Anda di halaman 1dari 83

STRATEGI PEMASARAN PRODUK TABUNGAN

WADIAH BANK MEGA SYARIAH

Oleh:

ANGGI SULAIMAN
106053001992

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011

STRATEGI PEMASARAN PRODUK TABUNGAN WADIAH


BANK MEGA SYARIAH

Dianjukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh


Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:
Anggi Sulaiman
NIM: 106053001992

Di Bawah bimbingan

Noor Bekti Negoro SE.,M.Si


NIP: 19650301199031001

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011

LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan untuk memperoleh gelar Strata (S1) di Universitas Islam Negeri
(UIN) syarif Hidayatullah Jakarta
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta
3. Jika dikemudian hari saya terbukti bahwa penulisan ini bukan hasil karya asli
saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 21 Maret 2011

Anggi Sulaiman

ABSTRAK
Anggi Sulaiman, Strategi Pemasaran Produk Tabungan Wadiah pada
Bank Mega Syariah Pusat. Program Studi Manajemen Dakwah Fakultas
Dakwah dan Komunikasi. Dibawah Bimbingan Noor Bekti Negoro SE.,M.Si
Kegagalan bank konvensional dengan beroperasi bunga untuk mewujudkan
ekonomi yang sehat mengakibatkan munculnya bank-bank syariah yang beroperasi
berdasarkan prinsip bagi hasil. Setiap bank-bank syariah mempunyai bermacammacam produk yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Di dalam
menawarkan produknya maka terjadinya persaingan sehingga perlu adanya strategi
didalam pemasaran masing-masing bank tersebut. Salah satu dari bank-bank Syariah
di Indonesia adalah Bank Mega Syariah yang merupakan lembaga keuangan
kegiatan utamanya adalah menghimpun dan menyalurkan untuk masyarakat. Bank
Mega Syariah mempunyai strategi-strategi pemasaran pada setiap produk-produk
yang mereka tawarkan hal ini dilakukan agar masyarakat mengetahui dan berminat
untuk mengambil manfaat dari produl-produk yang ditawarkan sesuai dengan
kebutuhannya. Tabungan Utama IB adalah salah satu produk yang ditawarkan Bank
Mega Syariah kepada masyarakat dan tabungan utama IB ini merupakan simpanan
wadiah yang memungkinkan investasi sesuai syariah sekaligus memperoleh
kemudahan mengelola dana selayaknya tabungan.
Tujuan penulis dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi apa saja
yang digunakan oleh bank Mega Syariah dalam menarik minat nasabah yang
meliputi atas perencanaan dan perumusan strategi pemasaran tabungan wadiah bank
Mega Syariah Pusat, Implementasi Pemasaran produk tabungan wadiah bank Mega
Syariah pusat dan pengawasan produk tabungan wadiah Bank Mega Syariah pusat.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi kualitaitf
deskriptif. Metodologi penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
prilaku yang diamati.
Strategi-strategi yang dilakukan Bank Mega Syariah untuk menarik minat
nasabah dalam pemasaran diantaranya yaitu memprioritaskan nasabah pada CASA
(Current Acc dan Saving Acc) dengan dana murah, melakukan redesain benefit dari
produk-produk yang sudah ada dan pelayanan teknologi Channel yang beragam.
Kata kunci: Strategi, Pemasaran, Strategi pemasaran.

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga dengan rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Strategi Pemasaran Produk
Tabungan Wadiah Bank Mega Syariah Pusat.
Skripsi ini diajukan guna melengkapi syarat dalam mencapai gelar Sarjana
Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Manajemen Dakwah pada Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini sulit untuk dapat terwujud
tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
memberikan kontribusinya baik material maupun spiritual khususnya kepada:
1. Mama, Bapak dan Kakak tercinta yang tanpa henti mengalirkan doa untuk
kesempatan dan keberhasilan penulis serta memberikan semangat baik spiritual,
moril dan materil.
2. Emita Daniel selaku Ibu angkat yang telah banyak membantu baik moril dan
materil, membimbing serta penuh perhatian sampai penyelesaian skripsi ini.
3. Dr. H. arief Subhan MA. Selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi.
4. Drs. Cecep Castrawijaya MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah
5. H. Mulkanasir BA, Spd, MM selaku Sekertaris Jurusan Manajemen Dakwah
6. Noor Bekti Negoro, SE., M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan kepada penulis dengan penuh perhatian dan kesabaran
selama penyusunan maupun penulisan skripsi ini.

7. Seluruh dosen, karyawan dan staf Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Jakarta
yang telah memberikan bantuan yang tak ternilai dalam penyelesaian studi
penulis.
8. Seluruh teman-teman seperjuangan MD tahun 2005/2006 yang selalu berbagi dan
saling menolong satu sama lain demi keberhasilan bersama semoga sukses
semuanya.
9. Rendy M. Kurnia dan Juga Mila selaku Karyawan Kantor di Bank Mega Syariah
Pusat yang telah membantu dalam perizinan serta wawancara penulisan skripsi ini
10. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah mendukung
baik secara langsung maupun tudak langsung dalam penulisan skripsi ini.
Semoga segala bantuan yang tidak ternilai harganya ini mendapat imbalan di
sisi Allah SWT sebagai amal ibadah, Amin.
Akhir kata, penulis berharap semoga penulisan skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi semua pihak serta menambah wacana pemikiran bagi kita semua.

Penulis,

Anggi Sulaiman

DAFTAR ISI
Hlm
Abstraki
Kata Pengantar...ii
Daftar Isi .iv
Daftar Tabel vii
Daftar Gambar ...viii
BAB I PENDAHULUAN 1
A.
B.
C.
D.
E.
F.

Latar belakang Masalah..1


Pembahasan dan Perumusan Masalah.5
Tujuan dan Manfaat Penelitian.. 6
Tinjauan Pustaka 7
Metodologi Penelitian 7
Sistematika Penulisan 11

BAB II LANDASAN TEORI 13


A. Konsep Strategi Pemasaran .. 13
1. Pengertian Strategi .. 13
2. Pengertian Pemasaran . 14
3. Pengertian Strategi Pemasaran 17
4. Segmentasi Pasar ..18
5. Target Pasar .20
6. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) 21
a. Produk (product) ....22
b. Harga (Price) . 23
c. Promosi (promotion) .. 24
d. Tempat (place) ....25
B. Konsep Tabungan Wadiah .. 25
1. Pengertian Tabungan ....25
2. Pengertian Wadiah ..26
3. Pengertian Tabungan Wadiah 27
4. Landasan Syariah (hukum) . 29
5. Macam-macam Wadiah ..30
BAB III GAMBARAN UMUM BANK MEGA SYARIAH 32
A.
B.
C.
D.
E.

Sejarah singkat dan perkembangan perusahaan 32


Visi, misi dan nilai-nilai 34
Produk-produk yang dihasilkan . 38
Syarat-syarat membuka tabungan wadiah 43
Struktur organisasi .44

Hlm
BAB IV ANALISI STRATEGI PEMASARAN PRODUK
TABUNGAN WADIAH ..................................................................................... 50
A. Perencanaan dan perumusan strategi pemasaran tabungan
wadiah bank Mega Syariah pusat ..50
B. Implementasi pemasaran produk tabungan wadiah bank
Mega Syariah pusat.55
C. Pengawasan pemasaran pada Bank Mega Syariah Pusat... 61
BAB V PENUTUP .. .63
A. Kesimpulan 63
B. Saran-saran 65
DAFTAR PUSTAKA .. 67

DAFTAR TABEL
Hlm
Tabel 1 Program Pelatihan dan Pengembangan eksternal
(technicall dan soft skill) .. 36
Tabel 2 Pertumbuhan Produk Funding bank Mega Syariah
dari tahun 2008-2009 57
Tabel 3 Jenjang pendidikan karyawan BMS tahun 2009 . 53

DAFTAR GAMBAR
Hlm
Gambar 1 Skema Wadiah Yad Al-Amanah...31
Gambar 2 Skema Wadiah Yad Adh-Dhaammah...31
Gambar 3 Struktur Organisasi Bank Mega Syariah ...44
Gambar 4 bagan PLC (product life cycle) ..51
Gambar 5 Skema Segmentasi Pasar I Bank Mega Syariah ...58
Gambar 6 Skema Segemntasi Pasar II Bank Mega Syariah ..59

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia sebagai makhluk hidup selalu dihinggapi dari kompleksitas
permasalahan dan tidak akan bisa terlepas dari kegiatan-kegiatan yang berorientasi
pada aspek pemenuhan kebutuhan sehari-hari (ekonomi). Oleh karena itu manusia
sebagai subjek ekonomi oleh islam dibebani untuk berikhtiar dan berusaha sesuai
dengan kadar potensinya dan diberikan kebebasan yang seluas-luasnya untuk mencari
rezeki yang di ridhai oleh Allah SWT.
Kehidupan ekonomi tidak terlepas dari peran penting sektor jasa keuangan
pada umumnya dan perbankan pada khususnya. Melalui media inilah tujuan untuk
merealisasikan ekonomi yang sehat dengan memberdayakan dana atau potensi
investasi yang ada pada masyarakat dapat disalurkan dalam berbagai kegiatan
produktif

sehingga

dapat

terwujud

pertumbuhan

ekonomi

yang sehat dan

terhindar dari riba. Sebagaimana firman Allah SWt. Dalam surat Al-Baqarah ayat 275
dan Al-Imran ayat 130:

Artinya: Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.
(Q.S. Al-Baqarah: 275)

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan Riba


dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat
keberuntungan. 1(Q.S. Al-Imran: 130)
Peranan bank syariah menjawab ayat tersebut yang menjalankan fungsi
intermediasinya berdasarkan prinsip-prinsip syariah islam dan bebas riba. Bank
syariah didirikan dengan tujuan untuk mempromosikan dan mengembangkan
penerapan prinsip-prinsip islam dan tradisinya kedalam transaksi keuangan dan
perbankan serta bisnis lain yang terkait.
Kegagalan bank konvensional dengan beroperasi bunga untuk mewujudkan
ekonomi yang sehat mengakibatkan munculnya bank-bank syariah yang beroperasi
berdasarkan prinsip bagi hasil dan memberikan alternatif sistem perbankan yang
saling menguntungkan bagi masyarakat dan bank, serta menonjolkan aspek keadilan
dalam bertransaksi, investasi dan beretika yang mengedepankan nilai-nilai
kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi.
Setiap bank-bank syariah mempunyai bermacam-macam produk yang
ditawarkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Di dalam menawarkan produknya
maka terjadi persaingan antara bank-bank syariah sehingga perlu adanya strategi
didalam pemasaran masing-masing bank tersebut. Hal ini dilakukan agar masyarakat
mengetahui dan berminat untuk mengambil manfaat dari produk-produk yang
ditawarkan sesuai dengan kebutuhannya.

Umar Chapra dan Tariqullah Khan, Regulasi dan Pengawasan Bank Syariah, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2008), cet. Ket ke-1, h. 15-16

Disamping itu strategi pemasaran yang diterapkan harus ditinjau dan


dikembangkan sesuai dengan perkembangan pasar dan lingkungan pasar tersebut.
Dengan demikian strateti pemasaran harus dapat memberikan gambaran yang jelas
dan terarah tentang apa yang dilakukan dalam menggunakan setiap kesempatan atau
peluang pada beberapa sasaran pasar. Strategi merupakan serangkaian rancangan
besar yang menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan harus beroperasi untuk
mencapai tujuannya.2 Sedangkan strategi pemasaran merupakan proses pemasaran
yang mencakup beberapa hal analisis atas kesempatan-kesempatan, pemilihan
sasaran-sasaran, pengembangan strategi, perumusan rencana, implementasi serta
pengawasan.3
Dari banyaknya bank-bank syariah yang berkembang pada saat ini, bank
Mega Syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang kegiatan utamanya
adalah menghimpun dan menyalurkan dana untuk masyarakat. Berdirinya bank Mega
Syariah selain didasari oleh tuntutan bermuamalat secara islam yang merupakan
keinginan kuat dari sebagian umat islam di Indonesia juga sebagai langkah aktif
dalam rangka restrukturisasi perekonomian Indonesia yang dituangkan dalam
berbagai paket kebijaksanaan keuangan, moneter dan perbankan secara umum.
Sedangkan secara khusus adalah mengisi peluang terhadap kebijaksanaan yang

William J. Stanton, Prinsip Pemasaran, Alih Bahasa Wilhelmus W. Bokowatun, (Jakarta:


Erlangga, !991), h. 5
3
Save M.Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: LPKN, 2000), cet. Ke-2, h. 804

membebaskan bank dalam penerapan tingkah suku bunga (rate interest) yang
kemudian dikenal dengan bank tanpa bunga.4
Dalam upaya untuk mewujudkan perbankan yang terbaik, bank Mega
Syariah selalu berpegang pada azas profesionalisme, keterbukaan dan kehati-hatian.
Didukung oleh beragam produk dan fasilitas perbankan terkini, bank Mega Syariah
terus berkembang, hingga per Desember memiliki 395 jaringan kerja yang terdiri dari
kantor cabang, cabang pembantu dan kantor kas yang tersebar dihampir seluruh kota
besar di pulau jawa, Bali, Sumatera, kalimantan dan Sulawesi.
Bank mega syariah sebagai lembaga keuangan mempunyai strategi-strategi
pemasaran pada setiap produk-produk yang mereka tawarkan. Hal ini dilakukan agar
masyarakat mengetahui dan tertarik untuk mengambil manfaat dari produk yang
ditawarkan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya. Tabungan utama IB, Fleksi
IB, Tabungan Rencana IB, Tabungan Haji IB, Tabungan Investasya IB, Giro Utama
IB, Deposito IB merupakan produk-produk pendanaan Bank Mega Syariah dimana
masing-masing produk tersebut mempunyai keunggulan. Misalnya, tabungan utama
IB adalah simpanan wadiah yang memungkinkan investasi sesuai syariah sekaligus
memperoleh kemudahan mengelola dana selayaknya tabungan.
Tabungan Utama IB diperuntukkan bagi perorangan dan institusi dan bisa
dimiliki dengan sangat mudah diantaranya:
1. Cukup dengan mengunjungi cabang kami terdekat
2. Mengisi formulir pembukaan rekening

