KOMPENSASI
Disusun Oleh:
Kelompok 2
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada
waktunya.
Kami tentunya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya
kiritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sehingga dapat
menjadikan makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu terselesaikannya makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan
wawasan baru dan bermanfaat bagi pembaca.
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
JUDUL .................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kompensasi ................................................................................................ 3
B. Temuan Riset Terhadap Insentif ............................................................... 6
C. Karakteristik Perencanaan Kompensasi Insentif .................................... 9
D. Insentif untuk Pejabat Kantor Pusat (Korporat) dan Manajer Unit
Bisnis ........................................................................................................... 13
E. Teori Agensi Tentang Insentif ................................................................... 17
F. Analisa Contoh Kasus ............................................................................... 18
A. Kesimpulan ................................................................................................. 32
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber daya manusia sebagai salah satu unsur yang sangat menentukan
keberhasilan organisasi, di sisi lain juga sebagai makhluk yang mempunyai
pikiran, perasaan, kebutuhan dan harapan-harapan tertentu. Hal ini sangat
memerlukan perhatian tersendiri karena faktor-faktor tersebut akan
mempengaruhi prestasi, dedikasi dan loyalitas serta kecintaan terhadap
pekerjaan dan organisasinya. Untuk mencapai hal tersebut, maka organisasi
harus mampu menciptakan kondisi yang dapat mendorong dan
memungkinkan karyawan untuk mengembangkan dan meningkatkan
kemampuan serta ketrampilan yang dimiliki secara optimal. Karyawan harus
menerima hak-haknya sebagai karyawan yaitu imbalan atau kompensasi
setelah mereka menjalankan kewajiban. Kompensasi adalah segala sesuatu
yang diterima karyawan sebagai balasan jasa untuk kerja mereka, dalam
suatu organisasi masalah kompensasi merupakan suatu yang sangat
kompleks, namun paling penting bagi karyawan maupun organisasi itu
sendiri.
Salah satu upaya yang dapat ditempuh organisasi untuk menciptakan kondisi
tersebut adalah dengan memberikan kompensasi yang memuaskan. Dengan
memberikan kompensasi, organisasi dapat meningkatkan prestasi kerja,
motivasi dan kepuasan kerja karyawan.
Kompensasi sangat penting bagi karyawan itu sendiri sebagai individu,
karena besarnya kompensasi merupakan pencerminan atau ukuran nilai
1
pekerjaan karyawan itu dan kepuasan kerja karyawan. Apabila kompensasi
diberikan secara tepat dan benar para karyawan akan memperoleh kepuasan
kerja dan akan termotivasi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Akan
tetapi bila kompensasi itu diberikan tidak memadai atau kurang tepat,
perestasi kerja, motivasi dan kepuasan kerja karyawan akan menurun.
Pada makalah ini akan dibahas mengenai kompensasi, temuan riset terhadap
insentif, karakteristik perencanaan kompensasi insentif, insentif untuk pejabat
kantor pusat (korporat) maupun manajer unit bisnis serta teori agensi tentang
insentif - suatu pendekatan untuk memutuskan jenis rencana kompensasi
insentif terbaik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalahnya yaitu:
1. Apa definisi kompensasi
2. Apa saja temuan riset terhadap insentif
3. Apa karakteristik perencanaan kompensasi insentif
4. Bagaimana pembagian insentif untuk pejabat kantor pusat (korporat)
maupun manajer unit bisnis
5. Apa teori agensi tentang insentif
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi kompensasi
2. Untuk mengetahui penemuan riset terhadap insentif
3. Untuk mengetahui karakteristik perencanaan kompensasi insentif
4. Untuk mengetahui pembagian insentif untuk pejabat kantor pusat
(korporat) maupun manajer unit bisnis
5. Untuk mengetahui teori agensi tentang insentif
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kompensasi
1. Pengertian Kompensasi
Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kompensasi adalah
imbalan yang berupa uang atau bukan uang (natura), yang diberikan
kepada karyawan dalam perusahaan atau organisasi. Istilah ini amat
sangat berhubungan dengan imbalan finansial (financial reward) yang
diberikan kepada seseorang atas dasar hubungan pekerjaan.
3
diabdikan seorang karyawan kepada perusahaan. Jadi, keadilan dalam
pemberian upah, bonus, insentif, dll dalam perusahaan mutlak
dipertimbangkan oleh perusahaan.
4) Mengefisiensi Biaya
Tujuan yang satu ini dimaksudkan, jika sebuah perusahaan
merencanakan atau mengadakan program kompensasi yang rasional,
maka akan membantu perusahaan atau organisasi tersebut
mendapatkan dan mempertahankan sumber daya manusia pada
tingkat biaya yang layak. Dengan upah, insentif, bonus, dll yang
kompetitif, perusahaan akan memperoleh keseimbangan dari etos
kerja karyawan yang meningkat.
5) Memenuhi Administrasi Legalitas
Dalam administrasi kompensasi yang seharusnya ada di setiap
perusahaan juga terdapat batasan legalitas yang diatur oleh
pemerintah dalam sebuah undang-undang. Jadi, pengadaan
administrasi ini dalam sebuah perusahaan juga bertujuan untuk
memenuhi administrasi legalitas.
