Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENGANTAR HUKUM INDONESIA

Disusun Oleh :

Depi Febryani

DOSEN PENGAMPU : FERIYANTO HB,SH.,MH SEKOLAH TINGGI ILMU HUKUM


SOELTHAN M TSAFIOEDDIN SINGKAWANG
TAHUN AJARAN 2022/2023

1
KATA PENGANTAR
Kami menyadari penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan, puji dan syukur kami
panjatkan kehadiran Allah SWT karena atas rahmatnya kami dapat menyelesaikan penulisan
makalah ini dengan judul “Satu Diantara Masalah Sosial yakni Masalah Kemiskinan di
Indonesia” meskipun banyak kekurangan di dalamnya dan juga kami berterima kasih kepada
bapak Drs. Dadang Suryadi MS., M.Si selaku dosen mata kuliah Sosiologi telah memberikan
tugas ini kepada kami karena itu dengan segala kerendahan hati kami membuka diri bila koreksi
dan kritikan konstruktif dari pembaca.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang lain
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang kurang
berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan yang akan datang
Terakhir kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penulisan
makalah ini. Mudah-mudahan Allah SWT selalu menjaga dan membimbing dalam setiap
langkah kita, sehingga dalam kehidupan kita sehari-hari tidak terlepas dari Rahmat dan Hidayah
Allah SWT. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dalam mencerdaskan
generasi muda bangsa. Amin

Singkawang, 19 Oktober 2022

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................................. 1

Daftar Isi ...................................................................................................................................... 2

Bab I. Pendahuluan ...................................................................................................................... 3

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................................. 4


1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 4
1.3 Tujuan ............................................................................................................................ 5
Bab II. Pembahasan ...................................................................................................................... 5

A. Definisi Kemiskinan ........................................................................................................ 5


B. Tingkat Perkembangan Kemiskinan di Indonesia............... ............................................ 7
C. Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan .............................................................................. 9
D. Upaya Pemerintah Untuk Mengatasi Kemiskinan di Indonesia ..................................... 11
E. Kebijakan dan Program Penuntasan Kemiskinan ........................................................... 13
Bab III. Penutup ........................................................................................................................... 15

3.1 Kesimpulan ..................................................................................................................... 15


3.2 Saran ............................................................................................................................... 15

Daftar Pustaka .............................................................................................................................. 17

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Keadaan Perekonomian dewasa ini sangat memprihatinkan. Yang kita ketahui khususnya
di Indonesia kini terdapat berbagai permasalahan yang menyangkut mengenai kehidupan
bermasyarakat, antara lain masalah kemiskinan, masalah pengangguran, masalah lingkungan
hidup, dll. Permasalahan tersebut timbul akibat semakin meningkatnya keadaan ekonomi
yang tidak disesuaikan dengan kondisi masyarakat. Khususnya masyarakat menengah
kebawah. Hingga kini kemiskinan masih menjadi bagian dari persoalan terberat dan paling
krusial di dunia ini.
Pada kesempatan ini penulis mencoba memaparkan secara global kemiskinan negara-
negara di dunia, yaitu negara-negara berkembang yang nota-benenya ada di belahan benua
Asia. Kemudian juga pemaparan secara spesifik mengenai kemiskinan di Negara Indonesia.
Adapun yang dimaksudkan Negara berkembang adalah Negara yang memiliki standar
pendapatan rendah dengan infrastruktur yang relatif terbelakang dan minimnya indeks
perkembangan manusia dengan norma secara global. Dalam hal ini kemiskinan tersebut
meliputi sebagian Negara-negara Timur-Tengah, Asia selatan, Asia tenggara dan Negara-
negara pinggiran benua Asia.

