Anda di halaman 1dari 127

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA FISIK DAN DISIPLIN

KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS PEGAWAI PADA

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (PUSDIKLAT)

PERDAGANGAN KOTA DEPOK

PROPOSAL SKRIPSI

Ditulis Oleh

ALFARIZKI MAGHRIFA SAPUTRA


NIM. 191010504325

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat rahmat Allah SWT yang telah
memberikan bermacam nikmat kepada kita, baik itu berupa iman, islam, sehat wal
afiat serta ilmu berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas proposal
skripsi yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik dan Disiplin Kerja
Terhadap Produktivitas Pegawai Pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan
(Pusdiklat) Perdagangan Kota Depok”. Shalawat serta salam tak lupa
tercurahkan untuk baginda kita, Nabi Muhammad SAW, suri tauladan terbaik
yang patut kita ikuti sebagai prinsip hidup sebagai umatnya. Beserta keluarga,
sahabat dan para pengikutnya yang telah berjuang menegakkan islam dan
membawa perubahan zaman yang lebih baik dan terang benderang.
Saya ucapkan terima kasih sebesar – besarnya kepada diri saya, kedua
orang tua saya, kakak, adik dan teman-teman yang selalu mengiringi setiap
langkah saya dengan doa, semangat, motivasi, dan juga telah membiayai
pendidikan saya selama ini. Saya menyadari, tanpa bantuan bimbingan dan
dorongan dari berbagai pihak sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan
proposal skripsi ini.
Pada kesempatan ini, saya ingin menghaturkan rasa hormat dan terima
kasih sebesar – besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Pranoto, S.E., M.M., selaku Ketua Yayasan Sasmita Jaya yang
telah mewujudkan mimpi-mimpi anak bangsa dengan mempelopori adanya
pendidikan dengan biaya terjangkau dan berkualitas.
2. Dr. Endang Ruhiyat, S.E., M.M., CSRA, CMA., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Pamulang yang telah memajukan Fakultas Ekonomi
menjadi semakin baik.
3. Dr. Ali Maddinsyah, S.E., M.M., selaku Ketua Program Studi Manajemen S1
yang senantiasa sabar memberikan pengarahan.
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen yang
telah memberikan ilmu yang bermanfaat.
5. Bapak dan Ibu jajaran staf Universitas Pamulang terkhusus staf Manajemen,
yang telah membantu memperlancar upaya saya dalam menyelesaikan studi di
Universitas Pamulang.
6. Kepada kedua orang tua saya yang takkan habis menopang anaknya dalam seg
ala sisi guna mencapai kesuksesan ini.
7. Kepada Himpunan Mahasiswa Manajemen yang menjadikan wadah pertama s
aya dalam ranah kampus guna menciptakan pemikiran-pemikiran yang baru.
8. Teruntuk Teman-teman Peradaban dan Kakak-kakak Republik Guyon yang m
enjadikan wadah saya tumbuh kembang dan diisi dengan orang – orang yang s
elalu meyakinkan dalam menjaga semangat dalam proses penyusunan Proposa
l Skripsi ini.
9. Semua pihak yang telah membantu kelancaran Proposal Skripsi ini yang tidak
bisa disebutkan satu per satu. Terima kasih atas dorongan, motivasi, bantuan,
dan doa yang telah diberikan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Proposal Skripsi ini masih jauh
dari yang diharapkan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun. Penulis berharap Proposal Skripsi ini dapat berguna
bagi para pembaca dan dunia ilmu pengetahuan.

Tangerang Selatan, 25 Maret 2022

Penulis,

ALFARIZKI MAGHRIFA SAPUTRA


NIM. 191010504325
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

DAFRAR TABEL..................................................................................................v

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1

1.1 Latar Belakang Penelitian................................................................1

1.2 Rumusan masalah...........................................................................11

1.3 Tujuan Peneltian.............................................................................11

1.4 Manfaat Peneltian...........................................................................12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................15

2.1 Landasan Teori...............................................................................15

2.1.1 Manajemen.........................................................................15

2.1.2 Manajemen Sumber Daya Manusia....................................18

2.1.3 Lingkungan Kerja Fisik......................................................24

2.1.4 Disiplin Kerja......................................................................27

2.1.5 Produktivitas.......................................................................29

2.2 Penelitian Terdahulu.......................................................................32

2.3 Kerangka Berpikir..........................................................................41

2.4 Pengembangan Hipotesis...............................................................42

BAB III METODE PENELITIAN...................................................................44


3.1 Jenis Penelitian..............................................................................44

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian........................................................44

3.3 Operasional Variabel Penelitian.....................................................45

3.4 Populasi dan Sampel......................................................................47

3.5 Teknik Pengumpulan Data.............................................................49

3.6 Teknik Analisis Data......................................................................52

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................77
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. 1 Jumlah Angkatan dan Peserta Pelatihan...........................................4

Tabel 1. 2 Laporan Barang Kuasa.......................................................................6

Tabel 1. 3 Data Disiplin Pegawai..........................................................................9

Tabel 2. 1 Penelitian terdahulu...........................................................................33

Tabel 3. 1 Jadwal Penelitian................................................................................45

Tabel 3. 2 Operasional Variabel Penelitian 46

Tabel 3. 3 Skala Likert........................................................................................53

Tabel 3. 4 Kriteria Rentang Skala Variabel (X1), (X2), (Y) ...........................54

Tabel 3. 5 Skala Interval......................................................................................55

Tabel 3. 6 Interpretasi Koefisien Korelasi.........................................................64


DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Jumlah Angkatan & Peserta Pada Pelatihan Pusat Pendidikan

dan Pelatihan (Pusdiklat) Perdagangan Kota Depok Periode 2019 – Oktober

2022..........................................................................................................................4

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir........................................................................ 41


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Manajemen merupakan kekuatan utama dalam suatu organisasi untuk

mengelola dan mengkoordinasi sumber daya manusia dan material dan para

manajer bertanggung jawab untuk pelaksanaan organisasinya, baik untuk

hasil sekarang maupun untuk potensi masa mendatang. Manajemen

memasukan unsur kepemimpinan disamping penerapan berbagai keahlian

teknis seperti keterampilan pengambilan keputusan dan perencanaan.

Manajemen suatu faktor yang menentukan dalam pencapaian suatu

tujuan dan keberhasilan pada disetiap lembaga, oleh karena itu lembaga

yang tidak mengikuti perubahan zaman, dengan sendirinya akan tertinggal

oleh lembaga lainnya.

Dalam suatu perusahaan, potensi Sumber Daya Manusia pada

hakekatnya merupakan salah satu modal dan memegang suatu peran yangg

paling penting dalam mencapai tujuan perusahaan. Oleh karena itu

perusahaan perlu mengelola Sumber Daya Manusia sebaik mungkin..

Melalui perencanaan Sumber Daya Manusia yang matang,

produktivitas kerja dari tenaga kerja yang sudah ada dapat ditingkatkan.

Hal ini dapat diwujudkan melalui adanya penyesuaian. Seperti peningkatan

lingkungan kerja fisik dan disiplin kerja yang baik. Sehingga setiap pegawai

dapat menghasilkan sesuatu yang berkaitan langsung dengan kepentingan

perusahaan.
Oleh karena itu, perkembangan mutu Sumber Daya Manusia semakin

penting keberadaannya. Hal ini mengingat bahwa perusahaan yang

mempekerjakan Sumber Daya Manusia, menginginkan suatu hasil dan

manfaat yang baik dan dapat mengikuti perubahan dan perkembangan yang

terjadi dalam perusahaan.

Lingkungan kerja fisik yang baik dapat juga menunjang keberhasilan

suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Sebab dengan adanya

lingkungan kerja fisik yang memadai akan menciptakan tingkat

produktivitas kerja yang tinggi sehingga menunjang keberhasilan

perusahaan. Sebaliknya jika tingkat produktivitas kerja menurun akan

menghambat perusahaan dalam mencapai tujuannya.

Disiplin kerja juga merupakan acuan penting bagi perusahaan guna

mengetahui tingkat profesional akan diri para sumber daya manusianya,

dengan tingkat kedisiplinan tersebut maka tingkat produktivitas kerja tiap

individu pegawai akan meningkat dan memberi dampak positif bagi

perusahaan. Melalui disiplin diharapkan pegawai memenuhi standar ideal

yang ditentukan oleh perusahaan dengan potensi yang dimiliki pegawai

baik kemampuan maupun sikap yang dapat ditingkatkan.

Ini semua diharapkan bisa menciptakan semangat kerja sekaligus

prestasi kerja yang tinggi dalam menggapai perwujudan tingkat

produktivitas yang baik, seperti yang diharapkan perusahaan.

2
Pusdiklat Perdagangan berdiri sejak tahun 1973 dengan nama

Pusdiklat Niaga berlokasi di Jl. S. Parman Grogol Jakarta Barat. Seiring

berjalannya waktu, Pusdiklat Perdagangan telah berganti nama dan

lokasinya pun juga berpindah-pindah. Pada tanggal 17 Maret 2009,

Pusdiklat Perdagangan resmi menempati gedung baru di lahan seluas

21.500 M2 di Jl. Abdul Wahab No. 38 Kedaung Sawangan Depok Jawa

Barat. Fokus Pusdiklat Perdagangan adalah meningkatkan kapasitas pelaku

usaha kecil dan menengah agar daya saing produk di marketplace

meningkat. Pusdiklat Perdagangan juga menyelenggarakan berbagai

pelatihan untuk aparatur pemerintah sebagai bagian dari peningkatan

kapasitas pemerintah. Peningkatan kualitas SDM semata tidak dapat

menjawab tantangan yang bersifat dinamis, melainkan harus selalu siap

berubah dan responsif terhadap arah kebutuhan di masa mendatang.

Berdasar uraian diatas, menjelaskan bahwa lingkungan kerja fisik dan

disiplin kerja berhubungan dengan tingkat produktivitas kerja pegawai,

setiap perusahaan selalu menginginkan produktivitas dari setiap pegawainya

meningkat. Untuk mencapai hal tersebut, lembaga Pada Pusat Pendidikan

dan Pelatihan (Pusdiklat) Perdagangan Kota Depok harus memberikan

lingkungan kerja fisik yang baik kepada seluruh pegawainya agar dapat

meningkatkan produktivitas. Dengan ditambah suatu pengalaman kerja

yang dimiliki oleh para pegawainya, akan memberikan suatu hubungan

yang besar dalam upaya mencapai tingkat produktivitas.

3
Dari hasil pengamatan dilapangan banyak pegawai yang

kemampuan dalam menyelesaiakan tugasnya belum bisa mencapai

hasil yang sudah ditargetkan oleh Pada Pusat Pendidikan dan

Pelatihan (Pusdiklat) Perdagangan Kota Depok tersebut. Itu

disebabkan oleh disiplin kerja yang dimiliki pegawai menurun

dikarenkan beberapa tahun terakhir diterapkannya work from

home. Pada saat work from home tersebut, banyak pegawai yang

sering menunda pekerjaan dan membuang waktu untuk

menyelesaikan urusan pribadi di rumah. Hal tersebut

mengakibatkan keefisiensian dalam menyelesaikan pekerjaan

terhambat sehingga persentase produktvitas tahunan pada Pada

Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Perdagangan Kota

Depok mengalami fluktuatif.

Tabel 1. 1
Jumlah Angkatan dan Peserta Pelatihan

Laporan Periode 2019 - Oktober 2022

No Tahun Target
Jumlah Persentase
Peserta yang Keterangan
Peserta Tercapai
Dicapai

Tidak
1 2019 2.500 694 27,76 %
Tercapai

Tidak
2 2020 2.500 363 14,52 %
Tercapai

3 2021 3.000 3.239 107,96 % Tercapai

4 Oktober 4.000 3.851 96,27 % Tidak

4
Laporan Periode 2019 - Oktober 2022

No Tahun Target
Jumlah Persentase
Peserta yang Keterangan
Peserta Tercapai
Dicapai

2022 Tercapai

Sumber: PUSDIKLAT Kementrian Perdagangan Kota Depok

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa persentase peserta pelatihan

dapat menggambarkan tingkat produktivitas pegawai Pusat Pendidikan dan

Pelatihan (Pusdiklat) Perdagangan Kota Depok.

Dimana, produktivitas pegawai dinilai dari mutu kerja dan tanggung

jawab selama kurang lebih 4 tahun untuk mencari, memastikan dan

mencapai target peserta pelatihan yang diharapkan.

Dalam melakukan usaha meningkatkan produktivitas kerja ini, ada

beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil produktivitas pegawai,

diantaranya adalah lingkungan kerja fisik dan disiplin kerja. Para pegawai

akan lebih disiplin dalam melakukan tanggung jawab atas pekerjaan mereka

apabila lembaga mengerti dan memperhatikan betul akan kebutuhan para

pegawai yang pada dasarnya adalah mereka bekerja untuk mendapatkan

tunjangan. Fenomena yang barkaitan tentang lingkungan kerja fisik,

berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan pada dasarnya lingkungan

kerja fisik di oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Perdagangan

Kota Depok masih belum terpenuhi sepenuhnya.

5
Dikarenakan pada tahun ini oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan

(Pusdiklat) Perdagangan Kota Depok merombak beberapa ruangan kerja,

sehingga masih ada beberapa fasilitas kantor yang belum diperbaharui.

Berikut dilampirkan data mengenai lingkungan kerja fisik pada

pegawai Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Perdagangan Kota

Depok:

Tabel 1.3

Laporan Barang Kuasa Pada Pegawai

No Fasilitas Jumlah Kebutuhan

Bangunan Tempat Kerja

Bangunan Gedung
1. 2 3
Pendidikan

Bangunan Gedung
2. 1 2
Pelatihan

Gedung Garasi/ Pool


3. 1 1
Semi Permanen

4. Asrama Permanen 1 1

5. Irigasi 1 1

Peralatan Tempat Kerja

1. Mesin Gergaji 1 2

2. Mesin Battery Set 1 2

3. Peralatan Fitnes 1 1

6
Mesin Penghitung
4. 1 3
Uanag

Mesin Ketik
5. 2 3
Elektronik/ Selektrik

Mesin Fotocopy
6. 1 3
Electronic

7. Mesin Laminating 1 2

Water Treatment
8. 1 2
(Mesin Proses)

Fasilitas

1. Elevator/ Lift 2 3

2. Tabung Pemadam Api 16 20

3. A.C. Splitt 110 125

4. Televisi 80 85

5. Camera Digital 1 4

6. Telepon Digital 17 20

7. Proyektor/ Infocus 2 4

8. P.C. Unit 59 70

9. Note Book 44 44

10. Printer 44 44

11. Scanner 10 15

7
12. Lemari 12 15

Sarana Angkutan

1. Food Trolley 1 2

2. Sepeda Motor 8 10

4. Mini Bus 4 5

Sumber: PUSDIKLAT Kementrian Perdagangan Kota Depok (Hasil Survei Awal)

Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa masih banyak aspek-

aspek lingkungan kerja fisik yang masih belum terpenuhi secara kuantitas,

tentu dengan tidak terpenuhinya kebutuhan tersebut akan berpengaruh

terhadap tingkat produktivitas pegawai pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan

(Pusdiklat) Perdagangan Kota Depok.

Disiplin kerja juga menjadi acuan penting bagi perusahaan, dengan ting

kat kedisiplinan tersebut maka tingkat produktivitas kerja tiap individu pegaw

ai akan meningkat dan memberi dampak positif bagi perusahaan. Seperti yang

peneliti amati di lapangan bahwa tingkat disiplin para pegawai mengalami pe

nurunan yang dikarenakan banyaknya kategori potongan tunjangan yang diter

ima pegawai. Kategori tersebut meliputi Akumulasi Keterlambatan (ATER),

Akumulasi Ketidahadiran (ATD), Akumulasi Keterlambatan dan Ketidakhadi

ran (ATT). Adapun data yang diterima oleh peneliti sebagai berikut :

Tabel 1. 3
Data Disiplin Pegawai
Tahun Rata – Rata Jumlah ATE AT AT Tota

8
Pegawai R D T l

2020 100 184 65 77 330

2021 103 116 367 168 659

2022 121 83 239 177 506

Rata- 108 128 224 141 501

rata

Sumber: PUSDIKLAT Kementrian Perdagangan Kota Depok

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rata rata pegawai yang terkena p

otongan presensi sebanyak 501 Pegawai selama 3 tahun terakhir dengan rata

rata 108 pegawai setiap tahunnya.

Dimana diantaranya 128 potongan presensi akibat Akumulasi Keterla

mbatan, 224 Akumulasi Ketidakhadiran, dan 141 Akumulasi Keterlambatan

dan Ketidakhadiran. Dari tabel tersebut bisa dilihat bahwa selalu terdapat h

asil potongan presensi setiap tahunnya melebihi 50% dari total jumlah pega

wai. Dan dapat disimpulkan hal tersebut menyebabkan kurangnya disiplin k

erja sehingga menghambat produktivitas pegawai pada Pusat Pendidikan da

n Pelatihan (Pusdiklat) Perdagangan Kota Depok mengingat Tunjangan men

jadi salah satu faktor utama meningkatnya motivasi dan pelatihan terhadapat

produktivitas suatu perusahaan atau lembaga.

Dalam melakukan usaha meningkatkan produktivitas kerja ini, Pusat P

endidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Perdagangan Kota Depok telah menetap

kan beberapa upaya yang bertujuan untuk meningkatkan disiplin kerja para

pegawainya. Adapun upaya tersebut dengan memberikan beberapa fasilitas l

9
ingkungan kerja fisik yang sangat menunjang dalam meningkatkan produkti

vitas kepada seluruh pegawainya. Dengan demikian berdasarkan uraian diat

as dapat dilihat bahwa lingkungan kerja fisik dan disiplin kerja sangat memp

engaruhi tingkat produktivitas kerja para pegawai Pusat Pendidikan dan Pela

tihan (Pusdiklat) Perdagangan Kota Depok.

Setiap perusahaan selalu menginginkan produktivitas dari setiap pega

wainya meningkat. Untuk mencapai hal tersebut, perusahaan perlu memberi

kan lingkungan kerja fisik yang memadai serta meningkatkan kedisiplinan

agar tingkat produktivitas kerja pegawai Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pu

sdiklat) Perdagangan Kota Depok kembali meningkat.

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka peneliti tert

arik untuk melakukan penelitian dengan judul: “PENGARUH LINGKUN

GAN KERJA FISIK DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRODUKT

IVITAS PEGAWAI PADA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

(PUSDIKLAT) PERDAGANGAN KOTA DEPOK”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah penulis kemukakan,

maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat pengaruh secara parsial lingkungan kerja fisik terhadap

produktivitas pegawai pada Pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusd

iklat) Perdagangan Kota Depok ?