6) Memicu Adanya Perubahan Perilaku dan Sikap yang Semakin Baik
Tujuan yang diharapkan perusahaan dari adanya kompensasi yang
layak dan adil kepada karyawan adalah karyawan dapat memiliki sikap
dan perilaku yang baik dan dapat menguntungkan serta
mempengaruhi produktivitas kerja. Kerja yang baik, kesetiaan,
pengalaman, tanggung jawab dan perilaku-perilaku lainnya yang dapat
meningkat berkat dihargai melalui fasilitas yang efektif dari
perusahaan/organisasi.
4
2) Kompensasi Tidak Langsung
Jenis yang satu ini juga berwujud uang yang diberikan perusahaan,
namun tidak secara langsung kepada para karyawan, melainkan
melalui pihak ketiga. Misalnya, perusahaan mengikutsertakan
para karyawannya dalam program perlindungan sosial dan kesehatan.
Jadi, perusahaanlah yang membayarkan premi atas asuransi yang
disediakan perusahaan untuk para karyawannya seperti asuransi jiwa,
asuransi kesehatan, asuransi ketenagakerjaan, sehingga karyawan
dapat menikmati manfaat dari program-program tersebut. Selain itu,
fasilitas seperti mobil dinas, akses internet, voucher, keanggotaan klub,
dll.
3) Kompensasi Non-Finansial
Kompensasi jenis ini tidak ada kaitannya dengan uang, melainkan
kompensasi yang dapat bernilai positif dan berharga untuk karyawan.
Misalnya, perusahaan menyediakan pelatihan kecakapan karyawan,
lingkungan kerja yang nyaman, memiliki supervisi yang profesional dan
kompeten, tim kerja yang solid dan suportif, jenjang karier yang pasti,
cuti lebih banyak, jam kerja yang fleksibel, dan penghargaan terhadap
prestasi karyawan.
Selain itu, nama besar dari sebuah perusahaan pun dapat menjadi
kompensasi non-finansial bagi karyawan. Hal itu karena reputasi
perusahaan dapat meningkatkan kredibilitas individual itu sendiri.
5
Untuk menaksir berapa harga yang layak diberikan sebagai
kompensasi, perusahaan biasanya melihat tingkat kesulitan,
kerumitan, serta keahlian yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan. Tidak hanya itu, perusahaan juga bisa membandingkan
kompensasi yang diberikan oleh perusahaan lain untuk tipe kerja yang
sama.
2) Sistem kompensasi
Setelah menentukan harga pekerjaan, perusahaan biasanya membuat
sistem kompensasi yang lebih mendetail. Dasar sistem kompensasi di
sini adalah prestasi dan waktu. Dengan menggunakan prestasi
sebagai dasar kompensasi, dapat memberikan motivasi bagi para
karyawan untuk meningkatkan performa kinerja masing-masing
karyawan. Sedangkan dengan sistem waktu, karyawan akan
mendapatkan kompensasi jika mereka bekerja melebihi jam kerja yang
telah ditentukan, misalnya uang lembur.
6
b. Penghargaan pribadi bersifat relatif atau situasional. Kompensasi moneter
adalah suatu cara penting untuk memenuhi kebutuhan. Tetapi, diluar
tingkat kepuasan tertentu, jumlah kompensasi tidak selalu sama
pentingnya seperti penghargaan nonmoneter.
c. Jika manajemen senior memberikan tanda-tanda melalui tindakannya
bahwa mereka menganggap sistem pengendalian manajemen adalah
penting, maka manajer operasi juga akan menganggap penting. Jika
manajer senior tidak terlalu memerhatikan sistem tersebut, manajemen
operasi juga akan melakukan hal yang sama.
d. Individu-individu sangat termotivasi ketika mereka memperoleh laporan,
atau umpan balik, mengenai kinerja mereka. Tanpa umpan balik semacam
itu, orang-orang tidak akan merasakan suatu perasaan akan pencapaian
atau realisasi diri atau untuk menemukan bagaimana mereka dapat
mengubah perilaku mereka untuk memenuhi tujuannya.
e. Insentif menjadi kurang efektif ketika periode antara tindakan dan umpan
balik atas tindakan tersebut semakin panjang. Di tingkat yang lebih rendah
dalam organisasi tersebut, frekuensi yang optimal mungkin hanya dalam
hitungan jam, untuk manajemen senior, mungkin dalam hitungan bulan.
f. Motivasi adalah paling lemah ketika orang tersebut merasa yakin bahwa
suatu insentif tidak dapat dicapai atau terlalu mudah untuk dicapai.
