USULAN PENELITIAN
Oleh:
1902013686
DENPASAR
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena atas
berkat serta rahmat-Nya. Proposal Skripsi yang berjudul “Pengaruh Reward dan
Punishment Terhadap Motivasi Kerja Para Karyawan Pada Lembaga Penjamin
Mutu Pendidikan Bali” dapat diselesaikan sesuai dengan yang direncanakan. Pada
kesempatan ini, penulis juga menyampaikan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. drh. I Made Damriasa, MS selaku Rektor Universitas Hindu
Indonesia.
2. Ibu Dr. Dra I Gusti Ayu Wimba, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi, Bisnis,
dan Pariwisata Universitas Hindu Indonesia.
6. Ibu Ni Luh Adisti Abiyoga W, SE., MM selaku dosen pengampu mata kuliah
Seminar Manajemen atas waktu, bimbingan, serta motivasinya untuk
menyelesaikan skripsi ini.
7. Kedua orang tua serta keluarga penulis yang telah memberikan motivasi serta
doanya yang tulus dan tiada hentinya selama menempuh studi di Fakultas
Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata Universitas Hindu Indonesia.
8. Semua pihak yang telah ikut membantu dalam penyusunan proposal skripsi ini.
i
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa adanya bimbingan
dan pengarahan dari berbagai pihak. Meskipun demikian, penulis tetap
bertanggung jawab terhadap semua isi skripsi. Penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...1
2.1.3 Reward……………………………………………………………...8
2.3 Hipotesis……………………………………………………………………..16
iii
3.3 Obyek Penelitian……………………………………………………………20
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...37
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
Reward dan punishment merupakan sistem pengawasan ketat yang
penting dilaksanakan untuk menunjang motivasi kerja sekaligus memberi
sanksi bagi yang kurang disiplin bekerja. Melalui reward dan punishment
diharapkan karyawan akan menjadi lebih berkualitas dan bertanggung
jawab dengan tugas yang diberikan. Reward dan punishment merupakan
langkah nyata dalam rangka pembinaan pegawai agar lebih meningkatkan
prestasi kerja. Masalah yang dialami perusahaan semakin kompleks karena
perusahaan akan menghadapi lebih banyak pesaing. Secara umum
pemberian punishment pada karyawan bertujuan untuk meningkatkan
motivasi kerja karyawan sehingga seorang karyawan akan maksimal
dalam bekerja. Hal ini sesuai dengan pendapat Skinner dalam
Gitosudarmo dan Sudita (2009:47) bahwa sebenarnya hukuman atau
punishment bukan merupakan cara yang efektif bagi manajer untuk
merubah perilaku, karena hukuman hanya mempengaruhi perilaku yang
bersifat sementara dan tidak berlangsung lama.
Namun fakta yang terjadi pada sistem reward dan punishment yang
belum efektif pada sejumlah organisasi bisnis terkemuka didunia
menyebabkan rendahnya daya kompetitif sehingga merugikan perusahaan.
Secara teoritis, dikenal banyak sistem reward dan punishment yang
diarahkan untuk memajukan perusahaan seperti yang diuraikan. (Gibson,
dkk. 2000) dalam Wibowo (2009:149) menyatakan tujuan utama program
penghargaan (reward) adalah untuk menarik orang yang cakap untuk
bergabung dalam organisasi, menjaga pegawai agar datang untuk bekerja,
dan memotivasi pegawai untuk mencapai kinerja.
2
Jika reward merupakan bentuk positif, punishment adalah
penderitaan yang diberikan atau ditimbulkan dengan sengaja oleh
seseorang sesudah terjadi pelanggaran, kejahatan atau kesalahan
(Purwanto, 2006:186) maka dari itu punishment merupakan bentuk
negatif, tetapi apabila diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat
perangsang bagi pegawai untuk meningkatkan motivasi kerja.
3
akibatnya nanti karyawan tidak akan mendapatkan Reward dari pihak
manapun. Banyaknya karyawan yang tidak memiliki motivasi kerja dan
belum mampu memberika konstribusi secara maksimal sehingga Lembaga
Penjaminan Mutu Pendidikan Bali memberikan Punishment, sehingga dari
permasalahan yang saya dapat, dapat saya simpulkan berupa judul yaitu
“pengaruh Reward dan punishment terhadap motivasi kerja karyawan pada
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Bali”.
4
1.4 Manfaat Penelitian
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
6
mempertahankan hidupYang termasuk ke dalam kebutuhan ini
adalah kebutuhan makan, minum, perumahan, dan sebagainya.
Keinginan untuk memenuhi kebutuhan ini merangsang seseorang
berperilaku atau bekerja giat.
