Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

BPR TARUNA ADIDAYA SANTOSA KUDUS

Disusun Oleh :
Nama : DIVA KOSMAYA
NIS : 5185

PROSES KREDIT BPR TARUNA ADIDAYA SANTOSA KUDUS

YAYASAN PENDIDIKAN NASIONAL INDONESIA (YPNI)


SMK BHAKTI KUDUS
NDS : 4303080004
Alamat : Mejobo Mlati Kidul Telp/Fax 443412 – Kudus (59319)

i
PENGESAHAN

Buku Administrasi ini telah disetujui dan disahkan Oleh :


Pembimbing Institusi OJT DuDi

Hari/Tanggal : ………………………….. 2018

Pembimbing Institusi DuDi Pembimbing Sekolah


BPR TARUNA ADIDAYA
SENTOSA KUDUS

………………………… …………………………

Mengetahui,

Pimpinan Institusi DuDi Kepala SMK Bhakti Kudus


BPR TARUNA ADIDAYA
SENTOSA KUDUS

………………………… AMIR ABD. MAJID, S.Pd

ii
MOTTO

1. Saya harus bisa dan saya pasti bisa


2. Berpikirlah besar dan bertindaklah sekarang
3. Jadilah orang yang mampu mempunyai prinsip
4. Allah tidak akan menguji hambanya melebihi batas kemampuan hambanya

iii
SURAT KETERANGAN PRAKERIN DARI INDUSTRI

KATA PENGANTAR
iv
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadiran Allah atas segala
Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis telah dapat menyelesaikan buku
administrasi mengenai kegiatan Praktek Kerja Lapangan peserta didik SMK
Bhakti Kudus pada Institusi pasangan Dunia Usaha dan Dunia Industri. Selain itu
patut kita syukuri pula, posisi kita sebagian tenaga pendidik dan pengajar masih
diberikan kesadaran dan kemauan untuk mengabdi dalam mendidik, melatih dan
menyiapkan masyarakat Indonesia menjadi generasi yang cerdas, unggul dan
terampil, sehingga kelak mereka akan bermanfaat baik bagi diri mereka maupun
bagi masyarakat luas sebagai asset dari Program Pendidikan Sistem Ganda di
SMK melalui Praktek Kerja Lapangan (PKL) atau On The Job Training (OJT).
Adanya program OJT ini adalah salah satu Program Kerja Waka HUMAS /
DuDi dalam mengupayakan terjalinnya “Link and Match” dimana Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) bekerjasama dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri
(DU/DI) atau instansi Pemerintah dan Swasta dalam meningkatkan kualitas
lulusan SMK sebagai sumber daya manusia Indonesia yang handal, berkompeten,
Profesional dan siap pakai ditengah – tengah masyarakat.
Untuk itu para siswa, Guru Pembimbing Praktek Kerja Lapangan maupun
Pembimbing DU/DI sebagai tempat pelaksanaan PSG, dipandang mempunyai
satu panduan yang sama, demi kelancaran adminitrasi jalannya PKL/OJT dengan
tertib dan bermanfaat. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
menyajikan buku ini, untuk itu penulis sangat mengharapkan adanya saran dan
kritik yang membangun untuk penyempurnaan buku administrasi ini.
Akhir kata kami berharap semoga buku ini dapat bermanfaat bagi seluruh
komponen yang terlibat dalam kegiatan PKL, bahkan tidak saja bermanfaat
dikalangan intern SMK Bhakti Kudus, tetapi bagi setiap pembaca buku ini,
Terimakasih.

Kudus, ……… Desember 2018


Koordinator PKL
Waka HUMAS/DuDi
SMK BHAKTI KUDUS

Arif Mohammad Natsir, S.T


DAFTAR ISI

v
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
PENGESAHAN............................................................................................. ii
MOTTO.......................................................................................................... iii
SURAT KETERANGAN PRAKERIN DARI INDUSTRI ........................... iv
KATA PENGANTAR..................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Tujuan Praktik Prakerin............................................................... 1
1.3 Visi dan Misi PT. BPR Taruna Adidaya Santosa Kudus............. 2
1.4 Lokasi dan Waktu Prakerin.......................................................... 2
BAB II GAMBARAN UMUM DU / DI ....................................................... 3
2.1 Sejarah Singkat DU/DI................................................................. 3
2.2 Struktur Organisasi....................................................................... 4
2.3 Deskripsi Pekerjaan...................................................................... 5
BAB III PELAKSANAAN PRAKERIN DAN PEMBAHASAN ................ 10
A. Pelaksanaan................................................................................. 10
B. Pembahasan................................................................................. 10
1) Pengertian Kredit..................................................................... 10
2) Fungsi Kredit........................................................................... 11
3) Tujuan Kredit........................................................................... 11
4) Jenis – Jenis Kredit.................................................................. 11
5) Analisis Penyaluran Kredit...................................................... 13
6) Unsur – Unsur Kredit............................................................... 15
7) Prinsip 7P................................................................................. 16
8) Prinsip 3R................................................................................ 17
9) Pengemlompokkan Kredit....................................................... 18
10) Prosedur Permohonan Kredit................................................... 21
11) Kebijakan Kredit...................................................................... 22
BAB IV PENUTUP........................................................................................ 25
1. Kesimpulan......................................................................................... 25
2. Saran................................................................................................... 25
3. Daftar Pustaka..................................................................................... 26

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perbaikan menempati posisi yang strategis dalam pembangunan dan
juga perekonomian Negara, karena sector perbaikan berfungsi sebagai
penghimpun dana dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk
pembiayaan pembangunan dan pengembangan usaha, sehingga membawa
arah pada perbaikan perekonomian Nasional. Untuk merealisasikan hal
tersebut salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengembangkan
kegiatan usaha jasa perbaikan melalui Bank Perkrediatan Rakyat (BPR).
PT BPR Taruna Adidaya Santosa Kudus Merupakan salah satu BPR
yang ada di kecamatan Jati Kabupaten Kudus. PT BPR Taruna Adidaya
Santosa Kudus berdiri pada tanggal 3 Juni 1993 dan mulai bias beroperasi
pada tanggal 4 April 1994 berdasarkan Akte Notaris Dewi Gumuljo,SH No. 2
tanggal 3 Juni 1993/Akte perubahan No. 20 tanggal 7 Agustus 1993
Pengesahan Menteri kehakiman RI No. fit.01.01/1993 tanggal 1 September
1993.
Dalam rangka membantu msayarakat serta membantu pemerintah
dalam bidang keuangan dan perbankan PT.BPR Taruna Adidaya Sentosa
Kudus hadir sebagai salah satu tonggak perekonomian yang turu
memperkokoh perekonomian rakyat melalui penyeiaan dana kepada
masyarakat yang dirasa sesuai dengan kebutuhan masyarakat kecil dan
menengah PT.BPR Taruna Adidaya Sentosa.