1.2. Rumusan Masalah

Dari permasalahan kemiskinan yang terjadi, penulis mencoba untuk mengidentifikasi


masalah sebagai berikut :
1. Apa definisi dari kemiskinan ?
2. Bagaimanakah tingkat perkembangan kemiskinan di Indonesia?
3. Faktor apa saja yang menjadi penyebab kemiskinan?
4. Apa solusi yang dapat dilakukan pemerintah untuk mengatasi kemiskinan yang ada di
Indonesia ?
5. Kebijakan dan Program Penuntasan Kemiskinan di Indonesia?

4
1.3. Tujuan

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Kemiskinan

Kemiskinan adalah suatu kondisi ketidakmampuan secara ekonomi untuk


memenuhi standar hidup rata-rata masyarakat di suatu daerah. Kondisi ketidakmampuan
ini ditandai dengan rendahnya kemampuan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan
pokok baik berupa pangan, sandang, maupun papan. Kemampuan pendapatan yang
rendah ini juga akan berdampak berkurangnya kemampuan untuk memenuhi standar
hidup rata-rata seperti standar kesehatan masyarakat dan standar pendidikan.
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka perkembangan arti
definitif dari pada kemiskinan adalah sebuah keniscayaan. Berawal dari sekedar
ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar dan memperbaiki keadaan hingga
pengertian yang lebih luas yang memasukkan komponen-komponen sosial dan moral.
Misal, pendapat yang diutarakan oleh Ali Khomsan bahwa kemiskinan timbul oleh
karena minimnya penyediaan lapangan kerja di berbagai sektor, baik sektor industri
maupun pembangunan. Senada dengan pendapat di atas adalah bahwasanya kemiskinan
ditimbulkan oleh ketidakadilan faktor produksi, atau kemiskinan adalah
ketidakberdayaan masyarakat terhadap sistem yang diterapkan oleh pemerintah sehingga
mereka berada pada posisi yang sangat lemah dan tereksploitasi. Arti definitif ini lebih
dikenal dengan kemiskinan struktural.
Kemiskinan dapat dibedakan menjadi tiga pengertian: kemiskinan absolut,
kemiskinan relatif dan kemiskinan kultural. Seseorang termasuk golongan miskin absolut
apabila hasil pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan, tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidup minimum: pangan, sandang, kesehatan, papan, pendidikan.
Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan
namun masih berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya. Sedang miskin
kultural berkaitan erat dengan sikap seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak
mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak lain
yang membantunya.

5
Kemiskinan merupakan problematika kemanusiaan yang mendunia dan hingga
kini masih menjadi isu sentral di belahan bumi manapun. Selain bersifat laten dan aktual,
kemiskinan adalah penyakit sosial ekonomi yang tidak hanya dialami oleh negara-negara
berkembang melainkan juga negara maju seperti Inggris dan Amerika Serikat.

Jika kita lihat dari dampak yang ditimbulkan oleh korupsi ini, hampir semua
lapisan masyarakat merasakannya. Bagi kalangan pengusaha korupsi menyebabkan
persaingan yang tidak kompetitif antar pengusaha karena semua proses harus melalui
uang pelicin dan memerlukan waktu yang lama. Bagi masyarakat bawah korupsi justru
menimbulkan biaya hidup yang lebih tinggi, harga-harga menjadi mahal akhirnya mencul
banyak pengemis seperti yang kita bahas di depan. Pengangguran, pemerasan, hingga
pembunuhan yang sumber utamanya adalah uang, hanya dengan satu alasan untuk hidup
dan munculnya Undang-Undang Korupsi dan Undang-Undang Komisi Pemberantasan
Korupsi bisa dijalankan dengan baik. Namun pada kenyataannya kinerja KPK ini belum
memuaskan hati publik, karena banyak kasus korupsi yang penanganannya belum tuntas.
Diantaranya kasus korupsi pajak dan kasus yang dialami dari beberapa anggota Partai
Demokrat belakangan ini .

Pada hal ini penyusun mencoba memaparkan kemiskinan di Negara Indonesia .


Kemiskinan merupakan hal yang kompleks kerana menyangkut berbagai macam aspek
seperti hak untuk terpenuhinya pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan dan sebagainya.
Agar kemiskinan di Indonesia dapat menurun diperlukan dukungan dan kerja sama dari
pihak masyarakat dan keseriusan pemerintah dalam menangani masalah ini.