2. Kebutuhan rasa aman (safety and security needs) adalah
kebutuhan akan kebebasan dari ancaman yakni merasa aman dari
ancaman kecelakaan dan keselamatan dalam melaksanakan
pekerjaan.
3. Kebutuhan sosial (affiliation or acceptance needs) adalah
kebutuhan sosial, teman, afiliasi, interaksi, dicintai dan mencintai,
serta diterima dalam pergaulan kelompok pekerja dan masyarakat
lingkungannya.
4. Kebutuhan penghargaan diri (esteem or status needs) adalah
kebutuhan akanpenghargaan diri dan pengakuan serta penghargaan
prestise dari karyawan dan masyarakat lingkungannya. Prestise
dan status dimanifestasikan oleh banyak hal yang digunakan
sebagai simbol status itu.
5. Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization) adalah kebutuhan
akan aktualisasi diri dengan menggunakan kemampuan,
keterampilan, dan potensi optimal untuk mencapai prestasi kerja
yang sangat memuaskan.
Indikator motivasi kerja menurut Fadillah, dkk (2013) sebagai
berikut :
1) Tanggung jawab memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi
terhadappekerjaannya
7
pekerjaanya di bidangnya.
Menurut Andiyanto dan Darmastuti (2015) bahwa motivasi
kerja dapat diukurmelalui indikator sebagai berikut :
1) Upah/Gaji yang layak, yang dapat diukur melalui gaji yang
memadai dan besarnya sesuai standar mutu hidup
2) Pemberian insentif, yang diukur melalui pemberian bonus
sewaktu-waktu, rangsangan kerja, prestasi kerja
3) Mempertahankan harga diri, yaitu diukur dengan iklim kerja yang
kondusif, kesamaan hak, dan kenaikan pangkat
4) Memenuhi kebutuhan partisipasi, yaitu diukur melalui
kebersamaan, kerjasama, rasa memiliki, dan bertanggung jawab.
5) Memperhatikan lingkungan tempat kerja, yang diukur melalui
tempat kerja yang nyaman, cukup cahaya, jauh dari polusi dan
berbahaya.
6) Menciptakan persaingan yang sehat, yang diukur melalui
produktivitas, prestasi kerja, pengembangan karir yang jelas,
bonus, kinerja pegawai, penghargaan dan hukuman.
2.1.3 Reward
Kata reward berasal dari bahasa Inggris yang berarti ganjaran atau
hadiah (Echolas dan Shadily, 2009:41). Reward adalah sesuatu yang kita
berikan kepada seseorang karena dia melakukan sesuatu. Sesuatu tersebut
wajar sebagai apresiasi, sebagai ungkapan terima kasih dan perhatian kita
(Wijarnako, 2005:39).
Menurut Handoko (2009:46) reward merupakan sebagai bentuk apresiasi
usaha untuk mendapatkan tenaga kerja yang profesional sesuai dengan
tuntutan jabatan diperlukan suatu pembinaan yang berkeseimbangan, yaitu
suatu usaha kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggunaan, dan
pemeliharaan tenaga kerja agar mampu melaksanakan tugas dengan efektif
dan efisien. Sebagai langkah nyata dalam hasil pembinaan maka diadakan
8
pemberian reward pegawai yang telah menunjukan prestasi kerja yang
baik.
Menurut Nawawi (2009:63), “reward adalah usaha menumbuhkan
perasaan diterima atau diakui di lingkungan kerja, yang menyentuh aspek
kompensasi dan aspek hubungan antara para pekerja yang satu dengan
yang lainnya”. Dengan kata lain, semakin positif reward diberikan kepada
karaywan, semakin tinggi motivasi kerjanya, Menurut Matteson dalam
Koencoro (2013:46) reward dibagi menjadi dua jenis yaitu reward
extrinsik dan reward intrinsik. Penghargaan ekstrinsik (ekstrinsic rewards)
adalah suatu penghargaan yang datang dari luar diri orang tersebut.
Penghargaan ekstrinsik terdiri dari Universitas Sumatera Utara
penghargaan finansial seperti Gaji, Tunjangan, Bonus/insentif dan
penghargaan non finansial yaitu penghargaan interpersonal serta promosi.
Penghargaan intrinsik (intrinsic rewards) adalah suatu penghargaan yang
diatur oleh diri sendiri yang terdiri dari Penyelesaian (completion),
pencapaian (achievement), dan otonomi.
1. Gaji dan bonus Gaji merupakan komponen reward yang sangat penting
bagi pegawai gaji dalam hal ini meliputi gaji pokok dan tambahan
kompensasi keuangan berupa bonus dan pemberian saham (stock option
atau stock grant). Reward terhadap kinerja yang tinggi dapat diberikan
dalam bentuk kenaikan gaji, pemberian bonus atau pemberian saham.
