Anda di halaman 1dari 88

i

PENERAPAN ANALISIS SWOT DALAM STRATEGI PEMASARAN


PRODUK TABUNGAN PADA BMI CABANG PEMBANTU MAGELANG

Tugas Akhir


Disusun oleh :
Choirunnisak
NIM : 201 09 017

JURUSAN SYARIAH
PROGRAM DIII PERBANKAN SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) SALATIGA
2012
ii

PENERAPAN ANALISIS SWOT DALAM STRATEGI PEMASARAN
PRODUK TABUNGAN PADA BMI CABANG PEMBANTU MAGELANG
TUGAS AKHIR
Diajukan guna memenuhi
Syarat memperoleh gelar Ahli Madya
Pada Program Studi Diploma III Perbankan Syariah

Disusun oleh : Choirunnisak
NIM : 20109017
JURUSAN SYARIAH
PROGRAM DIII PERBANKAN SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2012

iii

iv

v

vi

MOTTO


LEBIH BAIK TERLAMBAT DARI PADA TIDAK
TIADA SEORANGPUN YANG DAPAT MENGETAHUI (DENGAN PASTI)
APA YANG AKAN DIUSAHAKANNYA BESOK


vii

PERSEMBAHAN

Tugas akhir ini penulis persembahkan kepada :
Allah swt, terimakasih untuk segalanya..
Ayah dan ibu yang telah berkorban semuanya untuk dapat memberikan apa
yang penulis lakukan.
Kakak dan adikku yang selalu membantu penulis dan memberikan semangat
untuk selalu bekerja keras dalam menempuh dan menyelesaikan studi ini.
Temen-temen DIII Perbankan Syariah 2009. Makasih buat 3 tahun ini. DIII
2010 dan 2011, jangan takut, jangan ragu, selalu yakin kita adalah yang
terbaik.
Dosen-dosen dan kaprodi perbankan syariah, kalo gak ada bapak ibu semua.
Kita gak bakalan bisa jadi mahasiswa beneran.
Kru Muamalat Salatiga dan Magelang, makasih buat ilmunya. Makasih mas is,
mas eka & mas cep di Salatiga, makasih buat ilmunya. Mas Adin, Mas Angga,
Mas Adhy, Mas Nurul, Mas Bah, Mas Irul, Mas Faqih, Mas Selamet, Bu Ayu,
bu dini, Mba Endang & Mas Lukman makasih buat pengalaman yang sudah
dibagi.
Dan ucapan terimakasih buat semuanya yang namanya tidak bisa di sebutkan
satu-persatu dalam halaman ini. Semoga apa yang sudah di beri kepada penulis
di balas oleh Allah S.W.T dengan berlipat melebihi apa yang sudah di berikan.
viii

ABSTRAK
CHOIRUNNISAK : Penerapan Analisis SWOT Dalam Strategi Pemasaran Produk
Tabungan Pada Bmi Cabang Pembantu Magelang, Tugas Akhir, Salatiga : Fakultas
Syariah, STAIN Salatiga, 2012.
Penelitian ini dibuat dengan tujuan Untuk mengetahui strategi pemasaran yang
diterapkan BMI Cabang Pembantu Magelang dalam memasarkan produk-produknya
serta untuk mengetahui strategi pemasaran yang dilakukan BMI Capem Magelang
berdasarkan analisis SWOT. Rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini
adalah bagaimanakah strategi pemasaran yang dilakukan BMI Cabang Pembantu
Magelang dan strategi pemasaran yang dilakukan BMI Capem Magelang
berdasarkan analisis SWOT. Metode yang digunakan adalah metode penelitian
kualitatif sebagai dasar dalam melakukan penulisan. Penelitian kualitatif adalah
penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis
dengan pendekatan induktif.. Dari hasil penelitian didapat bahwa Strategi pemasaran
khususnya pemasaran produk tabungan yang diterapkan oleh BMI Cabang Pembantu
Magelang meliputi beberapa strategi, yakni strategi jemput bola, membangun
jaringan, memberikan servise excellent, dan memberikan fasilitas yang memuaskan
untuk meningkatkan kepercayaan dan kepuasan nasabah, sehingga nasabah yang ada
tidak akan lari dari bank.
Kata kunci : pemasaran, nasabah dan SWOT
ix

DAFTAR ISI
Halaman Sampul ................................................................................................. i
Halaman Judul .................................................................................................... ii
Persetujuan Pembimbing ................................................................................... iii
Pengesahan .......................................................................................................... iv
Lembar Keaslian ................................................................................................. v
Motto .................................................................................................................... vi
Persembahan ....................................................................................................... vii
Abstark ................................................................................................................ viii
Kata Pengantar .................................................................................................... ix
Daftar Isi ............................................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 5
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..................................................... 5
D. Peneliti Terdahulu ............................................................................ 5
F. Penegasan Istilah .............................................................................. 7
G. Sistematika Penulisan ...................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI
x

A. Pengertian Analisis Swot ................................................................. 10
B. Standar Analisa Swot Bank Syariah ................................................ 11
C. Pengertian Pemasaran ...................................................................... 16
D. Strategi Pemasaran ........................................................................... 26
BAB III LAPORAN OBJEK
A. Sejarah BMI KCP Magelang ........................................................... 38
B. Visi dan Misi BMI KCP Magelang ................................................. 38
C. Struktur Organisasi BMI KCP Magelang ........................................ 39
D. Produk BMI KCP Magelang ........................................................... 48
BAB IV ANALISIS
A. Analisa data ..................................................................................... 53
B. Strategi Pemasaran BMI Cabang Pembantu Magelang ................... 55
C. Pengembangan Strategi Pemasaran BMI ......................................... 59
D. Intepretasi Analisis SWOT untuk Pengembangan .......................... 64
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...................................................................................... 71
B. Saran ................................................................................................ 72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufiq, hidayah,
serta inayah-Nya kepada kita. Shalawat serta salam selalu kami sanjungkan kepada
Nabi kita Muhammad SAW, sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Akhir di
program studi DIII perbankan syariah STAIN Salatiga. Judul tugas akhir yang di
ambil adalah Penerapam analisis SWOT dalam Strategi Pemasaran produk tabungan
pada BMI Cabang pembantu Magelang.
Atas berkat bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan untuk memberikan
segala apa yang dibutuhkan dalam penulisan Tugas Akhir ini, perkenankanlah
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M. Ag, selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri Salatiga.
2. Bapak Mubasyirun M.Ag. selaku Ketua jurusan Syariah STAIN Salatiga.
3. Bapak Abdul Aziz, NP.,M.M selaku Ketua Program Studi Perbankan Syariah
STAIN Salatiga.
4. Bapak Nafis Irkhami,M.Ag selaku pembimbing tugas akhir STAIN Salatiga.
5. Bapak Drs. H. Alfred L., M.Si selaku dosen pembimbing lapangan.
6. Ibu Dini Embun Sari selaku Pimpinan Bank Muamalat KCP Magelang.
7. Bapak dan Ibu serta adikku yang selalu mendukung dan memberi motivasi
sehingga dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini.
8. Teman-teman DIII Perbankan Syariah yang memberikan dukungan dan bantuan.
Semoga sukses selalu.
9. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam penulisan Tugas akhir ini.
Dengan adanya Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi kami
khususnya, dan bagi para pembaca pada umumnya. Penulis menyadari bahwa Tugas
xii

Akhir ini masih banyak kekurangannya dan belum merupakan hasil akhir. Oleh
sebab itu kami mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dan mungkin
perlu kiranya untuk ditinjau kembali tentang uraian yang ada di dalamnya demi
kebaikan dan kemajuan Perbankan Syariah di masa yang akan datang. Amin.
Akhir kata penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang membacanya.
Wassalamualaikum Wr. Wb


Salatiga, 27 Juli 2012
Penulis,


Choirunnisak
xiii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat (Kasmir, 2004:
9). Berdasarkan pengertian tersebut, didirikannya lembaga keuangan Bank ditujukan
untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Sehingga produk-produk yang
dikeluarkan baik funding maupun lending harus menghasilkan manfaat dan
terjangkau bagi semua golongan masyarakat.
Perbankan mempunyai peranan yang amat strategis dalam menggerakkan
roda perekonomian suatu negara. Bank dengan lembaga perekonomian yang lain,
bersama-sama mengelola dan menggerakkan semua potensi ekonomi agar berdaya
dan berhasil guna secara optimal (Sinungan, 2000: 1). Bank berdiri sendiri
menjalankan fungsinya dengan memberikan suntikan dana kepada para pengusaha
agar usahanya bisa lebih meningkat. Kondisi demikian kemudian diikuti dengan
keberadaan perbankan yang sudah sampai pada tingkat kecamatan, dengan harapan
bank bisa dikenal jauh oleh masyarakat dan bisa dimanfaatkan oleh semua lapisan
masyarakat.
Dimulai pada tahun 1992, fasilitas dan produk-produk perbankan bisa
menjangkau secara luas kepada masyarakat yaitu bisa dinikmati oleh masyarakat
petani, maupun para pedagang kecil melalui kredit usaha kecil (KIK, KMKP, kredit
Bimas, kredit candak kulak, kredit mini), kredit perumahan rakyat, kredit
xiv

perdagangan dengan berbagai kemudahan dan persyaratan-persyaratan yang lunak
(Sinungan, 2000: 2). Oleh karena itu sektor-sektor industri baik kecil, menengah
maupun yang menggunakan modal tinggi bisa bertahan melalui kredit perbankan.
Di Indonesia bank memiliki peran sebagai pelaku dalam sistem moneter.
Kebijakan moneter tersebut dilaksanakan melalui lembaga keuangan yang
terorganisir seperti Bank Central, Bank Umum, Bank Pembangunan, dan lembaga
keuangan non bank yang bisa digunakan untuk menggairahkan pembentukan dana
masyarakat. Setelah dana masyarakat terbentuk kemudian dimanfaatkan atau
dialokasikan kembali melalui lembaga keuangan dalam bentuk penyediaan uang dan
kredit. Kebijakan moneter yang baik dan dilakukan pada waktu yang tepat,
merupakan bantuan yang sangat berharga untuk merendahkan suatu kelesuan
ekonomi yaitu melalui isi pengaturan persyaratan kredit yang dapat mempengaruhi
iklim finansial. Sehingga melalui kredit yang bisa diperoleh dengan mudah, akan
mendorong hasil konsumsi para konsumen sehingga bisa menambah kegairahan
pasar dan kegiatan ekonomi (Sinungan, 2000: 4-5).
Pada tahun yang sama, kemudian muncullah perbankan yakni Bank
Muamalat Indonesia (BMI) sebagai bank yang pertama kali beroperasi di Indonesia
dengan menggunakan prinsip syariah. Kemudian keberadaannya baru dilegalisasi
dengan keluarnya UU No 10 Tahun 1998 sebagai perubahan dari UU No 7 Tahun
1992 yang menyatakan boleh berdirinya perbankan dengan prinsip syariah.
Dengan adanya UU tersebut merupakan kesempatan emas bagi perbankan
syariah untuk mengenal dan membumikan lembaga keuangan yang beroperasi
dengan menggunakan sistem syariah. Menurut Arifin, berdirinya bank syariah ini
merupakan lembaga keuangan yang disediakan untuk masyarakat yang tidak dapat
xv

menerima konsep bunga, membuka peluang pengembangan usaha yang memiliki
keunggulan komparatif berupa peniadaan beban bunga, membatasi kegiatan
spekulasi dan kegiatan usaha yang lebih memperhatikan unsur moralitas (Arifin,
1999: 136). Oleh karena itu dengan kondisi masyarakat Indonesia yang mayoritas
adalah muslim, maka bisa dimungkinkan bank syariah akan mempunyai prospek
yang sangat menjanjikan. Akan tetapi bukan suatu hal yang mudah, selama bank
syariah beroperasi di Indonesia, masih banyak kalangan masyarakat yang masih
asing mendengar bank syariah dan produk-produk yang ditawarkan. Oleh karena itu
perlu langkah-langkah strategis yang aktif dan kreatif untuk mendapatkan nasabah
sebanyak mungkin.
Di sinilah peran pemasaran sangat dibutuhkan. Jika bank masih bertindak
pasif, maka bisa dimungkinkan produk jasa perbankan tidak akan dikenal oleh
masyarakat. Sehingga diperlukan tangan-tangan ahli manager pemasaran untuk
melihat kekuatan dan peluang yang ada disegala sektor agar produk tabungan atau
funding dapat segera diterima oleh semua lapisan masyarakat. Kegiatan pemasaran
tersebut ditujukan untuk mempertahankan eksistensi dan ekspansi dari perbankan di
hati nasabah ataupun calon nasabah. Karena dari kegiatan pemasaran itu, nasabah
dan masyarakat yang lain dapat memperoleh informasi-informasi akurat mengenai
produk, pelayanan, dan jasa yang diberikan oleh sebuah bank.
Pemasaran ini sangat diperlukan perbankan maupun badan usaha yang lain,
mengingat kegiatan pemasaran dilaksanakan mulai pada perencanaan, penentuan
produk, harga, distribusinya dengan maksud memuaskan kepentingan konsumen atau
nasabah. Dalam kegiatan pemasaran diperlukan juga konsep strategi, sehingga
produk yang dikeluarkan dapat segera dikonsumsi oleh nasabah. Strategi inilah yang
xvi

kemudian digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan baik jangka pendek
maupun jangka panjang. Strategi yang tepat dan disesuaikan dengan kebutuhan dan
kemampuan masyarakat sebagai sasaran konsumen, bisa berdampak pada percepatan
proses pertukaran produk dari produsen ke konsumen. Proses pertukaran produk
itulah yang menjadi tujuan dari setiap perusahaan ataupun perbankan. Karena
kegiatan tersebut juga tidak mudah, mengingat persaingan yang dihadapi di pasar,
sehingga perbankan dituntut untuk bergerak cepat dengan menetapkan strategi yang
sesuai dengan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman untuk bisa tetap bertahan
hidup di tengah dunia persaingan yang semakin sengit.
BMI Cabang Pembantu Magelang merupakan salah satu lembaga keuangan
yang beroperasi dengan prinsip syariah di Magelang. Keberadaanya secara resmi
dimulai tahun 2005 lalu. Di tengah kondisi persaingan yang sangat kompetitif, BMI
sebagai lembaga yang boleh dibilang baru dikalangan masyarakat, perlu menetapkan
strategi-strategi yang tepat agar kehadirannya dapat memperoleh respon positif dari
masyarakat. Oleh karena itu untuk mengetahui beberapa problematika yang ada di
BMI Capem Magelang digunakan metode analisi SWOT, yang terdiri dari faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal ini merupakan faktor yang berasal dari
internal perusahaan, yang meliputi faktor kekuatan (Strenght) dan kelemahan
(Weakness) yang dimiliki oleh perusahaan. Sedang faktor eksternal terdiri dari dua
komponen, yakni faktor peluang (Opportunities) dan ancaman (Threath).
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis berkeinginan untuk
mendalami lebih jauh mengenai upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Bank
Muamalat Indonesia (BMI) sebagai bank yang beroperasi dengan prinsip syariah
pertama kali di Indonesia dalam memasarkan produk-produknya di Magelang. Maka
xvii