10
2. Apakah terdapat pengaruh secara parsial disiplin kerja terhadap produkt

ivitas pegawai pada Pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) P

erdagangan Kota Depok ?

3. Apakah terdapat pengaruh secara simultan lingkungan kerja fisik dan di

siplin kerja terhadap produktivitas pegawai pada Pada Pusat Pendidikan

dan Pelatihan (Pusdiklat) Perdagangan Kota Depok ?

1.3 Tujuan Peneltian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adala

h sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial lingkungan kerja fisik pada

Pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Perdagangan Kota Dep

ok.

2. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial disiplin kerja pegawai pada

Pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Perdagangan Kota Dep

ok.

3. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan lingkungan kerja fisik dan

disiplin kerja terhadap produktivitas pegawai pada Pada Pusat Pendidik

an dan Pelatihan (Pusdiklat) Perdagangan Kota Depok.

1.4 Manfaat Peneltian

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka didapati berbagai

manfaat adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

11
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi

para pembaca dan rekan mahasiswa untuk mengembangkan ilmu

pengetahuan mengenai sumber daya manusia dan juga sebagai bahan

pertimbangan bagi masalah yang sama.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti

Menambah wawasan peneliti mengenai seberapa besar

pengaruh motivasi kerja dan pelatihan kerja terhadap

produktivitas pegawai lembaga Pada Pusat Pendidikan dan

Pelatihan (Pusdiklat) Perdagangan Kota Depok, dan peneliti

memperoleh sejumlah data lapangan untuk di proses berdasarkan

metode yang digunakan untuk menghasilkan suatu data

penelitian.

b. Bagi Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi bahan

penelitian selanjutnya dalam menambah kahasanah akademik

sehingga berguna untuk pengembangan ilmu, khususnya bidang

Manajemen Sumber Daya Manusia.

c. Bagi Instansi

12
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai masukan terhadap

instansi bahwa motivasi dan pelatihan kerja yang baik akan

membuat suatu organisasi berkembang dengan baik.

13
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Landasan Teori

2.1.1 Manajemen

1. Pengertian Manajemen

Adapun pengertian manajemen sumber daya manusia menurut para a

hli sebagai berikut :

Menurut Sarinah & Mardalena (2017:7) manajemen adalah suatu pros

es dalam rangka mencapai tujun dengan bekerja bersama melalui orang-ora

ng dan sumber daya organisasi lainnya. Menurut Afandi (2018:1) Manajem

en adalah proses kerja sama antar karyawan untuk mencapai tujuan organis

asi sesuai dengan pelaksanaan fungsi - fungsi perencanaan, pengorganisasia

n, personalia, pengarahan, kepemimpinan, dan pengawasan.

Menurut Hasibuan (2016:9) mengemukakan bahwa “manajemen adal

ah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan s

umber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan terten

tu”.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut di atas maka dapat disimpulkan

bahwa manajemen adalah ilmu yang mengatur bagaimana memanfaatkan s

umber daya yang tersedia secara efektif dan efisien.


2. Fungsi Manajemen

Fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia tersebut dirumuskan

oleh George R. Terry sebagai berikut :

a. Perencanaan (Planning)

Merupakan susunan langkah-langkah secara sistematik dan teratur

untuk mencapai tujuan perusahaan. Perencanaan merupakah tahap awal

dari proses manajemen karena pada tahap ini disusun berbagai aktivitas

organisasi ke depannya sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

b. Pengorganisasian (Organizing)

Adalah suatu kegiatan pembagian tugas kepada setiap sumber day

a yang ada di perusahan sesuai dengan kemampuan masing-masing sum

ber daya tersebut. Terdapat dua kegiatan yang dilakukan pada tahap org

anizing, yaitu staffing dan pemaduan segala sumber daya perusahaan. S

taffing adalah kegiatan yang sangat penting karena pada kegiatan ini, m

anajemen menempatkan orang yang tepat pada tempat yang tepat sehin

gga dapat menjamin kegiatan yang dilakukan.

c. Menggerakan (Actuating)

Adalah menggerakan semua anggota kelompok untuk bekerja sam

a mencapai tujuan perusahaan. Tahapan ini terdiri dari kepemimpinan d

an koordinasi, yaitu pemimpin perusahaan memimpin setiap sumber da

ya yang ada untuk bekerja sesuai dengan perencanaan yang telah ditent

ukan sebelumnya dan mengkoordinasi agar kerja sama ini dapat dilakuk

an dengan harmonis.

16
d. Pengawasan (Controlling)

Controlling bukan hanya sekedar mengendalikan pelaksanaan ber

bagai kegiatan yang dilakukan, namun juga melakukan koreksi-koreksi

apabila aktivitas yang dilakukan tidak sesuai dengan perencanaan yang

telah dibuat sebelumnya. Dengan kata lain, tujuan utama dari controllin

g adalah untuk memastikan bahwa aktivitas yang dilakukan sesuai deng

an perencanaan.

3. Unsur – Unsur Manajemen

Menurut Hasibuan (2017:9) adapun unsur – unsur terdiri dari man, mon

ey, method, machine, materials, dan market disingkat 6M yaitu :

1) Man

Merupakan keseluruhan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada dalam

suatu organisasi yang mempunyai tanggung jawab berbeda-beda.

2) Money

Merupakan alat bantu berupa alat pembayaran kelancaran operasional.

3) Method

Merupakan suatu cara menggunakan semua sistem agar efektif dan efisi

en untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.

4) Machine

Manajemen akan berfungsi jika produksi berjalan, maka machine disini

adalah merupakan proses produksi suatu produk dari bahan mentah dan

bahan jadi.

17
5) Material

Adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan peralatan dan perleng

kapan untuk mendukung kegiatan operasional.

6) Market

Pangsa pasar yang ada untuk menjual produk yang dihasilkan melalui si

stem distribusi yang dipakai.

2.1.2 Manajemen Sumber Daya Manusia

1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan ilmu yang mengatur bag

aimana hubungan antara individu (tenaga kerja) dengan sumber daya yang l

ainnya agar tujuan perusahaan tercapai dengan sesuai.

Menurut Kasmir (2016:25) Manajemen Sumber Daya Manusia (MSD

M) adalah “Proses pengelolaan manusia, melalui perencanaan, rekrutmen, s

eleksi, pelatihan, pengembangan, pemberian kompensasi, karier, keselamat

an dan kesehatan serta menjaga hubungan industrial sampai pemutusan hub

ungan kerja guna mencapai tujuan perusahaan dan peningkatan kesejahtera

an ”.

Menurut Hasibuan (2017:11) “manajemen sumber daya manusia adalah

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian dari pengad

aan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasi, pemeliharaan, dan pember

hentian karyawan, dengan maksud terwujudnya tujuan perusahaan, individu,

karyawan dan masyarakat”.

18
Berdasarkan definisi para ahli di atas, maka peneliti menyimpulkan

bahwa manajemen adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh suatu

organisasi ataupun perusahaan yang di dalamnya berisi kegiatan mengatur,

mengelola dan mengorganisir suatu sumber daya dengan cara yang efektif

dan efesien untuk mencapai suatu tujuan organisasi atau perusahaan.

2. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia tersebut dirumuskan

menurut Hasibuan (2017:21) meliputi hal-hal sebagai berikut :

a. Perencanaan

Perencanaan adalah merencakan tenaga kerja secara efektif serta ef

isien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam membantu terwuju

dnya tujuan atau untuk mengorganisasi semua karyawan. Perencanaan di

lakukan dengan menetapkan program kepegawaian meliputi penggorgan

isasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan, pengembangan, kompens

asi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemberhentian kar

yawan.

b. Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasikan semua

karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegas

i wewenang, integrasi, dan koordinasi dalam bagan organisasi (organizat

ion chart). Organisasi hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Den

gan organisasi yang baik akan membantu terwujudnya tujuan secara efek

tif.

19
c. Pengarahan

Pengarahan adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan, agar

mau bekerja sama dan bekerja efektif serta efisien dalam membantu terc

apainya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Pengarahan dilak

ukan pimpinan dengan menugaskan para karyawan agar mengerjakan se

mua tugasnya dengan baik.

d. Pengendalian

Pengendalian adalah kegiatan mengendalikan semua karyawan aga

r mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai dengan ren

cana, apabila terdapat penyimpangan atau kesalahan, diadakan tindakan

perbaikan dan penyempurnaan rencana. Pengendalian karyawan meliputi

kehadiran, kedisiplinan, perilaku, kerja sama, pelaksanaan pekerjaan, da

n menjaga situasi lingkungan.

e. Pengadaan

Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi,

dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuha

n perusahaan.

f. Pengembangan

Pengembangan adalah proses peningkatan keterampilan teknis, teo

ritis, konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan.

Pendidikan dan pelatihan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan

pekerjaan masa kini maupun masa depan.

20
g. Kompensasi

Kompensasi adalah balas jasa langsung dan tidak langsung, uang a

tau barang kepada karyawan sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada

perusahaan. Prinsip kompensasi adalah adil dan layak. Adil diartikan ses

uai dengan prestasi kerja, layak diartikan dapat memenuhi kebutuhan pri

mernya serta berpedoman pada batas upah minimum pemerintah.

h. Pengintegrasian

Pengintegrasian adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentinga

n perusahaan dan kebutuhan karyawan, agar tercipta kerja sama yang ser

asi dan saling menguntungkan. Perusahaan memperoleh laba, karyawan

dapat memenuhi kebutuhan dari hasil pekerjaannya. Pengintegrasian mer

upakan hal yang penting dan sulit dalam manajemen sumber daya manus

ia karena mempersatukan dua kepentingan yang bertolak belakang.

i. Pemeliharaan

Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatka

n kondisi fisik, mental, dan loyalitas karyawan agar mereka tetap mau be

kerja sama sampai pensiun. Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan pr

ogram kesejahteraan yang berdasarkan kebutuhan sebagian besar.

j. Kedisplinan

Kedisiplinan adalah keinginan atau kesadaran untuk mentaati perat

uran dan norma-norma sosial.

21
k. Pemberhentian

Pembehentian adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari suat

u perusahaan. Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan karyawan, k

einginan perusahaan, kontrak kerja berakhir, pensiun, dan sebab- sebab l

ainnya.

Dari uraian diatas maka penulis berpendapat bahwa fungsi – fungsi y

ang terdapat pada Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan cara dari

sisi perusahaan guna mengembangkan atau melakukan pemberdayaan terha

dap sumber daya – sumber daya yang ada di perusahaan tersebut agar lebih

efektif dan efisien serta mampu dengan mudah mencapai tujuan perusahaan.

3. Peranan Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Hasibuan (2017:14) mengemukakan bahwa peranan

manajemen sumber daya manusia adalah fungsi yang berhubungan dengan

mewujudkan hasil tertentu melalui kegiatan orang-orang. Hal ini berarti

bahwa sumber daya manusia berperan penting dan dominan dalam

manajemen seperti, mengatur dan menetapkan program kepegawaian yang

mencakup masalah-masalah sebagai berikut :

1) Menetapkan jumlah, kualitas dan penempatan tenaga kerja yang efektif

sesuai dengan kebutuhan perusahaan berdasarkan job description, job

specification, job recruitmen dan job evalution.

2) Menetapkan penarikan, seleksi dan penempatan karyawan berdasarkan

22
asas the right man in the right pleace and the right man in the right job.

3) Menetapkan program kesejahteraan, pengembangan, promosi, dan

pemberhentian.

4) Meramalkan penawaran dan permintaan sumber daya manusia di masa

yang akan datang.

5) Memperkirakan keadaan perekonomian pada umumnya dan

perkembangan perusahaan pada khususnya.

6) Memonitor dengan tepat undang-undang dan kebijaksanaan pemberian

balas jasa perusahaan-perusahaan sejenis.

7) Memonitor kemajuan teknik dan perkembangan serikat buruh.

8) Melaksanakan pendidikan, latihan dan penilaian prestasi karyawan

9) Mengatur mutasi karyaan baik vertikal maupun horizontal.

10) Mengatur pensiun, pemberhentian, dan pesangonnya.

Setelah melihat penjabaran di atas, penulis menyimpulkan bahwa pera

nan yang terdapat pada Manajemen Sumber Daya Manusia itu memeiliki ba

nyak keuntungan dari sisi perusahaan atau dari sisi Sumber Daya Manusia (

karyawan ) yang ada di perusahaan tersebut, karena pihak perusahaan selalu

memilih kebijakan – kebijakan yang saling menguntungkan, atau bersifal ras

ional dengan keadaan persuahaan.

Adapun keadaan sumber daya manusianya akan lebih menjadi berkem

bang dengan diaturnya mereka (karyawan) dengan hal – hal yang sudah dite

ntukan oleh perusahaan agar semua aktivitas memiliki kadar yang efektif da

n efisien sesuai dengan tujuan perusahaan.

23
2.1.3 Lingkungan Kerja Fisik

1. Pengertian Lingkungan Kerja Fisik

Lingkungan kerja fisik adalah keadaan di sekitar perusahan seperti

tempat, penerangan, fasilitas yang mempengaruhi karywan dalam

menjalankan tugas-tugasnya dan juga faktor yang berpengaruh untuk

meningkatkan produktivitas karyawan. Faktor-faktor lingkungan kerja

fisik yang baik dan nyaman bagi pegawai dapat menjamin karyawan

bekerja dengan bersemangat sehingga berpengaruh terhadap

produktivitas karyawan maka diperlukan perhatian khusus mengenai

lingkungan kerja fisik.

Menurut Sedarmayanti dalam Sudaryo, dkk (2020:48) Lingkungan

kerja fisik adalah semua yang terdapat di sekitar tempat kerja, dan yang

dapat memengaruhi pegawai baik secara langsung maupun tidak

langsung. Sedangkan menurut Sarwono dalam Sudaryo, dkk (2020:48)

Lingkungan Kerja Fisik adalah tempat kerja pegawai melakukan

aktivitasnya. Lingkungan kerja fisik juga turut memengaruhi semangat

dan emosi kerja karyawan.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa lingkungan

kerja fisik berkenaan dengan kondisi tempat atau ruangan, yang

berpengaruh (baik secara langsung maupun tidak langsung) terhadap

karyawan dalam melaksanakan pekerjaan atau aktivitas dalam mencapai

24
tujuan/target.

2. Faktor-Faktor Lingkungan Kerja Fisik

Menurut Robbins dalam Sudaryo, dkk (2020:49) terdapat

beberapa faktor lingkungan kerja fisik, yaitu :

a. Ukuran ruang kerja

Ukuran ruang kerja ruang kerja sangat memengaruhi kinerja

karyawan. Ruang kerja yang sempit dan membuat pegawai sulit

bergerak dan akan menghasilkan prestasi kerja yang lebih rendah jika

dibandingkan dengan karyawan yang memiliki ruang kerja yang luas.

b. Pengaturan ruang kerja

Jika ruang kerja merujuk pada besarnya ruangan per pegawai,

pengaturan merujuk pada jarak antara orang dan fasilitas. Pengaturan

ruang kerja itu penting karena sangat memengaruhi interaksi sosial.

Orang lebih mungkin berinteraksi dengan individu-individu yang

dekat secara fisik. Oleh karena itu, lokasi kerja karyawan juga

memengaruhi informasi yang ingin diketahui.

c. Privasi

Privasi dipengaruhi oleh dinding, partisi dan sekatan-sekatan fisik

lainnya.

Meskipun demikian kebanyakan pegawai juga menginginkan

peluang untuk berinteraksi dengan rekan kerja, yang dibatasi dengan

meningkatnya privasi. Keinginan akan privasi itu kuat di pihak

banyak orang. Privasi membatasi gangguan yang terutama sangat

25
menyusahkan orang-orang yang melakukan tugas-tugas rumit.

3. Indikator Lingkungan Kerja Fisik

Menurut Siagan dalam jurnal Anam, Chairul. (2018). Indikator Lingkungan

Kerja Fisik yaitu :

a. Bangunan Tempat Kerja

Bangunan tempat kerja disamping menarik untuk dipandang juga

dibangun dengan pertimbangan keselamatan kerja.

b. Peralatan Kerja

Tersedianya peralatan yang cukup memadai guna mendukung

kegiatan karyawan.

c. Fasilitas

Tersedianya tempat istirahat untuk melepas lelah dan tersedianya

tempat ibadah keagamaan.

d. Sarana Angkutan

Tersedianya sarana angkutan, baik yang diperuntukkan karyawan

maupun angkutan umum yang nyaman dan mudah diperoleh.

2.1.4 Disiplin Kerja

1. Pengertian Disiplin Kerja

Menurut Hasibuan (2017:193) mengemukakan bahwa disiplin kerja

adalah kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perus

ahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Kesadaran adalah sikap seseo

rang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas d

26
an tanggung jawab nya. Menurut Sinambela (2018:335) Disiplin kerja

adalah kesadaran dan kesediaan pegawai menaati semua peraturan

organisasi dan norma-norma sosial yang berlaku.

Pendapat lain mengenai disiplin kerja Menurut Rivai (2019) Disiplin

kerja adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk berkomunikasi

dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku

serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan

seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial

yang berlaku.

Dengan berbagai pendapat para ahli dia atas dapat disimpulkan bahw

a disiplin kerja merupakan rasa taat atau patuh akan tanggung jawab yang

sudah diberikan oleh perusahaan bagi tiap karyawannya yang dimana atura

n – aturan tersebut diperuntukkan guna memenuhi target pencapaian perus

ahaan.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kerja

Menurut Singodimedjo dalam Sutrisno (2016:89) terdapat beberapa

faktor yang mempengaruhi disiplin kerja, yakni:

a. Besar kecilnya pemberian kompensasi.

b. Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan.

c. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan.

d. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan.

e. Ada tidaknya pengawasa pimpinan.

f. Ada tidaknya perhatian kepada para pegawai.

27
g. Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin.

3. Indikator Disiplin Kerja

Singodimejo dalam jurnal Manik, S., & Syafrina, N. (2017). disiplin

kerja dibagi dalam empat dimensi di antaranya adalah :

a. Taat terhadap aturan waktu Meliputi indikator :

1) Jam masuk kerja.

2) Jam pulang.

3) Jam istirahat yang tepat waktu sesuai dengan aturan yang berlaku di

perusahaan, organisasi/instansi.

b. Taat terhadap peraturan perusahaan Meliputi indikator :

1) Peraturan dasar tentang cara berpakaian.

2) Bertingkah laku dalam pekerjaan.

c. Taat terhadap aturan perilaku dalam pekerjaan Meliputi indikator :

1) Ditunjukan dengan cara melakukan pekerjaan-pekerjaan sesuai

dengan jabatan dan tugas.

2) Tanggung jawab dalam pekerjaan.

3) Cara berhubungan dengan unit kerja lain.

d. Taat terhadap praturan lainnya Meliputi indikator :

1) Aturan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan

oleh para karyawan dalam perusahaan.

2.1.5 Produktivitas

1. Pengertian Produktivitas

28
Produktivitas adalah sebuah konsep yang menggambarkan hubungan

antara hasil (jumlah barang dan jasa yang diproduksi) dengan sumber (juml

ah tenaga kerja, modal, tanah, dan seterusnya) yang dipakai untuk menghas

ilkan hasil tersebut. Konsep produktivitas berkaitan erat dengan seberapa ja

uh suatu proses menghasilkan keluaran dengan mengkonsumsi masukan ter

tentu. Produktivitas merupakan rasio antara masukan dan keluaran denga

n fokus perhatian pada keluaran yang dihasilkan suatu proses, biasanya su

atu kombinasi dapat digunakan untuk menghasilkan suatu tingkat keluara

n tertentu.

Menurut Sutrisno (2016: 99), “produktivitas adalah ukuran efisiensi p

roduktif. Suatu perbandingan antara hasil keluaran dan masukan”. Menurut

Riyanto dalam Elbandiansyah (2019:250), secara teknis produktivitas adala

h suatu perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan

sumber daya yang diperlukan (input). Produktivitas mengandung pengertia

n perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran tenaga kerja persatu

an waktu.

Menurut pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa pro

duktivitas merupakan sikap yang dimiliki seorang pegawai yang menentuka

n seberapa dan bagaimana kemampuan karyawan tersebut dalam pemenuha

n tujuan bagi perusahaan atau organisasi.

2. Faktor – faktor yang mempengaruhi produktivitas

Menurut Anoraga dalam Busro (2018:346-348), faktor – faktor yang

mempengaruhi produktivitas, antara lain :

29
a. Motivasi kerja karyawan

b. Pendidikan

c. Disiplin kerja

d. Keterampilan

e. Sikap etika kerja

f. Kemampuan kerja sama

g. Gizi dan kesehatan

h. Tingkat penghasilan

i. Lingkungan kerja dan iklim kerja

j. Kecanggihan teknologi yang digunakan

k. Faktor – faktor produksi yang memadai

l. Jaminan sosial

m. Manajemen dan kepemimpinan

n. Kesempatan berprestasi

3. Indikator – indikator produktivitas

Menurut Sutrisno Manik, S., & Syafrina, N. (2017). mengemukakan u

ntuk mengukur produktivitas kerja dapat diketahui dengan menggunakan i

ndikator sebagai berikut:

a. Kemampuan, Mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tugas. Kema

mpuan seorang karyawan sangat bergantung pada keterampilan yang di

miliki serta profesionalisme mereka dalam bekerja. Ini memberikan daya

untuk menyelesaikan tuga-tugas yang diembannya kepada mereka

30
b. Meningkatkan hasil yang dicapai, berusaha untuk meningkatkan hasil y

ang dicapai. Hasil merupakan salah satu yang dapat dirasakan baik oleh

yang mengerjakan maupun yang menikmati hasil pekerjaan tersebut. Jad

i, upaya untuk memanfaatkan produktivitas kerja bagi masing-masing ya

ng terlibat dalam suatu pekerjaan.

c. Semangat kerja, merupakan usaha untuk lebih baik dari hari kemarin. In

dikator ini dapat dilihat dari etos kerja dan hasil yang dicapai dalam satu

hari kemudian dibandingkan dengan hari sebelumnya

d. Pengembangan diri, Senantiasa mengembangkan diri untuk meningkatka

n kemampuan kerja. Pengembangan diri dapat dilakukan dengan melihat

tantangan dan harapan dengan apa yang akan dihadapi. Sebab semakin k

uat tantangannya , pengembangan diri mutlak dilakukan.

Begitu juga harapan untuk menjadi lebih baik pada gilirannya akan sang

at berdampak pada keinginan karyawan untuk meningkatkan kemampua

n.

e. Mutu, Selalu berusaha meningkatkan mutu lebih baik dari yang telah lal

u. Mutu merupakan hasil pekerjaan yang dapat menunjukkan kualitas ke

rja seorang pegawai. Jadi, meningkatkan mutu bertujuan untuk memberi

kan hasil terbaik yang pada gilirannya akan bergunan bagi perusahaan da

n dirinya sendiri.

f. Efesiensi, perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan s

umber daya yang digunakan. Masukan dan keluaran merupakan aspek pr

31
oduktivitas yang memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi kary

awan.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan peneliti dalam

melakukan penelitian sehingga peneliti dapat memperkaya teori yang

digunakan dalam mengkaji penelitian yan dilakukan. Dari penelitian

terdahulu, peneliti mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi dalam

memperkaya bahan kajian pada penelitian peneliti. Berikut merupakan

penelitian terdahulu berupa beberapa Proposal Skripsi terkait dengan

penelitian yang dilakukan peneliti.

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti Dan Judul Metode Hasil


No
Nama Jurnal Penelitian Penelitian Penelitian

1 Zidanl Falah. Jurnal Pengaruh Metode Hasil penelitian ini


Ilmiah Sosial Teknik. Komunikasi Kuantitatif menunjukan bahwa
Vol. 2 No. 1 (2020): Interpersonal dan variabel
Lingkungan Kerja komunikasi
terhadap Kinerja interpersonal dan
Karyawan CV. lingkungan kerja
Syntax memiliki pengaruh
Corporation yang signifikan,
Indonesia kuat dan positif

32
terhadap kinerja
karyawan. Dua
variabel telah diuji
secara bertahap
maupun bersama-
sama menunjukkan
hasil bahwa
variabel
komunikasi
interpersonal
(0,682) dan
lingkungan kerja
(0,678) secara
simultan memiliki
hubungan yang
kuat terhadap
variabel kinerja
karyawan.
Besarnya
sumbangan yang
dimiliki oleh
variabel
komunikasi
interpersonal lebih
besar dari besaran
sumbangan
pengaruh yang
dimiliki oleh
lingkungan kerja,
nilai koefisien
determinasi (R2)
untuk variabel
komunikasi
interpersonal

33
sebesar 46,5% dan
lingkungan kerja
sebesar 46%
2 Prayekti, Kris Aji Pengaruh Metode Hasil penelitian
Pangestu. JENIUS Kepemimpinan Kuantitatif menunjukan bahwa
(Jurnal Ilmiah Transformasional, kepemimpinan
Manajemen Sumber Lingkungan transformasional
Daya Manusia). Vol Kerja, dan tidak berpengaruh
5, No 2 (2022) Kompensasi terhadap kepuasan
Terhadap kerja karyawan.
Kepuasan Kerja Lingkungan kerja
Karyawan PT berpengaruh
BPR BKK terhadap kepuasan
Kebumen kerja karyawan.
(PERSERODA) Kompensasi
berpengaruh
terhadap kepuasan
kerja karyawan.
Kepemimpinan
transformasional,
lingkungan kerja,
dan kompensasi
secara simultan
berpengaruh positif
signifikan terhadap
kepuasan kerja
karyawan.
3 Wahyuningsih, Niko Pengaruh Gaya Metode Hasil penelitian
Sudibjo. JENIUS Kepemimpinan Kuantitatif menunjukkan
(Jurnal Ilmiah Transformasional bahwa terdapat
Manajemen Sumber dan Lingkungan pengaruh positif
Daya Manusia) . Vol Kerja Terhadap dan signifikan gaya
5, No 2 (2022) Kepuasan Kerja kepemimpinan
Pegawai Generasi transformasional

34
Milenial dan lingkungan
Kementerian kerja terhadap
Perdagangan kepuasan kerja
pegawai generasi
milenial
Kementerian
Perdagangan.
Penelitian ini
diharapkan menjadi
masukan bagi
organisasi untuk
dapat mengelola
gaya
kepemimpinan
transformasional
dan lingkungan
kerja yang lebih
baik agar
memberikan
kepuasan kerja
yang lebih besar
bagi pegawai
khususnya generasi
milenial sehingga
kinerja pegawai
dapat meningkat
dan tujuan
organisasi tercapai.
4 Oktavia Fenny Dwi Pengaruh Metode Hasil uji analisis
and Nasution kepemimpinan Kuantitatif linier berganda
(ISSN:1979-0155) dan disiplin menunjukkan
2014 kerja terhadap bahwa
kinerja pegawai kepemimpinan
pada dinas memiliki pengaruh

35
pendidikan kota yang positif
bengkulu terhadap kinerja
pegawai dengan
nilai koefisiensi
regresi 0,302 dan
signifikan 0,019 <
0,05, disiplin kerja
memiliki pengaruh
yang positif
terhadap kinerja
pegawai dengan
nilai koefisien
regresi 0,385 dan
signifikan 0,003 <
0,05.
5 Any Isvandiari Pengaruh Metode Hasil uji t (Partial)
Bagusal idris. Kepemimpinan Kuantitatif menunjukan bahwa
(ISSN:2355-0376) dan Disiplin kerja kepemimpinan
2018 terhadap kinerja berpengaruh positif
karyawan pada dan signifikan
PT.Central terhadap kinerja
Capital Futures karyawan , disiplin
Cabang Malang. kerja berpengaruh
positif signifikan
terhadap kinerja
karuawan, dan uji F
(simultan)
menunjukan bahwa
kepemimpinan dan
disiplin kerja secara
bersama-sama
berpengaruh
terhadap kinerja

36
karyawan.
6 Adryan Septiady. Pengaruh disiplin Metode Berdasarkan hasil
Pendi Padilah. kerja dan fasilitas kuantitatif penelitian,
Ekonomi Bisnis kerja terhadap menunjukan bahwa
Volume 28, Nomor 1, produktivitas koefisien korelasi
Juni 2022 kerja karyawan product moment
P-ISSN: 1411 - 545X pt. haleyora antara variable X1
| E ISSN: 2715-1662 power area (Disiplin Kerja)
garut variabel X2
(Fasilitas
Kerja) terhadap
variabel Y
(Produktivitas
Kerja) adalah
sebesar 0,863
, sehingga di
katakan bahwa
keeratan pengaruh
antara
variable X1
(Disiplin Kerja)
variabel X2
(Fasilitas Kerja)
terhadap variabel Y
(Produktivitas
Kerja) Pada PT.
Haleyora
Power Area Garut
mempunyai
kereratan
pengaruh kuat.
7 Muhammad Gandung Pengaruh Metode Hasil penelitian
dan Suwanto jurnal Motivasi dan Kuantitatif menunjukan
Arastirma”Jurnal Kompensasi korelasi berganda =

37
Ilmiah Manajemen terhadap 0,844 artinya
SDM, Keuangan, dan Produktivitas motivasi dan
Pemasaran” vol.1 Karyawan Pada kompensasi
(2021) hal 1-14 PT. Haid Prima mempunyai tingkat
ISSN: 2775-9695 Teknik Alam hubungan yang
Sutera- Kota sangat kuat
Tangerang terhadap
Selatan produktivitas
karyawan.
8 Paeno, Vol 1, No 3 Pengaruh Metode Hasil Uji t Variabel
(2018): JENIUS Motivasi dan Kuantitatif Motivasi (X1)
(Jurnal Ilmiah Disiplin Terhadap terhadap
Manajemen Sumber Produktivitas Produktivitas Kerja
Daya Manusia) Kerja Karyawan (Y)adalah sebesar
Pada PT.Agra 2,840, Jadi 2,840
Energi Indonesia >1,677 dapat
disimpulkan bahwa
secara parsial
variabel motivasi
mempunyai
pengaruh yang
signifikan terhadap
Produktivitas
Kerja. Variabel
disiplin (X2)
terhadap
produktivitas kerja
(Y)adalah
sebesar 1,824,
Jadi 1,824 >1,677
dapat disimpulkan
bahwa secara
parsial variabel
disiplin mempunyai

38
pengaruh yang
positif terhadap
produktivitas kerja.
Dan hasil uji F
diperoleh terdapat
pengaruh antara
variabel motivasi
(X1) dan disiplin
(X2) secara
simultan terhadap
Produktivitas Kerja
(Y) positif dan
sangat signifikan
karena nilai
Fhitung> nilai
FtabelyaituÂ
54,473Â Kata
Kunci : Motivasi,
Disiplin dan
Produktivitas
Kerja.
9 Efry Kurnia, Dampak Faktor Metode Berdasarkan hasil
Raihanah Daulay, Motivasi dan Kuantitatif penelitian dan
Fahreza Nugraha. Fasilitas Kerja pembahasan yang
Proseding Seminar Terhadap telah dikemukakan
Nasional Produktivitas di atas maka
Kewirausahaan, 1(1), Kerja Karyawan diambil kesimpulan
2019, hal 365-372 Pada Badan secara parsial,
ISSN 2714-8785 Usaha Milik bahwa motivasi
Negara di Kota berpengaruh
Medan terhadap
produktivitas kerja,
Fasilitas kerja
berpengaruh

39
terhadap
produktivitas kerja.
Secara simultan
bahwa motivasi
dan fasilitas kerja
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap
produktivitas kerja
karyawan pada
Badan Usaha Milik
Negara.
Sumber: Jurnal- Jurnal Terdahulu (Diolah)

2.3 Kerangka Berpikir

Menurut Sugiyono (2017:60) mengemukakan bahwa, “Kerangka berpi

kir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan deng

an berbagai faktor yang diidentifikasi sebagai masalah yang penting”. Berda

sarkan teori yang telah dideProposal Skripsikan, selanjutnya dianalisis secar

a kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan anta

r variabel yang diteliti. Sintesa tentang hubungan variabel tersebut, selanjutn

ya digunakan untuk merumuskan hipotesis. Menurut Sugiyono (2015, hlm.

91), “Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertaut

an antar variabel yang akan diteliti.”

LINGKUNGAN KERJA FISIK


(X1)
1. Bangunan tempat kerja
2. Peralatan kerja
3. Fasilitas
4. Sarana angkutan H¹ PRODUKTIVITAS (Y)
1. Kemampuan
Sumber : Siagian dalam jurnal 2. Meningkatkan hasil yang dica
Manik, S., & Syafrina, N. (2017). pai 40
H³ 3. Semangat kerja
4. Pengembangan diri
5. Mutu
DISIPLIN KERJA (X2)

1. Taat terhadap aturan waktu


2. Taat terhadap peraturan perusahaan Sumber : Sutrisno dalam jurnal Manik,
3. Taat terhadap aturan perilaku S., & Syafrina, N. (2017).
dalam pekerjaan
4. Taat terhadap praturan lainnya

Sumber : Singodimejo dalam jurnal Anam,


Chairul. (2018).

Gambar 2. 1
Kerangka Berpikir

41
2.4 Pengembangan Hipotesis

Hipotesis adalah kesimpulan sementara yang belum final, suatu

jawaban sementara suatu dugaan sementara, yang merupakan konstruk

peneliti terhadap masalah penelitian. Yang menyatakan hubungan antara dua

variabel atau lebih. Kebenaran dugaan tersebut harus dibuktikan melalui

penyelidikan ilmiah.

Berdasarkan pada gambar kerangka berfikir diatas, maka hipotesis dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Ho1 : Tidak terdapat pengaruh Lingkungan Kerja Fisik terhadap

Produktivitas pegawai pada Pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan

(Pusdiklat) Perdagangan Kota Depok.

Ha1 : Terdapat pengaruh antara Lingkungan Kerja Fisik

terhadap Produktivitas pegawai pada Pada Pusat Pendidikan dan

Pelatihan (Pusdiklat) Perdagangan Kota Depok.

2. Ho2 : Tidak terdapat pengaruh Disiplin Kerja terhadap

Produktivitas pegawai pada Pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan

(Pusdiklat) Perdagangan Kota Depok.

Ha2 : Terdapat pengaruh Disiplin Kerja terhadap Produktivitas

pegawai pada Pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat)

Perdagangan Kota Depok.

3. Ho3 : Tidak terdapat pengaruh antara Lingkungan kerja fisik dan

disiplin kerja Terhadap Produktivitas pegawai pada Lembaga Pada

Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Perdagangan Kota Depok.

42
Ha3 : Terdapat pengaruh antara Lingkungan kerja fisik dan

disiplin kerja Terhadap Produktivitas pegawai pada Pada Pusat

Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Perdagangan Kota Depok.

43
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

dengan menggunakan kuantitatif yang bersifat asosiatif Menurut Sugiyono

(2015:11) “penelitian asosiatif bertujuan untuk mengetahui pengaruh

ataupun juga hubungan antara dua variabel atau lebih”. Menurut Sugiyono

(2016:8) “penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berdasarkan

filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sample

tertentu, teknik pengambilan sample pada umumnya dilakukan secara

random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data

bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang

telah ditetapkan”. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan

tujuan untuk mendeskripsikan objek penelitian ataupun hasil penelitian.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Menurut Sugiyono (2017:13) “tempat penelitian adalah sasaran ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang

sesuatu hal yang objektif”.

Peneliti melakukan penelitian Pusat Pendidikan dan Pelatihan

(Pusdiklat) Perdagangan Kota Depok.


2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian yang digunakan pada bulan November sampai dengan

bulan Juni 2022. Dalam waktu 8 (Delapan) bulan peneliti melakukan semua

hal secara bertahap, dimulai dengan survei, pengajuan surat permohonan

penelitian, pengambilan data penelitian, pengolahan data dan yang terakhir

penyusunan proposal skripsi.

Tabel 3. 1

Jadwal Penelitian

No. Kegiatan November Desember Januari

Penelitian

1 Pengajuan Judul dan

Survei

2 Penyusunan Proposal

3 Pelaksanaan Seminar

Proposal

3.3 Operasional Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2016:120) operasional variabel menjelaskan cara

tertentu yang digunakan untuk meneliti dan mengoperasikan konstrak,

sehingga operasional variabel dibuat agar penelitian ini dapat lebih mudah

dipahami oleh setiap pembaca, sekaligus untuk menghindari terjadinya salah

pengertian atau kekeliruan dalam mengartikan variabel yang di teliti dalam

penelitian ini”.

45
Menurut Sugiyono (2017:33) berpendapat “Variabel bebas adalah

variabel yang mempengaruhi variabel terikat (dependen)”. Variabel bebas

merupakan variabel stimulus atau variabel yang dapat mempengaruhi

variabel lain. Variabel bebas merupakan variabel yang diukur atau dipilih

oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang

diobservasi. Adapun penjelasannya sebagai berikut: variabel independen

(variabel bebas) dalam penelitian ini adalah Motivasi dan Pelatihan kerja.

