PEMERINTAH
Penerapan Good Corporate Governance pada
PT Pertamina (Persero)
Oleh:
Kelompok 2 Kelas 9A
Azwardin Juang Amrullah (7)
Bagus Dwi Aryanto (8)
Ida Bagus Adidharma (15)
Mas Muhamad Dzulfikar(17)
PKN STAN
lembaga
dimana
warga
dan
kelompok
kelompok
masyarakat
merupakan
paradigma
baru
dalam
tatanan
pengelolaan
kepemerintahan. Ada tiga pilar governance, yaitu pemerintah, sektor swasta, dan
masyarakat. Sementara itu paradigma pengelolaan pemerintahan yang sebelumnya
berkembang adalah government sebagai satu satunya penyelenggara pemerintahan.
2. Definisi Good Corporate Governance
Corporate governance adalah rangkaian proses terstruktur yang digunakan
untuk mengelola serta mengarahkan atau memimpin bisnis atau usaha usaha korporasi
dengan tujuan untuk meningkatkan nilai-nilai perusahaan serta komunitas usaha.
Terdapat beberapa pemahaman tentang pengertian corporate governance.
Menurut Suprayitno., et al. (2009) IICG (The Indonesian Institute for Corporate
Governance), pengertian Good Corporate Governance dapat didefinisikan sebagai
struktur, sistem, dan proses yang digunakan oleh organisasi perusahaan sebagai upaya
untuk memberikan nilai tambah perusahaan secara berkesinambungan dalam jangka
panjang, dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan
peraturan perundangan dan norma yang berlaku.
Menurut OECD (The Organization for Economic Cooperation and Development)
(2003), sebagaimana dikutip oleh Wahyudin Zarkasyi (2008:35), Tata kelola perusahaan
yang baik (good corporate governance) merupakan struktur yang oleh stakeholders,
2 | Page
pemegang saham, komisaris dan manajer menyusun tujuan perusahaan dan sarana
untuk mencapai tujuan tersebut dan mengawasi kinerja.
Sedangkan menurut Indra Surya (2006:25), good corporate governance terkait
dengan pengambilan keputusan yang efektif. Dibangun melalui kultur organisasi, nilainilai, sistem. Berbagai proses, kebijakan-kebijakan dan struktur organisasi, yang
bertujuan untuk mencapai bisnis yang menguntungkan, efisiensi dan efektif dalam
mengelola
resiko
dan
bertanggungjawab
dengan
memerhatikan
kepentingan
stakeholder.
3. Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Good Corporate Governance (GCG) sebagai landasan operasional BUMN telah
diatur melalui Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-01/MBU/2011 tanggal 01 Agustus
2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate
Governance) pada Badan Usaha Milik Negara (menggantikan Keputusan Menteri
Negara BUMN No. 117/M.MBU/2002) dan Undang-undang nomor 19 tahun 2003
tentang Badan Usaha Milik Negara.
Dalam upaya perbaikan dan peningkatan kualitas penerapan GCG, BUMN wajib
melakukan pengukuran terhadap penerapan GCG, sehingga apabila masih terdapat
kekurangan dalam pengimplementasiannya, BUMN dapat segera menetapkan rencana
tindak (action plan) yang meliputi tindakan korektif (corrective action) yang diperlukan.
Pengukuran terhadap penerapan GCG dilakukan dalam bentuk penilaian (assessment)
dan evaluasi (review).
Permen Nomor PER-01/MBU/2011 menyatakan bahwa penilaian (assessment)
merupakan program untuk mengidentifikasi pelaksanaan GCG di BUMN melalui
pengukuran pelaksanaan dan penerapan GCG di BUMN yang dilaksanakan secara
berkala setiap 2 (dua) tahun. Pelaksanaan penilaian pada prinsipnya dilakukan oleh
penilai/asesor independen dan Instansi Pemerintah yang berkompeten di bidang GCG.