dari itu penulis mengambil judul: Penerapan Analisis SWOT dalam Strategi
Pemasaran Produk Tabungan pada BMI Cabang Pembantu Magelang.
B. Rumusan Masalah
Mengacu pada uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini ditetapkan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah strategi pemasaran yang dilakukan BMI Cabang Pembantu
Magelang?
2. Bagaimanakah strategi pemasaran yang dilakukan BMI Capem Magelang
berdasarkan analisis SWOT?
C. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dan kegunaan penulisan Tugas Akhir ini adalah:
1. Untuk mengetahui strategi pemasaran yang diterapkan BMI Cabang
Pembantu Magelang dalam memasarkan produk-produknya.
2. Untuk mengetahui strategi pemasaran yang dilakukan BMI Capem Magelang
berdasarkan analisis SWOT.
D. Penelitian Terdahulu
Pada skripsi ANALISIS SWOT PRODUK E-BANKING PADA PT BANK
CENTRAL ASIA, TBK. Oleh Priska Rufina Sianturi memiliki hasil penelitian,
bahwa tingkat efektif atau tidaknya strategi yang dilakukan perusahaan melalui e-
banking dan mengetahui alternatif strategi yang dapat digunakan bank melalui
analisis SWOT untuk peningkatan pengguna e-banking. Metode pengumpulan data
yang dilakukan adalah riset yang dilakukan untuk memperoleh data dengan
mengambil data publikasi yang dikeluarkan oleh bank BCA maupun oleh Bank
Indonesia serta melakukan studi pustaka (Library Study) yang dilakukan dengan cara
xviii

mempelajari dan membaca buku-buku yang berhubungan dengan pembahasan
sebagai dasar untuk menganalisis. Data yang digunakan adalah data internal Bank
BCA seperti produk dan jasa yang ada, laporan keuangan dan hal internal lain yang
berhubungan serta data eksternal bank seperti keadaan perbankan nasional,
pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi dan produk e-banking pesaing utama bank
BCA, selanjutnya data-data tadi dimasukkan ke dalam tabel IFAS dan EFAS yaitu
faktor-faktor strategis internal dan eksternal bank. Setelah melakukan analisis EFAS
dan IFAS kita dapat meringkasnya kedalam SFAS, dilanjutkan dalam analisis
matriks internal eksternal untuk mempertajam analisis strategi, terakhir dapat kita
lakukan analisis SWOT dari penggabungan kedua tabel EFAS dan IFAS. Sehingga
menghasilkan alternatif-alternatif yang sesuai. Hasil dari penulisan Tugas Akhir ini
adalah strategi yang sudah dilakukan BCA akan layanan e-bankingnya sudah optimal
dan alternatif strategi berdasarkan analisis SWOT yaitu menambah rentang produk
dan fitur e-banking, mempertahankan ekuitas merek dengan memepertahankan biaya
transaksi yang murah, mempertahankan citra perusahaan yang baik dengan
mensponsori kegiatan-kegiatan sosial, cepat dan tanggap atas keluhan dan kritik
nasabah, menambah jaringan bank ke dalam dan luar negeri.
Yang membedakan penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian
sebelumnya terletak di lokasi penelitian dan sistem perbankan yang di gunakan
sebagai dasar operasional oleh bank bersangkutan. Lokasi yang penulis ambil adalah
bank muamalat kantor cabang pembantu magelang di magelang dan sistem yang di
gunakan sebagai dasar opersionalnya adalah sistem perbankna syariah.


xix

E. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif
sebagai dasar dalam melakukan penulisan. Penelitian kualitatif adalah penelitian
tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan
pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam
penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus
penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat
untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan
pembahasan hasil penelitian. Terdapat perbedaan mendasar antara peran landasan
teori dalam penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Dalam penelitian
kuantitatif, penelitian berangkat dari teori menuju data, dan berakhir pada
penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan.
Sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data,
memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu
teori (http://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_kualitatif, di akses jam 14.44, tanggal
23 juli 2012).
F. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Pada sub bab ini penulis menjelaskan tentang latar belakang masalah
yang akan diangkat.
B. Rumusan Masalah
Pada sub bab ini penulis menjelaskan tentang masalah apa yang akan
penulis angkat dan dicari penyelesaianya.
xx

C. Tujuan dan kegunaan Penelitian
Pada sub bab ini penulis menjelaskan tentang tujuan penulisan dan
penelitian yang dilakukan oleh penulis.
D. Penelitian Terdahulu
Pada sub bab ini penulis menjelaskan tentang penelitian yang telah
dilakukan terlebih dahulu oleh orang lain dan menjelaskan tentang
perbedaan penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian
sebelumnya.
E. Metode Penelitian
Pada sub bab ini penulis menjelaskan metode yang di gunakan dalam
penelitian dan penulisan tugas akhir ini.
F. Penegasan Istilah
Pada sub bab ini penulis menjelaskan istilah-istilah yang digunakan
dalam penulisan tugas akhir ini.
G. Sistematika Penulisan
Pada sub bab ini penulis menjelaskan sistematika dan aturan penulisan
yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini.
BAB II LANDASAN TEORI
Bagian ini menguraikan berbagai teori, konsep dan anggapan dasar tentang
teori perilaku konsumen, khususnya konsumen pengguna jasa dan produk
perbankan.
BAB III Laporan objek
A. Gambaran umum
xxi

Gambaran umum objek adalah informasi umum tentang objek penulisan
tugas akhir. Yang meliputi sejarah tempat penelitian, dasar pendirian, struktur
organisasi, permodalan, perkembangan kinerja dan lainya.
B. Data deskriftif
Data deskriftif adalah kumpulan data dan informasi yang lebih khusus untuk
menggambarkan masalah yang dirumuskan dalam rumusan masalah .
BAB IV. Analisis
Pada bab ini, berisi tentang jawaban dari rumusan masalah yang di
kemukakan dan menguji hipotesis yang telah di buat.
BAB V. Kesimpulan Dan Saran
A. Kesimpulan
Bagian ini berisi tentang simpulan-simpulan yang langsung diturunkan
dari seksi diskusi dan analisis yang dilakukan pada bagian sebelumnya.
Simpulan ini juga harus telah menjawab pertanyaan-pertanyaan pada rumusan
masalah.
B. Saran
Bagian implikasi ini muncul sebagai hasil dari simpulan sebagai jawaban
atas rumusan masalah, sehingga dari sini dapat ditarik benang merah apa
implikasi teoritis penelitian ini. Jika penelitian yang dilakukan merupakan
penelitian terapan, maka implikasi praktis apa yang dimunculkan sebagai
masukan bagi pihak terkait.



xxii

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Analisis SWOT
Analisis SWOT merupakan analisis ysng terdiri dari empat komponen yaitu
Strenght (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Thtreats
(ancaman). Berikut ini analisis SWOT yang digunakan dalam perbankan menurut Sri
Wahyuni:
1. Strenght (kekuatan)
Kekuatan yang dimaksud adalah suatu keunggulan dalam sumber daya,
ketrampilan dan kemampuan lainnya yang relatif terhadap pesaing dan
kebutuhan pasar yang dilayani atau hendak dilayani oleh perusahaan. Misalnya
dalam hal teknologi yang dimiliki, kantor cabang yang berada di setiap
propinsi, mitra kerja nasional maupun internasional dan lain-lain.
2. Weakness (kelemahan)
Kelemahan yang dimaksud juga bisa berupa sumber daya, ketrampilan dan
kemampuan yang secara serius menghalangi kinerja efektif suatu perusahaan.
Contohnya, tingkat ketrampilan karyawan, kecilnya biaya promosi, belum
terpenuhinya kesehatan bank dan lain sebagainya.
3. Opportunities (peluang)
Peluang merupakan situasi utama yang menguntungkan dalam lingkungan
perusahaan, misalnya kebijakan yang dikeluarkan pemerintah, tingkat
pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi dan sebagainya.

xxiii

4. Thtreats (ancaman)
Ancaman adalah situasi utama yang tidak menguntungkan dalam lingkungan
perusahaan. Sebagai contoh yakni berkembangnya pasar modal, hampir setiap
bank mengeluarkan kartu kredit dan lain sebagainya (Wahyuni, 1996: 68).
B. Standar Analisis SWOT Bank Syariah
Selama berdirinya bank syariah di Indonesia, lembaga keuangan yang
menggunakan prinsip syariah ini mempunyai peluang yang sangat menjanjikan di
masa yang akan datang. Secara umum hal ini didukung dengan penduduk Indonesia
yang mayoritas adalah umat muslim.
Analisis SWOT (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman/tantangan) dari
bank syariah di Indonesia (Antonio: 2003) adalah sebagai berikut:
1. Kekuatan dan Peluang
Kekuatan yang dimiliki oleh bank syariah bisa menjadi peluang yang besar
untuk ekstensi bank syariah dalam menghadapi persaingan di pasar. Kekuatan
dan peluang yang dimiliki oleh bank syariah tersebut adalah sebagai berikut:
a. Sektor - sektor modern yang berskala besar yang bergantung pada kurs
mata uang, sektor ekonomi rakyat dan sektor produksi eksport yang
mendasarkan diri pada bahan baku dalam negeri merupakan sektor
penting dan efisien untuk diberikan kredit tanpa bunga. Hal ini
merupakan peluang besar yang harus bisa dimanfaatkan oleh bank
syariah. Namun dalam praktiknya bank syariah masih memerlukan
campur tangan dari tokoh-tokoh masyarakat untuk membantu dalam
mensosialisasi kepada masyarakat.
xxiv

b. Secara konsep, bank syariah mempunyai keunggulan dibandingkan
dengan prinsip lembaga keuangan konvensional. Karena tidak adanya
bantahan yang signifikan terhadap keunggulan konsep ekonomi islam
secara keseluruhan, ataupun lembaga keuangan syariah khususnya.
c. Jumlah penduduk muslim yang sangat besar. Keadaan tersebut
memberikan peluang bagi bank syariah untuk melangkah lebih baik
lagi. Namun jika salah dalam mempersepsikan perilaku masyarakat,
maka peluang dan kekuatan ini bisa berubah menjadi kelemahan dan
tantangan yang akan dihadapi bank syariah.
d. Dukungan pemerintah dan ketentuan hukum. Bank syariah
kedudukannya diakui dengan adanya UU no 1998 yang
memperbolehkan beroperasinya bank dengan prinsip syariah.
e. Pengaruh gerakan global ekonomi syariah.Karena perkembangan
ekonomi syariah ini tidak hanya terjadi di Indonesia,akan tetapi
serentak di sejumlah negara-negara di dunia lainnya.
2. Kelemahan dan Tantangan/Problem
Kelemahan di sini juga bisa menimbulkan tantangan atau problem besar yang
akan dihadapi oleh bank syariah. Kelemahan dan Tantangan tersebut meliputi
hal-hal sebagai berikut :
a. Modal yang terbatas.
b. Sumber daya manusia (SDM) yang kurang memadai.
c. Bank syariah kesulitan menaruh uangnya ketika kelebihan likuiditas.
Karena bank syariah tidak menyimpan dananya di bank konvensional.
xxv

d. Adanya asumsi dasar yang keliru bahwa dengan mayoritas masyarakat
muslim sudah demikian jauhnya dirasuki virus riba dan sekaligus
sangat menghayati sekularisme, khususnya dalam aspek keuangan.
Akibatnya selalu saja ada dalih untuk mengelak dari ajakan kembali ke
ajaran Islam secara murni dan konsekuen.
e. Adanya kenyataan empiris manajemen rata-rata lembaga keuangan atau
bank Islam. Terlepas dari ketidakpastian sebagian (besar) masyarakat
muslim untuk berbisnis dengan pola syariah, maka seyogyanya
manajemen harus secara kritis mampu melakukan evaluasi
perkembangan usaha, termasuk dalam konteks kompetisi dengan
lembaga keuangan konvensional. Paradigma lain dari teori manajemen
modern perilaku orientasi pasar versus orientasi produk. Manajemen
yang lebih berorientasi pasar, terbukti lebih efektif dibanding dengan
manajemen bank syariah, dengan catatan tetap dalam koridor syariah
yang benar. Manajemen ini seharusnya bisa memahami sisi psikis
bahkan isi tauhid para nasabah, sehingga konflik yang potensial muncul
akibat perbedaan mencolok bisa diantisipasi.
f. Adanya tuduhan sebagian masyarakat perihal kesyariahan bank
syariah saat ini.
g. Hambatan yuridis yakni meski UU No 7 Tahun 1992 sudah membuka
peluang beroperasinya bank berdasarkan prinsip syariah, tetapi peluang
tersebut masih mempunyai hambatan terselubung. Namun akhirnya UU
tersebut sudah dirubah menjadi UU No 10 Tahun 1998. Secara empirik
xxvi

atau dalam prakteknya, analisis SWOT yang dimiliki oleh bank syariah
adalah sebagai berikut (Muhammad, 2003: 121):
3. Kekuatan
a. Bank syariah mempunyai keunggulan yang spesifik dibandingkan
dengan bank konvensional. Yakni kredit yang sangat murah yang bisa
dijangkau bagi petani, pedagang, perikanan, pertambangan, dan lain-
lain.
b. Kredit mudah untuk diperoleh. Karena Bank Syariah mempunyai
prosedur yang sederhana dan tidak berbelit-belit.
c. Landasan operasional Bank Syariah berdasarkan pada etika syariah.
Maksudnya bahwa semua produk dan manajemen operasional dari bank
syariah tidak bertentangan dengan syariat islam.
d. Sistem bagi hasil merupakan kekuatan dari Bank Syariah karena sistem
ini lebih adil dibandingkan dengan sitem bunga.
4. Kelemahan
a. Manajemen Bank Syariah yang kurang profesional. Hal ini mengingat
Bank Syariah yang masih relatif baru dalam beroperasi di Indonesia.
b. Risiko yang lebih besar, atau ketidakpastian lebih tinggi dibandingkan
dengan bank konvensional. Karena sistem bagi hasil Bank Syariah
berpedoman pada perolehan riil dalam dunia bisnis.
c. Jaringan operasi yang terbatas khususnya sesama bank syariah.
d. Bagi bank Islam pemula, kesulitan dalam mencari investor. Karena
banyak yang menyangsikan apakah perbankan Islam prospektif dan
cukup menjanjikan.
xxvii