1.2 Tujuan Praktek Kerja Industri (PKL)


Adapun tujuan praktek kerja industri antara lain:
1. Memiliki wawasan yang luas mengenai dunia usaha/industri.
2. Sebagai persiapan mental untuk bekerja.
3. Melatih keterampilan yang dimiliki siswa/siswi sehingga dapat bekerja
dengan baik.
4. Memberi pengetahuan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian proses
pendidikan.
5. Memiliki kemampuan bekerja yang sesuai dengan standar dunia
usaha/dunia industri

1
1.3 VISI DAN MISI

VISI
Menjadi BPR yang Bersih, Sehat dan Terpercaya

MISI
1. Memberikan pelayanan terbaik kepada nasabah serta berperan aktif
membantu pemerintah dalam pengembangan UMKM.
2. Meningkatkan kinerja BPR yang sehat, kuat, efisien, professional serta
berkesenimbangan.
3. Meningkatkan nilai tambah investasi pemegang saham serta kesejahteraan
karyawan.
4. Menciptakan budaya kerja yang konduktif, sejuk dan nyaman dalam
uapaya mencapai target jangka pendek, menengah dan panjang.
5. Memberikan pengetahuan tentang manajemen keuangan kepada nasabah.
6. Menjadikan bagian pemasaran sebagai konsultan keuangan, pemasaran
dan produk bagi para nasabah PT. BPR Taruna Adidaya Sentosa.

1.4 Lokasi Dan Waktu Parkerin


Lokasi dan waktu pelaksanaan perkerin yang bertempat di jalan HOS
COKRO AMINOTO 8B Kudus. Dimulai pada tanggal 10 Desember 2018, 10
Maret 2019. Dengan jadwal dalam satu minggu kerja (6 hari) kerja yang
dimulai jam 08.00 – 16.00 WIB dengan memakai seragam sesuai harinya.

BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2
2.1 Gambar Umum
Sejarah berdirinya PT. BPR Taruna Adidaya Sentosa Kudus
PT. BPR Taruna Adidaya Sentosa Kudus merupakan salah satu
BPR yang ada di kecamatan Jati Kabupaten Kudus. PT. BPR Taruna Adidaya
Ssantosa Kudus berdiri pada tanggal 3 Juni 1993 dan mulai bisa beroperasi pada
tanggal 4 April 1994 berdasarkan Akte Notaris Arlita Dewi Gumuljo, SH No.02
tanggal 3 Juni 1993/Akte perubahan Bo. 20 tanggal 7 Agustus 1993/pengesahan
Menteri Kehakiman RI No. FIT.01.01/1993 tanggal 1 September 1993. Pendirian
PT. BPR Taruna Adidaya Santosa Kudus juga berdasarkan atas izin dari menteri
keuangan yaitu izin menteri prinsip keuangan RI No. Kep 1.041/1 M.17/1994
tanggal 26 Februari 1994 serta NPWP No. 1.462.759.0.506.
Adapun susunan kepngurusan PT. BPR Taruna Adidaya Santosa Kudus
adalah sebagai berikut :
1. Johanes Handoko sebagai Komisaris Utama
2. Sukamto sebagai Komesaris I
3. Ferry Sanjaya,SE sebagai Direktur Utama
4. Indah Roestani, SE sebagai Direktur

2.2 Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI

3
PT. BPR Taruna Adidaya Santosa Kudus

RUPS

Dewan Komisaris
Johanes Handoko

Sukamto

Direksi
Ferry Sanjaya
SPI
Peni Yulianti

Ka.Hag. Kredit Ka.Bag. Operasional


Sembodho Ardono Kristina

Supervisor Supervisor Adm. Dana Accounting Kasir Umum


Abdul Beni Sri Infiana Sri Utami Riska Sumardi
Sembodho Ardono Sembodho Sembodho Sembodho Heru

Ass Officer Ass Officer Adm. Kredit


Restu P. Muh Arif Indah K.
Indrian W. Irwan K Nela Indri
Riski G. Ardono

2.3 Deskripsi Pekerjaan

1. Dewan Komisaris
Dewan komisaris mempunyai tugas dan wewenang untuk :

4
a. Mengawasi pelaksanaan tugas Dewan Direksi serta memberi nasehat atas
pelaksanaan tugas Dewan Direksi tersebut.
b. Anggota Dewan Komisaris mempunyai hak untuk memeriksa buku-buku,
surat-surat, serta kekayaan perusahaan.
c. Memberhentikan salah seorang dari anggota direksi ataupun semua
anggotanya karena alasan-alasan tertentu.
d. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), khususnya diadakan untuk
menentukan apakah anggota direksi yang telah diberhentikan akan terus
diberhentikan atau dikembalikan pada posisi semula.

2. Dewan Pengawas BPR


Dewan Pengawas BPR mempunyai hak dan kewajiban serta tugas sebagai
berikut :
a. Memantau pelaksanaan oprasional bank khususnya yang berhubungan dengan
peraturan-peraturan tentang produk-produk perbankan dan tata cara
pelaksanaannya.
b. Berkewajiban untuk memperluas keberadaan bank beserta produk-produk
pelayanannya.
c. Melakukan penyebarluasan informasi kepada masyarakat tentang praktek
perbankan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Internal Control (Satuan Pengawas Intern)


Internal control mempunyai tugas untuk :
a. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dalam kantor.
b. Memeriksa administrasi keuangan bank.
c. Meneliti kebenaran dan kelengkapan laporan-laporan keuangan terutama
neraca dengan perhitungan rugi/laba.
d. Mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan tata kerja dan prosedur dari
unit-unit kerja di kantor menurut ketentuan yang berlaku serta menilai
efektifitas atas pelaksanaan tata kerja tersebut.
e. Mengawasi penyusunan rencana kerja bank termasuk anggaran dan belanja
bank.
f. Memperbaharui sistem pembukuan sesuai dengan perkembangan bank serta
menyesuaikan struktur organisasi sehubungan dengan perkembangan usaha
bank.

