MOTIVASI KERJA
Dosen Pengampu:
PADANGSIDIMPUAN
T.A 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT., yang mana berkat limpahan rahmat-Nya kami selaku
penulis dapat menyusun makalah yang berjudul “MANAJEMEN KOMPENSASI DAN
MOTIVASI KERJA” ini tepat pada waktunya. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. beserta keluarga dan sahabatnya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini. Semoga bantuan dari pihak yang telah mendukung kami mendapat balasan yang
setimpal dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................................
C. Tujuan Masalah.......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan..............................................................................................................
B. Saran........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam menunjukkan kinerja atau performance dari diri sendiri, amat didukung oleh
faktor kemampuan dan motivasi. Seseorang dengan kemampuan yang baik apabilatidak
dilengkapi dengan motivasi yang baik pula, terlihat seolah tidak menunjukkan adanya
produktivitas. Maka dari itu, adanya motivasi juga sama pentingnya dengan kemampuan yang
dimiliki seseorang dalam bekerja.
Manajemen sumber daya manusia mempelajari bagaimana seorang manajer mampu
mengelola karyawannya supaya memberikan produktivitasnya kepada organisasi dengan
optimal. Salah satunya dengan mempertimbangkan faktor yang dapatmemotivasi karyawan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu kompensasi dan bagaimana perannya bagi karyawan dan organisasi?
2. Bagaimana kebijakan kompensasi?
3. Apa saja macam kompensasi?
4. Apa itu motivasi dan bagaimana perannya terhadap kinerja?
5. Apa saja teori motivasi dan sumber motivasi?
6. Bagaimana teknik motivasi kerja pegawai?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk memahami konsep dan peran kompensasi bagi karyawan dan organisasi.
2. Untuk mengetahui kebijakan kompensasi.
3. Untuk mengetahui macam kompensasi.
4. Untuk memahami konsep dan peran motivasi terhadap kinerja.
5. Untuk memahami teori motivasi dan sumber motivasi.
6. Untuk memahami teknik motivasi kerja pegawai.
BAB II
PEMBAHASAN
1
Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Kencana, 2009), 197
2
Mila Badriyah, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Bandung: Pustaka Setia, 2015), 154
Kompensasi yang diberikan oleh organisasi kepada pekerjanya
terdapat dalam beberapa bentuk. Menurut Gary Dessler (203, p349-350),
membagi kompensasi kedalam tiga komponen, yakni :
Pembayaran uang secara langsung (direct financial payment) dalam
bentuk upah, gaji, insentif, komisi dan bonus. Pada dasarnya terdapat
dua dasar penentuan upah pegawai.
a. Berdasarkan waktu. Pada umurnya pegawai digaji atas
dasar waktu pelaksanaan pekerjaan, seperti karyawan
pabrik atau buruh kasar biasanya dibayar atas upah
(wages) menurut jam atau harian. Sedangkan seorang
pegawai digaji (salaried) seperti para manajer, profesional dan
administratif.
b. Upah borongan (piecework). Upah borongan mengaitkan
kompensasi secara langsungdengan jumlah produksi yang
dihasilkan karyawan. Dalam versi sederhana, upah karyawan
dihitung dari standar satuan yang dihasilkan dalam satu jam.
Pembayaran tidak langsung (indirect payment) dalam bentuk
tunjangan seperti asuransi dan liburan atas dana perusahaan.
Tunjangan ini digolongkan dalam paket kesejahteraan, dimana
paket ini diberikan kepada seluruh pegawai berdasarkan
keanggotaan mereka dalam perusahaan. Dibawah ini adalah beberapa
jenis tunjangan.
a. Tunjangan bayaran suplemen menyediakan bayaran untuk
tidak bekerja. Tunjangan ini meliputi asuransi ketunakaryaan,
uang liburan dan hari libur.
b. Tunjangan asuransi merupakan jenis lain lain dari
bentuk kesejahteraan pegawai. Pada umumnya perusahaan
membaginya kedalam bentuk asuransi jiwa dan perumah
sakitan secara berkelompok, asuransi kecelakaan dan
asuransi ketidakmampuan.
