PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
Qana Lutfia
Npm. 4121600125
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan tugas proposal skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam kami
sampaikan hanya kepada tokoh dan teladan kita Nabi Muhammad SAW.
Penulis sadar bahwa dalam pembuatan proposal skripsi ini masih terdapat
banyak sekali kekurangan sehingga penulis mengucapkan permohonan maaf yang
sebesar-besarnya atas ketidak sempurnaan dari proposal skripsi yang penulis buat.
Dan selaku penulis sangat mengharapkan sekali adanya kritik dan saran yang
membangun, demi perbaikan pada tugas-tugas selanjutnya.
Qana Lutfia
NPM 4121600125
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................4
1.4 Manfaat penelitian.............................................................................4
iii
2.4.6 Kerangka Konseptual ..................................................................16
2.4.7 Hipotesis ......................................................................................18
Bab III METODE PENELITIAN.............................................................19
3.1 Jenis Penelitian ...............................................................................19
3.2 Populasi dan Sampel .......................................................................19
3.2.1 Populasi3.2.2 Sampel...................................................................19
3.3. Operasional Variabel Penelitian ....................................................19
3.3.1 Variabel Independen atau Bebas (X1 dan X2) ..............................20
3.3.2 Variabel Dependen atau Terikat (Y) ............................................20
3.4 Metode Pengumpulan Data ............................................................21
3.5 Uji Instrumen Data .........................................................................21
3.6 Metode Analisisis Data ...................................................................23
3.6.1 Uji Asumsi Klasik .......................................................................23
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
disiplin kerja yang baik dan kompensasi yang sesuai kepada setiap karyawan,
hal itu akan dapat meningkatkan semangat para karyawan dalam bekerja.
2
Disiplin kerja merupakan suatu keadaan tertentu di mana orang orang yang
digabung dalam organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang ada dalam
perusahaan. Disiplin sangat penting untuk pertumbuhan organisasi dan digunakan
terutama untuk memotivasi karyawan agar dapat mendisiplinkan diri dalam
melaksanakan pekerjaan, baik secara perorangan maupun kelompok. Di samping
itu, disiplin bermanfaat mendidik karyawan untuk mematuhi dan menyenangi
peraturan, prosedur maupn kebijakan yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan
dapat menghasilkan kinerja yang baik.
3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalah yang sudah dijelaskan di atas,
maka peneliti akan merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT.
Asando Karya ?
2. Apakah terdapat Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada
PT. Asando Karya ?
3. Apakah terdapat Pengaruh Kompensasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan Pada PT. Asando Karya secara simultan ?
1.3 Tujuan penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Untuk Mengetahui pengaruh Kompensasi terhadap kinerja karyawan pada
PT. Asando Karya
2. Untuk Mengetahui pengaruh Disiplin kerja terhadap kinerja karyawan pada
PT. Asando Karya.
3. Untuk Mengetahui pengaruh kompensasi dan Disiplin kerja terhadap kinerja
karyawan pada PT. Asando Karya secara simultan.
1.4 Manfaat penelitian
Berdasarkan kegunaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dibagi ke
dalam dua kelompok yaitu :
a. Secara Teoritis
Memperkaya studi tentang manajemen, khususnya mengenai pengaruh
kompensasi dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan PT. Asando Karya,
serta sebagai bahan refrensi bagi peneliti mendatang yang ingin mengkaji
masalah yang sama.
b. Secara Praktis
Hasil penelitian ini bertujuan untuk memberi masukan yang berarti bagi pihak
yang berkepentingan khususnya karyawan PT. Asando Karya, terutama
mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kompensasi dan disiplin kerja
terhadap kinerja karyawan pada PT. Asando Karya.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Kompensasi
5
memandang pemberian kompensasi tidak memadai, prestasi kerja, agar kinerja
meraka tidak menurun.