5. Peluang
a. Peluang utama yang dimiliki oleh Bank Syariah adalah adanya UU No.
10 Tahun 1998. Implikasinya banyak bank konvensional yang juga
berbondong-bondong untuk melakukan konversi ke bank syariah secara
keseluruhan atau parsial. Karena banyak yang melihat bahwa bank
syariah lebih mempunyai prospek yang bagus.
b. Semakin maraknya lembaga keuangan informal yakni Baitul Mal wa
Tanwil (BMT). Dengan berdirinya BMT tersebut akan berdampak pada
bertambahnya jaringan kerja bank syariah.
c. Terbukannya kesempatan bagi Bank Syariah untuk mengembangkan
jaringan kerja kedunia internasional. Karena Bank Syariah tidak hanya
berkembang di Indonesia tapi juga disejumlah negara di dunia.
d. Prinsip bagi hasil yang dijalankan oleh Bank Syariah. Karena selama ini
yang beroperasi di Indonesia adalah bank yang menggunakan sistem
bunga. Sehingga dalam kesempatan ini Bank Syariah mengeluarkan
produk yang berbeda dengan bank konvensional yang telah lama
beroperasi. Ini artinya keberadaan Bank Syariah menambah khasanah
produk-produk perbankan dan membuka peluang pasar yang baru.
e. Adanya komitmen dari Bank Indonesia (BI) untuk mengembangkan
Bank Syariah. Hal ini dapat dilihat dari upaya BI untuk
mensosialisasikan Bank Syariah. Selain karena BI mempunyai
kewajiban terhadap eksistensi dan kesehatan perbankan nasional, tapi
karena bank syariah lebih tahan banting terhadap krisis ekonomi.
f. Penduduk indonesia yang mayoritas Islam.
xxviii

6. Tantangan
a. Pemahaman masyarakat akan Bank Syariah masih sangat rendah.
b. Jaringan kerja Bank Syariah yang masih sangat terbatas.
c. Keberadaan Bank Konvensional yang lebih berpengalaman dalam dunia
perbankan.
d. Kejujuran dalam pembagian laba
C. Pemasaran
1. Pengertian Pemasaran
Setiap manusia yang hidup di dunia ini pasti memerlukan barang dan jasa
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, baik itu kebutuhan akan
papan, sandang, pangan, ataupun kebutuhan jasa lainnya. Sebagai makhluk
yang bersifat human society, tentunya kehidupan manusia yang satu dengan
yang lain serta alam sekitarnya tempat manusia itu tinggal. Sifat inilah yang
kemudian memunculkan adanya konsep pemasaran.
Antara kebutuhan, keinginan, dan permintaan manusia mempunyai
perbedaan. Dalam hal ini disebutkan oleh Kotler, bahwa kebutuhan merupakan
ketidak beradaan beberapa kepuasan dasar, yakni tempat tinggal, makanan,
minuman, pakaian, dan sebagainya. Keinginan adalah hasrat akan pemuas
kebutuhan yang spesifik. Sehingga antara kebutuhan dan keinginan , kebutuhan
memiliki kedudukan yang minoritas, berbeda dengan kebutuhan dan keinginan,
permintaan merupakan keinginan akan produk spesifik yang didukung dengan
kemampuan dan kesediaan untuk membelinya. Contohnya banyak masyarakat
yang menginginkan Marcedes, namun hanya sedikit yang mampu membeli,
sehingga dalam situasi demikian perusahaan dalam memproduksi suatu barang,
xxix

selain memperhitungkan kuantitas pembeli tapi juga beberapa banyak yang
mempunyai daya beli (Kotler, 1997 : 8)
Dengan melihat antara kebutuhan, keinginan dan permintaan manusia yang
beraneka ragam, maka munculah beberapa orang yang berfikir cerdas dan
kreatif untuk merintis suatu karya yang bisa digunakan untuk memenuhi
kebutuhan, keinginan maupun permintaan manusia satu dan lainnya. Ketiga
faktor tersebut itulah yang memunculkan adanya kegiatan transaksi dalam
pasar yang merupakan salah satu kegiatan dari pemasaran.
Pemasaran disini diartikan sebagai suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-
kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan , menentukan harga,
mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat
memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli
potensial (Swasta dan Irawan, 1995: 5). Pemasaran dalam arti tersebut
mempunyai cakupan makna yang sangtat luas dibanding dengan penjualan.
Pemasaran bisa digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen yang
perlu dipuaskan, menetukan harga produk yang sesuai, menentukan produk
yang hendak diproduksi, menetukan cara promosi dan penyaluran produk yang
telah dihasilkan.
Hasil produksi barang ataupun jasa tidak langsung dimasukkan ke pasar
persaingan. Namun dibutuhkan proses yang dimulai dari perencanaan sampai
akhirnya produk siap untuk dipasarkan. Sehingga bisa dikatakan bahwa
pemasaran merupakan suatu rangkaian sistem yang saling berhubungan.
Kadang juga pemasaran membutuhkan tindakan riset untuk mengetahui sejauh
xxx

mana dan kebutuhan apa saja yang diperlukan oleh konsumen , sehingga akibat
tidak terjadinya pertukaran bisa dihindarkan.
Oleh karena itu untuk mencapai tujuan tersebut, maka perlu dilakukan
sebagai berikut:
a. Menargetkan pasar yang paling sesuai dengan sumber daya
b. Mengembangkan produk yang memenuhi kebutuhan pasar sasaran lebih
baik dari produk-produk yang kompetitif.
c. Membuat produk-produk itu tersedia di pasar dengan segera.
d. Mengembangkan kesadaran pelanggan akan kemampuan pemecahan
masalah dari lini produk perusahaan.
e. Mendapatkan umpan balik dari pasar tentang keberhasilan produk
perusahaan (Boyd, Walker dan Larreche, 2000: 3).
Sedangkan secara spesifik pemasaran diartikan sebagai suatu proses untuk
menciptakan dan mempertukarkan produk atau jasa bank yang ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah dengan cara memberikan
kepuasan (Kasmir, 2004: 63). Untuk memberikan kepuasan terhadap nasabah,
bank perlu melakukan langkah-langkah konkrit agar tujuan yang ditetapkan
dapat tercapai. Upaya tersebut adalah sebagai berikut :
a. Menciptakan produk sesuai dengan keinginan (hasil riset) dan kebutuhan
nasabahnya.
b. Memberikan nilai lebih terhadap produk yang ditawarkan dibandingkan
dengan produk pesaing.
c. Menciptakan produk yang memberikan keuntungan dan keamanan
terhadap produknya.
xxxi

d. Memberikan informasi yang benar-benar dibutuhkan nasabah dalam hal
keuangannya pada saat dibutuhkan.
e. Memberikan pelayanan yang maksimal mulai dari calon nasabah menjadi
nasabah yang bersangkutan.
f. Berusaha menarik minat konsumen untuk menjadi nasabah bank.
g. Berusaha untuk mempertahankan nasabah yang lama dan menarik
nasabah baru baik dari segi jumlah maupun kualitas nasabah (Kasmir,
2000: 165).
2. Tujuan Pemasaran
Setiap badan usaha atau perusahaan apapun itu, baik perusahaan yang
mencari laba maupun perusahaan nirlaba, pasti mempunyai tujuan tertentu.
Tujuan tersebut bisa bersifat jangka pendek dan juga tujuan jangka panjang ,
sesuai dengan target-target yang hendak diwujudkan oleh perusahaan.
Tujuan umum dari pemasaran Bank sendiri adalah sebagai berikut :
a. Memaksimumkan konsumsi dengan kata lain memudahkan dan
merangsang konsumsi, sehingga dapat menarik nasabah untuk membeli
produk yang ditawarkan bank secara ulang- ulang.
b. Memaksimumkan kepuasan pelanggan melalui berbagai pelayanan yang
diinginkan nasabah. Nasabah yang puas akan menjadi ujung tombak
pemasaran selanjutnya, karena kepuasan ini akan ditularkan kepada
nasabah lain melalui ceritanya.
c. Memaksimumkan pilihan (ragam produk) dalam arti bank menyediakan
berbagai jenis produk bank sehingga nasabah memiliki beragam pilihan
pula.
xxxii

d. Memaksimumkan mutu hidup dengan memberikan berbagai kemudahan
kepada nasabah dan menciptakan iklim yang efisien (Kasmir, 2004: 66).
Oleh karena itu dengan adanya pemasaran diharapkan suatu usaha dapat
menjadi lebih baik dan selalu melakukan peningkatan baik kualitas produk,
pelayanan ataupun manajemennya. Karena kegiatan pemasaran mempunyai arti
dan peranan penting dalam hal mengukur tingkat penjualan atau pertukaran.
Untuk itu metode juga perencanaan dalam memasarkan suatu produk harus
disesuaikan dengan sumber daya dan pertimbangan lingkungan yang
mempengaruhi.
3. Lingkungan yang Mempengaruhi Pemasaran
Menurut Philip Kotler, lingkungan pemasaran perusahaan terdiri dari
pelaku-pelaku dan kekuatan yang mempengaruhi kemampuan perusahaan
untuk mengembangkan dan mempertahankan transaksi-transaksi dan hubungan
yang menguntungkan dengan pelanggan sasarannya. Berdasarkan definisi
tersebut kegiatan perusahaan akan dipengaruhi pihak secara langsung atau
tidak langsung yang berasal dari dalam maupun luar perusahaan (Angipora,
2002: 49).
Angipora (2002: 50) juga menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi
lingkungan pemasaran ada dua, yaitu:
a. Lingkungan Internal
Lingkungan internal adalah suatu pengaruh lingkungan yang bersumber dari
dalam perusahaan yang secara langsung akan berpengaruh pada kinerja
perusahaan secara keseluruhan. Faktor-faktor yang harus dianalisis:
1) Aspek marketing mix (product, price, place, promotion).
xxxiii

2) Share of market.
3) Aspek reputasi dan kualitas produk.
4) Keunggulan teknologi.
5) Aspek sumber dan status keuangan.
6) Aspek kapasitas dan proses produksi.
7) Aspek lokasi pabrik.
8) Aspek jumlah dan kualitas tenaga kerja, khususnya kualitas SDM
pemasaran.
Selain itu juga perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) Perkembangan penjualan yang dimiliki perusahaan selama 5 tahun
terakhir.
2) Positioning sudah tepat atau belum.
3) Perbaikan/ pengembangan produk yang perlu diperhatikan adalah
dapatkah bidang pemasaran bisa diperbaiki produk yang dihasilkan
agar lebih memenuhi kebutuhan, keinginan dan kepentingan
konsumen saat ijin dan akan datang.
4) Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal adalah suatu pengaruh lingkungan yang berasal
dari luar perusahaan baik yang sangat dekat dengan perusahaan
maupun yang agak jauh, dan secara langsung atau tidak langsung akan
mempengaruhi kegiatan perusahaan secara keseluruhan. Lingkungan
yang mempunyai pengaruh dekat dengan perusahaan atau disebut juga
dengan lingkungan mikro terdiri dari lingkungan persaingan,
lingkungan pasar/ konsumen, lingkungan pemasok dan lingkungan
xxxiv

penyalur. Sedangkan lingkungan yang mempunyai pengaruh
jauhadalah lingkungan yang terdiri dari kekuatan fundamental
berskala besar yang membentuk peluang dan ancaman terhadap
perusahaan. Contohnya adalah keadaan ekonomi, politik, hukum,
teknologi, demografi, pemerintah sosial dan budaya.
4. Manajemen Pemasaran
Seiring dengan perkembangan zaman akan membawa perubahan yang akan
mempengaruhi kestabilan suatu usaha secara signifikan. Oleh sebab itu
diperlukan tangan-tanagn ahli seorang manajer pemasaran untuk mengatur
manajemen pemasaran yang akan diterapkan dalam perusahaan dalam
menghadapi tantangan persaingan, perubahan ekonomi, sosial dan daya beli
masyarakat.
Manajemen pemasaran merupakan kegiatan penganalisaan, perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang bertujuan menimbulkan
pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud mencapai tujuan
perusahaan (Swastha dan Handoko, 2000: 26). Manajemen pemasaran berperan
dalam menciptakan permintaan akan produk perusahaan yang mencangkup
peraturan jumlah, waktu dan sifat permintaan tersebut sesuai dengan tujuan
perusahaan. Menurut Angipora (1999: 14) proses manajemen pemasaran untuk
mempertahankan kelangsungan hidup usaha meliputi empat aspek yaitu:
a. Menganalisis kesempatan pasar
Perusahaan harus tanggap terhadap peluang dan pasar bertindak cepat
dan tidak terpaku pada produk sekarang atau menjadi perusahaan yang terus
berkembang. Karena perusahaan tersebut mampu menangkap kebutuhan
xxxv

konsumen dimasa yang akan datang. Analisis kesempatan pasar bisa
dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Identifikasi
Identifikasi kesempatan pasar yaitu perusahaan mempertajam
pendengaran dan selalu peka terhadap perubahan yang terjadi dipasar
meskipun perubahan tersebut sangat kecil. Cara identifikasi klesempatan
pasar yakni dengan menggunakan jaringan ekspansi yang terdiri dari :
a) Penetrasi pasar
Penetrasi pasar maksudnya adalah mempertimbangkan apakah merk
utama perusahaan dapat mencapai penetrasi pasar atau penerobosan
pasar yang lebih luas yang ditandai dengan penjualan yang semakin
besar.
b) Pengembangan pasar
Pengembangan pasar adalah aktifitas melihat adanya segmen baru
yang bisa dimasuki.
c) Pengembangan Produk
Penengembangan produk adalah penyempurnaan dan penambahan
produk yang ditawarkan kepada nasabah. Usaha pengembangannya
bisa dilakukan dengan melakukan riset mengenai produk atau
kebutuhan dari konsumen yang dapat dikembangkan dan menjadi
produk yang dibutuhkan oleh nasabah di masa yang akan datang
(Muhamad, 2002: 198).
d) Difersifikasi
xxxvi