Motivasi adalah kuat ketika diperlukan suatu usaha untuk mencapai tujuan
tersebut dan ketika individu menganggap pencapaian ini penting dalam
hubungan dengan kebutuhannya.
g. Insentif yang disediakan oleh suatu anggaran atau pernyataan tujuan
lainnya adalah paling kuat ketika manajer bekerja sama dengan
atasannya untuk memperolah angka-angka anggaran. Tujuan, cita-cita,
atau standar kemungkinan besar akan menjadi insentif yang kuat hanya
jika manajer memandang hal tersebut sebagai adil dan berkomitmen untuk
mencapainya. Komitmen tersebut adalah paling kuat ketika hal itu menjadi
catatan publik, yaitu, ketika manajer tersebut secara eksplisit setuju bahwa
jumlah yang dianggarkan dapat dicapai.
7
Adapun contoh-contoh riset terhadap insentif adalah sebagai berikut:
8
menyebabkan banyak hasil pekerjaan yang masih kurang sesuai standar
perusahaan.
9
Rencana Insentif Jangka Pendek
1) Total Kantong Bonus
“Kantong bonus” merupakan jumlah total dari bonus yang akan
dibayarkan ke sekelompok karyawan yang memiliki kualifikasi dalam
satu tahun tertentu. Dalam suatu rencana kompensasi insentif jangka
pendek, pemegang saham memberikan suara atas rumus yang akan
digunakan untuk menghitung jumlah tersebut. Biasanya, rumus ini
berkaitan dengan profitabilitas organisasi secara keseluruhan di tahun
berjalan. Dalammemutuskan besarnya kantong bonus ini, masalah
yang penting adalah memastikan bahwa kompensasi total yang
dibayarkan kepada para eksekutif adalah kompetitif.
10
- Metode tersebut dapat mengurangi besarnya fluktuasi yang terjadi
ketika pembayaran bonus hanya didasarkan pada jumlah yang
dihasilkan dari rumus yang dihitung setiap tahunnya.
3) Kompensasi Ditunda
Meskipun jumlah bonus dihitung secara tahunan, pembayaran ke
penerima akan disebar ke suatu periode (bianyanya lima tahun).
Dalam sistem ini, para eksekutif hanya menerima seperlima dari bonus
merekadi tahun dimana bonus tersebut diperoleh. Empat per lima sisanya
dibayar merata selama empat tahun ke depan. Dengan demikian, setelah
para eksekutif tersebut bekerja selama lima tahun, maka bonusnya
akan terdiri dari seperlima bonus tahun berjalan plus (ditambah)
seperlima bonus yang diterima di masing-masing tahun dari empat
tahun sebelumnya.
11
Rencana Insentif Jangka Panjang
1) Opsi Saham
Opsi saham adalah hak untuk membeli sejumlah lembar saham pada atau
setelah tanggal tertentu di masa depan (tanggal pelaksanaan) pada harga
yang telah disetujui pada tanggal pemberian opsi (biasanya harga pasar
sekarang atau 95 persen dari harga pasar sekarang). Manfaat
motivasional dari rencana opsi saham adalah rencana tersebut akan
mengarahkan energi manajer ke arah kinerja jangka panjang maupun
jangka pendik dari organisasi. Namun demikian, kebanyakan opsi
saham adalah untuk saham terbatas. Manajer tidak diperbolehkan
menjual saham ini selama periode waktu tertentu setelah saham tersebut
diperoleh.
2) Saham Fantom
Saham fantom adalah memberikan sejumlah saham kepada
manajer untuk tujuan pembukuan saja. Di akhir periode yang
telah ditentukan (misalkan lima tahun) eksekutif/manajer tersebut
berhak untuk menerima penghargaan yang setara dengan apresiasi
pada nilai pasar dari saham tersebut sejak tanggal penghargaan.
Penghargaan tersebut dapat berbentuk uang tunai, lembar saham, atau
keduanya. Diakhir periode yang telah ditentukan eksekutif tersebut berhak
untuk menerima suatu penghargaan yang setara dengan apresiasi dinilai
dari pasar saham tersebu sejak tanggal penghargaan.
3) Hak Apresiasi Saham
Suatu hak apresiasi saham adalah suatu hak untuk menerima
pembayaran uang tunai berdasarkan peningkatan dalam nilai saham dari
saat pemberian penghargaan sampai suatu tanggal tertentu di masa
depan.
12
4) Saham Kinerja
Saham kinerja adalah memberikan sejumlah saham kepada
manajer, ketika cita-cita/tujuan jangka panjang tertentu telah
terpenuhi. Keunggulan dari saham kinerja dibandingkan opsi
saham adalah eksekutif/manajer dapat mengendalikan rencana
insentif jangka panjang ini (paling tidak sebagian).
Saham kinerja memilik keterbatasan dari mendasarkan bonus pada
ukuran-ukuran kinerja akuntansi. Dalam beberapa kondisi, ada
kemungkinan tindakan yang diambil eksekutif/manajer untuk
memperbaiki laba per lembar saham tidak memberikan kontribusi
pada nilai ekonomi organisasi.
5) Unit Kinerja
Unit kinerja adalah membayarkan sejumlah bonus tunai kepada
manajer, ketika target/tujuanjangka panjang tertentu telah terpenuhi.Unit
kinerja menggabungkan aspek-aspek dari hak apresiasi saham dan
saham kinerja. Unit kinerja berguna di organisasi yang hanya memilik
sedikit atau tidak sama sekalisaham yang diperdagangkan di publik.