Sedangkan variabel dependen (variabel terikat) adalah produktivitas pe

gawai. Menurut Sugiyono (2017:39) berpendapat “Variabel dependen sering

disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen atau terikat yaitu

variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel

bebas”.

Adapun penjelasan variabel bebas dan terikat yang diteliti dalam

penelitian ini yang dilakukan peneliti terdiri dari variabel independent yang

terdiri dari Motivasi Kerja (X1), Pelatihan kerja (X2) dan variabel dependent

yaitu Produktivitas pegawai (Y) Pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan

(Pusdiklat) Perdagangan Kota Depok.

Tabel 3. 2

Operasional Variabel Penelitian

Kuesio Sk
Variabel Indikator
ner ala

Lingkungan1. Bangunan tempat kerja 1–3 Lik

Kerja Fisik2. Peralatan kerja 4-6 ert

46
Kuesio Sk
Variabel Indikator
ner ala

3. Fasilitas 7-8

4. Sarana angkutan
(X1) 9-10

Sutrisno
1. Taat terhadap aturan wak
(2017) 1-3
tu

Disiplin Kerja (X2)2. Taat terhadap peraturan p


4-6
Singodimej erusahaan Lik

o dalam3. Taat terhadap aturan ert


7-8
Sutrisno perilaku dalam pekerjaan

(2017) 4. Taat terhadap peraturan


9-10
lainnya

1. Kemampuan 1–2

2. Meningkatkan hasil yang


3–4
Produktivitas (Y) dicapai
Lik
Sutrisno 3. Semangat kerja 5–6
ert
(2017) 4. Pengembangan diri 7–8

5. Mutu 9

6. Efisiensi 10

3.4 Populasi dan Sampel

1. Populasi

47
Menurut Sugiyono (2016) “ Populasi adalah jumlah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek dan karakteristik. Kemudian ditetapkan

oleh peneliti dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Dalam penelitian kali ini peneliti menggunakan populasi sebanyak 121

di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (PUSDIKLAT) Perdagangan Kota Depok.

2. Sampel

Menurut Suryani dan Hendrayadi (2015) menyatakan bahwa secara um

um teknik pengambilan sampling dibagi menjadi dua, yaitu probality sampli

ng, dan non-probality sampling.

Pada probality sampling setiap anggota populasi memiliki kesempatan y

ang sama untuk menjadi anggota sampel, sedangkan non-probality sampling

seluruh anggota populasi tidak memiliki peluang yang sama untuk menjadi a

nggota sampel dalam penelitian. Teknik sampling yang digunakan dalam pe

nelitian ini adalah sampling Slovin.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pegawai di Pusat

Pendidikan dan Pelatihan (PUSDIKLAT) Perdagangan Kota Depok, karena

jumlah populasi pelanggan ada 121, maka Teknik Sampling yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sampling Slovin. Menurut Sugiyono (2016:119)

“Untuk mengambil jumlah sampel. Peneliti menggunakan rumus Slovin”, ya

itu :

n = N / (1 + (N x e²))

Sumber: Sugiyono (2016:119)

Dimana :

48
𝑛 = Ukuran Sampel

𝑁 = Ukuran Populasi

𝑒 = Kesalahan Pengambilan sampel yang ditetapkan sebesar = 10% (er

or dalam presentasi yang dapat ditolelir atas ketidakpastian penggunaan sam

pel sebagai populasi).

Dengan jumlah populasi (N) sebesar 121 orang, maka perhitungan samp

el sebagai berikut

n = 121 / ( 1 + ( 121 x ( 10% )2 ) n = 121 / ( 1 + 1,2 )

n = 121 / ( 1 + ( 121 x 0,01) n = 55

Berdasarkan perhitungan sampel diatas, maka sampel yang akan diguna

kan dalam penelitian ini adalah 55 responden. Berdasarkan pada tempat pen

elitian yang telah ditetapkan, maka sampel yang dijadikan objek dalam penei

tian adalah 55 pegawai di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (PUSDIKLAT) Pe

rdagangan Kota Depok..

3.5 Teknik Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Penelitian adalah sarana dalam mencari kebenaran atau membuktikan k

ebenaran tersebut. Adapun kompenen utama dalam penelitian tersebut adala

h pengumpulan data dimana dilakukan untuk memperoleh informasi yang be

rhubungan dan dilakukan dalam melakukan penelitian.

49
Menurut Sugiyono (2017:21) Pengumpulan data adalah cara – cara yan

g digunakan untuk mengumpulkan data dan pencatatan peristiwa – peristiwa

atau hal – hal sebagai penunjang penelitian.

Ada beberapa metode yang dilakukan dalam pengumpulan data diperole

h sebagai berikut :

a. Data Primer

Menurut Sugiyono (2016:137) data primer yaitu sumber data penelit

ian yang berlangsung memberikan data kepada pengumpul data. Dalam

penelitian ini data primer didapat dengan cara :

1) Kuisioner

Menurut Sugiyono (2018:142) kuesioner merupakan teknik pen

gumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pe

rtanyaan atau penyataan tertulis kepada responden untuk dijawabny

a.

2) Observasi

Menurut Sugiyono (2015:141), Mengemukakan bahwa

observasi merupakan suatu proses yang tersusun dari berbagai

proses sehingga diperoleh data berdasarkan fakta mengenai dunia

kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Tujuan dari observasi

adalah untuk melengkapi data yang diperlukan serta

membandingkan keterangan yang diperoleh sebelumnya dengan

fakta yang ada dilapangan.

3) Wawancara

50
Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan berhadapan secara langsung dengan yang

diwawancarai tetapi dapat juga diberikan daftar pertanyaan dahulu.

b. Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2016:137) data sekunder merupakan sumber

data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpulan data.

Data yang diperoleh melalui referensi buku, internet, penelitian

terdahulu dan dokumen sejarah organisasi. Adapun data sekunder yang

peneliti gunakan yaitu :

1) Studi Pustaka

Menurut George dalam Djiwandono (2015:201) studi pustaka ad

alah pencarian sumber – sumber atau opini pakar tentang suatu hal y

ang berkaitan dengan tujuan penelitian. Yaitu dengan mempelajari,

meneliti dan mengkaji serta menelah buku literatur, jurnal, peneliti

terdahulu, catatan historis (data documenter) yang dipublikasikan

guna memperoleh data sekunder yang dijadikan landasan teori yang

berkaitan langsung dengan Motivasi kerja, Pelatihan kerja dan

Produktivitas Pegawai.

2) Teknik Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2018:476) dokumentasi adalah suatu cara

yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk

buku, arsip, dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa

51
laporan serta keterangan yang dapat mendukung penelitian. Yaitu

teknik pengumpulan data dengan cara mengutip data yang diperoleh

Pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Perdagangan Kota

Depok.

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data menurut Sugiyono (2017:232) “Analisis data merupakan k

egiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul.

Kegiatan analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel da

n jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh respon

den, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untu

k menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hi

potesis yang telah diajukan.”

Dalam penelitian ini, metode analisis yang digunakan adalah analisis ku

antitatif, memiliki ciri yang dapat dinilai dan menggunakan angka. Metode a

nalisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Analisis Deskriptif

a. Skala Likert

Menurut Sugiono (2016:93) skala likert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok

orang tentang fenomena sosial. Pada penelitian ini peneliti mengguna

kan teknik pengumpulan data kuesioner (angket), dengan membagika

52
n kuesioner pada Pegawai Lembaga Pada Pusat Pendidikan dan Pelati

han (Pusdiklat) Perdagangan Kota Depok Jawaban dari setiap

instrumen mengacu pada skala likert sebagai berikut :

Tabel 3. 3

Skala Likert

No Jawaban Skor / Nilai

1 SS (Sangat Setuju) 5

2 S (Setuju) 4

3 KS (Kurang Setuju) 3

4 TS (Tidak Setuju) 2

5 STS (Sangat Tidak Setuju) 1

Sumber : Sugiyono (2016:94)

Setelah dibuat skala likert dan skala nilainya (Skoring), selanjutnya

dicari rata–rata dari setiap jawaban responden. Untuk memudahkan

penilaian rata-rata tersebut, maka digunakan sekala interval. Skala

interval adalah skala yang memiliki urutan dan memiliki interval atau

jarak yang sama antara kategori atau titik-titik terdekatnya.

Jadi, panjang kelas interval sebagai berikut :

5−1
P= =0 , 8
5

Keterangan:

P = Interval

53
K = Banyak kelas

R = Rentang (data besar-data kecil)

Maka interval dan kriteria penilaian rata-rata adalah sebagai berikut :

Tabel 3. 4

Kriteria Rentang Skala Variabel (X1), (X2), (Y)

Rentang Sekala Kriteria

1,00 - 1,79 Sangat Tidak Baik

1,80 - 2,50 Tidak Baik

2,60 - 3,39 Kurang Baik

3,40 - 4,19 Baik

4,20 - 5,00 Sangat Baik

Sumber :Sugiyono, (2017:94)

b. Skala Interval

Menurut Ferdinand, (2014:159-160) Skala interval adalah alat

pengukur data yang dapat menghasilkan data yang memiliki rentang

nilai yang memiliki makna, walaupun nilai absolutnya kurang

bermakna.

Menurut Sumanto (2014) jawaban setiap item instrument

digunakan untuk mengetahui seberapa kuat subjek setuju maupun

tidak setuju dengan pernyataan dalam instrumen yang menggunakan

skala empat titik, yaitu sebagai berikut :

54
Tabel 3. 5

Skala Interval

No Jawaban Skor / Nilai

1 SS (Sangat Setuju) 4

S (Setuju) 3

TS (Tidak Setuju) 2

STS (Sangat Tidak Setuju) 1

2. Uji kualitas Data

a. Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2017:267) “Uji validitas merupakan derajat

ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data

yang dapat dilaporkan oleh peneliti”. Dengan demikian data yang vali

d adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh pen

eliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian. Uji

validitas dalam penelitian ini digunakan untuk menguji validitas kuesi

oner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner

mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesion

55
er tersebut. Untuk menguji validitas kuesioner adalah menggunakan r

umus korelasi product moment.

n ∑ xy −( ∑ x )( ∑ y )
rxy¿
√ {n ∑ x 2− (∑ x ) 2
} { n ∑ y −( ∑ y ) 2 }
2

Keterangan :

rxy = koefisisen korelasi

n = Sampel

X = Skor butir pernyataan

Y = Total butir pernyataan

∑X = Jumlah skor pernyataan

∑Y = Jumlah total skor butir pernyataan

∑XY = Jumlah hasil perkalian X dan skor Y

(∑x2) = Jumlah kuadrat skor butir pernyataan

(∑y2) =Jumlah kuadrat total skor butir pernyataan

(∑X)2 =
Kuadrat jumlah skor butir pernyataan

(∑Y)2 =
Kuadrat jumlah total skor butir pernyataan

Dengan ketentuan penilaian uji validitas sebagai berikut :

1) Apabila nilai rhitung> rtabel(pada taraf signifikan 5%) maka dapat dikatan

valid.

2) Apabila nilai rhitung< rtabel (pada taraf signifikan 5%) maka dapat dikata

kan tidak valid.

56
b. Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2017: 130) menyatakan bahwa uji reliabilitas ad

alah sejauh mana hasil pengukuran dengan menggunakan objek yang sa

ma, akan menghasilkan data yang sama.

Suatu data dinyatakan reliable apabila dua atau lebih penelitian dala

m obyek yang sama menghasilkan data yang sama, atau penelitian yang

sama dalam waktu yang berbeda menghasilkan data yang sama. Adapun

rumus yang digunakan untuk mencari nilai realibilitas adalah rumus Cro

nbach Alpha sebagai berikut :

( )(
=
k
k −1
1−
si )
∑ si r 11

Keterangan :

r11 = Nilai item reabilitas

si = Varians skor item pernyataan

st = Varians total

k = Jumlah item pernyataan

Selanjutnya nilai r11 dibandingkan dengan rtabel pada tingkat alfa (tar

af kesalahan) 5% sehingga kriteria keputusannya :

a. Apabila r11≥ rtabel(α = 5%) maka instrument (alat ukur) dikatakan reli

able.

b. Apabila r11< rtabel(α= 5%) maka instrument (alat ukur) dikatakan tidak

reliable.

57
Sebelum menghitung reliabilitas instrument menggunakan Cronbac

h Apha tersebut, terdapat langkah langkah perhitungan :

1) Menghitung varians skor setiap item pertanyaan dengan rumus :

si = ∑ xi −
2
( ∑ xi2
N )
N

2) Menghitung jumlah varians semua item pertanyaan dengan rumus :

∑ s i = s1 + s2 + s3 + sn

3) Menghitung varians total dengan rumus :


St =

∑ xi2− ∑N ( )
2
xi

N
3. Uji Asumsi Klasik

Untuk meyakinkan bahwa persamaan garis regresi yang diperoleh

adalah linier dan dapat digunakan (valid), guna mencari peramalan,

maka dilakukan beberapa uji :

a. Uji Normalitas

Menurut Albert Kurniawan (2014:157) Uji normalitas adalah

untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak.

Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang

terdistribusi normal. Jadi uji normalitas bukan dilakukan pada

masing–masing variabel tetapi pada nilai residualnya.

1) Ketentuan

Langkah selanjutnya adalah membandingkan hasil antara Chi

58
Kuadrat hitung dengan Chi Kuadrat tabel, dengan ketentuan :

a) Jika harga Chi Kuadrat hitung ≤ Chi Kuadrat tabel (X²h X²t),

maka distribusi akan dinyatakan normal.

b) Jika harga Chi Kuadrat hitung > Chi Kuadrat tabel (X²h X²t),

maka distribusi akan dinyatakan tidak normal.

Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau

tidak, dilakukan pengujian dengan menggunakan SPSS versi 26 yaitu

dengan cara melihat normal probability plot yang mendistribusikan

kumulatif dan distribusi normal. Normalitas dapat dideteksi dengan

melihat penyebaran (titik) sumbu pada diagonal grafik. Dasar

pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

a) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal, maka model regresi memenuhi normalitas.

b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti

arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi

normalitas.

c) Pengujian normalitas juga dapat dilakukan dengan menggunakan

uji kolmogrov-smirnov Test, jika tingkat signifikasi probabilitas >

0.05 maka data penelitian berdistribusi normal.

Langkah – langkah pengolahan data dengan menggunakan

aplikasi SPSS versi 26 untuk menguji normalitas membuat data

cooding yang diolah berdasarkan hasil kuesioner yang disebar kepada

responden yang menjadi sampel dalam penelitian.

59
a) Distribusi data cooding pada Microsoft Excel kemudian copy

paste keaplikasi SPSS versi 26 (data view)

b) Klik analyze, kemudian pilih Descriptive Statistic, pilih Explore

c) Masukan variabel Y kekotak Dependen, kemudianKlik Plot,

Centang None, dan Normality Plot

d) Lalu klik Continue dan klik Ok.

b. Uji Multikolinearitas

Menurut Imam Ghozali (2013:105) uji multikolinearitas

bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya

korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk

mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dalam regresi dapat dilihat

dari tolerance value atau Variance Inflation Factor (VIF). Kedua

ukuran ini menunjukan setiap variabel bebas manakah yang

dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Dalam pengertian sederhana

setiap variabel bebas menjadi variabel terikat dan diregresi terhadap

variabel bebas lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel

bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas

lainnya. Dengan syarat nilai VIF < 10 dan Tolerance > 0.1. maka

model regresi bebas dari multikolinearitas.

Langkah – langkah pengolahan data dengan menggunakan

aplikasi SPSS Versi 26 untuk menguji Uji Multikolinearitas :

1) Membuat data cooding yang diolah berdasarkan hasil kuesioner

60
yang disebar kepada responden yang menjadi sampel dalam

penelitian.

2) Distribusi data cooding pada Microsoft Excel kemudian copy paste

ke Aplikasi SPSS Versi 26 (Data View)

3) Klik Analyze, kemudian pilih Regression, pilih Linier

4) Masukkan variabel X1 dan X2 ke kotak Independen dan Variabel

Y ke dalam kotak Dependen kemudian klik Statistic, centang

Variance Matrix, Coliniearity Diagnostic, Durbin Watson

5) Lalu klik continue dan klik O

c. Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2016:107) “Autokorelasi muncul karena

observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama

lainnya”. Permasalahan ini muncul karena residual tidak bebas dari

satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah

model regresi yang bebas dari autokolerasi. Cara untuk mendeteksi

ada tidaknya auto korelasi adalah dengan uji durbin watson.

Rumus yang digunakan untuk Durbin-Watson Test dapat dilihat di

bawah ini.

Simbol e(t) merupakan galat (residual) pada pengamatan ke-t,

sedangkan n adalah banyaknya data dalam analisis. Langkah – langka

h uji autokorelasi :

61
1) Setelah data yang ingin di uji sudah dipersiapkan, selanjutnya

buka program SPSS 26, lalu klik Variable View, Selanjutnya

pada bagian Name ketikkan nama variabelnya.

2) Setelah itu, klik Data View dan masukkan angka dari tiap

variabel.

3) Langkah selanjutnya, dari menu SPSS 26 pilih Analyze, lalu klik

Regression, selanjutnya klik Linear.

4) Akan muncul kotak dialog dengan nama Linear Regression,

maka masukkan variabel Produktivitas (Y) ke Dependent,

masukkan variabel fasilitas Kerja (X1) dan Disiplin kerja (X2)

ke Independent(s), lalu klik Statistics.

5) Muncul kotak dengan nama Linear Regression: Statistics, pada

bagian ini lalu centang Durbin Watson, setelah itu

pilih Continue.

6) Langkah terakhir adalah klik OK.

d. Uji Heterokedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain jika varians dari residual suatu pengamatan ke

pengamatan lain tetap maka itu disebut homoskedastisitas, Ghozali

(2016:134). Model regresi yang baik adalah model yang

62
heterokedastisitas, cara yang dapat dilakukan untuk melakukan uji

heterokedastisitas, yaitu dengan uji grafik plot.

Langkah–langkah pengolahan data dengan menggunakan

aplikasi SPSS versi 26 untuk menguji Heterokedastisitas :

1) Membuat cooding yang diolah berdasarkan hasil kuesioner yang

disebar kepada responden yang menjadi sampel dalam penelitian.

2) Distribusi data cooding pada Microsoft Excel kemudian copy paste

ke aplikasi SPSS versi 26 (Data View).

3) Klik Analyze, kemudian pilih regression, pilih linier.

4) Masukan seluruh butir item variabel X1 dan X2 ke kotak

independen dan butir item variabel Y kedalam kotak dependen

kemudian klik plot, masukan variabel SRESID ke kotak Y dan

ZPRED ke kotak X.