Kemiskinan merupakan masalah multidimensi dan lintas sektor yang dipengaruhi oleh
berbagai faktor yang saling berkaitan, antara lain: tingkat pendapatan, kesehatan,
pendidikan, akses terhadap barang dan jasa, lokasi, geografis, gender, dan kondisi
lingkungan. Bila kita melihat sebenarnya kesejahteraan itu milik pemerintah, atau para
pegawai negeri. Dan orang –orang yang bergerak dalam organisasi pemerintah tingkat
atas. Dan sebagian besar juga bagi para pengusaha – pengusaha yang ruang lingkupnya

6
besar. Golongan orang-orang kelas atas inilah yang akan selalu menjadi penguasa, dan
monopoli terhadap golongan kelas menengah ke bawah.

B. Tingkat Perkembangan Kemiskinan di Indonesia


Tingkat perkembangan kemiskinan pada laporan Bank Pembangunan Asia (ADB)
menyebutkan bahwa dalam lima tahun terakhir keadaan kemiskinan di Indonesia semakin
memburuk. Hal ini diduga karena pesatnya pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang
dengan meningkatnya Gross Domestic Product (GDP) dan atau disebabkan semakin
luasnya kesenjangan social.
Hingga kini kemiskinan merupakan problematika kemanusiaan yang menjadi isu
sentral di Indonesia. Lebih dari 110 juta orang Indonesia hidup dengan penghasilan
kurang dari US$ 2 per hari. Jumlah ini sama dengan jumlah penduduk Malaysia,
Vietnam, dan Kamboja jika digabungkan. Sebagian besar penduduk miskin di Asia
Tenggara tinggal di Indonesia.
Kemiskinan menjadi alasan rendahnya Human Development Index (Indeks
Pembangunan Manusia) Indonesia. Secara menyeluruh, kualitas manusia Indonesia relatif
sangat rendah jika dibandingkan dengan kualitas manusia di negara-negara lain di dunia.
United Nations Development Programme (UNDP) menempatkan HDI Indonesia di
peringkat 124 dari 187 negara pada tahun 2011. Di tahun yang sama, jumlah penduduk
miskin di Indonesia mencapai 30 juta orang, sebesar 37% dari jumlah tersebut berada di
daerah perkotaan dan 63% di daerah pedesaan.
Kemiskinan menyebabkan jutaan rakyat memenuhi kebutuhan pangan, sandang,
dan papan secara terbatas, membuat anak-anak tidak bisa mengenyam pendidikan yang
berkualitas, kesulitan membiayai kesehatan, kurangnya kemampuan untuk menabung dan
berinvestasi, minimnya akses ke pelayanan publik, kurangnya lapangan pekerjaan dan
jaminan sosial, serta menguatnya arus urbanisasi ke kota.
Menurut Kebijakan Fisikal Fementerian Keuangan Pemulihan ekonomi
berdampak positif pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hal ini tercermin dari
tingkat kemiskinan Indonesia per Maret 2022 yang kembali menurun menjadi 9,54%,
dari semula 9,71% di Bulan September 2021 (Maret 2021: 10,14%). Hal ini
menunjukkan kualitas pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2022. !Tingkat kemiskinan