D. Insentif untuk Pejabat Kantor Pusat (Korporat) dan Manajer Unit Bisnis
1. Insentif untuk Corporate Officer (Pejabat Korporat)
Setiap corporate officer (pejabat korporat), kecuali chief executive officer
(CEO), dalam suatu perusahaan harus ikut bertanggung jawab terhadap
kinerja perusahaan, baik itu secara keseluruhan maupun sebagian.
Pejabat-pejabat tersebut diberikan motivasi dan berhak untuk
mendapatkan suatu bonus atas kinerjanya yang baik, meskipun sebagian
dari kinerja mereka tidak bisa diukur. Sebagai pendorong motivasi
tersebut, biasanya CEO akan merekomendasikan penghargaan kepada
komite dewan komisaris dengan mendasarkan pada perhitungan kinerja
yang telah dilakukan oleh masing-masing orang dan penilaian tersebut
bersifat subjektif.
Kompensasi CEO
Kompensasi CEO biasanya didiskusikan oleh komite kompensasi dewan
komisaris setelah CEO tersebut selesai melakukan presentasi mengenai
13
rekomendasi untuk kompensasi bawahannya. Presentasi yang dilakukan
menunjukkan sikap dasar CEO terhadap persentase tertentu untuk
kompensasi insentif yang akan diberikan nantinya. Pada kondisi umum,
komite kompensasi mungkin hanya menerapkan persentase yang sama
untuk kompensasi CEO tersebut. Namun, komite tersebut mungkin akan
memberi tanda-tanda penilaian berbeda untuk kinerja CEO dengan
memutuskan untuk memberikan persentase lebih tinggi atau lebih rendah.
Hal tersebut merupakan suatu tanda penting mengenai bagaimana dewan
komisaris menilai kinerja CEO.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pejabat korporat ketika
melakukan kegiatan demi kepentingan pemegang saham, yaitu:
a. Pejabat korporat tidak diperkenankan untuk menjual sahamnya.
b. Menetapkan batasan masa jabatan.
c. Melakukan evaluasi kinerja pejabat korporat secara berkala.
d. Menghindari adanya pejabat korporat yang melakukan rangkap jabatan
sebagai dewan komisaris.
14
(bonus intensif) dalam total kompensasi manajemen. Yang pertama,
perusahaan merekrut orang yang baik, membayarnya dengan baik, dan
kemudian mengharapkan kinerja yang baik.Perusahaan yang menganut
paham ini menekan pada gaji bukan bonus intensif. Hal ini disebut dengan
sistem pembayaran tetap. Paham yang kedua, perusahaan merekrut
orang yang baik, mengharapkan mereka untuk berkinerja dengan baik,
dan membayar mereka dengan baik jika kinerja mereka benar-benar
actual. Perusahaan yang menganut filosofi ini mempraktikkan pembayaran
berdasarkan kinerja, mereka menekan pada bonus intensif bukan gaji.
Perbedaan fundamental antara kedua filosofi ini muncul dari fakta bahwa
kompensasi ada lebih dahulu dan kinerja datang kemudian dalam
pembayaran tetap. Sebaliknya, kinerja ada labih dahulu kemudian
kompensdasi datang kemudian dalam pembayaran berdasarkan kinerja.
Kedua filosofi ini memiliki limplikasi motivasional yang berbeda bagi
manajer. Karena gaji adalah pendapatan yang dijamin, menekan pada gaji
dapat menekan konservatisme dan kepuasan diri. Menekan bonus intensif
di pihak lain, cenderung untuk memotivasi manajer untuk melakukan
usaha maksimum. Untuk alasan ini, banyak perusahaan menggunakan
bonus intensif untuk manajer unit.
Tingkat Batas
Suatu rencana bonus mungkin memiliki tingkat batas atas dan tingkat
batas bawah. Batas atas adalah tingkat kinerja dengan mana bonus
maksimum dicapai. Batas bawah adalah tingkat bawah dimana tidak ada
penghargaan bonus yang akan diberikan. Kedua batas tersebut dapat
menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan, ketika manajer unit
bisnis menyadari bahwa bonus maksimum telah dicapai atau tidak ada
bonus sama sekali, maka sistem bonus dapat bekerja berlawanan dengan
cita-cita perusahaan. Dari pada berusaha untuk megoptimalkan laba
diperiode-periode sekarang, manajer mungkin termotivasi untuk
menurunkan profitabilitas disatu tahun dengan melakukan pengeluaran
yang berlebihan dalam beban diskresioner untuk menciptakan suatu
peluang akan bonus yang tinggi ditahun berikutnya.
15
Dasar bonus
Bonus intensif seorang manajer unit bisnis dapat didasarkan hanya pada
total laba perusahaan atau pada unit bisnis atau campuran keduanya.
Salah satu argumen untuk meningkatkan bonus kinerja unit adalah bahwa
keputusan dan tindakan manajer tersebut lebih berdampak secara
langsung pada unit sendiri dan bukan pada unit bisnis yang lain. Tetapi,
pendekatan semacam itu dapat sangat menghambat kerja sama antarunit.
