Disusun Oleh :
Nama : Ratna Sari K.
NPM : 225221016
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
2.1.3.2 Kompensasi.......................................................................................... 22
i
4.3 Populasi dan Sampel................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Sumber daya manusia merupakan salah satu aset paling berharga yang dimiliki
organisasi baik perusahaan/lembaga/institusi (profit oriented maupun non profit oriented),
karena manusialah satu- satunya sumber daya yang dapat menggerakkan sumber daya
lainnya. Dengan demikian, unsur sumber daya manusia merupakan faktor kunci yang harus
dipertahankan suatu organisasi sejalan dengan tuntutan yang senantiasa dihadapi organisasi
untuk menjawab setiap tantangan yang ada. Oleh karena itu, upaya untuk mempertahankan
sumber daya manusia yang berkualitas merupakan langkah utama perusahan. Untuk
mencapai tujuan , tentunya pegawai dituntut untuk memaksimalkan kinerja yang dia miliki.
Kinerja pegawai adalah hal yang penting untuk diperhatikan organisasi. Terdapat faktor-
faktor negatif yang dapat menurunkan kinerja pegawai, diantaranya adalah menurunnya
keinginan pegawai untuk mencapai prestasi kerja, kurangnya ketepatan waktu dalam
penyelesaian pekerjaan sehingga kurang menaati peraturan, dan tidak adanya contoh yang
harus dijadikan acuan dalam pencapaian prestasi kerja yang baik. Dalam hal tersebut seorang
pemimpin menjadi juru kunci dalam membangun semangat bawahannya bekerja untuk
mencapai tujuan organisasi. Salah satu permasalahan penting yang dihadapi oleh para
pimpinan adalah bagaimana dapat meningkatkan kinerja pegawai sehingga dapat mendukung
keberhasilan pencapian tujuan.
Dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan, maka banyak faktor yang perlu
dipertimbangkan, di antaranya adalah kompetensi, motivasi dan kompensasi. Dalam
kompetensi tidak hanya terdapat keterampilan, pengetahuan, dan sikap tetapi bagaimana cara
menerapkannya agar sesuai dengan standar kinerja. Kompetensi dapat memperdalam dan
memperluas kemampuan kerja. Semakin sering seseorang melakukan pekerjaan yang sama,
semakin terampil dan cepat pula dia menyelesaikan pekerjaan tersebut. Semakin banyak
macam pekerjaan yang dilakukan seseorang, pengalaman kerjanya semakin kaya dan luas,
dan memungkinkan peningkatan kinerjanya (Simanjuntak, 2005:113).
1
Kompensasi merupakan semua pendapatan yang bebentuk uang, barang langsung atau
tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada
2
perusahaan (Hasibuan dalam Munawir, Amri, dan Majid, 2014:32). Dalam suatu
organisasi pengaturan kompensasi merupakan faktor yang penting untuk dapat menarik,
memelihara, maupun mempertahankan tenaga kerja bagi kepentingan organisasi yang
bersangkutan (Martoyo dalam Munawir dkk, 2014:32). Kompensasi inilah yang akan
digunakan para karyawan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Jika kompensasi
tersebut yang diterima karyawan semakin besar berarti jabatannya semakin tinggi, statusnya
semakin baik, dan pemenuhan kebutuhan yang dinikmatinya semakin banyak. Penelitian
yang dilakukan oleh (Nurcahyani dan G.A. Dewi Adnyani: 2016) menemukan bahwa
kompensasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja PT. Sinar
Sosro Pabrik Bali. Hal ini berarti semakin sesuai kompensasi yang diberikan menurut
kebutuhan hidupnya, maka kepuasan karyawan PT. Sinar Sosro Pabrik Bali akan meningkat.
Penelitian yang dilakukan Sarma (2016) yaitu Faktor kompensasi juga mempengaruhi
kinerja pegawai, karena kompensasi merupakan suatu bentuk balas jasa yang diberikan
organisasi kepada para pegawainya yang dapat dinilai dengan uang dan memiliki
kecenderungan diberikan secara tetap dengan harapan organisasi akan memperoleh imbalan
dalam bentuk prestasi kerja pegawainya. Selain gaji, kompensasi dapat berupa bonus,
insentif, tunjangan anak, tunjangan hari raya dan juga tunjangan pensiun dan tunjangan
kesehatan yang diberikan oleh organisasi. Cahyani dan Dwi Anyani(2016), Juliandiny et al
(2016 ) menemukan Kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja.