Ganjaran nonfinansial (nonfinancial rewards) seperti hal-hal yang
tidak mudah di kuantifikasi, yaitu ganjaran-ganjaran seperti
pekerjaan yang lebih menantang, jam kerja yang lebih luwes dan
kantor yang lebih bergengsi.
2. Peran Kompensasi
Secara khusus, Kheith Davis and Werther W.B (1996), menguraikan
tujuan manajemen kompensasi efektif, meliputi :
Memperoleh Personil yang berkualitas
Kompensasi yang tinggi sangat dibutuhkan untuk memberikan daya tarik
kepada para pelamar. Tingkat pembayaran harus responsif terhadap suplai dan
permintaan pasar kerja, karena para pengusaha berkompetisi untuk
mendapatkan karyawan yang diharapkan.
Menjamin keadilan
Manajemen kompensasi berupaya keras agar keadilan internal dan
eksternal terwujud. Keadilan internal mensyaratkan bahwa pembayaran
dikaitkan dengan nilai relatif sebuah pekerjaan, sehingga pekerjaan yang
sama dibayar dengan besaran yang sama. Keadilan eksternal berarti
pembayaran terhadap pekerja merupakan yang dapat di bandingkandengan
perusahaan lain di pasar kerja.
Mengendalikan biaya
Sistem kompensasi yang rasional membantu perusahaan memperoleh
dan mempertahankan para karyawan dengan biaya yang beralasan. Tanpa
manajemen kompensasi efektif, bisa jadi pekerja dibayar dibawah atau di atas
standart.
B. Kebijakan Kompensasi
Kompensasi merupakan salah satu fungsi penting dalam Manajemen Sumber Daya
Manusia. Prinsip dasar yang digunakan dalam kompensasi adalah pertukaran antara tenaga kerja
dengan perusahaan. Tenaga kerja menggunakan keterampilan, pengetahuan dan kompetensinya
untuk membantu perusahaan menyelesaikan pekerjaan guna mencapai keunggulan bersaing
dalam mewujudkan visinya. Dilain pihak perusahaan menyediakan untuk pegawainya gaji dan
tunjangan, lingkungan kerja yang nyaman, peluang untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan,
untuk membantu tenaga kerja dalam menyeimbangkan aktivitas pekerjaan dan aktivitas lainnya.
Secara garis besar kompensasi terdiri dari tiga kelompok. Pertama, adalah Cash
Compensation yaitu kompensasi yang diterima langsung oleh tenaga kerja dalam bentuk uang
(cash), seperti gaji (pokok), merit (cost of living) adjustment yaitu kenaikan gaji (pokok) yang
besarnya ditentukan berdasarkan tingkat prestasi tenaga kerja, dan incentives yaitu tunjangan
yang besarannya ditetapkan berdasarkan tingkat pencapaian kinerja individu. Kedua, adalah
Benefits yang dapat berupa income protection (premi asuransi), work/life focus yaitu program
yang dilaksanakan perusahaan untuk membantu agar tenaga kerja dapat menyeimbangkan atau
mengintegrasikan antara tanggung jawab pekerjaan dan kehidupan pribadi/keluarga (seperti:
program konseling), allowances atau fasilitas (seperti: fasilitas perumahan, kendaraan). Ketiga,
adalah Rational Return yang berupa recognition & status, employment security, learning
opportunity dan challenging work.
Sistem kompensasi yang baik harus dapat menciptakan keadilan baik dilihat dari sisi
tenaga kerja maupun sisi manajemen. Tenaga kerja menilai bahwa kompensasi yang diterima
sebanding dengan tanggung jawab atas pekerjaannya, dan perusahaan menilai bahwa kontribusi
tenaga kerja terhadap pencapaian sasaran perusahaan cukup memadai, sebanding dengan
kompensasi yang dibayar perusahaan. Disamping itu, kompensasi juga harus dapat menarik
(attract) calon tenaga kerja untuk bergabung menjadi tenaga kerja perusahaan dan mendorong
tenaga kerja termotivasi untuk bekerja dengan baik, sehingga dapat memberikan kontribusi yang
optimal.
Oleh karena itu agar diperoleh sistem yang baik, sistem kompensasi perlu dirancang
dengan cermat dan mempertimbangkan banyak hal.
