Anda di halaman 1dari 15

KEMISKINAN DAN KESENJANGAN

Disusun Oleh Kelompok 5:

Siti Nuraini 1940200026

Pilda Sabrina 1940200010

Herlina Rizkyana 1940200022

Dosen Pengampu:

Zulaika Matondang, S.Pd., M.Si.

PRODI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PADANGSIDIMPUAN

T.A 2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita
kesehatan dan kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami ini yang
berjudul “Kemiskinan dan Kesenjangan” dengan tepat waktu. Dan tidak lupa pula
sholawat bertangkaikan salam keruh junjungan kita Nabi Muhammad Saw yang syafaat
beliaulah yang kita harapkan di akhirat kelak.

Dengan adanya makalah ini, kami berharap dapat menambah wawasan serta
pengetahuan para pembaca makalah ini. Dan kami juga berharap materi dalam makalah
kami ini bermanfaat bagi kita semua.

Dalam makalah kami ini, kami sadar bahwa banyak terdapat kesalahan baik
dalam penulisan, maupun bahasa yang kami gunakan dalam hal lainnya. Jadi kami
berharap para pembaca bisa ataupun mau memberikan kritikan dan saran atas makalah
kami ini. Agar kami bisa memperbaikinya di makalah yang lainnya.

Padangsidimpuan, 05 Maret 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................................
C. Tujuan Masalah.......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kemiskinan dan Kesenjangan...............................................................
B. Penyebab Kemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan..............................................
C. Jenis-jenis Kemiskinan............................................................................................
D. Dampak Kemiskinan dan Kesenjangan (Gini Rasio)..............................................
E. Solusi Untuk Mengatasi Kemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan......................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Indonesia dikenal sebagai negara agraris atau yang biasa dikenal sebagai
negara yang sebagian besar penduduknya bergerak dalam bidang pertanian. Dalam
Pembukaan UUD 1945 mengamanatkan pemerintah Indonesia agar memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun dalam kenyataannya
pemerintah tidak memiliki dukungan terhadap kaum miskin.
Kemiskinan merupakan problematika kemanusiaan yang mendunia dan hingga
kini masih menjadi isu sentral di belahan bumi manapun. Selain bersifat laten dan aktual,
kemiskinan adalah penyakit sosial ekonomi yang tidak hanya dialami oleh negara-negara
berkembang juga negara maju seperti Inggris dan Amerika Serikat. Jika kita lihat dari
dampak yang yang ditimbulkan oleh korupsi ini, hampir semua lapisan masyarakat
merasakannya.
Bagi kalangan pengusaha korupsi menyebabkan persaingan yang tidak kompetitif
antar pengusaha karena semua proses harus melalui uang pelicin dan membutuhkan
waktu yang lama. Bagi masyarakat bawah korupsi justru menimbulkan biaya hidup yang
lebih tinggi, harga-harga menjadi mahal akhirnya muncul banyak pengemis,
Pengangguran, pemerasan, hingga pembunuhan yang sumber utamanya adalah uang,
hanya satu alasan untuk hidup dan munculnya Undang-Undang Korupsi Undang Komisi
Pemberantasan Korupsi bisa dijalankan dengan baik. Namun pada kinerja KPK ini belum
memuaskan publik, karena banyak kasus korupsi yang penanganannya belum tuntas.
Diantaranya kasus korupsi pajak dan kasus yang dialami dari beberapa anggota
Partai Demokrat belakangan ini. Pada hal ini mencoba memaparkan kemiskinan di
Negara Indonesia. Kemiskinan merupakan hal yang kompleks kerana menyangkut
berbagai macam aspek seperti hak untuk memenuhinya pangan, kesehatan, pendidikan,
pekerjaan dan sebagainya. Agar kemiskinan di Indonesia dapat meningkat diperlukan
dukungan dan kerja sama dari pihak masyarakat dan keseriusan pemerintah dalam
menangani masalah ini. Kemiskinan merupakan masalah multidimensi dan lintas sektor
yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling hal yang menyenangkan , antara lain:
tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan, akses terhadap barang dan jasa, lokasi,
geografis, jenis kelamin,dan kondisi lingkungan.
Bila kita melihat sebenarnya kesejahteraan itu milik pemerintah, atau para
pegawai negeri dan orang-orang yang bergerak dalam organisasi pemerintah tingkat atas
dan Kemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan sebagian besar juga bagi para pengusaha -
pengusaha yang ruang lingkupnya besar. Golongan orang-orang kelas atas inilah yang
akan selalu menjadi penguasa, dan monopoli terhadap golongan kelas menengah ke
bawah.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari kemiskinan dan kesenjangan?
2. Apa saja penyebab kemiskinan dan kesenjangan pendapatan?
3. Apa saja jenis-jenis kemiskinan?
4. Apa saja dampak kemiskinan dan kesenjangan?
5. Bagaimana solusi untuk mengatasi kemiskinan dan kesenjangan pendapatan?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari kemiskinan dan kesenjangan
2. Untuk mengetahui penyebab kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
3. Untuk mengetahui jenis-jenis kemiskinan
4. Untuk mengetahui dampak kemiskinan dan kesenjangan
5. Untuk mengetahui dan memahami solusi untuk mengatasi kemiskinan dan
kesenjangan pendapatan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kemiskinan Dan Kesenjangan