4. Direktur Utama

5
Direktur Utama mempunyai hak dan kewajiban serta tugas sebagai berikut :
a. Mempertanggungjawabkan kekayaan perusahaan.
b. Mengikat perusahaan sebagai jaminan.
c. Mengadakan rapat apabila dalam anggaran dasar tidak ditetapkan cara lain
dalam pelaksanaannya.
d. Memimpin dan mengelola perusahaan sehingga tercapai tujuan perusahaan.
e. Memperoleh, mengalihkan dan melepaskan hak atas barang-barang tak
bergerak atas nama perusahaan.
f. Berhak mengangkat seorang kuasa atau lebih dengan syarat-syarat dan
kekuasaan yang ditentukan secara tertulis.
g. Bertanggungjawab atas oprasional perusahaan, khususnya yang berhubungan
dengan pihak eksternal perusahaan.

5. Bagian Umum
Bagian umum membantu perlengkapan yang dibutuhkan perusahaan dan
karyawan untuk memperlancar seluruh kegiatan, serta bertugas menangani
masalah kepegawaian dan kesekretariatan. Tugas pokoknya adalah :
a. Menginvestasikan dan menyediakan sarana kebutuhan perusahaan.
b. Membukakan pengadaan atau pembelian perlengkapan kantor agar tetap
terawat dan dapat digunakan secara efektif.
c. Membina dan menciptakan suasana kerja yang baik dan memberikan
dorongan kepada karyawan agar tetap konsisten dalam melaksanakan
pekerjaan.
d. Menginventariskan masalah kepegawaian dan mengajukan usulan perbaikan
laporan tertulis kepada direksi.
e. Mempersiapkan, membayar dan membukukan gaji dan honor kepada
karyawan dan pihak lainnya atas persetujuan direksi.

6. Bagian Dana
Bagian dana melaksanakan tugas pelayanan jasa-jasa perbankan, menyangkut
pelayanan permohonan pembukuan deposito, tabungan atau jasa-jasa lain yang
dapat diberikan oleh bank, serta pencatatan dan pengadministrasian pelayanan
transaksi nasabah. Tugas pokoknya adalah :
a. Menghitung bagi hasil untuk tabungan dari deposito nasabah.
b. Melakukan pengadministrasian pencatatan dan pembukuan atas setiap
penarikan uang atau pemindahbukuan dari rekening tabungan, deposito dan
lain-lainnya.

6
7. Bagian Kredit
Bagian kredit merupakan aparat manajemen yang ditugaskan membantu
direksi dalam menangani masalah-masalah khusus, yaitu bidang pembiayaan.
Tugas dan tanggung jawab bagian kredit antara lain :
a. Membuat usulan rancangan pemasaran kepada direksi.
b. Memantau secara terus menerus efektifitas dan kolektifitas pembiayaan.
c. Melaksanakan supervisi program pembiayaan dan pemasaran.
d. Memonitor lalu lintas jatuh tempo deposito dan tabungan besar, serta
mengadakan pendekatan ulang dan mengoptimalkan jaringan atau hubungan
dengan nasabah.
e. Bertanggungjawab terhadap kolektibilitas nasabah yang dipromosikan dan
atau dibawah pembinaannya sebagai senior Account Officer.
f. Melakukan monitoring, evaluasi, review terhadap kualitas portofolio
pembiayaan yang diberikan. Dalam rangka pengamanan terhadap pembiayaan
pada unit yang ada dibawah supervisinya.
g. Melaksanakan koordinasi terhadap setiap pelaksanaan tugas-tugas pemasaran
dan pembiayaan dari unit yang ada dibawah supervisinya sehingga dapat
memberikan pelayanan kebutuhan perbankan kepada nasabah secara efektif
dan efisien.
h. Melakukan monitoring, evaluasi, review dan supervisi terhadap setiap
pelaksanaan tugas dari fungsi pemasaran dan pembiayaan dalam rangka
pengamanan terhadap pembiayaan yang diberikan.
i. Menyusun strategi, planning dan melakukan pemasaran atau solidaritas
nasabah baik dalam rangka keuntungan sumber dana maupun alokasi
pembiayaan secara efektif dan efisien serta terarah, baik melalui database
maupun jaringan nasabah.

8. Account Officer
Bertugas untuk menangani pemberian pembiayaan serta mengawasi terhadap
pembiayaan yang diberikan berdasarkan kelayakan pembiayaan yang sehat.
Tugas pokoknya antara lain :

7
a. Menerima pembiayaan hutang nasabah yang datang ke bank dan memberikan
informasi fasilitas pembiayaan yang ditawarkan bank dan jasa perbankan
lainnya.
b. Membuat analisis ekonomi, analisis pembiayaan yang diperlukan untuk setiap
proses pembiayaan berdasarkan prinsip-prinsip kelayakan dan prinsip
pembiayaan yang sehat.
c. Melakukan pemasaran baik dalam rangka penghimpunan dana maupun
alokasi pembiayaan kepada masyarakat secara efektif dan efisien.
d. Melaksanakan program pembinaan seluruh nasabah.
e. Mengajukan rancangan pengembangan sistem, pembinaan untuk diberikan
dalam rapat komite.

9. Bidang Oprasional
Bidang oprasional merupakan manajemen yang ditugaskan untuk membantu
unit-unit lainnya, dalam melaksanakan tugas-tugas supervisi dibidang
oprasional yang meliputi aspek kualitatif dan kuantitatif secara efektif dan
efisien, dalam rangka pengamanan jasa perbankan berdasarkan sistem dan
prosedur perusahaan yang telah ditetapkan sesuai dengan kebijakan
manajemen serta peraturan pemerintah (Bank Indonesia). Tugas pokoknya
antara lain :
a. Melakukan supervisi terhadap semua kegiatan oprasional bank.
b. Mengajukan rancangan pembelanjaan yang efektif dan efisien.
c. Mengkoordinasikan kegiatan pelayanan setiap bagian.
d. Melakukan pembukuan akhir dari seluruh transaksi dalam bentuk laporan
keuangan.

