Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI

STUDI KASUS PADA PT BALI TOWER

NAMA KELOMPOK : ANDAL


Zepri Hasiholan Togatorop - 41817120117
Riefky Hamdallah Fandy - 41817120121
Dendy Handy Saputra - 41817120018
Firdaus - 41816110168

FAKULTAS ILMU KOMPUTER


UNIVERSITAS MERCU BUANA
2020
ABSTRAK

PT Bali Towerindo Sentra (“Balitower”) merupakan perusahaan penyedia infrastruktur


Menara Telekomunikasi terkemuka di Propinsi Bali dan pelopor penyedia sarana Menara yang
dilengkapi fasilitas transmisi terintegrasi melalui jaringan fiber optic/nirkable yang senantiasa
dapat mendukung kemajuan teknologi di bidang telekomunikasi. Pada Tanggal 13 Maret 2014,
Balitower resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dan mulai diperdagangkan
dengan kode Emiten BALI.
Peran teknologi informasi dalam sebuah organisasi atau instansi menjadi hal yang sangat
penting, mengingat perkembangannya yang begitu pesat seiring berjalannya waktu. Namun
masalah yang sering terjadi di organisasi atau instansi adalah penggunaan teknologi informasi
yang kadang tidak sesuai dengan harapan. Oleh karena itu, diperlukan tata kelola terhadap
penggunaan teknologi informasi. Kondisi sekarang di PT Bali Tower sendiri tidak terdapat suatu
indikator yang dapat menyatakan bahwa kinerja TI yang berjalan telah berjalan sesuai visi dan
misi PT Bali Tower. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis tata kelola teknologi informasi, guna
mengetahui performa TI sekarang sesuai dengan yang diharapkan atau tidak.

i
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................................................................ i
DAFTAR ISI .................................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................................... 1
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................................................................. 1
1. Tata Kelola Teknologi Informasi ................................................................................................. 1
2. Kerangka Kerja Cobit .................................................................................................................. 2
3. RACI Chart ................................................................................................................................... 3
B. Tujuan dan Manfaat ........................................................................................................................ 4
C. Rumusan Masalah ........................................................................................................................... 4
D. Batasan Masalah ............................................................................................................................. 5
E. Metodologi ...................................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................................... 6
A. Analisis Perusahaan ........................................................................................................................ 6
1. Struktur Organisasi ..................................................................................................................... 6
2. Visi dan Misi ................................................................................................................................ 6
3. Tujuan Perusahaan ..................................................................................................................... 6
B. Analisa Balance Scorecard .............................................................................................................. 8
C. Analisis Critical Success Factor (CSF) ............................................................................................ 14
Kesimpulan ............................................................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................................... 17

