Disusun Oleh :
1. Dwi Lestari (931323414)
2. Putri Yulita (931324514)
3. Intan Wulandary (931325814)
4. Septiana Annisya Safitri (931326014)
5. Choiru Ummatin Nisa’ (931325514)
6. Nada Salwa Pratiwi (931326514)
Sulistyowati, MEI
NIP. 198109302009012008 .
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, dzat yang menjadi penguasa segalanya
termasuk ilmu pengetahuan dan senantiasa melimpahkan segala ridha dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan laporan
Praktek Perbankan Syari’ah (PPS), sebagai salah satu syarat untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Jurusan Syariah STAIN KEDIRI.
Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan dan kerjasama semua pihak.
Oleh karena itu, penulis hanya mampu mengucap syukur dan mengharap ridha
Allah SWT, dan kami sampaikan rasa terika kasih yang sebesar-besarnya kepada
yang terhormat :
1. Bapak Dr. Nur Chamid, MM, selaku Ketua STAIN Kediri
2. Bapak Dr. H. Imam Annas Muslihin, M.HI. selaku Ketua Jurusan Syariah
STAIN Kediri
3. Sri Anugerah Natalina, SE, MM. selaku Ketua Panitia Praktek Perbankan
Syariah (PPS)
4. Ibu Sulistyowati, MEI selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)
Praktek Perbankan Syariah (PPS) yang telah memberikan pengarahan dan
masukan
5. Bapak Adi Nugroho, selaku Ketua cabang Bank BNI Syariah Mojokerto
yang telah memberikan izin untuk menimba ilmu di lembaga keuangan
tersebut
6. Ibu Amanda Maurilla, selaku Dosen Pamong yang telah memberikan
pengarahan, pelajaran, serta motivasi selama kami menjalankan Praktek
Perbankan Syariah
7. Seluruh staf-staf karyawan Bank BNI Syariah Mojokerto, yang telah
banyak membantu selama kami PPS dan memberikan kami pembelajaran
kepada kami sampai selesai.
Dengan ini kami berharap semoga amal baik dari semua pihak yang telah
membantu terlaksananya kegiatan Praktek Perbankan Syariah (PPS) ini
iii
mendapatkan balasan dari Allah SWT. Kami menyadari, bahwa laporan ini masih
jauh dari kesempurnaan dan yang pasti ada kekurangan yang tidak kami sadari.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak.
Kediri, Januari 2018
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
v
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 28
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 30
LAMPIRAN ....................................................................................................... 31
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
emas, Tabungan iB Hasanah, dan sebagainya. Salah satu produk pembiayaan
yang termasuk paling diminati adalah Griya (Kredit Pemilikan Rumah).
Pembiayaan Griya merupakan fasilitas pembiayaan konsumtif dengan
akad murabahah (jual beli) untuk membeli, membangun, merenovasi
rumah/ruko ataupun untuk membeli kavling siap bangun (KSB) dengan
sistem angsuran tetap hingga akhir masa pembiayaan sehingga memudahkan
nasabah mengelola keuangannya.
Di saat sekarang ini kebutuhan akan perumahan semakin meningkat
seiring dengan semakin meningkatnnya jumlah pendapatan perkapita
masyarakat dan juga semakin meningkatnya jumlah penduduk yang semakin
hari semakin bertambah banyak. Rumah merupakan salah satu kebutuhan
pokok setiap manusia selain pangan dan sandang. Rumah sebagai tempat
berlindung dari panasnya matahari dan dinginnya malam, rumah juga sebagai
tempat berkumpul dan berkomunikasinya seluruh anggota keluarga.
Hadirnya pembiayaan KPR (Kredit Pemilikan Rumah) disebabkan
karena adanya permintaan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan rumah
secara cicilan. Produk ini dikelola oleh bank konvensional. Akan tetapi,
seiring berjalan waktu masyarakat menginginkan sebuah produk pembiayaan
rumah yang sesuai dengan prinsip syariah.Maka hadirlah produk pembiayaan
rumah dengan prinsip syariah, yang dikenal dengan KPRS (Kongsi Pemilikan
Rumah Syariah).
Hal ini disebabkan persoalan mendasar nasabah dalam membangun
rumah adalah masalah pendanaan. Untuk mendapatkan tempat tinggal yang
layak, terkadang masyarakat banyak yang tidak sanggup membeli dengan
kontan. Dalam merespon masalah ini, Dewan Syariah Nasional memberikan
kesempatan pada Lembaga Keuangan Syariah (LKS) untuk menyediakan
fasilitas pembiayaan dalam kepemilikan perumahan.
Pemberian fasilitas pembiayaan memiliki sebuah resiko yaitu adanya
pembiayaan macet. Pembiayaan macet memberikan dampak yang kurang
baik bagi Negara, masyarakat, dan perbankan Indonesia. Adanya rentang
waktu pengembalian pinjaman menimbulkan resiko yang sangat besar yang
2
mungkin ditanggung bank terhadap ketidakpastian pengembalian pinjaman
dari debitur. Timbulnya pembiayaan macet akan menjadi beban bagi bank
karena pembiayaan macet menjadi salah satu faktor dan indikator penentu
baik buruknya kinerja sebuah bank.