Warkum sumitro, Asas Perbankan islam dan Lembaga-Lembaga Terkait BMI dan Takaful
di Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grapindo Persada, 2002) Edisi Revisi h.119

3. Melengkapi formulir dengan kartu identitas diri yang sah dan masih berlaku bagi
perorangan atau legalitas institusi, identitas pengurus yang sah dan masih berlaku
NPWP serta akte pendirian bagi nasabah institusi.
4. Melakukan akad dan kontrak pembukaan rekening
5. Menyetor dana pembukaan tabungan utama IB
Dengan menyediakan beragam produk serta layanan jasa perbankan yang
beragam dengan skema keuangan yang lebih bervariatif, Bank Mega Syariah
menjadi alternatif sistem perbankan yang kredibel dan dapat diminati oleh seluruh
golongan masyarakat Indonesia tanpa terkecuali.
Berdasarkan penjelasan diatas penulis menuangkan hasil penelitian dalam
skripsi ini dengan judul: Strategi Pemasaran Produk Tabungan Wadiah Bank
Mega Syariah Pusat.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan masalah
Untuk menghindari terlalu luas dan melebarnya pembahasan serta
mempertajam bahasan, maka pembahasan yang akan dikaji dan diteliti penulis akan
memberikan pembatasan masalah pada Strategi Pemasaran Produk tabungan Wadiah
Bank Mega Syariah Pusat tahun 2009.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka perumusan
masalah pada penelitian ini adalah:
a. Perencanaan dan perumusan strategi pemasaran tabungan wadiah Bank Mega
Syariah Pusat?

b. Implementasi Strategi pemasaran produk tabungan wadiah bank Mega Syariah


pusat?
c. Pengawasan Produk tabungan wadiah bank Mega Syariah Pusat?
C. Tujuan dan manfaat Penelitian
Dari perumusan masalah tersebut maka tujuan dan manfaat penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan dan perumusan strategi pemasaran
tabungan wadiah Bank Mega Syariah Pusat.
b. Untuk mengetahui Implementasi Strategi pemasaran produk tabungan wadiah
bank Mega Syariah pusat.
c. Untuk mengetahui Pengawasan Produk tabungan wadiah bank Mega Syariah
Pusat.
2. Manfaat Penelitian
a. Secara Akademis
Manfaat penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperkaya ilmu
pengetahuan dan dapat dijadikan bahan kajian pustaka bagi peminat studi lembaga
keuangan islam, khususnya perbankan syariah serta dapat menjadi referensi dan
tambahan literatur bagi peneliti selanjutnya.
b. Secara Praktis
Manfaat penelitian ini secara praktis adalah untuk menggambarkan strategi
pemasaran tabungan wadiah yang diterapkan oleh bank Mega Syariah dalam
menarik minat nasabah serta penelitian ini diharapkan memberikan informasi kepada

masyarakat khususnya yang beragama islam untuk menggunakan produk-produk


bank syariah.
D. Tinjauan Pustaka
Pembahasan mengenai pemasaran memang selalu mewarnai berbagai judul
buku dan skripsi. Hal ini tidak dipungkiri, oleh karena itu langkah pertama yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah mengadakan eksplorasi terhadap berbagai
sumber penelitian yang mungkin dapat digali. Dari survey awal diketahui bahwa ada
beberapa skripsi yang berkaitan dengan pemikiran tentang startegi pemasaran.
Diantaranya adalah:
1. Skripsi Kholil Daulay, Jurusan Manajemen Dakwah, 2006 yang mencoba
menjelaskan tentang bagaimana strategi pemasaran mudharabah pendidikan yang
diterapkan oleh Divisi Asuransi Jiwa Bumiputera 1912.
2. Skripsi Dede Mahfudh, Jurusan Manajemen Dakwah, 2006 yang mencoba
menjelaskan bagaimana strategi pemasaran murabahah BPRS amanah Ummah di
Leuwiliang Bogor.
3. Skripsi Siti Muawiyah, Jurusan MEI, 2004 yang menjelaskan tentang bagaimana
strategi pemasaran produk pembiayaan dalam peningkatan pendapatan pada bank
BPRS At-Taqwa Garuda Utama.
Perbedaan dengan penulis dari skripsi-skripsi tersebut terletak pada objek dan
subjek penelitiannya yaitu tabungan wadiah pada Bank Mega Syariah Pusat.
E. Metodologi Penelitian
Metode penelitian bermakna seperangkat pengetahuan tentang langkahlangkah sistematis dan logis tentang pencarian daata yang bermakna dengan masalah

tertentu untuk diolah, dianalisis, diambil kesimpulan dan selanjutnya dicari cara
pemecahannya.5
1. Metode penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi kualitatif
deskriptif. Metodologi penelitian kualitatif adalah berupa prosedur penelitian yang
menghasilkan data dekriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
prilaku yang dapat diamati.6
Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor adalah prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata tertulis atau lisan dari orang atau
prilaku yang diamati sedangkan menurut Krilk dan Miller mengatakan baahwa
penelitian kualitatif adalah penelitian yang tergantung pada pengamatan sesuai
dengan kemampuan yang berhubungan langsung dengan orang-orang sekitar objek
penelitian.7
2. Subjek dan objek penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah Bank Mega Syariah Pusat. Sedangkan
yang menjadi objek penelitian ini adalah tentang Strategi Pemasaran Produk
Tabungan Wadiah pada Bank Mega Syariah Pusat.
3. Lokasi Penelitian
Penulis melakukan penelitian dikantor Pusat Bank Mega syariah. Jln. Kapten
Tendean 12-14 A Jakarta 12790. Telepone (021) 79175500 Fax. (021) 79193500.
5

Wardi Bakhtiar, Metodologi Penelitian Ilmu dakwah, (Jakartaa: Logos, 1997) Cet ke-1
Nurul Hidayati, Metodologi Penelitian Dakwah dengan Pendekatan Kualitatif, (Jakarta: UIN
Jakarta Press) h.8.
7
Lexi J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), cet
ke-13.h.3.
6

4. Sumber Data
Adapun data yang digunakan penulis dalam skripsi ini menggunakan dua
sumber data, yaitu:
a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara pihak
yang bersangkutan serta dokumentasi atau arsip perusahaan. Nama objek
wawancara Bank Mega Syariah adalah Rendy M.Kurnia bagian Product
Development BMS. Serta Annual Report yang merupakan arsip perusahaan
laporan tahunan Bank Mega syariah.
b. Data sekunder adalah data yang diperoleh yang literatur-literatur kepustakaan
yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas baik itu berupa buku sumber
jurnal, surat kabar atau dari sumber lain yang relevan dengan pokok masalah
dalam penyusunan skripsi ini. Buku yang berjudul Manajemen

Pemasaran

dasar, konsep dan strategi yang dikarang oleh Sofjan Assauri merupakan salah
satu buku yang dipergunakan sebagai bahan kepustakaan dalam penyusunan ini.
5. Teknik Pengumpulan Data.
Untuk mengumpulkan data yang berkenaan dengan judul penelitian penulis
menggunakan jenis pengumpulan data sebagai berikut:
a. Studi kepustakaan
Merupakan suatu metode mengkaji data-data yang diperoleh dari buku-buku,
bahan-bahan referensi, artikel, brosur dan bahan bacaan lainnya yang berkaitan
dengan pembahasan skripsi ini.8

Cholid Narbuko dan Abu Ahmad, Metode Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002),h.70.

b. Interview
Interview (wawancara) adalah percakapan langsung yang dilakukan oleh dua
belah pihak dengan maksud tertentu. Yaitu pewawancara (yang mengajukan
pertanyaan) dan yang diwawancarai (yang memberikan jawaban) atas pertanyaan itu.9
Wawancara dilakukan dengan tidak terstruktur dan tidak terlalu formal karena untuk
menghindari antara peneliti dengan responden dengan wawancara bersifat pribadi.
Nama objek wawancara dalam penelitian ini di BankMega Syariah Pusat adalah
Rendy M.Kurnia bagian Product Development BMS.
c. Observasi.
Observasi berarti pengamatan dan pencatatan sistematis terhadap fenomena
yang diselidiki.10 Untuk mencari informasi dan mengumpulkan data yang diperlukan
penulis mendatangi langsung kantor Bank Mega Syariah Pusat. Observasi yang
diamati yaitu pada Strategi Pemasaran Tabungan wadiah Bank Mega Syariah Pusat.
d. Dokumentasi.
Dokumentasi berupa data tertulis yang mendukung keterangan dan penjelasan
serta pemikiran tentang fenomena yang aktual. Dokumentasi dalam penelitian ini
berupa profil-profil produk-produk Bank Mega Syariah.
6. Teknis Analisis Data
Metode analisis data ini menggunakan teknik kualitatif deskriptif yang
bertujuan menggambarkan secara sistematis mengenai apa yang terjadi dilapangan
kemudian melakukan analisis dari hasil temuan tersebut dengan menyesuaikan antara

Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarta), h.135.


Sutisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offiset, 1992), h.132.

10

temuan dan teori.11 Penulis menguraikan dan memberikan gambaran mengenai semua
data yang diperoleh kemudian membuat analisis komparatif sesuai rumusan masalah
dan tujuan penelitian.
7. Pedoman Penulisan
Adapun teknik penulisan yang digunakan berpedoman pada buku pedoman
penulisan skripsi, Tesis dan Disertasi UIN syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.
F. Sistematika Penulisan
Bab I : Pendahuluan
Berisi latar belakang masalah pembahasan dan perumusan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian dan sistematika
penelitian.
Bab II : Landasan Teori
Berisi tentang pengertian strategi, pengertian tabungan, pengertian strategi
pemasaran, segmentasi pasar, target pasar, bauran pasar, pengertian wadiah,
pengertian tabungan wadiah, landasan syariah (hukum wadiah), dan macammacam wadiah.
Bab III : Gambaran Umum bank Mega Syariah
Berisikan tentang sejarah singkat dan perkembangan Bank Mega Syariah,
visi dan misi serta nilai-nilai Bank Mega Syariah, struktur organisasi dan produkproduk yang dihasilkan, syarat-syarat membuka tabungan wadiah.
Bab IV : Analisi Mekanisme Tabungan wadiah

11

H.M. Subana, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2005), h.89.

Berisikan tentang perencanaan dan perumusan strategi pemasaran tabungan


wadiah bank Mega Syariah Pusat, Implementasi strategi pemasaran produk
tabungan wadiah, dan pengawasan tabungan wadiah pada bank Mega Syariah
Pusat.
Bab V : Penutup
Berisikan kesimpulan dan saran-saran

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Strategi Pemasaran
1. Pengertian strategi
Kata strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu Strategos yang diambil dari
kata stratos yang berarti militer dan Ag yang berarti memimpin. Pada konteks
awalnya, strategi diartikan sebagai generalship atau sesuatu yang dilakukan oleh para
jenderal dalam membuat rencana untuk menaklukkan musuh dan memenangkan
perang.12 Namun pada akhirnya, strategi berkembang untuk semua kegiatan
organisasi termasuk keperluan ekonomi, sosial, budaya dan agama.13
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa istilah strategi adalah
suatu ilmu untuk menggunakan sumberdaya-sumberdaya untuk melaksanakan
kebijakan tertentu.14
Sedangkan menurut Din Syamsudin, strategi mengandung arti antara lain:
a. Rencana dan cara yang seksama untuk mencapai tujuan.
b. Seni dalam mensiasati pelaksanaan rencana atau program untuk mencapai tujuan.
c. Sebuah penyesuaian terhadap lingkungan untuk menampilkan fungsi dan peran
penting dalam mencapai keberhasilan.15

12

Setiawan Hari Purnomo dan Zulkiefli Mansyah, Manajemen Strategi, Sebuah Konsep
Pengantar, (Jakarta: LPPEE UI, 1999), h. 8.
13
Rafiudin dan Manna Abdul Djaliel, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung: Pustaka Setia,
1997), h. 76.
14
Tim Penyusun Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), h. 199.
15
Din Syamsudin, etika Agama dalam Membangun Masyarakat Maduni, (Jakarta: Logos,
2000), cet ket-1, h. 127.

Menurut Sondang Siagian untuk memenuhi persyaratan-persyaratan strategi


yang baik, ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi antara lain:
a. Strategi sebagai keputusan jangka panjang harus mengandung penjelasan singkat
tentang masing-masing komponen dari strategi organisasi yang bersangkutan,
dalam arti terlihat kejelasan dari ruang lingkup, pemanfaatan sumber dana dan
daya, serta keunggulannya, bagaimana menghasilkan keunggulan tersebut dan
sinergi antara komponen-komponen tersebut diatas.
b. Strategi sebagai keputusan jangka panjang yang mendasar sifatnya harus
memberikan petunjuk tentang bagaimana strategi akan membawa organisasi lebih
cepat dan efektif menuju tercapainya tujuan dan berbagai sasaran organisasi.
c. Strategi organisai dinyatakan dalam pengertian fungsional, dalam arti jelasnya
satuan kerja sebagai pelaksana utama kegiatan melalui pembagian kerja yang
jelas sehingga kemungkinan terjadinya tumpah tindih, saling lempar tanggung
jawab dan pemborosan dapat dicegah.
d. Pernyataan strategi itu harus bersifat spesifik dan tepat, bukan merupakan
pernyataan-pernyataan yang masih dapat diimplementasikan dengan berbagai
jenis interprestasi yang pada selera dan persepsi individu dari pembuat
interprestasi.16
2. Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan fungsi pokok bagi perusahaan. Semua perusahaan
berusaha memproduksi dan memasarkan produk atau jasa untuk memenuhi

16

Sondang Siagian, Analisis serta Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi Organisasi,


(Jakarta: PT. Gunung Agung, 1986), cet. Ket-2, h. 23.

kebutuhan konsumen. Menurut Kotler dan Amstrong, pemasaran adalah sebuah


proses sosial dan manajerialnya yang dengannya individu-individu dan kelompokkelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan mereka inginkan dengan
menciptakan dan saling mempertukarkan produk-produk dan nilai satu sama lain.17
Menurut Basu Swastha dan Irawan, pemasaran adalah suatu sistem
keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditunjukanuntuk merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang
memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.18
Dari defenisi tersebut dapat diketahui bahwa sebenarnya proses pemasaran itu
terjadiatau dimulai jauh sejak sebelum barang-barang diproduksi. Keputusankeputusan dalam pemasaran harus dibuat untuk menentukan produk pasar, harga dan
promosinya. Kegiatan pemasaran tidak bermula pada saat selesainya proses produksi,
juga tidak berakhir pada saat penjualan dilakukan.
Ada beberapa konsep alternatif yang dilakukan organisasi dalam menjalankan
kegiatan-kegiatan pemasaran19 yaitu:
a. Konsep Produksi
Konsep produksi menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produkproduk yang tersedia dan selaras dengan kemampuan (highly affordable) dan bahwa
manajemen sebaiknya memusatkan perhatian pada peningkatan efesiensi produk dan
distribusi. Konsep ini merupakan salah satu dari falsafah tertua yang menentukan
17

1, h.3.

18

Kotler dan Amstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, (Jakarta, Erlangga, 1997), edisi ke-3, Jilid

Bashu Swastha DH dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, (Yogyakarta: Liberty


Yogyakarta, 1997), h. 5.
19
Ibid, h.3.

para penjual tujuan utama Allah swt menciptakan bumi ialah untuk diberikan kepada
manusia agar dapat menggunakan sumber-sumber yang adan dibumi untuk
memperoleh rezeki, dan manusia haruslah berjuang untuk memperolehnya.20
b. Konsep produk
Gagasan bahwa konsumen akan menyukai produk-produk yang menawarkan
mutu, kinerja dan penampilan terbaik dan bahwa suatu organisasi sebaiknya
mencurahkan

tenaganya

untuk

melakukan

perbaikan

produk

secara

berkesinambungan. Produk yang ditawarkan adalah produk yang halal dan tidak
boleh menghasilkan serta memperjualbelikan produk haram yang secara tegas
dilarang oleh hukum syara. Seperti yang dijelaskan oleh Allah SWT dalam FirmanNya:



Artinya: Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar,
berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah Termasuk
perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan. (Q.S. Al-Maidah: 90)
c. Konsep Penjualan
Gagasan konsumen bahwa tidak akan membeli cukup produk perusahaan
kecuali jika perusahaan tersebut melakukan upaya-upaya dan promosi yang gencar

20

209

Fajrul Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, (Jakarta; Dana Bhakti Wakaf, 1995), Jilid I, h. 208-

Pertukaran yang merupakan konsep inti dari pemasaran, mencakup perolehan


produk yang diinginkan dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai gantinya.
Supaya muncul potensi pertukaran, ada beberapa persyaratan berikut yang harus
dipenuhi:
a) Sekurang-kurangnya ada dua pihak
b) Masing-masing pihak memiliki sesuatu yang mungkin bernilai bagi pihak lain
c) Masing-masing pihak mampu berkomunikasi dan menyerahkan sesuatu
d) Masing-masing pihak bebas untuk menerima atau menolak tawaran pertukaran
e) Masing-masing pihak yakin bahwa bertransaksi dengan pihak lain merupakan
yang tepat dan diinginkan.21
3. Pengertian Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan
dimana strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah
perusahaan. Hal ini juga didukung oleh pendapat Swastha strategi adalah
serangkaian rancangan besar yang menggambarkan sebuah perusahaan harus
beroperasi untuk mencapai tujuannya.22
Bygrave (1996) mendefinisikan strategi pemasaran sebagai kumpulan
petunjuk dan kebijakan yang digunakan secara efektif untuk mencocokan program
pemasaran (produk, harga, promosi dan distribusi) dengan peluang pasar guna
mencapai sasaran usaha. Dalam bahasa yang lebih sedarhana, suatu strategi

21

Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT.Macanan Jaya Cemerlang, 2007), edisi
12, jilid 1 h.7-8
22
William J. Stanton, Prinsip Pemasaran, alih Bahasa Wilhelmus W.Bokowatun, (Jakarta:
Erlangga, 1991), h. 5.

pemasaran pada dasarnya menunjukkan bagaimana sasaran pemasaran dapat


dicapai.23
Kamus besar Ilmu Pengetahuan menjelaskan bahwa strategi pemasaran
merupakan proses pemasaran yang mencakup hal-hal mengenai analisis atas
kesempatan, pemilikan sasaran, pengembangan strategi, perumusan rencana,
implementasi dan pengawasan.24
Strategi pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam
keberhasilan tujuan organisasi, karena didalamnya berisi gambaran atau pedoman
yang jelas dan terarah apa yang akan dilakukan dalam menggunakan kesempatan dan
peluang pada beberapa pasar sasaran. Strategi pemasaran antara lain dibutuhkan
untuk menentukan konsumen-konsumen manakah yang dituju. Ini berarti bahwa
dengan strategi pemasaran, manajer pemasaran dapat mengetahui konsumen tertentu
sebagai sasarannya, sehingga dapat diketahui kepuasan seperti apakah yang
diharapkan oleh konsumen tersebut, kemudian mengidentifikasikan keinginan mereka
agar dapat menentukan kombinasi elemen-elemen marketing mix (produk, harga,
distribusi, dan promosi) agar program pemasaran berjalan efektif.
4. Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar adalah suatu cara untuk membedakan pasar menurut
golongan pembeli, kebutuhan pemakai, motif, prilaku, kebiasaan pembelian, cara

h. 169)

23

Ismail Yusanto, M. Karebet Widjayakusuma, menggagas Bisnis Islam, (Jakarta: GIP, 2002)

24

Save M. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: LPKN, 2000) h.804.

penggunaan produk dan tujuan pembelian produk tersebut.25 Dengan segmentasi


pasar, sumber daya yang terbatas dapat digunakan secara optimal untuk menghasilkan
produk yang dapat memenuhi permintaan pasar, dapat mengalokasikannya kepada
potensial yang paling menguntungkan, dan dapat ikut bersaing dalam segmen
tertentu, serta dapat menentukan cara-cara promosi yang efektif.
Segmentasi pasar dapat juga diartikan bermacam-macam kategoro atau
karakteristik pasar. Misalnya, segmentasi daerah pemasaran, ukuran pasar, kelompok,
pendapatan, status sosial masyarakat dan sebagainya.26
Agar proses segmentasi pasar tersebut dapat efektif dan bermanfaat bagi
perusahaan, maka segmen pasar harus memenuhi kriteria dan syarat berikut:
a. Dapat diukur (measurable), baik besarnya maupun luasnya serta daya beli segmen
pasar tersebut.
b. Dapat dicapai atau dijangkau (accessible), sehingga dapat dilayani secara efektif
c. Cukup luas (substantial), sehingga dapat menguntungkan jika melayani
d. Dapat dilaksanakan (actionable), sehingga semua program yang telah disusun
untuk menarik dan melayani segmen pasar itu dapat efektif.
Faktor-faktor tersebut membantu untuk menilai kelayakan pasar dari produk
perusahaan untuk di segmentasikan atau tidak.27 Tujuan dari segmentasi pasar adalah:

25

Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, Dasar, konsep dan Strategi (Jakarta: PT Raja
Grafindo, 2004), cet ke-7, h.144.
26
Soekartiwi, Manajemen Pemasaran dalam Bisnis Modern, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,
1993), cet-1, h.47
27
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, Dasar, Konsep dan Strategi (Jakarta: PT Raja
Grafindo, 2004), cet ke-7, h.145.

a. Agar kegiatan organisasi pemasaran lebih terarah sehingga dapat menentukan


segmen mana yang lebih diutamakan.
b. Agar sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dengan
tingkat efesiensi yang tinggi.
c. Agar perusahaan dapat lebih kompetitif.
5. Target Pasar
Target pasar adalah memilih salah satu lebih segmen pasar untuk dimasuki
dengan cara mengevalusi beragam segmen, memutuskan berapa banyak serta segmen
mana yang akan dijadikan sasaran.
Dalam menentukan target pasar, perusahaan dapat menempuh tiga strategi,
diantaranya:
a. Undifferentiated Marketing. Dalam strategi ini, perusahaan mencoba untuk
mengembangkan produk tunggal yang dapat memenuhi keinginan semua atau
banyak orang. Strategi ini tidak banyak dipakai perusahaan.
b. Differentiated Marketing. Strategi ini banyak dipakai perusahaan. Disini
perusahaan mencoba untuk mengidentifikasi kelompok-kelompok pembeli
tertentu (segmen pasar) dengan membagi pasar ke dalam dua kelompok atau
lebih.
c. Concentrated Marketing. Perusahaan hanya memusatkan usahanya pada satu atau
beberapa kelompok pembeli saja, sehingga perusahaan mengembangkan produk
yang lebih ideal bagi kelompok tersebut.28

28

Basu Swastha, Azas-azas Marketing, (Yogyakarta: Liberty, 1983), h. 51.

Sedangkan untuk mencapai target pasar, penjual dapat memilih dua macam
strategi harga yang paling dianggap ekstrim, yaitu:
a. Skim the cream pricing (skiming pricing)
Strategi ini merupakan strategi penerapan harga yang setinggi-tingginya.
Harga yang dimaksud untuk menutup biaya penelitian, pengembangan dan promosi.
b. Penetrasi pricing
Merupakan strategi penetapan harga yang serendah-rendahnya, yang
bertujuan untuk mencapai volume penjualan sebesar-besarnya dalam waktu yang
relative singkat. Strategi ini lebih agresif dibandingkan dengan skimming pricing dan
dapat memperkuat kedudukan perusahaan dalam persaingan.
6. Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran terdiri dari sebuah kumpulan keputusan strategi yang
dibuat dibidang-bidang produk, promosi, harga dan distribusi untuk bertujuan
kenyamanan para pelanggan didalam suatu pasar sasaran. Sejumlah variable termasuk
didalam keempat bidang ini adalah sangat besar, membuat ratusan kombinasi
mungkin dilakukan.29
Philip Kotler mendefinisikan Marketing Mix sebagai perangkat variabelvariabel pemasaran terkontrol yang digabungkan untuk menghasilkantanggapan yang
diinginkan dalam pasar sasaran. Kegiatan-kegiatan pemasaran perlu dikombinasikan
dan dikoordinir agar perusahaan dapat melakukan tugas pemasarannya se efektif

29

Donald A. Ball dan Wendell H.Mcclloch, Bisnis International, (jakarta: PT Salemba Emban
Patria, 2001) buku ke-2 edisi-1, h.59.

mungkin, dikarenakan keempat unsur (4P) dalam kombinasi tersebut saling


berhubungan masing-masing elemen didalamnya selaing mempengaruhi.
a. Produk (Product)
Menurut Philip Kotler, produk adalah setiap apa saja yang dapat ditawarkan
dipasar untuk mendapatkan perhatian, permintaan, pemakaian atau konsumsi yang
dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan.30
Produk adalah fokus sentral dari bauran pemasaran. Jika produk gagal
memuaskan kebutuhan konsumen, berapa pun besarnya promo, potongan harga, atau
distribusi tidak akan berhasil membujuk mereka untuk membeli. Para konsumen tidak
akan membeli ulang deterjen jika pakaian yang telah dicuci tidak sebersih seperti
dikatakn dalam iklan TV. Mereka tidak akan diberdayakan oleh iklan-iklan yang
mengumumkan jasa yang bersahabta apabila pengalaman menunjukkan sebaliknya.31
Pengembangan

produk-produk

dapat

dilakukan

setelah

menganalisa

kebutuhan dan keinginan pasarnya, dan sebelum produk itu mencapai tahap
kedewasaan yang akan menuju tahap penurunan. Basu Swastha memberikan strategi
kebijakan sebagai berikut:
1) Modifikasi Pasar, yaitu perusahaan berusaha menemukan pembeli-pembeli baru
bagi produknya
2) Modifikasi produk, yaitu dengan cara mengubah sifat-sifat dari produk yang
dapat memikat pembeli baru dan pembeli lama.