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Tinjauan Pustaka
1. Tata Kelola Teknologi Informasi
Tata Kelola Teknologi Informasi (IT Governance) menurut ITGI (2007) adalah tanggung
jawab dewan direktur dan manajemen eksekutif, yang terdiri atas kepemimpinan, struktur
organisasi dan proses yang memastikan bahwa TI perusahaan mendukung dan memperluas
strategi dan tujuan perusahaan. Sanyoto Gondodiyoto (2007) menyatakan bahwa tata
kelola TI merupakan salah satu bagian terpenting dari kesuksesan penerapan good
corporate governance. IT Governance memastikan pengukuran efektifitas dan efisiensi
peningkatan proses bisnis perusahaan melalui struktur yang terkait dengan TI menuju ke
arah tujuan strategis perusahaan. Tata kelola TI (IT Governance) memadukan best practices
proses perencanaan, pengelolaan, penerapan, pelaksanaan dan pengawasan kinerja untuk
memastikan bahwa TI benar mendukung pencapaian perusahaan. Menurut Weber (2000)
terdapat berbagai alasan mengapa tata kelola diperlukan bagi sebuah perusahaan,
diantaranya:
 Kerugian yang karena kehilangan data perusahaan atau organisasi. Data merupakan
asset yang berharga bagi sebuah instansi, jika terjadi kehilangan data baik disengaja
atau atas kelalaian, maka perusahan akan mengalami kerugian yang besar.
 Kesalahan top management atau pihak management atas dalam mengambil sebuah
keputusan dapat dihindari dengan penggunaan Decision Support System (DSS). DSS
sudah banyak diterapkan di perusahaan untuk membantu pihak manajemen dalam
menentukan keputusan/kebijakan yang harus dijalankan, sehingga keputusan tersebut
akan menghasilkan kinerja yang lebih baik dari bagian TI.
 Selain kehilangan data, kebocoran data merupakan hal yang harus dihindari.
Pengolahan data yang baik akan mengurangi tingkat kebocoran data kepada pihak yang
tidak memiliki kepentingan. Kebocoran data diperusahaan bisa diminimalkan dengan
cara menerapkan sistem pengolahan dan dokumentasi data yang benar.
 Penyalahgunaan kemampuan dalam menggunakan komputer. Banyak orang pintar
tetapi ada yang menggunakan kepintaran tersebut untuk mengganggu sistem TI pihak
lain. Cracker adalah contoh orang pintar yang menyalahgunakan komputer untuk
mengganggu sistem pihak lain yang menimbulkan kekacauan atau kerugian.
 Kerugian akibat kesalahan proses perhitungan. Kesalahan perhitungan data biasanya
terjadi saat terjadi perubahan sistem terkomputerisasi lama ke sistem yang baru. Sangat
sulit untuk mengetahui kesalahan perhitungan data akibat pergantian sistem, kalaupun
bisa akan membutuhkan waktu yang relatif lama.

Manfaat dari Tata Kelola TI adalah untuk mengatur TI, dan memastikan kinerja sesuai
dengan tujuan atau fokus utama area tata kelola TI. Dari segi resource management dapat
mengoptimalkan dan mengelola sumber daya TI, yang terdiri dari aplikasi, informasi,
infrastruktur, dan sumber daya manusia.

1
2. Kerangka Kerja Cobit

COBIT (Control Objective for Information and Related Technology) adalah best practices
(framework) bagi pengelolaan teknologi informasi (TI) yang diciptakan oleh ISACA dan IT
Governance Institute (ITGI) pada tahun 1996. COBIT membantu memenuhi berbagai
kebutuhan manajemen dengan menjembatani gap antara resiko bisnis, kebutuhan kendali
dan permasalahan teknis. Serta peran COBIT untuk perusahaan adalah dapat memberikan
data kepada manajer, auditorm dan pengguna TI dengan serangkaian langkah-langkah yang
berlaku umum, indicator, proses dan praktik terbaik untuk membantu dalam
memaksimalkan manfaat yang dihasilkan melalui teknologi informasi serta mengembangkan
TI sesuai tata kelola dan pengendalian dalam sebuah perusahaan.

Pada COBIT 5 dilengkapi oleh 5 prinsip dan 7 enablers yang diberikkan untuk melengkapi
fitur yang sebelumnya ada pada versi terdahulunya COBIT 4.1. Kerangka kerja COBIT 5, yang
terdiri atas 5 prinsip utama dan dilengkapi dengan 7 enablers. COBIT 5 menyelaraskan
antara lima prinsip yang memungkinkan organisasi enterprise untuk membangun sebuah
framework tata kelola dan manajemen yang efektif berdasarkan pendekatan holistik dari
tujuh enablers yang disediakan sehingga dapat mengoptimalisasikan investasi bidang
teknologi dan informasi sekaligus memberikan keuntungan kepada stakeholder.

Berikut adalah gambar ketujuh enablers yang ada pada COBIT 5.