Dalam pemberian pembiayaan, dana yang dipergunakan sebagian besar
merupakan titipan masyarakat yang berbentuk deposito, tabungan, giro, yang
berbentuk jangka pendek. Pemberian pembiayaan merupakan suatu usaha
bank yang paling pokok, maka bank perlu memberikan penilaian terhadap
nasabah yang mengajukan pembiayaan pinjaman serta merasa yakin bahwa
nasabahnya tersebut mampu untuk mengembalikan pembiayaan yang telah
diterimanya. Dengan adanya unsur resiko dan ketidakpastian ini maka
diperlukan suatu pengamanan pembiayaan. Tujuan pengamanan ini adalah
menghilangkan resiko atau setidak-tidaknya memperkecil resiko yang
mungkin timbul. Oleh karena itu pihak bank perlu meningkatkan kualitas
pengamanan untuk setiap pembiayaan agar memperkecil kemungkinan
terjadinya pembiayaan macet.
Dengan mempertimbangkan uraian di atas, maka hal ini menjadi
penting dan menarik untuk diteliti dan nantinya diketahui bagaimana cara
Bank BNI Syariah KCP Mojokerto manajemen pembiayaan untuk
meminimalisir kredit macet pada produk Griya iB Hasanah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk pembiayaan Griya IB Hasanah di Bank BNI Syariah
KCP Mojokerto ?
2. Bagaimana penyelesaian kredit macet nasabah pembiayaan Griya IB
Hasanah di Bank BNI Syariah KCP Mojokerto ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui gambaran umum dari BNI Syariah
2. Untuk mengetahui produk-produk yang ada di BNI Syariah
3. Untuk mengetahui hasil analisis penyelesaian kredit macet nasabah
pembiayaan Griya IB Hasanah di Bank BNI Syariah KCP Mojokerto.
3
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi Mahasiswa
Mahasiswa bisa menerapkan mata kuliah Manajemen Bank Syariah dan
Operasional Perbankan Syariah dalam praktek perbankan syariah ini di
dunia perbankan.
2. Manfaat bagi STAIN Kediri
Dapat menjalin kerjasama yang lebih erat dengan lembaga perbankan
terutama di BNI Syariah Mojokerto.
3. Manfaat bagi instansi/lembaga (BNI Syariah KCP Mojokerto)
Dapat menjalin kerjasama yang lebih erat dengan STAIN Kediri.
.
4
BAB II
GAMBARAN UMUM LEMBAGA
5
terhadap pengembangan perbankan syariah semakin kuat dan kesadaran
terhadap keunggulan produk perbankan syariah juga semakin meningkat.
Juni 2014 jumlah cabang BNI Syariah mencapai 65 Kantor Cabang,
161 Kantor Cabang Pembantu, 17 Kantor Kas, 22 Mobil Layanan Gerak dan
20 Payment Point.
6
D. Denah Peta Bank BNI Syariah Mojokerto
Gambar 2.1
Tabel 1.1
7
F. Denah Ruangan Instansi
Gambar 2.2
8
berikut adalah fitur-fitur yang didapat dan tarif yang dikenakan di
Tabungan iB Hasanah.
2) Tabungan iB Bisnis Hasanah
Detail Produk :
- Jenis Kartu :BNI Syariah Card Gold
- Jenis Valuta :Rupiah (IDR)
- Jenis Nasabah :Perorangan dan Non Perorangan
- Akad yang digunakan :Mudhorobah
- Kode Produk :2961-1001 dan 2962-1001
3) Tabungan iB Prima Hasanah
Detail Produk :
- Jenis Kartu :BNI Syariah Card Gold
- Jenis Valuta :Rupiah (IDR)
- Jenis Nasabah :Perorangan
- Akad yang digunakan :Mudhorobah
- Kode Produk :2931-1001
4) Tabungan iB Tapenas Hasanah
Detail Produk :
- Fasilitas Kartu ATM :Tidak ada
- Jenis Valuta :Rupiah (IDR)
- Jenis Nasabah :Perorangan
- Akad yang digunakan :Mudhorobah
- Kode Produk :2981-1001
5) Tabungan iB THI Hasanah
Detail Produk :
- Fasilitas Kartu ATM :Tidak ada
- Jenis Valuta :Rupiah (IDR)
- Jenis Nasabah :Perorangan
- Akad yang digunakan :Mudhorobah
- Kode Produk :2941-1001
9
6) Tabungan iB Hasanah Classic
Detail Produk
- Jenis Kartu :BNI Syariah Card Silver
- Jenis Valuta :Rupiah (IDR)
- Jenis Nasabah :Perorangan
- Akad yang digunakan :Mudhorobah
- Kode Produk :2951-100
7) Tabungan iB Tunas Hasanah
Detail Produk
- Jenis Kartu :Tunas Card
- Jenis Valuta :Rupiah (IDR)
- Akad yang digunakan :Wadiah
- Kode produk :2991-0001-Tabungan iB Tunas
Hasanah
- Desain kartu menggunakan bentuk/desain yang unik khas
anak-anak. Desain kartu terdiri dari 2 (dua) pilihan desain
yaitu Tunas Card Astronout dan Tunas Card Bintang.
8) TabunganKU iB
Detail Produk
- Jenis Kartu :BNI Syariah Card Silver
- Jenis Valuta :Rupiah (IDR)
- Jenis Nasabah :Perorangan
- Akad yang digunakan :Wadiah
- Kode Produk :2901-0001 – TabunganKu iB (kode
produk yang sama dengan Tabangan
iB Hasanah (Wadiah))
b. Deposito
Adalah akad investasi dana berdasarkan akad mudhorobah atau akad
lain yang tidak bertentangan dengan prinsip Syariah yang
penerikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan
akad antara nasabah penyimpan dan Bank Syariah dengan bukti
10
penyimpan tersebut adalah bilyet atas nama. Desposito ada 2 macam ,
yaitu Deposito iB Hasanah dan Deposito iB On Call ( DOC )
1) Deposito iB Hasanah
Detail Produk
- Jenis Valuta : Rupiah (IDR) dan Dolar (USD)
- Jenis Nasabah : Perorangan dan non perorangan
- Akad yang digunakan : Mudharabah muthlaqah
- Jenis Deposito : Reguler dan Kaptalisasi
Jangka Waktu
- Valuta Rupiah : 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan
(regular/kapitalisasi)
- Valuta USD : 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan
(regular ) 6 bulan, 12 bulan
(kapitalisasi).
