manajer bisnis bersifat lebih kompleks dari
pada yang digunakan dalam pelajaran matematika di perguruan tinggi.
Sebagai contoh, rumus yang digunakan untuk menghitung break-even point
(titik impas) adalah hanya:
TFC
BEP=
P−C
Disini TFC adalah total biaya tetap (fixed cost), P adalah harga
penjualan per unit, dan C adalah biaya variabel unit (variable cost). Model
titik impas hanya menggunakan satu pertanyaan. Beberapa model
matematis menggunakan sejumlah persamaan, seringkali sampai ratusan
bahkan ribuan. Model perencanaan pendanaan yang dikembangkan oleh
Sun Oil Company, selama tahun awal penggunaan MIS, menggunakan
sekitar 2.000 persamaan. Dengan menggunakan model yang begitu banyak
mengakibatkan mereka menjadi bingung dan sulit menggunakannya.
Sekarang ini cenderung digunakan model yang lebih kecil yang hanya
dimaksudkan untuk membantu manajer dalam memecahkan masalah
khusus.
Karena bahasa matematika bersifat universal, model matematis tidak
mengenal wilayah geografi. Siapa saja yang memahami bahasa dan
mengetahui arti simbolnya akan dapat mengerti model tersebut. Inilah
salah satu kelebihan model matematis. Kelebihan lainnya adalah ketepatan
hubungan diantara bagian dari suatu objek dapat di deskripsikan.
Matematika dapat melakukan pengekspresian hubungan dengan lebih
banyak dari pada yang dapat dilakukan oleh dua dimensi model grafis atau
tiga model fisik. Bagi ahli matematika dan manajer bisnis, yang
mengetahui kekompleksan sistem bisnis, kemampuan multidimensional
dari model matematis ini merupakan aset yang besar.
11
2.3 Tujuan Sistem Informasi Produksi dan Manufaktur
Tujuan sistem informasi produksi:
1. Digunakan dalam merencanakan,monitoring dan mengontrol proses
produksi yang terjadi sehingga lebih efisien.
2. Menghasilkan efisiensi proses produksi,kontrol kualitas yang tetap serta
menghasilkan produk yang lebih bagus.
3. Mengurangi biaya dari penggunaan berbagai inventarisasi dengan
mendapatkan kontrol material yang baik.
4. Produksi yang dihasilkan tepat.
12
menggunakan aplikasi ERP dari Oracle (yang masih dipakai hingga
sekarang). PT. Gudang garam Tbk. memang memakai Oracle. Saat ini,
untuk mengintegrasikan sistemnya, perencanaan, sistem dan
pengembangan PT. Gudang garam Tbk., penggunaan ERP dari Oracle itu
mencakup hampir semua proses bisnis penting, mulai dari akuntansi dan
keuangan, manufaktur, hingga pengadaan barang dan manajemen barang
jadi. Unit-unit bisnis dalam naungan PT. Gudang garam Tbk. juga
menggunakan aplikasi yang dikembangkan sendiri untuk melengkapi solusi
ERP. Bukti sudah modernnya sistem TI di PT. Gudang Garam Tbk. juga
terlihat pada sistem rantai pasokan (supply chain management).
Tengok saja, puluhan ribu petani tembakau PT. Gudang Garam Tbk.
semuanya sudah dikelola dengan bantuan TI, yakni sistem berbasis bar
code. Di bar code itu tercatat nama petani, luas petaknya, jenis tembakau
dan varietasnya, dan sebagainya. Jadi, ketika panen, tembakau (yang
dibungkus) sudah bisa dikirim dengan bar code. Dengan begitu, di tempat
penampungan – yakni di Lombok dan Madura – hasil panen tadi sudah bisa
langsung dipindai (scan), sehingga tidak perlu ada petugas yang mencatat
lagi. Sistem barcoding telah diterapkan pula dalam kegiatan pembelian
material dan proses di gudang. sistem barcoding digunakan karena grade
daun tembakau yang dihasilkan para petani berbeda-beda. Saat ini, PT.