Motivasi dan harapan pegawai untuk mendapatkan kompensasi yang sesuai membuat
pegawai bekerja secara maksimal demi tercapainya kinerja yang tinggi bagi pegawai. Murty
dan Hundiwinarsih (2012), menyatakan bahwa seorang karyawan yang termotivasi akan
bersifat energik dan bersemangat, dan sebaliknya seorang karyawan dengan motivasi yang
rendah akan sering menampilkan rasa tidak nyaman dan tidak senang terhadap pekerjaannya
yang mengakibatkan kinerja mereka menjadi buruk dan tujuan perusahaan tidak akan
tercapai.
Motif merupakan suatu dorongan kebutuhan dalam diri pegawai yang perlu dipenuhi
agar pegawai tersebut dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya, sedangkan motivasi
merupakan kondisi yang menggerakkan pegawai agar mampu mencapai tujuan dari motifnya
(Mangkunegara, 2013:93). Setiap perusahaan menginginkan pegawai bekerja secara efektif
dan efisien dalam kinerjanya. Kemampuan seorang atasan untuk memotivasi pegawai adalah
2
hal yang sangat penting dalam setiap usaha organisasi untuk mencapai tujuan tertentu, karena
setiap individu mempunyai perasaan atau kehendak yang dapat mempengaruhi kemauannya
dalam bekerja. Pemberian motivasi sangat penting untuk dilakukan agar pegawai dalam
bekerja dapat memberikan yang terbaik bagi perusahaan secara langsung dan dapat
berdampak pada kinerja dari pegawai tersebut.
Penelitian yang dilakukan oleh (Nurcahyani dan G.A. Dewi Adnyani: 2016) Motivasi
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja PT. Sinar Sosro Pabrik.
Hal ini berarti, semakin tinggi motivasi karyawan kepada perusahaan maka mendorong
karyawan untuk mendapatkan prestasi. Kepuasan kerja karyawan PT. Sinar Sosro Pabrik Bali
akan meningkat. Dalam suatu instansi, pegawai senantiasa mengharapkan penghasilan yang
lebih memadai.Sistem penggajian pegawai negeri sipil sekarang ini masih di bawah sistem
penggajian swasta, sehingga mempengaruhi kinerja pegawai. Dalam situasi yang demikian
menyebabkan timbulnya keinginan untuk mencari kompensasi lain di luar gaji. Dalam
Peraturan Pemerintah nomor 15 tahun 2012 telah diatur masalah penggajian berdasarkan
pangkat dan golongan, sedangkan untuk kompensasi lain seperti pemberian insentif di atur
oleh masing-masing instansi.
3
pelaksanaan kerja sehari-hari, karena pegawai tidak termotivasi dalam menjalankan aktivitas
kerjanya, diakibatkan kompensasi yang diterimanya tidak dapat memperbaiki pendapatan dan
kesejahteraannya.
4
3. Untuk menganalisis pengaruh motivasi terhadap kompensasi di Rumah Sakit
Awalbros Pekanbaru.
4. Untuk menganalisis pengaruh motivasi kerja terhadap Kinerja pegawai
melalui kompensasi di Rumah Sakit Awalbros Pekanbaru.
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi pembaca
1.5 Sistimatika
Sistematika penulisan proposal terdiri dari tiga bab, yaitu bab pendahuluan, bab
tinjauan pustaka dan bab metode penelitian yang diuraikan sebagai berikut:
5
BAB I PENDAHULUAN
Berisi teori-teori tentang kompensasi, toeri motivasi kerja dan kinerja pegawai,
penelitian terdahulu, kerangka penelitian dan hipotesis.
Berisi tentang rancangan penelitian, tempat dan waktu, populasi dan sampel, jenis dan
sumber data, teknik pengumpulan data, variabel penelitian dan definisi operasional,
instrumen penelitian, dan analisis data.
Berisi tentang rancangan penelitian, tempat dan waktu, populasi dan sampel, jenis dan
sumber data, teknik pengumpulan data, variabel penelitian dan definisi operasional,
instrumen penelitian, dan analisis data.
Berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh kompensasi dan
motivasi kerja terhadap kinerja pegawai dengan menguraikan hasil pengujian
statistiknya yaitu analisis regresi linier berganda.
BAB VI PENUTUP
Berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan dan saran- saran yang
berhubungan dengan penelitian serupa di masa akan datang.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTKA
Landasan teori yang digunakan untuk menjelaskan mengenai manipulasi aktivitas riil
dalam penelitian ini adalah manajemen sebagai grand theory, middle theorynya adalah
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) dan applied theory nya adalah kompensasi,
motivasi, Kinerja Pegawai . Adapun uraian penjelasan teori tersebut sebagai berikut :
2.1.(1) Manajemen
7
1. Perencanaan (Planning) Mendefinisikan sasaran-sasaran, menetapkan strategi, dan
mengembangkan rencana kerja untuk mengelola aktivitas-aktivitas.
8
2. Penataan (Organizing) Menentukan apa yang harus diselesaikan, bagaimana
caranya, dan siapa yang akan mengerjakannya.
3. Kepemimpinan (Leading) Memotivasi, memimpin, dan tindakan- tindakan lainnya
yang melibatkan interaksi dengan orang lain
4. Pengendalian (Controlling) Mengawasi aktivitas-aktivitas demi memastikan
segala sesuatunya terselesaikan sesuai rencana
Menurut Mathis dan Jackson (2011) ada 7(tujuh) aktivitas SDM sebagai
berikut:
8
Lewat perencanaan dan analisis SDM, manajer-manajer berusaha untuk
mengantisipasi kekuatan yang akan mempengaruhi persediaan dan tuntutan para
karyawan di masa depan. Pentingnya sumber daya manusia dalam daya saing
organisasional harus disampaikan juga.Sebagai bagian dari usaha
mempertahankan daya saing organisasional, harus ada analisis dan penelitian
efektivitas SDM. Karyawan juga harus dimotivasi dengan baik dan bersedia untuk
tinggal selama jangka waktu yang pantas. Hal yang sangat penting untuk memiliki
Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SISDM) guna memberikan informasi
yang akurat dan tepat pada waktunya untuk perencanaan SDM.
3. Pengangkatan Pegawai
4. Pengembangan SDM
9
bagaimana karyawan melaksanakan pekerjaannya merupakan fokus dari
manajemen kinerja.
Jaminan atas kelelahan fisik dan mental serta keselamatan para karyawan adalah
hal yang sangat penting. Secara global, berbagai hukum keselamatan dan
kesehatan telah menjadikan organisasi lebih responsif terhadap persoalan
kesehatan dan keselamatan. Persoalan tradisional mengenai keselamatan fokus
pada peniadaan kecelakaan di tempat kerja. Melalui fokus mengenai kesehatan
yang lebih luas, manajemen SDM dapat membantu karyawan yang mengalami
penyalahgunaan obat dan masalah lain melalui program bantuan karyawan untuk
mempertahankan karyawan yang sebenarnya berkinerja memuaskan. Program
peningkatan kesehatan yang menaikkan gaya hidup karyawan yang sehat menjadi
lebih meluas. Selain itu, keamanan tempat kerja menjadi lebih penting, sebagai
akibat dari jumlah tindak kekerasan yang meningkat ditempat kerja. Perusahaan
juga perlu meningkatkan keamanan menyangkut keselamatan kerja pegawainya.
Hubungan antara para manajer dan karyawan mereka harus ditangani secra efektif
apabila para karyawan dan organisasi ingin sukses bersama. Manajer harus bisa
menjamin hak dari karyawan dapat disampaikan. Merupakan suatu hal yang
penting untuk mengembangkan, mengkomunikasikan, dan menganalisa kebijakan
dan prosedur SDM sehingga para manajer dan karyawan mengetahui apa yang
diharapkan. Dalam beberapa organisasi, hubungan serikat pekerja dan manajemen
harus disampaikan dengan baik juga.
10
2.1.(5) Peran strategis Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)
Kinerja karyawan adalah hasil kerja yang dicapai seseorang atau kelompok
orang sesuai dengan wewenang atau tanggung jawab masing- masing karyawan
selama periode tertentu (Pabunda Tika. 2006: 121). Sebuah perusahaan perlu
melakukan penilaian kinerja pada karyawannya. Penilaian kinerja memainkan
peranan yang sangat penting dalam peningkatan motivasi di tempat kerja. Penilaian
hendaknya memberikan suatu gambaran akurat mengenai prestasi kerja. Kinerja
adalah hasil kerja yang dihasilkan atau disumbangkan seorang karyawan yang
berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab kepada organisasi.
a. Indikator Kinerja
11
Sebuah organisasi didirikan tentunya dengan suatu tujuan tertentu. Sementara tujuan
itu sendiri tidak sepenuhnya akan dapat dicapai jika karyawan tidak memahami tujuan
dari pekerjaan yangdilakukannya. Artinya, pencapaian tujuan dari setiap pekerjaan
yang dilakukan oleh karyawan akan berdampak secara menyeluruh terhadap tujuan
organisasi. Oleh karena itu, seorang karyawan harus memahami indikator-indikator
kinerja sebagai bagian dari pemahaman terhadap hasil akhir dari pekerjaannya.
Sementara itu, dalam kaitannya dengan indikator kinerja karyawan Zaputri, dkk
(2013) mengemukakan bahwa kinerja karyawan dapat diukur dengan indikator-
indikator sebagai berikut:
Para pemimpin organisasi sangat menyadari adanya perbedaan kinerja antara satu
karyawan dengan karyawan lainnya berada di bawah pengawasannya. Walaupun
karyawan-karyawan bekerja pada tempat yang sama namun produktivitas mereka
tidaklah sama. Faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan Moh. As’ad
(2001), meliputi:
1. Faktor financial
2. Faktor fisik
Yaitu faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja dan kondisi
fisik karyawan. Hal ini meliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu kerja dan istirahat,
perlengkapan kerja, keadaan ruangan/suhu, penerangan, pertukaran udara, kondisi
kesehatan karyawan dan umur.
12
3. Faktor social
Yaitu faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial baik antara sesama karyawan,
dengan atasannya maupun karyawan yang berbeda jenis pekerjaannya. Hal ini
meliputi rekan kerja yang kompak, pemimpin yang adil dan bijaksana serta
pengarahan dan perintah yang wajar
4. Faktor psikologi
Yaitu faktor yang berhubungan dengan psikologi karyawan. Hal ini meliputi minat,
ketentraman dalam bekerja, sikap terhadap kerja, bakat dan ketrampilan
2.1.(7) Kompensasi
Kompensasi merupakan salah satu faktor penting dan menjadi perhatian pada
banyak organisasi dalam mempertahankan dan menarik sumber daya manusia yang
berkualitas. Berbagai organisasi berkompetisi untuk memperoleh sumber daya
manusia berkualitas, karena kualitas hasil pekerjaan ditentukan oleh kompetensi yang
dimiliki sumber daya manusianya. Alasan ini membuat banyak organisasi
mengeluarkan sejumlah dana yang relatif besar untuk mengembangkan sumber daya
manusianya agar memiliki kompensasi sesuai kebutuhan, Bangun (dalam
Kadarisman, 2012:43).
“Kompensasi adalah imbalan jasa atau balas jasa yang diberikan oleh perusahaan
kepada para tenaga kerja, karena tenaga kerja tersebut telah memberikan sumbangan
13
tenaga dan pikiran demi kemajuan perusahaan guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
a. Indikator Kompensasi
1. Tunjangan
14
2. Insentif
Ada beberapa bentuk dalam pemberian insentif, yaitu sebagai berikut:
15
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kompensasi
Menurut Tohardi, 2002 (dalam Dharmawan, 2011:55) ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pemberian kompensasi, antara lain sebagai berikut:
1. Kinerja
Pemberian kompensasi melihat besarnya kinerja yang disumbangkan oleh karyawan
kepada pihak perusahaan. Untuk itu, semakin tinggi tingkat output , maka akan
semakin besar pula kompensasi yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan.
5. Organisasi karyawan
Organisasi karyawan yang ada dalam perusahaan seperti serikat kerja akan turut
mempengaruhi kebijakan besar atau kecilnya pemberian kompensasi.
16
c. Tujuandan Manfaat Kompensasi
3) Menjamin keadilan
Keadilan atau konsistensi internal dan eksternal sangat penting diperhatikan dalam
penentuan tingkat kompensasi. Agar tidak terjadi kecemburuan diantara karyawan.
5) Mengendalikan biaya-biaya
Perusahaan harus memiliki struktur pengupahan dan penggajian sistematik.
Organisasi dapat membayar kurang (underpay) atau lebih (overpay) kepada
karyawannya.