Paket gaji yang ditawarkan sebagai reward meliputi komponen sebagai
berikut:
b. Tambahan honorarium
9
c. Insentif jangka pendek
a. Promosi jabatan
10
b. Pemberian kepercayaan
f. Pengakuan g. Pujian
11
2) Punishment represif merupakan tindakan yang diberikan oleh
perusahaan kepada karyawan yang melakukan pelanggaran,
meliputi: teguran, pemberhentian tunjangan, pemberhentian bonus,
pembatasan penggunaan sarana, dan prasarana perusahaan, dan
pemutusan hubungan kerja.
Menurut Koencoro (2013) jenis-jenis punishment dapat diuraikan seperti
berikut :
1) Hukuman ringan, dengan jenis: teguran lisan kepada karyawan
yang bersangkutan, teguran tertulis dan pernyataan tidak puas
secara tidak tertulis.
2) Hukuman sedang, dengan jenis: penundaan kenaikan gaji yang
sebelumnya telah direncanakan. sebagaimana karyawan lainya,
penurunan gaji yang besarannya disesuaikan dengan peraturan
perusahaan dan penundaan kenaikan pangkat atau promosi.
3) Hukuman berat, dengan jenis: Penurunan pangkat atau demosi.
pembebasan dari jabatan, pemberhentian kerja atas permintaan
karyawan yang bersangkutan dan pemutusan hubungan kerja
sebagai karyawan di perusahaan.
12
2.2 Penelitian Terdahulu
Dasar atau acuan yang berupa teori-teori atau temuan-temuan melalui hasil
berbagai penelitian sebelumnya merupakan hal yang sangat perlu dan
dapat dijadikan sebagai data pendukung. Salah satu data pendukung yang
menurut peneliti perlu dijadikan bagian tersendiri adalah penelitian
terdahulu yang relevan dengan permasalahan yang sedang dibahas dalam
penelitian ini. Dalam hal ini, fokus penelitian terdahulu yang dijadikan
acuan adalah terkait dengan masalah kinerja karyawan. Berikut beberapa
penelitian terdahulu :
13
positif terhadap motivasi. Terdapat pengaruh secara simultan antara
variabel reward dan punishment terhadap motivasi.
Persamaan penelitian terdahulu dengan sekarang yaitu sama-sama
meneliti tentang pengaruh punishment terhadap motivasi kerja.
Sedangkan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian
sekarang yaitu terletak pada lokasi penelitiannya yang dilaksanakan
pada Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Bali.
3. Penelitian terdahulu dilakukan oleh Pratama (2017) hasil penelitian
dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa Reward dan Punishment berpengaruh secara simultan terhadap
variabel motivasi kerja karyawan Goldia Camilan Malang. Hasil
tersebut dapat dibuktikan dari hasil uji F dimana nilai signifikansinya
< 5% (0,05) yaitu sebesar 0,000. Reward dan punishment berpengaruh
secara parsial terhadap variabel motivasi kerja karyawan Goldia
Camilan Malang. Hasil tersebut dapat dibuktikan dari hasil uji t
dimana nilai signifikansinya < 5% (0,05) yaitu sebesar 0,000 (X1) dan
0,003 (X2).Persamaan penelitian terdahulu dengan sekarang yaitu
sama-sama meneliti tentang Reward dan punishment terhadap
motivasi kerja karyawan. Sedangkan perbedaan antara penelitian
terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu terletak pada lokasi
penelitiannya yang dilaksanakan pada Lembaga Penjaminan Mutu
Pendidikan Bali.