Patton menyarankan bahwa dalam menetapkan kebijakan kompensasi perlu
memperhatikan beberapa kriteria dibawah ini:
1. Adequate
Kompensasi harus memenuhi unsur kepantasan. Sistem kompensasi yang baik harus
dinilai pantas oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Sekurang-kurangnya ada tiga pihak yang
berkepentingan dalam menentukan kepantasan sistem kompensasi yaitu pemerintah, manajemen
dan tenaga kerja. Oleh karena itu, dalam proses penetapan kebijakan dan besaran kompensasi,
manajemen atau perusahaan tidak dapat bertindak sepihak dengan hanya memperhatikan
kepentingan perusahaan. Disamping memperhatikan kepentingan perusahaan seperti kemampuan
keuangan perusahaan, manajemen juga harus mempertimbangkan kebijakan pemerintah.
2. Equitable
Kompensasi harus memenuhi unsur keadilan. Yang dimaksud adalah dalam sistem
kompensasi setiap tenaga kerja harus diperlakukan secara adil (fair). Setiap tenaga kerja harus
dibayar sesuai atau sebanding dengan tanggung jawab dan kontribusinya.
3. Balanced
Sebagaimana dijelaskan diatas, kompensasi dapat terdiri dari beberapa unsur seperti
gaji pokok, insentif, bonus dan lain-lain. Antara masing-masing unsur kompensasi tersebut perlu
keseimbangan. Maksudnya, perbandingan antara gaji, benefits dan bonus harus proporsional.
Gaji minimal yang merupakan penghasilan tetap (bulanan) perlu mengacu kepada ketentuan dari
yang berwenang setempat. Besaran benefit dan unsur kompensasi lainnya ditetapkan sebanding
dengan gajinya.
4. Cost effective
Besaran kompensasi yang dibayarkan kepada tenaga kerja tidak boleh terlalu tinggi,
sehingga melebihi kemampuan keuangan perusahaan. Demikian juga sebaiknya, perusahaan
tidak boleh membayar kompensasi kepada tenaga kerjanya terlelu rendah.
5. Secure
Kompensasi harus dapat menjadikan tenaga kerja merasa aman dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Sekurang-kurangnya kompensasi yang dibayarkan kepada tenaga kerja
harus mampu memenuhi kebutuhan pokok (basic need) tenaga kerja dan keluarganya. Dalam
menentukan besaran kompensasi, perusahaan perlu mempertimbangkan ketentuan upah minimal
yang ditetapkan pemerintah.
6. Incentif providing
Dalam sistim kompensasi perlu terdapat komponen insentif yang dapat dijadikan alat
untuk mendorong motivasi dan meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Komponen ini
dibayarkan sesuai dengan tingkat pencapaian kinerja tenaga kerja yang bersangkutan.
C. Macam Kompensasi
Hasibuan (2005;118), mendefenisikan penegrtian kompensasi sebagai semua
pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung, yang diterima karyawan
sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan.3
1. Kompensasi finansial
Upah
Bonus
Insentif
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kompensasi adalah imbalan jasa kepada karyawan karena karyawan tersebut telah
memberi bantuan atau sumbangan untuk mencapai tujuan perusahaan. Serta kompensasi
tambahan finansial atau non finansial yang diberikan berdasarkan kebijaksanaan perusahaan
terhadap semua karyawan dan usaha meningkatkan kesejahteraan mereka seperti tunjangan hari
raya dan uang pensiun. tujuan pemberian kompensasi (balas jasa) adalah antara lain : Ikatan
Kerja Sama, dengan pemberian kompensasi maka terjalinlah ikatan kerja sama formal antara
majikan dengan bawahan, di mana karyawan harus mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik,
sedang pengusaha atau majikan wajib membayar kompensasi itu sesuai dengan perjanjian yang
disepakati.
Motivasi pada dasarnya adalah proses untuk mencoba mempengaruhi seseorang agar
melakukan yang kita inginkan. Dengan kata lain adalah dorongan dari luar terhadap seseorang
agar mau melaksanakan sesuatu. Dengan dorongan (driving force) disini dimaksudkan desakan
yang alami untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan hidup, dan kecendrungan untuk
mempertahankan hidup. Kunci yang terpenting untuk itu tak lain adalah pengertian yang
mendalam tentang manusia.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA