Dosen Pengampu:
T.A 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita
kesehatan dan kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami ini yang
berjudul “Kemiskinan dan Kesenjangan” dengan tepat waktu. Dan tidak lupa pula
sholawat bertangkaikan salam keruh junjungan kita Nabi Muhammad Saw yang syafaat
beliaulah yang kita harapkan di akhirat kelak.
Dengan adanya makalah ini, kami berharap dapat menambah wawasan serta
pengetahuan para pembaca makalah ini. Dan kami juga berharap materi dalam makalah
kami ini bermanfaat bagi kita semua.
Dalam makalah kami ini, kami sadar bahwa banyak terdapat kesalahan baik
dalam penulisan, maupun bahasa yang kami gunakan dalam hal lainnya. Jadi kami
berharap para pembaca bisa ataupun mau memberikan kritikan dan saran atas makalah
kami ini. Agar kami bisa memperbaikinya di makalah yang lainnya.
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................................
C. Tujuan Masalah.......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kemiskinan dan Kesenjangan...............................................................
B. Penyebab Kemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan..............................................
C. Jenis-jenis Kemiskinan............................................................................................
D. Dampak Kemiskinan dan Kesenjangan (Gini Rasio)..............................................
E. Solusi Untuk Mengatasi Kemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan......................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Indonesia dikenal sebagai negara agraris atau yang biasa dikenal sebagai
negara yang sebagian besar penduduknya bergerak dalam bidang pertanian. Dalam
Pembukaan UUD 1945 mengamanatkan pemerintah Indonesia agar memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun dalam kenyataannya
pemerintah tidak memiliki dukungan terhadap kaum miskin.
Kemiskinan merupakan problematika kemanusiaan yang mendunia dan hingga
kini masih menjadi isu sentral di belahan bumi manapun. Selain bersifat laten dan aktual,
kemiskinan adalah penyakit sosial ekonomi yang tidak hanya dialami oleh negara-negara
berkembang juga negara maju seperti Inggris dan Amerika Serikat. Jika kita lihat dari
dampak yang yang ditimbulkan oleh korupsi ini, hampir semua lapisan masyarakat
merasakannya.
Bagi kalangan pengusaha korupsi menyebabkan persaingan yang tidak kompetitif
antar pengusaha karena semua proses harus melalui uang pelicin dan membutuhkan
waktu yang lama. Bagi masyarakat bawah korupsi justru menimbulkan biaya hidup yang
lebih tinggi, harga-harga menjadi mahal akhirnya muncul banyak pengemis,
Pengangguran, pemerasan, hingga pembunuhan yang sumber utamanya adalah uang,
hanya satu alasan untuk hidup dan munculnya Undang-Undang Korupsi Undang Komisi
Pemberantasan Korupsi bisa dijalankan dengan baik. Namun pada kinerja KPK ini belum
memuaskan publik, karena banyak kasus korupsi yang penanganannya belum tuntas.
Diantaranya kasus korupsi pajak dan kasus yang dialami dari beberapa anggota
Partai Demokrat belakangan ini. Pada hal ini mencoba memaparkan kemiskinan di
Negara Indonesia. Kemiskinan merupakan hal yang kompleks kerana menyangkut
berbagai macam aspek seperti hak untuk memenuhinya pangan, kesehatan, pendidikan,
pekerjaan dan sebagainya. Agar kemiskinan di Indonesia dapat meningkat diperlukan
dukungan dan kerja sama dari pihak masyarakat dan keseriusan pemerintah dalam
menangani masalah ini. Kemiskinan merupakan masalah multidimensi dan lintas sektor
yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling hal yang menyenangkan , antara lain:
tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan, akses terhadap barang dan jasa, lokasi,
geografis, jenis kelamin,dan kondisi lingkungan.
Bila kita melihat sebenarnya kesejahteraan itu milik pemerintah, atau para
pegawai negeri dan orang-orang yang bergerak dalam organisasi pemerintah tingkat atas
dan Kemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan sebagian besar juga bagi para pengusaha -
pengusaha yang ruang lingkupnya besar. Golongan orang-orang kelas atas inilah yang
akan selalu menjadi penguasa, dan monopoli terhadap golongan kelas menengah ke
bawah.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari kemiskinan dan kesenjangan?
2. Apa saja penyebab kemiskinan dan kesenjangan pendapatan?
3. Apa saja jenis-jenis kemiskinan?
4. Apa saja dampak kemiskinan dan kesenjangan?
5. Bagaimana solusi untuk mengatasi kemiskinan dan kesenjangan pendapatan?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari kemiskinan dan kesenjangan
2. Untuk mengetahui penyebab kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
3. Untuk mengetahui jenis-jenis kemiskinan
4. Untuk mengetahui dampak kemiskinan dan kesenjangan
5. Untuk mengetahui dan memahami solusi untuk mengatasi kemiskinan dan
kesenjangan pendapatan
BAB II
PEMBAHASAN
1
Kuswanto, Kemiskinan dan kesenjangan. (Jakarta,2018). Hlm 115.