4. Penelitian yang dilakukan oleh winda sri astuti, herman sjahruddin,
susenohadi purnomo (2018) berjudul “Pengaruh Reward Dan
Punishment Terhadap Kinerja Karyawan”. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa reward berpengaruh negatif signifikan terhadap
kinerja karyawan sedangkan punishment berpengaruh positif
signifikan terhadap kinerja karyawan. Perbedaan penelitian yang
dilakukan oleh winda sri astuti, herman sjahruddin, susenohadi
purnomo (2018) dengan penelitian yang sedang dilaksanakan ini
dilihat dari variabel bebas penelitian terdahulu menggunakan Reward
14
(X1), Punishment (X2), sedangkan variabel terikat menggunakan
Kinerja Karyawan (Y). Pada penelitian yang dilakukan sekarang ini,
variabel bebas yang digunakan adalah Reward (X1), dan Punishment
(X2) sedangkan variabel terikatnya menggunakan Motivasi Kerja
Karyawan (Y). Dilihat dari objek penelitian yang dilakukan oleh winda
sri astuti, herman sjahruddin, susenohadi purnomo (2018)
dilaksanakan di PT. BPR Hasamitra Makassar, sedangkan penelitian
yang akan dilaksanakan adalah di Lembaga Penjaminan Mutu
Pendidikan Bali . Persamaan penelitian winda sri astuti, herman
sjahruddin, susenohadi purnomo (2018) dengan penelitian yang akan
dilakukan adalah sama-sama mengkaji tentang Reward dan
Punishment.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Silfia Febrianti, Mochammad Al
Musadieq, dan Arik Presetya (2014) berjudul “Pengaruh Reward Dan
Punishment Terhadap Motivasi Kerja Dan Dampaknya Terhadap
Kinerja”. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa hasil analisis
penelitian secara parsial reward, berpengaruh signifikan terhadap
motivasi kerja karyawan dengan nilai koefisien beta reward sebesar
0,337 dan sig. 0,024. Sedangkan secara parsial punishment
berpengaruh tidak signifikan terhadap motivasi kerja karyawan dengan
nilai koefisien beta punishment sebesar 0,147 dan sig. 0,313. Secara
parsial reward, punishment, dan motivasi kerja karyawan berpengaruh
signifikan terhadap kinerja karyawan, hal ini ditunjukkan melalui
koefisien beta reward sebesar 0,227 dan sig. 0,042. Koefisien beta
punishment mendapatkan hasil sebesar 0,210 dan sig. 0,047, serta
koefisien beta motivasi kerja karyawan sebesar 0,561 dan nilai sig.
0,000. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Silfia Febrianti,
Mochammad Al Musadieq, dan Arik Presetya (2014) dengan
penelitian yang sedang dilaksanakan ini dilihat dari objek penelitian
yang dilakukan oleh Silfia Febrianti, Mochammad Al Musadieq, dan
Arik Presetya (2014) dilaksanakan di PT. Panin Bank Tbk. Area Mikro
15
Jombang, sedangkan penelitian yang akan dilaksanakan adalah di
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Bali. Persamaan penelitian
Silfia Febrianti, Mochammad Al Musadieq, dan Arik Presetya (2014)
dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama mengkaji
tentang Reward, Punishment, dan Motivasi Kerja.
2.3 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang disusun oleh peneliti, yang
kemudian akan diuji kebenarannya melalui penelitian yang dilakukan.
Hipotesis merupakan pernyataan mengenai konsep yang dapat dinilai
benar atau salah jika menunjuk pada satu fenomena yang diamati dan diuji
secara empiris. Hipotesis harus konsisten dengan tujuan penelitian.
Berdasarkan tujuan penelitian, teori dan penelitian sebelumnya maka dapat
diajukan hipotesis sebagai berikut:
1. Pengaruh antara reward terhadap motivasi kerja karyawan
Kata reward berasal dari bahasa inggris yang berarti ganjaran atau hadiah
(Echolas dan Shadily, 2005). Reward adalah sesuatu yang kita berikan
kepada seseorang karena dia melakukan sesuatu. Sesuatu tersebut wajar
sebagai apresiasi, sebagai ungkapan terima kasih dan perhatian kita.
Menurut Irham Fahmi (2016), reward merupakan bentuk pemberian balas
jasa yang diberikan kepada seorang karyawan atas prestasi pekerjaan yang
dilakukan, baik berbentuk finansial maupun non finansial. Sedangkan
Menurut Nawawi (2005), reward adalah usaha menumbuhkan perasaan
diterima (diakui) di lingkungan kerja, yang menyentuh aspek kompensasi
dan aspek hubungan antara para pekerja yang satu dengan yang lainya.
Manajer mengevaluasi hasil kinerja individu baik secara formal maupun
informal. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Natasya Michelle Putri Kentjana dan Piter Nainggolan (2018), dimana
Reward berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja
karyawan. Maka hipotesis pada penelitian kali ini adalah:
16
H1: Diduga reward berpengaruh positif dan signifkan terhadap
motivasi kerja karyawan pada Lembaga Penjaminan Mutu
Pendidikan Bali
17
Slamet (2016) mengatakan bahwa reward dan punishment berpengaruh
signifikan terhadap motivasi kerja karyawan. Diperkuat oleh penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Dawson L.Driscoll (2014) dalam jurnalnya
mengatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara reward dan
punishment terhadap motivasi. Dengan demikian reward dan punishment
benar- benar bermanfaat terutama untuk memotivasi karyawan supaya
kinerja dapat berjalan secara maksimal. Oleh sebab itu diharapkan
pemimpin dapat berusaha untuk meningkatkan motivasi dengan pemberian
hadiah atas hasil pekerjaannya, karyawan akan lebih bekerja maksimal.