Evaluasi (review) merupakan program untuk mendeskripsikan tindak lanjut
pelaksanaan dan penerapan GCG di BUMN yang dilakukan pada tahun berikutnya
setelah penilaian (assessment), yang meliputi evaluasi terhadap hasil penilaian dan
tindak lanjut atas rekomendasi perbaikan. Pelaksanaan evaluasi pada prinsipnya
dilakukan
sendiri
oleh
BUMN
yang
bersangkutan
(self-assessment)
yang
Sekretaris
transparansi,
kemandirian,
akuntabilitas,
pertanggungjawaban,
dan
dimana
perusahaan
dikelola
secara
profesional
tanpa
benturan
kepentingan dan pengaruh / tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan
Peraturan Perundang- Undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang
sehat;
c. Akuntabilitas
Kejelasan
fungsi,
pelaksanaan
dan
pertanggungjawaban
Organ
sehingga
Capable (Berkemampuan)
Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta dan
penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan riset dan
pengembangan.
integritas
dan
dedikasi
yang
tinggi,
menguasai
ketrampilan,
perusahaan lainnya ;
8) Memberikan pernyataan tertulis untuk bekerja sesuai dengan prinsip-prinsip
GCG dalam melaksanakan tugasnya sebagai Anggota Komite GCG.
Anggota Komite diangkat dan diberhentikan oleh Komisaris dengan masa kerja 1
(satu) tahun yang dapat diperpanjang masa keanggotaannya dengan tidak
mengurangi hak Komisaris untuk memberhentikannya sewaktu-waktu.
b. Tugas dan Tanggung Jawab
Tugas dan tanggung jawab Komite GCG adalah sebagai berikut :
1) Memantau pelaksanaan dan mengevaluasi hasil assessment berkala tentang
penerapan GCG untuk memastikan efektifitas peranan organ-organ RUPS,
Komisaris dan Direksi, dan organ pendukung dalam penegakan GCG yakni
Sekretaris Perseroan, Sekretaris Komisaris, Satuan Pengawas Intern, Komite
Audit dan Komite Komisaris lainnya.
2) Memberikan rekomendasi tentang penyempurnaan sistem dan kelengkapan
GCG Perusahaan serta memantau pelaksanaannya, terutama berkenaan
dengan:
a) Pedoman Corporate Governance (Code of CG);
b) Pedoman Perilaku (Code of Conduct);
c) Statement of Corporate Intent (SCI);
d) Board Manual.
3) Mereviu rencana kerja dan laporan tentang pelaksanaan GCG sebagai bagian
dari Laporan Tahunan Perusahaan.
4) Melakukan kajian tentang praktek-praktek terbaik GCG (best practices) untuk
dapat diimplementasikan di Perusahaan.
5) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Komisaris yang terkait dengan
pengembangan dan penerapan GCG.
c. Piagam Komite GCG
Kedudukan, tugas dan tanggung jawab Komite GCG serta hubungan kelembagaan
antara Komite GCG dengan Fungsi Penanggung Jawab Pelaksanaan GCG
Perusahaan yang dituangkan dalam Piagam Komite GCG dan ditandatangani oleh
Komisaris Utama dan Direktur Utama.
C. Pelaksanaan Good Corporate Governance di PT Pertamina (Persero)
7 | Page
oleh
dari
Sustainability yang ditargetkan akan tercapai pada tahun 2015. Penerapan roadmap
GCG tahun 2014 fokus pada penyelarasan etika dan profesionalisme sebagai salah
satu indikator pengukuran kinerja. Hal ini merupakan langkah persiapan menuju fase
terakhir, yaitu Sustainability, tahun 2015.
Untuk memenuhi ketentuan yang tercantum dalam Surat Menteri BUMN No S528/MBU.S/2013 tanggal 28 oktober 2013 tentang BUMN bersih yang mewajibkan
bumn untuk memiliki fungsi pengelolaan kepatuhan yang memastikan agar transaksitransaksi penting Perusahaan dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip GCG dan
8 | Page
9 | Page
yaitu
keterbukaan
dalam
melaksanakan
proses
pengambilan
10 | P a g e
pemangku
Direksi
Komisaris
Senior Vice President/setara
Vice President/setara
Direksi anak Perusahaan
manajer/setara
Komisaris anak Perusahaan yang tidak sekaligus menjabat sebagai Direksi
ini menunjukkan komitmen nyata Pertamina untuk terus menerus meningkatkan kualitas
penerapan GCG di Perusahaan. Berikut adalah tabel komparasi hasil assessment
GCG Pertamina dalam 3 tahun terakhir.
atas
penerapan
GCG
pada
BUMN
sebagaimana
tertuang
dalam
SK-
d. Direksi;
e. Pengungkapan dan Keterbukaan Informasi;
f.
Faktor lainnya.