2. Pengertian Kesenjangan Pendapatan
Masalah kesenjangan pendapatan sering juga diikhtisarkan, bahwa pendapatan
riil dari yang kaya terus bertambah sedangkan yang miskin terus berkurang. Ini berarti
bahwa pendapatan riil dari yang kaya tumbuh lebih cepat dari pada yang miskin.
Jadi disimpulkan bahwa kesenjangan pendapatan adalah perbedaan jumlah
pendapatan yang diterima masyarakat sehingga mengakibatkan perbedaan pendapatan
yang lebih besar antar golongan dalam masyarakat tersebut. Akibat dari perbedaan itu
maka akan terlihat kesenjangan yaitu yang kaya akan semakin kaya dan sebaliknya
yang miskin akan semakin terpuruk. Menurut Myrdall, ketimpangan pendapatan
terjadi karena kuatnya dampak balik dan lemahnya dampak sebar di negara-negara
berkembang.
Apabila kita menganalisa faktor-faktor yang menentukan tentang pemerataan
penghasilan yang timpang adalah pemerataan kekayaan atau harta yang produktif. dan
menghasilkan seperti tanah dan modal dalam segmen-segmen yang berbeda dalam
masyarakat dunia ketiga yang pada umumnya menyebabkan perbedaan penghasilan
yang besar sekali antara yang kaya dan miskin atau antara golongan dan lapisan
masyarakat.2 Menurut Parvez Hasan, ketimpangan pendapatan dapat menyebabkan
kesempatan untuk memperoleh atau memenuhi kebutuhan pokok semakin kecil.
B. Penyebab Kemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan
a. Penyebab Kemiskinan Di Indonesia
1. Laju Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk Indonesia terus meningkatdi setiap 10 tahun menurut
hasil sensus penduduk. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) di tahun 1990
Indonesia memiliki 179 juta lebih penduduk.Kemudian di sensus penduduk tahun
2000 penduduk meningkat sebesar 27 juta penduduk atau menjadi 206 juta jiwa.
dapat diringkaskan pertambahan penduduk Indonesia persatuan waktu adalah
sebesar setiap tahun bertambah 2,04 juta orang pertahun atau, 170 ribu orang
perbulan atau 5.577 orang perhari atau 232 orang perjam atau 4 orang permenit.
Banyaknya jumlah penduduk ini membawa Indonesia menjadi negara ke-4
terbanyak penduduknya setelah China, India danAmerika. Hasil sensus penduduk
2
Selo Soemarjan, Kemiskinan Struktural : Suatu Bunga Rampai. Yayasan Ilmu ilmu Sosial.
(Jakarta:2018).Hlm 29
pada tahun 2020 mencatat jumlah penduduk sebesar 270,20 juta jiwa penduduk
hasil SP2020 bertambah 32,56 juta jiwa dibandingkan hasil SP2010. Laju
pertumbuhan penduduk pertehun selama 2010 – 2020 rata – rata sebesar 1,25
persen, dibandingkan priode 200 – 2010 yang sebesar 1,49 persen.
Meningkatnya jumlah penduduk membuat Indonesia semakin terpuruk dengan
keadaan ekonomi yang belum mapan. Jumlah penduduk yang bekerja tidak
sebanding dengan jumlah beban ketergantungan.3 Penghasilan yang minim
ditambah dengan banyaknya beban ketergantungan yang harus ditanggung
membuat penduduk hidup di bawah garis kemiskinan.
2. Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja dan Pengangguran.
Secara garis besar penduduk suatu negara dibagi menjadi dua yaitu tenaga
kerja dan bukan tenaga kerja, yang tergolong sebagai tenaga kerja ialah penduduk
yang berumur didalam batas usia kerja. Batasan usia kerja berbeda-beda disetiap
negara yang satudengan yang lain. Batas usia kerja yang dianut oleh Indonesia ialah
minimum 10tahun tanpa batas umur maksimum. Jadi setiap orang atau semua
penduduk.
3. Distribusi Pendapatan dan Pemerataan Pembangunan
Distribusi pendapatan nasional mencerminkan merata atau timpangnya
pembagianhasil pembangunan suatu Negara di kalangan penduduknya.
Kriteriaketidakmerataan versi Bank Dunia didasarkan atas porsi pendapatan
nasional yang dinikmati oleh tiga lapisan penduduk, yakni 40% penduduk
berpendapatan rendah(penduduk miskin); 40% penduduk berpendapatan menengah;
serta 20% penduduk berpemdapatan tertinggi (penduduk terkaya). Ketimpangan
dan ketidak merataandistribusi dinyatakan parah apabila 40% penduduk
berpendapatan rendahmenikmati kurang dari 12 persen pendapatan nasional.