2) Deposito iB On Call
Detail Produk
- Jenis Valuta : Rupiah (IDR)
- Jenis Nasabah : Non perorangan
- Akad yang digunakan : Mudharabah muthlaqah
- Kode Produk : 3901-1001
Ketentuan lain Produk
- Tidak dapat diperpanjang secara otomatis (ARO tidak
berlaku)
- Pembayaran bagi hasil atas rekening DOC hanya dapat
dibayarkan melalui rekening giro yang menjadi sumbernya.
- Pihak yang dapat melakukan penempatan investasi dana
dalam DOC adalah perusahaan yang dibedakan menjadi
perusahaan pemerintahan (BUMN) dan perusahan swasta
perbankan dilarang menyimpan dananya dalam DOC DI bni
11
Syariah. Perusahan yang dananya berasal dari APBN agar
mengikuti ketentuan yang berlaku.
- Special nisbah dapat diberikan kepada nasabah atas
persetujuan pemimpin divisi DBR.
- Special nisbah hanya dapat berlaku 1 (satu) periode jangka
waktu.
c. Giro
Detail Produk
- Jenis Valuta : Rupiah (IDR ) DAN Dolar ( USD )
- Jenis Nasabah : Perorangan dan Non Perorangan
- Akad yang digunakan : Wadiah
- Fasilitas Kartu ATM : Dapat diberikan untuk giro
perorangan
d. Griya iB Hasanah
Griya iB Hasanah adalah fasilitas pembiayaan konsumtif yang
diberikan kepda anggota masyarakat untuk membeli, membangun,
merenovasi rumah (termasuk ruko, rusun, rukan, aparteman dan
sejenisnya), dan membeli tanah kavling yang besarnya disesuaikan
dengan kebutuhan pembiayaan dan kemampuan membayar kembali
masing-masing calon nasabah.
Jangka Waktu
Maksimal 15 tahun kecuali untuk pembelian kavling paling lama 10
tahun dan di sesuaikan dengan jatuh tempo sertifikat tanah yang telah
dibiayai, dengan ketentuan tambahan sebagai berikut:
1) Untuk pegawai aktif: Jangka waktu maksimal adalah sampai
dengan saat yang bersangkutan pensiun harus lunas.
2) Untuk pengusaha/professional: Jangka waktu maksimal adalah
sampai dengan usia 60 tahun harus sudah lunas.
e. OTO iB Hasanah
Adalah fasilitas pembiayaan konsumtif murobahah yang diberikan
kepada anggota masyarakat untuk pembelian kendaraan bermotor
12
dengan agunan kendaraan bermotor yang dibiayai dengan pembiayaan
ini.
Kebijakan :
1) Bentuk Pembiayaan
Murabahah secara angsuran.
2) Maksimum pembiayaan
Maksimum OTO iB Hasanah disesuaikan dengan kebutuhan
pemibiayan dan kemammpuaan membayar kembali(melunai
dengan Batasan minimal Rp.5.000.000,- dan maksimal
Rp.1.000.000.000,-.
3) Kriteria Pembiayaan
a) Pengunaanya untuk membeli kendaraan.
b) Bersifat perorangan.
c) Tersedia data tentang sumber pembayaran/pelunasaan yang
jelas.
4) Penggunaan
Tujuan penggunaan pemberian OTO iB Hasanah adalah untuk
membiayai pembelian berikut :
a) Kendaraan roda 4 baru
b) Kendaraan roda 4 bekas (hanya kendraan buatan jepang dan
eropa),dengan Batasan usia kendaraan sampai dengan jatuh
tempo pembiayaan maksimal 5 tahun
c) Kendaraan roda 2 baru (hanya untuk merk Yamaha, Honda
dan suzuki) dengan jangka waktu maksimal 5 tahun.
*)Usia kendraan dihitung dari tahun pembuataan kendraaan.
**)Khusus kendraan buataan maksimal 8 tahun pembiayaan jatuh
tempo.
f. Fleksi iB Hasanah
Adalah pembiayaan konsumtif bagi pegawai/karyawan suatu
Perusahaan/Lembaga/Instansi unruk pembelian barang dan
penggunaan jasa yang tidak bertentangan dengsn Undang-
13
undang/Hukum yang berlaku serta tidak termasuk kategori yang
diharamkan Syariah Islam.
g. Multiguna iB Hasanah
Adalah fasilitas pembiyaan konsumtif yang diberikan kepada anggota
masyrakat untuk membeli barang kebutuhan konsumtif dengan
agunan burapa tanah dan bangunan atas nama nasabah yang berstatus
SHM atau SHGB (Rumah,Ruko,Rukan) bukan barang yang di biayai
yang ditujukan untuk kalangan professional dan pegawai aktif yang
memiliki sumber pembayaran kembali dari penghasialan tetap dan
tidak bertentangan dengan undang -undang/hukum yang berlaku seta
tidak termasuk katogori yang diharmkan.