7
terus dalam tren menurun di tengah tekanan harga komoditas global, khususnya harga
pangan dan energi yang berdampak pada harga-harga domestik dan daya beli masyarakat.
Ini merupakan hal yang positif, mengindikasikan efektif dan perlu dilanjutkannya fungsi
APBN sebagai peredam goncangan (shock absorber),” jelas Kepala Badan Kebijakan
Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu.
Angka kemiskinan menurun meskipun ambang batas garis kemiskinan Indonesia
meningkat seiring meningkatnya berbagai risiko perekonomian. Ambang batas garis
kemiskinan pada Maret 2022 meningkat sebesar 4,0% menjadi Rp505.469 dari
sebelumnya Rp486.168 pada September 2021. Meskipun garis kemiskinan mengalami
peningkatan, angka kemiskinan Indonesia tetap dapat diturunkan. Studi Bank Dunia (Juni
2022) menyebutkan bahwa kenaikan harga komoditas di dalam negeri, yang dipicu oleh
pergerakan harga komoditas global, diperkirakan akan menaikkan angka kemiskinan
sebesar 0,2 poin persentase. “Program PC-PEN yang diimplementasikan oleh
Pemerintah, yang salah satunya menyasar kesejahteraan penduduk turut berperan dalam
menjaga daya beli masyarakat dan mendukung perbaikan indikator tingkat kemiskinan, di
samping program yang dinikmati langsung oleh masyarakat seperti subsidi dan bantuan
sosial. Selain itu, penguatan pemulihan ekonomi yang terus berlanjut juga turut
mendorong perbaikan tingkat kemiskinan.
Tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia yang diukur dengan Rasio
Gini sedikit meningkat, dari semula 0,381 pada posisi September 2021 menjadi sebesar
0,384 pada Maret 2022. Kenaikan Rasio Gini didorong oleh meningkatnya ketimpangan
di perkotaan per Maret 2022 menjadi 0,403 dari 0,398 pada September 2021. Sedangkan,
ketimpangan di perdesaan per Maret 2022 tidak mengalami perubahan dibandingkan
September 2021, yaitu sebesar 0,314. Meskipun meningkat sangat tipis, mengacu pada
Bank Dunia tingkat ketimpangan di Indonesia masuk ke dalam kategori ketimpangan
yang rendah. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) juga mengalami perbaikan dari
semula 6,49% pada Agustus 2021 menjadi sebesar 5,83% per Februari 2022.
Kebijakan lain yang cukup krusial dalammenjaga daya beli masyarakat adalah
kebijakan untuk tetap mempertahankan harga jual energi domestik meskipun dengan
konsekuensi naiknya belanja subsidi energi dan kompensasi. APBN telah mengambil
peran penting sebagai shock absorber dengan meredam kenaikan tekanan harga

8
komoditas global. Jika tekanan harga komoditas global dibiarkan tertransmisi pada harga-
harga domestik, inflasi Indonesia kemungkinan akan setinggi inflasi di banyak negara.
Dampaknya adalah kenaikan tingkat kemiskinan penduduk. Oleh karena itu, kebijakan
Pemerintah untuk mempertahankan harga jual energi domestik menjadi sangat krusial
untuk mencegah naiknya angka kemiskinan penduduk.
Ke depan, Pemerintah akan terus berupaya menjaga keberlanjutan pemulihan
ekonomi nasional sehingga akan menciptakan kesempatan kerja baru. Upaya menjaga
kesehatan fiskal juga cukup krusialsehingga dapat berperan optimalsebagaishock
absorber yang mampu meredam gejolak yang terjadi sehingga masyarakat khususnya
kelompok miskin dan rentan dapat tetap terlindungi,” tutup Febrio. Pemerintah akan terus
meningkatkan kualitas dan efektivitas belanja serta memperkuat program-program yang
memberikan perlindungan pada masyarakat.