Gambaran di atas menujukkan batapa pentingnya arti karyawan nagi
perusahaan. Sehingga pihak perusahaan dituntut untuk memberikan perhatian
yang serius terhadap masalah-masalah yang berkaitan dengan tenaga kerja.
Bentuk penghargaan perusahaan yang diberikan oleh karyawan adalah
kompenasasi yang di harapkn untuk merangsang semangat kerja karyawan.
2.2.2 Jenis-jenis Kompensasi
Simamora (2004:443) membedakan kompensasi menjadi dua macam, yaitu
kompensasi langsung dan kompensasi tidak langsung.
a. Kompensasi langsung
Kompensasi langsung merupakan penghargaan yang diterima karyawan
dalam bentuk uang. Kompensasi langsung dapat berupa upah, gaji, insentif, dan
tunjangan-tunjangan lain.
1) Gaji
Gaji, yaitu imbalan financial yang dibayarkan kepada karyawan secara teratur,
seperti tahunan, caturwulan, bulanan, atau mingguan.
2) Upah Insentif
Jenis kompensasi lain yang diberikan kepada karyawan sebagai imabalan atas
kerjanya adalah upah insentif. Perusahaan menetapkan adanya upah insentif untuk
menghubungkan keinginan karyawan akan pendapatan financial tambahan dengan
kebutuhan organisasi akan peningkatan kualitas dan kuantitas kerjanya.
3) Bonus
6
meningkatkan kesejhteraan karyawan. Sebagai contoh, asuransi kesehatan,
asuraansi jiwa, dan bantuan perumahan.
Handoko (2001:185) menggolongkan kompensasi tidak langsug menjadi
7
a. Pemenuhan kebutuhan ekonomi
karyawan menerima kompensasi berupa upah, gaji, atau bentuk lainnya
adalah
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari atau kebutuhan ekonominya.
Dengan adanya kepastian menerima upah atau gaji secara periodik, berarti
adanya jaminan econimic security bagi dirinya dan keluarga yang menjadi
tanggungannya.
b. Meningkatkan kinerja karyawan.
Pemberian kompensasi yang makin baik akan mendorong karyawan
bekerja secara produktif.
c. Memajukan organisasi atau perusahaan.
Semakin berani suatu perusahaan atau organisasi memberikan kompensasu
yang tinggi, semakin menunjukkan suksesnya suatu perusahaan. Sebab,
pemberian kompensasi yang tinggi hanya mungkin di lakukan apabila
pendapatan perusahaan yang di gunakan untuk itu makin besar.
d. Menciptakan keseimbangan dan keadilan.
Ini berarti, pemberian kompensasi berhubungan dengan persyaratan yang
harus di penuhi oleh karyawan pada jabatan, sehingga tercipta
keseimbangan antara input (syarat-syarat) dan ouput.
2.2.5 Indikator kompensasi
Menurut Simamora (2004:442) Ada tiga indikator untuk menilai
kompensasi yaitu :
a. Puas terhadap Gaji
Hak yang diterima oleh karyawan karena kompensasinya terhadap
perusahaan.
b. Puas terhadap Fasilitas
Kompensasi yang diberikan kepada karyawan sebagai penunjang
kelancaran dan memotivasi karyawan agar semangat kerja
c. Puas terhadap Tunjangan
8
Kompensasi tambahan yang diberikan berdasarkan kebijakan perusahaan
terhadap semua karyawan dalam usaha untuk meningkatkan kesejahteraan
karyawan.