30

Ibid, h. 20.
Donald A. Ball dan Wendell H.Mcclloch, Bisnis International, (jakarta: PT Salemba Emban
Patria, 2001) buku ke-2 edisi-1, h.600.
31

3) Modifikasi Marketing Mix, yaitu perubahan atau perbaikan pada elemen-elemen


marketing mix
b. Harga (price)
Harga merupakan penetapan jumlah yang harus dibayar oleh pelanggan untuk
memperoleh suatu produk, dan harga suatu barang atau jasa merupakan penentu bagi
permintaan pasarnya. Harga dapat mempengaruhi posisi persaingan perusahaan dan
juga mempengaruhi market shared-nya. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam
penetapan harga antara lain:
1) Biaya (cosy) perusahaan
2) Keuntungan
3) Praktek saingan
4) Perubahan keinginan pasar
Kebijakan harga ini menyangkut pula penetapan jumlah potongan dan
sebagainya yang berhubungan dengan harga. Dasar penetapan harga adalah atas dasar
persaingan pasar ketat. Dalam hal ini dalam menetapkan harga disesuaikan menurut
kebutuhan perusahaan dalam hal persaingan dengan perusahaan lain yang merupakan
pesaing-pesaingnya.32
Dalam kenyataan, tingkat harga yang terjadi dipengaruhi beberapa faktor
seperti:
1) Keadaan perekonomian
2) Penawaran dan permintaan
3) Elastisitas permintaan
32

Indriyo Gito Sudarmo, Manajemen Pemasaran, (Yogyakarta: BPFE, 1994), edisi-1., h.119.

4) Persaingan
5) Biaya
6) Tujuan perusahaan
7) Pengawasan pemerintahan
c. Promosi (promotion)
Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk
mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan
pertukaran dalam pemasaran.33
Menurut Murti Sumarni promosi merupakan cara langsung atau tidak
langsung untuk mempengaruhi konsumen agar lebih suka membeli suatu merk barang
tertentu.34
Hal yang perlu diperhatikan dalam promosi adalah pemilihan bauran promosi
(promotion mix). Bauran promosi terdiri atas:
1) Iklan (advertising)
2) Penjualan perorangan (personel selling)
3) Promosi penjualan (sales promotion)
4) Hubungan masyarakat (public relation)
5) Informasi dari mulut ke mulut (word of mouth)
6) Surat pemberitahuan langsung (direct mail)
Pemasar dapat memilih sarana yang dianggap sesuai untuk mempromosikan
jasa mereka. Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam promosi, yaitu:

33
34

Basu Swastha, Azas-azas Marketing,. h. 237.


Murti Sumarni, Marketing Perbankan, (Yogyakarta: Liberty, 1997),. h.269.

1) Identifikasi terlebih dahulu audiens targetnya: hal ini berhubungan dengan


segmentasi pasar.
2) Tentukan tujuan promosi: apakah untuk menginformasikan, memengaruhi, atau
mengingatkan.
3) Kembangkan pesan yang disampaikan: hal ini berhubungan dengan isi pesan (apa
yang harus disampaikan), struktur pesan (bagaimana menyampaikan pesan secara
logis), gaya pesan (ciptakan bahasa kuat), sumber pesan (siapa yang harus
menyampaiannya).
4) Pilih

bauran

komunikasi:

apakah

itu

komunikasi

personal

(personal

communicatin) atau komunikasi nonpersonal (nonpersonal communication).35


d. Tempat (Place)
Tempat yaitu berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat produk yang
dihasilkan/dijual terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran. Tempat meliputi antara
lain channels, coverage, assortments, locations, inventory, dan transport.
B. Konsep Tabungan Wadiah
1. Pengertian Tabungan
Berdasarkan undang-undang Nomor 10 tahun 1998 tentang perubahan atas
undang-undang nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan, yang dimaksud dengan
tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat
tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan alat
lainnya yang dipersamakan dengan itu. Adapun yang dimaksud dengan tabungan

35

Rambat Lupiyoardi dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, (Jakarta: Salemba


Empat, 2006), edisi-2, h.74-75

syariah adalah tabungan yang dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Dalam


hal ini, dewan syariah nasional telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa
tabungan yang dibenarkan adalah tabungan yang berdasarkan prinsip wadiah dan
mudharabah.36
2. Pengertian Wadiah
Barang titipan dikenal dalam bahasa fiqh dengan al-wadiah, menurut bahasa
(Ma Wudiah inda Ghair Malikihi Layahfadzahu), berarti bahwa wadiah ialah
memberikan. Makna yang kedua al-wadiah dari segi bahasa ialah menerima, seperti
seseorang berkata, awda tuhu artinya aku menerima harta tersebut darinya
(Qabiltu minhu Dzalika al-Mal Liyakuna Wadiah indi). Secara bahasa al-wadiah
memiliki dua makna, yaitu memberikan harta untuk dijaganya dan pada
penerimaannya (Itha u al-mal Liyahfadzahu wa fi Qabulihi).37
Dalam tradisi fiqih islam, prinsip titipan atau simpanan dikenal dengan prinsip
al-wadiah. Al- wadiah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak kepihak
lain, baik individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan kapan
saja sipenitip menghendaki.38
Sedangkan menurut Idris Ahmad bahwa wadiah artinya barang diserahkan
(diamanahkan) kepada seseorang supaya barang itu dijaga dengan baik-baik.39
Menurut syafiiyah al-wadiah memiliki tiga rukun disertai syarat, yaitu:

36

Adiwarman A.Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2007) edisi-3, h.297.
37
Abdurrahman al-Jaziri, Al-fiqh ala Mazahib al-arabah, tahun 1969, h.248.
38
Sayyid Sabiq, Fiqhus Sunnah, (Beirut: darul-kitab al-arabi, 1987), cet ke-8, h.3.
39
Idris Ahmad, Fiqh al-Syafiiyah, (Karya Indah: Jakarta, 1986), h.182.

a. Barang yang dititipkan, syarat barang yang dititipkan adalah barang atau benda
itu merupakan sesuatu yang dapat dimiliki menurut syara
b. Orang yang menitipkan dan yang menerima titipan, disyaratkan bagi penitip dan
penerima titipan sdah baliqh, berakal serta syarat-syarat lain yang sesuai dengan
syarat-syarat berwakil.
c. Shigat ijab dan Qabul al-wadiah, disyaratkan pada ijab qabul ini dimengerti oleh
kedua belah pihak, baik dengan jelas maupun samar.40
Sedangkan rukun-rukun wadiah diantaranya adalah:
a. Barang/uang yang disimpan/dititipkan (wadiah)
b. Pemilik barang/uang yang bertindak sebagai pihak yang menitipkan (muwaddi)
c. Pihak yang menyimpan atau memberikan jasa (mustawda)
d. Ijab qabul (sighat)
Dari pengertian-pengertian al-wadiah diatas maka penulis dapat memahami
dan menjelaskan bahwa yang dimaksud al-wadiah adalah penitipan, yaitu akad
seseorang kepada yang lain dengan menitipkan seuatu barang untuk dijaga secara
layak dan aman. Apabila ada kerusakan pada benda titipan, padahal benda tersebut
dijaga dengan sebagai mana layaknya dan baik maka penerima titipan tidak wajib
untuk menggantinya, tetapi bila kerusakan itu disebabkan oleh kelalaiannya maka ia
wajib menggantinya.
3. Tabungan wadiah
Tabungan wadiah merupakan tabungan yang dijalankan berdasarkan akad
wadiah, yakni titipan murni yang harus dijaga dan dikembalikan setiap saat sesuai
40

Sulaiman Rasyid, Fiqh Islam, (Al-Tahairriyah: Jakarta, 1976), h.315.

dengan kehendak pemiliknya. Berkaitan dengan produk tabungan wadiah, bank


syariah menggunakan akad wadiah yad adh-dhamanah. Dalam hal ini, nasabah
bertindak sebagai penitip yang memberikan hak kepada bank syariah untuk
menggunakan atau memanfaatkan uang atau barang titipannya, sedangkan bank
syariah bertindak sebagai pihak yang dititipi dana atau barang tersebut dana atau
barang yang disertai hak untuk menggunakan atau memanfaatkan dana atau barang
tersebut. Sebagai konsekuensinya, bank bertanggung jawab terhadap keutuhan harta
titipan tersebut serta mengembalikannya kapan saja pemiliknya menghendaki. Disisi
lain, bank juga berhak sepenuhnya atas keuntungan dari hasil penggunaan atau
pemanfaatan dana atau barang tersebut.41
Mengingat wadiah yad dhamanah ini mempunyai implikasi hukum yang
sama dengan qardh, maka nasabah penitip dan bank tidak boleh saling menjanjikan
untuk membagi hasilkan keuntungan harta tersebut. Namun demikian, bank
diperkenankan memberikan bonus kepada pemilik harta titipan selama tidak
disyaratkan dimuka. Dengan kata lain, pemberian bonus merupakan kebijakan bank
syariah semata yang bersifat sukarela.42
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan beberapa ketentuan umum
tabungan wadiah sebagai berikut:
a. Tabungan wadiah merupakan tabungan yang bersifat titipan murni yang harus
dijaga dan dikembalikan setiap saat dengan kehendak pemilik harta.

41

Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisi Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada: 2007), edisi-3, h.298.
42
Ibid, h.299.

b. Keuntungan atau kerugian dari penyaluran dana atau pemanfaatan barang menjadi
milik atau tanggungan bank, sedangkan nasabah penitip tidak dijanjikan imbalan
dan tidak menanggung kerugian.
c. Bank dimungkinkan memberikan bonus kepada pemilik harta sebagai insentif
selama tidak diperjanjian dalam akad pembukaan rekening.
4. Landasan Syariah (Hukum)
Al-wadiah adalah amanat bagi orang yang menerima titipan dan ia wajib
mengembalikannya pada waktu pemilik meminta kembali. Firman Allah SWT dalam
surat An-Nisa: 58 dan juga pada surat Al-Baqarah: 283



Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat
kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum
di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah
memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah
Maha mendengar lagi Maha melihat. (Q.S. An-Nisa: 58)




Artinya: Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai)
sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, Maka hendaklah ada barang

tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). akan tetapi jika sebagian kamu
mempercayai sebagian yang lain, Maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan
amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan
janganlah kamu (para saksi) Menyembunyikan persaksian. dan Barangsiapa yang
menyembunyikannya, Maka Sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya;
dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al-Baqarah: 283)
Sedangkan dari Abu Hurairah, diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW
bersabda, Tunaikanlah amanah (titipan kepada yang berhak menerimanya) dan
janganlah membalas khianat kepada orang yang telah mengkhianatimu. (H.R. Abu.
Daud dan Tirmidzi)
5. Macam-macam Wadiah
Pada pelaksanaannya, wadiah terdiri dari dua jenis yaitu:
a. Wadiah yad al-amanah
b. Wadiah yad adh-dhamanah
Wadiah yad al-amanah adalah akad penitipan barang/uang dimana pihak
penerima titipan tidak diperkenankan menggunakan barang/uang yang dititipkan dan
tidak bertanggung jawab atas kerusakan atau kehilangan barang titipan yang bukan
diakibatkan perbuatan atau kelalaian penerima titipan.43

43

h.34.

Sunarto Zulkifli, Panduan Transaksi Perbankan Syariah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2003) cet-1,

Adapun Skema dari wadiah Yad Al-Amanah


2 Penyerahan Barang

Muwaddi

akad wadiah

Mustawda

3 Pengembalian barang saat diminta

Gambar 1 Skema Wadiah Yad Al-amanah


Sedangkan wadiah yad adh-dhamanah adalah akad penitipan barang/uang
dimana pihak penerima titipan dengan atau tanpa izin pemilik barang/uang dapat
memanfaatkan barang/uang titipan dan harus bertanggung jawab terhadap kehilangan
atau kerusakan barang/ uang titipan. Semua manfaat dan keuntungan yang diperoleh
dalam penggunaan barang/uang tersebut menjadi hak penerima titipan. Pada prinsip
transaksi ini, pihak yang menitipkan barang/uang tidak perlu mengeluarkan biaya,
bahkan atas kebijakan pihak yang menerima titipan pihak yang menitipkan dapat
memperoleh manfaat berupa bonus atau hadiah.
Adapun Skema dari wadiah Yad Adh-Dhmanah
2 Penyerahan Barang

Muwaddi

akad wadiah

Mustawda

6 memberikan bonus
4 memperoleh barang/uang

3 pemanfaatan
manfaat

Barang

5 pengembalian barang saat diminta

Gambar 2 Skema dari Wadiah Yad Adh-Dhmanah

Pemanfaatan
Barang/uang

BAB III
GAMBARAN UMUM BANK MEGA SYARIAH

a. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan


Sejarah kelahiran Bank Mega Syariah berawal dari akusisi PT Bank Umum
Tugu oleh CT Corpora (d/h PT Mega Corpora dan PT Para Rekan Investama) pada
tahun 2001. Sejak awal, pemegang saham berkeinginan untuk mengkonversi bank
yang berdiri tahun 1990 ini menjadi bank umum syariah.
Pada tanggal 25 Agustus 2004, bank hasil konversi PT Bank Umum Tugu
resmi beroperasi secara syariah dengan nama PT Bank Syariah Mega Indonesia
(BSMI). Selanjutnya pada Tanggal 7 November 2007, Bank Mega Syariah yang
merupakan sister company dari PT. Bank Mega Tbk. mengganti logo baru yang
memiliki bentuk yang sama dengan Bank Mega. Namun logo Bank Mega Syariah
mempunyai ciri khusus yaitu warna logo rich magenta dan yellow gold.44
Sebagai pemegang saham mayoritas, CT Corpora memiliki komitmen dan
tanggung jawab penuh untuk menjadikan Bank Mega Syariah sebagai bank syariah
terbaik di industri perbankan syariah nasional. Hal ini dibuktikan dengan kebijakan
pemegang saham yang terus memperkuat modal bank. Dengan permodalan yang kuat
Bank Mega Syariah akan mampu memberikan pelayanan terbaik guna menghadapi
persaingan perbankan yang semakin ketat dan kompetitif.