17
d. Bentuk-bentuk Kompensasi
a. Tingkat Bayaran.
b. Struktur Bayaran
c. MenentukanBayaran Secara Individu.
d. Metode Pembayaaran.
e. Kontrol Pembayaran.
1. Financial Compensation
1. Direct Financial Compensation
18
Direct financial compensation consists of the pay that a person receives in the
form of wages, salaries, bonuses, and commissions.
Nawawi (2005:316-317) secara garis besar membagi kompensasi menjadi tiga jenis, yaitu
:
1. Kompensasi Langsung
Penghargaan/ganjaran yang disebut gaji atau upah, yang dibayar secara tetap
berdasarkan tenggang waktu yang tetap.
19
2. Kompensasi Tidak Langsung
Pemberian bagian keuntungan/manfaat bagi para pekerja di luar gaji atau upah tetap,
dapat berupa uang atau barang.
3. Insentif
Penghargaan atau ganjaran yang diberikan untuk memotivasi para pekerja agar
produktivitas kerjanya tinggi, sifatnya tidak tetap atau sewaktu-waktu.
Berdasarkan berbagai pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa secara
umum kompensasi dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu berdasarkan bentuk
kompensasi dan cara pemberiannya. Syaifullah (2005:9) dalam Amrullah (2012:9) membagi
kompensasi menjadi dua kelompok besar, yaitu :
2. Kepuasan Kerja
Dengan balas jasa, karyawan akan dapat memenuhi kebutuhan- kebutuhan fisik, status sosial,
dan egoistiknya sehingga memperoleh kepuasan kerja dari jabatannya PengadaanEfektif
20
Jika program kompensasi ditetapkan cukup besar, pengadaan karyawan yang qualified untuk
perusahaan akan lebih mudah. Motivasi Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer
akan mudah memotivasi bawahannya. StabilitasKaryawan Dengan program kompensasi atas
prinsip adil, layak dan kompetitif maka stabilitas karyawan lebih terjamin karena turn-over
relatif kecil.
6. Pengaruh Pemerintah
Jika program kompensasi sesuai dengan undang-undang perburuhan yang berlaku (seperti
batas upah minimum) maka intervensi pemerintah dapat dihindarkan. Kompensasi yang di
kemukakan oleh Umar (2007:16) yaitu sebagai berikut:
1. Gaji
Imbalan yang di berikan oleh pemberi kerja kepada pegawai, yang penerimaannya
bersifat rutin dan tetap setiap bulan walaupun tidak masuk kerja maka gaji akan tetap
diterima secara penuh.
2. Insentif
Penghargaan atau ganjaran yang diberikan untuk memotivasi para pekerja agar
produktivitas kerjanya tinggi, sifatnya tidak tetap atau sewaktu-waktu
3. Bonus
Pembayaran sekaligus yang diberikan karena memenuhi sasaran kinerja
4. Upah
Pembayaran yang diberikan kepada pegawai dengan lamanya jam kerja.
5. Premi
Premi adalah sesuatu yang diberikan sebagai hadiah atau derma atau sesuatu yang
dibayarkan ekstra sebagai pendorong atau perancang atau sesuatu pembayaran
tambahan di atas pembayaran normal.
6. Pengobatan
Pengobatan di dalam kompensasi adalah pemberian jasa dalam penanggulan resiko
yang dikaitkan dengan kesehatan karyawan.
7. Asuransi
Asuransi merupakan penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan manfaat dan
21
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang timbul dari peristiwa yang tidak
pasti.
2.1.(7) Motivasi
Menurut Rivai (2009;837) motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai yang
mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu.
Motivasi merupakan suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktifitas
tertentu, oleh karena itu motivasi sering kali diartikan sebagai faktor pendorong perilaku
seseorang (Sutrisno, 2010:109). Dengan beberapa pengertian motivasi diatas dapat
disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu kumpulan kekuatan tenaga yang berasal dari dalam
individu maupun luar individu untuk memulai sikap dan menetapkan bentuk, arah,
intensitasnya supaya timbul suatu kelakuan atau perbuatan.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Devi (2009), motivasi kerja diukur
1) Evaluasi dengan indicator sebagai berikut:
2) Efisiensi
4) Uangdanpenghargaanlainnya
Pada hakekatnya pemberian motivasi kepada pegawai tersebut mempunyai tujuan yang
dapat meningkatkan berbagai hal, menurut Hasibuan (2009) tujuan pemberian motivasi
kepada karyawan adalah :
22
4) Meningkatkan kedisiplinan karyawan.