10. Bagian Accounting/Pembukuan


Merupakan aparat manajemen yang ditugaskan untuk membantu unit-unit lain
seperti kasir atau teller dalam transaksi pembayaran. Tugas pokoknya :
a. Mencatat atau membukukan saldo nasabah giro jika ada penyetoran dan atau
penarikan dana rekening nasabah tersebut.
b. Untuk menentukan besar kecilnya dana yang harus dibayarkan ke nasabah.
c. Memberikan konfirmasi kepada pihak marketing mengenai dana-dana
nasabah yang kurang.

11. Bagian Kasir (teller)

8
Bagian kasir sebagai pemegang kas dan kuasa menerima, dan membayar
sekaligus mengatur dan memelihara likuiditas. Tugas pokoknya adalah :
a. Sebagai kuasa bank melakukan penerimaan setoran tunai maupun cek atau
bilyet giro bank lain atau penarikan pembayaran yang dilakukan nasabah
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Membuat laporan penerimaan maupun pengeluaran (tunai atau tidak),
membuat rekapitulasi harian dan perincian jumlah yang ada dalam kas.
c. Mengadakan pengontrolan secara ketat terhadap posisi kas dan surat berharga
agar tercatat dan terkontrol.
d. Meminta bagian umum untuk melakukan pencairan tunai, kliring, incaso, dan
transfer surat berharga yang tepat waktu dengan persetujuan kepala bagian
operasional.

BAB III
PELAKSANAAN PRAKERIN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan

9
Pelaksanaan perkerin yang bertempat di jalan HOS COKRO AMINOTO
8B Kudus. Dimulai pada tanggal 10 Desember 2018, 10 Maret 2019. Dengan
jadwal dalam satu minggu kerja (6 hari) kerja yang dimulai jam 08.00 – 16.00
WIB dengan memakai seragam sesuai harinya.

B. Pembahasan
1. Pengertian Kredit
Pengertian Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu
pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji,
pembayaran akan dilaksanakan pada jangka waktu yang telah disepakati “.
(Astiko, Manajemen Perkreditan ( Yogyakarta : andi Offset, 1996 ), hal 5)
Pengertian kredit yang lebih mapan untuk kegiatan perbankan di
Indonesia telah dirumuskan dalam Undang – Undang Pokok Perbankan
No. 7 Tahun 1992 yang menyatakan bahwa kriteria adalah penyediaan
uang / tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan
persetujuan / kesepakatan pinjam meminjam antara pihak bank dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melaksanakan dengan
jumlah bunga sebagai imbalan.
Dalam praktek sehari – hari pinjaman kredit dinyatakan dalam
bentuk perjanjian tertulis baik dibawah tangan maupun secara materiil.
Dan sebagai jaminan pengaman, pihak peminjam akan memenuhi
kewajiban dan menyerahkan jaminan baik bersifat kebendaan maupun
bukan kebendaan.
Sebenarnya sasaran kredit pokok dalam penyediaan pinjaman
tersebut bersifat penyediaan suatu modal sebagai alat untuk melaksanakan
kegiatan usahanya sehingga kredit ( dana bank ) yang diberikan tersebut
tidak lebih dari pokok produksi semata. (Teguh P. Mulyono, Manajemen
Perkreditan Komersil ( Yogyakarta : BPFE, 1987 ), hal. 37)

2. Fungsi Kredit
a. Kredit dapat meningkatkan daya guna daru modal
b. Kredit dapat meningkatkan daya guna suatu barang
c. Kredit sebagai alat stabilitas ekonomi

10
d. Kredit sebagai jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional
e. Kredit dapat memajukan arus tukar menukar barang-barang dan jasa-
jasa.
f. Kredit dapat mengaktifkan pembayaran yang ideal
g. Kredit dapat menciptakan alat pembayaran yang baru.
h. Kredit sebagai alat pengendali harga.
i. Kredit dapat mengaktifkan dan meningkatkan manfaat/faedah/
kegunaan potensi-potensi ekonomi yang ada.

3. Tujuan Kredit
 Profitability: Proftability ini bertujuan untuk memperoleh hasil dari
kredit berupa keuntungan yang diteguk dari pemungutan bunga.
 Safety: Safety adalah keamanan dari prestasi atau fasilitas yang
diberikan harus benar – benar terjamin sehingga profitability dapat
benar – benar tercapai tanpa hambatan yang berarti.

4. Jenis – Jenis Kredit


1) KARTU KREDIT (CREDIT CARD)
Kartu kredit ini banyak jadi primadona masyarakat karena
pengajuannya paling mudah. Tidak diperlukan jaminan apapun saat
mengajukan kartu kredit. Dan plafon pinjaman yang disediakan juga
beragam. Kartu kredit surveinya juga mudah, hanya melalui telepon
nasabah sudah bisa mendapatkan kartu kredit yang siap digunakan.

2) KREDIT TANPA AGUNAN


Hampir sama seperti kartu kredit. Bedanya kartu kredit
memberikan kita pinjaman atas survey dan pertimbangan profesi kita,
maka Kredit Tanpa Agunan (KTA) biasanya surveinya tidak mendetail
seperti kartu kredit. KTA memiliki bunga lebih tinggi daripada kartu
kredit. Tapi KTA ini plafonnya bisa lebih tinggi daripada kartu kredit.

3) KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)


KUR adalah jenis pinjaman yang diberikan kepada nasabah
khusus bagi yang memiliki usaha. Syarat mengajukan KUR adalah
usaha Anda layak untuk didanai dan Anda memiliki jaminan yang

11
cukup untuk diagunkan oleh bank. Jika permohonan kredit Anda
disetujui, maka surat jaminan Anda akan disimpan oleh bank. Jika Anda
tidak mampu melunasi alias kena kredit macet, maka jaminan Anda
yang akan dilelang oleh bank untuk melunasi sisa hutang Anda.
Jaminan yang bisa digunakan untuk KUR juga beragam, mulai dari
BPKB kendaraan bermotor hingga Sertifikat rumah/tanah.

4) KREDIT MULTIGUNA
Kredit multiguna adalah gabungan antara KUR dengan kredit
lain yang berfungsi untuk mendanai pembelian barang bergerak atau
tidak bergerak seperti mobil untuk usaha atau pembelian ruko untuk
kantor.
Sebagian dana dari kredit multiguna bisa digunakan untuk
usaha. Sebagian lainnya bisa digunakan untuk membeli kendaraan atau
properti (kantor/pabrik) untuk usaha. Syarat pengajuannya juga sama.
Anda harus memiliki usaha yang layak untuk didanai dan Anda juga
harus memiliki sejumlah jaminan yang bisa diagunkan.

5) KREDIT INVESTASI
Kredit investasi ini ditujukan juga khusus bagi pelaku usaha.
Namun jangka waktu pengembaliannya lebih lama (bisa mencapai 10
tahun). Plafon yang dipinjamkan juga lebih banyak dan berfungsi
sebagai investasi usaha, seperti untuk menyewa toko, membeli kantor,
dan sebagainya.

6) KREDIT REKENING KORAN (KRK)


Kredit rekening Koran juga salah satu jenis kredit yang
membutuhkan agunan/jaminan. Bedanya dengan kredit-kredit lainnya,
nasabah yang meminjam dengan jenis KRK hanya diwajibkan
membayar bunga pinjaman dari jumlah uang yang dipinjam/ditarik.
Pokok pinjamannya boleh dilunasi di akhir pelunasan.

5. Analisis Penyaluran Kredit


Menerapkan prinsip analisa 5C yang meliputi Character, Capacity,
Condition, Collateral. Detil analisa 5C adalah sebagai berikut:
1. Character (Watak)

12
Untuk mendapatkan informasi terkait Karakter pemohon kredit
dapat diperoleh dengan cara mengumpulkan informasi dari referensi
nasabah dan bank-bank lain tentang perilaku, kejujuran, pergaulan, dan
ketaatannya memenuhi pembayaran transaksi. Bisa juga dengan metode
cek riwayat kredit di Bank Indonesia. Karakter ini penting karena
terkait itikad baik untuk membayar kewajibannya.

2. Capacity (Kemampuan)
Analisa kemampuan calon debitur bisa dilakukan dengan melihat
komponen penghasilan calon debitur. Seorang analis kredit harus bisa
memastikan pemohon memiliki sumber-sumber penghasilan yang
memadai untuk membayar kewajibannya sesuai jangka waktu yang
telah disepakati.

3. Capital (Modal)
Analisa ini lebih ke arah aset yang dimiliki oleh calon debitur.
Aset bisa dilihat dari neraca lajur perusahaan calon debitur atau hasil
survey kekayaan yang dimiliki oleh calon debitur perorangan.
Prinsipnya bank tidak akan membiayai seorang calon debitur yang tidak
punya modal sendiri atau kekayaan yang minim.

4. Condition (Kondisi)
Analisis terhadap aspek ini meliputi analisis terhadap variabel
makro yang melingkupi perusahaan baik variabel regiona1, nasional
maupun internasional. Variabel yang diperhatikan terutama adalah
variabel ekonomi.

5. Collateral (Jaminan)
Jaminan adalah solusi terakhir untuk menuturp resiko kredit jika
terjadi gagal bayar. Biasanya bank hanya berani memberikan plafon
pinjaman maksimal 75% dari nilai tranksasi jaminan kredit.

Tahap Pengajuan Kredit dan Syarat


Proses pengajuan kredit bisa diajukan secara tertulis dengan mengisi
formulir dan melengkapi berkas yang dibutuhkan. Berkas harus lengkap,
benar dan akurat, dan dalam banyak kasus salah satu berkas yang sering

13
disepelekan adalah dokumen nomor pokok wajib pajak (NPWP). NPWP
penting bagi bank untuk mengecek kondisi keuangan pemohon kredit.
Dalam laporan pajak terlihat kondisi kekayaan seseorang dan pajak
yang dia bayarkan sehingga kalau pinjam dalam jumlah besar tapi ternyata
suka ngemplang pajak, bukan tidak mungkin cicilan juga dikemplang.
Bank bisa cross check laporan NPWP dan berkas tidak pengajuan kredit
yang diajukan.
Salah satu berkas yang penting untuk dianalisa adalah laporan
keuangan bagi debitur perusahaan atau slip gaji utnuk debitur perorangan.
Dokumen ini penting sebagai bukti konkret bagi analis untuk melakukan
perhitungan secara terstruktur. Laporan ini penting saat analis melakukan
cross check terhadap kondisi keuangan pemohon.
Setelah semua berkas masuk dan apabila permohonan kredit dinilai
layak, maka pihak bank akan melakukan pengumpulan data lapangan baik
menyangkut data pribadi maupun reputasi dan hal-hal lain yang berkaitan
dengan bisnis calon debitur.
Selain analisa 5C, umumnya analis bank juga menerapkan prinsip 5P
untuk penyaluran kredit yang tepat guna. Prinsip 5P ini mencakup hal
berikut ini:
1. Personality Atau Kepribadian
Mirip dengan karakter, Kepribadian ini lebih mengarah analisa
riwayat hidup dan hobi dan gaya hidup untuk melihat kecenderungan
misalnya pemohon hobi berfoya-foya, kemungkinan besar aplikasinya
ditolak.

2. Purpose Atau Tujuan


Tujuan penggunaan dana adalah faktor yang terpenting dalam analisa
kredit, jangan sampai pinjam dana untuk uang muka kredit yang lainnya.
Bank bakal menyelidiki buat apa sebenarnya pinjaman itu. Prinsipnya
kredit harus sesuai dengan tujuannya apakah masuk kategori konsumtif
atau investasi dan modal kerja.

3. Prospect Atau Potensi


Maksudnya adalah potensi bisnis, pekerjaan, atau usaha yang
dilakukan calon debitur menjadi faktor analisa penunjang kredit yang

14
diajukan calon debitur. Prinsip ini umumnya dipakai ketika calon debitur
ingin mencari pinjaman untuk pengembangan bisnisnya.

4. Payment Atau Pembayaran


Analisa ini bertujuan untuk melihat dan memastikan cara pemohon
membayar cicilan sampai lunas akan dipastikan. Pemohon yang tidak
memiliki cicilan di tempat lain lebih mudah diterima daripada yang
masih harus bayar cicilan lain, misalnya kendaraan. Lunasi dulu cicilan
tempat lama baru ajukan kredit baru.

5. Party Atau Golongan


Analis kredit mempunyai format analisa berdasarkan data dari
pemohon dan wawancara. Mereka akan mengelompokkan pemohon
menurut modal, loyalitas, dan karakternya. Cara ini berguna untuk
memudahkan analis kredit mengambil keputusan disetujui atau
ditolaknya permohonan calon debitur.