Sedangkan punishment dimunculkan bagi seorang karyawan yang
melakukan kesalahan dan pelanggaran agar termotivasi untuk
menghentikan perilaku menyimpang dan mengarahkan pada perilaku
positif
H3: Diduga Reward dan Punishment berpengaruh positif dan
signifkan terhadap motivasi kerja karyawan pada Lembaga
Penjaminan Mutu Pendidikan Bali
18
BAB III
METODE PENELITIAN
Gambar 3.1
Kerangka Pemikiran pengaruh reward dan punishment terhadap motivasi
kerja karyawan pada Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Bali
Reward (X1)
H1
Motivasi Kerja
H3
Karyawan (Y)
H2
Punishment (X2)
Keterangan:
Pengaruh Simultan
Pengaruh Parsial
19
3.2 Lokasi Penelitian Dan Ruang Lingkup Wilayah Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Bali
yang beralamat di Jl. Letda Tantular No.14, Dangin Puri Klod, Kec. Denpasar Timur., Kota
Denpasar, Provinsi Bali. Alasan memilih lokasi ini, karena adanya fenomena yang
berkaitan dengan reward dan punishment dalam usaha meningkatkan motivasi
kerja karyawan pada Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Bali.
3.3 Obyek Penelitian
Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah lingkungan reward,
punishment, dan motivasi kerja karyawan pada Lembaga Penjaminan Mutu
Pendidikan Bali.
3.4 Identifikasi Variabel
Menurut Sugiyono (2013:89) menyatakan bahwa variabel penelitian
adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi, kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam
penelitian ini terdapat dua jenis variabel yang diteliti yaitu:
1) Variabel Bebas Atau Variabel Independen
Variabel bebas atau variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi
atau menjadi sebab timbulnya variabel terikat atau variabel dependen
(Sugiyono, 2016:59). Dalam penelitian ini yang termasuk variabel bebas atau
variabel independen yaitu reward (X1), dan punishment (X2).
2) Variabel Terikat Atau Variabel Dependen
Variabel terikat atau variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas atau variabel independen
(Sugiyono, 2016:59). Dalam penelitian ini yang termasuk variabel terikat atau
variabel dependen yaitu motivasi kerja karyawan (Y).
20
Definisi operasional yang diukur memberikan gambaran bagaimana variabel
tersebut diukur. Adapun definisi operasional variabel dalam penelitian ini, yaitu:
1) Motivasi Kerja (Y)
Motivasi Kerja adalah hasil kerja secara kuantitas dan kualitas yang dicapai
karyawan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Bali dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawabnya. Adapun indikator-indikator yang
mempengaruhi motivasi kerja, yaitu:
21
2) Reward (X1)
Reward adalah penghargaan yang diberikan oleh Lembaga Penjaminan Mutu
Pendidikan Bali kepada karyawannya sebagai imbalan atas jasanya dalam
melakukan tugas, kewajiban dan tanggung jawab yang dibebankan kepada
karyawan. Adapun indikator-indikator yang mempengaruhi Reward, yaitu:
a) Gaji dan bonus gaji
Karyawan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Bali merasa gaji yang
diterima sesuai dengan yang karyawan harapkan.
b) kesejahteraan
Karyawan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Bali merasa tunjangan,
fasilitas kerja dan kesejahteraan rohami seperti rekreasi dan liburan yang
diberikan membuat karyawan bersemangat dalam bekerja.
c) Pengembangan karir
Karyawan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Bali merasa Reward yang
diberikan seperti penugasan untuk studi lanjut, mengikuti program pelatihan,
dan penugasan untuk studi banding sesuai dengan posisi jabatan.
d) Penghargaan psikologis
Karyawan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Bali merasa penghargaan
dalam bentuk prmosi jabatan, pemberian kepercayaan, peningkatan tanggung
jawab, pemberian otonomi yang lebih luas, penempatan lokasi kerja, dan
pujian yang didapatkan sudah sesuai dengan jabatan.
3) punishment (X2)
Punishment merupakan persepsi karyawan Lembaga Penjaminan Mutu
Pendidikan Bali terhadap sejauh mana pemberian sanksi atau hukuman
pelanggaran bagi yang melanggar aturan yang telah ditetapkan, tidak boleh
dibeda-bedakan, baik atasan ataupun bawahan, tua ataupun muda, pria
ataupun wanita tetap diberlakukan sama sesuai dengan peraturan yang
berlaku. punishment Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Bali di
Denpasar, diukur menggunakan indikator yang diadopsi dari penelitian yang
dilakukan oleh Astuti dkk (2018) Koencoro (2013) dan Fahmi (2016) sebagai
22
berikut :
a) Anjuran, yaitu persepsi karyawan Lembaga Penjaminan Mutu
Pendidikan Bali di Denpasar terhadap anjuran untuk melakukan yel-
yel keselamatan kerja dan bekerja dengan baik untuk menjaga nama
baik perusahaan.
b) Perintah, yaitu persesi karyawan Lembaga Penjaminan Mutu
Pendidikan Bali di Denpasar terhadap atasan menberikan perintah
untuk mengecek peralatan kerja, kemudian atasan memberikan
pengarahan kepada karyawan untuk berdoa sebelum memulai
pekerjaan
23
1) Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang tidak dapat dinyatakan dengan angka-angka.