Untuk dapat memahami kerangka kerja COBIT 5 perlu diketahui apa saja yang menjadi
faktor penggerak pada COBIT 5 apa saja proses yang terdapat didalamnya dan bagaimana

2
indikator penilaian terhadap process assessments model di COBIT 5. Aktivitas TI pada COBIT
5 didefinisikan kedua dimensi bisnis utama yaitu governance dan management serta COBIT
5 memiliki 2 area kerja utama yang dipisahkan antara management dan governance.
Terdapat 5 domain utama dalam 2 area kerja COBIT 5 yaitu:
 Governance of Enterprise IT Evaluate, Direct and Monitor (EDM)
 Management of Enterprise IT a. Align, Plan, and Organise (APO)
 Build, Acquire, and Implement (BAI)
 Deliver, Service, and Support (DSS)
 Monitor,Evaluate,andAssess(MEA)
Process Capability Level merupakan kerangka kerja yang berkemampuan organisasi
dalam suatu proses area. Praktik generik dan spesifik yang meningkatkan pada proses
organisasi dalam proses area. Pada COBIT 4.1 proses penilaian kematangan menggunakan
Maturity Model, sedangkan pada COBIT 5 menggunakan Capability Model. Jumlah level
penilaian pada Capability Model adalah enam level. Berikut level dari Process Capability
sebagai berikut:
 Level 0 – Incomplete Process
 Level 1 – Performance Process
 Level 2 – Managed Process
 Level 3 – Established Process
 Level 4 – Predictable Process
 Level 5 – Optimizing Process
Setiap proses Attributes (PA) yang dinilai akan menghasilkan empat level rating poin
sebagai berikut:
 N – Not Achieved
 P – Partially Achieved
 L – Largely Achieved
 F – Fully Achieved

3. RACI Chart
Diagram RACI merupakan diagram yang digunakan untuk menggambarkan matriks tanggung
jawab dalam menyelesaikan suatu pekerjaan pada proses bisnis atau suatu proyek. Matriks
penugasan tanggung jawab, atau lebih dikenal dengan istilah RACI, adalah matriks yang
menggambarkan peran berbagai pihak dalam penyelesaian suatu pekerjaan dalam suatu proyek
atau proses bisnis. Matriks ini terutama bermanfaat dalam menjelaskan peran dan tanggung
jawab antarbagian di dalam suatu proyek atau proses. RACI merupakan akronim dari empat
peran yang paling sering dicantumkan dalam matriks ini, yaitu Responsible, Accountable,
Consulted and Informed.

3
B. Tujuan dan Manfaat
Untuk membantu PT. Bali Tower dalam mengetahui pencapaian visi, misi dan tujuan bisnis
sudah sesuai kebutuhan pada organisasi sehingga dalam pelayanan kedepannya dapat lebih
relevan dan akurat, serta memberi rekomendasi yang dapat digunakan dalam mendukung
pengembangan pelayanan kepada customer.

C. Rumusan Masalah
 Berdasarkan framework COBIT 5 proses monitoring operasional TI, bagaimana tingkat
kapabilitas dan kondisi tata kelola TI pada PT Bali Tower?
 Agar tercapainya tingkat kapabilitas proses monitoring operasional TI yang lebih baik,
bagaimanakah strategi perbaikan yang harus dilakukan?

4
D. Batasan Masalah
Dalam jurnal terkait hanya akan membahas balance score card untuk salah satu bagian atau
divisi yang ada di PT Bali Tower dalam proses monitoring operasional TI. Bagian tersebuat
adalah pre config dan comissioning.

E. Metodologi
Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan deksriptif kualitatif,
agar mampu melakukan pengumpulan data, megelola data, menganalisis data serta agar
mendapatkan gambaran yang jelas mengenai kondisi dari tata kelola TI berdasarkan standar
COBIT 5. Data yang diolah adalah data primer yang berarti data diperoleh dari observasi.
Penelitian deksriptif ini digunakan sebagai alat untuk menganalisis keterangan mengenai kinerja
tata kelola TI yang sedang berjalan pada PT Bali Tower. Adapun tahapan metode pengumpulan
data penelitian ini pada gambar dibawah ini.