Kondisi ideal tentu saja modal atau aset yang dimiliki banyak,
dengan begitu loyalitasnya untuk bayar cicilan lainnya tinggi, kecil
kemungkinan calon debitur akan lari dari tanggung jawab dan
memudahkan mudah dalam persetujuan kredit.

6. Unsur – Unsur Kredit


1. Kepercayaan
Suatu keyakinan dari pemberi kredit bahwa kredit yang akan
diberikan tersebut benar-benar akan diterima kembali dimasa yang akan
datang. Kepercayaan ini diberikan oleh perusahaan, dimana sebelumnya
sudah dilakukan penelitian penyelidikan tentang nasabah baik secara
intern maupun ekstern. Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi
masa lalu dan sekarang terhadap nasabah pemohon kredit.

2. Kesepakatan
Disamping unsur percaya, didalam kredit juga mengandung unsur
kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit.

15
Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-
masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing.

3. Jangka waktu
Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu,
jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah
disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka
waktu menengah atau jangka panjang.

4. Risiko
Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan
suatu resiko tidak tertagihnya atau macet pemberian kredit. Semakin
panjang suatu kredit semakin besar resikonya demikian pula sebaliknya.
Resiko ini menjadi tanggungan bank, baik resiko yang disengaja oleh
nasabah yang lalai, maupun oleh resiko yang tidak disengaja misalnya
terjadi bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsur
kesengajaan lainnya.

5. Balas Jasa
Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa
tersebut yang dikenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk
bunga dan biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan suatu
perusahaan.”

7. Prinsip 7P
1. Personality
Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah
lakunya sehari-hari maupun kepribadiaannya di masa lalu. Penilaian
personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan
nasabah dalam menghadapi suatu masalah dan menyelesaikannya.
2. Party
Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi atau
golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas, serta
karakternya sehingga nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu
dan akan mendapatkan fasilitas kredit yang berbeda pula dari bank.
3. Perpose

16
Yaitu mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit
termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan
kredit dapat bermacam-macam sesuai kebutuhan. Sebagai contoh
apakah untuk modal kerja, investasi, konsumtif, produktif dan lain-
lain.
4. Prospect
Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang
apakah menguntungkan atau tidak dengan kata lain mempunyai prospek
atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit
yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi
akan tetapi juga nasabah.
5. Payment
Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan
kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk
pengembalian kredit. Semakin banyak sumber penghasilan debitur
maka akan semakin baik. Sehingga jika salah satu usahanya merugi
akan dapat ditutupi oleh usaha lainnya.
6. Profitabillity
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam
mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode, apakah akan
tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan
kredit yang akan diperolehnya.
7. Protection
Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar kredit yang diberikan
mendapatkan jaminan perlindungan, sehingga kredit yang diberikan
benar-benar aman. Perlindungan yang diberikan oleh debitur dapat
berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi

8. Prinsip 3R
1. Return(hasil yang dicapai)
Returndisini dimaksudkan penilaian atas hasil yang akan dicapai
oleh perusahaan debitur setelah dibantu dengan kredit oleh bank.
Dapat pula diartikan keuntungan yang akan diperoleh bank apabila
memberikan kredit kepada pemohon.
2. Repayment (pembayaran kembali)
Dalam hal ini bank harus menilai berapa lama perusahaan
pemohon kredit dapat membayar kembali pinjamannya sesuai dengan

17
kemampuan membayar kembali (repayment capacity), dan apakah
kredit harus diangsur/ dicicil/ atau dilunasi sekaligus diakhir periode.
3. Risk bearing ability (kemampuan untuk menanggung resiko)
Dalam hal ini bank harus mengetahui dan menilai sampai sejauh
mana perusahaan pemohon kredit mampu menanggung resiko
kegagalan andai kata terjadi sesuatu yang tak diinginkan.

9. Pengelompokkan Kredit
1. Kredit Berdasarkan Kegunaanya
a. Kredit Modal Kerja
Kredit yang satu ini dimanfaatkan sebagai modal kerja atau
usaha, entah itu sebagai modal awal atau modal mengembangkan
usaha. Karena pemanfaatannya tersebut, Kredit Modal Kerja
termasuk ke dalam kredit yang sifatnya produktif. Sebab usaha
merupakan salah satu cara memperoleh untung dengan membuat
produk atau jasa yang nantinya dijual.
b. Kredit Investasi
Kredit yang satu ini juga merupakan kredit yang sifatnya
produktif karena ditujukan sebagai bentuk investasi yang
menghasilkan untung. Sudah karakternya jika investasi
membutuhkan waktu yang lama, begitu pun dengan Kredit Investasi
yang jangka waktunya terbilang lama dalam memberikan untung dan
membayarnya kembali
c. Kredit Konsumtif
Dari namanya saja sudah menjelaskan kalau kredit yang satu
ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang cenderung
konsumtif, seperti Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) untuk
memiliki mobil.

2. Kredit Berdasarkan Jangka Waktu Pengembalian


a. Kredit Jangka Pendek
Kredit ini hanya memberikan waktu pengembalian kurang
lebih 1 tahun. Karena singkatnya waktu yang diberikan, Kredit
Jangka Pendek cocok untuk kebutuhan atau usaha yang dalam waktu
1 tahun sudah terlihat keuntungannya.
b. Kredit Jangka Menengah

18
Sedikit lebih lama dari Kredit Jangka Pendek, jangka waktu
pengembalian kredit ini lamanya hingga 3 tahun. Pengusaha yang
bergerak di sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) umumnya
memanfaatkan kredit ini.
c. Kredit Jangka Panjang
Lebih lama waktunya dari dua kredit sebelumnya, jangka
waktu pengembalian kredit ini lamanya bisa sampai 5 tahun, bahkan
lebih. Kredit ini diambil untuk memodali usaha yang terbilang lama
dalam memberikan untung.