C. Faktor Penyebab Kemiskinan


Ada beberapa hal yang menyebabkan kondisi kemiskinan masih sulit
diminimalkan.Pertama kondisi anggota masyarakat yang tidak atau belum ikut serta
dalam proses perubahan karena tidak mempunyai kemampuan, baik kemampuan dalam
pemilikan faktor produksi maupun kualitas faktor produksi yang memadai sehingga tidak
mendapatkan manfaat dari hasil proses pembangunan.Dalam kasus ini,Pemerintah
seharusnya bias berupaya keras membangun kualitas masyarakat miskin sehingga
masyarakat miskin tersebut dapat mandiri dalam membangun kesejahteraannya.
Penyebab kedua adalah pembangunan yang direncanakan pemerintah tidak sesuai
dengan kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi sehingga tidak terjangkau oleh
masyarakat. Kemampuan dan kualitas masyarakat Indonesia sangat berbeda-beda dan
cenderung terjadi ketimpangan yang sangat besar terutama masyarakat kota dengan
masyarakat di pedesaan. Program-program pemerintah untuk masyarakat pedesaan
memerlukan kajian tersendiri sehingga program-program tersebut feasible di
lapangan.Masyarakat pedesaan,terutama masyarakat yang berada di luar pulau Jawa
mempunyai karakteristik yang jauh berbeda dengan masyarakat Jawa perkotaan.
Semangat dan perjuangannya perlu dibina kembali sehingga tidak terjadi faktor
penghambat pembangunan perekonomian nasional.

9
Faktor ketiga yang menjadi penyebab kemiskinan adalah rendahnya tingkat
pendidikan masyarakat pedesaan.Masyarakat kadang tidak bisa menangkap dan
memahami maksud dan tujuan dari program pemerintah sehingga pelaksanaannya hanya
sebatas pada implementasi formal saja sebagai reaksi dari instruksi pemerintah daerah.
Karena rendahnya tingkat pendidikan masyarakat miskin pedesaan, program-program
pembangunan ekonomi masyarakat miskin sering kandas di tengah jalan.Sebagian besar
masyarakat miskin tidak bisa mengikuti prosedur dan birokrasi dalam program tersebut
sehingga mereka lebih memilih untuk “nrimo” terhadap “takdir” yang sudah ada.Selain
itu pemerintah sering menerapkan kompleksitas birokrasi sebagai instrument penilai
keseriusan masyarakat sehingga masyarakat dihadapkan pada kerumitan yang belum
tentu bisa mereka lewati ( Agus Herta Sumarto, 2010 : 21-22 ).

Di bawah ini beberapa penyebab kemiskinan menurut pendapat Karimah


Kuraiyyim, yang antara lain adalah:

1. Merosotnya standar perkembangan pendapatan per-kapita secara global.

Yang penting digaris bawahi di sini adalah bahwa standar pendapatan per-kapita
bergerak seimbang dengan produktivitas yang ada pada suatu sistem. Jikalau
produktivitas berangsur meningkat maka pendapatan per-kapita pun akan naik. Begitu
pula sebaliknya, seandainya produktivitas menyusut maka pendapatan per-kapita akan
turun beriringan. Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi kemerosotan standar
perkembangan pendapatan per-kapita.
- Naiknya standar perkembangan suatu daerah.
1) Faktor-faktor luar negeri, diantaranya rusaknya syarat-syarat perdagangan, beban
hutang, kurangnya bantuan luar negeri.
2) Menurunnya etos kerja dan produktivitas masyarakat.
3) Biaya kehidupan yang tinggi.
4) Pembagian subsidi in come pemerintah yang kurang merata.
5) Terbatasnya kecukupan dan mutu pangan
6) Terbatasnya akses serta rendahnya mutu layanan kesehatan, pendidikan, dan
sempitnya lapangan pekerjaan

10
7) Kurangnya pengawasan serta perlindungan terhadap asset usaha
8) Kurangnya penyesuaian terhadap gaji upah yang tidak sesuai dengan pekerjaan
yang dilakukan seseorang;
9) Memburuknya kondisi lingkungan hidup dan sumberdaya alam;
10) Besarnya beban kependudukan yang disebabkan oleh besarnya tanggungan
keluarga
11) Tata kelola pemerintahan yang buruk yang menyebabkan inefisiensi dan
inefektivitas dalam pelayanan publik, meluasnya korupsi dan rendahnya jaminan
sosial terhadap masyarakat.

D. Solusi Pemerintah Dalam Mengatasi Kemiskinan di Indonesia


Dalam mengatasi permasalahan kemiskinan di Indonesia,banyak program-
program pemerintah yang telah direncanakan untuk mengurangi kemiskinan yang ada di
Indonesia,diantaranya adalah:
a. Program-Program Penanggulangan Kemiskinan Kluster I
1. Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
BOS adalah program pemerintah untuk peneyediaan pendanaan biaya non
personalia bagi satuan pendidikan dasar dan menengah pertama sebagai wujud
pelaksanaan program wajib belajar 9 tahun. BOS diprioritaskan untuk biaya
operasional nonpersonal, meskipun dimungkinkan untuk membiayai beberapa
kegiatan lain yang tergolong dalam biaya personil dan biaya investasi. Tujuan
umum program BOS untuk meringkan beban masyarakat terhadap pembiayaan
pendidikan dalam rangka wajib belajar Sembilan tahun yang bermutu. Sasaran
program BOS adalah semua siswa (peserta didik) di jenjang Sekolah Dasar
(SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah
Tsanawiyah (MTs), termasuk Sekolah Menengah Terbuka (SMPT) dan Pusat
Kegiataan Belajar Mandiri (PKBM) yang diselenggarakan masyarakat, baik
negeri maupun swasta di seluruh provinsi di Indonesia.

11
2. Program Keluarga Harapan (PKH)
PKH adalah program perlindungan sosial yang memberikan bantuan tunai kepada
Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) dan bagi anggota keluarga RTS diwajibkan
melaksakan persyaratan dan ketentuan yang telah ditetapkan. Program ini, dalam jangka
pendek bertujuan mengurangi beban RTSM dan dalam jangka panjang diharapkan dapat
memutus mata rantai kemiskinan antar generasi, sehingga generasi berikutnya dapat
keluar dari perangkap kemiskinan.

Pelaksanaan PKH juga mendukung upaya pencapaian Tujuan Pembagunan


Milenium. Lima komponen tujuan MDG’s yang akan terbantu oleh PKH yaitu:
pengurangan penduduk miskin dan kelaparan; pendidikan dasar; kesetaraan gender;
pengurangan angka kematian bayi dan balita; pengurangan kematian ibu melahirkan.

3. Program Bantuan Siswa Miskin (BSM)


Meskipun BOS diharapkan dapat meniingkatkan jumlah keikutserataan peserta
didik, tapi faktanya, masih tetap saja ada siswa yang putus sekolah dan tidak
melanjutkan. Penyebabnya, para orangtua kesulitan memnuhi kebutuhan pendidikan
seperti baju, seragam, buku tulis dan buku cetak, sepatu, biaya transportasi, dan biaya
lain-lain yang tidak ditanggung oleh dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah).

Kebijakan Bantuan Siswa Miskin (BSM) bertujuan agar siswa dari kalangan tidak
mampu dapat terus melanjutkan pendidikan sekolah. Program ini bersifat bantuan bukan
beasiswa, karena jika beasiswa bukan berdasrkan kemiskinan melainkan prestasi.
Dana sebesar Rp.360.000 per tahun diberikan kepada siswa tingkat SD,
dipergunakan untuk keperluan sekolah, seperti pembelian buku pelajaran, seragam
sekolah, alat-alat olahraga dan keterampilan, pembayaran transportasi ke sekolah, serta
keperluan lain yang berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah.Selain BSM masih
banyak program pemerintah dalam menaggulangi kemiskinan yaitu program beasiswa
Bidik Misi untuk siswa yang kurang mampu dalam hal perekonomian yang melanjutkan
ke PTN.

12
4. Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS)

Jamkesmas adalah program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi


masyarakat miskin dan hampir miskin. Tujuan Jamkesmas adalah meningkatkan akses
terhadap masyarakat miskin dan hampir miskin agar dapat memperoleh pelayanan
kesehatan. Pada saat ini Jamkesmas melayani 76,4 juta jiwa

5. Program Beras Untuk Keluarga Miskin (RASKIN)

Raskin merupakan subsisdi pangan yang diperuntukkan bagi ke;uarga miskin


sebagai upaya dari pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan dan memberikan
perlindungan pada keluarga miskin. Pendistribusian beras ini diharapkan mampu
menjangkau keluarga miskin dimana masing-masing keluarga akan menerima beras
minimal 10 kg/KK tiap bulan dan maksimal 20 kg/KK tiap bulan dengan harga bersih
Rp.1000/kg di titik-titik distribusi. Keberhasilan program Raskin diukur berdasarkan
tingkat pencapaian indikator 6T, yaitu : tepat sasaran, tepat jumlah, tepat harga, tepat
waktu, tepat kualitas dan tepat administrasi.

E. Kebijakan dan Program Penuntasan Kemiskinan


1. Penanganan masalah kurang gizi dan kekurangan pangan meliputi:
 Perbaikan gizi masyarakat dengan kegiatan prioritas: penanggulangan kurang energi
protein, anemia gizi besi, gangguan akibat kurang yodium, kurang vitamin A, dan zat
gizi mikro lainnya pada rumah tangga miskin.
 Peningkatan ketahanan pangan dengan kegiatan prioritas: penyaluran beras bersubsidi
untuk keluarga miskin.
2. Perluasan Kesempatan Masyarakat Miskin Atas Pendidikan
Perluasan kesempatan masyarakat miskin atas pendidikan meliputi kegiatan
prioritas sebagai berikut :
• Penyediaan bantuan operasional sekolah untuk SD, SMP, Pesantren Salafiyah,
dan satuan pendidikan non Islam setara SD dan SMP.
• Beasiswa siswa miskin jenjang SMA.
• Pengembangan pendidikan untuk dapat membaca.

13
3. Perluasan kesempatan masyarakat miskin atas kesehatan
Perluasan kesempatan masyarakat miskin atas kesehatan meliputi kegiatan prioritas
sebagai berikut :
 Pelayanan kesehatan penduduk miskin di Puskesmas
 Peningkatan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan dasar terutama di daerah
perbatasan, terpencil, tertinggal, dan kepulauan.
 Peningkatan pelayanan kesehatan rujukan terutama untuk penanganan penyakit
menular dan berpotensi wabah, pelayanan kesehatan ibu dan anak, gizi buruk dan
pelayanan ke gawat darurat.
 Pelatihan teknis bidan dan tenaga kesehatan untuk mengurangi tingkat kematian pada
kelahiran.

4. Perluasan Kesempatan Berusaha


Perluasan kesempatan berusaha meliputi peningkatan dukungan pengembangan
usaha bagi masyarakat miskin dengan kegiatan pokok:
• Percepatan pelaksanaan pendaftaran tanah rumah tangga miskin.
• Penasehat penataan hak kepemilikan dan sertifikasi lahan petani.
• Penyediaan sarana dan prasarana untuk usaha.
• Pelatihan ketrampilan untuk menjalankan usaha.
• Peningkatan pelayanan koperasi sebagai modal usaha
Upaya penanggulangan kemiskinan Indonesia telah dilakukan dan menempatkan
penanggulangan kemiskinan sebagai prioritas utama kebijakan pembangunan
nasional. Kebijakan kemiskinan merupakan prioritas Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) 2004-2009 dan dijabarkan lebih rinci dalam Rencana Kerja
Pemerintah (RKP) setiap tahun serta digunakan sebagai acuan bagi kementrian,
lembaga dan pemerintah daerah dalam pelaksanaan pembangunan tahunan.
Sebagai wujud gerakan bersama dalam mengatasi kemiskinan dan mencapai
Tujuan pembangunan Milenium, Strategi Nasional Pembangunan Kemiskinan
(SPNK) telah disusun melalui proses partisipatif dengan melibatkan seluruh
stakeholders pembangunan di Indonesia. Selain itu, sekitar 60 % pemerintah
kabupaten/ kota telah membentuk Komite penanggulangan Kemiskinan Daerah

14
(KPKD) dan menyusun Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD)
sebagai dasar arus utama penanggulangan kemiskinan di daerah dan mendorong
gerakan sosial dalam mengatasi kemiskinan.