Studi Literature

Studi Lapangan

Analisis Data

 Studi Pustaka:
Yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh data secara tertulis mengenai penelitian
kepustakaan dengan cara dibaca dan ditelaah dari buku-buku. Literatur dan tulisan ilmiah
yang berhubungan dengan judul penelitian.
 Studi Lapangan:
Peneliti melakukan pengamatan secara langsung di lingkungan PT Bali Tower yang menjadi
objek penelitian agar mendapatkan informasi dan data yang lebih akurat.
 Analisis Data:
Berdasarkan dari hasil studi lapangan dibuat pemetaan proses Planing and Organization (PO)
terhadap tingkat Model Maturity. Sehingga manajemen dapat mengukur posisi proses
sistem informasi yang sekarang dan menilai hal yang diperlukan untuk meningkatkannya.

5
BAB II PEMBAHASAN

A. Analisis Perusahaan
1. Struktur Organisasi

2. Visi dan Misi


Visi dari perusahaan adalah menjadi Perusahaan penyedia Infrastruktur Telekomunikasi
dan Multimedia terbesar di Indonesia.
Misi dari perusahan, antara lain:
 Menyediakan sistem jaringan teknologi terintegrasi dan terkini di Indonesia.
 Membangun menara telekomunikasi dan Micro Cellular Pole yang dapat
menjangkau dan melayani seluruh wilayah Indonesia.
 Memberikan layanan Internet tercepat dan handal.
 Membangun Infrastruktur multimedia dengan jaringan luas dan pelayanan yang
terbaik.

3. Tujuan Perusahaan
 Memenuhi kebutuhan dari cutomer terkait system jaringan teknologi yang sudah
terintegrasi

6
 memperluas kegiatan usahanya dalam membangun infrastruktur GPON FTTH dan
meningkatkan pembangunan serta pengoperasian microcell pole di Pulai Jawa dan Bali.
 Memperluas ekspansi usaha di luar Provinsi Bali dengan membangun dan
mengoperasikan tower mikro seluler (Microcell Pole) yang dimulai di Provinsi DKI
Jakarta.
4. Standar Operasional Prosedur
Standar operasional prosedur yang berlaku di perusahaan PT. Bali Towerindo Sentra, Tbk
adalah sebagai berikut.

5. Prosedur Kontrol Internal

Pengendalian internal atau kontrol internal didefinisikan adalah sebuah proses yang dipengaruhi
oleh sumber daya manusia dan system teknologi informasi yang disusun dan dirancang untuk
membantu organisasi, perusahaan, atau instansi dalam membantu mencapai tujuan atau
objektif dari organisasi tersebut. Hal ini akan berperan penting dalam pencegahan dan
mendeteksi fraud atau penggelapan, serta melindungi sumber daya organisasi baik yang
berwujud maupun tidak berwujud.

Prosedur Kontrol Internal yang di lakukan di PT. Bali Towerindo Sentra, Tbk adalah sebagai
berikut.

7
B. Analisa Balance Scorecard

Balanced Scorecard adalah suatu sistem manajemen strategi (Strategic Based Responsibility
Accounting System) yang menjelaskan mengenai misi serta strategi dari suatu perusahaan ke
dalam tujuan operasional dan tolok ukur kinerja perusahaan tersebut.

Scorecard sendiri memiliki makna kartu skor. Maksudnya yaitu kartu skor yang akan di gunakan
dalam merencanakan skor yang di wujudkan pada masa yang akan datang. Sedangkan balanced
memiliki makna berimbang, yang artinya dalam mengukur kinerja seseorang atau suatu
organisasi harus di ukur secara seimbang dari dua sudut pandang seperti keuangan dan non
keuangan, jangka panjang dan jangka pendek, intern dan ekstern.

Dalam perumusan balancescorecard, maka kita harus melakukan tahapan berikut:

- Menterjemahkan visi, misi, dan strategi perusahaan


- Mengkomunikasikan dan mengaitkan berbagai tujuan dab ukuran strategis balance
scorecard
- Merencanakan, menetapkan sasaran, menyelaraskan berbagai inisiatif rencana bisnis
- Meningkatkan feedback dan pembelajaran strategis yag akan memberikan strategis learning
kepada perusahaan

Tujuan menggunkan balance scorecard adalah:

- Mengembangkan bisnis, meningkatkan pangsa pasar, an proses bisnis, dan memiliki


pelanggan fanatic yang setia
- Menyelaraskan strategi organisasi dengan pekerjaan yang dilakukan sehari-hari
- Mengelola bisnis secara efektif dan lebih unggul dari competitor

8
- Meningkankan fokus pada strategi organisasi untuk hasil yang lebih baik
- Membangun sebuah sistem yang mampu mengukur kinerja bisnis yang memungkinkan
untuk membuat keputusan yang cepat dan tepat
- Meningkatkan kinerja organisasi dengan mengukur hal-hal yang tepat guna

4 Perspektif Balance Scorecard

- Perspektif Keuangan

Dari prespektif keuangan Balance Scorecard menggunakan sebuah tolak ukur dalam sebuah
sistem keuangan yakni Rerun of Investment dan Laba Bersih. Secara umum tolak ukur ini akan
digunakan setiap perusahaan dalam mengetahui laporan laba bersihnya. Metode pengukuran
kinerja perusahaan akan memiliki keseimbangan antara keuangan dan non keuangan, hal ini
akan mengarahkan perusahaan pada goals yang inin dicapai perusahaan.

Pengukuran penting pada aspek keuangan yaitu:

 seluruh prspektif akan menunjukkan implementasi strategi yang direndanakan


 Memberikan dorongan pada prespektif lain untuk mencapai target perusahaan.
- Perspektif Pelanggan

Pada prespektif pelanggan, sebuah perusahaan harus menentukan segmen pasar yang menjadi
target perusahaan tersebut. Kemudian seorang manager berkewajiban untuk mengukur kinerja
tiap unit perusahaan untuk mencapai target-target keuangan perusahaan.

- Perspektif Proses Bisnis Internal

Perspektif ini kemudian akan menunjukkan sebuah proses dalam suatu unit usaha dalam
menarik dan mempertahankan pelanggannya di segmen pasar terkait. Ini juga memiliki tiga
pedoman dasar termasuk proses perusahaan berinovasi, operasi dan pelayanan purna jual.

- Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Perspektif ini diartikan sebagai penyediaan infrastrukrur yang mumpuni untuk mencapai
prespektif sebelumnya dan juga menghasilkan pertumbuhan serta pebaikan perusahaan di masa
mendatang.

9
Berikut analisis balance scorecard dari perusahaan PT Bali Tower.

Perspektif Peta Strategy Sasaran Strategi Strategi SI Strategi TI Indikator Key Goals Rencana Tindakan
(strategy map) Kinerja Indikator (Action Plan)
(KPI) (KGI)
Finansial Target yang ingin • Memberlakukan Realisasi kinerja meningkatkan rasio
perspektif dicapai Perseroan system prioritas Perseroan telah kolokasi menara
untuk tahun depan terkait memenuhi telekomunikasi.
untuk pendapatan, perbelanjaan target/proyeksi
Meningkatkan portfolio
laba usaha dan modal agar setiap yakni
EBITDA semua pengeluaran tepat pendapatan, Menara telekomunikasi
meningkat. sasaran dan laba usaha dan Perseroan baik melalui
sesuai kebutuhan EBITDA pembangunan dan
• Menjaga kualitas - Menjalin - Menyediaka mencapai 95%, akuisisi.
infrastruktur dan kerjasama n 116% dan 97% Meningkatkan
pelayanan, serta dengan Infrastruktur dari jumlah - Instalasi OS kapasitas jaringan
di tingkatkan pendapatan, - Instalasi
penyedia terkait SCM telekomunikasi.
dengan maksimal laba usaha dan Service
• Menjalin perangkar (on - Menyediaka EBITDA yang melakukan efisiensi
going to SCM) n - Deployment operasional
kerjasama ke ditargetkan
banyak stake - Menjalin Infrastruktur Perseroan Perseroan.
holder, terutama kerjasama terkait CRM meningkatkan
penyedia dengan pemanfaatan menara
perangkat, customer (on - Upload modul telekomunikasi dengan
konsumen / SCM ke
going to mengaplikasikan
penyewa agar server
terwujud kepastian CRM) teknologi baru.
- Automatisasi - Upload modul menggunakan
harga.
CRM ke infrastruktur dan
server jaringan transmisi yang
telah terintegrasi
eksisting Perseroan,
seperti layanan akses
internet dan jasa

10
lainnya.

Customer Mendapatkan 1. Menjaga - Menyediakan Menyediakan *Peningkatan - Mampu *Melakukan sosialisasi ke


Perspektif layanan berkualitas hubungan baik informasi infrastruktur customer dalam memahami masyarakat yang sudah
terhadap seluruh dengan operator. customer penyimanpan memanfaatkan kebutuhan tercover atau terjangkau
produk usaha yang 2. Penyebaran an informasi infrastruktur customer dan dengan jaringan
meningkatkan BaliTower, maupun yang
ditawarkan wilayah jaringan customer komunikasi
pelayanan belum
usaha strategis *Peningkatan
yang dapat pendapatan *Kita bisa
mendukung (kemajuan) mengimplementasikan
kebutuhan perusahaan teknologi terbaru kepada
operator. customer yang
membutuhkan

* Melakukan edukasi
terhadap masyarakat
terpencil akan
pentingnya teknologi
untuk menunjang
kegiatan masyarakat
Internal 1. efektivitas dan 1. melakukan Menyediakan Menyediakan Kemajuan Mampu 1. Menyusun dan
Process efisiensi kegiatan pengawasan report secara security teknologi mengambil melaksanakan rencana
Perspektif operasional internal guna realtime dan pengaksesan informasi keputusan Audit Internal Tahunan.
Perseroan; memastikan hanya dapat data terkait merupakan terbaik terkait 2. Menguji dan
2. penyusunan kecukupan dan diakses oleh peluang penggunaan mengevaluasi
laporan keuangan efektivitas pihak yang sekaligus budgeting pelaksanaan
yang valid; pengendalian memilki tantangan bagi pengendalian intern dan
3. kepatuhan internal di wewenang Perseroan untuk sistem manajemen
terhadap hukum Perseroan agar terus berinovasi risiko sesuai dengan
dan peraturan yang berjalan sesuai dan kebijakan perseroan;
berlaku dengan kebijakan mengembangka 3. Melakukan
dan sistem yang n usahanya. pemeriksaan dan
telah di tetapkan. Oleh karena itu penilaian atas efisiensi
2. Menyusun Perseroan dan efektifitas di bidang
rencana kerja senantiasa keuangan, akuntansi,
internal tahunan. memantau dan operasional, sumber

11
3. Melaksanakan mengikuti daya manusia,
fungsi perkembangan pemasaran, teknologi
pemeriksaan atas industry informasi dan kegiatan
commercial and telekomunikasi lainnya;
project business untuk dapat 4. Memberikan saran
process. mengakomodir perbaikan dan informasi
4. Melaksanakan kebutuhan yang
fungsi masyarakat dan obyektif tentang
pemeriksaan operator jasa kegiatan yang diperiksa
operational telekomunikasi. pada semua tingkat
maintenance manajemen;
jaringan. 5. Membuat laporan
5. Optimalisasi TI. hasil audit dan
menyampaikan laporan
tersebut kepada
Direktur Utama dan
Dewan Komisaris;
6. Memantau,
menganalisis dan
melaporkan tindak lanjut
perbaikan yang telah
disarankan;
7. Pengembangan SI /
TI.
8. Menyusun program
untuk mengevaluasi
mutu kegiatan Audit
Internal yang dilakukan.
9. Melakukan
pemeriksaan khusus
apabila diperlukan.
Learning & Aktif dan peduli *Manajemen Menyediakan Menyediakan Meningkatkan Knowledge antar 1. Penyusunan
Growth terhadap Kepegawaian informasi dan infrastruktur pergerakan dan karyawan sama Perencanaan dan
(L & G) pengembangan *peningkatan knowledge untuk produktifitas rata pengembangan Karir
kualitas sumber Kinerja Karyawan yang harus di knowledge perusahaan.
serta pengadaan
daya manusianya. *Peningkatan skill sharing management
Karyawan.

12
Melalui beberapa *Pengadaan SDM 2. Sistem
seminar dan/atau yang Penggajian berbasis
workshop yang berkompetensi kinerja.
diikuti para
3. Mengadakan
karyawan menjadi
penunjang dalam Pendidikan dan
peningkatan pelatihan dalam rangka
kompentensi dan peningkatan skill dan
profesionalisme kompetensi karyawan.
karyawan dalam 4. menerapkan
bekerja Untuk program pelatihan
mencapai hasil
yang
kinerja yang terbaik
berkesinambungan,
baik dalam hal
kepemimpinan,
pengembangan diri,
perspektif bisnis dan
manajemen serta
pengetahuan teknis.

13
C. Analisis Critical Success Factor (CSF)

Dalam manajemen strategi, perusahaan akan memperhatikan faktor-faktor yang akan


menentukan keberhasilan implementasi strategi perusahaan. Inilah yang disebut CSF atau
Critical Success Factor. Jadi CSF atau Critical Success Factor ini merupakan istilah dalam
manajemen yang menunjukkan hal-hal yang diperlukan perusahannya agar dapat mencapai visi
misi perusahaan.
Dalam menentukan CSF ini perusahaan perlu mempertimbangkan situasi pasar, situasi
persaingan, kesempatan, sumber daya fisik perusahaan, sumber daya manusia perusahaan,
kelebihan dan kekurangan perusahaan. Supaya penentuan Crtical Success Factor ini akurat
maka perusahaan perlu memahami dengan seksama hal-hal tersebut. Kegagalan memahami
situasi pasar, situasi persaingan, kesempatan, sumber daya fisik perusahaan, sumber daya
manusia perusahaan, kelebihan dan kekurangan perusahaan akan menyebabkan pembuatan
Critical Success Factor yang salah. Kegagalan membuat CSF yang tepat dapat dipastikan akan
menghasilkan kegagalan perusahaan karena perusahaan kemungkinan mengalami kesulitan
dalam berkompetisi ataupun juga menang kompetisi tetapi mengalami kerugian secara
keuangan.
Jika kekuatan perusahaan adalah operasional yang sangat efisien maka perusahaan dapat
masuk ke cost leadership. Di sini Critical Sucess Factor adalah peningkatan volume penjualan,
penurunan biaya produksi, dan penurunan biaya distribusi. Dari CSF ini maka dibuatlah KPI-KPI
untuk meningkatkan volume penjualan, menekan biaya produksi dan membangun jalur
distribusi yang efektif dan efisien.
Jika kekuatan perusahaan adalah membuat produk yang unik dan berkualitas tinggi maka
inovasi dan kepuasan pelanggan merupakan CSF atau Critical Factor Success. Di sini KPI-KPI bisa
diarahkan kepada inovasi produk dan kepuasan pelanggan.
Berikut adalah Critical Success Factor dari perusahaan PT Bali Tower.
1. Target pencapaian laba mencapai 95%, 116% dan 97% dari jumlah pendapatan, laba
usaha dan EBITDA yang ditargetkan Perseroan:
• Peningkatan penjualan dari devisi sales
• Peningkatakan efektifitas iklan