Difersifikasi maksudnya adalah suatu keadaan menghadapkan
perusaan menghadapi suatu perangkat kesempatan yang menyeluruh.
2. Penilaian kesempatan pasar
Penilaian kesempatan pasar maksudnya adalah tujuan
mengidentifikasi dan menetukan kesempatan mana yang tepat bagi
perusahaan.
b. Memilih pasar sasaran
Yaitu proses identifikasi dan penilaian kesempatan pasar akan memudahkan
mengeluarkan ide-ide cerdas untuk menentukan pasar sasaran yang sesuai
dengan apa yang menjadi tujuan perusahaan.
c. Mengembangkan marketing mix
Marketing mix adalah perangkat variabel-variabel pemasaran terkontrol
yang digabungkan perusahaan dalam pasar sasaran. Unsur-unsur dalam
marketing mix adalah sebagai berikut :
1) Product (produk)
Produk adalah kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan oleh seseorang
atau lembaga untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar. Produk
yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut diharapkan merupakan hasil
analisis terhadap kebutuhan yang benar-benar akan diinginkan oleh
sebagian besar konsumen.
2) Price (harga)
Harga ini adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan konsumen untuk
mendapatkan suatu produk guna memenuhi kebutuhan dan keinginan
xxxvii

yang belum terpuaskan. Penetapan harga ini harus disesuaikan dengan
sumber daya dan kemampuan beli masyarakat.
3) Promotion (iklan)
Promosi atau iklan merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan dengan tujuan utama menginformasikan, membujuk,
mempengaruhi dan meningkatkan konsumen agar membeli produk yang
dihasilkan.
4) Place (Tempat atau distribusi)
Distribusi atau tempat menunjukkan berbagai kegiatan yang dilakukan
oleh produsen untuk menjadikan suatu produk yang dihasilkan dapat
diperoleh dan tersedia bagi konsumen pada waktu dan tempat yang tepat
dimanapun konsumen berada.
d. Mengelola Usaha Pemasaran
Mengelola usaha pemasaran melingkupi dua aspek :
1) Sistem informasi pemasaran
Yaitu informasi tentang langganan, pesaing, penyalur, dan kekuatan-
kekuatan lainnya.
2) Sistem perencanaan pemasaran
Perusahaan harus menetukan langkah dan metode serta alat yang
digunakan untuk menghadapi persaingan dan tantangan yang lain. Sistem
yang digunakan dalam perencanaan pemasaran ada dua :
a) Sistem perencanaan strategis
xxxviii

Tujuannya adalah untuk meyakinkan bahwa perusahaan tersebut
mendapatkan dan mengembangkan usaha yang kuat dan menurunkan
atau meniadakan usaha-usahanya yang lebih lemah.
b) Sistem perencanaan pemasaran
Yaitu menggambarkan tindakan untuk merencanakan tiap usaha,
produk atau merk didalam perusahaan tersebut.
D. Strategi Pemasaran
1. Pengertian Strategi
Kata strategi berasal dari bahasa Yunani yang berarti kepemimpinan
dalam ketentaraan. Sedangkan menurut istialh dikatakan bahwa strategi adalah
hasil menetapkan arah kepada manajemen dalam arti orang tentang sumber
daya di dalam bisnis dan tentang bagaimana mengidentifikasi kondisi yang
memberikan keuntungan terbaik untuk membantu memenangkan persaingan di
dalam pasar. Berdasarkan pengertian tersebut strategi mempunyai dua macam
elemen penting yaitu yangka panjang dan sumber keunggulan. Tujuan jangka
panjang diartikan sebagai pengembangan wawasan jangka panjang dan
menetapkan komitmen mencapainya. Sedangkan sumber keunggulan adalah
pengembangan pemahaman tentang pemilihan pasar dalam pelanggan atau
customer oleh perusahaan yang juga menunjukkan kepada cara terbaik untuk
berkompetisi dengan pesaing dalam pasar (Dirgatoro, 2001: 5-6).
Di dalam kegiatan pemasaran sangat diperlukan pemikiran strategi untuk
mempercepat produk sampai ketangan konsumen. Oleh karena itu sebelum
mengeluarkan produk ke pasar, di butuhkan pertimbangan, pemikiran yang
matang dan terperinci. Sehingga dengan adanya strategi bisa diputuska
xxxix

langkah-langkah apa saja yang akan dilakukan sekarang, besok atau yang akan
datang. Cara berfikir strategi ini akan memunculkan kebutuhan akan adanya
pola terstruktur dan sistematis yang membuat para pembuat keputusan secara
sederhana dapat memandang dan menganalisi permasalahan serta merumuskan
suatu strategi yang paling mampu memberikan hasil terbaik. Hal demikianlah
yang dinamakan managemen strategi. Atau manajemen strategi dapat diartikan
sebagai suatu proses berkesinambungan yang membuat organisasi secara
keseluruhan dapat match dengan lingkungannya atau dengan kata lain
organisasi secara keseluruhandapat selalu responsif terhadap perubahan-
perubahan di dalam lingkungannya baik yang bersifat internal atau eksternal
(Dirgantoro, 2001: 7-8).
Manajemen strategi ini juga mempunyai manfaat yang fudamental dalam
suatu usaha. Fungsinya adalah sebagai sarana mengkomunikasikan tujuan
perusahaan dan jalan yang hendak ditempuh dalam mencapai tujuan tersebut
kepada pemilik, eksekutif, karyawan, dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan. Oleh karena itu mereka diharapkan memiliki sikap proaktif
dalam menyikapi perubahan lingkungan. Bahkan juga sangat dimungkinkan
mereka akan mempengaruhi, mengarahakn, dan membentuknya (Swarsono,
1996: 17-18).
2. Pengertian strategi Pemasaran
Strategi pemasaran adalah rencana yang menyeluruh, terpadu dan
menyatu di bidang pemasaran yang memberikan panduan tentang kegiatan
yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu
perusahaan (Assauri, 2002: 154). Strategi pemasaran dimaksudkan untuk
xl

meningkatkan pertukaran dan mempertahankan perusahaan pada kondisi pasar
yang stabil selain itu strategi pemasaran digunakan untuk menghadapi
terjadinya persainbgan pasar yang selalu mengalami fluktuasi disetiap waktu.
Komponen atau unsur dalam stratego pemasaran terdiri dari :
a. Pemilihan pasar sasaran
Pemilihan pasar sasaran berhubungan erat dalam kepuasan, dalam
penawaran produk. Tentu saja dalam hal ini disesuaikan dengan kehendak
konsumen yang hendak dimasuki atau ditawari produk yang telah
dihasilkan. Beberapa cara yang bisa ditempuh :
1) Memperhatikan produk sekarang dan pasar yang akan datang
2) Memperhatikan produk baru dan pasar yang akan datang
3) Memperhatikan produk sekarang dan pasar baru
b. Tipe permintaan yang ingin distimulasi
Dalam metode ini meliputi dua alternatif yaitu permintaan primer yang
terdiri dari pemakai sekarang dan pemakai baru, dan permintaan selektif,
dan server market yang baru, pelanggan, pelanggan pesaing dan basis
pelanggan saat ini (Chandra, 2002: 94). Chandra juga menyebutkan dalam
memilih strategi pemasaran yang sesuai dengan kondisi perusahaan, perlu
mempertimbangkan atas jumlah informasi sebagai berikut :
1) Tujuan dan Sasaran produk
Jika tujuan utama produk untuk meningkatkan volume penjualan atau
pertumbuhan pangsa pasar, maka biasanya alternatif utama yang
dipertimbangkan adalah strategi permintaan efektif yang berfokus pada
upaya merebut pelanggan dari pesaing atau memperluas pangsa pasar.
xli

Tapi jika produk ditujukan untuk aliran kas dan profitabilitas, maka
strategi pemasarannya ditekankan pada mempertahankan atau
meningkatkan permintaan dari basis pelanggan pada saat ini.
2) Peluang pasar
Peluang pasar ditetapkan dengan dua hal yaitu analisis pasar dan
pengukuran pasar. Analisis pasar berguna untuk memperoleh informasi
mengenai konsumen,berbagai situasi pemakaian produk atau tidak, dan
faktor yang mempengaruhi kesediaan dan daya beli konsumen.
Pengukuran pasar bertujuan untuk memberi informasi tentang besarnya
gap permintaan primer (permintaan terhadap bentuk produk atau klas
produk). Diantara potensi pasar dan penjualan industri.
3) Kesuksesan Pasar
Manager pemasaran harus memahami jenis keunggulan bersaing dan
tingkat pengeluaran pemasaran yang diperlukan untuk m,encapai
kesuksesan pasar yaitu mengetahui pesaing meliputi produk dan
keunggulannya dan juga dalam hal merk. Sehingga perusahaan dapat
menentukan kebijakan mengenai produk saingan yang akan ditawarkan
dipasar (Chandra, 2002: 103). Dalam strategi pemasaran berhubungan
dengan terdapatnya siklus hidup dari suatu produk. Ada empat fase
yaaitu :
a) Fase pengenalan
Produk diproduksi dan kemudian ditawarkan pertama kali pada
konsumen. Dalam tahap pengenalan produk dibuat dengan
keistimewaan dan ditampilkan semenarik mungkin agar konsumen
xlii

tertarik dan akhirnya mereka mempunyai keinginan untuk
mengkonsumsi produk tersebut.
b) Fase pertumbuhan
Setelah konsumen beramai-ramai menggunakan produk tersebut,
maka produk dikatakan mengalami pertumbuhan. Pada fase inilah
perusahaan akan memperlama kehidupan produk tersebut dengan
membuat modifikasi produk, promosi besar-besaran dan pelayanan
yang cepat dan distribusi yang lancar.
c) Fase kedewasaan
Pada tahap ini sebagian konsumen sudah mulai jenuh karena
dimungkinkan banyaknya produk yang sama di pasar. Sehingga
tingkat penjualan mulai menurun.
d) Fase penurunan
Nilai barang sudah benar-benar turun. Sehingga perusahaan harus
melakukan diskon besar-besaran untuk mendongkrak tingkat
penjualan meskipun harganya tidak stabil (Angipora, 1999: 238).
3. Macam-macam Strategi Pemasaran
a. Strategi produk
Produk yang ditawarkan kepasar harus bisa mengikat perhatian dari
konsumen.karena bank sebagai lembaga keuangan publik yang bergerak
dalam bidang jasa, maka produk yang dihasilkanpun akan berupa jasa. Di
pasar persaingan, menawarkan produk jasa mempunyai kesulitan yang lebih
tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang menmgeluarkan produk
xliii

barang. Karena barang memiliki sifat yang bisa dilihat dengan indra
penglihatan.
Setiap produk yang masuk pasar belum tentu mendapatkan respon positif
dari konsumen. Sehingga diperlukan strategi untuk membuat konsumen
tertarik. Oleh karena itu dibutuhkan suatu pengembangan produk dengan
melakukan hal-hal sebagai berikut :
1) Penentuan Logo Dan Moto
Logo merupakan ciri khas suatu bank sedangkan moto merupakan
serangkaian kata-kata yang berisikan kata-kata yang mengandung fisi
dan misi Bank dalam melayani masyarakat. Dalam hal ini pembuatan
logo dan moto hendaknya sudah bisa menarik perhatian publik. Ada
beberapa pertimbangan dalam pembuatan logo dan moto :
a) Memiliki arti.
b) Menarik perhatian.
c) Mudah diingat.
2) Menciptakan Merk
Produk Bank pasti memiliki keanekaragaman jenis. Sehingga untuk
membedakannya dibutuhkan nama atau merk produk. Faktor-faktor yang
harus dipertimbangkan dalam penentuan merk :
a) Mudah diingat.
b) Terkesan hebat dan modern.
c) Memiliki arti.
d) Menarik perhatian
3) Menciptakan Kemasan
xliv

Kemasan dalam dunia perbankan diartikan sebagai pemberian pelayanan
atau jasa kepada para nasabah disamping juga sebagai pembungkus untuk
beberapa jenis jasanya seperti buku tabungan, cek, bilyet giro ataukartu
kredit.
4) Keputusan Label
Label merupakan suatu yang dilengketkan pada produk yang ditawarkan
dan merupakan bagian dari kemasan. Di dalam label dijelaskan siapa
yang membuat, dimana dibuat, kapan dibuat, cara menggunakannya,
waktu kadaluarsa, komposisi, dan informasi lainnya (Kasmir, 2004: 141-
143). Setiap produk akan mengalami daur hidup produk, sehingga sangat
diperlukan strategi pengembangan produk baru agar bisa tetap bertahan
di pasar persaingan.
b. Strategi Harga
Penetapan harga merupakan kegiatan pemasaran yang akan menentukan
terjualnya produk dipasar. Setiap perusahaan pasti akan saling berperang
harga agar produk yang dihasilkan mampu menguasai pasar. Oleh karena itu
penetapan suatu harga produk sangat penting untuk mendapatkan konsumen
dan mampu bersaing dengan perusahaan lainnya.
Menurut Cravens, tujuan strategi penetapan harga ini adalah sebsgsi berikut
(Cravens, 1996: 57) :
1) Mendapatkan posisi pasar
Sebagai contohnya adalah penggunaan harga rendah untuk mendapatkan
penjualan dan pangsa pasar. Akan tetapi juga perlu diingat akan biaya
produksi dan biaya-biaya lainnya.
xlv

2) Mencapai kinerja Keuangan
Maksudnya adalah harga dipilih untuk mebantu pencapaian tujuan
keuangan seperti kontribusi laba dan arus keras. Namun harga yang
terlalu tinggi bisda dimungkinkan tidak akan diterima konsumen.
3) Penentuan posisi produk
Harga dapat digunakan untuk meningakatkan citra produk,
mepromosikan kegunaan produk, menciptakan kesadaran, dan tujuan
menetukan posisi lainnya.
4) Merangsang permintaan
Harga digunakan untuk mendorong para penjual guna mencoba sebuah
produk baru atau membeli merk yang ada selama periode-periode ketika
penjualan lesu.
5) Mempengaruhi persaingan
Tujuan penetapan harga mungkin untuk mempengaruhi para pesaing
yang ada atau calon pembeli. Manajemen mungkin mau menghambat
para pesaing yang sekarang untuk tidak dapat masuk ke pasar untuk tidak
melakukan pemotongan harga. Harga juga merupakan salah satu elemen
bauran pemasaran. Dalam hal ini ada dimensi strategi harga dalam :
a) Harga merupakan pernyataan nilai dari suatu produk.
b) Harga merupakan aspek yang tampak jelas bagi para pembeli.
c) Harga adalah determinan permintaan. Artinya besar kecilnya harga
akan mempengaruhi kualitas produkyang dibeli konsumen.
d) Harga berkaitan langsung dengan pendapatan dan laba.
e) Harga bersifat fleksibel artinya bisa disesuaikan dengan cepat.
xlvi

f) Harga mempengaruhi citra positioning.
g) Harga merupakan masalah no satu yang dihadapi manajer
(Chandra, 2002 : 151-152).
3. Strategi Promosi
Strategi promosi adalah perencanaan, implementasi, dan pengendalian
komunikasi dari suatu organisasi kepada para konsumen dan sasaran lainnya
(Cravens, 1996 : 77). Promosi sangat penting untuk dilakukan dalam rangka
memperkenalkan produk yang akan ditawarkan kepada konsumen. Oleh
sebab itu dalam strategi promosi dibutuhkan sarana yang bisa mendukung
yakni :
1) Periklanan (Advertising)
Periklanan merupakan promosi dalam bentuk layanan atau gambar dan
kata-kata yang tertuang dalam sepanduk, brosur, billboard, koran,
majalah, tv atau radio.
2) Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Promosi penjualan adalah promosi yang digunakan untuk meningkatkan
penjualan melalui potongan harga atau hadiah pada waktu tertentu
terhadap barang barang tertentu pula.
3) Publisitas ( publicity)
Publisitas merupakan promosi yang digunakan untuk meningkatkan citra
bank didepan para calon nasabah melaalui para kegiatan sponsorship
terhadap suatu keghiatan amal atau sosial atau olah raga.
4) Penjualan Pribadi (Personal Selling)
xlvii