Adapun langkah jangka pendek yang diprioritaskan antara lain sebagai berikut:
 Mengurangi kesenjangan antar daerah dengan; (i) penyediaan sarana-sarana irigasi,
air bersih dan sanitasi dasar terutama daerah-daerah langka sumber air bersih. (ii)
pembangunan jalan, jembatan, dan dermaga daerah-daerah tertinggal. (iii)
redistribusi sumber dana kepada daerah-daerah yang memiliki pendapatan rendah
dengan instrumen Dana Alokasi Khusus (DAK).
 Perluasan kesempatan kerja dan berusaha dilakukan melalui bantuan dana stimulan
untuk modal usaha, pelatihan keterampilan kerja dan meningkatkan investasi dan
revitalisasi industri.
 Khusus untuk pemenuhan sarana hak dasar penduduk miskin diberikan pelayanan
antara lain (i) pendidikan gratis sebagai penuntasan program belajar 9 tahun
termasuk tunjangan bagi murid yang kurang mampu (ii) jaminan pemeliharaan
kesehatan gratis bagi penduduk miskin di puskesmas dan rumah sakit kelas tiga.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masalah kemiskinan di Indonesia memang sangat rumit untuk dipecahkan. Dan
tidak hanya di Indonesia saja sebenarnya yang mengalami jerat kemiskinan, tetapi
banyak negara di dunia yang mengalami permasalahan ini.Upaya penurunan tingkat
kemiskinan sangat bergantung pada pelaksanaan dan pencapaian pembangunan di
berbagai bidang. Oleh karena itu, agar pengurangan angka kemiskinan dapat
tercapai,dibutuhkan sinergi dan koordinasi program-program pembangunan di berbagai
sektor,terutama program yang menyumbang langsung penurunan kemiskinan.
Negara yang ingin membangun perekonomiannya harus mamou meningkatkan
standar hidup penduduk negaranya, yan gdiukur dengan kenaikan penghasilan riil per
kapita. Indonesia sebagai negara berkembang memenuhi aspek standar kemiskinan
diantaranya merupakan produsen barang primer,memiliki masalah tekanan

15
penduduk,kurang optimalnya sumber daya alam yang diolah,produktivitas penduduk
yang rendah karena keterbelakangan pendidikan,kurangnya modal pembangunan,dan
orientasi ekspor barang primer karena ketidakmampuan dalam mengolah barang-barang
tersebut menjadi lebih berguna.

3.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah pemerintah sebaiknya
menjalankan program terpadu secara serius dan bertanggung jawab agar dapat segera
mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia. Sebagai warga negara Indonesia yang baik,
mari kita dukung semua program pemerintah dengan sungguh-sungguh demi masa depan
bangsa dan negara Indonesia terbebas dari kemiskinan. Marilah kita tingkatkan
kepedulian dan kepekaan sosial untuk membantu saudara kita yang masih mengalami
kemiskinan.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://litamardiana.blogspot.com/2012/11/masalah-kemiskinan-di-indonesia.html

http://lasonearth.wordpress.com/makalah/makalah-kewarganegaraan-kemiskinan/

Warto, 2011. Kearifan Lokal Masyarakat dalam Upaya Penanganan Kemiskinan.


B2P3KSPRESS, Yogyakarta

Roebyantho,Haryati dkk, 2004. Faktor-Faktor Penghambat Perkembangan Potensi


Sosial Masyarakat Lokal di Daerah Miskin. Perpustakaan Nasional Katalog Dalam
terbitan, Jakarta.

Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat; Kajian Strategis


Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial. Refika Aditama, Bandung.

Edi Suharto,2004, kemiskinan dan Perlindungan Sosial di Indonesia dalam edisi


Menggagas Model Jaminan Sosial Universal Di Bidang Kesehatan, Alfabeta, Bandung.

17
18
19

Anda mungkin juga menyukai