3. Kredit Berdasarkan Pemberiannya


a. Kredit Aksep
Lebih dikenal sebagai kredit perbankan. Jenis kredit ini mudah
ditemui dan bisa diajukan siapa saja. Bagi dunia perbankan, Kredit
Aksep menyumbang keuntungan cukup signifikan dalam pemasukan
bank.
b. Kredit Penjual
Dari namanya sudah jelas kalau pemberian kredit ini melibatkan
penjual sebagai pemberi kredit dan pembeli sebagai yang mengajukan
kredit. Ringkasnya, pembeli membayar barang yang dibelinya dengan
cara kredit atau angsuran. Pemberian Kredit Penjual umumnya
ditemukan di wilayah permukiman dan pasar.
c. Kredit Pembeli
Berbeda dengan kredit penjual, jenis kredit ini mengharuskan
pembeli memberikan uang muka atau down payment (DP). Sementara
barang yang dibelinya diberikan nanti. Sering kali hal ini diistilahkan
sebagai pre-order dan dilakukan untuk membeli barang-barang impor.

4. Kredit Berdasarkan Sektor Perekonomian


a. Kredit Pertanian
Ditujukan untuk kegiatan pertanian, perkebunan, peternakan,
dan perikanan. Para pelaku ekonomi di bidang pertanian terbantu
dengan adanya kredit ini sehingga kebutuhan pangan dalam negeri
diharapkan bisa mencukupi.
b. Kredit Perindustrian

19
Ditujukan untuk kegiatan industri, mulai dari kecil, menengah,
hingga besar. Dengan adanya kredit ini, kegiatan industri terus maju
dan berkembang.
c. Kredit Pertambangan
Ditujukan untuk kegiatan pertambangan yang rata-rata jangka
waktunya terbilang lama, misalnya pertambangan batu bara atau
minyak.
d. Kredit Ekspor Impor
Ditujukan untuk kegiatan ekspor impor. Kegiatan ekspor impor
membutuhkan biaya yang tak sedikit apalagi kalau permintaan
sedang tinggi. Untuk itu, kredit ini disediakan untuk membantu
pelaku kegiatan ekspor impor.
e. Kredit Koperasi
Ditujukan untuk kegiatan yang terkait dengan koperasi. Dalam
koperasi, ada manfaat pinjaman dana kepada anggota. Makin banyak
permintaan pinjaman, dana yang dibutuhkan makin besar. Karena
itu, kredit ini ada untuk membantu para anggota koperasi.
f. Kredit Profesi
Kredit jenis ini ditujukan untuk orang-orang yang memiliki
profesi, seperti guru, dokter, wartawan, ataupun karyawan.
g. Kredit Perumahan
Ditujukan bagi orang-orang yang ingin memiliki rumah, tapi tak
punya dana cash.

5. Kredit Berdasarkan Agunan


a. Kredit Jaminan Orang
Kredit ini didapatkan dengan menjaminkan seseorang. Kredit ini
biasanya dilakukan secara kekeluargaan.
b. Kredit Jaminan Efek
Kredit ini bisa didapat dengan menjaminkan saham atau surat
berharga tertentu.
c. Kredit Jaminan Barang
Kredit ini mensyaratkan barang bergerak, barang tetap, dan
logam mulia sebagai bentuk agunannya.

d. Kredit Jaminan Dokumen

20
Kredit ini membutuhkan dokumen, semisal sertifikat tanah atau
BPKB, sebagai jaminannya.

6. Kredit Berdasarkan Golongan Ekonomi


a. Kredit Golongan Ekonomi Lemah
Syarat untuk mendapatkan kredit ini yaitu kekayaan yang
dimiliki pengaju kredit kurang dari Rp600 juta dengan pengecualian
aset properti tidak dihitung.
b. Kredit Golongan Ekonomi Menengah dan Konglomerat
Kalau mempunyai kekayaan lebih dari Rp600 juta, kredit ini
bisa diambil. Orang-orang yang mengambil kredit ini biasanya
digunakan untuk bisnis semisal properti.

7. Kredit Berdasarkan Metode Penarikan dan Pelunasan


a. Kredit Rekening Koran
Kredit ini pembayarannya bisa dilakukan kapan saja. Untuk
menarik dananya, bisa lewat cek, bilyet, giro, atau pemindahbukuan.
Sementara pembayarannya boleh dicicil dan bunganya dihitung serta
disesuaikan dengan seberapa besar pinjamannya.
b. Kredit Berjangka
Kredit ini dapat diambil menurut jenis plafonnya. Untuk
pelunasannya, tergantung dari kesepatakan dan biasanya dilakukan
sesudah waktu tenggang selesai.

10. Prosedur Permohonan Kredit


1. Konsultasi
2. Survei Usaha & Jaminan
3. Informasi hasil survei kepada calon nasabah
4. Penyerahan persyaratan kredit (berkas – berkas)
5. Proses proposal permohonan kredit
6. Musyawarah ( Penandatanganan & pengarahan tentang perjanjian
kredit kelompok )
7. Penyerahan proposal permohonan kredit ke bank ( Bersama ketua
kelompok )

11. Kebijakan Kredit

21
a. Subject Credit
Yaitu orang perorangan atau badan usaha yang ingin membeli barang
tertentu secara kredit.

Perorangan:
-Usia produktif (21 – 55 tahun)
-Punya penghasilan yang jelas dan memadai
-Tempat tinggal yang jelas dan tidak pindah-pindah
-Karakteristik yang baik
-Kondisi pekerjaan atau usaha yang permanent (tidak usaha musiman)

Badan Usaha:
1. Struktur perusahaan yang jelas
2. Memiliki anggaran dasar dan anggaran rumah tangga perusahaan
yang sah
3. Bidang operasional usaha yang jelas (tidak fiktif)
4. Memiliki SIUP,NPWP,TDP dan Keterangan Domosili

b. Object Credit
Yaitu jenis dan type barang yang menjadi object pembiayaan yang
dianggap layak, memiliki surat-surat resmi dan sumber perolehan yang
jelas (dealer/toko).
Setiap perusahaan pembiayaan mempunyai kebijakan sendiri-sendiri
mengenai jenis object credit yang boleh dibiayai, yang meliputi jenis
barang, merek, type dan tahun pembuatan.
Jenis object credit dalam perusahaan pembiayaan pada umumnya
adalah :
1. Kendaraan bermotor roda dua (baru/bekas)
2. Kendaraan bermotor roda empat atau lebih (baru/bekas)
3. Electronic dan Furniture
4. Refinancing/lease back/dana tunai

c. Persyaratan Kredit

22
Yaitu dokumen-dokumen yang wajib diserahkan oleh calon debitur
yang menyangkut masalah identitas pribadi,domisili dan data
keuangan. Persyaratan kredit tersebut adalah :