4. Tingkat Pendidikan Yang Rendah
Rendahnya kualitas penduduk juga merupakan salah satu penyebab kemiskinan
di suatu Negara Ini disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan dan tingkat
pengetahuan tenaga kerja. Untuk adanya perkembangan ekonomi terutama industri,
3
kemiskinan dan kesenjangan pendapatan di Indonesia perekonomian indonesia.
https://www.academia.edu/37683419/Makalah_Kemiskinan_dan_Kesenjangan_Pendapatan_di_Indone
sia_PEREKONOMIAN_INDONESIA. (Diakses pada 4 Maret 2022, pukul 20.00)
jelas sekali dibuthkan lebih banyak teanga kerja yang mempunyai skill atau paling
tidak dapat membaca dan menulis. Menurut Schumaker pendidikan merupakan
sumber daya yang terbesar manfaatnya di banding kan faktor - faktor produksi lain.
5. Kurangnya Perhatian Dari Pemerintah
Pemerintah yang kurang peka terhadap laju pertumbuhan masyarakat miskin
dapat menjadi salah satu faktor kemiskinan.Pemerintah tidak dapat memutuskan
kebijakan yang mampu mengendalikan tingkatkemiskinan di negaranya. Sedangkan
pengangguran terjadi di sebabkan karena kurangnya lapangan pekerjaan yang
tersedia. Selain itu kurangnya skill juga sangan berpengaruh pada kualitas seorang
manusia. Manusia yang mempunyai skill rendah cenderung tidak mempunyai
keterampilan sehingga tidak bisa di gunakan dan menjadi pengangguran.
b. Penyebab Kesenjangan Pendapatan
Penyebab kesenjangan pendapatan yang terjadi di Indonesia yakni akibat
kurang diperhatikannya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Kesenjangan
pendapatan menyebabkan gini ratio atau tingkat ketimpangan pengeluaran
masyarakat di Indonesia masih relatif tinggi. pertumbuhan ekonomi yang tinggi
tidak akan ada artinya jika pemerataan pendapatan tidak terdistribusi dengan baik.
Dengan kata lain bahwa kesejahteraan hanya dirasakan oleh segelintir kalangan
saja.
Oleh karena itu, semua pihak harus untuk turut serta dalam upaya
pemberdayaan dan pengembangan para pelaku UMKM di Tanah Air melalui
berbagai cara. Salah satunya mengembangkan skema kredit usaha rakyat (KUR)
untuk para pelaku usaha mikro dengan suku bunga 9 persen per tahun.
Faktor lain yang mengakibatkan terjadinya kesenjangan atau ketimpangan
pendapatan adalah :
1) Menurunnya pendapatan per kapita.
2) Ketidak merataan pembangunan antar daerah.
3) Rendahnya mobilitas sosial.
4) Pencemaran Lingkungan Alam.
2. Kemiskinan Absolut
Ditentukan berdasarkan ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan dasar
minimum seperti pangan, perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan yang
diperlukan untuk bisa hidup dan bekerja. Kebutuhan dasar minimum diterjemahkan
sebagai ukuran finansial dalam bentuk uang dan nilainya dikenal dengan istilah garis
kemiskinan. Penduduk yang memiliki rata - rata pendapatan/ pengeluaran per kapita per
bulan di bawah garis kemiskinan digolongkan sebagai penduduk miskin.
Garis kemiskinan absolut tetap (tidak berubah) dalam hal standar hidup
sehingga garis kemiskinan absolut dapat membandingkan kemiskinan secara umum.
Garis kemiskinan absolut sangat penting jika seseorang ingin menilai efek dari
kebijakan anti kemiskinan antar waktu, atau memperkirakan dampak dari suatu proyek
terhadap kemiskinan (misalnya, pemberian kredit skala kecil).
Angka kemiskinan akan terbanding anatar satu negara dengan negara lain
hanya jika garis kemiskinan absolut yang sama digunakan di kedua negara tersebut.
World Bank menghitung garis kemiskinan absolut dengan menggunakan pengeluaran
konsumsi yang dikonversi ke dalam PPP (Purchasing Power Parity/ Paritas Daya Beli).
Tujuannya adalah untuk membandingkan tingkat kemiskinan antar negara. Hal ini
bermanfaat dalam menentukan kemana menyalurkan sumber finansial (dana) yang ada,
juga dalam menganalisis kemajuan dalam memerangi kemiskinan.
Pendapatan perkapita yang tinggi sama sekali bukan merupakan jaminan tidak
adanya kemiskinan absolut dalam jumlah yang besar. Hal ini mengingat besar atau
kecilnya porsi atau bagian pendapatan yang diterima oleh kelompok-kelompok
penduduk yang paling miskin tidak sama untuk masing-masing negara, sehingga
mungkin saja suatu negara dengan pendapatan per kapita yang tinggi justru mempunyai
persentase penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan internasional yang lebih
besar dibandingkan dengan suatu negara yang pendapatan per kapitanya lebih rendah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan tersebut antara lain struktur pertumbuhan
ekonomi yang berlangsung di negara yang bersangkutan, berbagai pengaturan politik
dan kelembagaan yang dalam prakteknya ikut menentukan pola-pola distribusi
pendapatan nasional.