1. Teori Hierarki Maslow, Teori Hierarki ini dikemukakan oleh seorang psikolog yang
Bernama Abraham Maslow pada tahun 1943. Teori ini mengemukakan 5 kebutuhan hidup
manusia berdasarkan Hirarkinya yaitu mulai dari kebutuhan yang mendasar hingga
kebutuhan yang lebih tinggi. Teori ini kemudian dikenal dengan Teori Maslow atau Teori
Hirarki Kebutuhan. Hirarki kelima Kebutuhan tersebut diantaranya adalah :
2. Kebutuhan Keamanan (Safety needs), yaitu kebutuhan akan rasa aman dari
kekerasan baik fisik maupun psikis seperti lingkungan yang aman bebas polusi,
perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja serta bebas dari ancaman.
3. Kebutuhan Sosial (Social needs), yaitu kebutuhan untuk dicintai dan mencintai.
Manusia merupakan makhluk sosial, Setiap orang yang hidup di dunia memerlukan
keluarga dan teman.
23
diakui oleh orang lain, memiliki reputasi dan percaya diri serta dihargai oleh setiap
orang.
3. Teori Kebutuhan
4. Teori Harapan Vroom, Seorang professor Kanada yang bernama Victor Vroom pada
tahun 1964 dalam bukunya yang berjudul “Work and Motivation” mengemukan
sebuah Teori Motivasi yang beranggapan bahwa orang- orang termotivasi untuk
melakukan sesuatu karena menginginkan suatu hasil yang diharapkan. Teori tersebut
kemudian dikenal dengan sebutan Teori Harapan atau Expectancy Theory. Terdapat 3
konsep Teori Harapan Vroom, yaitu :
24
Harapan (Expectancy), yaitu kepercayaan seseorang bahwa suatu usaha akan
menghasilkan kinerja tertentu. Effort (Usaha) → Performance (Kinerja).
Instrumentally, yaitu kepercayaan seseorang bahwa suatu kinerja akan
mendapatkan hasil tertentu. Performance (Kinerja) → Outcome (Hasil)
25
kompensasi dapat berupa bonus, insentif, tunjangan anak, tunjangan hari raya dan
juga tunjangan pensiun dan tunjangan kesehatan yang diberikan oleh organisasi.
4. Astuti et al (2016) melakukan pengujian terhadap pengaruh kompensasi dan motivasi
kerja terhadap kepuasan dan kinerja karyawan pada Hotel Bakung”s beach Contages
Kuta Bali. Dimana hasilnya menemukan bahwa (1) kompensasi berpengaruh positf
dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan, (2) motivasi berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan, (3) kompensasi berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja karyawan, (4) motivasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan, (5) kepuasan kerja berpengaruh terhadap
kinerja karyawan Rusli et al (2016) Pengaruh Komitmen Organisasi, Gaya
5. Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Aparatur Dinas dan Usaha
Mikro Kecil dan Menengah Kota Padang. Menmukan bahwa: (1) komitmen
organisasi berpengaruh posiif dan signifikan terhadap kinerja aparatur pada Dinas
Koperasi dan UMKM Kota Padang (2) Gaya kepemimpinan berpengaruh posiif dan
signifikan terhadap kinerja aparatur pada Dinas Koperasi dan UMKM Kota Padang.
Kepemimpinan yang mencakup dalam upaya perubahan terhadap bawahan berbuat
lebih positif atau lebih baik dari apa yang biasa dikerjakan berpengaruh terhadap
peningkatan kinerja pegawai. Kunci kepemimpinan adalah pengaruh yang dimiliki
seseorang dan pada gilirannya mengakibatkan pangaruh tersebut bagi orang-orang
yang hendak dipengaruhi. Peranan penting dalam kepemimpinan adalah upaya
seseorang yang memainkan peran sebagai pemimpin guna mempangaruhi orang lain
dalam organisasi/lembaga tertentu untuk mencapai tujuan, (3) Budaya organisasi
berpengaruh posiif dan signifikan terhadap terhadap kinerja aparatur pada Dinas
Koperasi dan UMKM Kota Padang. Oleh sebab itu apabila instansi inginmeningkatan
kinerja pegawai maka perlu dilakukan perbaikan terhada budaya organisasi
6. Pratama (2015) Pengaruh kompensasi dan Motivasi pada kinerja
26
7. Matius (2016) dengan judul penelitian Pengaruh Kompensasi dan Motivasi Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Devina Surabaya. Adapun hasil yang diperoleh
bahwa kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, hal
ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi yang positif yaitu sebesar 0,143 dan nilai
signifikasi uji t yang lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,002. Motivasi berpengaruh
positif dan ignifikan terhadap kinerja karyawan, hal ini dibuktikan dengan nilai
koefisien regresi yang positif yaitu sebesar 0,553 dan nilai signifikasi uji t yang lebih
kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,000.