2. Peningkatan pelayanan terhadap customer:


• Adanya pelayanan customer service selama 1x24 jam
• Peningkatan knowledge customer service terhadap produk dana tau layanan

3. Peningkatan kemampuan SDM menggunakan teknologi untuk menunjang kinerja:


• Terbentuknya tim internal Audit dan tersertivikasi tim internal Audit
• Menggunakan aplikasi dalam melaksanakan pengerjaan yang memudahkan
monitoring progress
4. Peningkatan SOP dalam melaksanakan tugas dan kinerja karyawan:
• Setiap divisi telah menjalankan sesuai SOP yang berlaku.
• Berkurangnya kesalahan kerja dilapangan

14
Raci Chart

KPI Marketing Support Human Resource CEO


Target pencapaian laba A R I C
Peningkatan layanan customer I A I C
Peningkatan kemampuan SDM menggunakan I I A C
teknologi untuk menunjang kinerja
Peningkatan SOP dalam melaksanakan tugas R R C C
dan kinerja karyawan

Keterangan:

R = Responsible

A = Accountable

C = Consulted

I = Informed

15
BAB III PENUTUP

Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa di PT. Bali Tower harus ditingkatkan Tata Kelola TI demi
tercapainya visi dan misi perusahaan, dengan cara pembuatan dan pengembangan aplikasi
SCM dan CRM.
Dengan penggunaan SCM maka kebutuhan produk atau peralatan terkait pemasangan
dan penyewaan infrastruktur menara telekomunikasi baik makro dan atau mikro,
penyewaan infrastruktur jaringan fiber optic dan/atau transmisi.
Disamping ketersediaan barang dan peralatan dalam memenuhi kebutuhan customer
atau clien, dibutuhkan tindakan lanjut untuk menjaga keberlangsungan atau relasi agar
kedepannya hubungan antara PT. Bali Tower tetap terjalin baik sehingga penggunaan jasa
dari PT. Bali Tower akan terus belanjut kedepannya karena pelayanan yang baik dan segala
keluhan dari customer dapat ditampung menjadi masukan untuk meningkatkan pelayanan
kedepannya, dalam hal ini CRM akan sangat berperan penting.

16
DAFTAR PUSTAKA

 Manuputty, dkk. 2019. Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi pada Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Ambon menggunakan Framework COBIT 5.0. Yogyakarta. Departemen Teknik Elektro dan
Teknologi Informasi, FT UGM.
 Arumana, dkk. 2014. ANALISIS TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI MENGUNAKAN KERANGKA
KERJA COBIT 4.1 PADA FAKULTAS TEKNIK UNDIP. Semarang. Jurnal Teknologi dan Sistem Komputer
- Vol.2, No.2.
 Utomo, dkk. 2011. Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi ( It Governance ) pada Bidang Akademik
dengan Cobit Frame Work Studi Kasus pada Universitas Stikubank Semarang. Jurnal Teknologi
Informasi DINAMIK Volume 16, No.2, Juli 2011: 139149.
 Yuwono, dkk. METODE PERANCANGAN STRUKTUR FUNGSI DAN PERAN TATA KELOLA DATA
BERBASIS COBIT. Depok. Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia.
 R. Wakhidah, Y.S. Gondokaryono, Y. Rosmansyah, 2015, Tata Kelola Keamanan Informasi Pada Area
Transmisi PT Pln (Persero) P3B Jawa Bali Menggunakan COBIT 5 Dan ISO/IEC 27001:2013.

17

Anda mungkin juga menyukai