2.3 Disiplin Kerja
9
pencapaian tujuan. Pendapat tersebut di perkuat oleh pernyataan Tulus Tu’u
(2004:38) yang mengemukakan beberapa fungsi disiplin yaitu :
a. Menata Kehidupan Bersama
Berfungsi untuk mengatur kehidupan bersama, dalam satu kelompok
tertentu atau masyarakat. Dengan begitu, hubungan yang terjalin antara
individu dengan yang lainnya menjadi lebih baik dan lancar
b. Membangun Kepribadian
Berfungsi untuk membangun kepribadian seorang pegawai. Lingkungan
yang memiliki disiplin tinggi sengat berpengaruh terhadap kepribadian
seseorang.
c. Melatih Kepribadian
Berfungsi untuk melatih kepribadian pegawai agar senantiasa
menunjukkan kinerja yang baik. Sikap, perilaku, dan pola kehidupan yang
baik dan disiplin melalui proses yang Panjang
d. Hukuman
Disiplin yang disertai ancaman sanksi atau hukuman sangat penting,
karena dapat memberikan dorongan kekuatan untuk menaati dan
mematuhinya.
e. Menciptakan Lingkungan Kondusif
Membentuk sikap, perilaku dan tata kehidupan berdisiplin di dalam
lingkungan di tempat seseorang itu berada, termasuk lingkungan kerja,
sehingga tercipta dan teratur dalam pelaksanaan pekerjaan.
10
terlihat dari sikap seseorang dimana sikap ini diharapkan akan tercermin
dalam perilaku
b. Faktor Lingkungan
Disiplin dalam diri seseorang merupakan produk interaksinya dengan
lingkungan terutama lingkungan sosial. Oleh kerena itu, pembentukan
disiplin tunduk pada kaidah-kaidah proses belajar. Disiplin kerja yang
tinggi tidak akan muncul begitu saja, tetapi merupakan suatu proses
belajar yang di lakukan secara terus-menerus.
2.3.4 Indikator Disiplin Kerja
Menurut Abdurrahmat Fathoni (2006:143) indikator yang mempengaruhi
tingkat kedisplinan karyawan
a. Tujuan dan kemampuan
Tujuan dan kemampuan staf dalam memahami peraturan yang berlaku
suatu organisasi sangat berpengaruh pada tingkat kedisiplinan karyawan.
Kurang pengetahuan tentang peraturan, prosedur dan kebijakan yang ada
akan menyebabkan tindakan indisipliner.
b. Keteladanan Pimpinan
Seorang pemimpin harus dapat memberikan contoh pada staf dan menjadi
role model/panutan bagi bawahannya apabila pemimpin tidak memberikan
contoh yang baik maka ini akan berdampak pada bawahannya.
c. Keadilan
Aturan-aturan yang dibuat harus diberlakukan untuk semua staf tanpa
memandang kedudukan
d. Pengawasan Melekat
Suatu tindakan nyata dalam mewujudkan kedisiplinan karyawan
perusahaan. Sebab, dengan pengawasan melekat ini, berarti atasan harus
aktif dan langsung mengawasi perilaku, moral, gairah kerja dan prestasi
kerja.
e. Sanksi Hukuman
11
Untuk mengarahkan dan memperbaiki perilaku pegawai, bukan untuk
menyakiti hanya dilakukan pada pegawai yang tidak dapat mendisiplinkan
diri yang menentang ketentuan-ketentuan yang di buat perusahaan.
12
2.4.3 Manfaat Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan faktor kunci guna
mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efesien. Menurut Fahmi
(2014) penilaian kinerja memiliki beberapa manfaat yaitu:
a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui
pemotivasian pegawai secara maksimum.
b. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan pegawai,
seperti: promosi, transfer, dan pemberhentian.
c. Mengidentifikasian kebutuhan pelatihan dan pengembangan pegawai dan
untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan
pegawai.
d. Menyediakan umpan balik bagi pegawai mengenai bagaimana atasan
mereka menilai kinerja mereka.
e. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.