Kriteria Kinerja
1) Kriteria Keuangan
Jika unit bisnis tersebut adalah suatu pusat laba, memilih kriteria
keuangan dapat mencakup margin kontribusi, laba langsung unit
bisnis, laba unit bisnis yang dapat dikendalikan, laba sebelum pajak,
dan laba bersih. Jika unit bisnis tersebut adalah pusat investasi, maka
keputusan perlu dibuat di tiga area, yaitu: definisi laba, definisi
investasi, dan pilihan antara tingkat pengembalian atas investasi dan
eva.
2) Penyesuaian untuk Faktor-Faktor yang Tidak Dapat Dikendalikan
Selain memilih kriteria keuangan, perusahaan harus menunjukkan
penyesuaian apa yang akan mereka lakukan untuk faktor-faktor yang
tidak dapat di kendalikan. Biasanya, mereka menyesuaikan terhadap
dua jenis pengaruh. Penyesuaian yang satu menghilangkan beban
yang diakibatka oleh keputusan yang dibuat oleh eksekutif diatas
tingkat unis bisnis.
3) Manfaat dan Kekurangan Target Keuangan Jangka Pendek
Gagasan yang bagus untuk mengaitkan bonus manajer unit bisnis ke
pencapaian target keuangan tahunan. Hal itu mendorong manajer
16
untuk mencari cara baru guna melaksanakan operasi saat ini dan
menciptakan aktivitas baru guna memenihi target keuangan.
4) Mekanisme untuk Mengatasi Bias Jangka Panjang
Mekanisme intensif dapat mengatasi orientasi jangka pendek dari cita-
cita keuangan tahunan. Meskipun ini memiliki keunggulan yang jelas
dari pelunasan horizon waktu manajer.
5) Tolok Ukur untuk Perbandingan
Kinerja manajer unit bisnis dapat dinilai dengan membandingkan hasil
actual dengan anggaran laba, kinerja masa lalu, kinerja pesaing.
Praktik yang umum adalah mengevaluasi manajer unit bisnis terhadap
anggaran laba.
6) Tidak Dapat Diamatinya Tindakan Agen
Perbedaan preferensi yang terkait dengan kompensasi dan tambahan
timbul manakala principal tidak dapat dengan udah memantau
tindakan agen. Pemegang saham tidak berada dalam posisi untuk
memantau aktivitas CEO setiap harinya untuk memastikan bahwa ia
bekerja untuk kepentingan mereka.
17
itu, mendelegasikan wewenang untuk membuat keputusan kepada agen
tersebut.
18
kepercayaan dari ribuan pelanggan dalam negeri. Akan tetapi keadaan ini
tidak selalu berlaku.
Industri
Industri lemari cabinet di Amerika Serikat sangat terfragmentasi, dengan lebih
dari 5.000 produsen yang menghasilkan cabinet standar (stock cabinet),
cabinet semi pesanan (semi-custom) dan cabinet sesuai pesanan (custom
cabinet) melalui berbagai saluran distribusi. Pada tahun 1998, produsen
terbesar menguasai 15 persen pangsa pasar ini, sementara produsen
terbesar kedua hanya menguasai 7 persen. Lebih dari saparuh produsen
memperkerjakan kurang dari 10 orang.
Sejarah
Norm Stowell yang mendirikan bisnis ini pada tahun 1970, memproduksi
cabinet pertama di garasi rumah nya dengan menerapkan prinsip kualitas dan
jasa sekitar pada tahun 1992 Norm telah mengembangkan bisnis tersebut
menjadi lebih dari 100 tenaga kerja, termasuk ketujuh anaknya. Sementara
19
pendapatan perusahaan tumbuh secara substansial, laba mengalami
penurunan. Brian Stowell, salah satu putra Stowell yang terlibat di
perusahaan tersebut, mengelola penjualan pada tahun 1992 tetapi lebih
memiliki minat untuk menjalankan bisnis tersebut. Atas persetujuan saudara-
saudara kandung dan ayahnya, Brian memangku jabatan sebagai CEO pada
tahun 1993.
Perubahan Filosofi
Lingkungan kerja Crown Point serupa dengan lingkungan kerja kebanyakan
bengkel produksi skala kecil. Peningkatan penjualan, dedikasi kelompok
manajemen, dan jaringan dealer yang puas tidak menghasilkan kinerja
20
keuangan yang sehat. Beberapa karyawan loyal pada perusahaan, akan
tetapi sejumlah besar posisi dibuka untuk rekrutmen sampai empat atau lima
kali dalam satu tahun, sehingga menyebabkan rata-rata perputaran karyawan
dalam satu tahun mencapai 300 persen. Banyak karyawan menggambarkan
bahwa hubungan antara manajemen dengan karyawan adalah “mengerikan.”
Seorang karyawan mengingat “para manajer terbiasa memilik sikap
menyebalkan, seolah-olah mereka sedang menunjukkan kekuasaan mereka.