Penjualan pribadi merupakan promosi melalui pribadi-pribadi karyawan
bank dalam melayani serta ikut mempengaruhi nasabah (Kasmir, 2004:
176).
4. Strategi Distribusi
Dalam strategi pemasaran perbankan komponen bauran pemasaran lokasi
atau distribusi dimaksudkan sebagai tempat diperjual belikannya produk
perbankan dan pusat pengendalian perbankan. Tujuan yang hendak dicapai
dari strategi distribusi adalah sebagai berikut :
1) Agar Bank dapat menentukan lokasi yang tepat untuk lokasi kantor
pusat, kantor cabang, kantor cabang pembantu, kantor kas atau lokasi
mesin-mesin ATM.
2) Agar Bank dapat menentukan dan membeli atau menggunakan
teknologi yang tepat dalam memberikan kesempatan dan keakuratan
guna melayani nasabah.
3) Agar Bank dapat menentukan layout yang sesuai dengan standar
keamanan, keindahan, dan kenyamanan bagi nasabahnya.
4) Agar Bank dapat menentukan metode antrian yang pling optimal
terutama pada hari atau jam-jam sibuk baik didepan teller atau kasir.
5) Agar Bank dapat menentukan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan
sekarang dan di masa yang akan datang (Kasmir, 2004: 63).
Menurut kasmir, secara umum lokasi Bank harus mempertimbangkan hal
- hal sebagai berikt (Kasmir, 2004: 67) :
a) Jenis usaha yang dijalankan
b) Dekat dengan pasar
xlviii

c) Dekat dengan bahan baku
d) Dekat dengan tenaga kerja
e) Tersedia sarana dan prasarana ( transportasi, listrik, dan air).
f) Dekat pemerintah
g) Dekat Lembaga Keuangan
h) Dikawasan industtri
i) Kemudahan untuk ekspansi
j) Adat istiadat atau budaya atau sikap masyarakat
k) Hukum yang berlaku
D. Penerapan Analisis Swot dalam Strategi Pemasaran
Penerapan analisis SWOT dalam strategi pemasaran dilakukan dengan
melihat langkah-langkah pokok suatu pemasaran yang terdiri dari melakukan analisis
situasi (analisis SWOT), menerapkan tujuan atau sasaran, menyusun strategi dan
program, dan melakukan koordinasi atau pengendalian (Chandra, 2002: 20 ). Jadi
setelah analisis situasi ditetapkan baru kemudian strategi pemasaran disusun untuk
mencapai tujuan yang sudah direncanakan dalam jangka panjang. Analisis SWOT ini
sangat penting untuk dilakukan karena dari hasil analisis, perusahaan bisa melihat
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang akan dihadapi oleh perusahaan
dan juga strategi apa yang harus dilakukan untuk menghadapi persaingan pasar.
Sehingga dalam hal ini perusahaan terus eksis dalam menawarkan produk yang akan
ditawarkan di pasar persaingan. Penerapan analisis SWOT dalam strategi pemasaran
ini merupakan langkah-langkah konkrit dalam melakukan pengembangan yang
ditetapkan oleh perusahaan atau khususnya perbankan syariah. Tentu saja dengan
melihat kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Jika kekuatan dan peluangnya
xlix

lebih besar atau lebih kuat dibandingkan dengan kelemahan dan ancaman yang akan
dihadapi, bank tidak perlu melakukan konsolidasi begitu juga sebaliknya, jika
kekuatan dan peluangnya lebih kecil, maka perbankan harus melakukan konsolidasi
untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
l

BAB III
LAPORAN OBYEK PENELITIAN

A. Sejarah Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Magelang
Berkembangnya bank Islam di berbagai negara Islam berpengaruh pula di
Indonesia. Pada awal dekade 1980-an dikusi mengenai perbankan Islam mulai
banyak dilakukan, akan tetapi prakarsa lebih khusus untuk mendirikan bank Islam
baru dilakukan pada tahun 1991, yakni dengan ditandatanganinya Akte Pendirian PT.
Bank Muamalat Indonesia dan mulai beroperasi pada tanggal 1 Mei 1992. Hingga
saat ini Bank Muamalat Indonesia telah memiliki lebih dari 200 kantor cabang dan
unit pelayanan, mulai dari cabang pembantu, kantor kas yang tersebar hampir
diseluruh provinsi di Indonesia.
Salah satu cabang Bank Muamalat Indonesia yaitu cabang Semarang
mempunyai rencana untuk membuka cabang pembantu (capem) di Magelang seiring
dengan perrluasan jaringan kantor pelayanan Bank Muamalat yang memudahkan
nasabah dalam memanfaatkan layanan perbankan syariah.Tepat pada tanggal 21
Maret 2005 dengan modal awaal sebesar Rp 300.000.000,- Bank Muamalat
Indonesia Cabang Pembantu Magelang diresmikan oleh Bapak Walikota Magelang
yaitu Bapak Effendi Hasan.Dalam peresmian tersebut dihadiri oleh tokoh ulama,
pengusaha dan juga para aktivis.
B. Visi dan Misi Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Magelang
Suatu lembaga atau perusahaan pastilah mempunyai visi dan misi yang
diterapkan dalam pelaksanaan operasional sehari-hari untuk mencapai sasaran,
termasuk BMI Cabang pembantu Magelang.
li

BMI cabang pembantu Magelang mempunyai visi dan misi yang sama dengan
Bank Muamalat Indonesia Pusat (Jakarta), yaitu :
1. Visi : Menjadi Bank Syariah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual
dan dikagumi di pasar rasional.
2. Misi : Menjadi role model Lembaga Keuangan Syariah dunia dengan
penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen dan
orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimumkan nilai
bagi stakeholder.
C. Struktur Organisasi BMI KCP Magelang dan Deskripsi Tugas
1. Struktur Organisasi
Terlampir
2. Diskripsi Tugas
a. Personal In Carge( PIC )
1) Memimpin jalannya Bank Muamalat sesuai dengan tujuan dan selalu
mengacu pada visi dan misi yang ingin dicapaui.
2) Membuat rencana kerja dan laporan secara periodik.
3) Mengendalikan dan mengurus proses harian dan manajemen bank.
b. Customer Service (CS)
Staf Bank Muamalat yang bertanggung jawab untuk memproses
pembukaan, pemeliharaan dan penutupan rekening nasabah,
melaksanakan kegiatn service counter antara lain cetak buku tabungan
dan informasi saldo, informasi detail mengenai produk dan jasa bank ,
memasarkan produk dan jasa bank (cross selling), dan hal-hal lain sesuai
dengan tugasnya
lii

1) Menjelaskan produk dan jasa kepada calon nasabah yang datang atau
berkonsultasi melalui telepon
2) Melayani pembukaan, penutupan maupun perubahan rekening dan
memastikan bahwa semua sudah sesuai dengan standar perusahaan.
3) Menangani keluhan nasabah.
4) Menawwarkan produk atau jasa lain kepada nasabah (cross selling).
5) Memonitor dan menyimpan warkat, buku tgabungan dan ATM ke
dalam khasanah.
6) Melakukan koordinasi dengan bagian lain.
7) Mengerjakan intruksi yang diminta atasan yang berkaitan dengan
pekerjaannya.
c. Teller
Staf bank Muamalat yang bertanggung jawab untuk melayani transaksi
nasabah berupa penyetoran baik tunai maupun non tunai, melayani
transaksi penarikan tunai transfer tunai pendebetan rekening, dan hal-hal
lain sesuai dengan job descriptionnya.
1) Melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan penerimaan dan
penarikan uang.
2) Mengatur dan memelihara saldo atau posisi uang kas yang ada di
dalam tempat khasanah.
3) Melayani penyetoran, pindah buku dan transfer.
4) Melayani penyetoran warkat kliring.
5) Melakukan pekerjaan lain sesuai dengan ketentuan pekerjaan.

liii

d. Back Office (BO)
1) Melakukan intruksi pencairan deposito.
2) Memeriksa storan kliring.
3) Membuat kredit nota atau intruksi yang diterima.
4) Menginput transaksi harian.
5) Pencadangan biaya-biaya.
6) Mendebet rekening nasabah.
e. Account Manager (AM)
1) Mencari nasabah funding maupun leading.
2) Membina hubungan saling menguntungkan antara bank dengan
nasabah seperti :
1. Mengidentifikasi kebutuhan nasabah.
2. Melakukan komunikasi yang bintensif dan membantu
memberikan solusi bagi nasabah yang berhubungan dengan
produk dan jasa.
3) Bertindak sebagai komite pembiayaan dalam upaya pengambilan
keputusan pembiayaan.
4) Melakukan minitoring, evaluasi, review terhadap kualitas portofolio
pembiayaan yang telah diberikan dalam rangka pengamanan atas
setiap pembiayaan yang telah diberikan.
5) Melayani, menerima tamu calon nasabah atau nasabah secara aktif
yang memerlukan pelayanan jasa perbankan.
liv

6) Menyusun strategi planing dan marketing nasabah baik dalam rangka
menghimpun sumber dana maupun alokasi pemberian secara efektif
dan terarah.
7) Berkewajiban untuk meningkatkan mutu pelayanan terhadap nasabah
maupun calon nasabah.
8) Berkewajiban untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
untuk membantu kelancaran tugas sehari-hari.
f. Security
Staf bank muamalat yang bertanggung jawab untuk menjaga keamanan
bank dan nasabahnya, menjaga kelancaran antrian nasabah selama jam
pelayanan, memberikan informasi awal yang dibutuhkan oleh nasabah,
dan hal-hal lain sesuai dengan job description-nya.
1) Membukakan pintu apabila ada nasabah yang datang.
2) Menjaga keamanan dan tata tertib kantor.
3) Pemeliharaan kantor dan pemeliharaan inventarisasi kantor serta
perlengkapan/perbekalan kantor.
4) Membantu dalam melayani nasabah.
g. Office Boy (OB)
1) Bertanggung jawab atas kebersihan kantor.
2) Menyediakan makanan dan minuman bagi karyawan yang berada di
kantor.
3) Pembantu umum.
4) Pemeliharaan kantor dan pemeliharaan inventarisasi kantor seerta
perlengkapan/perbekalan kantor.
lv

h. Driver
1) Mengantar jemput para crew dalam melaksanakan tugas.
2) Menjaga agar kondisi kendaraan perusahaan dinas kantor selalu dalam
keadaan bersih dan siaga.
D. Produk-Produk Bank Muamalat Indonesia KCP Magelang
1. Produk PenghimpunanDana
a. Tabungan Muamalat Regular
Adalah tabungan syariah yang sepenuhnya dikelola dengan akad
mudharabah muthlaqah atau bagi hasil.
Benefit :
1. Ketenangan hati. Bebas riba, menenangkan hati.
2. Akses yang luas. Penarikan dan penyetoran dapat dilakukan di semua
cabang Bank Muamalat secara online, dan ditambah tempat lain untuk
melakukan penyetoran yaitu Kantor Pos yang tergabung dalam SOPP
(System Online Payment Point) di penjuru Indonesia.
3. Kemudahan bertransaksi. Melalui layanan e-banking : Kartu
ATMuamalat, Muamalat Mobile, SMS Muamalat, Salamuamalat, PC
Banking Muamalat.
4. Menguntungkan. Adanya bagi hasil yang cukup tinggi dan bebas biaya
administrasi untuk nasabah dengan Saldo Rata-Rata (SRR) lebih besar
atau sama dengan Rp 2juta.



lvi

b. Shar-E Gold
Merupakan varian dari Tabungan Muamalat dengan fasilitas kartu Shar-
EGold yang memiliki fitur, akses transaksi dan keamanan yang lebih tinggi
dari kartu Shar-E regular.
Benefit :
1. Ketenangan hati. Bebas riba, menenangkan hati.
2. Akses yang luas. Penarikan dan penyetoran dapat dilakukan disemua
cabang Bank Muamalat secara online.
3. Kemudahan bertransaksi. Melalui kartu Shar-E Gold, akses transaksi
dan keamanan lebih tinggi dan jaringan transaksi yang lebih luas
melalui platform VISA.
4. Menguntungkan. Adanya bagi hasil yang kompetitif per bulannya.
5. Berhak mengikuti Program Undian Berhadiah.
c. TabunganKu
Adalah tabungan untuk perorangan dengan persyaratan mudah dan
ringan yang diterbitkan secara bersama oleh bank-bank di Indonesia guna
menumbuhkan budaya menabung serta meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Benefit :
1. Mudah. Persyaratan buka rekening ringan.
2. Bebas biaya administrasi.
3. Berkesempatan mendapatkan Bonus.


lvii

d. Tabungan Haji Arafah
Adalah jenis simpanan dana pihak ketiga pada Bank Muamalat bagi
nasabah perorangan yang berniat untuk melakukan ibadah haji secara
terencana sesuai dengan kemampuan dan jangka waktu yang disepakati.
Benefit :
1. Terencana. Tahun keberangkatan dan besarnya setoran per bulan
dapat disesuaikan dengan kemampuan nasabah.
2. Fleksibel. Nasabah dapat mengubah jangka waktu dan jumlah
setoran sesuai dengan pemberitahuan secara tertulis kepada Bank.
3. Menenangkan. Dana nasabah dikelola secara syariah, sehingga
memberikan ketenangan batin dalam menjalankan ibadah haji ke
tanah suci.
4. Terjamin. Dapat memberi kepastian bagi nasabah untuk
mendapatkan kuota/porsi keberangkatan haji karena tersedia
jaringan online dengan SISKOHAT Departemen Agama.
5. Aman. Nassabah akan mendaptkan perlindungan Asuransi Jiwa
sebesar Proyeksi Nilai BPIH yang ditetapkan oleh Bank Muamalat
pada tahun itu dikurangi dengan saldo efektif nasabah, apabila
saldo efektif nasabah minimal Rp 5juta.
6. Menguntungkan. Untuk Tabungan Arafah Plus, nasabah akan
mendapatkan bagi hasil dan asuransi jasa layanan medis.
7. Bebas biaya administrasi dan penutupan rekening.