44

Annual Report 2009, PT. Bank Mega Syariah Mega Indonesia, h.13.

Sebagai pemegang saham mayoritas, CT Corpora memiliki komitmen dan


tanggung jawab penuh untuk menjadikan Bank Mega Syariah sebagai bank syariah
terbaik di industri perbankan syariah nasional. Hal ini dibuktikan dengan kebijakan
pemegang saham yang terus memperkuat modal bank. Dengan permodalan yang kuat
Bank Mega Syariah akan mampu memberikan pelayanan terbaik guna menghadapi
persaingan perbankan yang semakin ketat dan kompetitif.
Dengan semboyan Untuk Kita Semua, pemegang saham bersama seluruh
jajaran manajemen Bank Mega Syariah, senantiasa bekerja keras, berpegang pada
prinsip kehati-hatian, menjunjung asas keterbukaan dan profesionalisme dalam
menjalankan kegiatan usahanya. Ditengah ketatnya persaingan, Bank Mega Syariah
terus berusaha untuk mengembangkan beragam produk yang menjadi kebutuhan
masyarakat dan didukung oleh infrastruktur layanan perbankan terbaik.
Sesuai dengan visi Bank Syariah Kebanggan Bangsa, pada tahun 2008
Bank Mega Syariah mulai masuk ke pasar mikro banking dan gadai syariah. Melalui
strategi ini Bank Mega Syariah ingin berperan lebih besar dalam peningkatan
ekonomi masyarakat yang mayoritas merupakan pengusaha kecil dan mikro.
Keberadaan bisnis baru ini juga semakin memantapkan posisi Bank Mega Syariah
sebagai salah satu Bank Syariah terbaik di Indonesia. Terbukti, setiap tahun bisnis
Bank Mega Syariah tumbuh pesat dengan jaringan yang semakin meluas. Berkat
kinerjanya itu, Bank Mega Syariah sukses meraih beragam penghargaan dari berbagai
lembaga tersohor di Indonesia.

Dalam upaya mewujudkan kinerja sesuai dengan nama yang disandangnya,


PT. Bank Mega Syariah Mega

Indonesia selalu berpegang pada azas

profesionalisme, keterbukaan dan kehati-hatian. Didukung oleh beragam produk dan


fasilitas perbankan terkini, PT Bank Mega Syariah Mega Indonesia terus
berkembang hingga saat ini memiliki 395 jaringan kerja yang terdiri dari kantor
cabang, cabang pembantu, kantor kas, gallery dan Mega Mitra Syariah yang tersebar
di hampir seluruh kota besar di pulau jawa dan diluar jawa.
Guna memudahkan nasabah dalam memenuhi kebutuhannya dibidang
keuangan, PT. Bank Syariah Mega Indonesia juga bekerjasama dengan PT Arthajasa
pembayaran elektronis sebagai penyelenggara ATM bersama serta PT Rintis
Sejahtera sebagai penyelenggara ATM prima dan prima debit. Ini dilakukan agar
nasabah dapat melakukan berbagai transaksiperbankan lebih efisien, praktis dan
nyaman.
b. Visi, Misi dan Nilai-nilai
Visi merupakan cita-cita atau sebuah impian sebuah organisasi atau
perusahaan yang ingin dicapai di masa depan untuk menjamin kelestarian dan
kesuksesan jangka panjang.
Sedangkan misi adalah pernyataan tentang apa yang akan dikerjakan oleh
lembaga atau sebuah perusahaan dalam usahanya untuk mewujudkan visi. Dalam
operasionalnya orang berpedoman pada pernyataan misi yang merupakan hasil
kompromi interprestasi visi. Misi merupakan sesuatu yang nyata untuk diuji serta
dapat pula memberikan petunjuk garis besar cara penyampaian visi.

Adapun visi, misi dan nilai-nilai Bank Mega Syariah sebagai berikut:
1. Visi
Bank Syariah Kebanggaan Bangsa
2. Misi
Memberikan layanan jasa keuangan syariah terbaik bagi semua kalanga
melalui kinerja organisasi yang unggul, untuk meningkatkan nilai tambah bagi
stakeholder dalam mewujudkan kesejahteraan bangsa.
Guna mewujudkan Visi dan Misi Bank Mega Syariah, berbagai program
pelatihan SDM baik di tingkat dasar maupun lanjut secara rutin diselenggarakan.
Pelatihan Dasar-dasar perbankan Syariah, Dasar motivasi, Training Product,
Training Service Exellence, Training Operational, Diklat Karyawan Cabang Baru
dan Team Building merupakan program dasar yang diselenggarakan di internal
perusahaan.
Selain itu, pengetahuan dan keterampilan SDM di Bank Mega Syariah juga
terus diasah melalui berbagai program pelatihan dan pengembangan yang
diselenggarakan di eksternal perusahaan.
Berikut adalah berbagai program pelatihan dan pengembangan secara
eksternal yang pernah di ikuti oleh karyawan Bank Mega Syariah tahun 2009,
yaitu:

Upaya untuk terus meningkatkan kompetensi SDM secara konsisten akan


terus menjadi konsen Bank Mega Syariah. Guna menghadapi persaingan bisnis yang
semakin ketat, Bank Mega Syariah telah merancang berbagai program pengembangan
SDM yang terencana dan terintegrasi baik diarea bisnis maupun suppoting. Bidang-

bidang pelatihan yang kini tengah menjadi fokus pengem-bangan SDM diarahkan
pada penguasaan Core Competency, Leadership Competency, dan Technical
Competency.
Core Competency, merupakan kemampuan utama yang harus dimiliki oleh
seluruh SDM Bank Mega Syariah. Kompetensi ini merupakan pemahaman visi, misi
dan value, service excellence, Syariah Banking Operation dan sebagainya.
Kemampuan ini harus dikuasai dengan baik oleh seluruh SDM agar dapat
memberikan pelayanan yang memiliki value kepada nasabah.
Leadership Competency, adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang
karyawan di-tingkat pimpinan, baik pimpinan lini (supervisory) hingga eksekutif
(division head) dalam bentuk pengelolaan anak buah, perencanaan, manajemen
pengambilan keputusan dan sebagainya. Dengan ini diharapkan seorang pimpinan
Bank Mega Syariah dapat mendorong anak buah untuk bekerja dan melayani sesuai
misi, visi dan nilai yang dianut perusahaan.
Technical Competency, merupakan kemampuan yang harus dimiliki terkait
dengan spesialisasi Bagian masing-masing. Contoh akuntansi, sales, recruitment,
legal, audit dan sebagainya. Hal ini ditujukan agar setiap karyawan memahami dan
mampu mengerjakan dengan baik apa yang menjadi tugas dan kewajibannya sesuai
dengan bidang pekerjaannya masing-masing.
3. Nilai-nilai Bank Mega Syariah
a) Visioner
b) Amanah
c) Professional

d) Konsisten
e) Interpreneurship
f) Kerjasama
g) Berbagi
c. Produk-produk yang dihasilkan
Untuk memenuhi berbagai kebutuhan nasabah yang beragam, Bank Mega
Syariah merancang dan mengembangkan aneka produk dan layanan yang beragam.
Seluruh produk dan layanan tersebut berbasis bagi hasil dan transaksi riil dalam
kerangka keadilan, kebaikan, dan tolong-menolong demi terciptanya kemaslahatan
seluruh lapisan masyarakat (rahmatan lil alamin). Diantara produk-produk bank Mega
Syariah yaitu produk simpanan, produk pembiayaan dan pembiayaan serta layanan.
1. Produk Simpanan (Saving Product)
a. Tabungan Utama IB
Tabungan Utama IB Leluasa dan Sesuai Syariah. Merupakan simpanan
Wadiah yang memungkinkan investasi sesuaisyariah sekaligus memperoleh
kemudahan mengelola dana selayaknya tabungan.
b. Tabungan Pendidikan Plus IB
Tabungan Pendidikan Plus IB Perencanaan Dana Pendidikan Sesuai Syariah.
Merupakan simpanan terencana untuk mempersiapkan masa depan dana pendidikan
anak sesuai prinsip syariah Mudharabah Muthlaqah plus manfaat tambahan
perlindungan asuransi jiwa

c. Tabungan Plus IB
Tabungan Plus iB Tabungan yang memberikan nisbah setingkat deposito
berjangka. Tabungan Plus iB adalahtabungan investasi yang dapat digunakan untuk
tabungan transaksional dengan prinsip mudharabah.
d. Tabungan Haji IB
Tabungan Haji iB Mega Syariah Tabungan ini diperuntukkan bagi nasabah
yang berencana untuk menunaikan ibadah haji. Dengan menggunakan prinsip
mudharabah muthlaqah, produk tabungan ini bisa memberikan dana talangan kepada
nasabah agar lebih cepat berangkah ke tanah suci.
e. Tabungan Umrah Plus IB
Tabungan Umrah Plus iB Memudahkan langkah ke Tanah Suci. Tabungan
Umrah Plus iB adalah simpanan terencana sesuai syariah yang memudahkan nasabah
mempersiapkan biaya perjalanan umrah dengan berbagai keunggulan dan manfaat.
Beberapa keunggulan tabungan ini adalah nisbah yang menarik, perlindungan
simpanan selama masa menabung, dan perlindungan asuransi selama perjalanan
umrah, termasuk baggage loss.
f. Fleksi IB
Fleksi iB Simpanan Fleksibel Sesuai Syariah. Simpanan dengan konsep
syariah titipan (wadiah) yang dapat Anda manfaatkan untuk berinvestasi dalam
waktu yang lebih leluasa.
g. Giri Utama IB
Giro Utama iB Rekening Koran Wadiah. Merupakan rekening koran dengan
akad wadiah yang dapat dibuka baik dalam mata uang Rupiah maupun Dollar, dan

memungkinkan nasabah untuk mengelola dana dengan nyaman sesuai kebutuhan


melalui produk ini. Nasabah dapat menyimpan dana sesuai syariah dan khusus untuk
rekening dengan mata uang rupih mendapatkan kemudahan bertransaksi melalui cek
dan bilyet giro.
h. Deposito Plus IB
Deposito Plus iB Deposito yang dapat dibuka dengan mata uang Rupiah
maupun Dollar yang dikelola sesuai syariah. Deposito Plus iB merupakan simpanan
berjangka dengan akad mudhrabah yang tidak sekedar memberikan bagi hasil relativ
tinggi, tetapi juga dapat dijadukan fasilitas jaminan untuk kebutuhan pembiayaan.
2. Produk Pembiayaan (Financing Product)
a. KPR Utama IB
KPR Utama iB Pembiayaan Kepemilikan Rumah Sesuai Syariah Merupakan
fasilitas pembiayaan dengan menggunakan konsep syariah murabahah dengan
angsuran sesuai kemampuan nasabah yang telahdisepakati sejak awal sampai akhir
masa pembiayaan sehingga memberikan ketenangan dan kepastian jumlah
pembayaran (angsuran) bagi nasabah.
b. KPM Utama IB
KPM Utama iB Pembiayaan Kepemilikan Mobil Sesuai Syariah Merupakan
fasilitas pembiayaan dengan meng-gunakan konsep syariah murabahah dengan
angsuran sesuai kemampuan nasabah yang telah disepakati sejak awal sampai akhir
masa pembiayaan sehingga memberikan ketenangan dan kepastian jumlah
pembayaran (angsuran) bagi nasabah.

c. Multi Guna IB
Multi Guna iB Pembiayaan Multi Guna Sesuai Syariah Multi Guna iB dari
Bank Mega Syariah adalah fasilitas pembiayaan dengan menggunakan konsep syariah
murabahah dengan angsuran sesuai kemampuan nasabah yang telah disepakati sejak
awal sampai akhir masa pembiayaan sehingga memberikan ketenangan dan kepastian
jumlah pembayaran (angsuran) bagi nasabah.
3. Pembiayaan (Financing)
a. Multi Jasa IB
Multi Jasa iB Pembiayaan Paket Jasa Umroh dan Pendidikan sesuai Syariah
Multi Jasa iB dari Bank Mega Syariah adalah fasilitas pembiayaan dengan
menggunakan konsep syariah ijarah dengan angsuran sewa sesuai kemampuan
nasabah yang telah disepakati sejak awal sampai akhir masa pembiayaan sehingga
memberikan ketenangan dan kepastian jumlah pembayaran (angsuran) sewa bagi
nasabah.
b. Pembiayaan Bisnis Investasi IB
Pembiayaan Bisnis Investasi iB Pembiayaan Usaha Produktif Sesuai Syariah
Pembiayaan Bisnis Investasi iB dari Bank Mega Syariah adalah fasilitas pembiayaan
dengan menggunakan konsep syariah murabahah dengan angsuran sesuai
kemampuan nasabah yang telah disepakati sejak awal sampai akhir masa pembiayaan
sehingga memberikan ketenangan dan kepastian jumlah pembayaran (angsuran) bagi
nasabah.