2.4.4 Indikator Kinerja Karyawan
Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2011:61) mengemukakan bahwa
indikator kinerja, yaitu :
a. Kuantitas Kerja
Kuantitas kerja adalah seberapa lama seorang pegawai bekerja dalam satu
harinya. Kuantitas kerja ini dapat dilihat dari kecepatan kerja setiap
pegawai itu masing-masing.
b. Kualitas dan hasil
Kualitas kerja adalah seberapa baik seorang karyawan mengerjakan apa
yang harus di kerjakan.
c. Kerja sama
Kerja sama adalah suatu pekerjaan yang di kerjakan oleh dua orang atau
lebih dan di kerjakan secara bersama-sama.
d. Tanggung jawab
Tanggung jawab adalah kesadaran akan kewajiban karyawan untuk
melaksankan pekerjaan yang di berikan oleh perusahaan.
e. Inisiatif
13
Inisiatif adalah kemampuan untuk mengenali masalah maupun peluang
dan dapat mengambil tindakan atau menangkap peluang tersebut.
2.4.5 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang mempunyai hubungan dengan
penelitian yang akan dilakukan seperti dijabarkan pada table berikut ini :
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Judul Nama Variabel Hasil penelitian
penelitian penelitian penelitian
14
terhadap (2014) Dependen: Terhadap Kinerja dengan
kinerja kinerja persamaan regresi linear
karyawan karyawan sederhana yang
pada PT. ACE dihasilkan adalah Y=
Home Center 15,41 + 0,645X yang
Tangerang artinya apabila variabel X
Selatan dinaikan satu-satuan,
maka variabel Y naik
sebesar 0,645 satuan
pada konstanta 15,41.
Sehingga berpengaruh
positif. Hal ini menjadi
pedoman bagi
perusahaan untuk melihat
kedisiplinan semua
karyawan agar tidak
terjadi penurunan dalam
bekerja
3 Pengaruh Pepih Agustin Independen: Tedapat hubungan positif
kompensasi (2015) kompensasi yang kuat terhadap
terhadap Dependen:mot kompensasi terhadap
motivasi kerja ivasi kerja motivasi kerja karyawan
karyawan karyawan sehingga ini menjadi
pada PT. tolak ukur bagi
Sumber perusahaan untuk lebih
Arthmas memperhatikan dalam
Finance kompensasi dan
kompensasi pun harus
adil hal ini bisa membuat
kinerja mereka menjadi
semangat dan bergairah
15
kinerja karyawan CV.
Cahaya Citrasurya
Indoprima. Hasil
penelitian ini
mendukung penelitian
yang dilakukan oleh
Kompensasi dan
disiplin kerja
berpengaruh positif
5 Pengaruh Tanto wijaya Independen : Motivasi memiliki
motivasi dan (2015) motivasi, pengaruh positif dan
kompensasi kompensasi signifikan yang lebih
terhadap Dependen: dibandingkan dengan
kinerja kinerja karyawan kompensasi terhadap
karyawan pada kinerja karyawan
PT. Sinar pada PT Sinar Jaya
Abadi Jaya Abadi Bersama. Hal
Bersama ini dapat diketahui
dari nilai Beta (β) dari
variabel motivasi (X1)
sebesar 0,543 (sig.
0.000) dan dari
variabel kompensasi
(X2) sebesar 0,340
(sig. 0.008).
Sumber : data diolah tahun 2023
16
Kompensasi
Puas terhadap gaji
Puas terhadap fasilitas
Puas terhadap tunjangan Kinerja Karyawan
Kuantitias kerja
Kualitas dan
Disiplin kerja hasil
Tujuan dan Kerja sama
kemampuan Tanggung
Keteladanan jawab
kepemimpinan inisiatif
Pengadilan
Pengawasan melekat
Sanksi hukuman
Ketegasan
Hubungan
kemanusiaan
Gambar 2.1
Model Paradigma Penelitian
17
H1 = Terdapat pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan pada PT.
Asando Karya
H2 = Terdapat pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada PT.
Asando Karya
H3= Terdapat pengaruh Kompensasi dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja
Karyawan secara simultan pada PT. Asando Karya
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif, menurut Sugiyono
(2017:44) yaitu “penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh atau
hubungan antara dua variabel atau lebih”. Dengan demikian penelitian
asosiatif ini dapat dibangun suatu teori yang berfungsi untuk menjelaskan,
meramalkan dan mengontrol suatu gejala. Penelitian ini merupakan studi
18
empiris yang bertujuan untuk menguji pengaruh kompensasi dan disiplin
kerja terhadap kinerja karyawan.