43 Indikator,
Faktor-faktor
yang
Diuji
Kesesuaian
Penerapannya
(FUK)
dalam
setiap
Parameter/Indikator tersebut.
Secara keseluruhan terinci sebagai berikut:
NO
ASPEK PENGUJIAN
BOBOT
INDIKATO
PARAMETER
R
1
Perusahaan
yang
2
3
RUPS/Pemilik Modal
Dewan Komisaris/Dewan Pengawas;
Direksi
Pengungkapan
Informasi;
Faktor lainnya
Total
15
25
35
12
43
35
13
52
16
100
43
153
Baik
Secara Berkelanjutan
Pemegang
Saham
dan
dan
Keterbukaan
3. Setiap aspek/faktor, indikator, dan parameter penerapan GCG telah diberi bobot. Bobot
merupakan nilai/skor maksimal yang dapat dicapai dalam setiap parameter, indikator,
dan aspek penerapan GCG.
Seluruh parameter pada scorecard GCG diharapkan dapat dinilai penerapannya
pada setiap perusahaan. Dengan demikian, tidak ada parameter yang diperlakukan
sebagai not applicable (NA). Apabila suatu perusahaan tidak membutuhkan adanya
suatu struktur ataupun proses sebagaimana tercantum pada scorecard GCG, maka
penerapan GCG-nya dipertimbangkan sebagai terpenuhi.
E. Metode Pengumpulan Data GCG
13 | P a g e
Tahapan
pelaksanaan
pengumpulan
data
pada
pelaksanaan
evaluasi/assessment
Kuesioner persepsi
Kuesioner
persepsi
mengumpulkan
dengan
informasi
pilihan
atas
jawaban
berskala
implementasi
suatu
dimaksudkan
untuk
sistem/kebijakan/
ketentuan/SOP/komitmen.
Kuesioner konfirmasi
Kuesioner
dan TIDAK
adalah pertanyaan
merupakan
kegiatan
pengamatan
yang
dilakukan
dalam
1) Penilaian kecukupan penerapan GCG oleh BUMN diberikan pada FUK dengan
cara
menilai
pemenuhan
masing-masing
Unsur
Pemenuhan.
Unsur
2) Penilaian skor pemenuhan per FUK dilakukan oleh evaluator/assessor. Nilai skor
yang diberikan merupakan hasil analisis dengan cara membandingkan unsur
pemenuhan dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya, baik dari aspek
dokumentasi maupun tingkat sejauh mana pelaksanaannya.
Pemenuhan Faktor-faktor yang Diuji Kesesuaian Penerapannya dalam
suatu
1) Keberadaan
dilaksanakan
SOP/kebijakan/aturan
oleh
organ
main
BUMN
yang
melandasi
(Pemegang
proses
Saham/RUPS,
yang
Dewan
Maka, penilaiannya
adalah:
Rata-rata pemenuhan FUK (3) selanjutnya dikonversikan ke nilai sesuai SK16/S.MBU/2012 tanggal 6 Juni 2012, yaitu:
Nilai 1 = rata-rata nilai > 0,85.
Nilai 0,75 = rata-rata nilai > 0,75 s.d. 0,85.
Nilai 0,5 = rata-rata nilai > 0,5 s.d. 0,75.
Nilai 0,25 = rata-rata nilai > 0 s.d. 0,5.
Nilai 0 = tidak terpenuhi.
Dengan demikian, pemenuhan FUK (3) dinilai satu dengan perhitungan sebagai berikut:
Nilai
Faktor yang Diuji
Penilaian FUK
Kesesuaiannya
(FUK)
No.
Uraian FUK
(3)
Kebijakan
setelah
Prmt
Konver
(Indiv)
Pemenuhan (UP)
si
Nilai
Pemenuhan
Nilai
jika
sosialisasi
semua
risiko
kebijakan MR
Pemenuhan
(1
disosialisasik
kepada
terpenuhi.
0,775)/2 =
an
karyawan
perusahaan.
proporsional
Unsur
Nilai
Nilai FUK*
manajemen
16 | P a g e
a.
UP
seluruh
Nilai
Unsur
Ada kegiatan
kepada
FUK
{1+(0,8+0,
75)/2} : 2 =
0,8875
b.