5) Kemudian centang Histogram, Normal Probability Plot

6) Lalu klik continue, dan klik OK.

4. Analisis Kuantitatif

a. Uji Koefesien Korelasi

Menurut Sugiyono (2016:184). Korelasi merupakan angka yang

menunjukan arah dan kuatnya hubungan antar dua variabel atau lebih.

Cara yang digunakan adalah dengan cara analisa item. Dimana setiap

nilai yang ada pada setiap butir pertanyaan dikorelasikan dengan nilai

63
total seluruh butir pertanyaan untu suatu variabel deangan

menggunakan rumus korelasi uji coba secara empirie menggunakan

korelasi Product Moment yang dilakukan secara manual dengan

menggunakan alat bantu komputer.

Sebagai bahan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang

ditemukan besar atau kecil, maka dapat pedoman dan ketentuan

berikut ini :

Tabel 3. 6

Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Nilai Koefisien


Tingkat Hubungan
Korelasi

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,200 – 0,399 Rendah

0,400 – 0,599 Sedang

0,600 – 0,799 Kuat

0,800 – 1,000 Sangat Kuat

Sumber : Sugiyono (2016:184)

Untuk mengetahui tingkat hubungan korelasi menggunakan

Aplikasi SPSS Versi 26 Untuk Menguji Koefisien Korelasi Langkah –

langkah Pengolahan Data sebagai berikut :

1) Uji Koefisien Variabel Motivasi kerja (X1) Secara Parsial Terhadap

Variabel Produktivitas (Y).

64
a. Membuat data cooding yang diolah berdasarkan hasil kuesioner

yang disebar kepada responden yang menjadi sampel dalam

penelitian.

b. Distribusi data cooding pada Microsoft Excel kemudian copy

paste ke aplikasi SPSS versi 26 (Data View).

c. Klik Analyze, kemudian pilih Correlate, pilih Bivariate.

d. Masukan variabel X1 Dan variabel Y ke kotak variabel.

e. Lalu klik OK.

f. Data yang diambil adalah Correlations.

2) Uji Koefisien Variabel Pelatihan kerja (X2) Secara Parsial Terhadap

Variabel Produktivitas (Y).

a. Membuat data cooding yang diolah berdasarkan hasil kuesioner

yang disebar kepada responden yang menjadi sampel dalam

penelitian.

b. Distribusi data cooding pada Microsoft Excel kemudian copy

paste ke aplikasi SPSS versi 26 (Data View).

c. Klik Analyze, kemudian pilih Correlate, pilih Bivariate.

d. Masukan variabel X1 Dan variabel Y ke kotak variabel.

e. Lalu Klik OK.

f. Data yang diambil adalah Correlations.

3) Uji Koefisien Korelasi Variabel Motivasi kerja (X1) dan Pelatihan

Kerja (X2) Secara Simultan Terhadap Variabel Produktivitas (Y).

a. Membuat data cooding yang diolah berdasarkan hasil kuesioner

65
yang disebar kepada responden yang menjadi sampel dalam

penelitian.

b. Distribusi data cooding pada Microsoft Excel kemudian copy

paste ke aplikasi SPSS versi 26 (Data View).

c. Klik Analyze, kemudian pilih Correlate, pilih Bivariate.

d. Masukan variabel X1, X2 dan Y ke kotak variabel.

e. Lalu Klik OK.

f. Data yang diambil adalah data Model Summary.

1) Korelasi Sederhana

Menurut (Sugiyono 2012, 228) Analisis korelasi sederhana

merupakan teknik untuk mengukur kekuatan hubungan tiga variabel

dan juga untuk dapat mengetahui bentuk hubungan antara tiga variabel.

Kekuatan hubungan antara dua variabel yang dimaksud adalah 2

variabel itu memiliki hubungan yang lemah, erat atau tidak erat.

Sedangkan, bentuk hubungan yang itu maksudnya antara dua variabel

memiliki bentuk korelasi linear positif atau linear negatif yang

mencakup teknik-teknik dari pengukuran asosiasi.

Teknik pengukuran asosiasi yang paling populer korelasi pearson

product moment . Dalan analisis korelasi Product Moment yang dicari

adalah koefisien korelasi yaitu angka yang menyatakan derajat antara

variabel independen (bebas) dengan variabel dependen (terikat) untuk

mengetahui kuat atau lemahnya hubungan antara variabel independen

dengan variabel dependen.Hubungan yang dimaksud bukan hubungan

66
sebab akibat. Arah hubungan kedua variabel dinyatakan dalam notasi

positif atau negatif, sedangkan kuat lemahnya hubungan dinyatakan

dalam besarnya koefisien korelasi. Rumus korelasi product moment

sebagai berikut:

n Σxy−Σx . Σy
Rxy =
√ nΣ x 2−¿ ¿ ¿
Keterangan:

Rxy = Korelasi x dan y

N = Jumlah sampel

∑xy = Jumlah perkalian antara variable x dan y

∑x2 = Jumlah dari kuadrat nilai x

∑y2 = Jumlah dari kuadrat nilai y

(∑x)2 = Jumlah nilai x kemudian dikuadratkan

(∑y)2 = Jumlah nilai y kemudian dikuadratkan

2) Korelasi Berganda

Menurut Hadi & Haryono (2007: 28) setelah dihitung

menggunakan teknik korelasi pearson product moment, hasil dari

perhitungan kemudian dimasukkan dalam rumus korelasi ganda.

Rumus ini digunakan untuk mengetahui hubungan Motivasi kerja

(X1), Pelatihan kerja (X2), secara bersama-sama dengan

Produktivitas pegawai (Y). Rumus korelasi ganda yang digunakan

sebagai berikut.

67
R

yx 1 x 2 x 3=
√ r 2 yx 1+ r 2 yx 2 +r 2 yx 3−2 ry x 1 r yx 2 r ryx 3 r x 1 x 2 x 3
2
1−r x 1 x 2 x 3

Keterangan :

Ryx1x2x3 = Korelasi antara x1 dan x2 secara bersama-sama

dengan variabel y

Rxy1 = Korelasi product moment antara x1 dan y

Rxy2 = Korelasi product moment x2 dan y

Rxy3 = Korelasi product moment x3 dan y

Rx1x2x3 = Korelasi product moment antara x1, x2 dan x3

b. Uji koefisien Regresi

1) Regresi sederhana

Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara

linear antara satu variabel independen (X) dengan variabel

dependen (Y). Analisis regresi sederhana dapat digunakan untuk

mengetahui arah dari hubungan antara variabel bebas dengan

variabel terikat, apakah memiliki hubungan positif atau negatif serta

untuk memprediksi nilai dari variabel terikat apabila nilai variabel

bebas mengalami kenaikan ataupun penurunan. Pada regresi

sederhana biasanya data yang digunakan memiliki skala interval

atau rasio. Rumus regresi linear sederhana sebagai berikut :

Y = a + bX

68
Keterangan :

Y = Variabel dependen (variabel terikat)

X = Variabel independent (variabel bebas)

a = Konstanta (nilai dari Y apabila X = 0)

b = Koefisien regresi (pengaruh positif atau negatif)

2) Regresi Berganda

Menurut Sugiyono (2014:277) bahwa “Analisis regresi linier

berganda digunakan untuk melakukan prediksi bagaimana

perubahan nilai variabel dependen bila nilai variabel independen

dinaikan/diturunkan”.

Dalam peneliian ini analisis regresi linear berganda

digunakan untuk membuktikan sejauh mana hubungan lingkungan

kerja dan Motivasi kerja terhadap kinerja pegawai. Menurut

Sugiyono (2014:277) persamaan regresi linear berganda yang

ditetapkan adalah sebagai berikut :

Y = α = b1X1+b2X2+Ԑ

Keterangan :

Y = Kepuasan

α = Konstanta, merupakan nilai terkait yang dalam hal ini adalah y

69
pada saat variabel bebasnya 0 (X1, X2 = 0)

b1 = Koefisien regresi berganda antara variabel bebas X1 terhadap

variabel terikat y,bila variabel bebas X2, dianggap konstan.

b2 = Koefisien regresi berganda antara variabel bebas X 2 terhadap

variabel terikat y,bila variabel bebas X1, dianggap konstan.

X1 = Motivasi kerjaX2 = K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

Y = Kepuasan Karyawan

Ԑ = Faktor-faktor lain yang mempengaruhi variabel nya.

Pengolahan data SPSS (cara ini digunakan untuk uji

hipotesis parsial, simultan, koefisien, korelasi, determinasi, dan

uji asumsi klasik)

a) Masuk program SPSS.

b) Klik variabel view ada SPSS data editor untuk menginput

variabel.

c) Pada barisan pertama kolom name ketik item pendukung nya

pada type pilih numeric.

d) Pindahkan ke kotak data view dan input data sesuai dengan

variabel nya.

e) Klik analyze-regression-linear.

f) Klik variabel pendukung pindahkan ke kotak independen, dan

pada kotak dependen isi dengan variabel semua.

g) Klik OK maka hasil output yang didapat pada anova,

70
coefficient dan tabel model summary.

c. Koefisien Determinasi

Menurut Andi Supangat (2018:350) “Koefisien Determinasi

menunjukkan besaran tingkat kekuatan hubungan antara dua variabel

atau lebih dalam bentuk persen (Menunjukan seberapa besar persentase

variabel (X) dapat memberikan kontribusi terhadap variabel (Y)”.

Berdasarkan pengertian diatas, maka koefisien determinasi

merupakan bagian dari keragaman total dari variabel terikat yang dapat

diperhitungakan oleh keragaman variabel bebas dihitung dengan

koefisien determinasi dengan asumsi dasar faktor – faktor lain diluar

variabel dianggap konstan. KD merupakan besaran nol negatif.

Besarnya nilai koefisien determinasi adalah antara 0 – 1. Koefisien

determinasi bernilai nol berarti tidak ada hubungan antara variabel X 1

dan X2 (Bebas) dengan variabel Y (terikat, dan sebaliknya nilai

koefisien determinasi 1 berarti suatu kecocokan yang sempurna dari

ketepatan perkiraan model.

Besar kecilnya nilai koefisien determinasi ini menunjukan besar

kecilnya kontribusi atau sumbangan variabel bebas (X 1 dan X2)

terhadap variabel terikat (Y) dapat dihitung suatu koefisien yang

disebut koefisien penentuan, dengan menggunakan rumus sebagai

berikut :

71
KD = r2 x 100%
Keterangan :

KD = Koefisien determinasi

R2 = Koefisien Korelasi X1, X2, dan Y

100% = pengalian yang diprosentasikan

Besar kecil nilai koefisien determinasi ini menunjukan kontribusi

variabel bebas terhadap variabel terikat.

5. Uji Hipotesis

Menurut Sugiyono (2015:64) hipotesis adalah jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah

penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan

sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori

yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empirirs yang diperoleh

melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai

jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban

yang empiris.

Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini berkaitan

dengan ada tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

Hipotesis nol (H0) tidak terdapat pengaruh yang signiffikan dan hipotesis

alternatif (Ha) menunjukan adanya pengaruh antar variabel bebas dan

variabel terikat. Untuk menguji hipotesis, agar dapat menggunakan

rumus berikut ini :

72
a. Uji t

Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen

secara parsial mempengaruhi variabel dependen dengan asumsi

variabel independen lainnya konstan. Untuk mengetahui signifikansi

analisis jalur, kita bandingkan nilai probabilitas dengan signifikansi.

Apabila p value ≤ 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima (model

regresi signifikan), dan sebaliknya. Adapun rumusnya sebagai

berikut:

r √ n−2
√ 1−r 2
Keterangan :

t = nilai t yang dihitung

n = jumlah anggota sampel

r = korelasi parsial yang ditemukan

Menentukan model keputusan dengan menggunakan statistik t,

dengan melihat asumsi sebagai berikut:

1) Interval keyakinan α = 0,05

2) Derajat kebebasan = n/2

3) Dilihat hasil ttabel


t t
a) Jika hitung > tabel pada 5% maka H0 ditolak dan H1 diterima

(Berpengaruh).
t t
b) Jika hitung > tabel pada 5% maka H0 diterima dan H1 ditolak

(Tidak berpengaruh).

Kesimpulan mengenai diterima tidaknya hipotesis setelah

73
dibandingkan antara thitung dan ttabel dengan hipotesis sebagai berikut :

(1) Variabel X1 (Motivasi Kerja)

Ho : p1 = 0 Motivasi kerja Tidak Berpengaruh Terhadap Produk

tivitas pegawai .

H1 : p1 ≠ 0 Motivasi kerja Berpengaruh Terhadap Produktivitas

pegawai .

(2) Variabel X2 (Pelatihan Kerja)

H0 : p2 = 0 Pelatihan kerja Tidak Berpengaruh Terhadap Produk

tivitas pegawai .

H1 : p2 ≠ 0 K3 Pelatihan kerja Terhadap Produktivitas pegawai.

b. Uji F

Menurut Sugiyono (2014:252) “Uji F adalah pengujian terhadap

koefisien regresi secara simultan”. Pengujian ini dilakukan untuk

mengetahui semua variabel independen yang terdapat didalam model

secara bersama – sama (simultan) terhadap variabel dependen. Untuk

menguji adanya hubungan antara variabel bebas (X1 dan X2) secara

simultan berpengaruh terhadap variabel terikat (Y) dilakukan

perhitungan dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 26.

Hubungan antara variabel bebas (X1 dan X2) secara simultan

berpengaruh terhadap variabel terkait (Y) maka pengujian dilakukan

74
dengan menggunakan Uji Statistik F dengan langkah – langkah

sebagai berikut :

1) Menentukan hipotesis secara simultan atau keseluruhan antara

variabel bebas (Motivasi kerja dan Pelatihan Kerja) terhadap

vatiabel terikat (Produktivitas pegawai)

2) Menentukan nilai signifikasi yang dipilih yaitu sebesar 5% atau

0,05 dan derajat bebas/degree of freedom (df = n-k-1) untuk

mengetahui daerah F tabel sebagai batas daerah pemolakan,

adapun rumus hipotesisnya adalah :

H0 : p1,2,3 = 0 Tidak pengaruh secara simultan antara Motivasi kerja

dan Pelatihan kerja Terhadap Produktivitas pegawai.

H1 : p1,2,3 = 0 Tidak pengaruh secara simultan antara Motivasi kerja

dan Pelatihan kerja Terhadap Produktivitas pegawai.

Selanjutnya untuk mengetahui dan menguji koefisien regresi

secara keseluruhan atau secara simultan berdampak terhadap

variabel dependen, maka membandingkan antara hasil Fhitung

dengan Ftabel.

Adapun kriteria penolakan dan penerimaan hipotesis H0

adalah sebagai berikut :

a) Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima H1 ditolak

b) Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak H1 diterima

3) Kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis dilakukan pada

tingkat signifikasi (level of significant) 0,05 atau 5%

75
4) Langkah – langkah pengolahan data menggunakan aplikasi SPSS

versi 26. Untuk Menguji Signifikan Simultan (Uji F) :

a. Membuat data cooding yang diolah berdasarkan hasil

kuesioner yang disebar kepada responden yang menjadi sampel

dalam penelitian.

b. Distribusi data cooding pada Microsoft Excel kemudian copy

paste ke aplikasi SPSS versi 26 (Data View).

c. Klik Analyze, kemudian pilih Regression, pilih Linier.

d. Masukan seluruh butir item variabel X1 dan X2 ke kotak

Independen dan butir item variabel Y ke dalam kotak

dependen.

e. Lalu Klik OK.

f. Data yang diambil adalah data Annova.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1. Sejarah Singkat PUSDIKLAT Perdagangan Depok

Pusat Pendidikan dan Pelatihan (PUSDIKLAT) Perdagangan Depok

adalah unit Eselon II di lingkungan sekretariat jenderal Kementerian

Perdagangan yang berkompeten melaksanakan peningkatan dan

pengembangan sumber daya manusia sektor perdagangan. Pusat Pendidikan

76
dan Pelatihan (PUSDIKLAT) Perdagangan memiliki konsep dasar

pembangunan sumber daya manusia yang mengacu pada 4 (empat) pilar

sumber daya manusia berbasis kompetensi yaitu mewujudkan sumber daya

manusia yang:

1. Memiliki pengetahuan (Learning to know)

2. Memiliki keahlian (Learning to do)

3. Mampu bersikap profesional (Learning to be)

4. Mampu bersosialisasi dan berkomunikasi dengan lingkungannya

(Learning to live together)

Sebelum bernama seperti sekarang Pusat Pendidikan dan Pelatihan

(PUSDIKLAT) Perdagangan, memiliki beberapa nama lain sebagaimana

sejarah singkat yang tertulis ini. Pada awal didirikan tahun 1973 berbentuk

lembaga dengan nama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Niaga

(LEMDIKNIAGA) dengan struktur organisasi Sekretariat, Pembantu

Direktur I dan Pembantu Direktur II. Perkembangan selanjutnya pada tahun

1975 dirubah menjadi PUSDIKLAT Niaga, selanjutnya pada tahun 1980

Departemen Perdagangan bergabung dengan koperasi, dengan tugas

melaksanakan pendidikan dan pelatihan untuk pegawai.

77
Sumber: Pusdiklat Perdagangan Kota Depok

Gambar 4.1
Kantor Kerja PUSDIKLAT Perdagangan Kota Depok

Perkembangan berikutnya, terjadi perampingan unit eselon II di

lingkungan DEPERINDAG, sehingga yang semula PUSDIKLAT hanya

menangani diklat pegawai, diperluas tugasnya menjadi unit yang bertugas

tidak hanya menangani diklat pegawai tetapi juga menangani diklat bagi

pelaku usaha dan unit-unit pendidikan formal di lingkungan DEPERINDAG

untuk mengakomodir tugas PUSBINLAT.

Pada saat Kabinet Indonesia Bersatu dibentuk selaras dengan

dibentuknya kembali Departemen Perdangan, maka dibentuk kembali

PUSDIKLAT Perdagangan dengan tugas melaksanakan pembinaan,

78
bimbingan dan pengembangan pendidikan dan pelatihan sumber daya

manusia sektor perdagangan.

Pusdiklat Perdagangan berdiri sejak tahun 1973 dengan nama

Pusdiklat Niaga berlokasi di Jl. S. Parman Grogol Jakarta Barat. Seiring

berjalannya waktu, Pusdiklat Perdagangan telah berganti nama dan

lokasinya pun juga berpindah-pindah. Pada tanggal 17 Maret 2009,

Pusdiklat Perdagangan resmi menempati gedung baru di lahan seluas 21.500

M2 di Jl. Abdul Wahab No. 38 Kedaung Sawangan Depok Jawa Barat.

Fokus Pusdiklat Perdagangan adalah meningkatkan kapasitas pelaku usaha

kecil dan menengah agar daya saing produk di marketplace meningkat.

4.1.2. Visi dan Misi Instansi

1. Visi

Kementerian perdagangan yang andal, konsisten, professional, inovatif, dan

berintegritas untuk mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri,

dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.

2. Misi

a. Meningkatkan kinerja dan daya saing suatu perdagangan luar negeri

b. Meningkatkan kinerja perdagangan dalam negeri untuk masnyarakat

c. Meningkatkan kinerja tata kelola pemerintahan yang baik dan adaptif.

4.1.3. Struktur Organisasi


KEP. PUSDIKLAT
PERDAGANGAN
79
Kabag. Tata Kabid. Diklat Kabid. Diklat Kep. Balai
Usaha Pegawai SDM Sektor Diklat Penguji
Perdagangan Mutu Barang
Kasubbag. Kasubbid.
Program & Program Diklat Kasubbag. Tata
Kasubbid.
Keuangan Usaha
Program Diklat
Kasubbid.
Kasubbag. Fasilitas Kasie. Program
Umum & Pelaksanaan Kasubbid. Diklat
Kepegawaian Diklat Fasilitas
Pelaksanaan
Kasie.
Diklat
Penyelenggara
an Diklat
Gambar 4.2
Struktur Organisasi PUSDIKLAT Perdagangan Kota Depok

Uraian Tugas dan Fungsi PUSDIKLAT Aparatur Perdagangan

a. Tugas

Melaksanakan pembinaa, bimbingan, dan pengembangan pendidikan

serta pelatihan sumber daya manusia aparatur perdagangan.

b. Fungsi

a. Penyusunan rencana dan program pendidikan dan pelatihan sumber

daya manusia aparatur perdagangan.

b. Pelaksanaan pengembangan dan pembinaan pendidikan dan pelatian

sumber daya manusia aparatur perdagangan, supaya memiliki

kemampuan daya saing yang semakin membaik.

80
c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia

aparatur perdagangan, supaya menampah pengetahuan akan bisnis.

d. Pelaksanaan kerjasama dan promosi pendidikan dan pelatihan

sumber daya manusia aparatur perdagangan.

e. Pemantauan dan evaluasi pasca pendidikan dan pelatihan sumber

daya manusia aparatur perdagangan; dan

f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga pusat pendidikan

dan pelatihan sumber daya manusia perdagangan.

4.2 Hasil Penelitian

4.1.1. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah Pegawai Pusat Pendidikan dan

Pelatihan (Pusdiklat) Perdagangan Kota Depok. Jumlah Pegawai yang

dipilih sebagai responden sebanyak 55 pegawai dengan karakteristik

berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, dan masa kerja.

Adapun karakteristik responden dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin secara umum dapat memberikan perbedaan pada

perilaku seseorang. Dalam suatu bidang pekerjaan, jenis kelamin

seringkali dapat menjadi pembeda aktivitas yang dilakukan oleh

individu. Berikut ini merupakan karakteristik responden berdasarkan

jenis kelamin:

81
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Presentase

Laki-Laki 19 34,5%

Perempuan 36 65,5%

Total 55 100%
Sumber: Data Diperoleh Dari Peneliti (2023)

Berdasarkan data tabel di atas, menunjukkan bahwa responden

pegawai Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Perdagangan Kota

Depok lebih banyak perempuan.

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Umur dalam keterkaitannya dengan perilaku individu pada alokasi

kerja adalah sebagai gambaran akan sebuah pengalaman dan tanggung

jawab individu, selain itu usia mampu dijadikan sebagai tolak ukur

dalam penempatan tanggung jawab serta dapat menggambarkan

bagaimana terciptanya suatu efisiensi dan efektivitas seorang individu

dalam menyelesaikan pekerjaannya. Berikut data responden

berdasarkan usianya dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Persentase

17-22 Tahun 30 54,5%

23-28 Tahun 20 36,4%

29-34 Tahun 3 5,5%

>35 Tahun 2 3,6%

Total 55 100%

82
Sumber: Data Diperoleh Dari Peneliti (2023)\

Berdasarkan data tabel di atas, diketahui usia yang paling banyak

adalah usia 17-22 Tahun dengan total 30 atau 54,5 responden, lalu

terdapat total 20 atau 36,4% responden untuk usia 23-28 tahun,

kemudian 3 atau 5,5% responden untuk usia 29-34 tahun dan 2 atau

3,6% responden untuk usia >35 tahun.

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan seringkali dipandang sebagai suatu kondisi yang

mencerminkan kemampuan seseorang, diamna pendidikan yang

semakin tinggi ini tentu dapat mencerminkan kepada kepribadian

seseorang dalam bersikap atau berprilaku. Berikut penyajian sebuah

data responden berdasarkan hasil tingkat pendidikan adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Jumlah Persentase

SMA/SMK 16 29,1%

D3 1 1,8%

S1 38 69,1%

S2 0 0%

S3 0 0%

Total 55 100%
Sumber: Data Diperoleh Dari Peneliti (2023)

83
Berdasarkan data tabel di atas, dari tingakt pendidikan para

responden yang berjumlah 55 menunjukkan bahwa jumlah responden

untuk SMA/SMK sebanyak 16 responden atau sekitar 29,1%.

Sementara untuk pendidikan D3 sebanyak 1 responden atau sekitar

1,8%, kemudian untuk pendidikan S1 memperoleh angka pendidikan

yang tinggi yaitu sebanyak 38 responden atau sekitar 69,1%.

d. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja

Masa kerja adalah jangka waktu orang sudah bekerja (pada suatu

kantor, badan, dan sebagainya). Masa kerja juga merupakan fakor yang

bekaitan dengan lamanya sesoang bekerja di suatu tempat, Masa kerja

dapat menentukan pengalaman seseorang dalam menyelesaikan

tanggung jawab pekerjaan. Adapun jumlah responden berdasarkan masa

kerja dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja

Masa Kerja Jumlah Persentase

1-5 Tahun 40 72,7%

6-10 tahun 15 27,3%

11-15 Tahun 0 0%

>15 Tahun 0 0%

Total 55 100%
Sumber: Data Diperoleh Dari Peneliti (2023)

Berdasarkan hasil tabel di atas, data responden di atas menurut

masa kerja dari total 55 responden dapat diketahui jumlah masa kerja

pegawai yaitu 1-5 tahun dengan total 40 responden atau 72,7%,

84
kemudian masa kerja 6-10 tahun dengan total 15 responden atau 27,3%,

dan tidak adanya Pegawai yang masa kerjanya 11-15 atau samapai

dengan diatas 15 tahun.

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan analisis statistik yang memberikan

gambaran secara umum mengenai karakteristik dari masing-masing variabel

penelitian yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), maksimum dan minimum.

Dalam penelitian ini, untuk pembobotan data, peneliti menggunakan skala

pengukuran.

Pada penelitian ini kondisi dari objek yang diteliti ditentukan

dengan kriteria sangat tidak setuju, tidak setuju, cukup setuju, setuju dan

sangat setuju dengan interprestasi nilai rata-rata tanggapan responden dapat

dikelompokan sebagai berikut:

Tabel 4.5
Tabel Kriteria Tanggapan Responden

Rentang Skala Kriteria

1,00-1,79 Sangat Tidak Baik

1,80-2,50 Tidak Baik

2,51-3,39 Kurang baik

3,40-4,19 Baik

4,20-5,00 Sangat Baik


Sumber : Sugiyono, (2017:93)

Tabel diatas digunakan dalam menentukan seberapa besar rentang

sekala dari masing-masing variabel yang diteliti, telah di dasarkan atas

85
indikator variabel yang telah ditentukan sebelumnya sesuai dengan teori

yang dapat di buktikan secara rasional. Berikut peneliti lampirkan data

jawaban responden yang telah rekapitulasi dengan menggunakan proses

tabulasi pada perangkat Microsoft Excel:

Tabel 4.6
Jawaban Responden Terhadap Variabel Gaya Kepemimpinan (X1)
Jawaban
Jumlah
No Pernyataan Total Skor
Sampel Kriteria
STS TS KS S SS

Kemampuan Mengambil Keputusan

Atasan bersikap tegas menentukan


1 keputusan yang cukup kompleks atau 3 3 14 26 9 200 55 3,63
Baik
membingungkan

Atasan instansi mampu bertindak dalam


pengambilan keputusan dan kebijakan
2 0 4 5 33 13 220 55 4,00
yang senantiasa berkonsultasi dengan Baik
pegawai

Kemampuan Memotivasi

Atasan memberikan penghargaan dan


3 0 2 8 21 24 232 55 4,21 Sangat
pujian kepada pegawai yang berprestasi
Baik

Atasan mampu serta mau bersedia


menyempatkan waktunya untuk dapat
4 1 3 7 20 24 228 55 4,14
mendengarkan dan menanggapi keluhan Baik
pegawai

Kemampuan Komunikasi

Atasan mampu untuk menjelaskan


5 kebijakan yang telah diambilnya secara 0 1 6 30 18 230 55 4,18 Baik
terperinci kepada pegawai

Atasan membuat pegawai merasa tidak


6 canggung dan gugup ketika berbicara 0 3 9 28 15 220 55 4,00 Baik
dengannya

Mengendalikan Bawahan

Atasan bersedia membackup dan


7 mendukung beberapa pegawainya dalam 0 7 14 23 11 203 55 3,69 Baik
menyelesaikan pekerjaan

8 Atasan memberikan teguran dan 0 3 11 27 14 217 55 3,94

86
peringatan kepada pegawai yang tidak Baik
menyelesaikan tugasnya dengan baik

Kemampuan Tanggung Jawab

Atasan dapat memecahkan masalah


9 0 3 6 28 18 226 55 4,10
secara kreatif dan inovatif Baik

Atasan instansi mampu memperhatikan


ketersediaan sarana dan prasarana yang
10 0 3 8 24 19 225 55 4,09
memadai untuk mendukung pelaksanaan Baik
pekerjaan pegawai

TOTAL 4 31 88 260 165 2201 550 4,00


Baik

14,9 47,2 31,8


TOTAL PERSENTASE 1% 5,1% 100%
% % %

Sumber: Data Primer Dioalah Peneliti (2023)

Tabel 4.7
Jawaban Responden Terhadap Variabel Lingkungan Kerja Fisik (X2)
Jawaban
Jumlah
No Pernyataan Total Skor
Sampel Kriteria
STS TS KS S SS

Bangunan Tempat Kerja

1 Instansi menyediakan sistem sanitasi


menunjang lingkungan kerja yang bersih 0 4 8 29 14 218 55 4,00 Baik
dan sehat

2 Instansi memastikan bangunan kerja


sesuai Standar Teknis Bangunan Gedung
dengan fungsi dan suatu klasifikasi yang 1 1 6 27 20 229 55 4,16
Baik
memenuhi syarat berdasarkan prosedur
seharusnya

3 Kebersihan ruangan kerja membuat


Sangat
pegawai merasa nyaman dan fokus dalam 0 1 5 26 23 236 55 4,29
Baik
menyelesaikan tugas

Peralatan Kerja

4 Instansi memastikan peralatan kerja


dalam kondisi baik dan layak digunakan Sangat
0 2 7 30 16 225 55 4,10
menyelesaikan tugas pegawai dengan Baik
maksimal

5 Peralatan kerja yang tersedia pada saat ini


mampu mengoptimalkan hasil pekerjaan 0 3 11 27 14 217 55 3,94
Baik
yang dijalankan

6 Peralatan kerja dipenuhi secara lengkap 0 1 8 18 28 238 55 4,32


dan memadai membuat sebuah hasil kerja Sangat
yang dijalankan menjadi baik dan jauh

87
lebih maksimal Baik

Fasilitas

7 Instansi memberikan fasilitas gaji yang


sesuai upah dasar minimum berdasarkan 0 4 5 30 16 223 55 4,05
Baik
kebijakan

8 Instansi memastikan fasilitas yang dapat


digunakan sebagaimana fungsinya dalam 0 1 6 29 19 231 55 4,2
Baik
kebutuhan pegawai

Sarana Angkutan

Pegawai merasa lebih tepat waktu ketika


tersedianya suatu sarana transportasi Baik
9 0 0 15 28 12 217 55 3,94
penjemputan kerja untuk memastikan
tidak terjadi keterlambatan dalam bekerja

Tersedianya sarana angkutan barang


dengan beban cukup yang berat guna Baik
10 0 1 10 24 20 228 55 4,14
memperlancar proses pekerjaan yang
dijalankan oleh pegawai

TOTAL 1 18 81 268 182 2262 550 4,11


Baik

14,7 48,7 33,1 - -


TOTAL PERSENTASE 0,3% 3,2% 100%
% % %

Sumber: Data Primer Dioalah Peneliti (2023)

Tabel 4.8
Jawaban Responden Terhadap Variabel Produktivitas (Y)
Jawaban
Jumlah
No Pernyataan Total Skor
Sampel
STS TS KS S SS Kriteria

Kemampuan

1 Saya menguasai bidang pekerjaan yang


saya dapatkan dan kerjakan saat ini 1 4 8 35 7 208 55 3,78
Baik
dalam instansi

2 Tugas dan tanggung jawab yang telah


diberikan sudah disesuaikan dengan 0 1 10 35 9 217 55 3,94
Baik
kemampuan saya

Meningkatkan Hasil yang Dicapai

3 Pekerjaan yang telah saya hasilkan sudah


disesuaikan dengan target ditentukan
0 2 8 38 7 215 55 3,90 Sangat
instansi sebagaimana sesuai dengan
Baik
tujuan isntansi

4 Dalam menyelesaikan setiap pekerjaan 0 0 3 35 17 234 55 4,25


saya selalu tekun dan serius supaya

88
sesuai harapan instansi dan selaras Sangat
dengan tujuan yang dicapai Baik

Semangat Kerja

5 Saya senantiasa diberikan motivasi oleh


atasan secara adil dan terus-menerus 0 3 6 33 13 221 55 4,00
Baik
secara berkelanjutan

6 Saya akan mendapatkan bonus apabila


mempunyai etos kerja dan loyalitas yang 2 0 4 35 14 224 55 4,00
Baik
tinggi

Pengembangan Diri

7 Saya mengikuti setiap pelatihan kerja dan


pengembangan secara teratur yang telah 1 1 6 33 14 223 55 4,05
Baik
difasilitasi oleh instansi

8 Saya dapat diberikan kesempatan dan


kebebasan oleh atasan suapaya dapat 0 1 7 36 11 222 55 4,03
Baik
berkembang dan mengaktualisasikan diri

Mutu

Saya senantiasa selalu berusahaa untuk


9 meningkatkan kualitas dan kuantitas 0 0 4 33 18 234 55 4,25 Sangat
pekerjaan yang saya jalankan Baik

Efisiensi

Waktu yang digunakan oleh saya untuk


10 menyelesaikan pekerjaan sudah sesuai 0 2 6 34 13 223 55 4,05
Baik
dengan standar yang telah ditentukan

12
TOTAL 4 14 62 347 2221 550 4,03
3 Baik

11,2 22,
TOTAL PERSENTASE 1% 2,5% 63% 100% - -
% 3%

Sumber: Data Primer Dioalah Peneliti (2023)

Berdasarkan pada tabel 4.6 di atas, diperoleh nilai rata-rata skor

variabel Gaya Kepemimpinan sebesar 4,00 dimana tingkat nilai tersebut

berada pada interval 3,40 – 4, 19 dan memiliki kriteria Baik. Artinya

variabel Gaya Kepemimpinan pada PUSDIKLAT Kota Depok sudah dinilai

baik oleh responden.

89
Berdasarkan pada tabel 4.7 di atas,, diperoleh nilai rata-rata skor

variabel Lingkungan Kerja Fisik sebesar 4,11 dimana tingkat nilai tersebut

berada pada interval 3,40 – 4, 19 dan menjelaskan bahwa jawaban

responden memiliki kriteria Baik. Artinya variabel Lingkungan Kerja Fisik

pada PUSDIKLAT Kota Depok sudah dinilai baik oleh responden.

Berdasarkan pada tabel 4.8 di atas, diperoleh nilai rata-rata skor

variabel Produktivitas sebesar 4,03 dimana tingkat nilai tersebut berada

pada interval 3,40 – 4, 19 dan memiliki kriteria Baik. Artinya variabel

Produktivitas pada PUSDIKLAT Kota Depok sudah dinilai baik oleh

responden.

Semua tabel tersebut mejelaskan setiap jawaban yang diberikan

responden, dengan jumlah responden sebanyak 55 orang yang merupakan

pegawai dari salah satu instansi yang dijadikan sebagai objek penelitian oleh

penliti yaitu: Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Perdagangan Kota

Depok.

Setiap jawaban yang diberikan oleh responden memiliki rentang skala

nilainya masing-masing, dimana disesuaikan dengan penggunaan skala

likert yang terdapat pada sumber referensi BAB sebelumnya.

4.2.2 Uji Instrumen Data

a. Uji Validitas

Uji validitas dalam penelitian ini digunakan untuk menguji

validitas kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan

pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan

90
diukur. Validitas menunjukan sejauh mana ketepatan suatu alat ukur

dalam melakukan fungsi ukurannya. Jadi semakin tinggi validitas suatu

alat ukur, maka semakin tepat alat ukur tersebut mengenai sasarannya.

Adapun dasar pengambilan keputusan dengan membandingkan nilai

signifikasi dengan level of significant (5%). Hasil tes validitas

dilampirkan oleh peneliti dengan menggunakan program SPSS 26 dapat

dilihat pada table berikut ini :

Tabel 4.9
Uji Validitas Variabel Gaya Kepemimpinan (X1)

No Pernyataan r Hitung Kondisi r Tabel Keterangan

1 X1.1 0,232 > 0,226 Valid

2 X1.2 0,721 > 0,226 Valid

3 X1.3 0,722 > 0,226 Valid

4 X1.4 0,822 > 0,226 Valid

5 X1.5 0,784 > 0,226 Valid

6 X1.6 0,725 > 0,226 Valid

7 X1.7 0,693 > 0,226 Valid

8 X1.8 0,468 > 0,226 Valid

9 X1.9 0,735 > 0,226 Valid

10 X1.10 0,813 > 0,226 Valid


Sumber: Perhitungan SPSS Versi 26 (Oleh Peneliti)

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hasil dari

perhitungan yang dilakukan untuk variabel Gaya Kepemimpinan (X1)

menunjukan hasil yang sangat baik, karena syarat minimum yang harus

dipenuhi agar angket atau kuesioner dapat dikatakan valid adalah lebih

91
besar dari 0,226 atau (r hitung > r tabel ), maka semua item pernyataan

dinyatakan valid. Untuk itu suatu kuesioner yang digunakan layak untuk

diolah sebagai data penelitian.

Tabel 4.10
Uji Validitas Variabel Lingkungan Kerja Fisik (X2)

No Pernyataan r Kondisi r Tabel Keterangan


Hitung

1 X2.1 0,784 > 0,226 Valid

2 X2.2 0,706 > 0,226 Valid

3 X2.3 0,659 > 0,226 Valid

4 X2.4 0,720 > 0,226 Valid

5 X2.5 0,651 > 0,226 Valid

6 X2.6 0,659 > 0,226 Valid

7 X2.7 0,425 > 0,226 Valid

8 X2.8 0,759 > 0,226 Valid

9 X2.9 0,433 > 0,226 Valid

10 X2.10 0,548 > 0,226 Valid


Sumber: Perhitungan SPSS Versi 26 (Oleh Peneliti)

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hasil dari

perhitungan yang dilakukan untuk variabel Lingkungan Kerja Fisik (X2)

menunjukan hasil yang sangat baik, karena syarat minimum > 0,226 atau

(r hitung > r tabel ), maka semua item pernyataan dinyatakan valid dan

layak untuk diolah dalam penelitian.

Tabel 4.11
Uji Validitas Variabel Produktivitas (Y)

No Pernyataan r Kondisi r Tabel Keterangan


Hitung

92
1 Y.1 0,558 > 0,226 Valid

2 Y.2 0,549 > 0,226 Valid

3 Y.3 0,715 > 0,226 Valid

4 Y.4 0,688 > 0,226 Valid

5 Y.5 0,635 > 0,226 Valid

6 Y.6 0,770 > 0,226 Valid

7 Y.7 0,633 > 0,226 Valid

8 Y.8 0,720 > 0,226 Valid

9 Y.9 0,636 > 0,226 Valid

10 Y.10 0,672 > 0,226 Valid


Sumber: Perhitungan SPSS Versi 26 (Oleh Peneliti)

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hasil dari

perhitungan yang dilakukan untuk variabel Produktivitas (Y)

menunjukan hasil yang sangat baik, karena syarat minimum > 0,226 atau

(r hitung > r tabel ), maka semua item pernyataan dinyatakan valid.

b. Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2017: 130) menyatakan bahwa, “Uji reliabilitas

adalah sejauh mana hasil pengukuran dengan menggunakan objek yang

sama, akan menghasilkan data yang sama”. Dengan penelitian yang

dilakukan, peneliti mengukur reliabel-nya suatu variabel dikatakan

reliable ketika Cronbach Alpha memiliki signifikasi yang digunakan

lebih besar dari 0,6. Maka berikut dilampirkan oleh peneliti hasil uji

reliabilitas tiap variabel:

Tabel 4.12
Uji Reliabilitas Variabel Gaya Kepemimpinan (X1)

93
No Scale Mean Scale Corrected Crombach’s
if Item Variance if Item Total Alpha if Item
Deleted Item Deleted Correlatio Deleted
n

X2.1 36,3818 30,426 0,055 0,890

X2.2 36,0182 26,203 0,643 0,836

X2.3 35,8000 25,941 0,640 0,836

X2.4 35,8727 23,965 0,753 0,824

X2.5 35,8364 26,362 0,728 0,831

X2.6 36,0182 26,018 0,645 0,835

X2.7 36,3273 25,558 0,590 0,840

X2.8 36,0727 28,365 0,342 0,860

X2.9 35,9091 25,973 0,658 0,834

X2.1 35,9273 24,995 0,751 0,826


0
Sumber: Perhitungan SPSS Versi 26 (Oleh Peneliti)

Dari hasil tabel di atas, semua pernyataan variabel Gaya

Kepemimpinan mempunyai nilai Cronbach Alpha > 0,6. Adapun nilai

Cronbach Alpha dari keseluruhan perhitungan uji reliabilitas untuk

variabel Gaya Kepemimpinan diolah dengan program SPSS versi 26

dilampirkan oeleh peneliti dan bisa dilihat pada gambar dibawah ini:

Sumber: SPSS Versi 26

Gambar 4.3
Cronbach’s Alpha Variabel Gaya Kepemimpinan (X1)

94
Berdasarkan hasil dari gambar di atas, hasil uji reliabilitas

menyatakan bahwa semua variabel Gaya Kepemimpinan mempunyai

cronbach alpha di atas 0,6 yaitu 0,856 sehingga, dapat dikatakan semua

konsep pengukur masing-masing dari variabel kuesioner yang digunakan

adalah reliabel.

Tabel 4.13
Uji Reliabilitas Variabel Lingkungan Kerja Fisik (X2)

No Scale Mean Scale Corrected Crombach’s


if Item Variance if Item Total Alpha if Item
Deleted Item Deleted Correlatio Deleted
n

X2.1 37,1636 18,584 0,704 0,800

X2.2 36,9636 19,258 0,604 0,811

X2.3 36,8364 20,251 0,565 0,816

X2.4 37,0364 19,591 0,633 0,809

X2.5 37,1818 19,744 0,538 0,818

X2.6 36,8000 19,830 0,553 0,817

X2.7 37,0727 21,587 0,274 0,844

X2.8 36,9273 19,587 0,688 0,805

X2.9 37,1818 21,855 0,306 0,838

X2.1 36,9818 20,759 0,423 0,829


0
Sumber: Perhitungan SPSS Versi 26 (Oleh Peneliti)

Dari hasil tabel di atas, semua pernyataan variabel Lingkungan

Kerja Fisik mempunyai nilai Cronbach Alpha > 0,6. Adapun nilai

Cronbach Alpha dari keseluruhan perhitungan uji reliabilitas untuk

95
variabel Lingkungan Kerja Fisik diolah dengan program SPSS versi 26

dilampirkan oleh peneliti dan bisa dilihat pada gambar dibawah ini:

Sumber: SPSS Versi 26

Gambar 4.4
Cronbach’s Alpha Variabel
Lingkungan Kerja Fisik (X2)

Berdasarkan hasil dari gambar di atas, hasil uji reliabilitas

menyatakan bahwa semua variabel Lingkungan Kerja Fisik mempunyai

cronbach alpha di atas 0,6 yaitu 0,835 sehingga dapat dikatakan semua

konsep pengukur untuk variabel kuesioner digunakan adalah reliabel.

Tabel 4.14
Uji Reliabilitas Variabel Produktivitas (Y)

No Scale Mean Scale Corrected Crombach’s


if Item Variance if Item Total Alpha if Item
Deleted Item Deleted Correlatio Deleted
n

X2.1 36,6000 17,319 0,413 0,850

X2.2 36,4364 18,028 0,438 0,844

X2.3 36,4727 17,069 0,634 0,828

X2.4 36,1273 17,706 0,616 0,831

X2.5 36,3636 17,051 0,519 0,838

X2.6 36,3091 15,810 0,680 0,822

X2.7 36,3273 16,965 0,513 0,839

X2.8 36,3455 17,082 0,642 0,827

X2.9 36,1273 17,817 0,550 0,836

96
X2.1 36,3273 17,039 0,573 0,833
0
Sumber: Perhitungan SPSS Versi 26 (Oleh Peneliti)

Dari hasil tabel di atas, semua pernyataan variabel Produktivitas

mempunyai nilai Cronbach Alpha > 0,6. Adapun nilai Cronbach Alpha

dari keseluruhan perhitungan uji reliabilitas untuk variabel Produktivitas

diolah dengan menggunakan program SPSS versi 26 bisa dilihat pada

gambar dibawah ini:

Sumber: SPSS Versi 26

Gambar 4.5 Cronbach’s Alpha


Variabel Produktivitas (Y)

Berdasarkan hasil dari gambar di atas, hasil uji reliabilitas

menyatakan bahwa semua variabel Produktivitas mempunyai cronbach

alpha di atas 0,6 yaitu 0,849 sehingga, dapat dikatakan semua konsep

pengukur masing-masing dari variabel dari kuesioner yang digunakan

adalah reliabel.

4.2.3 Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah nilai residual

terdistribusi normal atau tidak. Normalitas dapat dideteksi dengan

melihat penyebaran (titik) sumbu pada diagonal grafik. Dasar

pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

97
1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal, maka model regresi memenuhi uji perhitungan normalitas.

2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah

garis diagonal, maka model regresi tidak bisa memenuhi normalitas.

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah nilai residual

pada model regresi berdistribusi normal atau tidak. Maka berikut

merupakan perhitungan data hasil pengujian normalitas yang

dilakukan pada program SPSS:

Sumber: SPSS

Versi 26

Gambar 4.6
Grafik P-Plot Uji Normalitas Data

98
Perhitungan yang dilakukan dibuktikan kembali dilakukan

pengujian dengan uji Kolmogorov Smirnov (KS). Uji tersebut

dilakukan guna meyakinkan sebuah hasil akhir yang baik.

Uji Kolmogorov Smirnov (KS) merupakan alat uji statistik yang

digunakan untuk menentukan apakah suatu sampel berasal dari suatu

populasi yang memiliki sebaran data tertentu atau mengikuti distribusi

statistik tertentu atau bisa dikatakan sebagai bentuk pembuktian apakah

suatu data atau sebaran memiliki nilai signifikan < 0,05 atau berdistribusi

normal. Peneliti melampirkan gambar uji Kolmogorov Smirnov (KS)

dengan program SPSS sebagai berikut:

Sumber:

SPSS Versi 26

Gambar 4.7
Uji Kolmogorov Smirnov (KS)

99
Jika dilihat pada tabel di atas, nilai signifikannya berada pada

nilai 0,17, ini artinya nilai tersebut > 0,05. Nilai signifikan yang

dihasilkan membuktikan bahwa data pada variabel Gaya

Kepemimpinan (X1), Lingkungan Kerja Fisik (X2) dan

Produktivitas (Y) memiliki distribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas

Untuk memenuhi besar atau tidaknya pengaruh variabel independen

atau bebas, metode yang digunakan adalah metode VIF (varance

inflation factor). Bila menggunakan metode VIF, dengan syarat nilai

VIF < 10 dan Tolerance > 0.1 maka model regresi bebas dari

multikolinearitas.

Tabel 4. 15
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa

Unstandardized Standardized Collinearity

Coefficients Coefficients Statistics


Model t Sig.
Std.
Beta Tolerance VIF
B Error

1 (Constant) 15.147 4.156 3.645 .001

Gaya Kepemimpinan .168 .117 .209 1.442 .155 .534 1.871

Lingkungan Kerja Fisik .450 .134 .486 3.359 .001 .534 1.871

a. Dependent Variable: Produktivitas

Sumber: SPSS Versi 26

Dari tabel di atas menunjukan bahwa nilai VIF semua variabel

bebas dalam penelitian ini lebih kecil dari 10 yaitu variabel Gaya

100
Kepemimpinan dan Lingkungan Kerja Fisik sebesar 1.871 sedangkan

nilai toleransi semua variabel bebas lebih dari 0.10 yaitu sebesar 0.534

di kedua variabel, yang berarti tidak terjadi gejala atau kendala atas

multikolinearitas diantara variabel bebas dalam pengujian yang

dilakukan oleh peneliti. Uji tersebut telah diperhitungkan dengan baik

demi mendapatkan hasil yang mampu dibuktikan kebenarannya.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam metode

regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t

dengan kesalahan pengganggu pada periode t sebelumnya (Ghozali,

2016, 107). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari

autokorelasi. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem

autokorelasi. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk

mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi salah satunya dengan uji

Durbin-Watson (DW test). Pengambilan keputusan ada tidaknya

autokorelasi :

Tabel 4. 16
Keputusan Uji Durbin-Watson (DW Test)

Nilai Durbin –Watson Keterangan

DW < 1,10 Terjadi Auto Korelasi

1,10 ≤ DW ≤ 1,54 Tidak Ada Kesimpulan

1,55 ≤ DW ≤ 2,46 Tidak Terjadi Autokorelasi

2,47 ≤ DW ≤ 2,90 Tidak Ada Kesimpulan

2,90 < DW Terjadi Autokorelasi


Sumber: Durbin-Watson Test

101
Durbin Watson secara sederhana diartikan sebagai tabel

pembanding dalam uji autokorelasi. Dalam dunia statistik, Uji Durbin

Watson adalah sebuah test yang digunakan untuk mendeteksi terjadinya

autokorelasi pada nilai residual (prediction errors). Untuk mengetahui

apakah terdapat autokorelasi dalam model regresi dapat dilihat pada

hasil perhitungan dengan tabel dibawah ini:

Tabel 4. 17
Hasil Uji Durbin-Watson

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Durbin-Watson
Square Estimate

1 .647a .418 .396 3.551 1.832

a. Predictors: (Constant), Gaya Kepemimpinan, Lingkungan Kerja Fisik

b. Dependent Variable: Produktivitas

Sumber: SPSS Versi 26

Dari tabel hasil output uji autokorelasi di atas diperoleh nilai DW

sebesar 1.832. Hal ini disimpulkan bahwa nilai DW yaitu 1.832 terletak

diantara 1,55 dan 2,46, berarti tidak terjadinya autokorelasi.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varian atau residual dari

satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik

adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

102
Uji heteroskedastisitas bisa dilakukan dengan uji glejser dan

melihat pola gambar scatterplot. Dimana, uji glejser merupakan uji

hipotesis untuk mengetahui apakah sebuah model regresi memiliki

indikasi heteroskedastisitas dengan cara meregres absolut residual.

Dasar pengambilan keputusan dengan uji glejser adalah. Jika nilai

signifikansi > 0,05 maka data tidak terjadi heteroskedastisitas.

Sementara, scatterplot hanya melihat penyebaran pola (atas bawah 0).

Hasil uji heteroskedastisitas dengan melihat uji glejser dan pola

scatterplot pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4. 18
Hasil Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Unstandardized Standardized

Model Coefficients Coefficients T Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) 1.251 2.714 .461 .647

X1 Gaya
-.018 .076 -.046 -.243 .809
1 Kepemimpinan

X2 Lingkungan
.051 .087 .110 .583 .562
Kerja Fisik

a. Dependent Variable: RES2

Sumber: SPSS Versi 26

103
Sumber : SPSS Versi 26

Gambar 4. 8
Grafik Scatterplot

Hasil output uji glejser di atas terlihat bahwa nilai signifikan

yang didapatkan melebihi > 0,05 yaitu sebesar 0,809 pada variabel

Gaya Kepemimpinan (X1) dan 0,562 pada variabel Lingkungan Kerja

Fisik (X2), hal tersebut membuktikan bahwa data yang dihasilkan tidak

menyebabkan terjadinya heteroskedastisitas. Sehingga, hasil dikatakan

memiliki model regresi yang baik (homokedastisitas).

Sementara, hasil yang sama juga ditunjukkan pada sebuah output

scatterplot di atas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta

tersebar baik di atas maupun dibawah angka 0. Hal ini dapat

disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi ini.

4.2.4 Analisis Kuantitatif/Uji Statistik

a. Uji Koefisien Korelasi

Sebagai bahan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang

ditemukan besar atau kecil, maka dapat pedoman dan ketentuan

sebagaimana penjelasan berikut ini :

1) Korelasi Sederhana

104
Koefisien korelasi sederhana dipergunakan supaya peneliti

mampu mengetahui tingkat kekuatan hubungan atau pengaruh antar

variabel secara parsial (sendiri-sendiri) atau indeks atau bilangan yang

digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antar variabel pada

sasaran atau objek penelitian PUSDIKLAT Kota Depok adalah sebagai

berikut:

Tabel 4. 19
Interpretasi Koefisien Korelasi Gaya Kepemimpinan (X1)
Terhadap Produktivitas (Y)

Interval Nilai Koefisien


Tingkat Hubungan
Korelasi
0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,200 – 0,399 Rendah

0,400 – 0,599 Sedang

0,600 – 0,799 Kuat

0,800 – 1,000 Sangat Kuat


Sumber : Sugiyono (2016:184)

Tabel 4. 20
Hasil Uji Koefisien Korelasi Secara Parsial - Gaya Kepemimpinan
(X1) Terhadap Produktivitas (Y)

Correlations

Gaya
Produktivitas
Kepemimpinan

Pearson Correlation 1 .540**


Gaya Kepemimpinan Sig. (2-tailed) .000
N 55 55

Produktivitas Pearson Correlation .540** 1

105
Sig. (2-tailed) .000
N 55 55

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber: SPSS Versi 26

Berdasarkan hasil pengujian koefisien korelasi secara parsial

pada tabel di atas, diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,540

dimana nilai tersebut berada pada interval 0,400 - 0,599 artinya

variabel tersebut memiliki tingkat hubungan korelasi yang sedang.

Tabel 4. 21
Interpretasi Koefisien Korelasi Antara Lingkungan Kerja Fisik
(X2) Terhadap Produktivitas (Y)

Interval Nilai Koefisien


Tingkat Hubungan
Korelasi
0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,200 – 0,399 Rendah

0,400 – 0,599 Sedang

0,600 – 0,799 Kuat

0,800 – 1,000 Sangat Kuat


Sumber : Sugiyono (2016:184)

Tabel 4. 22
Hasil Uji Koefisien Korelasi Secara Parsial - Lingkungan Kerja
Fisik (X2) Terhadap Produktivitas (Y)

Correlations

Lingkungan
Produktivitas
Kerja Fisik

Pearson Correlation 1 .628**


Lingkungan Kerja Fisik Sig. (2-tailed) .000
N 55 55
**
Produktivitas Pearson Correlation .628 1

106
Sig. (2-tailed) .000
N 55 55
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber: SPSS Versi 26

Berdasarkan hasil pengujian koefisien korelasi secara parsial

pada tabel di atas, diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,628

dimana nilai tersebut berada pada interval 0,600 – 0,799 artinya

variabel tersebut memiliki tingkat hubungan korelasi yang kuat.