Perorangan :
a. Fotocopy KTP suami dan istri ( yang masih berlaku) atau surat
keterangan domisili.
b. Fotocopy Kartu Keluarga
c. PBB/Rek.listrik/Rek.telepon/copy sertifikat rumah
d. Bukti penghasilan (slip gaji atau copy buku tabungan 3 bulan
terakhir)

Badan Usaha :
-Copy akte pendirian perusahaan dan perubahan terakhir
-Copy KTP pengurus/direksi
-Copy SIUP,NPWP,TDP dan domisili
-Copy Rekening Koran 3 bulan terkhir

d. Credit Scheme
Yaitu kebijakan yang mengatur pemberlakuan suku bunga, biaya
administrasi, rate asuransi, besaran uang muka dan jangka waktu kredit
(tenor).
Credit scheme ini biasanya diatur dan ditetapkan oleh Marketing
Director dan dituangkan dalam bentuk Surat Keputusan dan dapat
berubah sewaktu-waktu sesuai perkembangan stuasi.
Besarnya Suku bunga yang berlaku umumnya dipengaruhi oleh
besarnya suku bunga SBI.

e. Plafon Kredit (Limit Exposure)


Yaitu plafon maksimal kredit yang boleh dikucurkan untuk tiap-
tiap nasabah, baik perorangan maupun perusahaan.
Yang berwenang untuk menetapkan plafon kredit adalah Marketing
Director.
Konsumen yang mengajukan penambahan order ataupun repeat
order harus terlebih dahulu dianalisa historis pembayaran angsuran
sebelumnya dan limit plafon kredit yang bisa diberikan.
f. Kemudahan Pembayaran Angsuran dan Reward

23
Yaitu sarana pendukung yang memudahkan konsumen dalam
membayar angsuran, umpamanya konsumen dimungkinkan membayar
angsurannya melalui kantor pos, dealer, transfer bank, giro mundur atau
payment poin yang tersebar di berbagai wilayah.
Reward pembayaran sebaiknya dikasih kepada konsumen yang
membayar tepat waktu melalui transfer atau pembayaran langsung ke
kantor.
Konsumen yang pembayarannya minta ditagih ke rumah oleh
kolektor, sebaiknya dikenakan biaya penagihan yang wajib dibayar
pada saat pembayaran angsuran.

g. Standart Approval dan Penyimpangan


Yaitu panduan dasar yang digunakan oleh tim komite dalam
mempertimbangkan apakah suatu aplikasi kredit akan disetujui atau
ditolak.
Hal ini lebih mengacu kepada kelengkapan persyaratan yang
dimiliki oleh calon konsumen, analisa 5 C (Character, Capital,Capasity,
Condition,Collateral), serta data checking/verifikasi, dan cek fisik
barang jaminan yang dilakukan oleh surveyor maupun credit analyst.
Ada juga perusahaan pembiayaan yang menggunakan scoring
system dalam menentukan keputusan kredit disetujui atau ditolak.
Approval kredit juga bisa diberikan walaupun
persyaratan/dokumen2 yang dimiliki konsumen tidak lengkap menurut
standart perusahaan. Hal ini bisa dimungkinkan apabila calon
konsumen tersebut dinilai mampu dan mempunyai itikad yang kuat
dalam memenuhi tanggung jawabnya dikemudian hari, yang didukung
oleh sumber penghasilan/usaha yang jelas, serta informasi perilaku
positif yang didapat dari lingkungan sekitar.
Persetujuan atas aplikasi yang datanya tidak lengkap, dikategorikan
sebagai “penyimpangan” dan harus ditandatangani oleh tim komite
yang berwewenang untuk itu.
Pemberian kredit dengan jumlah lebih dari satu unit sekaligus dapat
dipertimbangkan dan disetujui, asalkan tidak melebihi limit exposure
yang ditetapkan. Wewenang approval untuk kriteria penyimpangan dan
pemberian kredit lebih dari satu unit kepada satu orang, diatur dalam
surat keputusan Marketing Director.
BAB IV

24
PENUTUP

1. Kesimpulan
Dengan adanya praktik kerja industri / instansi penulis dapat
mengambil kesimpulan bahwa kegiatan praktik ini sangat bermanfaat bagi
saya sebagai siswi SMK Bhakti Kudus. Pengalaman kerja yang saya dapatkan
akan membuat saya memiliki keahlian yang baik dalam bidangnya dan
mendidik saya untuk disiplin dan tanggung jawab

2. Saran
- Pertahankan dan tingkatkan kedisiplinan
- Mempertahankan hubungan baik dengan nasabah dan memberikan
pelayanan yang lebih baik
- Prosedur pembukuan PT. BPR TARUNA ADIDAYA SANTOSA KUDUS
cukup baik dan pertahankanlah
- Untuk menghindari kredit macet pada PT. BPT TARUNA ADIDAYA
SANTOSA KUDUS harus lebih efektif dalam menyeleksi calon nasabah

3. Daftar Pustaka
http://www.sarjanaku.com/2012/12/pengertian-kredit-fungsi-unsur-
macam.html

(Sinungan M, Dasar – dasar dan teknik Manajemen Kredit ( Jakarta : PT.Bina


Aksara, 1989 ) hal.9)

https://www.alona.co.id/bisnis/jenis-jenis-kredit-yang-ditawarkan-bank-yang-
bisa-anda-gunakan-sebagai-modal-usaha/

https://www.cermati.com/artikel/cara-kerja-analisis-bank-dalam-menilai-
permohonan-kredit

https://catatanmarketing.wordpress.com/tag/7p-kredit/

http://blog.stie-mce.ac.id/tita/2014/08/31/prinsip-prinsip-penilaian-kredit-6c-
7p-3-r-apa-sih-isinya/

https://tarakansokowangi.wordpress.com/perihal/

BIODATA PESERTA

25
PRAKTER KERJA LAPANGAN – SMK BHAKTI KUDUS
TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Nama Lengkap : Diva Kosmaya


NIS/Prog. Keahlian : 5185 / Akuntansi
Tempat Tanggal Lahir : Kudus, 18 Agustus 2001
Alamat : Megawon Rt. 01 Rw. 01
No. HP : 085 641 613 590

26

Anda mungkin juga menyukai