h. Rahn Emas iB Hasanah
Untuk meningkatkan kesadaran masyrakat terhadap transaksi syriah
dalam sepunuh aspek kehidupan global dan mengurangi
kergatntungan masyarakat terhadap lambaga keungan yang
melaksanakan transakasi dengan prinsip bunga serta memfasilitasi
masyrakat yang gemar menabung dalam bentuk emas apabila
membutuhkan likuditasi dalam kebutuhan sehari hari. Pembiyaan rahn
emas iB hasanah dapat diberikan maksimal sebesar 200 juta
pernasabah. Jangka waktu pembiayaan 4 bulan dan dapat dilakukan
perpanjang maksimum 2 bulan sekali. Cach Collateral iB Hasanah
(Ccf) adalah pembiayaan yang dijamin dengan cash, yaitu jamin
dengan simpanan dalam bentuk deposito,giro,dan tabungan yang
diterbitkan BNI Syriah.
14
BAB III
DESKRIPSI MASALAH YANG DIANGKAT
15
dan jenisnya) dan membeli tanah kavling, yang besarnya disesuaikan dengan
kebutuhan pembiayaan dan kemampuan membayar kembali masing-masing
nasabah. proses persetujuan pebiayaan yang mudah dan relatif cepat, jangka
waktu pembiayaan sampai dengan 15 tahun, selama masa pembiayaan
besarnya angsuran tidak terpengaruh dengan suku bunga seperti di bank
konvensional maka besarnya angsuran setiap bulan tetap dan tidak berubah
sampai lunas, memberikan fasiltas pembiayaan pemilikan rumah, ruko,
kavling siap bangun, pembagunan dan merenovasi rumah serta pembelian
rumah inden, pembayaran angsuran melalui debet rekening secara otomatis,
maksimum pembiayaan sampai dengan Rp. 5 Milyar, apabila nasabah ingin
melunasi angsuran sebelum jatuh tempo atau ingin melunasi sebelum akhir
masa pembayaran nasabah tidak akan terkena pinalti atau denda.
Perbankan menjalankan fungsinya sebagai penyalur dana kepada
masyarakat dengan cara memberikan pembiayaan kepada individu,
perusahaan atau pemilik usaha menengah. Adapun pemberian pembiayaan
tersebut harus didasarkan pada keyakinan bahwa debitur atau nasabah mampu
membayar kewajiban pada waktu yang sudah ditentukan. Jika pembiayaan
tersebut mengalami kemacetan dalam pembayarannya pihak bank harus
menyelamatkan pembiayaan tersebut dengan berbagai cara tergantung kondisi
nasabah. Dalam dunia perbankan terjadinya suatu kemacetan dalam
pembayaran atau pembiayaan bermasalah merupakan hal yang tidak jarang
didengar. Secara garis besar, pembiayaan bermasalah merupakan suatu
kondisi pembiayaan terjadinya suatu penyimpangan utama dalam pembayaran
kembali, pembiayaan yang menyebabkan keterlambatan dalam pengembalian
atau kemungkinan potencial loss. Dengan kata lain, wanprestasi berada pada
Collectabillity (kolektibilitas) dalam penilaian kualitas pembiayaan. Dalam
pembiayaan griya iB Hasanah kemacetan adalah pembiayaan yang dalam
masa akad terjadi ketidaklancaran dalam pembayaran angsuran bahkan
sampai terjadi kemacetan. Karena usaha yang dijalankan mengalami masalah.
Misalnya karena bencana alam, krisis ekonomi dan lain-lain. Pada dasarnya
setiap kontrak atau perjanjian yang dibuat oleh para pihak yang bersangkutan
16
dapat dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan bersama atau dengan iktikad
baik, namun dalam kenyataan kontrak dibuat sering sekali dilanggar atau
melakukan kelalain (wanprestasi) yang dibuat oleh salah satu pihak tersebut,
khususnya pada pembiayaan murabahah. Hal itu harus diselesaikan supaya
tidak ada diantara kedua belah pihak yang merasa dirugikan. Juga adanya
faktor ketidak sengajaan yaitu nasabah tersebut mengalami kemerosotan
dalam usahanya sehingga nasabah tersebut tidak mampu melunasi
angsurannya dan menimbulkan pembiayaan bermasalah
Banyak faktor yang menyebabkan kemacetan dalam pelaksanaan
pembiayaan griya iB Hasanah. Diantaranya ada 2 faktor:
1. Faktor Internal Bank
Faktor yang disebabkan dari internal bank BNI Syariah Cabang
Palembang meliputi beberapa aspek yaitu:
a. Aspek analisa pembiayaan meliputi: kurang baiknya pemahaman atas
bisnis usaha nasabah (perdagangan, industri dan jasa), kurang
dilakukan evaluasi apakah laporan keuangan yang disajikan wajar atau
tidak.
b. Aspek perhitungan modal kerja, maksudnya perhitungan modal kerja
tidak didasarkan dari bisnis nasabah.
c. Aspek jaminan, yaitu tidak memperhitungkan aspek marketable dan
dianggap sebagai pelengkap tanpa memperhitungkan resiko,
seandainya pembiayaan terjadi wanprestasi.
d. Lemahnya aspek supervising dan monitoring:
1) Desk monitoring, yaitu kurang dilakukan evaluasi atas rekening
koran, kurang perhatian atas keterlambatan pembayaran nasabah,
belum diterapkannya tentang “How to manage your account”
yang ada hubungannya dengan tingkat kesehatan pembiayaan.
2) On side monitoring, yaitu jarang melakukan kunjungan kelokasi
usaha nasabah, sehingga slide streaming (penyimpangan) dan
permasalahan nasabah tidak terdeteksi sejak awal.