lviii

e. Tabungan Muamalat Umroh
Adalah jenis simpanan dana pihak ketiga pada Bank Muamalat
bagi nasabah perorangan yang berniat untuk melakukan umroh secara
terencana sesuai dengan kemampuan dan jangka waktu yang
disepakati.
Benefit :
1. Terencana. Nasabah dapat mengetahui kapan dan berapa lama
harus menabung untuk mencapai target dana berangkat umroh
setelah menyesuaikan dengan rencana kemampuan setoran
rutinnya, dengan pilihan jangka waktu 1-5 tahun.
2. Fleksibel. Nasabah dapat mengubah jangka waktu dan jumlah
setoran sesuai dengan kemampuan dengan pemberitahuan secara
tertulis kepada Bank.
3. Terjangkau. Syarat pembukaan rekening yang ringan dan nasabah
juga digratiskan biaya pembukaan, administrasi bulanan,
pemindah bukuan otomatis dari rekening induk dan biaya
penutupan apabila dilakukan setelah mencapai target dana atau
target waktu.
4. Aman. Nasabah akan mendapatkan perlindungan Asuransi Jiwa
gratis yang langsung didapatkan saat pembukaan dengan
pertanggungan sebesar Rp 20.000.000.
5. Menguntungkan. Adanya bagi hasil yang yinggi akan
meningkatkan saldo dana yang mengendap secara optimal, diluar
tambahan setoran rutin.
lix

6. Bebas biaya administrasi dan penutupan rekening.
f. Deposito Mudharabah
Merupakan jenis investasi bagi nasabah perorangan dan Badan
Hukum dengan bagi hasil yang menarik. Simpanan dana masyarakat
akan dikelola melalui pembiayaan kepada sektor riil yang halal dan
baik saja, sehingga memberikan bagi hasil yang halal. Tersedia dalam
jangka waktu 1, 3, 6 dan 12 bulan.
g. Deposito Fulinves
Merupakan jenis investasi yang dikhususkan bagi nasabah
perorangan, dengan jangka waktu enam dan 12 bulan dengan nilai
nominal minimal Rp 2.000.000,- atau senilai USD 500 dengan
fasilitas asuransi jiwa yang dapat dipergunakan sebagai jaminan
pembiayaan atau untuk referensi Bank Muamalat. Nasabah
memperoleh bagi hasil yang menarik tiap bulan.
h. Giro Wadiah
Merupakan titipan dana pihak ketiga berupa simpanan giro
yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan
cek, bilyet, giro, dan pemindahbukuan. Diperuntukkan bagi nasabah
pribadi maupun perusahaan untuk mendukung aktivitas usaha.
Dengan fasilitas kartu ATM dan Debit, tarik tunai bebas biaya di lebih
dari 8.888 jaringan ATM BCA/PRIMA dan ATM Bersama, akses di
lebih dari 18.000 Merchant Debit BCA/PRIMA dan fasilitas
SalaMuamalat. (phone banking 24 jam untuk layanan otomatis cek
lx

saldo, informasi history transaksi, transfer antar rekening sampai
dengan 50 juta dan berbagai pembayaran).
i. Dana Pensiun Muamalat
Dana Pensiun Muamalat dapat diikuti oleh mereka yang
berusia minimal 18 tahun, atau sudah menikah, dan pilihan usia
pensiun 45-65 tahun dengan iuran sangat terjangkau, yaitu minimal
Rp 20.000 per bulan dan pembayarannya dapat didebet secara
otomatis dari rekening Bank Muamalat atau dapat ditransfer dari Bank
lain. Peserta juga dapat mengikuti program WASIAT UMMAT,
dimana selama masa kepesertaan, peserta dilindungi asuransi jiwa
sebesar nilai tertentu dengan premi tertentu. Dengan asuransi ini,
keluarga peserta akan memperoleh dana pensiun sebesar yang
diproyeksikan sejak awal jika peserta meninggal dunia sebelum
memasuki masa pensiun.
2. Produk Penanaman Dana (I nvesment Product)
a. Konsep Jual Beli
1. Murabahah
Adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan
keuntungan yang disepakati. Harga jual tidak boleh berubah
selama masa perjanjian.
2. Salam
Adalah pembelian barang yang diserahkan di kemudian
hari dimana pembayaran dilakukan di muka/tunai.
3. Istishna
lxi

Adalah jual beli barang dimana Shani (produsen)
ditugaskan untuk membuat suatu barang (pesanan) dari
Mustashni (pemesan). Istishna sama dengan Salam yaitu dari
segi obyek pesanannya yang harus dibuat atau dipesan terlebih
dahulu dengan ciri-ciri khusus. Perbedaannya hanya pada sistem
pembayarannya yaitu Istishna pembayaran dapat dilakukan di
awal, di tengah atau di akhir pesanan.
b. Konsep Bagi Hasil
1. Musyarakah
Adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu
usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan
kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko
akan ditanggung sesuai kesepakatan.
2. Mudharabah
Adalah kerjasama antara bank dengan Mudharib (nasabah)
yang mempunyai keahlian atau keterampilan untuk mengelola
usaha. Dalam hal ini pemilik modal (Shahibul Maal) menyerahkan
modalnya kepada pekerja/pedagang (Mudharib) untuk dikelola.
c. Konsep Sewa
1. Ijarah
Adalah perjanjian antara bank (muajjir) dengan nasabah
(mustajir) sebagai penyewa suatu barang milik bank dan bank
mendapatkan imbalan jasa atas barang yang disewakannya.
2. Ijarah Muntahia Bittamlik
lxii

Adalah perjanjian antara Bank (muajjir) dengan nasabah
sebagai penyewa. Mustajir/penyewa setuju akan membayar uang
sewa selama masa sewa yang diperjanjikan dan bila sewa selama
masa sewa berakhir penyewa mempunyaihak opsi untuk
memindahkan kepemilikan obyek sewa tersebut.
3. Produk Jasa (Service Products)
a. Wakalah
Berarti penyerahan, pendelegasian atau pemberian mandat.
Secara teknis Perbankan, Wakalah adalah akad pemberian
wewenang/kuasa dari lembaga/seseorang ( sebagai pemberi mandat)
kepada pihak lain (sebagai wakil) untuk melaksanakan urusan dengan
batas kewenangan dan waktu tertentu. Segala hak dan kewajiban yang
diemban wakil harus mengatasnamakan yang memberikan kuasa.
b. Kafalah
Merupakan jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil)
kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang
ditanggung. Dalam pengertian lain, kafalah juga berarti mengalihkan
tanggung jawab seseorang yang dijamin dengan berpegang pada
tanggung jawab orang lain sebagai penjamin.
c. Hawalah
Adalah pengalihan hutang dari orang yang berhutang kepada
orang lain yang wajib menanggungnya. Dalam pengertian lain,
merupakan pemindahan beban hutang dari muhil (orang yang
lxiii

berhutang) menjadi tanggungan muhal alaih atau orang yang
berkewajiban membayar hutang.
d. Rahn
Adalah menahan salah satu milik si peminjam sebagai jaminan
atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan tersebut memiliki
nilai ekonomis, sehingga pihak yang menahan memperoleh jaminan
untuk dapat mengambil seluruh atau sebagian piutangnya. Secara
sederhana rahn adalah jaminan hutang atau gadai.
e. Qardh
Adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih
atau diminta kembali. Menurut teknis Perbankan, qardh adalah
pemberian pinjaman dari Bank ke nasabah yang dipergunakan untuk
kebutuhan mendesak, seperti dana talangan dengan kriteria tertentu dan
bukan untuk pinjaman yang bersifat konsumtif. Pengembalian pinjaman
ditentukan dalam jangka waktu tertentu (sesuai kesepakatan bersama)
sebesar pinjaman tanpa ada tambahan keuntungan dan pembayarannya
dilakukan secara angsuran atau sekaligus.
Jasa Layanan (Services)
a. ATM
Layanan ATM 24 jam yang memudahkan nassabah
melakukan penarikan dana tunai, pemindahbukuan antara rekening,
pemeriksaan saldo, pembayaran Zakat, Infaq, Sedekah (hanya pada
ATM Muamalat), dan tagihan telepon. Untuk penarikan tunai,
kartu Muamalat dapat diakses di 8.888 ATM di seluruh Indonesia,
lxiv

terdiri atas mesin ATM Muamalat, ATM BCA/PRIMA dan ATM
Bersama, yang bebas biaya penarikan tunai. Kartu Muamalat juga
dapat dipakai untuk bertransaksi di 18.000 lebih Merchant Debit
BCA/PRIMA. Untuk ATM Bersama dan BCA/PRIMA, saat ini
sudah dapat dilakukan transfer antara Bank.
b. SalaMuamalat
Merupakan layanan Phone Banking 24 jam dan call center
yang memberikan kemudahan bagi nasabah, setiap saat dan di
manapun nasabah berada untuk memperoleh informasi mengenai
produk, saldo dan informasi transaksi, transfer antara rekening,
serta mengubah PIN.
c. Pembayaran Zakat, Infaq dan Sedekah (ZIS)
Jasa yang memudahkan nasabah dalam membayar ZIS, baik
ke lembaga pengelola ZIS Bank Muamalat maupun ke lembaga-
lembaga ZIS lainnya yang bekerjasama dengan Bank Muamalat,
melalui Phone Banking dan ATM Muamalat di seluruh cabang
Bank Muamalat.
d. Jasa-jasa lain
Bank Muamalat juga menyediakan jasa-jasa Perbankan
lainnya kepada masyarakat luas, seperti transfer, collection,
standing instruction, Bank draft, referensi Bank.
lxv

BAB IV
ANALISIS
A. Analisis Data
Analisis data dari penelitian ini adalah analisis diskriptif yang bertujuan untuk
memberikan diskriptif (penggambaran) mengenai subyek penelitian berdasarkan data
dari variabel yang diperoleh dari kelompok subyek yang diteliti (Azwar, 2004: 126).
Sedangkan teknis analisis yang digunakan untuk mengetahui potret BMI dan
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman produk-produk tabungan di BMI
Cabang Pembantu Magelang digunakan matrik SWOT, sehingga bisa diketahui
langkah-langkah untuk menetapkan strategi pemasaran dengan memanfaatkan
kekuatan dan peluang guna mengatasi kelemahan dan ancaman yang terjadi. Tahap-
tahap proses analisis SWOT adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi faktor eksternal dan internal
Identifikasi ini diperlukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap kemajuan atau perkembangan suatu perusahaan atau bank.
a. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang mempengaruhi perkembangan
perbankan dan eksternal bank yang meliputi faktor peluang dan
ancaman.
b. Faktor Internal
Faktor Internal adalah faktor yang dimiliki oleh bank yang meliputi
faktor kekuatan dan kelemahan yang sanagt berpengaruh terhadap
perkembangan suatu bank.

lxvi

2. Analisis dengan matrik SWOT
Analisis dengan matrik SWOT dapat menggambarkan secara jelas
bagaimana peluang dan ancaman sebagai faktor eksternal dapat disesuaikan
dengan kekuatan dan peluang sebagai internal yang dimiliki oleh perusahaan
(Rangkuti, 2000: 31).
Tabel 4.1
MATRIK SWOT
IFAS




EFAS
Strenght (S)
Tentukan 5-10 faktor-
faktor kekuatan
internal
Weaknesess (W)
Tentukan 5-10 faktor-
faktor kelemahan
internal
Opportunies (O)
Tentukan 5-10 faktor
peluang eksternal .
Strategi SO
Menciptakan strategi
yang menggunakan
kekuatan untuk
memanfaatkan
peluang.
Strategi WO
Menciptakan strategi
yang meminimalkan
untuk memanfaatkan
peluang.
Threaths (T)
Tentukan 5-10 faktor
ancaman eksternal
Strategi ST
Menciptakan strategi
yang menggunakan
kekuatan untuk
mengatasi ancaman
Strategi WT
Menciptakan strategi
yang meminimalkan
kelemahan dan
menghindari ancaman.
Sumber : Rangkuti, 2000


lxvii

a. Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan kekuatan internal perusahaan untuk
merebut dan memanfaatkan peluanag yang ada.
b. Strategi ST
Strategi ini dibuat berdasarkan kekuatan yang dimiliki perusahaan
untuk mengatasi ancaman yang akan terjadi.
c. Strategi WO
Strategi ini menitik beratkan pada pemanfaatan peluang guna
meminimalkan kelemahan yang dimiliki perusahaan.
d. Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan
berusaha meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman.
3. Interpretasi Hasil Analisis SWOT untuk Pengembangan
a. Jika faktor kekuatan dan peluang lebih dominan atau lebih besar dari
kelemahan dan ancaman maka perbaikan melakukan ekspansi atau
perbankan sudah berani bersaing dengan pesaing-pesaing yang ada.
b. Jika faktor kekuatan dan peluang lebih kecil bila dibandingkan dengan
faktor kelemahan dan ancaman maka perbankan harus melakukan
konsolidasi kedalam untuk memperkuat dirinya sebelum bersaing
dengan yang lain.
B. Strategi Pemasaran BMI Cabang Pembantu Magelang
Seperti perusahaan lain pada umumya, BMI cabang pembantu Magelang juga
menetapkan strategi pemasaran untuk menjual produknya. Tujuannya adalah untuk
mencapai tujuan bank yakni ingin menjaring masyarakat untuk ke BMI serta hendak
lxviii

mewujudkan BMI sebagai cabang penuh. Oleh karena itu dibutuhkan langkah-
langkah progresif dan strategis agar tujuan tersebut dapat terpenuhi.
BMI Cabang Pembantu Magelang telah mempunyai badan hukum yang bisa
dijadikan kekuatan BMI untuk menarik calon nasabah. Nasabah akan merasa aman
dan nyaman, karena badan hukum tersebut merupakan bentuk legalitaspemerintah
tentang boleh beroprasinya suatu bank.
Dilihat dari jenis produk yang ditawarkan, BMI telah mengeluarkan produk yang
banyak diminati oleh masyarakat. Syarat yang diajukanpun mudah, tidak terlalu
berbelit-belit. Hal ini merupakan salah satu strategi yang ditetapkan BMI untuk
menarik nasabah sebanyak-banyak-banyaknya. Misalnya saja BMI menawarkan
produk seperti tabungan share yang sekarang banyak diminati oleh masyarakat.
Share memberikan kemudahan bagi calon nasabah, untuk mebuka rekening cukup
dengan membeli paket perdana. Cek saldo tidak perlu dilakukan melalui ATM, tetapi
cukup dengan mengirim SMS (short masage). Selain itu setoran dapat juga
dilakukan melalui kantor pos online serta pengambilan bisa melalui ATM bersama
yang tersebar di sebagian besar wilayah Indonesia. Nantinya nasabah tabungan
Share ini akan mendapatkan bagi hasil yang dikelola secara syariah.
Dengan kebijakan strategi pemasaran yang telah ditetapkan BMI Cabang
Pembantun Magelang, dalam kurun waktu 1 tahun ini BMI telah mampu menyedot
ribuan nasabah. Untuk jenis produk tabungan sendiri, BMI Cabang Pembantu
Magelang sudah mempunyai 1200 nasabah dari jenis produk tabungan, yakni produk
tabungan Arofah dan tabungan Share. Perolehan hasil yang demikian tersebut
menandakan kesolidan BMI untuk mewujudkan visi dan misi serta tujuan yang
hendak dicapai.
lxix