Gudang Garam Tbk. mengonsumsi 60-70 ribu ton tembakau kering per
tahun. Sayangnya, Angky mengaku tidak ingat luas lahan total yang
dipakai oleh para petani tembakau yang memasok panennya buat PT.
Gudang Garam Tbk.
Sebagai gambaran, per hektare kebun tembakau bisa berproduksi 15-
20 ton. Sesuai dengan prosesnya, daun tembakau yang dipanen akan
disimpan di gudang selama 18-24 bulan supaya mengalami proses
fermentasi alami. Teknologi canggih pun sudah digunakan PT. Gudang
Garam Tbk. di pabrik-pabriknya. Mulai dari kegiatan operasional pabrik,
mesin blending hingga pengujian rokok, sudah menggunakan sistem
robotika. Dengan begitu, proses analisisnya tidak lagi menggunakan rasa,
melainkan memakai data, sehingga kualitas produknya bisa sama. Kalau
13
memakai rasa dan penciuman manusia, kualitasnya tidak akan sama. Selain
itu, jumlahnya banyak. Bayangkan saja, untuk satu adukan jumlahnya
mencapai 15 ton. Tidak mungkin (dikerjakan) oleh manusia. Jadi, di PT.
Gudang Garam Tbk. itu, dari hulu ke hilir sudah serba elektronik. Dengan
bekal sistem yang cukup canggih, PT. Gudang Garam Tbk
mempertahankan apa yang sudah berjalan dengan baik, untuk
meningkatkan keadaan. Pengembangan jaringan infrastruktur dengan
menambah koneksi ke kantor cabang penjualan dan pergudangan yang
belum terhubung, yang jumlahnya sekitar 30 kantor. Perubahan lain adalah
penerapan metodologi proyek untuk semua proyek TI di PT. Gudang
Garam Tbk.
Strategi PT. Gudang Garam Tbk. lebih pada mengonsolidasikan
sistem aplikasi yang ada, dan memberi respons pada permintaan bisnis
yang baru. Misalnya, melakukan stardardisasi proses bisnis dengan
mengimplementasi solusi ERP yang sama yang digunakan oleh PT.
Gudang Garam Tbk. kepada semua unit bisnis. Proses konsolidasi dan
integrasi aplikasi yang berlangsung terus – bersamaan dengan implementasi
bisnis sistem yang baru – memungkinkan mereka dapat memonitor indikator
kinerja penting (Key Performance Indicator) dengan lebih baik. Misalnya,
masalah efisiensi pada operasional back office di PT. Gudang Garam Tbk.
Sistem TI itu antara lain mampu mengurangi level overtime, di samping
salesman dan staf administrasi dapat menyelesaikan pekerjaan lebih cepat.
Sekarang PT. Gudang Garam Tbk dapat melihat kinerja penjualan dan
pergerakan inventori secara tepat waktu. Dan, kami dapat meningkatkan servis
ke pelanggan. Meskipun penerapan TI ini sudah direncanakan untuk jangka
panjang, sebaiknya PT. Gudang garam Tbk. selalu melakukan perubahan-
perubahan kecil untuk membantu meraih keberhasilan dari pelaksanaan paket
software baru ini. Setelah divisi TI terpisah dari perusahaan, bagian terpenting
dari perusahaan yang baru ini harus tetap memperhatikan aktivitas
pemeliharaan dari sistem TI PT. Gudang garam Tbk. tanpa menutup
kesempatan untuk melayani perusahaan lain. Untuk pelayanan yang disediakan
PT. Gudang garam Tbk., dapat memberi harga apa yang disebut metode
14
transfer pricing sehingga perusahaan baru tersebut dapat mengatur
keuangannya sendiri.
Penerapan suatu ERP sistem itu adalah suatu proses yang kontinu. Begitu
dimulai sudah tidak mungkin lagi dihentikan dan tidak ada titik
kesempurnaannya. Yang ada hanyalah proses penyempurnaan yang tak
terhenti. Maka penilaian ERP juga mesti dilakukan dengan sungguh-sungguh.
