MANAJEMEN RISIKO
(FEB 983)
MODUL SESI 2
ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (ERM)
DISUSUN OLEH
ELISTIA, SE,. MM
C. Manfaat ERM
1. Peningkatan efektivitas organisasi
Penunjukan seorang Chief Risk Officer (CRO) dan pembentukan
fungsi ERM memungkinkan adanya koordinasi dari atas ke bawah agar
berbagai fungsi bekerja secara efisien. Suatu tim yang terintegrasi bukan
saja dapat menangani berbagai risiko, tetapi juga kertergantungan antar
berbagai risiko
2. Pelaporan risiko yang lebih baik
Unit enterprise risk dapat menetapkan prioritas, tingkat dan isi
laporan risiko yang harus disampaikan kepada manajemen senior dan
direksi:
a. Perspektif perusahaan atas kerugian agregat,
b. Pengecualian kebijakan,
c. Risk incidents,
d. Eksposur penting dan
e. Indikator peringatan dini.
f. Laporan ini dapat berbentuk panel risiko yang mencakup informasi
tepat waktu dan ringkas mengenai risiko-risiko penting perusahaan.
g. Tujuan pelaporan ERM pada dasarnya dimaksudkan untuk
meningkatkan transparansi di seluruh organisasi.
D. Komponen ERM
1. Corporate Governance (Mengembangkan manajemen risiko dari atas ke
bawah).
Tata kelola perusahaan memastikan agar Direksi dan Komisaris
telah membuat proses organisatoris yang tepat dan kendali perusahaan
untuk mengukur dan mengelola risiko lintas perusahaan. Dari perspektif
ERM, tanggung jawab Direksi dan Komisaris meliputi:
a. Mendifinisikan risk appetite, toleransi kerugian, leverage risiko
terhadap modal, dan target peringkat utang
b. Memastikan bahwa organisasi memiliki ketrampilan manajemen
risiko dan kemampuan penyerapan risiko untuk mendukung
strategi bisnisnya.
c. Pembuatan struktur organisasi dan pendefinisian peran dan tanggung
jawab manajemen risiko, termasuk peran CRO
d. Pembentukan budaya risiko organisasi melalui tindakan dan
memperkuat komitmen melalui insentif
e. Pemberian kesempatan yang tepat untuk pembelajaran organisatoris,
pelatihan dan pengembangan berkelanjutan.
2. Manajemen Lini
Manajemen lini harus menselaraskan strategi bisnis dengan
kebijakan risiko perusahaan:
a. Risiko transaksi bisnis harus sepenuhnya dinilai dan digabungkan ke
dalam penentuan harga dan target profitabilitas dalam pelaksanaan
strategi bisnis.
b. Perkiraan kerugian dan biaya modal risiko harus disertakan dalam
penentuan harga pinjaman atau pengembalian hasil yang dibutuhkan
dari proyek investasi
3. Manajemen Portfolio
a. Manajemen harus bertindak seperti “manajer investasi” dan
menetapkan target portfolio dan batas risiko untuk memastikan
diversifikasi yang tepat dan return yang optimal
b. Pengaruh diversifikasi dari lindung nilai alami hanya dapat
ditangkap sepenuhnya jika risiko organisasi dipandang sebagai
portfolio.
c. Fungsi manajemen portfolio memberikan hubungan langsung antara
manajemen risiko dengan maksimalisasi nilai pemegang saham.
4. Transfer Risiko
Untuk mengurangi risiko yang tidak diinginkan, manajemen harus
mengevaluasi derivatif, asuransi dan produk hibrida secara konsisten dan
memilih alternatif dengan biaya yang paling efektif.
5. Analisa Risiko
a. Perkembangan analisis risiko canggih telah mendukung
kuantifikasi dan manajemen risiko kredit, risiko pasar dan risiko
operasional secara lebih konsisten.
b. Teknik yang sama yang mengijinkan pengukuran eksposur risiko
dan profitabilitas berbasis risiko dapat digunakan untuk
7. Manajemen Stakeholder
a. Manajemen risiko juga harus digunakan untuk meningkatkan
transparansi risiko bagi stake holder penting.
b. Tujuan yang penting bagi manajemen dalam menyampaikan laporan
kepada stakeholder penting adalah jaminan bahwa strategi
manajemen risiko yang tepat telah berfungsi.