Mereka akan berdiri dibalik bahu kami dan berusaha untuk memastikan
bahwa semua pekerjaan telah dilaksanakan dengan baik. Apabila ternyata
tidak, mereka akan memberitahu Anda mengenai hal itu.”
Sikap Baru
Dengan berdiri di atas meja dilantai produksi, Brian memanggil para
karyawanan untuk mengadakan pertemuan guna menyampaikan visinya.
“Mulai hari ini,” katanya, “keadaan akan berubah. Saat ini kita
memboroskan banyak uang untuk pengerjaan ulang, dan pemborosan bahan
baku. Saya tidak menginginkan uang tersebut dikeluarkan; lebih baik uang
tersebut diberikan kepada Anda. Orang-orang meninggalkan perusahaan ini
tanpa mendapatkan manfaat pensiun. Hal ini membuat saya sedih. Saya ingin
mampu untuk memberikan hal-hal ini kepada karyawan. Mulai sekarang, jika
anda tidak memperdulikan kualitas dari awal, maka tidak ada pekerjaan yang
21
tersedia untuk Anda. Akan tetapi jika Anda peduli, maka Anda dapat bekerja
disini untuk seterusnya.”
Brian melanjutkan ke tema yang kedua: “Hari ini, perusahaan bukanlah
tempat kerja yang sangat diinginkan. Maka visi saya adalah agar suatu hari
orang-orang akan berkata kepada Anda, “Anda bekerja di Crown Point? Wow,
saya sungguh ingin bekerja di sana.”
Para karyawan merasa skeptis akan tetapi Brian meminta mereka untuk
mempercayainya. Sebagai isyarat niat baik, Brian memutuskan perusahaan
akan menyediakan donat dan kopi setiap pagi untuk makan pagi, meskipun
sebenarnya perusahaan tidak dapat menanggung biaya ini. Pengumuman
perubahan ini membawa periode restrukturisasi dan transisi yang berat.
Manajemen dengan kritis mengevaluasi para karyawan berdasarkan pada
kualitas kerja mereka dan mengurangi karyawan dari 76 menjadi 53 orang
pada tahun 1994. Selama periode itu, unit dan dolar penjualan meningkat.
22
Departemen produksi diubah strukturnya menjadi beberapa tim yang masing-
masing beranggotakan maksimum 12 orang. Rapat diselenggarakan setiap
hari untuk memfasilitasi komunikasi, menampung keluhan, mengusulkan
perbaikan kerja, dan menjadwalkan produksi. Dalam setiap rapat berkembang
suatu pola dimana hanya dua atau tiga individu yang mendominasi
pembicaraan, sedangkan sisanya tetap diam. Untuk mengatasi hal ini,
perusahaan menawarkan pelatihan komunikasi bagi seluruh karyawan dan
membagi tim-tim tersebut menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil.
Pada tahun 1994, tim-tim telah merancang lembar tinjauan rekan kerja
atau “kartu skor (scorecard).” Kartu ini digunakan untuk mengevaluasi kinerja
anggota tim dan memberikan rekomendasi kenaikan gaji sampai dengan
persentase maksimum yang telah ditetapkan manajemen. Kartu tersebut,
yang tidak pernah berubah sejak awal dikeluarkannya, sengaja dibuat bersifat
subjektif. Berbagai tingkat rincian kartu skor ditawarkan oleh karyawan, akan
tetapi ada satu hal yang tampaknya tetap sama; banyak karyawan yang
menerima kritik yang sama berulang-ulang, akan tetapi sedikit sekali yang
tidak menerima kenaikan gaji maksimum. Hasilnya adalah hamper seluruh
karyawan menerima kenaikan gaji yang sama maksimum.
Pembagian Keuntungan
Pada tahun 1997 Crown Point melembagakan sistem insentif yang dirancang
untuk mengurangi biaya tenaga kerja. Biaya tenaga kerja umumnya
merupakan 25 persen dari seluruh biaya yang dikeluarkan oleh produsen
cabinet. Brian dan Beckymengusulkan untuk membagikan penghematan
biaya tenaga kerja kepada para karyawan melalui program pembagian
23
keuntungan bersyarat (program termed gainsharing). Sistem ini bekerja
sebagai berikut :
1. Brian mengalikan angka-angka penjualan setiap bulan dengan
sekelompok persentase yang disusun berdasarkan estimasi kemapuan
perusahaan untuk membayar tenaga kerja. Angka ini digunakan untuk
menentukan jumlah bonus maksimum.
2. Dari angka ini, biaya tenaga kerja actual untuk jam kerja, regular, biaya
lembur, dan anggaran cuti karyawan dikurangkan.
3. Dana yang tersisa didistribusikan secara merata setiap bulannya sebagai
persentase di antara para karyawan berdasarkan upah yang diperoleh.
4. Setiap bulan perhitungan ini dilakukan dari awal tanpa memperdulikan
kinerja bulan sebelumnya. Setiap hari Senin sore, pertemuan
diselenggarakan guna membicarakan berbagai hal antara lain realisasi
pembagian bonus keuntungan. Lebih dari 95 persen waktu sejak
diberlakukannya sistem intensif ini bonus tersebut telah dibayarkan,
dengan rata-rata sebesar 11-20 persen dari kompensasi tahunan sejak
tahun 1997 sampai tahun 2001.