1. Pengertian Kemiskinan
Pengertian kemiskinan adalah suatu kondisi dimana seseorang tidak mampu
untuk memenuhi kebutuhan dasarnya seperti pangan, sandang, tempat tinggal,
pendidikan, dan kesehatan yang layak.
a) Secara kuantitatif, kemiskinan merupakan suatu keadaan dimana taraf hidup
manusia serba kekurangan atau “tidak memiliki harta beda.
b) Sedangkan secara kualitati, pengertian kemiskinan adalah keadaan hidup
manusia yang tidak layak.

Kemiskinan sangat berhubungan dengan masalah kesejahteraan masyarakat


dan menjadi tingkat minimum yang didapatkan berdasarkan standar hidup masyarakat
di suatu negara.1 Kemiskinan sudah menjadi masalah global, dimana setiap negara
memiliki anggota masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan.
Menurut Hall dan Midgley pengertian kemiskinan adalah kondisi deprivasi
materi dan sosial yang menyebabkan individu hidup di bawah standar kehidupan yang
layak, atau kondisi di mana individu mengalami deprivasi relatif dibandingkan dengan
individu yang lainnya dalam masyarakat.
Menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), arti
kemiskinan adalah situasi serba kekurangan karena keadaan yang tidak dapat dihindari
oleh seseorang dengan kekuatan yang dimilikinya.
Kesenjangan pendapatan dapat diartikan sebagai perbedaan kemakmuran
ekonomi antara yang kaya dengan yang miskin. Hal ini tercermin dari perbedaan
pendapatan.

1
Kuswanto, Kemiskinan dan kesenjangan. (Jakarta,2018). Hlm 115.
2. Pengertian Kesenjangan Pendapatan
Masalah kesenjangan pendapatan sering juga diikhtisarkan, bahwa pendapatan
riil dari yang kaya terus bertambah sedangkan yang miskin terus berkurang. Ini berarti
bahwa pendapatan riil dari yang kaya tumbuh lebih cepat dari pada yang miskin.
Jadi disimpulkan bahwa kesenjangan pendapatan adalah perbedaan jumlah
pendapatan yang diterima masyarakat sehingga mengakibatkan perbedaan pendapatan
yang lebih besar antar golongan dalam masyarakat tersebut. Akibat dari perbedaan itu
maka akan terlihat kesenjangan yaitu yang kaya akan semakin kaya dan sebaliknya
yang miskin akan semakin terpuruk. Menurut Myrdall, ketimpangan pendapatan
terjadi karena kuatnya dampak balik dan lemahnya dampak sebar di negara-negara
berkembang.
Apabila kita menganalisa faktor-faktor yang menentukan tentang pemerataan
penghasilan yang timpang adalah pemerataan kekayaan atau harta yang produktif. dan
menghasilkan seperti tanah dan modal dalam segmen-segmen yang berbeda dalam
masyarakat dunia ketiga yang pada umumnya menyebabkan perbedaan penghasilan
yang besar sekali antara yang kaya dan miskin atau antara golongan dan lapisan
masyarakat.2 Menurut Parvez Hasan, ketimpangan pendapatan dapat menyebabkan
kesempatan untuk memperoleh atau memenuhi kebutuhan pokok semakin kecil.
B. Penyebab Kemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan
a. Penyebab Kemiskinan Di Indonesia
1. Laju Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk Indonesia terus meningkatdi setiap 10 tahun menurut
hasil sensus penduduk. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) di tahun 1990
Indonesia memiliki 179 juta lebih penduduk.Kemudian di sensus penduduk tahun
2000 penduduk meningkat sebesar 27 juta penduduk atau menjadi 206 juta jiwa.
dapat diringkaskan pertambahan penduduk Indonesia persatuan waktu adalah
sebesar setiap tahun bertambah 2,04 juta orang pertahun atau, 170 ribu orang
perbulan atau 5.577 orang perhari atau 232 orang perjam atau 4 orang permenit.
Banyaknya jumlah penduduk ini membawa Indonesia menjadi negara ke-4
terbanyak penduduknya setelah China, India danAmerika. Hasil sensus penduduk
2
Selo Soemarjan, Kemiskinan Struktural : Suatu Bunga Rampai. Yayasan Ilmu ilmu Sosial.
(Jakarta:2018).Hlm 29
pada tahun 2020 mencatat jumlah penduduk sebesar 270,20 juta jiwa penduduk
hasil SP2020 bertambah 32,56 juta jiwa dibandingkan hasil SP2010. Laju
pertumbuhan penduduk pertehun selama 2010 – 2020 rata – rata sebesar 1,25
persen, dibandingkan priode 200 – 2010 yang sebesar 1,49 persen.
Meningkatnya jumlah penduduk membuat Indonesia semakin terpuruk dengan
keadaan ekonomi yang belum mapan. Jumlah penduduk yang bekerja tidak
sebanding dengan jumlah beban ketergantungan.3 Penghasilan yang minim
ditambah dengan banyaknya beban ketergantungan yang harus ditanggung
membuat penduduk hidup di bawah garis kemiskinan.
2. Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja dan Pengangguran.
Secara garis besar penduduk suatu negara dibagi menjadi dua yaitu tenaga
kerja dan bukan tenaga kerja, yang tergolong sebagai tenaga kerja ialah penduduk
yang berumur didalam batas usia kerja. Batasan usia kerja berbeda-beda disetiap
negara yang satudengan yang lain. Batas usia kerja yang dianut oleh Indonesia ialah
minimum 10tahun tanpa batas umur maksimum. Jadi setiap orang atau semua
penduduk.
3. Distribusi Pendapatan dan Pemerataan Pembangunan
Distribusi pendapatan nasional mencerminkan merata atau timpangnya
pembagianhasil pembangunan suatu Negara di kalangan penduduknya.
Kriteriaketidakmerataan versi Bank Dunia didasarkan atas porsi pendapatan
nasional yang dinikmati oleh tiga lapisan penduduk, yakni 40% penduduk
berpendapatan rendah(penduduk miskin); 40% penduduk berpendapatan menengah;
serta 20% penduduk berpemdapatan tertinggi (penduduk terkaya). Ketimpangan
dan ketidak merataandistribusi dinyatakan parah apabila 40% penduduk
berpendapatan rendahmenikmati kurang dari 12 persen pendapatan nasional.
4. Tingkat Pendidikan Yang Rendah
Rendahnya kualitas penduduk juga merupakan salah satu penyebab kemiskinan
di suatu Negara Ini disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan dan tingkat
pengetahuan tenaga kerja. Untuk adanya perkembangan ekonomi terutama industri,

3
kemiskinan dan kesenjangan pendapatan di Indonesia perekonomian indonesia.
https://www.academia.edu/37683419/Makalah_Kemiskinan_dan_Kesenjangan_Pendapatan_di_Indone
sia_PEREKONOMIAN_INDONESIA. (Diakses pada 4 Maret 2022, pukul 20.00)
jelas sekali dibuthkan lebih banyak teanga kerja yang mempunyai skill atau paling
tidak dapat membaca dan menulis. Menurut Schumaker pendidikan merupakan
sumber daya yang terbesar manfaatnya di banding kan faktor - faktor produksi lain.
5. Kurangnya Perhatian Dari Pemerintah
Pemerintah yang kurang peka terhadap laju pertumbuhan masyarakat miskin
dapat menjadi salah satu faktor kemiskinan.Pemerintah tidak dapat memutuskan
kebijakan yang mampu mengendalikan tingkatkemiskinan di negaranya. Sedangkan
pengangguran terjadi di sebabkan karena kurangnya lapangan pekerjaan yang
tersedia. Selain itu kurangnya skill juga sangan berpengaruh pada kualitas seorang
manusia. Manusia yang mempunyai skill rendah cenderung tidak mempunyai
keterampilan sehingga tidak bisa di gunakan dan menjadi pengangguran.
b. Penyebab Kesenjangan Pendapatan
Penyebab kesenjangan pendapatan yang terjadi di Indonesia yakni akibat
kurang diperhatikannya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Kesenjangan
pendapatan menyebabkan gini ratio atau tingkat ketimpangan pengeluaran
masyarakat di Indonesia masih relatif tinggi. pertumbuhan ekonomi yang tinggi
tidak akan ada artinya jika pemerataan pendapatan tidak terdistribusi dengan baik.
Dengan kata lain bahwa kesejahteraan hanya dirasakan oleh segelintir kalangan
saja.
Oleh karena itu, semua pihak harus untuk turut serta dalam upaya
pemberdayaan dan pengembangan para pelaku UMKM di Tanah Air melalui
berbagai cara. Salah satunya mengembangkan skema kredit usaha rakyat (KUR)
untuk para pelaku usaha mikro dengan suku bunga 9 persen per tahun.
Faktor lain yang mengakibatkan terjadinya kesenjangan atau ketimpangan
pendapatan adalah :
1) Menurunnya pendapatan per kapita.
2) Ketidak merataan pembangunan antar daerah.
3) Rendahnya mobilitas sosial.
4) Pencemaran Lingkungan Alam.

C. Jenis – Jenis Kemiskinan


1. Kemiskinnann Relatif
Kemiskinan relatif merupakan kondisi miskin karena pengaruh kebijakan
pembangunan yang belum mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat sehingga
menyebabkan ketimpangan distribusi pendapatan. Standar minimum disusun
berdasarkan kondisi hidup suatu negara pada waktu tertentu dan perhatian terfokus pada
golongan penduduk termiskin, misalnya 20 persen atau 40 persen lapisan terendah dari
total penduduk yang telah diurutkan menurut pendapatan pengeluaran. Kelompok ini
merupakan penduduk relatif miskin. Dengan demikian, ukuran kemiskinan relatif sangat
tergantung pada distribusi pendapatan/ pengeluaran penduduk sehingga dengan
menggunakan definisi ini berarti ”orang miskin selalu hadir bersama kita”.
Kenyataannya, negara kaya mempunyai garis kemiskinan relatif yang lebih
tinggi dari pada negara miskin seperti pernah dilaporkan oleh Ravallion (1998). Paper
tersebut menjelaskan mengapa, misalnya, angka kemiskinan resmi (official figure) pada
awal tahun 1990-an mendekati 15 persen di Amerika Serikat dan juga mendekati 15
persen di Indonesia (negara yang jauh lebih msikin). Artinya, banyak dari mereka yang
dikategorikan miskin di Amerika Serikat akan dikatakan sejahtera menurut standar
Indonesia.
Ketika negara menjadi lebih kaya (sejahtera), negara tersebut cenderung
merevisi garis kemiskinannya menjadi lebih tinggi, dengan pengecualian Amerika
Serikat, dimana garis kemiskinan pada dasarnya tidak berubah selama hampir empat
dekade. Misalnya Uni Eropa umumnya mendefinisikan penduduk miskin adalah mereka
yang mempunyai pendapatan perkapita di bawah 50 persen dari media (rata-rata)
pendapatan. Ketika median/ rata-rata pendapatan meningkat, garis kemiskinan relatif
juga meningkat.
Untuk mengidentifikasi dan menentukan sasaran penduduk miskin, maka garis
kemiskinan relatif cukup untuk digunakan, dan perlu disesuaikan terhadap tingkat
pembangunan negar secara keseluruhan. Garis kemiskinan relatif tidak dapat dipakai
untuk membandingkan tingkat kemiskinan antar negara dan waktu karena tidak
mencerminkan tingkat kesejahteraan yang sama.

2. Kemiskinan Absolut
Ditentukan berdasarkan ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan dasar
minimum seperti pangan, perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan yang
diperlukan untuk bisa hidup dan bekerja. Kebutuhan dasar minimum diterjemahkan
sebagai ukuran finansial dalam bentuk uang dan nilainya dikenal dengan istilah garis
kemiskinan. Penduduk yang memiliki rata - rata pendapatan/ pengeluaran per kapita per
bulan di bawah garis kemiskinan digolongkan sebagai penduduk miskin.
Garis kemiskinan absolut tetap (tidak berubah) dalam hal standar hidup
sehingga garis kemiskinan absolut dapat membandingkan kemiskinan secara umum.
Garis kemiskinan absolut sangat penting jika seseorang ingin menilai efek dari
kebijakan anti kemiskinan antar waktu, atau memperkirakan dampak dari suatu proyek
terhadap kemiskinan (misalnya, pemberian kredit skala kecil).
Angka kemiskinan akan terbanding anatar satu negara dengan negara lain
hanya jika garis kemiskinan absolut yang sama digunakan di kedua negara tersebut.
World Bank menghitung garis kemiskinan absolut dengan menggunakan pengeluaran
konsumsi yang dikonversi ke dalam PPP (Purchasing Power Parity/ Paritas Daya Beli).
Tujuannya adalah untuk membandingkan tingkat kemiskinan antar negara. Hal ini
bermanfaat dalam menentukan kemana menyalurkan sumber finansial (dana) yang ada,
juga dalam menganalisis kemajuan dalam memerangi kemiskinan.
Pendapatan perkapita yang tinggi sama sekali bukan merupakan jaminan tidak
adanya kemiskinan absolut dalam jumlah yang besar. Hal ini mengingat besar atau
kecilnya porsi atau bagian pendapatan yang diterima oleh kelompok-kelompok
penduduk yang paling miskin tidak sama untuk masing-masing negara, sehingga
mungkin saja suatu negara dengan pendapatan per kapita yang tinggi justru mempunyai
persentase penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan internasional yang lebih
besar dibandingkan dengan suatu negara yang pendapatan per kapitanya lebih rendah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan tersebut antara lain struktur pertumbuhan
ekonomi yang berlangsung di negara yang bersangkutan, berbagai pengaturan politik
dan kelembagaan yang dalam prakteknya ikut menentukan pola-pola distribusi
pendapatan nasional.

D. Dampak Kemiskinan Dan Kesenjangan (Gini Rasio)


Dampak dari kemiskinan terhadap masyarakat umumnya begitu banyak
dan kompleks, antara lain:
1. Pengangguran. Dengan banyaknya pengangguran berarti banyak masyarakat tidak
memiliki penghasilan karena tidak bekerja. Karena tidak bekerja dan tidak
memiliki penghasilan mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan pangannya.
Secara otomatis pengangguran telah menurunkan daya saing dan beli masyarakat.
Sehingga, akan memberikan dampak secara langsung terhadap tingkat
pendapatan, nutrisi, dan tingkat pengeluaran rata-rata. Meluasnya pengangguran
sebenarnya bukan saja disebabkan rendahnya tingkat pendidikan seseorang.
Tetapi, juga disebabkan kebijakan pemerintah yang terlalu memprioritaskan
ekonomi makro atau pertumbuhan.
2. Kekerasan. Sesungguhnya kekerasan yang marak terjadi akhir-akhir ini
merupakan efek dari pengangguran. Karena seseorang tidak mampu lagi mencari
nafkah melalui jalan yang benar dan halal. Ketika tak ada lagi jaminan bagi
seseorang dapat bertahan dan menjaga keberlangsungan hidupnya maka jalan
pintas pun dilakukan. Misalnya, merampok, menodong, mencuri, atau menipu
[dengan cara mengintimidasi orang lain] di atas kendaraan umum dengan berpura-
pura kalau sanak keluarganya ada yang sakit dan butuh biaya besar untuk operasi.
Sehingga dengan mudah ia mendapatkan uang dari memalak.
3. Pendidikan. Tingkat putus sekolah yang tinggi merupakan fenomena yang terjadi
dewasa ini. Mahalnya biaya pendidikan membuat masyarakat miskin tidak dapat
lagi menjangkau dunia sekolah atau pendidikan. Jelas mereka tak dapat
menjangkau dunia pendidikan yang sangat mahal itu. Sebab, mereka begitu
miskin. Untuk makan satu kali sehari saja mereka sudah kesulitan. Tingginya
tingkat putus sekolah berdampak pada rendahya tingkat pendidikan seseorang.
Dengan begitu akan mengurangi kesempatan seseorang mendapatkan pekerjaan
yang lebih layak. Ini akan menyebabkan bertambahnya pengangguran akibat tidak
mampu bersaing di era globalisasi yang menuntut keterampilan di segala bidang.
4. Kesehatan. Seperti kita ketahui, biaya pengobatan sekarang sangat mahal. Hampir
setiap klinik pengobatan apalagi rumah sakit swasta besar menerapkan tarif atau
ongkos pengobatan yang biayanya melangit. Sehingga, biayanya tak terjangkau
oleh kalangan miskin.
5. Konflik sosial bernuansa SARA. Tanpa bersikap munafik konflik SARA muncul
akibat ketidakpuasan dan kekecewaan atas kondisi miskin yang akut. Hal ini
menjadi bukti lain dari kemiskinan yang kita alami. M Yudhi Haryono menyebut
akibat ketiadaan jaminan keadilan “keamanan” dan perlindungan hukum dari
negara, persoalan ekonomi-politik yang obyektif disublimasikan ke dalam
bentrokan identitas yang subjektif.