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Pupulasi
Menurut Sugiyono (2017:215) berpendapat “populasi adalah jumlah
wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek dan karakteristik yang ditetapkan
oleh peneliti dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Sedangkan menurut
Arikunto (2014:173) menyampaikan bahwa “populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian”. Dari pengertian di atas, disimpulkan populasi adalah
keseluruhan karakteristik atau sifat subjek atau objek yang dapat ditarik
sebagai sampel. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT Asando
Karya yang berjumlah 90 karyawan.
3.2.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2017:215) berpendapat “sampel adalah jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. menurut Arikunto (2014:131)
“sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Penelitian ini
meneliti semua populasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
karyawan PT Asando Karya berjumlah 90 orang.
3.3 Operasional Variabel Penelitian.
Operasional variabel menurut Sugiyono (2017:63) berpendapat
“operasional variabel adalah sebagai berikut: “Suatu atribut atau sifat atau
nilai dari orang objek atau kegiatan yang mempunyai variasi yang tertentu
yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”. Operasionalisasi variabel diperlukan dalam menentukan
jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam suatu
penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat
dilakukan secara benar. Dalam penelitian yang dilakukan penulis terdiri dari
variabel independen dan variabel dependen. Adapun penjelasan dari masing-
masing variabel itu adalah sebagai berikut:
3.3.1 Variabel Independen atau Bebas (X1 dan X2)
19
Menuurut Sugiyono (2017:33) berpendapat “variabel bebas adalah
variabel yang mempengaruhi variabel terikat (dependen)”. Variabel bebas
merupakan variabel stimulus atau variabel yang dapat mempengaruhi variabel
lain. Variabel bebas merupakan variabel yang diukur atau dipilih oleh peneliti
untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi.
Variabel bebas yang diteliti dalam penelitian ini meliputi:
1. Kompensasi (X1)
Kompensasi merupakan suatu yang di terima oleh karyawan
sebagai imbalan jasa mereka terhadap perusahaan. Seorang karyawan
menghargai sebuah kerja keras dan akan menunjukkan loyalitasnya kepada
perusahaan. Berikut beberapa indikator untuk menilai hasil kompensasi
dari perusahaan untuk karyawan.
2. Disiplin Kerja (X2)
Disiplin sangat penting untuk pertumbuhan organisasi dan
digunakan terutama untuk memotivasi pegawai agar dapat
mendisiplinkan diri dalam melaksanakan pekerjaan, baik secara
perorangan maupun kelompik. Disamping itu, disiplin bermanfaat untuk
mendidik pegawai agar mematuhi dan prosedur maupun kebijakan yang
ada dalam perusahaan, sehingga dapat menghasilkan kinerja yang baik.
hal ini mempunyai pengaruh dalam disiplin kerja.
3.3.2 Variabel Dependen atau Terikat (Y)
Pengukuran kinerja berkaitan dengan hasil yang dapat di
kuantitatifkan dan mengusahakan data setelah kejadian. Sementara itu,
indikator kinerja dipakai untuk aktifitas yang hanya dapat ditetapkan secara
lebih kualitatif atau dasar perilaku yang dapat diamati. Indikator kinerja juga
menganjurkan sudut pandang prospektif (harapan ke depan) daripada
retrospektif (melihat kebelakang).
3.4 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data yang digunakan dikumpulkan dengan metode
kuesioner. Kuesioner adalah suatu metode pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara membagikan daftar pertanyaan-pertanyaan yang
20
berhubungan dengan variabel penelitian, yang akan diberikan kepada
responden agar responden tersebut memberikan jawaban (Suliyanto, 2018:
167). Dalam menyusun kuesioner pada penelitian ini, maka dapat digunakan
skala likert. Skala likert merupakan salah satu skala yang digunakan untuk
mengukur respon atau pendapat seseorang mengenai objek atau fenomena
sosial (Suliyanto, 2018: 134).