Selain daripada itu, setelah penelitian melakukan observasi dan wawancara
secara mendalam, strategi pemasaran BMI Cabang Pembantu Magelang yang
diterapkan adalah sebagai berikut:
1. Strategi jemput bola
Strategi ini dilakukan BMI Cabang Pembantu Magelang mengingat
keberadaannya yang masih belum terlalu lama, sehingga masih ada masyarakat
yang belum mengenal adanya BMI di Magelang. Oleh karena itu untuk
mendapatkan nasabah, maka bank melakukan strategi jemput bola yaitu
mendatangi nasabah-nasabah potensial untuk diminta bergabung dengan BMI
Cabang Pembantu Magelang. Calon-calon nasabah tersebut didekati dengan
pendekatan-pendekatan persuasif dan selalu dijaga hubungan baik agar di dalam
diri nasabah timbul kepercayaan terhadap bank. Bank selalu berusaha dengan
segenap kemampuan dan strategi yang dimiliki sampai pada akhirnya calon
nasabah tersebut bersedia menjadi nasabah bank. Meskipun begitu, bank harus
tetap menjaga rasa kekeluargaan tersebut agar nasabah merasa nyaman, dan
kepercayaan mereka terhadap bank akan semakin terpupuk. Jika kepercayaan
masyarakat terhadap bank terbangun dengan baik, maka bank akan lebih mudah
untuk memasarkan produk-produknya kepada masyarakat.
2. Membangun jaringan
Suatu bank mustahil akan berdiri sendiri. Tentunya keberadaannya
membutuhkan komponen-komponen lain untuk perkembangan bank selanjutnya.
BMI Cabang Pembantu Magelang berusaha untuk meningkatkan hubungan baik
dengan ulama, pemerintah dan para pengusaha yang ada di Magelang. Bahkan
sampai saat ini BMI telah mampu memperluas jaringannya sampai pada
lxx

lembaga koprasi yang ada di Magelang untuk menjadi partnet kerjanya. Melihat
berdirinya yang bisa dikatakan masih baru, BMI Cabang Pembantu Magelang
senantiasa agar jaringan yang telah terbangun semakin erat dan berusaha juga
untuk memperluas jaringan kerja sampai pada kota-kota karisedenan lain diluar
kota Magelang.
3. Memberikan service excellent
Produk yang ditawarkan oleh bank adalah produk jasa yang tidak bisa
dilihat kualitasnya oleh orang yang akan menggunakannya. Sehingga untuk
mendorong terjualnya produk tersebut, bank harus memberikan service yang
prima, cepat, tepat sesuai apa yang menjadi keinginan nasabah. Hal inilah yang
dilakukan BMI Cabang Pembantu Magelang dalam melayani nasabahnya,
meskipun pernah juga BMI mendapatkan nasabah yang protes yang tidak puas
dengan bank, BMI selalu berusaha tetap memberikan layanan yang ramah,
murah senyum dan berusaha untuk memberikan penjelasan kepada nasabah
tersebut. Sevice excellent ini merupakan salah satu nilai lebih yang ditonjolkan
agar kepuasan dan kepercayaan nasabah semakin meningkat. Jika demikian
secara tidak langsung bank akan terbantu dalam memasarkan produknya melalui
nasabah bank dengan cara mouth to mouth.
4. Memberikan fasilitas yang memuaskan
Selain service prima dari bank setiap nasabah pada dasarnya menginginkan
kebutuhannya terpenuhi. Salah satunya adalah berkaenaan dengan fasilitas yang
memuaskan. Jika kebutuhan ini terpenuhi, bisa saja loyalitas nasabah akan
menurun, dan untuk mendapatkan kepercayaan kembali dari nasabah akan
membutuhkan waktu yang sangat lama. BMI Cabang Pembantu Magelang
lxxi

dalam hal ini telah menyediakan fasilitas agar kepuasan nasabah meningkat.
BMI telah menjadi anggota ATM bersama, sehingga mempermudah nasabah
dalam melakukan penarikan tabungan. Fasilitas-fasilitas lain yang diberikan
meliputi gedung ber-AC, mushola, kamar mandi, parkir gratis, tempat duduk
untuk menunggu dan ATM yang mudah dijangkau oleh nasabah.
C. Pengembangan Strategi Pemasaran BMI Cabang Pembantu Magelang
1. Analisis SWOT
a. Strenght (kekuatan)
BMI Cabang Pembantu Magelang mempunyai beberapa kekuatan yang
bisa digunakan untuk memasarkan produk-produknya. Kekuatan tersebut
adalah sebagai berikut:
1) Brand image
Secara makro nama BMI sudah banyak dikenal oleh masyarakat. Hal
ini dikarenakan BMI sebagai pioner berdirinya lembaga perbankan syariah
di Indonesia. Eksistensi BMI dari tahun ke tahun mulai diakui oleh
sejumlah masyarakat Indonesia. Sehingga untuk mengembangkan dan
mengenalkan perbankan syariah BMI membuka kantor cabang dan cabang
pembantu dibeberapa wilayah di Indonesia. Salah satunya adalah yang
didirikan di Magelang. Faktor brand image inilah yang memudahkan BMI
dalam memasarkan produk-produknya.
2) Sumber daya alam
Magelang merupakan wilayah yang kaya akan sumber daya alam.
Oleh karena itu Magelang banyak berdiri usaha-usaha atau bisnis yang
menjanjikan. Dengan campur tangan bank diharapkan mereka bisa
lxxii

mendapatkan suntikan modal untuk mengembangkan usahanya. Faktor
SDA ini juga merupakan kekuatan yang dimiliki oleh BMI Cabang
Pembantu Magelang dalam memasarkan produknya.
3) Dukungan Pemerintah, ulama dan pengusaha
Tanpa adanya ketiga pihak tersebut, BMI tidak akan bisa berdiri di
Magelang. Peran pemerintah lokal maupun nasional merupakan faktor
urgen dalam perkembangan lembaga keuangan syariah. Misalnya saja,
peran pemerintah dalam berdirinya bank syariah adalah dengan
dikeluarkannya UU No. 10 tahun 1998 yang menerangkan boleh
beroprasinya bank syariah. Peran ulama juga demikian, masyarakat
Indonesia mayoritas mempunyai kultur yang sama yakni tunduk kepada
perkataan Ulama. Sehingga bank dalam memasarkan produk hendaknya
melibatkan tokoh ulama setempat. Begitu juga peran pengusaha,
pengusaha sebagai pasar potensial lembaga perbankan perlu dirangkul
untuk bekerjasama dalam mengembangkan usahanya sekaligus bermanfaat
dalam perkembangan perbankan syariah. Karena pengusaha inilah yang
sebagian besar menjadi nasabah bank.
4) Jaringan kerja
Saat ini BMI sudah mempunyai jaringan kerja dengan lembaga-
lembaga perbankan konvensional maupun syariah di Indonesia. Dalam hal
ini nasabah bisa melakukan transaksi, penariakan tunai, di ATM
perbankan yang tergabung dalam ATM bersama. Langkah ini merupakan
kekuatan yang bisa dimanfaatkan untuk menggait nasabah sebanyak
mungkin. Karena dengan kemudahan bertransaksi seperti ini,
lxxiii

dimungkinkan banyak nasabah yang tertarik dalam menggunakan jasa
BMI. Selain itu BMI juga bekerjasama dengan kantor pos di Indonesia
untuk pelayanan nasabah pengguna tabungan share.
b. Weakness (kelemahan)
1) Kurangnya sosialisasi ke masyarakat
Dalam kurun waktu ini, keberadaan BMI Cabang Pembantu Magelang
belum banyak diketahui oleh sebagian besar masyarakat magelang.
Mungkin bisa dimaklumi, karena berdirinya BMI di Magelang bisa
dikatakan masih muda. Hanya saja kondisi demikian jika tidak di
manajemen dengan baik, akan mengancam eksistensi BMI di Magelang.
2) Produk yang belum dikenal
Secara umum, produk perbankan syariah memang belum banyak
dikenal oleh masyarakat. Mereka masih sangat awam dengan istilah-istilah
yang digunakan di lembaga perbankan syariah. Oleh karena itu hal ini
merupakan salah satu kelemahan yang membutuhkan strategi jitu dalam
mengenal produk bank syariah ke khalayak.
c. Opportunities (peluang)
1) Pangsa pasar masih positif
Di magelang persaingan antar perbankan syariah masih belum terlihat.
Oleh karena itu sebelum lahan tersebut diambil, maka BMI harus
melakukan langkah strategis agar pasar tersebut dapat segera dimasuki.
2) Masih banyaknya Idlle money
Meskipun banyak lembaga-lembaga keuangan syariah maupun
konvensional ada di Magelang, namun masih banyak dana masyarakat
lxxiv

yang belum belum terpakai. Kondisi semacam ini merupakan peluang
besar juga yang harus dimanfaatkan. Bank harus melakukan pendekatan-
pendekatan agar mereka bersedia untuk menggunakan jasa yang
ditawarkan perbangkan syariah.
3) Kerjasama dengan instansi dalam hal ini lembaga koperasi
Selama ini koperasi jarang sekali bersentuhan dengan perbankan.
Padahal usaha koperasi membutuhkan relasi seperti bank dalam
memperoleh pembiayaan. Dengan memberikan syarat yang lebih mudah
jika dibandingkan dengan bank konvensional, koperasi tidak hanya di
Magelang bahkan sampai Temanggung dan Wonosobo sudah menjadi
relasi dari BMI.
d. Threat (ancaman)
Ancaman disini meliputi faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang
bisa menjadi ancaman adalah ketidakmampuan lembaga dalam
memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada. Sehingga yang terjadi
kekuatan dan peluang tersebut bisa berubah menjadi ancaman besar dari
lembaga. Sedangkan faktor eksternal yang menjadi ancaman dari BMI
Cabang Pembantu Magelang:
1) Adanya BMT
Keberadaan BMT sebenarnya bisa dijadikan rekan yang baik. Namun
terkadang keadaan seperti ini tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini
mungkin disebabkan karena BMT di Magelang sudah lebih dulu ada
daripada BMI. Sehingga ketika. BMI melakukan promosi, banyak
lxxv

masyarakat yang salah pengertian, bahwa BMI sama dengan BMT.
Sehingga banyak dari calon nasabah yang lari ke BMT.
2) Apabila ada bank syariah lain yang muncul di Magelang
Jika ada bank syariah lain yang muncul di Magelang, ini bisa
jadiancaman besar bagi BMI. Karena persaingan pasar akan semakin
sengit. Oleh karena itu sebelum hal tersebut terjadi, maka BMI harus terus
melakukan antisipasi dan evaluasi serta menetapkan strategi pemasaran
yang tepat agar keberadaanya mendapat posisi di hati masyarakat.
Pada dasarnya faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang
dimiliki oleh BMI Cabang Pembantu Magelanghampir sama dengan standar analisis
SWOT bank syariah pada umumnya. Kendala yang dihadapi pun juga hampir sama.
Hal ini karena bank syariah di Indonesia muncul jauh setelah bank konvensional tu
ada. Sehingga masyarakat sudah terkontaminasi dengan konsep ribawi yang
dianggap jauh lebih menjanjikan. Konsep akan perekonomian Islam dirasa masih
sangat awam dikenal oleh masyarakat pada umunya. Oleh karena itu dperlukan
strategi-strategi khusus dalam sosialisasi dan pemasarannya. Semua membutuhkan
suatu proses dan kesabaran. Asalkan bank syariah tetap konsisten pada ril atau aturan
main di bank syariah, kemungkinan konsep bank syariah ini akan mengalami
kemajuan yang sangat signifikan.
D. Intepretasi Analisis SWOT untuk Pengembangan
Untuk mengetahui langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh BMI Cabang
Pembantu Magelang dalam menentukan kebijakan strategi pemasaran diperlukan
matrik SWOT yang bisa menunjukkan faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan
lxxvi

ancaman yang dimiliki lembaga perbankan. Sehingga kemungkinan salah dalam
mengambil keputusan dalam pemasaran bisa dihindari.
Berdasarkan matrik SWOT oleh Fredy Rangkuti (2000), maka diperoleh hasil
analisis SWOT BMI Cabang Pembantu Magelang dalam memasarkan produk
tabungan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2
Matrik SWOT
BMI Cabang Pembantu Magelang
internal
















eksternal
Strenghts (S)
- Brand image
- Mayoritas jumlah
penduduk muslim
- SDA
- Dukungan
pemerintah,
ulama dan
pengusaha
- Jaringan kerja.
Weakness (W)
- Kurang sosialisasi
- Posisi kurang
strategis
- Produk belum
banyak dikenal.
Opportunities (O)
- Pangsa pasar
- Masih banyak dana
yang belum terpakai
- Kerjasama dengan
instansi / koperasi
Strategi SO
- Memperluas
pangsa pasar
- Memperkuat
kerjasama dengan
koperasi
- Meningkatkan
Strategi WO
- Strtegi jemput
bola
- Meningkatkan
loyalitas nasabah
- Peningkatan
kualitas produk
lxxvii

hubungan dengan
ulama,
pemerintah dan
pengusaha.
Threats (T)
- Ketidakmampuan
lembaga dalam
memanfaatkan S dan
O
- Jaringan kerja
(adanya BMT)
- Pasar persaingan
yang kompetitif
Strategi ST
- Menjalin kersama
dengan BMT
yang ada
- Menetapkan
target pemasaran
- Meningkatkan
kualitas
pelayanan.
Strategi WT
- Peningkatan
promosi dalam
melalui berbagai
media.
- Menetapkan
strategi
pemasaran yang
efektif dan
efisien.
Sumber : Data yang diolah
Dari matrik SWOT diatas bisa dilihat bahwa faktor kekuatan lebih besar
dibandingkan dengan faktor kelemahan yang dimiliki oleh bank dan faktor peluang
juga lebih besar bila dibandingkan dengan faktor ancaman. Oleh sebab itu, dengan
kondisi seperti itu BMI Cabang Pembantu Magelang seharusnya sudah cukup
mampu untuk bersaing dengan lembaga-lembaga keuangan lain yang ada di
Magelang khususnya dengan lembaga keuangan konvensional yang selama ini
menjadi pesaing utamanya.
Berikut ini merupakan pengembangan strategi pemasaran dari hasil interpretasi
analisis SWOT BMI Cabang Pemabantu Magelang yakni:
lxxviii