E. Solusi Untuk Mengatasi Kemiskinan Dan Kesenjangan Pendapatan


1) Memperhatikan sektor umkm
2) Kebijakan anti kemiskinan

Untuk mendukung strategi yang tepat dalam memerangi kemiskinan


diperlukan intervensi – intervensi pemerintah yang sesuai dengan sasaran atau
tujuan perantaranya dapat dibagi menurut waktu, yaitu :
Intervensi jangka pendek, berupa :
Pembangunan sektor pertanian, usaha kecil, membuka lapangan
pekerjaan, dan ekonomi pedesaan Manajemen lingkungan dan SDA
Pembangunan transportasi, komunikasi, energi dan keuangan Peningkatan ke ikut
sertaan masyarakat sepenuhnya dalam pembangunan Peningkatan proteksi social.
Intervensi jangka menengah dan panjang, berupa :
1) Pembangunan/penguatan sektor usaha
2) Kerjsama regional
3) Manajemen pengeluaran pemerintah (APBN) dan administrasi
4) Desentralisasi
5) Pendidikan dan kesehatan
6) Penyediaan air bersih dan pembangunan perkotaan
7) Pembagian tanah pertanian yang merata
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari masalah kemiskinan diatas kita bisa menyimpulkan bahwa kemiskinan dapat
diatasi dengan cara menambah lapangan pekerjaan, meningkatkan akses masyarakat
miskin terhadap pelayanan dasar, memberikan pelatihan wirausaha kepada masyarakat, dan
memberi bantuan kepada masyarakat miskin.
Kesenjangan ekonomi adalah terjadinya ketimpangan dalam distribusi pendapatan
antara kelompok masyarakat berpenghasilan tinggi dan kelompok masyarakat
berpenghasilan rendah.
Kesenjangan dapat di atasi dengan cara mengutamakan pendidikan, menciptakan
lapangan pekerjaan dan meminimaliskan kemiskinan, meminimaliskan KKN dan
memberantas korupsi dalam upaya meningkatkan kesejahteraan, serta meningkatkan
sistem keadilan di Indonesia dan melakukan pengawasan ketat kepada mafia hukum.
DAFTAR PUSTAKA
Diglibi.Unila.ac.id/Pengertian Kesenjangan Pendapatan. 27 Oktober 2018.
Republika.com/ Media Indonesi/solusi kemiskinan dan kesenjangan di indonesia.
27 Oktober 2018.
Kuswanto.Staff.Gunadarma.ac.id/Kemiskinan dan kesenjangan. 27 Oktober 2018.
BPS.Com/Laju kemiskinan dan kesenjangan. 27 Oktober 2018.
Beritasato.com/Kemiskinan di Indonesia. 27 Oktober 2018.
Maxmanreo.com/Jenis-Jenis Kemiskinan. 27 Oktober 2018.
kemiskinan dan kesenjangan pendapatan di Indonesia perekonomian indonesia.
https://www.academia.edu/37683419/Makalah_Kemiskinan_dan_Kesenjangan_Pendapa
tan_di_Indonesia_PEREKONOMIAN_INDONESIA. (Diakses pada 4 Maret 2022, pukul
20.00)
Psychologymania.com/Penyebab kemiskinan. 27 Oktober 2018.

Anda mungkin juga menyukai