c. Pembiayaan Bisnis Modal Kerja IB


Pembiayaan Bisnis Modal Kerja iB Pembiayaan Usaha Produktif Sesuai
Syariah Pembiayaan Bisnis Modal Kerja iB dari Bank Mega Syariah adalah fasilitas
pembiayaan dengan menggunakan konsep syariah mudharabah dan musyarakah
dengan nisbah bagi hasil yang telah disepakati antara bank dan nasabah.
d. Gadai Syariah IB
Gadai Syariah iB Pinjaman Dana dengan Gadai Sesuai Syariah Gadai Syariah
iB dari Bank Mega Syariah adalah fasilitas pinjaman dana dengan menggadaikan
barang berharga termasuk fasilitas penyimpanannya tanpa adanya tambahan pada saat
pengembalian pinjaman dengan menggunakan konsep syariah qardh yaitu pinjaman
tanpa tambahan dan konsep syariah Ijarah yaitu perjanjian sewa tempat penyimpanan
barang berharga.
e. Bank Garansi IB
Bank Garansi iB Penjaminan Pembayaran Usaha Produktif Sesuai Syariah
Bank Garansi iB dari Bank Mega Syariah adalah fasilitas pembiayaan dengan
menggunakan konsep syariah kafalah yaitu akad penjaminan yang diberikan oleh
Bank Mega Syariah kepada pihak penerima jaminan (nasabah) atas permintaan pihak
terjamin.
f. PRK Syariah IB
PRK Syariah iB Pembiayaan Modal Kerja Usaha Produktif dengan Line
Facility Sesuai Syariah PRK Syariah iB dari Bank Mega Syariah adalah fasilitas
pembiayaan dengan line facility dimana penarikan dananya dapat dilakukan sewaktuwaktu melalui penggunaan rekening koran/giro berdasarkan kebutuhan usaha nasabah

yang telah disepakati menggunakan konsep syariah musyarakah dengan nisbah bagi
hasil yang disepakati antara bank dan nasabah.
4. Layanan (Services)
a. Mega Syariah Card
Mega Syariah CARD merupakan fasilitas kartu ATM serbaguna bagi nasabah
rekening tabungan Bank Mega Syariah yang dapat digunakan untuk penarikan tunai
pada seluruh AMT berlogo ATM Bersama dan ATM Prima serta dapat digunakan
sebagai kartu debit di berbagai merchant
b. Safe Deposit Box Mega Syariah
Mega Syariah SAFE DEPOSIT BOX adalah fasilitas penyimpanan barang
berharga (safe deposit box) dengan berbagai ukuran dan harga hemat.
d. Syarat-syarat Membuka Tabungan Utama IB (Tabungan Wadiah)
1. Cukup dengan mengunjungi cabang kami terdekat
2. Mengisi formulir pembukaan rekening
3. Melengkapi formulir dengan kartu identitas diri yang sah dan masih berlaku bagi
perorangan atau legalitas institusi, identitas pengurus yang sah dan masih berlaku
NPWP serta akte pendirian bagi nasabah institusi.
4. Melakukan akad dan kontrak pembukaan rekening
5. Menyetor dana pembukaan tabungan utama IB
Tabungan utama IB (tabungan wadiah) merupakan tabungan yang dijalankan
berdasarkan akad wadiah yaitu titipan murni yang harus dijaga dan dikembalikan
saat sesuai dengan kehendak pemiliknya. Dalam hal ini, dewan syariah Nasional

telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa tabungan yang dibenarkan adalah
tabungan yang berdasarkan prinsip Wadiah dan Mudharabah.
e. Struktur Organisasi

Peraturan dan perundang-undangan yang berlaku selalu menjadi pedoman


Bank Mega Syariah untuk menyusun dan mengevaluasi peran setiap elemen dalam
organisasi. Peran setiap elemen dalam organisasi akan selalu dievaluasi untuk
disesuaikan dengan lingkungan internal dan eksternal perusahaan serta akan
dikembangkan sesuai dengan perkembangan bisnis Bank Mega Syariah.
Sebagai organisasi yang selalu mengedepankan prinsip usaha yang sehat,
Bank Mega Syariah telah memiliki struktur organisasi lengkap dengan elemenelemen yang diperlukan sesuai ketentuan yang berlaku. Melalui Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS), Bank Mega Syariah telah menetapkan 3 orang Komisaris,
4 orang Direksi dan 3 orang Dewan Pengawas Syariah.
1. Dewan Komisaris
Dewan Komisaris Bank Mega Syariah berjumlah 3 (tiga) orang termasuk
diantaranya 1 (satu) orang Komisaris Utama. Seluruh Dewan Komisaris merupakan
pihak independen yang tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan,
kepemilikan saham atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris
lainnya, Direksi dan atau pemegang saham pengendali atau hubungan dengan Bank
yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen. Tugas dan
Tanggung Jawabnya Dewan Komisaris sebagai berikut :
a. Dewan Komisaris telah memastikan terselenggaranya pelaksanaan prinsip-prinsip
GCG dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang
organisasi.

b. Dewan Komisaris telah melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas


dan tanggung jawab Direksi secara berkala maupun sewaktu-waktu, serta
memberikan nasihat kepada Direksi.
c. Dalam rangka tugas pengawasan, Komisaris telah mengarahkan, memantau dan
mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis Bank.
d. Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan
operasional Bank, kecuali dalam hal penyediaan dana kepada pihak terkait, dan
hal-hal lain yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Bank dan/atau peraturan
perundangan yang berlaku dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan.
e. Dewan Komisaris telah memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan
audit dan rekomendasi dari Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) Bank, auditor
eksternal, hasil pengawasan Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan otoritas
lainnya.
f. Dewan Komisaris memberitahukan kepada Bank Indonesia paling lama 7 (tujuh)
hari kerja sejak ditemukan pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang
keuangan dan perbankan, dan keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat
membahayakan kelangsungan usaha Bank.
g. Dewan Komisaris telah melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara
independen.
h. Dewan Komisaris telah membentuk Komite Audit,Komite Pemantau Risiko, serta
Komite Remunerasi dan Nominasi.
i. Dewan Komisaris telah memastikan bahwa Komite yang dibentuk telah
menjalankan tugasnya secara efektif.

j. Dewan Komisaris telah memiliki pedoman dan tata tertib kerja termasuk
pengaturan etika kerja, waktu kerja, dan rapat.
k. Dewan Komisaris telah menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya secara optimal.
2. Dewan Direksi
Sebagaimana tercantum dalam Anggaran Dasar Bank Mega Syariah, secara
umum, tugas dan tanggung jawab Direksi adalah melakukan pengelolaan Bank Mega
Syariah untuk kepentingan perusahaan dalam mencapai maksud dan tujuannya.
Direksi berhak mewakili Bank Mega Syariah di dalam dan luar pengadilan,
mengikat Bank Mega Syariah dengan pihak lain, serta menjalankan tindakan dengan
batasan tertentu. Dalam menjalankan tugasnya, Direksi tidak diperkenankan untuk
memberikan kuasa secara penuh kepada pihak lain sehingga seluruh tugas dan
tanggung jawab Direksi beralih kepada pihak lain.
Terkait dengan pelaksanaan Good Corporate Governance Bank Mega Syariah,
Direksi sudah melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Direksi sudah mengelola Bank sesuai kewenangan dan tanggung jawab
sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
b. Direksi sudah melaksanakan prinsip-prinsip GCG dalam setiap kegiatan usaha
bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.
c. Direksi telah membentuk SKAI, SKMR dan Komite Manajemen Risiko serta
Satuan Kerja Kepatuhan.

d. Direksi telah menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari SKAI, auditor
eksternal, dan hasil pengawasan Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan
otoritas lain.
e. Direksi

sudah

mempertanggungjawabkan

pelaksanaan

tugasnya

kepada

pemegang saham melalui RUPS.


f. Direksi sudah mengungkapkan kebijakan-kebijakan Bank yang bersifat strategis
di bidang kepegawaian kepada pegawai dengan media yang mudah diakses
pegawai.
g. Direksi telah menyediakan data dan informasi yang lengkap, akurat, kini dan tepat
waktu kepada Komisaris
h. Direksi telah memiliki pedoman dan tata tertib kerja yang telah mencantumkan
pengaturan etika kerja, waktu kerja, dan rapat.
Pola Hubungan Dewan Komisaris dan Direksi Hubungan Dewan Komisaris
dan Dewan Direksi adalah hubungan pengawasan yang bertujuan untuk
meningkatkan kinerja bank. Dalam hal ini Dewan Komisaris melakukan pengawasan
dengan mengarahkan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis
Bank.
Dewan Komisaris dan Direksi Bank Mega Syariah juga tidak saling
mempunyai hubungan keuangan dan hubungan kekeluargaan sampai dengan derajat
kedua dengan sesama anggota Komisaris lainnya dan atau anggota Direksi. Dengan
demikian independensi pengambilan keputusan dapat senantiasa terjaga. Dewan
Komisaris dan Direksi sudah menjalankan fungsdan tugasnya sesuai dengan pedoman
dan tata tertib kerja yang sudah ditetapkan, hal ini merupakan wujud dari penerapan

sistem pengendalian internal yang handal guna memastikan kualitas GCG


tetapmemiliki peringkat baik.
Dalam menjalankan usaha seluruh organ tersebut akan selalu bekerjasama
sesuai dengan fungsi dan tugas masing-masing guna mewujudkan visi dan misi
perusahaan, namun demikian tidak tertutup kemungkinan terdapat perbedaan
pendapat dalam menindaklanjuti suatu kondisi atau situasi yang terkait secara
langsung maupun tidak langsung dengan usaha. Maka musyawarah selalu menjadi
jalan utama yang ditempuh untuk menyelesaikan perbedaan pendapat tersebut.
Dengan demikian pola hubungan antara Dewan Komisaris dan Direksi merupakan
hubungan partnertship dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi perusahaan.
Sistem dan Struktur Pengambilan Keputusan Sistem pengambilan keputusan
pada Dewan Komisaris dan Direksi dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat.
Apabila tidak tercapai mufakat maka pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan
suara terbanyak. Semua keputusan yang telah dihasilkan melalui berbagai upaya
diatas bersifat mengikat bagi semua anggota Dewan Komisaris dan Direksi.

BAB IV
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK TABUNGAN WADIAH
a. Perencanaan dan Perumusan Strategi Pemasaran Tabungan Wadiah Bank Mega
Syariah Pusat
Setiap perusahaan selalu melakukan kegiatan pemasaran, yang merupakan ciri
dari aktivitas usahanya. Tidak ada satu badan usaha pun terlepas dari kegiatan
pemasaran ini. Kegiatan pemasran yang dilakukan setiap perusahaan perlu
dikoordinasikan dan diarahkan untuk mencapai tujuan perusahaan umumnya dan
tujuan bidang pemasaran khususnya. Alat koordinasi dan pengarahan kegiatan
pemasaran tersebut adalah rencana pemasaran.45
Rendy M. Kurnia salah satu karyawan devisi Product Development BMS
(Bank Mega Syariah) menyatakan bahwa pada bank Mega Syariah rencana
pemasaran produk yang ditawarkan sesuai kebutuhan setiap masing-masing produk,
dalam PLC (Product Life Cycle) tergantung pada product tersebut berada pada masa
apa. Lihat gambar dibawah iniyang merupakan bagan PLC (Product Life Cycle).

45

Sofjan Assauri, dasar, konsep, strategi (Manajemen Pemasaran), (Jakarta: PT Rajagrafindo


Persada) cet-7, h.297 Sofjan Assauri, dasar, konsep, strategi (Manajemen Pemasaran), (Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada) cet-7, h.299.

Contohnya pada tabungan Investasya yang baru launching tahung 2010, maka
strategi marketing yang dibutuhkan adalah pengenalan produk kepada nasabah.
Lamanya waktu tersebut pada satu masa juga tidak dapat ditentukan. Tergantung
pada target dan hasil yang didapat.
Menurut penulis perencanaan dan perumusan produk-produk yang ditawarkan
bank mega syariah sangat baik, bagus dan terstruktur, itu terlihat pada bank Mega
Syariah selalu berpegang teguh dan berpacuan utama pada penerapan secara
konsisten prinsip Good Corporate Governance (GCG) yaitu: Transparancy,
Accountability, Responsibility, Independency, Fairness dan prinsip kehati-hatian
(Prudential Principle) dalam setiap aktivitas usaha dan program-program yang
dijalani sehingga bank Mega Syariah benar-benar dikelola dengan baik dan
professional.

Prinsip keterbukaan (transparancy) diwujudkan dengan selalu menyampaikan


kepada nasabah dan stakehold lainnya tentang kondisi keuangan dan non keuangan
Bank Mega Syariah, antara lain dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Menyusun & menyampaikan Laporan Good Corporate Governance (GCG) Bank
Mega Syariah kepada pihak yang berkepentingan sesuai dengan ketentu yang
diatur dalam Peraturan Bank Indonesia / Surat Edaran Bank Indonesia tentang
Pelaksanaan Good Corporate Governance Bank Umum ( PBI No. 8/4/PBI/2006;
PBI No. 8/14/PBI/2006; SEBI No. 9/12/DPNP/2007).
2. Bank Mega Syariah telah mempublikasikan laporan keuangannya yang sudah
diaudit oleh Kantor Akuntan Publik pada media massa nasional
3. Bank Mega Syariah menerbitkan setiap tahun menerbitkan Annual Report yang
dapat diakses oleh siapa saja.
4. Menyampaikan laporan secara berkala kepada institusi-institusi dan pihak
berkepentingan lainnya seperti: Bank Indonesia; LPPI; YLKI; Lembaga
Pemeringkat; Lembaga Penelitian Bidang Ekonomi dan Keuangan; Majalah
Ekonomi & Keuangan.
5. Menyusun dan menyajikan laporan dengan tata cara, jenis dan cakupan
sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia tentang Transparansi
Kondisi Keuangan Bank.
6. Memberikan informasi yang cukup tentang semua produk Bank Mega Syariah,
baik melalui iklan di media elektronik dan media massa, internet, brosur-brosur
serta penjelasan langsung dari kantor Bank Mega Syariah.