Banyak faktor yang perlu dipikirkan pada seleksi ERP. Pada umumnya, ERP
yang masuk ke Indonesia sudah teruji kesuksesannya. Namum kesuksesan di
negara lain belum tentu bisa menjadi suatu jaminan bagi kita. Masalah sumber
daya manusia dan infrastruktur juga menjadi faktor penentu ERP akan
berkembang terus sesuai dengan tuntutan konsumen. Yang jelas perkembangan
ERP pada masa depan ini akan dititik-beratkan pada beberapa hal, yaitu, lebih
mendukung customer service, lebih mendukung vertical industri spesifik
(vertical industry), dan juga lebih mendukung proses pengambilan keputusan
(decision support).
ERP masa depan juga akan lebih fleksibel dalam penerapan, pemakaian
dan cara pembiayaan. Begitu juga banyak manfaat bagi PT. Gudang garam
Tbk. dalam membangun teknologi informasi seluruh sector dapat dengan
mudah mendapatkan informasi apa saja yang mereka perlukan serta
Perusahaan mampu langsung dapat merespon dalam Cepat merespon
perubahan resep rokok. Setelah ERP diterapkan, seluruh informasi data dapat
dengan cepat dikoordinasikan ke semua departemen. Ketika seorang staff
memerlukan komputer baru dan manajer sedang tidak ada di kantor dan harus
menunggu untuk meminta persetujuan, ini merupakan salah satu hal yang tidak
efisien. Setelah TI diterapkan, staf itu dapat langsung memberitahukan lewat
jaringan sehingga manajer langsung dapat memberi persetujuan,sehingga
dengan adanya teknologi informasi hambatan seperti itu sudah dapat diatasi.
PT. Gudang garam Tbk. berencana untuk membangun TI dalam jangka
panjang serta mengalokasikan dana sebesar US$ 5 juta setiap tahun.
Pembangunannya pun bukan hanya dilakukan oleh tim TI internal dan
regional, tapi dibantu oleh banyak vendor, baik dari luar negeri maupun lokal,
seperti IBM, Sigma dan Mitrais. Pengembangan TI itu dimaksudkan supaya
15
proses bisnis lebih efektif, akurat dan cepat. Pengguanaan IT bisa memberikan
benefit penting bagi PT. Gudang Garam Tbk., yakni adopsi tool atau teknologi
baru yang sudah teruji keandalannya. Maksudnya, selama ini infrastruktur TI
dan teknologi PM sudah sangat terkenal dan menjadi best practice di industri
rokok. Dalam praktik di lapangan, teknologi itu akan berpengaruh pada semua
level di PT. Gudang Garam Tbk. Untuk level atas akan berguna dalam analisis
dan pengambilan keputusan; dan bagi level menengah berfungsi dalam
pengontrolan dan analisis operasional; sedangkan di level bawah bisa
menyederhanakan proses. Ujung- ujungnya, akan meningkatkan efisiensi dan
produktivitas. Selain itu, secara otomatis akan terbangun kultur baru yang lebih
positif, dan mendukung kinerja perusahaan.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
17
empat sub sistem output. Di dalam system manufaktur, computer mempunyai
dua sifat yaitu sebagai fisik (digunakan pada saat proses produksi dan
pengontrolan0 seperti CAD, CAM, dan Robotic Industrial. Dan juga sebagai
system informasi (yang memberikan data informasi yang akurat) seperti ROP,
MRP, MRP II, dan JIT.
3.2 Saran
Dalam sebuah perusahaan diperlukan adanya sistem informasi produksi dan
manufaktur yang baik. Dengan adanya sistem informasi yang mengatur
tentang produksi dan manufaktur maka perusahaan akan lebih mudah dalam
mengontrol proses produksi. Oleh sebab itu dengan pemaparan pembahasan
yang ada dalam bab sebelumnya maka penulis menyarankan kepada
perusahaan atau pembaca untuk menyusun sistem informasi produksi dan
manufaktur yang baik pada perusahaan yang sedang dijalankan sekarang atau
kelak, sehingga dapat diharapkan akan memberikan kemudahan perusahaan
dalam mengatur segala hal yang berkaitan dengan proses produksi, mulai dari
input, proses, hingga menjadi output.
18
DAFTAR PUSTAKA
19