Dalam penelitian ini yang termasuk data kualitatif adalah sejarah berdirinya
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Bali, struktur organisasi Lembaga
Penjaminan Mutu Pendidikan Bali, uraian tugas dan tanggung jawab Lembaga
Penjaminan Mutu Pendidikan Bali dan hasil wawancara dengan pemimpin dan
karyawan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Bali.
2) Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dengan angka-angka yang dapat
dihitung. Dalam penelitian ini yang termasuk data kuantitatif adalah data
tingkat absensi karyawan pada Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Bali
tahun 2020.
24
3.7 Populasi, Sampel Dan Metode Penentuan Sampel
3.7.1 Populasi penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Sedangkan ukuran populasi adalah
banyaknya objek psikologis yang menjadi anggota sebuah populasi (Sugiyono,
2007:90). Atas pemahaman tersebut maka populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh karyawan pada Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Bali yang
berjumlah 75 orang pada tahun 2020.
25
Observasi merupakan proses penelitian mengamati situasi dan kondisi.
Observasi adalah proses yang kompleks, terdiri dari berbagai macam proses
biologis maupun proses psikologis. (Sugiyono, 2013:167). Dalam penelitian ini
observasi dilakukan dengan mengamati Reward, Punishment dan Motivasi
Kerja Karyawan pada Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Bali.
2) Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab
langsung dengan narasumbernya (Sugiyono, 2013:167). Dalam penelitian ini
wawancara dilakukan dengan pimpinan dan karyawan Lembaga Penjaminan
Mutu Pendidikan Bali.
3) Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dari catatan-catatan
dokumen yang ada pada suatu obyek (Sugiyono, 2013:167). Dalam penelitian
ini dokumentasi terdiri dari data tingkat absensi karyawan pada Lembaga
Penjaminan Mutu Pendidikan Bali tahun 2020, sejarah berdirinya Lembaga
Penjaminan Mutu Pendidikan Bali, struktur organisasi Lembaga Penjaminan
Mutu Pendidikan Bali dan uraian tugas dan tanggung jawab Lembaga
Penjaminan Mutu Pendidikan Bali.
4) Kepustakaan
Kepustakaan merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
mengumpulkan atau mendapatkan referensi dari buku-buku dan literatur-
literatur yang mendukung penelitian ini serta mengutip bagian yang dianggap
penting.
5) Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan
daftar pertanyaan yang disebarkan kepada responden mengenai lingkungan
kerja fisik, kompensasi dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan.
Responden diberikan alternatif jawaban untuk memilih satu dari lima kategori
jawaban, kategori jawaban tersebut akan diberi skor dengan menggunakan
skala likert. Menurut Sugiyono (2013:168) menyatakan bahwa skala likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
26
sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan demikian, maka
kuesioner akan diukur menggunakan skala likert dengan nilai sebagai berikut:
a) Jawaban (STS/Sangat Tidak Setuju) diberi skor 1
b) Jawaban (TS/Tidak Setuju) diberi skor 2
c) Jawaban (CS/Cukup Setuju) diberi skor 3
d) Jawaban (S/Setuju) diberi skor 4
e) Jawaban (SS/Sangat Setuju) diberi skor 5
Penilaian secara kualitatif menggunakan skala interval dengan
menginterpretasikan rata-rata skor menurut kategori penilaiannya.
Keterangan:
R = Selisih antara nilai tertinggi dan nilai terendah 5-1 = 4
K = Jumlah klasifikasi = 5
Perhitungan
C (Interval Kelas) = = 0,8
27
terhadap Motivasi Kerja karyawan Dan mengingat sumber data yang
dipergunakan dalam penelitian ini adalah penarikan data primer pada variabel
Reward dan punishment terhadap Motivasi Kerja karyawan. yang akan
mempergunakan kuesioner, maka data yang diperoleh tersebut adalah bersifat
kualitatif yang sulit di lakukan perhitungan. Dengan demikian perlu suatu cara
untuk mengkualitatifkan data tersebut dengan memberikan skor pada masing-
masing jawaban responden.
Menurut Sugiyono (2005), skala likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial.