Pemenuhan:
tingkat
pemenuhan
kehadiran
Unsur
dalam
karyawan
Pemenuhan
sosialisasi
perusahaan
berdasar
0,8
s.d. b
Tingkat
pemahaman
atas
kebijakan MR
Nilai
0,75
jika
a. Tingkat pemenuhan rata-rata dari seluruh FUK dalam suatu parameter yang sudah
dikonversikan merupakan tingkat pemenuhan (nilai individu) parameter/subindikator
yang bersangkutan.
Parameter
Direksi
menerapkan
manajemen
FUK
....
(2)
....
0,75
....
(4)
....
(5)
....
0,75
(6)
....
0,75
(7)
....
0,5
Kebijakan manajemen
(3)
kebijakan
yang
17 | P a g e
risiko
kepada
disosialisasikan
seluruh
karyawan perusahaan
telah
ditetapkan
FUK
(1)
risiko sesuai
dengan
....
Konversi
Nilai
Nilai
Prmt
Bobot
Prmt
(Indiv)
6,5/8 =
1,244
(Tertimb)
1,0108
0,8125
No.
Prm
Parameter
FUK
....
(8)
....
Konversi
FUK
Nilai
Prmt
Nilai
Bobot
(Indiv)
Prmt
(Tertimb)
0,75
3. Nilai Indikator
Nilai capaian (tertimbang) setiap indikator merupakan jumlah dari nilai capaian
(tertimbang) seluruh parameter/subindikator dalam indikator yang bersangkutan.
4. Nilai Aspek/Faktor Penerapan GCG
Nilai capaian (tertimbang) masing-masing Aspek/faktor Penerapan GCG merupakan
jumlah dari nilai capaian (tertimbang) seluruh indikator dalam aspek yang bersangkutan.
5. Nilai Akhir
Nilai akhir adalah penjumlahan seluruh nilai keseluruhan dari 6
(enam) Aspek
Penerapan GCG sehingga diperoleh nilai skor keseluruhan dan selanjutnya memberikan
predikat sesuai peringkat yang ditetapkan.
G. Peringkat Hasil
Peringkat Nilai/Skor Hasil Penilaian/Evaluasi Penerapan GCG BUMN sebagai cerminan
klasifikasi kualitas penerapan GCG BUMN, sesuai Keputusan Sekretaris Menteri BUMN
Nomor SK-16/S.MBU/2012 tanggal 6 Juni 2012, adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
Nilai di atas 85
75 < Nilai 85
60 < Nilai 75
50 < Nilai 60
Nilai 50
:
:
:
:
:
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Tidak Baik
Penetapan klasifikasi kualitas penerapan GCG tersebut harus memperhatikan batasanbatasan berikut:
a. Klasifikasi Sangat Baik diberikan jika pencapaian Nilai Akhir Aspek Penerapan GCG
seluruhnya di atas nilai 75 atau minimal Baik. Jika Nilai Akhir Penilaian GCG mencapai
di atas nilai 85, namun masih terdapat pencapaian Nilai Akhir Aspek Penerapan GCG
sama dengan atau di bawah nilai 75, maka maksimal klasifikasi yang diberikan adalah
Baik.
b. Klasifikasi Baik diberikan jika pencapaian Nilai Akhir Aspek Penerapan GCG
seluruhnya di atas nilai 60 atau minimal Cukup Baik. Jika Nilai Akhir Penilaian GCG
mencapai di atas nilai 75, namun masih terdapat pencapaian Nilai Akhir Aspek
18 | P a g e
Penerapan GCG sama atau di bawah nilai 60, maka maksimal klasifikasi yang diberikan
adalah Cukup Baik.
H. Hasil Evaluasi/Assessment
Berdasarkan Kertas Kerja Penilaian/Evaluasi GCG, Penilai/Evaluator perlu membuat
Kesimpulan Umum Hasil Penilaian/Evaluasi Penerapan GCG BUMN yang menggambarkan
pemenuhan kecukupan seluruh Faktor Penilaian, paling kurang meliputi:
a. Nilai/Skor Penilaian/Evaluasi GCG dan klasifikasinya;
b. Nilai Akhir masing-masing Aspek Penerapan GCG;
c. Kelemahan dan penyebab tidak dijalankannya kriteria yang diuji dalam lingkup
Indikator/Parameter dan Aspek Penerapan GCG, rekomendasi yang merupakan
rencana tindakan korektif beserta target waktu pelaksanaannya;
d. Kekuatan pelaksanaan GCG pada BUMN yang bersangkutan.
19 | P a g e