Adapun alasan menggunakan metode pengukuran skala likert yakni
dalam melakukan penelitian ini peneliti akan melakukan system penyebaran
kuesioner (angket), sehingga hasilnya dapat digolongkan dalam skala data,
yaitu ordinal interval. Skala likert dirancang untuk mendalami seberapa kuat
subjek setuju ataupun tidak setuju dengan pernyataan pada skala 5 titik.
3.5 Uji Instrumen Data
Dalam suatu penelitian, data mempunyai kedudukan yang sangat
diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Valid atau tidaknya
data sangat menentukan kualitas dari data tersebut. Hal ini tergantung
pengujian yaitu:
1. Uji Validitas
21
Menurut Ghozali (2017:52) berpendapat “suatu kuesioner
dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut”.
Untuk melakukan uji validitas dilihat dari tabel Item-Total Statistics.
Nilai tersebut dibandingkan dengan nilai r hitung > r tabel atau dapat
juga dengan nilai cronbach alpa > standar kritis alpa, maka dikatakan
valid. Untuk menguji validitas setiap instrumen.
Kriteria atau syarat keputusan suatu instrumen dikatakan valid
dan tidaknya menurut Sugiyono (2017:173) yaitu dengan
membandingkan antara nilai r hitung dengan r tabel dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Jika rhitung > rtabel, maka instrumen dikatakan valid,
b. Jika rhitung < rtabel, maka instrumen dikatakan tidak valid.
1. Uji Reliabilitas.
Uji reliabilitas merupakan serangkaian pengukuran atau
serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang
dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang. Instrumen
yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk
memilih jawaban tertentu. Menurut Sugiyono (2017:168) berpendapat
”instrumen yang reliabel jika digunakan beberapa kali untuk mengukur
obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Sedangkan
menurut Ghozali (2017:47) berpendapat ”reliabilitas merupakan alat
untuk menguji kekonsistenan jawaban responden atas pernyataan di
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban seseorang
terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Berdasarkan definisi diatas, maka relibilitas diartikan sebagai
karakteristik terkait dengan keakuratan, ketelitian, dan kekonsistenan.
Disebut reliabel apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran
terhadap kelompok subjek diperoleh hasil yang relatif sama, selama
aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah.
22
Kriteria yang digunakan apabila suatu alat ukur memberikan
hasil yang stabil, maka disebut alat ukur itu handal. Pengukuran
dilakukan sekali dan reliabilitas dengan uji statistik.
Dalam penelitian ini pengukuran yang dipakai adalah dengan
membandingkan nilai Cronbach's Alpha dengan 0,60, dimana menurut
Ghozali (2017:238) dapat berpedoman sebagai berikut:
a. Jika Nilai Cronbach's Alpha > 0,60, maka instrumen reliabel.
b. Jika Nilai Cronbach's Alpha < 0,60, maka instrumen tidak reliabel.
3.6 Metode Analisis Data
Menurut Sugiyono (2017:147) berpendapat Dalam penelitian
kuantitatif analisa data merupakan kegiatan pengumpulan data dari sumber-
sumber yang diperoleh. Kegiatan dalam analisis data adalah
mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenisnya, mentabulasi
berdasarkan variabel, menyajikan data berdasarkan variabel yang diteliti,
melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan
perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Adapun metode
analisis data yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah:
3.6.1 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah data yang dilakukan
layak untuk dianalisis. Dalam penelitian ini menggunakan 4 uji asumsi
klasik, yaitu : uji normalitas, uji multikolinearitas, uji auto korelasi, dan uji
heteroskedastisitas (Ghozali 2016:103)
1. Uji Normalitas.
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi, variabel dependen, variabel independen, atau keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak. Menurut Ghozali (2017:160) berpendapat
”model regresi yang baik adalah berdistribusi normal atau mendekati
23
normal”. Jadi uji normalitas bukan dilakukan pada masing-masing variabel
tetapi pada nilai residualnya. Dengan demikian uji ini untuk memeriksa
apakah data yang berasal dari populasi terdistribusi normal atau tidak.
a. Metode Uji One Sample Kolmogorov Smirnov.