Setiap jawaban kuesioner mempunyai bobot atau skor nilai dengan skala likert
sebagai berikut:
1. Untu jawaban (SS) sangat setuju, mendapat skor 5
2. Untuk jawaban (S) setuju, mendapat skor 4
3. Untuk jawaban (KS) kurang setuju, mendapat skor 3
4. Untuk jawaban (TS) tidak setuju, mendapat skor 2
5. Untuk jawaban (STS) sangat tidak setuju, mendapat skor 1
28
besar dari 0,30, maka masing-masing butir pernyataan/pertanyaan tersebut
dikatakan valid (Ghozali, 2016:52).
2) Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat uji untuk mengukur reliabel tidaknya variabel
(Ghozali, 2016:53). Apabila suatu alat ukur memberikan hasil yang stabil, maka
disebut alat ukur itu handal. Keandalan itu perlu, sebab data yang tidak andal atau
bias tidak dapat diolah lebih lanjut karena akan menghasilkan kesimpulan yang
bias. Pengukuran dilakukan sekali dan reliabilitas dengan menggunakan uji
statistik Cronbach Alpha. Cara menghitung tingkat reliabilitas suatu data yaitu
dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha. Menurut Ghozali (2016:53)
menyatakan bahwa kaidah pengambilan keputusan reliabilitas yaitu jika
reliabilitas Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60, maka item pertanyaan variabel
tersebut berstatus reliabel.
29
2) Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas.
Multikolinieritas dapat dilihat dari hasil perhitungan nilai tolerance dan
variance inflation factor (VIF), jika nilai tolerance lebih dari 10 persen atau
0,1 dan jika nilai VIF kurang dari 10, maka dapat dikatakan tidak mempunyai
persoalan multikolinieritas (Ghozali, 2016: 56).
3) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi gejala
heteroskedastisitas (Sugiyono, 2016:177). Untuk mendeteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas digunakan uji Glejser dengan menggunakan program SPSS
version 23 for Windows. Jika tingkat signifikansi berada di atas 0,05 atau
variabel bebas tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap absolut
residual-nya, maka dapat dikatakan tidak terdapat masalah heteroskedastisitas
pada regresi (Ghozali, 2016:67).
30
X2 = Punishment
Penelitian ini menggunakan metode regresi linier berganda karena analisis
ini mampu menginterpretasikan dan menjelaskan variabel-variabel bebas yang
berpengaruh terhadap variabel terikat dan menjelaskan hubungan linier antara
pengaruh Reward dan punishment terhadap motivasi kerja karyawan.
2. Analisis Korelasi Berganda
Analisis korelasi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa kuat
hubungan antara Reward dan punishment terhadap motivasi kerja karyawan
(Sugiyono, 2016:184). Kriteria yang digunakan untuk menentukan derajat
hubungan yang terjadi antara variabel bebas dengan variabel terikat dapat dilihat
pada Tabel 3.2 dibawah ini:
Tabel 3.2
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
31
Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh masing-masing koefisien
regresi dari variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat (Wirawan,
2002:304). Adapun langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut:
1) pengaruh Reward terhadap Motivasi Kerja karyawan
a) Formulasi Hipotesis
Hipotesis yang diuji adalah pengaruh pengaruh Reward terhadap
Motivasi Kerja karyawan pada Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan
Bali. Sesuai dengan hipotesis tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis
kerjanya sebagai berikut:
Ho : b1 = 0, berarti tidak ada pengaruh positif dan signifikan pengaruh
Reward terhadap Motivasi Kerja karyawan pada Lembaga
Penjaminan Mutu Pendidikan Bali
Ho : b1 > 0, berarti ada pengaruh positif dan signifikan pengaruh Reward
terhadap Motivasi Kerja karyawan pada Lembaga Penjaminan Mutu
Pendidikan Bali.
b) Kriteria Pengujian
Kriteria Pengujian Menggunakan:
1. Tingkat Kesalahan (α) = 5%
2. Df (degrees of freedom = derajat bebas) = n - k
c) Kriteria Penerimaan/Penolakan Hipotesis
Adapun kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis yang
diajukan di atas adalah sebagai berikut:
1. Ho diterima apabila t-test < t-tabel
2. Ho ditolak apabila t-test > t-tabel
d) Kurva Distribusi Normal
Daerah penerimaan dan daerah penolakan Ho dapat digambarkan
dalam gambar kurva distribusi normal uji-t sebagai berikut:
32
Gambar 3.2
Kurva Distribusi Normal Uji-t Reward
Daerah
Penolakan Ho
Daerah
Penerimaan Ho
0 0,05
Sumber: Sugiyono (2016)
e) Penarikan Kesimpulan
Jika signifikansi t-test < t-tabel, berarti tidak ada pengaruh positif
dan signifikan pengaruh Reward terhadap Motivasi Kerja karyawan pada
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Bali.