Akibat yang tidak diinginkan dari sistem pembagian keuntungan ini adalah
timbulnya rasa permusuhan pada individu-individu yang bekerja lembur.
Karena perhitungan pembagian keuntungan bedasarkan pada kinerja
perusahaan secara keseluruhan dan distribusi kepada karyawan didasarkan
pada upah yang diperoleh, akibatnya individu-individu yang bekerja lembur
menerima bagian bonus yang tidak proporsional. Pengurangan tenaga kerja
agaknya mengatasi masalah tersebut karena individu-individu yang perlu
bekerja lembur (karena pekerjaan yang belum selesai) pada akhirnya
dikeluarkan oleh anggota-anggota kelompok yang lain.
24
dibayarkan, jumlah pesanan yang tertunda selalu meningkat. Brian
menjelaskan berulang-ulang dampak jangka panjang dari pesanan yang
tertunda terhadap bisnis. Ia menjelaskan bahwa karena bisnis sangat
bergantung pada kepuasan pelanggan dan promosi dari mulut ke mulut,
adalah penting bahwa pesanan diterima dalam keadaan lengkap dan tepat
waktu. Himbauan Brian tampaknya tidak menolong.
Pada awal tahun 1998, denda sebesar $250 diterapkan pada jumlah total
bonus pembagian keuntungan atas setiap pesanan yang tertunda. Tidak ada
dampak yang terjadi, sehingga denda dinaikkan menjadi $500. Lagi-lagi
denda tersebut tidak berpengaruh secara signifkan.Akhirnya pada tahun 1999
denda tersebut dinaikkan menjadi $1.000 dan dijanjikan bagi setiap karyawan
untuk setiap minggu yang tidak mengalami pesanan yang tertunda. Frekuensi
pesanan tertunda menurun secara nyata.
Karyawan bergembira ketika suatu satu minggu berlalu tanpa ada pesanan
tertunda dan makan siang segera disajikan hampir setiap hari kamis. Akan
tetapi tidak semua karyawan bergembira, terutama karyawan di bagian depan
yang mendapat tambahan pekerjaan mengurus makan siang untuk 85 orang
setiap minggunya. Beberapa bertanya-tanya apakah makan siang mingguan
sebesar $500 adalah hal yang dapat dijustifikasi.
Kenaikan Upah
25
akhirnya akan menyebabkan mereka kehilangan pekerjaan. Brian
meyakinkan mereka bahwa uang ekstra yang dipergunakan merupakan hasil
langsung dari penghematan biaya tenaga kerja yang kontinu karena
peningkatan produktivitas dan bahwa keamanan kerja masih merupakan
prioritas.
Keselamatan Kerja
Crown Point telah lama menjadi bagian dari trust kompensasi pekerja yang
didanai dan dikelola sendiri, yang terdiri atas kelompok pilihan dari produsen-
produsen kecil. Kelompok ini mengelola asuransi kompensasi pekerja dengan
cara bekerjasama dengan Negara bagian New Hampshire. Keanggotaan
dalam kelompok tersebut menuntut catatan keselamatan kerja yang tidak
tercela dan komitmen atas praktik-praktik kerja yang aman. Sebagai
penghargaan atas catatan keselamatan kerja Crown Point, perusahaan
tersebut menikmati experience mod terendah dalam kelompok ini. Pada akhir
tahun 1992, experience mod Crown Point adalah 40 persen diatas rata-rata
Negara bagian. Pada tahun 2001 experience mod Crown Point turun menjadi
32 persen dibawah rata-rata Negara bagian.
26
Menjadi Anggota Komunitas
Pada tahun 2002 suatu komite dari karyawan Crown Point dibentuk untuk
mengumpulkan dana dari karyawan, dan perusahaan juga akan memberikan
dalam jumlah yang sama, untuk didistribusikan pada kegiatan komunitas.
Perusahaan memperoleh banyak permintaan untuk menerima penghargaan
atau pengakuan atas sokongannya terhadap komunitas. Karyawan
perusahaan yang duduk di komite tersebut bergantian menjadi wakil
perusahaan dalam menerima penghargaan-penghargaan itu.
Komunikasi
27
Crown Point tidak menderita banyak perselisihan yang biasanya menimpa
bisnis keluarga. Komunikasi antar anggota keluarga selalu berjalan dengan
baik. Brian memerhatikan meskipun banyak perubahan yang telah
dilakukannya tidak didukung ayahnya, beliau memilih untuk tidak campur
tangan dan memberikan kebebasan Brian dan Becky untuk sukses atau
gagal.
Lain-lain
Sampai tahun 1993, seperti juga produsen lemari cabinet yang di buat
berdasarkan pesanan lainnya, Crown Point menggunakan jaringan dealer
yang ekstensif (berjumlah 76 secara total) untuk menjual produknya.