17
2. Faktor Eksternal Bank
Faktor eksternal ini merupakan penyebab luar pembiayaan bermasalah
umumnya dari nasabah atau dari pihak ketiga antara lain:
a. Unsur kesengajaan yang dilakukan oleh nasabah
Nasabah sengaja untuk tidak melakukan pembayaran angsuran kepada
bank karena nasabah tidak memiliki kemauan dalam memenuhi
kewajibannya.
Debitur melakukan ekspansi terlalu besar, sehingga dana yang
dibutuhkan terlalu besar. Hal ini akan memiliki dampak terhadap
keuangan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan modal kerja.
18
BAB IV
ANALISIS HASIL
1
Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), 73.
19
oleh para nasabah adalah produk pembiayaan rumah (pembiayaan Griya iB
Hasanah). Pembiayaan Griya iB Hasanah adalah fasilitas pembiayaan
konsumtif yang ada di Bank BNI Syariah yang diberikan kepada anggota
masyarakat atau nasabah) untuk membeli, membangun, merenovasi rumah
(termasuk ruko, rusun, rukan, apartemen dan sejenisnya), dan membeli tanah
kavling yang besarnya disesuaikan dengan kebutuhan pembiayaan dan
kemampuan membayar kembali masing-masing calon nasabah.2
Pembiayaan Griya iB Hasanah di Bank BNI Syariah Kantor Cabang
Mojokerto diberikan kepada semua para calon nasabah (baik nasabah lama
maupun nasabah baru) dalam rangka membiayai kebutuhan untuk membeli,
membangun, maupun merenovasi rumah (termasuk ruko, rusun, dan sejenisnya)
yang diinginkan dan dibutuhkan oleh nasabanya. Jadi, pembiayaan Griya iB
Hasanah yang diaplikasikan oleh Bank BNI Syariah KCP Mojokerto.
Untuk jangka waktu proses dalam pembiayaan ini, tergantung dari
kelengkapan dokumen yang telah dipenuhi oleh para nasabah. Sebagaimana yang
tertuang pada Standard Operational Procedure (SOP) pemberian pembiayaan
di dalam sistem operasional perbankan, maka secara umum prosedur pemberian
penyaluran pembiayaan di Bank BNI Syariah KCP Mojokerto dilakukan dengan
prosedur sebagai berikut:
1. Tahap Aplikasi Pembiayaan
Pada tahap pertama, pihak bank melakukan wawancara terlebih
dahulu dengan calon nasabah yang ingin membuka produk pembiayaan.
Dalam wawancara tersebut pihak bank biasanya langsung menanyakan
maksud dan tujuan kedatangannya kepada calon nasabah. Setelah pihak
bank memahami akan maksud dan tujuannya, pihak bank menentukan
sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon nasabah. Persyaratan-
persyaratan tersebut biasanya mencakup: kartu tanda pemduduk (KTP) yang
masih berlaku, pas photo ukuran 4x6 sebanyak 2 lembar, kartu keluarga,
surat nikah, surat keterangan usaha dan slip gaji, dan tabungan.
2. Tahap Pengumpulan Data
2
Buku Pedoman Perusahaan (BPP) Buku II, BNI Syariah.
20
Untuk tahap kedua, pihak bank mengumpulkan data yang dapat
menggambarkan kemampuan usaha nasabah untuk melunasi pembiayaan
yang didasari pada kebutuhan dan tujuan pembiayaan, seperti: legalitas
usaha, Kartu Identitas calon nasabah dan istri (KTP), Kartu Keluarga dan
Surat Nikah, Laporan Keuangan 2 tahun terakhir, past performance 1 tahun
terakhir, business plan, data objek pembiayaan, data jaminan, dan sejumlah
kelengkapan administrasi yang dibutuhkan.
3. Tahap Analisa Pembiayaan
Untuk tahapan ketiga, pihak bank melakukan survey dan penilaian
kepada calon nasabah dengan menggunakan standar penilaian pembiayaan
yaitu: character (kepribadian), capacity (kemampuan dalam menjalankan
usaha), capital (modal), olleteral (jaminan), conditions (keadaan).
4. Persetujuan Pembiayaan
Untuk tahap keempat, Lembaga Komite yang terdiri dari
Komisaris, Direktur utama, General Manajer (GM), Account Officer
(AO), dan petugas administrasi pembiayaan terhadap permohonan yang
telah diajukan oleh calon nasabah yang nantinya menjadi bahan
pertimbangan layak atau tidaknya untuk disetujui.
5. Pengikatan
Untuk tahap kelima, yang dilakukan bank adalah proses
pengikatan. Dimana adanya pengikatan tersebut untuk mengantisipasi
tindakan tidak bertanggungjawab yang dilakukan oleh pihak nasabah.
6. Tahap Pencairan
Untuk tahap keenam, Tim Komite mempertimbangkan serta
menyetujui permohonan yang telah diajukan oleh calon nasabah, pihak
bank langsung memberikan sejumlah dana yang tercantum. Dalam proses
pencairan dana pihak bank melakukan perjanjian melalui akad
pembiayaan dilengkapi dengan menyertakan slip pengambilan, slip
setoran, tabungan, dan jaminan yang nantinya langsung diserahkan ke
pihak notaris.
7. Tahap Monitoring
21
Untuk tahap ketujuh, nasabah mempunyai kewajiban untuk
membayar angsuran dengan kesepakatan dan jangka waktu yang telah
disepakati pada awal perjanjian.