.Menurut Ghozali (2017:161) menjelaskan bahwa uji normalitas dapat
diuji dengan Kolmogorov Smirnov dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Jika nilai signifikansi < 0,05, maka data tidak berdistribusi normal.
2) Jika nilai signifikansi > 0,05, maka data berdistribusi normal.
b. Metode Grafik.
Uji normalitas juga dapat dideteksi dengan melihat penyebaran pada
(titik) pada sumbu diagonal pada grafik Probability Plot. Adapun menurut
Ghozali (2017:164) dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi memenuhi normalitas.
2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi tidak memenuhi normalitas.
2. Uji Multikolinieritas.
Uji Multikolinieritas ini bertujuan menguji apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Menurut Ghozali
(2017:105) berpendapat bahwa “uji multikolineritas bertujuan untuk menguji
apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen)”.
Dalam penelitian ini ketentuan untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolonieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan
lawannya, variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan
setiap variabel independen manakala yang dijelaskan oleh variabel independen
lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih
yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance
yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Model
Regresi yang baik adalah yang tidak terjadi multikolinieritas.
24
Dalam pengujian, digunakan sofware SPSS versi 26. Untuk mendeteksi
hal tersebut pedomannya adalah sebagai berikut:
a. Jika nilai nilai tolerance lebih > dari 0.1 dan nilai variance inflation factor
(VIF) < dari 10, maka tidak terjadi multikolinieritas.
b. Jika nilai nilai tolerance lebih < dari 0.1 dan nilai variance inflation factor
(VIF) > dari 10, maka terjadi multikolinieritas.
3. Uji Autokorelasi.
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu adanya korelasi antar
anggota sampel. Menurut Ghozali (2017:110) berpendapat bahwa “uji
autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi liner ada korelasi
antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu
pada periode t-1”. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi.
4. Uji Heteroskesdastisitas.
Menurut Ghozali (2017:139) berpendapat “uji heteroskedastisitas
bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
varian dari suatu residual pengamatan ke pengamatan lain”. Cara menprediksi
ada atau tidaknya heteroskesdastsitas dapat dilakukan dengan beberapa yaitu:
a. Uji Glejser
Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskesdastisitas dapat menggunakan
uji Glejser. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
25
Ketentuan dalam uji Glejser dapat melihat hasil uji nilai residual absolut
diregresi dengan variabel independen. (Ghozali, 2017:142). Dalam pengujian ini,
digunakan sofware SPSS versi 26. Adapun ketentuan terjadi atau tidak terjadi
gangguan heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:
1) Jika variabel independen signifikan secara statistik memiliki nilai signifikansi
(Sig.) < 0,05, maka terjadi gangguan heteroskedastisitas.
2) Jika variabel independen tidak signifikan secara statistik memiliki nilai
signifikansi (Sig.) > 0,05, maka tidak terjadi gangguan heteroskesdastisitas.
b. Grafik Scater Plot.
Cara lain dalam menguji heteroskesdastisitas juga dapat dilakukan dengan
grafik scater plot dapat melihat grafik scatter plot (Ghozali, 2017:125-126),
dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Jika penyebaran data pada scatter plot tidak teratur dan tidak membentuk pola
tertentu (naik turun, mengelompok menjadi satu) maka dapat disimpulkan tidak
terjadi problem Heteroskesdastisitas
2) Jika penyebaran data pada scatter plot teratur dan membentuk pola tertentu
(naik turun, mengelompok menjadi satu) maka dapat disimpulkan terjadi
problem Heteroskesdastisitas.
26