2) Korelasi Berganda

Koefisien korelasi berganda dipergunakan untuk mengetahui

tingkat kekuatan hubungan atau pengaruh antar variabel secara

simultan pada PUSDIKLAT Kota Depok adalah sebagai berikut :

Tabel 4. 23
Interpretasi Koefisien Korelasi Antara
Gaya Kepemimpinan (X1) dan Lingkungan Kerja Fisik (X2)
Terhadap Produktivitas (Y)

Interval Nilai Koefisien


Tingkat Hubungan
Korelasi
0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,200 – 0,399 Rendah

0,400 – 0,599 Sedang

0,600 – 0,799 Kuat

0,800 – 1,000 Sangat Kuat


Sumber : Sugiyono (2016:184)

Tabel 4. 24
Hasil Uji Koefisien Korelasi Secara Simultan - Gaya
Kepemimpinan (X1) dan Lingkungan Kerja Fisik (X2) Terhadap
Produktivitas (Y)

107
Model Summary

Adjusted R
Model R R Square Std. Error of the Estimate
Square

1 .647a .418 .396 3.551

a. Predictors: (Constant), Lingkungan Kerja Fisik, Gaya Kepemimpinan

Sumber: SPSS Versi 26

Berdasarkan hasil pengujian koefisien korelasi secara simultan

pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai koefisien korelasi (R)

sebesar 0,647 atau 65%. Hal ini mengindikasikan bahwa besarnya

pengaruh Produktivitas (Y) sebesar 65% yang dipengaruhi oleh Gaya

Kepemimpinan (X1) dan Lingkungan Kerja Fisik (X2) merupakan

hubungan yang positif yaitu tingkat hubungan yang kuat dengan nilai

interval 0,600 – 0,799.

b. Uji Koefisien Regresi

1) Regresi Sederhana

Uji regresi sederhana ini bertujuan untuk mengetahui seberapa

besar pengaruh variabel X1 terhadap variabel Y, dan pengaruh variabel

X2 terhadap variabel Y. dalam penelitian ini adalah Gaya

Kepemimpinan (X1) Lingkungan Kerja Fisik (X2) serta Produktivitas

(Y). Berikut ini hasil pengolahan regresi dengan program SPSS versi

26 yang dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4. 25

108
Hasil Uji Regresi Linear Sederhana Secara Parsial Antara Gaya
Kepemimpinan (X1) Terhadap Produktivitas (Y)

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 22.936 3.769 6.086 .000
1
Gaya Kepemimpinan .436 .093 .540 4.674 .000
a. Dependent Variable: Produktivitas
Sumber: SPSS Versi 26

Berdasarkan hasil perhitungan regresi pada tabel di atas, maka

dapat diperoleh persamaan regresi Y = 22,936 + 0,436. Dari

persamaan di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

a) Nilai konstan sebesar 22,936 diartikan bahwa jika variabel Gaya

Kepemimpinan (X1) tidak berubah maka telah terdapat nilai

Produktivitas (Y) sebesar 22,936.

b) Nilai koefisien regresi Gaya Kepemimpinan (X1) sebesar 0,436

angka ini bernilai positif diartikan apabila konstan tetap dan tidak

ada perubahan data variabel Gaya Kepemimpinan (X1), maka

setiap perubahan 1 unit pada variabel Gaya Kepemimpinan (X1)

akan mengakibatkan terjadinya penurunan pada Produktivitas (Y)

sebesar 0,436.

Tabel 4. 26
Hasil Uji Regresi Linier Sederhana Parsial Antara Variabel Lingkungan
Kerja Fisik (X2) Terhadap Produktivitas (Y)

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients

109
B Std. Error Beta
(Constant) 16.466 4.095 4.021 .000
1
Lingkungan Kerja Fisik .582 .099 .628 5.881 .000
a. Dependent Variable: produktivitas
Sumber: SPSS Versi 26

Berdasarkan hasil perolehan tersebut dapat diperoleh persamaan

regresi linier sederhana sebagai berikut :

Y = 16.466 + 0,582 X2 --> Dimana X2 = Lingkungan Kerja Fisik, Y =

Produktivitas Jika nilai X = 0 akan diperoleh Y = 16.466

Artinya nilai (a) atau konstan sebesar 16.466 nilai ini

menunjukan bahwa pada saat Lingkungan Kerja Fisik (X2) bernilai 0

atau tidak meningkat, maka Produktivitas (Y) akan tetap bernilai

16.466. Koefisien regresi nilai (b) sebesar 0,582 (positif) yaitu

menunjukan pengaruh yang searah artinya jika Lingkungan Kerja Fisik

ditingkatkan sebesar 1 satuan maka akan meningkatkan produktivitas

(Y) sebesar 0,582.

b. Regresi Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengukur dua

variabel atau lebih dan juga menunjukan arah hubungan antara variabel

terikat dan variabel bebas. Dalam penelitian ini analisis regresi

berganda digunakan untuk membuktikan sejauh mana hubungan

variabel Gaya Kepemimpinan, Lingkungan Kerja Fisik dan

Produktivitas. Berikut ini hasil pengolahan regresi dengan program

SPSS versi 26 yang dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4. 27

110
Hasil Uji Regresi Linier Berganda Secara Simultan Variabel Gaya
Kepemimpinan (X1) dan Lingkungan Kerja Fisik (X2) Terhadap Variabel
Produktivitas (Y)

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 15.147 4.156 3.645 .001
1 Gaya Kepemimpinan .168 .117 .209 1.442 .000
Lingkungan Kerja Fisik .450 .134 .486 3.359 .001
a. Dependent Variable: Produktivitas
Sumber: SPSS Versi 26

Berdasarkan tabel di atas diperoleh persamaan regresi berganda

sebagai berikut:

Y = 15,147+ 0,168 X1 + 0,450 X2 + e

Persamaan regresi tersebut mempunyai makna sebagai berikut :

a. b = 15,147 menyimpulkan bahwa jika Gaya Kepemimpinan (X1)

dan Lingkungan Kerja Fisik (X2) tetap (tidak mengalami

perubahan) maka nilai konsistensi Produktivitas (Y) sebesar 15,147.

b. b1 = 0, 168 menyimpulkan bahwa jika Gaya Kepemimpinan (X1)

bertambah, maka Produktivitas (Y) akan mengalami peningkatan

sebesar 0, 168 dengan asumsi tidak ada penambahan (konstan) nilai

Lingkungan Kerja Fisik (X2).

c. b2 = 0,450 menyimpulkan bahwa jika Lingkungan Kerja Fisik (X2)

bertambah, maka Produktivitas (Y) akan mengalami peningkatan

sebesar 0,450 dengan asumsi tidak ada penambahan (konstan) nilai

Gaya Kepemimpinan (X1).

111
4.2.5 Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi merupakan besaran yang menunjukan besarnya

variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel

independennya. Dengan kata lain, koefisien determinasi ini digunakan

untuk mengukur seberapa jauh variabel-variabel bebas dalam menerangkan

variabel terikatnya. Nilai koefisien determinasi ditentukan dengan nilai

adjusted R Square sebagai mana dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4. 28
Hasil Koefisien Determinasi
Model Summary
Adjusted R
Model R R Square Std. Error of the Estimate
Square
1 .647a .418 .396 3.551
a. Predictors: (Constant), Gaya Kepemimpinan, Lingkungan Kerja Fisik
Sumber: SPSS Versi 26

Hasil perhitungan determinasi dapat diketahui bahwa koefisien

determinasi R2 yang diperoleh sebesar 41,8%. Hal ini berarti 41,8% variasi

variabel Produktivitas pegawai dapat dijelaskan oleh variabel Gaya

Kepemimpinan dan Lingkungan Kerja Fisik, sedangkan sisanya sebesar

58,2% diterangkan oleh variabel lain yang tidak diajukan dalam penelitian

ini, yaitu variabel displin kerja, motivasi kerja, pelatihan kerja, kinerja, dll.

4.2.6 Uji Hipotesis

a. Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

112
Uji t dikenal dengan uji parsial, yaitu untuk menguji bagaimana

pengaruh masing-masing variabel bebasnya secara sendiri-sendiri

terhadap variabel terikatnya, digunakan untuk menguji kebenaran atau

kepalsuan hipotesis yang menyatakan bahwa diantara dua buah mean

sampel yang diambil secara random dari populasi yang sama. Uji t

dilakukan dengan membandingkan nilai t-hitung dengan nilai t-tabel,

untuk menentukan besarnya df = (n-2-1), maka diperoleh (55 - 2 -1) = 52,

jadi t tabel = 2,007 (dengan melihat t tabel pada df = 52). Hasil uji t dapat

dilihat di bawah ini:

Tabel 4. 29
Hasil Uji t / Uji Parsial Antara
Gaya Kepemimpinan (X1) Terhadap Produktivitas (Y)

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model t Sig.
Std.
B Beta
Error
(Constant) 22.936 3.769 6.086 .000
1
Gaya Kepemimpinan .436 .093 .540 4.674 .000
a. Dependent Variable: Produktivitas
Sumber: SPSS Versi 26

Pengujian hipotesis 1: terdapat pengaruh positif dan signifikan

Gaya Kepemimpinan terhadap Produktivitas pegawai. Berdasarkan tabel

bahwa thitung 4,674 > ttabel 2,007 atau siginifikan 0,000 < 0,05 dengan

demikian Ha diterima dan Ho ditolak, sehingga secara parsial terdapat

pengaruh positif dan signifikan Gaya Kepemimpinan terhadap

Produktivitas pegawai.

Tabel 4. 30

113
Hasil uji t / Uji Parsial Antara
Lingkungan Kerja Fisik (X2) Terhadap Produktivitas (Y)

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 16.466 4.095 4.021 .000
1 Lingkungan Kerja
.582 .099 .628 5.881 .000
Fisik
a. Dependent Variable: Produktivitas
Sumber: SPSS Versi 26

Pengujian hipotesis 2: terdapat pengaruh positif dan signifikan

Lingkungan Kerja Fisik terhadap Produktivitas pegawai.

Berdasarkan tabel bahwa thitung 5,881 > ttabel 2,007 dan signifikan

0,000 < 0,05 dengan demikian Ha diterima dan Ho ditolak, sehingga

secara parsial terdapat pengaruh positif dan signifikan terhadap

Produktivitas pegawai.

b. Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F)

Uji F dilakukan dengan membandingkan nilai f-hitung dengan nilai

f-tabel, untuk menentukan besarnya f-tabel dengan ketentuan df 1 = (n-k)

dan df2 = (k-1), sehingga df1 = (55-3) = 52 dan df2 = (3-1) = 2, Jadi nilai f-

tabel = 3,175 Hasil uji F dapat dilihat di bawah ini :

Tabel 4. 31
Hasil Uji F/ Simultan
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 471.262 2 235.631 18.686 .000b
1 Residual 655.720 52 12.610
Total 1126.982 54
a. Dependent Variable: Produktivitas

114
b. Predictors: (Constant), Gaya Kepemimpinan, Lingkungan Kerja Fisik
Sumber: SPSS Versi 26

Pengujian pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap

variabel terikatnya dilakukan dengan menggunakan uji F. Hasil

perhitungan statistik menunjukan hasil atau nilai F hitung 18,686 > F

tabel 3,175. dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, maka diperoleh

nilai suatu signifikansi tersebut 0,000 < 0,05. Hal ini berarti bahwa

hipotesis yang menyatakan bahwa simultan pada sebuah variabel Gaya

Kepemimpinan, Lingkungan Kerja Fisik, mempunyai pengaruh terhadap

Produktivitas pegawai.

4.3 Pembahasan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan hasil yang dijelaskan sebagai

berikut :

1. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Produktivitas Pegawai

pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan (PUSDIKLAT) Perdagangan

Kota Depok.

Hasil dari regresi sederhana antara Gaya Kepemimpinan dan

Produktivitas pegawai dapat diperoleh persamaan regresi Y = 22,936 +

0,436. Dari persamaan di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

Nilai konstan sebesar 22,936 diartikan bahwa jika variabel Gaya

Kepemimpinan (X1) tidak ada perubahan maka telah terdapat nilai

Produktivitas (Y) sebesar 22,936.

115
Nilai koefisien regresi Gaya Kepemimpinan (X1) sebesar 0,436

angka ini bernilai positif diartikan apabila konstan tetap dan tidak ada

perubahan data variabel Gaya Kepemimpinan (X1), setiap peningkatan

1 unit pada variabel Gaya Kepemimpinan (X1) akan mengakibatkan

terjadinya peningkatan pada produktivitas (Y) sebesar 0,436.

Hasil statistik uji t terdapat pengaruh positif dan signifikan Gaya

Kepemimpinan terhadap Produktivitas pegawai. Berdasarkan tabel

bahwa thitung 4,674 > ttabel 2,007 atau siginifikan 0,000 < 0,05 dengan

demikian Ha diterima dan Ho ditolak, sehingga secara parsial terdapat

pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan terhadap

produktivitas pegawai.

2. Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik terhadap Produktivitas Pegawai

pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan (PUSDIKLAT) Perdagangan

Kota Depok.

Hasil dari regresi sederhana antara Lingkungan Kerja Fisik dan

produktivitas pegawai memiliki nilai (a) atau konstan sebesar 16.466

nilai ini menunjukan bahwa pada saat Lingkungan Kerja Fisik (X2)

bernilai 0 atau tidak meningkat, maka Produktivitas (Y) akan tetap

bernilai 16.466. Koefisien nilai regresi (b) sebesar 0,582 (positif) yaitu

menunjukan pengaruh yang searah artinya jika Lingkungan Kerja Fisik

ditingkatkan sebesar 1 satuan maka akan meningkatkan produktivitas

pegawai sebesar 0,582.

116
Hasil statistik uji t terdapat pengaruh positif dan signifikan

Lingkungan Kerja Fisik terhadap produktivitas pegawai. Berdasarkan

tabel bahwa thitung 5,881 > ttabel 2,007 dan signifikan 0,000 < 0,05 dengan

demikian Ha diterima dan Ho ditolak, sehingga secara parsial terdapat

pengaruh positif dan signifikan Lingkungan Kerja Fisik terhadap

produktivitas pegawai.

3. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Lingkungan Kerja Fisik

Terhadap Produktivitas Pegawai pada Pusat Pendidikan dan

Pelatihan (PUSDIKLAT) Perdagangan Kota Depok.

Hasil regresi berganda pada variabel Gaya Kepemimpinan,

Lingkungan Kerja Fisik dan produktivitas pegawai dapat diperoleh:

Hasil yang menunjukkan sebuah persamaan regresi berganda

yaitu Y = 15,147+ 0,168 X1 + 0,450 X2 + e. Persamaan regresi tersebut

mempunyai makna sebagai berikut :

a. b = 15,147 menyimpulkan bahwa jika Gaya Kepemimpinan (X1)

dan Lingkungan Kerja Fisik (X2) tetap (Tidak mengalami

perubahan) maka nilai konsistensi Produktivitas (Y) sebesar 15,147.

b. b1 = 0, 168 menyimpulkan bahwa jika Gaya Kepemimpinan (X1)

bertambah, maka Produktivitas (Y) akan mengalami peningkatan

sebesar 0, 168 dengan asumsi tidak ada penambahan (konstan) nilai

Lingkungan Kerja Fisik (X2).

c. b2 = 0,450 menyimpulkan bahwa jika Lingkungan Kerja Fisik (X2)

bertambah, maka Produktivitas (Y) akan mengalami peningkatan

117
sebesar 0,450 dengan asumsi tidak ada penambahan (Konstan) nilai

Gaya Kepemimpinan (X1).

Pengujian pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap

variabel terikatnya dilakukan dengan menggunakan uji f. Hasil

perhitungan sebuah statistik menunjukan nilai F hitung 18,686 > F tabel

3,175. dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, maka diperoleh

sebuah nilai signifikansi tersebut 0,000 < 0,05. Hal ini berarti bahwa

hipotesis yang menyatakan bahwa simultan variabel Gaya

Kepemimpinan, Lingkungan Kerja Fisik, mempunyai pengaruh

terhadap produktivitas pegawai.

118
119
DAFTAR PUSTAKA

Manik, S., & Syafrina, N. (2017). Pengaruh Disiplin Kerja Dan Budaya
Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt Hero Supermarket
Tbk Cabang Giant Extra Metropolitan City Pekabaru. Eko dan
Bisnis: Riau Economic and Business Review, 8(1), 30-39.
Parastika, W. (2016). PENGARUH DISIPLIN DAN MOTIVASI KERJA
TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. TASPEN (PERSERO)
KANTOR CABANG UTAMA BANDUNG (Doctoral dissertation,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unpas).
Cahyaningrum, Dkk. (2019.) Cara mudah memahami metode
penelitian : Deepublish publisher : Yogyakarta
Efendi, Ruslin dkk (2020). Pengaruh Upah dan Insentif Karyawan Terhadap
Kinerja Karyawan pada PT. Milano Panai Tengah : Jurnal
Unuversitas Labuhanbatu Vol.7 No.2 Tahnu 2020.
Anam, Chairul. (2018). “Pengaruh Motivasi, Kompetensi, Kepemimpinan
Lingkunga Kerja dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Guru di
Sekolah Menengah Kejuruan Unggulan NU Mojoagung Kabupaten
Jombang” : Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam. Vol 04. No.
01
Haryani, Nirwana. (2019). Pengaruh Motivasi, Disiplin Kerja Dan Insentif
Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PD. Indo Jaya Makmur
Semarang : JurnalEkonomi Manajemen Dan Akuntansi No46/Th
XXVI/April 2019.
Yantika, Y., Herlambang, T., & Rozzaid, Y. (2018). Pengaruh Lingkungan
Kerja, Etos Kerja, Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
(Studi Kasus Pada Pemkab Bondowoso). Jurnal Manajemen Dan
Bisnis Indonesia.

77
Irawan, Nur (2018). Pengaruh Gaji Dan Insentif Terhadap Produktivitas
Kerja Karyawan Pada PT. Mahkota Sakti Jaya Sidoarjo : Jurnal
Universitas Islam Lamongan Vol.1, No.1; Januari 2018 cetak /
Vol.1, No.1; April 2018.
Ishaya, J Rabindra. (2017). Pengaruh Motivasi Terhadap produktivitas
Kerja Karyawan Pada PT. Arka Mahesa Pratama : Jurnal Lentera
Bisnis Vol .6 No 2
Nazila, Rahma. (2018). Pengaruh Pemberian Insentif dan Pengalaman
Kerja Terhadap Produktivitas Karyawan pada PT. Indojaya
Agrinusa Pekanbaru. SKRIPSI. Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim Riau.
Nurmalasari. (2017). Penngaruh Motivasi, Dan Pemberian Insentif
Terhadap Produktivitas Kerja PT. Interglobal Electrik Part Gresik :
Jurnal Ilmu Riset Manajemen Volume 6 No 6
Prakasa, Andhika. (2018). Pengaruh Insentif Dan Disiplin Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan Pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Nusantara Bona : Universitas Medan Area Medan.
Safitri, Indriyani. (2015). Pengaruh Pelatihan Kerja Dan Disiplin Kerja
Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. Paradise Island
Furniture : Fakultas Ekonomi Universitas Yogyakarta.
Sambodo, (2016). Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja
Karyawan PT. Waskita Karya TBK : SKRIPSI Universitas Islam
Negri Alauddin Makassar.
Wahyuningsih. (2018). Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap
Produktivitas Kerja Karyawan : Jurnal | ISSN : 1829-7463
Universitas Dharmawangsa

78

Anda mungkin juga menyukai