Jika signifikansi t-test > t-tabel, berarti ada pengaruh positif dan
signifikan pengaruh Reward terhadap Motivasi Kerja karyawan pada
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Bali.
33
2. Df (degrees of freedom = derajat bebas) = n - k
c) Kriteria Penerimaan/Penolakan Hipotesis
Adapun kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis yang
diajukan di atas adalah sebagai berikut:
1. Ho diterima apabila t-test < t-tabel
2. Ho ditolak apabila t-test > t-tabel
d) Kurva Distribusi Normal
Daerah penerimaan dan daerah penolakan Ho dapat digambarkan
dalam gambar kurva distribusi normal uji-t sebagai berikut:
Gambar 3.3
Kurva Distribusi Normal Uji-t Punishment
Daerah
Penolakan Ho
Daerah
Penerimaan Ho
0 0,05
Sumber: Sugiyono (2016)
e) Penarikan Kesimpulan
Jika signifikansi t-test < t-tabel, berarti tidak ada pengaruh positif
dan signifikan pengaruh Reward dan punishment terhadap Motivasi Kerja
karyawan pada Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Bali.
Jika signifikansi t-test > t-tabel, berarti ada pengaruh positif dan
signifikan pengaruh punishment terhadap Motivasi Kerja karyawan pada
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Bali.
5. Uji F (Uji Serempak)
Uji F bertujuan untuk mengetahui pengaruh koefisien regresi dari variabel
bebas secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel terikat (Wirawan,
2002:304). Adapun langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut:
a. Formulasi Hipotesis
Hipotesis yang diuji adalah pengaruh Reward dan punishment secara
simultan berpengaruh Motivasi Kerja karyawan Lembaga Penjaminan Mutu
34
Pendidikan Bali. Sesuai dengan hipotesis tersebut, maka dapat dirumuskan
hipotesis kerjanya sebagai berikut:
Ho : b1,2, = 0, berarti secara simultan Reward dan punishment tidak
berpengaruh terhadap Motivasi Kerja karyawan pada Lembaga
Penjaminan Mutu Pendidikan Bali.
Ho : b1,2, > 0, berarti secara simultan Reward dan punishment berpengaruh
terhadap Motivasi Kerja karyawan pada Lembaga Penjaminan Mutu
Pendidikan Bali.
b. Ketentuan Pengujian
Dengan menggunakan derajat kepercayaan 95% atau tingkat kesalahan
5% (α=5% atau 0,05) dengan dfn = k dan derajat kebebasan (dfd) = n-k-1.
c. Kriteria Pengujian
a) Bila F-hitung < F-tabel, berarti Ho diterima maka tidak ada pengaruh
positif dan signifikan antara Reward dan punishment terhadap Motivasi
Kerja karyawan secara simultan.
b) Bila F-hitung > F-tabel, berarti Ho ditolak maka ada pengaruh positif dan
signifikan antara Reward dan punishment terhadap Motivasi Kerja
karyawan secara simultan.
d. Kurva Distribusi Normal
Untuk lebih jelasnya daerah penerimaan dan daerah penolakan Ho
dapat digambarkan dalam gambar kurva distribusi normal uji-F sebagai
berikut:
Gambar 3.5
Kurva Distribusi Normal Uji-F
35
e. Penarikan Kesimpulan:
Jika F-hitung < F-tabel, berarti Ho diterima maka tidak ada pengaruh
positif dan signifikan antara Reward dan punishment terhadap Motivasi Kerja
karyawan pada Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Bali.
Jika F-hitung > F-tabel, berarti Ho ditolak maka ada pengaruh positif
dan signifikan antara Reward dan punishment terhadap Motivasi Kerja
karyawan pada Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Bali.
36
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, W. S., Sjahruddin, H., & Purnomo, S. (2018). Pengaruh reward dan
punishment terhadap kinerja karyawan.
Febrianti, S. (2014). Pengaruh Reward dan Punishment Terhadap Motivasi
Kerja Serta Dampaknya Terhadap Kinerja (studi pada karyawan
PT. Panin Bank Tbk. Area Mikro Jombang) (Doctoral dissertation,
Brawijaya University).
Kentjana, N. M. P., & Nainggolan, P. (2018, September). Pengaruh Reward
dan Punishment terhadap Kinerja Karyawan dengan Motivasi
sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus pada PT. Bank Central
Asia Tbk.). In National Conference of Creative Industry.
Wirawan, A., & Afani, I. N. (2018). Pengaruh Reward dan punishment
terhadap kinerja dan motivasi karyawan pada Cv Media Kreasi
Bangsa. Journal of Applied Business Administration, 2(2), 242-257.
37