Penjualan langsung kurang dari 25 persen pada tahun 1994, naik menjadi 50
persen pada tahun 1998, dan mencapai 95 persen pada tahun 2001. Alasan
terjadinya transisi ini adalah sederhana. Brian merasa bahwa margin sebesar
30 persen yang diperoleh dealer lebih baik digunakan secara internal, seperti
untuk mendanai tim desain/penjualan dan meningkatkan pemasangan iklan.
28
Tim desain menerima pesanan dari pelanggan potensial, mencari proyek dari
desainer professional dan kontrakator, menyiapkan penawaran, dan
melakukan transaksi penjualan.
Hasil
Tampaknya tujuan Brian yang dinyatakan dalam pidatonya pada tahun 1993
telah tercapai. Kualitas proses meningkat secara dramatis, menghasilkan
keuntungan produktivitas yang signifikan dan penghematan bahan baku. Hal
ini ditunjukkan oleh sikap kerja di pabrik. Salah satu wakil karyawan
menyuarakan bagaimana perasaan karyawan yang bekerja disana:
Hasil keuangan sangat solid. Penjualan meningkat lebih dari tiga kali lipat
untuk periode antara tahun 1993 dan tahun 2001. Persentase margin kotor
terhadap penjualan meningkat 6 persen dan angka ini 15 persen lebih baik
29
dari rata-rata produsen lemari cabinet di AS. Margin bersih bergerak dari titik
impas ke lebih dari 10 persen. Dan semua hal ini terjadi ketika upah pokok
(termasuk pembagian keuntungan) naik 2,5 kali lipat.
Hal yang lebih hebat lagi adalah tingkat perputaran karyawan yang turun
mendekati nol, tingkat ketidakhadiran dapat diabaikan, dan hubungan antara
manajemen dengan karyawan selalu bagus. Dengan mengalirnya pujian dari
pelanggan, masyarakat, dan karyawan, Brian bertanya-tanya apa yang
sebenarnya membuat segalanya berubah. Dapatkah sesuatu dilakukan
secara berbeda? Apakah ada cara lain untuk memperoleh hasil yang sama?
Dapatkah pengalaman Crown Point diterapkan pada lingkungan bisnis yang
berbeda? Akhirnya dengan memerhatikan bahwa meningkatnya persaingan
dari pembuat cabinet local adalah ancaman bagi bisnis ini, ia bertanya-tanya
apakah Crown Point dapat menarik keuntungan produktivitas labih jauh lagi
dari para karyawan yang sudah penuh semangat.
Bisnis Lincoln
Pengelasan merupakan cara yang utama untuk menyambung baja di
industri konstruksi. Produsen traktor dan semua jenis peralatan berat
menggunakan arc-welding secara ekstensif dalam proses manufakturnya.
Perusahaan terutama terlibat dalam produksi dan penjualan produk arc-
welding, mesin las listrik dan elektroda logam. Lincoln juga
memproduksi motor listrik yang berkisar 0.5 sampai 200 tenaga kuda.
Pabrik utama perusahaan berada di Euclid, Ohio, daerah pinggiran kota
yang terletak sebelah timur Cleveland. Pabrik Lincoln yang baru di
30
Mentor, Ohio, merupakan lokasi operasi produksi dari beberapa elektroida
yang telah dipindahkan dari pabrik utama.
31
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Salah satu tujuan manusia bekerja dalam suatu organisasi adalah untuk
memperoleh kompensasi atau balas jasa. Kompensasi adalah segala sesuatu
yang diterima baik berupa fisik maupun non fisik. Kompensasi juga berarti
seluruh imbalan yang diterima oleh seorang pekerja/karyawan atas jasa atau
hasil dari pekerjaannya dalam sebuah perusahaan dalam bentuk uang atau
barang, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan memberikan
kompensasi, organisasi dapat meningkatkan prestasi kerja, motivasi dan
kepuasan kerja karyawan.
32
kinerja yang baik.Perusahaan yang menganut paham ini menekan pada gaji
bukan bonus intensif. Hal ini disebut dengan sistem pembayaran tetap.
Paham yang kedua, perusahaan merekrut orang yang baik, mengharapkan
mereka untuk berkinerja dengan baik, dan membayar mereka dengan baik
jika kinerja mereka benar-benar actual. Perusahaan yang menganut filosofi ini
mempraktikkan pembayaran berdasarkan kinerja, mereka menekan pada
bonus intensif bukan gaji.
33
DAFTAR PUSTAKA
https://rowlandpasaribu.files.wordpress.com/2014/03/12-kompensasi manajemen.pdf
https://adoc.pub/bab-ii-tinjauan-pustaka-rerangka-pemikiran-dan-hipotesis-hub.html
https://www.online-pajak.com/tentang-pph21/pengertian-dan-jenis-kompensasi
https://www.ekrut.com/media/kompensasi-adalah
https://money.kompas.com/read/2021/09/12/132616626/apa-itu-kompensasi
http://eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2153/3/BAB%202.pdf
https://pakpahanrini.wordpress.com/2015/05/28/manajemen-kompensasi/
kompensasi-manajemen.pptx (live.com)
https://tommipradana.files.wordpress.com/2013/05/kompensasi-manajemen.pptx
34