7. Menerapkan kebijakan dan prosedur penanganan pengaduan nasabah serta


memproses setiap masukan dan pengaduan nasabah sesuai dengan SLA (Service
Level Agreement) yang ditetapkan.Sementara, Akuntabilitas dijabarkan dengan
pem-bagian tugas dan wewenang yang jelas pada setiap level organisasi yang
besarannya tercermin pada struktur organisasi perusahaan.
Bank Mega Syariah juga sangat memperhatikan peningkatan dan dukungan
sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Seiring tuntutan nasabah yang
semakin kompleks, peningkatan kompetensi SDM menjadi Prioritas utama.
Secara kuantitas, seiring dengan pesatnya pertumbuhan bisnis, hingga akhir
Desember 2009, jumlah SDM Bank Mega Syariah telah bertambah signifikan
menjadi sebanyak 4.926 orang jumlah tersebut terdiri dari 3710.laki-laki dan 1216
orang perempuan komposisi SDM sarjana lebih dari 70%.

Pada tahun 2010, Bank Mega Syariah lebih akan

mengoptimalkan

penghimpunan dana pihak ketiga dengan menempuh berbagai upaya yang


dititikberatkan pada beberapa hal berikut :
a. Meningkatkan retail funding dengan melakukan segmentasi target sales funding
dan program gimmick yang menarik serta program talangan bagi hasil.
b. Untuk menjaring Corporate Funding, Bank Mega Syariah akan menjalin
kerjasama corporate aliansi dengan beberapa institusi.
c. Bank Mega Syariah akan terus melakukan ekspansi cabang melalui office
channeling (gallery).
d. Untuk memenuhi kebutuhan nasabah, Bank Mega Syariah akan menerbitkan
produk-produ baru seperti Tabungan Rencana dan Tabungan Investasya.
Dengan perencanaan pemasaran tersebut suatu perusahaan dapat memberikan
manfaat bagi:
1. Usaha untuk mendorong cara berfikir jauh kedepan
2. Usaha mengkoordinasi kegiatan pemasaran secara lebih baik
3. Usaha mengawasi kegiatan pemasaran yang telah dilakukan yang berdasarkan
atas standar prestasi kerja yang diterapkan dalam rencana.
4. Perumusan tentang tujuan yang ingin dicapai dan kebijakan operasional yang
dapat dilakukan secara lebih mantap
5. Usaha untuk menggairahkan partisipasi dan mempertebal rasa tanggung jawab
para pelaksana.46

46

Sofjan Assauri, dasar, konsep, strategi (Manajemen Pemasaran), (Jakarta: PT Rajagrafindo


Persada) cet-7, h.299.

b. Implementasi Pemasaran Produk Tabungan Wadiah Bank Mega Syariah


Pusat
Akibat semakin ketatnya persaingan didunia perbankan syariah, maka akan
berdampak pada pendapatan atau omset bank syariah itu sendiri. Untuk itu suatu bank
syariah dituntut memperluas market shared-nya agar tidak kalah dengan bank lain,
dalam mengatasi hal ini maka pihak bank perlu menyusun strategi pemasaran yang
efisien dan sesuai dengan kondisi pasar bank pada saat ini. Dengan menggunakan
metode marketing mix diharapkan akan dapat meningkatkan omset dan pendapatan
yang bersangkutan. Telah kita ketahui bahwa marketing mix itu dapat di
implementasikan dalam system pemasaran. Dalam rangka memenangkan persaingan
antara bank dalam menjalankan bauran pemasarannya dapat dilakukan berbagai
startegi.
Salah satu isi dari marketing mix adalah promosi yang merupakan kumpulan
kiat insentif yang beraneka ragam. Kebanyakan berjangka pendek dirancang untuk
pembelian suatu produk atau jasa tertentu secara lebih cepat dan lebih besar oleh
konsumen ataupun nasabah. Lima jenis promosi yang biasa disebut bauran promosi
yaitu: iklan (advertising), penjualan tatap muka (personal selling), promosi penjualan
(sales Promotion), hubungan masyarakat dan publisitas (publicity and public
relation), serta pemasaran langsung (direct marketing) untuk memperkenalkan
produk-produk yang dihasilkan.
Rendy. M Kurnia menjelaskan bahwa pada bank Mega Syariah produk dibuat
dan dianalisi oleh seorang product manager, dimana ia akan selalu melakukan
benchmarking terhadap bank competitor untuk memastikan keunggulan bersaing dari

produk tersebut bank Mega Syariah melakukan berbagai program menarik baik
hadiah nasabah maupun insentif untuk marketing. Sedangkan Bellow The line yang
diantaranya: Brosur, Flyers, Presentasi merupakan media yang digunakan dalam
mempromosikan produk-produk yang ditawarkan bank Mega Syariah dan juga
promosi dilakukan melalui media cetak, radio dan TV. Dengan media tersebut apa
yang dirancang dan ditawarkan berbagai produk dan jasa keuangan yang unggul dan
inovatif guna memenuhi kebutuhan financial bank Mega Syariah dapat diketahui oleh
masyarakat luas yang beragam.
Untuk menyesuaikan diri dengan berkembangan kebutuhan nasabah, bank
Mega Syariah juga melakukan redesain benefit dari produk-produk yang sudah ada
bentuknya berupa program talangan bagi hasil dan pemberian hadiah langsung
(gimmick) pada nasabah yang membuka rekening baru di beberapa produk funding.
Upaya ini terbukti mampu membuat nasabah lebih mempercayakan penempatan
dananya pada bank Mega Syariah. Dengan desain benefit baru ini, produk tabungan
dan deposito banyak diminati masyarakat.
Harga juga merupakan unsure bauran pemasaran yang memberikan
pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan. Dari sudut pandang pemasaran, harga
merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya)
yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atas penggunaan suatu barang
atau jasa. Bank Mega Syariah memprioritaskan untuk mendapatkan nasabah pada
CASA (current acc dan saving acc) dengan dana murah, dibandingkan deposito yang
mempunyai biaya dana tinggi.

Selama tahun 2009, bank Mega syariah berhasil meningkatkan penghimpunan


dana pihak ketiga sebesar Rp. 3.951 miliar atau mengalami pertumbuhan sebesar 49%
dibandingkan pencapaian tahun 2008. Pada akhir tahun 2008, dana pihak ketiga 2.
646 miliar. Pertumbuhan ini merupakan buah dari upaya maksimal seluruh SDM
bank Mega Syariah.47

Produk giro sebesar Rp. 267.940 juta, disbanding tahun lalu sebesar RP.
130.355 juta mengalami kenaikan 105,5% atau sebesar Rp. 137.585 juta, Tabungan &
Fleksi sebesar Rp. 743.753 juta, bertambah sebesar Rp. 206.226 juta naik 38,4% dari
pada tahun 2008 sebesar Rp. 537.527 juta, Deposito sebesar RP. 1.978.570 juta
terjadi pertumbuhan sebesar RP. 957.109 juta atau 48,4 % . 48 (lihat tabel)
Pada tahun 2009 bank Mega Syariah mulai melayani setoran dana haji melalui
produk tabungan haji. Selain itu bank juga mendapat kepercayaan dari depaartemen
agama untuk menerima setoran wakaf tunai. Kehadiran produk baru ini merupakan
47
48

Annual Report, PT. Bank Mega Syariah, h.66.


Ibid, h.5.

salah satu strategi bank Mega Syariah untuk mencari sumber-sumber dana murah
(CASA), sehingga diharapkan dapat mengurang cost of fund bank.
Untuk

kegiatan penghimpunan dana, target pasar dibeberapa kota besar

dimana terdapat jaringan kantor bank mega syariah. Pada segmen korporat
difokuskan dikota Jakarta sedangkan untuk segmen retail dan perorangan focus diluar
Jakarta seperti bandung, semarang, makasar, padang dan Surabaya. Pada segmentasi
pasar pada bank mega syariah meliputi perusahaan, individu dan community (lihat
gambar dibawah ini)

Peningkatan layanan kepada nasabah juga menjadi okus perhatian bank Mega
Syariah. Untuk memudahkan transaksi nasabah, penambahan jaringan kantor dan
elektronik channel beserta fitur-fiturnya terus diperbanyak sampai akhir 2009 bank
Mega Syariah memiliki 294 kantor meliputi kantor regular 20 kantor, gallery bank
mega syariah 43 kantor, dan mega mitra syariah 231 kantor.
Wadiah pada tabungan Utama IB memiliki berbagai fasilitas pelayanan,
diantaranya transaksi tunai, ATM dan E channel lainnya. Pengembangan lainnya
adalah EDC (Electronic Data Chapture) sebagai Mini ATM dimana peningkatan
utilisasi dan optimalisasi EDC sebagai Mini ATM semakin penting dan dirasakan
langsung oleh nasabah. konsep pengembangan one stop service juga menjadi bagian
dari rencana pengembangan operasional pada ATM. Kini, nasabah Bank Mega

Syariah sudah bisa melakukan berbagai macam transaksi melalui ATM Bank Mega
Syariah.
Upaya mendukung pengembangan layanan terhadap nasabah dalam produkproduk yang ditawarkan, bank mega syariah mengembangkan infrastruktur dan
teknologi informasi.
Model operasional yang dikembangkan adalah sentralisasi. Tentunya
sentralisasi yang bertujuan lebih mengefisiensikan proses serta optimalisasi sumber
daya manusia akan berjalan baik bilamana dukungan infrastruktur, SDM, serta IT
berjalan optimal.49
Bagian yang intens dikembangkan adalah delivery channel, salah satunya
adalah pengembangan ATM yang diarahkan pada peningkatan utilisasi sehingga
pelayanan yang diberikan semakin dirasakan langsung oleh nasabah.
Bank Mega Syariah juga akan mengembangkan koneksi teknologi dengan
teknologi Bank Mega (house to house). Dengan demikian transaksi nasabah melalui
ATM dapat langsung masuk ke jaringan Bank Mega Syariah tanpa melalui jaringan
ATM Prima maupun ATM Bersama. Dengan demikian, cost eficiensi untuk
elektronik channel semakin meningkat. Jumlah ATM Prima saat ini mencapai 17.000
lebih dan ATM Prima mencapai 7.000 lebih yang tersebar di berbagai tempat di tanah
air. Melalui pengembangan yang dilakukan secara berkelanjutan volume transaksi
ATM meningkat drastis.50

49
50

Ibid, h.47.
Ibid,.h.49.

c. Pengawasan Pemasaran di Bank Mega Syariah Pusat


Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari adanya
kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan yang akan dicapai.
Melalui pengawasan diharapkan dapat membantu melaksanakan kebijakan yang telah
untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan secara efektif dan efesien. Bahkan,
melalui pengawasan tercipta suatu aktivitas yang berkaitan erat dengan penentuan
atau evaluasi mengenai sejauh mana pelaksanaan kerja dilaksanakan. Menurut Basu
Swastha pengawasan merupakan fungsi yang menjamin bahwa kegiatan-kegiatan
dapat memberikan hasil yang diinginikan.
Setiap tahun bank mega syariah melakukan pemantauan dan pengevaluasikan
perencanaan pedoman audit dan program-program termasuk dalam produk-produk
simpanan maupun pembiayaan serta melakukan redesain benefit dari produk-produk
yang sudah ada, guna meningkatan layanan dan fasilitas pada nasabah bank Mega
Syariah.
Kelengkapan organ perusahaan dewan komisaris dan direksi merupakan hal
penting sebagai fungsi pelaksanaan dan pengawasan usaha. Bank Mega Syariah telah
memiliki organ yang menjadi syarat untuk mutlak penerapan GCG, Bank Mega
Syariah telah menerapkan 3 orang komisaris berikut pembentukan komite-komite
yaitu komite audit, komite pemantau risiko, serta komite Nominasi dan Renumerasi
dan juga menetapkan 4 orang direksi terdiri dari direktur utama, direktur pembiayaan,
direktur retail banking, direktur kepatuhan.
Pola Hubungan Dewan Komisaris dan Direksi Hubungan Dewan Komisaris
dan Dewan Direksi adalah hubungan pengawasan yang bertujuan untuk

meningkatkan kinerja bank. Dalam hal ini Dewan Komisaris melakukan pengawasan
denga mengarahkan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis
Bank.
Bank Mega Syariah juga menerapkan Manajemen Risiko, dimana Penerapan
manajemen risiko diharapkan dapat memberikan manfaat berupa:
1. Perhitungan pemenuhan modal yang lebih baik dimana pengukuran didasarkan
atas besar kecilnya risiko yang diambil oleh Bank.
2. Peningkatan kualitas manajemen dalam pengambilan keputusan.
3. Penilaian kinerja unit bisnis yang lebih baik melalui implementasi risk control
yang melekat pada unit bisnis.
4. Peningkatan keterbukaan terhadap stakeholder dalam bentuk penyediaan
informasi risiko yang lebih baik.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Perencanaan dan Perumusan Strategi Pemasaran Tabungan Wadiah
Bank Mega Syariah
Rencana pemasaran produk-produk pada bank Mega Syariah yang ditawarkan
kepada masyarakat atau nasabah sesuai kebutuhan setiap masing-masing produk,
dalam PLC (Product Life Cycle) tergantung pada produk tersebut berada pada
masa apa.