Nasabah yang dapat mengajukan pembiayaan Griya iB Hasanah di Bank
BNI Syariah Cabang Mojokerto adalah nasabah yang mempunyai jumlah
penghasilan lebih dari jumlah pembiayaan yang akan diajukan ke Bank BNI
Syariah, dan nilai jaminan sebagai agunan juga harus bisa meng-cover dari
jumlah pembiayaan yang diajukan, harus memenuhi kriteria yang diinginkan,
serta info BI (BI Checking) harus bersih, termasuk tidak boleh ada tunggakan
di bank lain. Pembiayaan Griya iB Hasanah ini juga turut andil dalam
perputaran roda perekonomian suatu negara karena pembiayaan ini dapat
dialokasikan untuk sektor ekonomi, diantaranya spesifikasi husus yaitu
sektor pengusaha dan BUMN tetapi pihak bank ingin memfokuskan ke
BUMN saja, tapi itu tidak memungkinkan jadi pihak bank BNI Syariah
mengambil dari semua sektor ekonomi.
Pembiayaan Griya iB Hasanah merupakan pembiayaan dengan prinsip
bagi hasil dan menggunakan akad Murabahah. Dengan berbagi hasil tersebut,
kebutuhan nasabah akan terpenuhi. Keuntungan yang dihasilkan oleh nasabah
tersebut kemudian dibagi berdasarkan kesepakatan yang telah disetujui di
awal akad.
Adapun analisis Standard Operational Procedure (SOP) pembiayaan di
Bank BNI Syariah Mojokerto dalam memberikan pembiayaan Griya iB
Hasanah adalah metode analisis pembiayaan yang meliputi character
(karakter nasabah), capacity (kemampuan membayar kembali nasabah),
capital (modal), condition of economic (kondisi ekonomi/faktor luar), dan
collateral (jaminan atau agunan).
Nasabah dengan reputasi yang baik akan mengansumsikan bahwa
nasabah tersebut dapat dipercaya dan dapat bertanggungjawab terhadap
kewajibannya. Nasabah yang dapat diberi pembiayaan adalah nasabah yang
memiliki reputasi yang baik. Hal ini dapat diketahui dengan mencari dan
mengumpulkan informasi dengan rekan atau siapapun yang berhubungan
22
dengan nasabah yang terkait atau dengan melakukan wawancara sehingga
data yang dibutuhkan lebih akurat dan valid.
Selanjutnya adalah capacity atau kemampuan nasabah untuk membayar
kembali kewajibannya. Menjamin seorang nasabah dapat menjalankan bisnis
dengan baik karena kemampuan berbisnis juga harus dimiliki oleh seorang
nasabah. Kapasitas nasabah dalam melakukan pengembalian kewajiban dapat
dilihat melalui laporan keuangan dan kinerja nasabah termasuk dalam hal
pelunasan kewajiban-kewajiban yang lain. Melihat dari data penjualan,
pembelian dan hasil produksi dapat membuktikan bagaimana kapasitas nasabah
tersebut.
Dalam menganalisis kapasitas nasabah, Bank BNI Syariah menilainya
berdasarkan data penjualan yang berisi tentang sistem yang digunakan calon
nasabah dalam hal penjualan, data piutang yang berisi tentang piutang yang
dimiliki nasabah, data pembelian yang berisi tentang pembelian yang
dilakukan dalam perputaran usaha, data persedian yang berisi rutinitas dan
jangka waktu persediaan, data pengeluaran yang berisi tentang biaya-biaya
yang dikeluarkan dalam rangka memenuhi kebutuhan operasional usahanya
dan data BI (BI Checking) yang menjelaskan tentang riwayat pembiayaan
atau pinjaman lain yang pernah atau sedang dilakukan oleh calon nasabah
tersebut.
Untuk capital yang berarti kondisi keuangan nasabah (pendapatan
bersih). Capital adalah modal yang dimiliki nasabah. Sebagai aset yang
dimiliki oleh nasabah yaitu Bank BNI Syariah bersedia memberikan
pembiayaan tersebut artinya, setiap nasabah yang mengajukan permohonan
pembiayaan harus pula menyediakan dana dari sumber lainnya atau modal
sendiri. Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihat laporan
keuangan (neraca dan laporan rugi laba) dengan melakukan pengukuran
seperti dari segi likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan ukuran lainnya
Condition of economic yaitu kondisi ekonomi atau faktor luar dari
nasabah. Untuk menilai kondisi ini Bank BNI Syariah juga melihat dari
kondisi ekonomi nasabah sekarang dan untuk di masa yang akan datang
23
sesuai sektor masing-masing nasabah serta prospek usaha dari sektor yang
dijalankan. Penilaian prospek usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar
memiliki prospek yang baik, sehingga untuk mengantisipasi faktor luar yang
tidak diinginkan nantinya.
Tahap analisis terakhir yaitu collateral atau aspek jaminan. Analisis ini
diarahkan terhadap jaminan yang diberikan oleh nasabah kepada bank.78
Bank dapat melakukan analisis terhadap jaminan yang diberikan oleh nasabah
atas pembiayaan yang diajukannya.
Analisis yang dilakukan adalah meneliti kepemilikan yang diserahkan,
mengukur stabilitas harga jaminan yang dimaksud, memperhatikan proses
likuidasinya, memperhatikan kelegalan jaminan tersebut dan memperhatikan
marketabilitas jaminan tersebut.
Jadi metode analisis yang dilakukan oleh Bank BNI Syariah Mojokerto
adalah sebagai pedoman dan tolak ukur dalam menganalisis pembiayaan
sesuai dengan teori analisis pembiayaan yang telah ada yaitu bahwa dalam
menganalisis suatu pembiayaan menggunakan analisis metode 5C. Kelima
metode ini saling berkesinambungan dan mendukung satu sama lain dalam
menghasilkan hasil analisis pembiayaan yang benar dan valid. Bahkan
terkadang metode 5C tersebut ditambahkan dengan 1C yaitu constraint yang
berarti hambatan-hambatan yang mungkin mengganggu proses usaha. Namun
aspek tersebut jarang digunakan oleh bank syariah karena sudah termasuk
dalam metode 5C tersebut.
24
B. Analisis Pemberian Pembiayaan Griya iB Hasanah di PT Bank BNI
Syariah KCP Mojokerto
Berdasarkan analisis terhadap pemberian pembiayaan Griya iB
Hasanahdi Bank BNI Syariah KCP Mojokerto kepada para calon nasabah,
ada beberapa tahapan yang wajib dipenuhi oleh nasabah dalam memperoleh
pembiayaan.
Proses pembiayaan Griya iB Hasanah di Bank BNI Syariah KCP
Mojokerto membutuhkan waktu ± 2 hari sampai paling lama 7 hari kerja.
Namun pada praktiknya, proses pembiayaan Griya iB Hasanah dapat
dilakukan dalam waktu yang lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Tetapi
cepat atau lambatnya proses pembiayaan terletak pada nasabah yang
mengajukan pembiayaan. Awal proses tahap pertama yang harus dilakukan
oleh calon nasabah sebagai pihak yang mengajukan pembiayaan yaitu :
1. membuat surat permohonan pembiayaan kepada pihak bank dan ditujukan
kepada bagian Sales Officer (SO). Bagian Sales Officer (SO) merupakan
pihak bank yang bertugas dalam menangani prosedur pembiayaan di bank.
2. Selanjutnya, bagian Sales Officer (SO) menyerahkan surat permohonan
beserta berkas-berkas dokumen yang telah lengkap ke bagian Consumer
Processing Head (CPH) untuk dianalisi dan menindaklanjuti surat
permohonan tersebut dengan proses inisiasi. Proses inisiasi yang dimaksud
adalah proses dimana surat permohonan tersebut dianalisis dengan
kemungkinan hasilnya nasabah tersebut diterima ataupun ditolak
permohonan pembiayaannya.
3. Apabila permohonan ditolak maka pihak Sales Officer (SO) akan
menginformasikan atau membuat surat kepada nasabah
4. apabila nasabah dinyatakan layak mendapatkan pembiayaan Griya iB
Hasanah maka Sales Officer (SO) akan melanjutkan tahapan yang
selanjutnya.
5. Tahap berikutnya yaitu tahap pengumpulan data nasabah. Dalam teori
dijelaskan bahwa data yang harus dikumpulkan berupa akta pendirian
usaha dan legalitas usaha berikut perubahannya yang sesuai dengan
25
ketentuan pemerintah, identitas pengurus, laporan keuangan 2 tahun
terakhir, past performance 1 tahun terakhir, business plan, data objek
pembiayaan dan data jaminan.3
Pada Bank BNI KCP Mojokerto nasabah yang saat mengajukan surat
permohonan pembiayaan Griya iB Hasanah, juga menyertakan beberapa data-
data dan berkas dokumen seperti fotokopi KTP (identitas nasabah), pas foto
3x4, fotokopi KK, fotokopi surat nikah, fotokopi Rekening Tabungan 3 bulan
terakhir, fotokopi NPWP untuk pembiayaan, asli surat keterangan masa kerja,
asli slip gaji terakhir atau keterangan penghasilan, fotokopi sertifikat rumah,
fotokopi PBBSPPT dan imb bangunan rumah, surat persetujuan suami istri,
dan formulir pemohonan pembiayaan. Sedangkan untuk nasabah pengusaha,
berkas ditambah dengan legalitas perusahaan, SIUP, TDP + nota-nota
penjualan (laporan anggaran dasar perusahaan 3 bulan terakhir) dan semua
wajib terpenuhi syarat tersebut. Data di atas merupakan data awal yang
menjadi tahap analisis dan pertimbangan penilaian dalam pemberian
pembiayaan. Pengaplikasian pengumpulan data nasabah yang dilakukan oleh
Bank BNI Syariah KCP Mojokerto.
Bank BNI Syariah KCP Mojokerto dalam menganalisis dan menilai
calon nasabahnya juga menggunakan metode analisis pembiayaan 5C yaitu
character (karakter), capacity (kapasitas nasabah membayar kembali), capital
(modal), condition of economic (kondisi ekonomi atau faktor luar), dan
collateral (jaminan).
Dengan metode tersebut Bank BNI Syariah mendapatkan hasil akurat
dari proses analisis pembiayaan tersebut. Tetapi apabila salah satu faktor dari
metode tersebut dikesampingkan atau tidak dominan, maka keakuratan dan
kevalidan data yang dianalisis tersebut belum dapat dipastikan dengan tepat.
BNI Syariah KCP Mojokerto juga menghindari nasabah beresiko tinggi yang
di zona merah bank, seperti : perkebunanm perikanan, peternakan dan
pertanian. Selain itu BNI Syariah KCP Mojokerto juga memperkuat first way
3
Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, (Jakarta: Zikrul Hakim,
2003), 143.
26
out : penghasilan nasabah yang jelas oleh karena itu pada proses persyaratan
data wajib melampirkan slip gaji yang sebenarnya.