E. Pentingnya ERM
1. ERM membantu organisasi mencapai tujuannya sambil menghindari
perangkap dan kejutan-kejutan
2. Nilai akan menjadi maksimum bila manajemen menetapkan strategi
dan tujuan untuk mencapai keseimbangan yang optimal antara
pertumbuhan, hasil dan risiko yang terkait, penyebaran sumber daya
secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan perusahaan.
3. ERM membantu memastikan pelaporan yang efektif dan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan dan membantu menghindari
rusaknya reputasi dan konsekuensinya.
4. Bank-bank diwajibkan untuk menerapkan manajemen risiko secara
efektif
E. Penerapan ERM
Kerangka kerja ERM terkait dengan pencapaian tujuan perusahaan,
disusun dalam empat kategori:
1. Strategic : Level tujuan yang tinggi, sejalan dengan dukungan
atas misi perusahaan
2. Operations : Penggunaan sumber daya secara efektif dan efisien
3. Reporting : Laporan yang realistis
4. Complience: Sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Solusi :
1. Dapatkan dukungan dari direksi, pejabat senior dan pejabat bisnis
dengan menggunakan creasi yang bernilai-mengidentifikasi
“quick wins”
2. SDM - profensional dan dalam jumlah yang cukup
3. Mengembangkan kerangka kerja ERM dan rencana penerapannya
4. Memelihara semangat -Penerapan ERM tidak akan dicapai dalam
semalam, tetapi akan melibatkan proses yang memakan waktu
beberapa tahun.
Contoh Kasus
Enterprise Risk Management (ERM) di CV. Anugerah Berkat
CV. Anugerah Berkat Calindojaya (ABC) merupakan perusahaan yang bergerak
di bidang pembuatan calcium carbonate ( CaCo3 ) yang berada di Tuban, Jawa
Timur. Pada perusahaan ini dilakukan penelitian (Mellisa, 2013) berkaitan dengan
penerapan ERM. Penerapan ERM dilakuakan dengan pendekatan kualitatif,
applied research. Berdasarkan hasil identifikasi risiko CV. ABC terdapat tiga
risiko yang ada, meliputi: risiko keuangan yang berhubungan dengan customer
yang terlambat melunasi piutangnya. Risiko Operasional terkait dengan customer
beralih ke produk pesaing yang kualitasnya sama tapi harganya lebih murah.
Risiko reputasi terkait karena adanya komplain dari konsumen mengenai
ketidakpuasan konsumen terhadap pelayanan. Adanya risiko produktivitas yang
terkait dengan pemadaman listrik, kerusakan kendaraan karena pemakaian yang
tidak baik oleh karyawan bagian pengiriman. Identifiksi risiko yang telah
dilakukan kemudian dianalisis pada setiap risiko yang mungkin terjadi, sebagai
berikut.
Kesimpulan
1. Risiko merupkan sebuah tantangan atau ancaman yang melekat pada
suatu perusahaan atau unit bisni untuk mencapai tujuan entitas. untuk
memitigasi atau meminimalkan dampak yang harus diterima, suatu
perusahaan memerlukan manajemen atau pengelolaan yang baik.
Pengelolaan ini sering disebut dengan Enterprise Risk Management
(ERM)
2. Enterprise Risk Management (ERM) merupakan suatu proses
pengelolaan risiko secara menyeluruh guna mengelola ketidakpastian,
meminimalisir ancaman dan memaksimalkan peluang yang
diimplementasikan dalam strategi perusahaan yang dipengaruhi
manajemen perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.
3. Dalam ERM sendiri memiliki unsur atau komponen yang menyusun
yaitu lingkungan internal (internal environment), penentuan tujuan
(objective Setting), identifikasi risiko (event identification), analisis risiko
(risk assessment), respon risiko (risk response), kegiatan pengendalian
(control activities), informasi dan komunikasi (information and
communication), dan pengawasan (monitoring). Komponen-komponen
tersebut sekaligus menjadi langkah-langkah untuk menganalisa dan
menyelesaikan risiko di suatu perusahaan.
4. Berdasarkan penerapan Enterprise Risk Management (ERM) di CV.
Anugerah Berkat Calindojaya (ABC), terdapat 21 risiko yang berkaitan
dengan risiko keuangan, risiko operasional, risiko reputasi dan risiko
produktivitas.