1. Strategi SO (Strenghts opportunities)
Strategi yang berdasarkan pada kekuatan dan peluang yang dimiliki oleh BMI
Cabang Pemabantu Magelang, yaitu sebagai berikut:
a. Memperluas pangsa pasar
BMI Cabang Pemabantu Magelang bisa memperluas pangsa pasar yang
telah ada. Tentunya langkah ini juga harus melalui proses perencanaan yang
matang. Agar pasar yang dimasuki tidak terjadi salah sasaran. Selain itu
perluasan pangsa pasar ini juga harus melihat kemampuan yang dimiliki oleh
BMI. BMI Cabang Pembantu Magelang bisa melihat pasar yang ada di kota
maupun kabupaten Magelang , atau juga BMI cabang Pembantu Magelang
lebih melebarkan sayapnya di kota di luar Magelang seperti Temanggung dan
Wonosobo dan kota-kota lain yang masih berpotensial.
b. Memperkuat kerjasama dengan koperasi
Jalinan kerjasama yang selama ini sudah terbangun dengan koperasi perlu
dipertahankan. Karena melihat peluang besar yang bisa dimanfaatkan oleh
BMI cabang Pembantu Magelang dengan lembaga koperasi yang selama ini
jauh dari perbankan. Bank perlu memelihara rasa kepercayaan koperasi yang
telah menjadi partner, agar koperasi tersebut tetap menjadi nasabah bank atau
lebih menguntungkan lagi jika koperasi bermaksud menginvestasikan
danannya di BMI cabang pembantu Magelang.
c. Meningkatkan hubungan dengan ulama, pemerintah, dan pengusaha
Ketiga komponen tersebut sangat berpengaruh terhadap kemajuan BMI
Cabang Pembantu Magelang. Peran ulama yang selama ini kurang
dioptimalkan oleh bank syariah maka BMI di Magelang harus mampu
lxxix

meningkatkan hubungan yang harmonis dengan tokoh-tokoh agama (ulama)
yang ada. Karena para ulama ini kebanyakan dianut oleh masyarakat.
Sehingga sangat efektif jika sosialisasi dan pemahaman adanya bank syariah
di Magelang melalui pakar-pakar agama yang ada. Selain itu peran
pemerintah juga sangat berdampak positif bagi kemajuan bank syariah.
Secara nasional pemerintah telah mengeluarkan UU tentang
diperbolehkannya beroperasinya bank syariah di Indonesia. Secara lokal,
BMI Cabang Pemabantu Magelang perlu juga mempererat hubungan dengan
pemerintah setempat. Pemerintah bukan hanya dijadikan legalisasi berdirinya
BMI di Magelang, namun lebih baik lagi jika dana-dana pemerintahan juga
diinvestasikan di BMI. Sehingga hubungan yang demikian mampu
menumbuhkan hubungan rasa kekeluargaan, karena yang terjadi antara
nasabah dan bank adalah hubungan kemitraan. Jalinan hubungan yang perlu
ditingkatkan yang ketiga adalah dengan pengusaha. Hal ini perlu ditingkatkan
karena pengusaha merupakan prospek nasabah potensial yang hendak dituju
oleh BMI Cabang Pembantu Magelang. Jika hubungan ini bisa terjalin
dengan baik maka diharapkan para pengusaha yang ada bisa menjadi partner
yang membantu terhadap perkembangan BMI yang ada di Magelang.
2. Strategi WO
Stretegi WO ditetapkan pada faktor kelemahan dan peluang. Strategi WO
yang bisa dilakukan adalah:
a. Strategi jemput bola
Strategi ini perlu terus dikembangkan dalam rangka mencari nasabah
sebanyak mungkin. Hal ini dikarenakan banyak masyarakat yang belum
lxxx

banyak mengenal adanya BMI Cabang Pembantu Magelang. Apabila
posisinya yang kurang strategis sehingga banyak masyarakat yang belum tau
adanya bank syariah di Magelang. Strategi ini dilakukan dengan tujuan untuk
mempertahankan posisi pasar yang ada.
b. Meningkatkan loyalitas nasabah
Peran nasabah baik nasabah di pasar maupun nasabah pembiayaan sangat
berpengaruh terhadapkemajuan BMI Cabang Pembantu Magelang.
Rasionalnya tidak ada nasabah maka tidak akan ada bank. BMI perlu
meningkatkan loyalitas nasabah dengan cara memupuk dan memelihara rasa
kekeluargaan dan kepercayaan dengan memberikan pelayanan yang prima
dan fasilitas yang memuaskan.
c. Peningkatan kualitas produk
Produk yang ditawarkan oleh BMI hendaknya sesuai dengan kebutuhan
dan keinginan nasabah. Perlu diingat juga bahwa produk itu mempunyai daur
hidup, lahir, tumbuh atau berkembang matang dan mati. Oleh karena itu
jangan sampai produk itu mati sebelum waktunya, sehingga pihak bank perlu
melakukan inovasi-inovasi terhadap produk bank agar produk tersebut tetap
mempunyai nilai jual kepada nasabah.
3. Strategi ST (strenghts treaths)
Strategi ST merupakan strategi yang berdasar pada faktor kekuatan dan
ancaman. Strategi ini meliputi:
a. Menjalin kerjasama dengan BMT yang ada
Sesungguhnya BMT bertebaran di Magelang bisa dijadikan pihak yang
diajak kerjasama dengan BMI cabang pembantu magelang. Bukan justru
lxxxi

menjadi pesaing dari BMI sehingga menghambat jalannya laju perkembangan
BMI sendiri. Oleh karena itu, BMI perlu melakukan pendekatan-pendekatan
persuasif agar BMT juga berkeinginan untuk menjadi partner kerja. Apabila
lembaga keuangan syariah diMagelang baru ada BMT, dan sangat tidak
mungkin jika BMI melakukan kerjasama dengan bank konvensional yang
menggunakan konsep bunga. Oleh sebab itu antara BMI dan BMT perlu
mempererat jaringan kerjasama untuk membangun lembaga keuangan syariah
di Magelang pada khususnya.
b. Menetapkan target pemasaran
Lembaga keuangan yang menjadi pesaing berat BMI cabang pembantu
Magelang adalah bank konvensional. Oleh sebab itu BMI harus menetapkan
pasar sasaran dan target-target pemasaran melalui perencanaan yang strategis
dan defensif. Jangan sampai target pemasaran tersebut salah sasaran. BMI
harus juag mempunyai kemampuan dalam meneropong peluang-peluang
yang terlewati oleh bank-bank konvensional.
c. Meningkatkan kualitas pelayanan
Peningkatan kualitas pelayanan harus terus ditingkatkan untuk menarik
simpatik nasabah maupun calon nasabah. Kalaupun bisa pelayanan yang
diberikan oleh BMI Cabang Pembantu Magelang mkepada nasabah
mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan pelayanan di bank konvensional.
Sehingga rasa kepercayaan nasabah terhadap bank makin meningkat, dan
pada akhirnya loyalitas kepada nasabah juga meningkat. Selain itu bank juga
bisa menarik nasabah baru yang menjadi target sasarannya.
4. Strategi WT ( Weakness treaths)
lxxxii

Strategi yang bersifat defensif untuk meminimalisasi kelemahan dan
ancaman. Strategi ini terdiri dari:
a. Peningkatan profesi melalui berbagai media
Langkah-langkah yang tidak boleh ditinggalkan adalah promosi. Apabila
BMI di Magelang abru berjalan satu periode, kegiatan promosi perlu
digencarkan lagi dalam rangka mensosialisasikan keberadaan BMI di
Magelang. Banayakl media yang bisa dimanfaatkan baik media cetak maupun
elektronik, ataupun bisa juga dilakukan melalui kontak secara langsung.
Misalnya melalui khutbah jumat, pengajian dan acara-acara lain yang
melibatkan masyarakat banyak.
b. Menetapkan strategi pemasaran yang efektif dan efisien
BMI Cabang Pembantu Magelang hendaknya menetapkan strategi
pemasaran yang efektif dan efisien dalam rangka menghindari ancaman dan
memperkecil kelemahan. Maksudnya adalah dalam menetapkan strategi
pemasaran disesuaikan dengan kekuatan dan peluang yang ada. Jangan
sampai kekuatan dan peluang yang sudah dimiliki berubah menjadi ancaman
bagi bank itu sendiri.
lxxxiii

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka ada beberapa
simpulan yang bisa diambil dari hasil penelitian ini yaitu:
1. Strategi pemasaran khususnya pemasaran produk tabungan yang diterapkan
oleh BMI Cabang Pembantu Magelang meliputi beberapa strategi, yakni
strategi jemput bola, membangun jaringan, memberikan servise excellent,
dan memberikan fasilitas yang memuaskan untuk meningkatkan
kepercayaan dan kepuasan nasabah, sehingga nasabah yang ada tidak akan
lari dari bank.
2. Hasil analisis SWOT menyebutkan bahwa BMI Cabang Pembantu Magelang
sudah bisa berani bersaing di pasar persaingan yang kompetitif. Hasil
analisis SWOT nya pun hampir memiliki kesamaan dengan bank syariah
pada umumnya. Berdasarkan interpretasi analisis SWOT, pengembangan
strategi pemasaran produk tabungan yang bisa dilakukan oleh BMI Cabang
Pembantu Magelang adalah dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang
yang ada, serta meminimalkan kelemahan dan ancaman. Strategi yang bisa
ditempuh terdiri dari :
a. Strategi SO (strenght opportunities)
Meliputi pangsa pasar, memperkuat kerjasama dengan koperasi,
meningkatkan hubungan dengan ulama, pemerintah, dan pengusaha.

lxxxiv

b. Strategi WO (Weakness oppotunities)
Yakni melakukan strategi jemput bola, meningkatkan loyalitas nasabah,
dan peningkatan kualitas produk.
c. Strategi ST (strenght treaths)
Terdiri dari menjalin kerjasama dengan BMT menetapkan target
pemasaran, dan meningkatkan kualitas pelayanan.
d. Strategi WT (Weakness treaths)
Yaitu pelaksanaan peningkatan promosi melalui berbagai media dan
menetapkan strategi pemasaran yang efektif dan efisien.
B. Saran
Saran-saran yang diberikan peneliti dalam penelitian ini khususnya bagi BMI
Cabang Pembantu Magelang adalah sebagai berikut:
1. Dalam menentukan strategi pemasaran, BMI harus memanfaatkan kekuatan
dan peluang yang dimiliki dengan tetap memandang faktor kelemahan dan
ancaman. Jangan sampai kekuatan dan peluang berubah menjadi ancaman
besar bagi lembaga perbankan sendiri.
2. Untuk menarik masyarakat agar menjadi nasabah, maka sosialisasi dan
promosi harus gencar dilakukan baik secara tertulis maupun secara
langsung, selain itu BMI juga harus tetap meningkatkan pelayanan yang
prima, melengkapi fasilitas yang memadai.
3. Jaringan sangat berpengaruh terhadap kemajuan perbankan, oleh karena itu
hendaknya BMI lebih meningkatkan hubungan dengan pihak-pihak terkait
yang bermanfaat bagi laju perkembangan bank.
lxxxv

4. Produk tabungan yang ditawarkan hendaknya memiliki keunggulan yang
tidak dimiliki oleh lembaga keuangan lain baik itu menyangkut kualitas
maupun bagi hasilnya.
5. Agar dapat bersaing di pasar persaingan yang semakin kompetitif hendaknya
BMI Cabang Pembantu Magelang mampu memprediksi peluang-peluang
yang bisa dimanfaatkan oleh bank dan selalu melakukan inovasi-inovasi
produk yang mempunyai nilai jual tinggi.











lxxxvi

DAFTAR PUSTAKA

Angipura, Marius (2002). Dasar-dasar Pemasaran jilid 2. Jakarta : Raja Grafindo
Persada
Antonio, Syafii (2003). Bank Syariah Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan
Ancaman. Yogyakarta : ekonisia
Arief, Muh (2000). Prinsip dan Dasar Manejemen Pemasaran Umum dan Farmasi.
Yogyakarta : Gajah Mada University PRES
Arifin, Zaenul (1996). Memahami Bank Syariah-Lingkup Peluang, Tantangan dan
Prospek. Jakarta : Alfabet
Assauri, Sofjan (1996). Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep, dan Strategi.
Chandra, Gregorius (2000). Strategi dan Program Pemasaran. Yogyakarta : ANDI
Cravens, David W (1996). Pemasaran Strategi edisi ke-4/ Jilid 2. Jakarta : Erlangga
Dirgantoro, Crown (2001). Manajemen Stratejik Konsep, kasus, dan Implementasi.
Jakarta : Gramedia
Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Kasmir (2004). Pemasaran Bank. Jakarta : Perenada Media
Khotler, Philip (1993). Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan Implementasi
dan Kontrol. Jakarta : Erlangga
Moleong, Lexy (2006). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
Muhammad (2002). Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta : AMP YKPN
Nasution(2003). Metode Research Penelitian Ilmiah. Jakarta : Bumi Aksara
Nazir, Muh (2005). Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia
Rangkuti, Fredy (2004). Analisa SWOT Teknik Membedah Konsep Perencanaan
Strategi untuk Menghadapi Abad 21. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
lxxxvii

Sinungan, Muchdarsyah (2000) . Manajemen Dana Bank. Jakarta : Bumi Aksara
Sriwahyuni, Agustinus (1996). Manajemen Strategik Pengantar Proses Berfikir
Strategik. Jakarta Binarupa Aksara
INTERNET
(http://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_kualitatif) di akses 21 juli 2012.
(http://skripsimahasiswa.blogspot.com/2007/11/penelitian-kualitatif-metode-
kualitatif.html di akses 21 juli 2012.
lxxxviii

Struktur Organisasi Bmi Cabang Pembantu Magelang

Pimpinan Kantor Cabang Pembantu
Dini Embun Sari
Marketing
1. Ayu Dhestya Sari
2. Adhy Ahmad Diandaru
Operasional
1. Muhtadin
2. Muhammad Bachtiar Rifai
Teller
Angga Anantya Ungky Widodo
Customer Service
Endang Ekowati
Security
Muchamad Faqih
Office Boy
Slamet Hartoyo
Driver
Rismiyanto
Sales force executive
1. Ahmad Khoirul Basori
2. Nurul Hidayanto

Anda mungkin juga menyukai