Setelah proses analisis pembiayaan dilakukan, proses selanjutnya yaitu
persetujuan pembiayaan. Proses persetujuan pembiayaan adalah proses
penentuan disetujui atau tidaknya sebuah pembiayaan tersebut. Proses ini
bergantung pada kebijakan bank.
Proses persetujuan pembiayaan yang ada di Bank BNI Syariah
melibatkan beberapa devisi dalam organisasi Bank BNI Syariah KCP
Mojokerto Devisi yang dimaksud adalah Sales Officer (SO), Sales Assistant
(SA), Consumer Processing Head (CPH), Operasional Head (OH), Financing
Suport Assistant (FSA), dan Manajer atau Pimpinan Cabang. Apabila nasabah
telah melewati proses persetujuan pembiayaan, maka selanjutnya nasabah
pembiayaan (Griya iB Hasanah) dan pihak bank dapat melakukan pengakadan
atau pengikatan kontrak pembiayaan. Pengikatan di bawah tangan adalah
proses penandatanganan akad yang dilakukan antara bank syariah dan
nasabah.
Bank BNI Syariah menggunakan proses pengikatan notariel dimana
penandatanganan akad disaksikan oleh notaris. Notaris tersebut
direkomendasikan langsung dari kantor pusat Bank BNI Syariah. Bank BNI
Syariah KCP Mojokerto menggunakan pengikatan notariel ini dengan maksud
untuk mengantisipasi tindakan tidak bertanggungjawab yang dilakukan oleh
pihak nasabah.
27
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bank Syariah adalah merupakan bank yang menggunakan sistem bagi
hasil. Bank Syariah juga lembaga yang memberikan pembiayaan. Struktur
pembiayaan yang dilakukan Bank Syariah adalah mengatur suatu pembiayaan
sehingga tujuan dan jenis pembiayaan yang diberikan sesuai dengan
keinginan dan kebutuhan masyarakat atau calon nasabah. Dan produk-produk
yang paling di minati oleh nasabah yaitu produk pembiayaan, salah satunya
merupakan pembiayaan Griya IB Hasanah. Pembiayaan sendiri mempunyai
arti yaitu penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utang
atau tagihanya tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan bagi
hasil.
Pembiayaan Griya iB Hasanah di Bank BNI Syariah Kantor Cabang
Mojokerto diberikan kepada semua para calon nasabah (baik nasabah lama
maupun nasabah baru) dalam rangka membiayai kebutuhan untuk membeli,
membangun, maupun merenovasi rumah (termasuk ruko, rusun, dan sejenisnya)
yang diinginkan dan dibutuhkan oleh nasabanya. Jadi, pembiayaan Griya iB
Hasanah yang diaplikasikan oleh Bank BNI Syariah KCP Mojokerto. Untuk
jangka waktu proses dalam pembiayaan ini, tergantung dari kelengkapan
dokumen yang telah dipenuhi oleh para nasabah. Sebagaimana yang tertuang
pada Standard Operational Procedure (SOP) pemberian pembiayaan di dalam
sistem operasional perbankan, maka secara umum prosedur pemberian
penyaluran pembiayaan di Bank BNI Syariah KCP Mojokerto dilakukan dengan
prosedur sebagai berikut:
1. Tahap Aplikasi Pembiayaan
2. Tahap Pengumpulan Data
3. Tahap analisis pembiayaan
4. Tahap persetujuan pembiayaan
28
5. Pengikatan
6. Tahap Pencairan
7. Monitoring
Nasabah yang dapat mengajukan pembiayaan Griya iB Hasanah di
Bank BNI Syariah Cabang Mojokerto adalah nasabah yang mempunyai
jumlah penghasilan lebih dari jumlah pembiayaan yang akan diajukan ke
Bank BNI Syariah, dan nilai jaminan sebagai agunan juga harus bisa meng-
cover dari jumlah pembiayaan yang diajukan, harus memenuhi kriteria yang
diinginkan, serta info BI (BI Checking) harus bersih, termasuk tidak boleh
ada tunggakan di bank lain. Pembiayaan Griya iB Hasanah merupakan
pembiayaan dengan prinsip bagi hasil dan menggunakan akad Murabahah.
Adapun analisis Standard Operational Procedure (SOP) pembiayaan
di Bank BNI Syariah Mojokerto dalam memberikan pembiayaan Griya iB
Hasanah adalah metode analisis pembiayaan yang meliputi character
(karakter nasabah), capacity (kemampuan membayar kembali nasabah),
capital (modal), condition of economic (kondisi ekonomi/faktor luar), dan
collateral (jaminan atau agunan). Dengan metode ini Bank BNI Syariah bisa
mendapatkan hasil yang akurat dari proses analisis pembiayaan tersebut. BNI
Syariah KCP Mojokerto juga menghindari nasabah beresiko tinggi yang di
zona merah bank, seperti : perkebunanm perikanan, peternakan dan pertanian.
Selain itu BNI Syariah KCP Mojokerto juga memperkuat first way out :
penghasilan nasabah yang jelas oleh karena itu pada proses persyaratan data
wajib melampirkan slip gaji yang sebenarnya. Bank BNI Syariah
menggunakan proses pengikatan notariel dimana penandatanganan akad
disaksikan oleh notaris. Notaris tersebut direkomendasikan langsung dari
kantor pusat Bank BNI Syariah. Bank BNI Syariah KCP Mojokerto
menggunakan pengikatan notariel ini dengan maksud untuk mengantisipasi
tindakan tidak bertanggungjawab yang dilakukan oleh pihak nasabah.
29
DAFTAR PUSTAKA
30
LAMPIRAN GAMBAR
31