8. Suwati (2013) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Kompensasi dan
Motivasi kerja terhadap kinerja karyawan Pada PT. Tunas Hijau Samarinda. Hasil
analisis dengan menggunakan SPSS Versi 20 menunjukkan bahwa: (1) kompensasi
mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja karyawan sedangkan, (2) motivasi kerja
tidak mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Hasil Pengujian dengan
Uji t diketahui bahwa variabel kompensasi merupakan variabel yang berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Tunas Hijau Samarinda.
Dari penjelasan diatas penulis menyarankan bahwa kompensasi yang diberikan
kepada karyawan sebaiknya tepat pada waktunya supaya kepercayaan karyawan
terhadap bonafiditas perusahaan semakin besar, ketenangan dan konsentrasi kerja
akan lebih baik, sehingga karyawan akan merasa lebih puas dalam bekerja serta dapat
meningkatkan kinerja karyawan. Motivasi yang diberikan kepada karyawan sebaiknya
dipertahankan oleh perusahaan, dalam hal pemberian penghargaan, perhatian,
persaingan, partisipasi, kebanggaan dan hukuman yang diperlakukan secara adil pada
setiap karyawannya. Sehingga tidak terjadi kecemburuan sosial antara karyawan dan
dapat meningkatkan kinerja karyawan. Terpenuhinya kompensasi dan pemberian
motivasi yang baik tentu saja akan meningkatkan produktivitas serta kinerja para
karyawan.
27
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan adalah pengujian hipotesis. Hipotesis yang digunakan
adalah hipotesis penjelas atau kausal, hipotesis tersebut merupakan hipotesis yang
menyatakan hubungan satu variabel menyebabkan perubahan variabel lainnya. Variabel
dalam penelitian ini terdiri dari variabel dependen dan independen. Variabel dependennya
adalah kinerja karyawan yang dilihat dari kuantitas kerja (pekerjaan yang dapat diselesaikan),
kualitas kerja dan ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan, variabel independennya yang
digunakan adalah motivasi kerja dan variabel interveningnya adalah kompensasi.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang ada (baik karyawan tetap,
Kontrak maupun sukarela). Penulis memilih Rumah sakit karena rumah sakit merupakan
organisasi yang bergerak dibidang pelayanan, sehingga perlu motivasi kerja yang tinggi
karena berkaitan dengan pelayanan kepada masyarakat semua kalangan sehingga kinerja
karyawan sangat penting sebagai wujud pencapaian visi dan misi Rumah Sakit Awalbros
Pekanbaru.
Sampel adalah suatu bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Sugiyono, 2008). Dalam pengambilan sampel peneliti menggunakan metode sampel random
sampling, yaitu teknik penentuan sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa
28
memperhatikan Skala pekerjaan yang ada dalam populasi tersebut. Pada penelitian ini sampel
yang digunakan adalah pegawai pada Rumah Sakit Umum Daerah Haji Makassar yang
29
berjumlah (720). Menentukan ukuran sampel pada penelitian ini, peneliti
menggunakan rumus Slovin (Ginting, 2008) yaitu:
1. observasi secara tidak langsung yaitu dengan melakukan pengamatan pada objek yang
diteliti, sehingga dapat diperoleh data-data yang dapat digunakan untuk penelitian ini,
2. kepustakaan yang dilakukan dengan mencari data-data penelitian sejenis yang telah
dilakukan sebelumnya dan dari literatur-literatur yang relevan dengan penelitian ini.
3. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberi
seperangkat pernyataan tertulis kepada karyawan untuk dijawab. Kuesioner yang
digunakan oleh peneliti sebagai instrumen penelitian, dengan pedoman secara
konseptual untuk mendapatkan informasi dari karyawan Rumah Sakit. Instrumen
kuesioner harus diukur validitas dan reabilitas datanya sehingga penelitian tersebut
menghasilkan data yang valid dan reliable.
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka penelitian ini bersifat
kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder.
a. Data primer dalam penelitian ini yaitu data yang diperoleh secara langsung yaitu dari hasil
jawaban responden sehubungan dengan pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner.
b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari RS. Awalbros Pekanbaru berupa daftar-daftar
gaji karyawan 1 tahun terakhir (Gaji pokok, tunjangan, isentif, bonus dll).
Penelitian ini menggunakan dua jenis variabel yaitu variabel dependen dan independen.
Berikut penjelasan dari masing-masing variabel.
29
1. Variabel Dependen(KinerjaPegawai)
Kinerja karyawan merupakan hasil kerja yang diberikan oleh karyawan atas tugas dan
tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Adapun indikator kinerja karyawan yaitu
kuantitas kerja (pekerjaan yang dapat diselesaikan), kualitas kerja dan ketepatan
waktu penyelesaian pekerjaan (Zaputri dkk, 2013)
2. Variabel Independen(Motivasikerja)
Motivasi kerja adalah motivasi adalah suatu kumpulan kekuatan tenaga yang berasal
dari dalam individu maupun luar individu untuk
3. memulai sikap dan menetapkan bentuk, arah, intensitasnya supaya timbul suatu
kelakuan atau perbuatan. Indikator motivasi kerja yaitu dilihat dari Evaluasi,
Efisiensi, Ketertarikan pada tugas, Uang dan penghargaan lainnya, Menghindari
hukuman dari atasan (devi, 2009)
4. Variabel Intervening(kompensasi)
Kompensasi adalah balas jasa yang diterima oleh karyawan atas pekerjaan yang telah
dilaksanakan. Indikator kompensasi dilihat dari, Tunjagan, isentif dan pengahrgaan
(Dharmawan,2011).
30
DAFTAR PUSTAKA
Anthony, Robert N and Vijay Govindarajan. 2005. Management Control System. Sistem
Pengendalian Manajemen. Edisi 11. Terjemahan Kurniawan Tjakarawan dan Krista. Buku
Dua. Jakarta: Salemba Empat
Astuti, Ni Ketut JS dan Sudharma, I Nyoman. Pengaruh Kompensasi dan Motivasi terhadap
Kepuasan danKinerja Karyawan pada Hotel Bakung’s Beach Cottages Kuta Bali. Jurnal
Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.
Dharmawan, Yusa. (2011). Pengaruh Kompensasi dan Lingkungan Kerja Non Fisik Terhadap
Disiplin dan Kinerja Karyawan Hotel Nikki Denpasar. Tesis. Universitas Udayana Denpasar.
Bali.
Devi, Eva Kris Diana, (2009), Analisis Pengaruh Kepuasan Kerja dan Motivasi Terhadap
Kinerja Karyawan Dengan KomitmenOrganisasional Sebagai Variabel Intervening ,Tesis
Magister Manajemen, Universitas Diponegoro, Semarang
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19, Edisi 5.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Ginting. Paham dan Syafrizal H. Situmorang, 2008. Filsafat Ilmu dan Metode Riset. Medan:
USU Press.
Hasibuan Malayu S.P. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi. Jakarta: Bumi
Aksara
Juliandiny, Tifanny, Syamsul Hadi Senen dan Sumiyati. 2016. Kompensasi serta motivasi
kerja pada kinerja keperawatan Kontrak Rumah Sakit Umum Subang Journal of Business
Management Education Volume 1, Number 2, August 2016, page. 81-90 diakses Tanggal 11
Oktober 20.13 WITA.
31
Kusuma, Yanda Bara, Bambang Swasto S, Mochammad Al Musadieq. 2015. Pengaruh
Kompensasi terhadap Motivasi kerja, kepuasan kerja dan kinerja karyawan (Studi pada
Karyawan Tetap PT. Otsuka Indonesia di Lawang, alang) Volume 9 Nomor 1 Tahun 2015. E-
Jurnal ilmu adminsitrasi negara universitas Brawijaya
http://ejournalfia.ub.ac.id/index.php/profit/article/view/469
32