Strategi pemasaran yang dibutuhkan dalam pengenalan atau pengembangan


produk-produk bank Mega Syariah tidak ditentukan lama waktunya tergantung
hasil target yang didapat.

2. Implementasi Strategi Pemasaran Tabungan Wadiah Bank Mega


Syariah.
Strategi-strategi yang di Implementasikan bank Mega Syariah dalam
pemasaran diantaranya adalah memprioritaskan nasabah pada CASA (Current
Acc and Saving Acc) dengan dana murah, dibandingkan deposito yang
mempunyai biaya dana tinggi. Untuk mencari sumber-sumber dana murah
(CASA) tersebut bank Mega Syariah mengeluarkan produk baru diantaranya yaitu
Produk tabungan Haji dengan melayani setoran dana haji dan setoran wakaf tunai,
sehingga diharapkan dapat mengurangi cost of fund bank.
Bank Mega Syariah juga melakukan redesain benefit dari produk-produk yang
sudah ada. Bentuknya berupa program talangan bagi hasil dan pemberian hadiah
langsung (gimmick) pada nasabah yang membuka rekening baru di beberapa
produk funding. Upaya ini terbukti mampu membuat nasabah lebih mempercayai
penempatan dananya pada bank Mega Syariah. Dengan desain benefit baru ini,
produk tabungan dan deposito banyak diminati masyarakat.
Strategi mempromosikan produk-produk khususnya tabungan wadiah
(tabungan Utama IB) bank Mega Syariah menggunakan media massa, media
cetak, radio dan TV dan juga dengan cara Bellow the Line yaitu: Brosur, Flyers,
presentasidi beberapa kota besar dimana terdapat jaringan kantor bank Mega
Syariah di Jakarta maupun Diluar Jakarta diantaranya Bandung, Semarang,
Makasar, Padang dan Surabaya.
Layanan fasilitas seperti transaksi tunai, ATM, dan E channel lainnya juga
merupakan strategi bank Mega Syariah untuk meningkatkan kualitas layanan

kepada nasabah dan juga memudahkan nasabah dalam bertransaksi pada produkproduk yang ditawarkan khususnya pada produk tabungan wadiah (tabungan
utama IB).
3. Pengawasan Pemasaran Di Bank Mega Syariah Pusat.
Pengawasan (pengevaluasian) perencanaan program-program termasuk dalam
produk-produk simpanan maupun pembiayaa dilakukan setiap tahunnya dan
kelengkapan organ perusahaan dewan komisaris dan direksi hal penting sebagai
fungsi pelaksanaan dan pengawasan usaha, yang terdiri dari 3 (tiga) orang
komisaris dan 4 (empat) orang direksi.
B. Saran-saran
Dari pembahasan diatas dapat diberikan saran antara lain:
1. Dari segi strategi pemasaran
a. Meningkatkan strategi pemasaran produk-produk yang ditawarkan bank
Mega Syariah guna meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada bank
Mega Syariah khusunya dalam produk tabungan Wadiah (tabungan
utama IB)
b. Meningkatkan strategi promosi produk-produk simpanan khusunya
tabungan wadiah bank Mega Syariah diantaranya di media massa, media
cetak.
2. Dari segi Implementasi
a. Lebih ditingkatkan rasa puas kepada nasabah melalui mutu pelayanan
yang berkualitas

b. Perlunya menambah mesin ATM di tempat-tempat strategis dan pusat


pembelanjaan
c. Lebih meningkatkan kinerja guna melindungi pemangku kepentingan
bank Mega Syariah serta saling bahu membahu dan bekerja keras
untuk mewujudkan tujuan bank Mega Syariah yaitu bank Syariah
Kebanggaan Bangsa.

DAFTAR PUSTAKA
A., Ball Donald, dan Wendell H. Mcculloch, Bisnis International, (Jakarta: PT
Salemba Emban Patria, 2001)
Ahmad, Idris, Fiqh al- Syafiiyaah, (Karya Indah: Jakarta, 1986)
Al-Jaziri, Abdurrahman, al-Fiqhala Mazahib al-arabah, tahun 1969.
A., Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2007)
Assauri, Sofjan, Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi, (Jakarta : PT
Raja Grafindo, 2004)
Bakhtiar, Wardi, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos, 1997)
Gito, Sudarmo, Indriyo, Manajemen Pemasaran, (Yogyakarta: BPFE, 1994)
Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 1992)
Hari, Purnomo Setiawan dan Zulkiefli Mansyah, Manajemen Strategi, sebuah
konsep pengantar, (Jakarta: LPPEE UI, 1999)
Hidayati, Nurul, Metodologi Penelitian Dakwah dengan Pendekatan Kualitatif,
(Jakarta: UIN Press)
J. Stanton, William, Prinsip Pemasaran, Alih Bahasa Wilhelmus W. Bokowatun,
(Jakarta: Erlangga, 1991)
J. Moleong, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja
Rosdakarta)
J. Stanton, William, Prinsip Pemasaran, Alih Bahasa Wilhelmus W. Bokowatun,
(Jakarta: Erlangga, 1991)
Kotler dan Amstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, (Jakarta; Erlangga, 1997)
Kotler, Philip, Dasar-dasar Manajemen, Alih bahasa Wilhelmus W. Bokowatun,
(Jakarta: FEUI, 1987)
___________ , Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT. Macanan Jaya Cemerlang,
2007)
Lupiyoardi, Rambat, dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, (Jakarta:
Salemba Empat, 2006)
M. Dagun, Save, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: LPKN, 2000)

M., Subana, H., Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: CV Pustaka Setia,


2005)
Narbuko, Kholid dan Abu Ahmad, Metode Penelitian, (Jakarta: Bumi `Aksara,
2002)
Rafiudin dan Abdul Djaliel Manna, Prinsip dan strategi dakwah, (Bandung:
Pustaka Setia, 1997)
Rahman, Fajrul, Doktrin Ekonomi Islam, (Jakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1995)
Rasyid, Sulaiman, Fiqh Islam, (Al-Tahairriyah: Jakarta, 1976)
Sabiq, Sayyid, Fiqhus Sunnah, (Beirut: Darul-kitab al-Arabi, 1987)
Siagian, Sondang, Analisi serta Perumusan Kebijakan dan Strategi Organisasi,
(Jakarta: Gunung Agung, 1986)
Soekartiwi, Manajemen Pemasaran dalam Bisnis Modern (Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan, 1993)
Sumarni, Murti, Marketing Perbankan, (Yogyakarta: Liberty, 1997)
Sumitro, Warkum, Asas Perbankan Islam dan Lembaga-lembaga Terkait BMI dan
Takaful di Indonesia, (Jakarta, PT raja grafindo Persada, 2002)
Swastha, DH., Basu, Azas-azas Marketing, (Yogyakarta: Liberty, 1983)
Swastha, DH., Basu dan Ibnu Sukotjo, Pengantar Bisnis Modern Pengantar
Ekonomi Perusahaan Modern, (Yogyakarta: Liberty , 1995)
Swastha, DH., Basu dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, (Yogyakarta:
Liberti Yogyakarta, 1997)
Syamsudin, Din, Etika agama dalam Membangun Masyarakat Madani, (Jakarta
Logos, 2000)
Tim Penyusun Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997)
Yusanto, Ismail, M., Karebet Widjayakusuma, Menggagas Bisnis Islam, (Jakarta:
GIP, 2002)
Zulkifli, Sunarto, Panduan Transaksi Perbankan Syariah, (Jakarta: Zikrul Hakim,
2003)

LAMPIRAN I
PERTANYAAN WAWANCARA BANK MEGA SYARIAH PUSAT
Nama objek wawancara

: Rendy M. Kurnia

Bagian

: Product Development BMS

Waktu

: 5 Januari 2011

1. Dalam waktu berapa lama biasanya strategi pemasaran dilakukan?


Strategi pemasaran bank Mega Syariah dilakukan sesuai pada kebutuhan product
tersebut. Dalam PLC (Product Life Cycle), tergantung produk tersebut berada
pada masa apa. Contoh, Tabungan Investasya yang baru launcing tahun 2010,
maka strategi marketing yang dibutuhkan adalah pengenalan produk kepada
nasabah. Lamanya waktu tersebut pada satu masa juga tidak dapat ditentukan.

2. Konsep pemasaran seperti apa yang dilakukan bank Mega Syariah?


Customer Satisfaction
3. Bagaimana perkembangan tabungan wadiah bank mega syariah pusat?

Tabungan wadiah BMS yaitu tabungan utama hanya mengalami growth sebesar
10% selama 2010 hal ini disebabkan ada berbagai produk lain di BMS secara
mudharabah yang mempunyai berbagai program yang lebih menarik.
4. Dari segi marketing mix, adakah spesifikasi tertentu yang ditawarkan oleh bank
mega syariah?
Saat ini BMS lebih mengutamakan keunggulan produk dengan memberikan
keunggulannya dengan price yang kompetitif dan berbagai program menarik,
dibandingkan place dan promotion. Ditunjukkan dengan sedikitnya kantor-kantor
cabang BMS dan kurangnya promosi pada media cetak, radio dan TV.
5. Bagaimana strategi produk yang ditawarkan oleh bank mega syariah pusat?
Produk dibuat dan dianalisi oleh seorang product manager, dimana ia akan selalu
melakukan benchmarking terhadap bank kompetitor untuk memastikan
keunggulan bersaing dari produk tersebut melakukan berbagai program menarik
baik hadiah nasabah maupun insentif untuk marketing.
6. Model seperti apa yang digunakan oleh bank mega syariah pusat dalam
menetapkan harga?
Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan
pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan. Dari sudut pandang pemasaran,
harga merupakan satuan moneter atau alat ukuran lainnya (termasuk barang dan
jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh haki kepemilikan atas
penggunaan suatu barang atau jasa. Bank Mega Syariah memprioritaskan untuk
mendapatkan nasabah pada CASA (current acc and saving acc) dengan dana
murah, dibandingkan deposito yang mempunyai biaya dana tinggi.

7. Model apa yang digunakan dalam mempromosikan tabungan wadiah bank mega
syariah pusat?
Bellow the Line: Brosure, Flyers, Presentasi.
8. Adakah sistem bagi hasil pada produk tabungan wadiah bank mega syariah pusat
ini?
Wadiah adalah titipan murni shahibul maal yang harus dijaga dan dikembalikan
kapan saja menghendakinya. Sehingga, dasar pemberian keuntungannya adalah
bonus, bukan bagi hasil.
9. Sistem apa saja yang digunakan dalam kegiatan melayani nasabah tabungan
wadiah?
Wadiah pada tabungan utama memiliki berbagai fasilitas pelayanan, diantaranya
transaksi tunai ATM, dan E channel.
10. Seperti apa target pasar dalam produk tabungan wadiah bank mega syariah
pusat?
Perorangan, walking customer, payroll perusahaan.
11. Bagaimana perkembangan bank mega syariah dari

sejak berdirinya hingga

sekarang ini?
Cukup meningkat dari tahun ketahun, itu disebabkan bank mega syariah konsisten
terhadap prinsip Good Corporate Governance (GCG) yaitu Transparancy,
Accountability, Responsibility, Independency, Fairness dan prinsip kehati-hatian
(Prudential Principle)

12. Bagaimana segmentasi pasar yang diterapkan oleh bank mega syariah pusat?

13. Dalam hal promosi, strategi apa yang diterapkan oleh bank mega syariah pusat
khususnya promosi dalam produk tabungan wadiah?
14. Kapan dan bagaimana sejarah berdirinya bank mega syariah?
Dapat dilihat di Internet, Annual Report
15. Apa landasan didirikannya bank mega syariah?
Dengan semboyan untuk kita semua
16. Apa visi dan misi bank mega syariah pusat?
Visi dari bank mega syariah adalah bank syariah kebanggaan bangsa. Sedangkan
misinya adalah memberikan jasa layanan keuangan syariah terbaik bagi semua

kalangan, melalui kinerja organisasi yang unggul, untuk meningkatkan nilai


tambah bagi stakeholder dalam mewujudkan kesejahteraan bangsa.
17. Apa saja produk-produk yang ditawarkan oleh bank mega syariah?
Produk-produk yang ditawarkan bank banyak dan beragam. Produk simpanan,
produk pembiayaan dan pembiayaan. Kurang lengkapnya lihat dibrosur, Annual
Report dan Internet.
18. Produk apa yang paling diunggulkan pada bank mega syariah?
Setiap produk mempunyai keunggulan masing-masing tetapi ditahun 2009 bank
mega syariah lebih fokus pada pembiayaan mikro melalui Mega Sitra Syariah dan
Gadai Syariah Mega.
19. Bagaiman struktur organisasi bank mega syariah?
Dapat dilihat di Internet, Annual Report.
20. Apa faktor pendukung pemasaran produk tabungan wadiah dibank mega
syariah?
Program program internal (insentif marketing, hadiah nasabah, dll) yang
menarik minat nasabah dan pelayanan teknologi E channel yang beragam
diantaranya EDC (Electronic Data Chapture), system mobile banking dan Internet
bank dan ATM prima serta keemajuan bisnis dan layanan tidak mungkin tercapai
dengan baik tanpa dukungan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas,
21. Apa faktor penghambat pemasaran produk tabungan wadiah di bank mega
syariah?
Target market/pangsa pasar yang masih bermindset konvensional, sehingga calon
nasabah masing mementingkan bunga.

Anda mungkin juga menyukai