Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL MATA KULIAH PENDIDIKAN

PANCASILA

TANPA KEMISKINAN

Dosen Pengampu : Dr. Drs, Ida Bagus Brata, M.Si

Disusun oleh :

Kelompok 03

Ni Komang Kurniawati Pebriani (2201882030055)

Widia Rambu Neka Bayu (2201882030045)

Ni Kadek Sukerni (2201882030088)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga kami dapat
menyusun proposal ini tepat waktu. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan
dari seluruh komponen yang telah membantu kami dalam penyelesaian proposal tentang materi “TANPA
KEMISKINAN”.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, serta seluruh Masyarakat Indonesia khususnya para mahasiswa untuk kedepannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi proposal ini agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami,kami yakin dalam pembuatan


proposal kali ini masih banyak ditemukan kekurangan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan proposal ini.

Denpasar, Oktober 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................1

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................3

1.1 Latar Belakang.................................................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................................3

1.3 Tujuan...............................................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................5

2.1 Hakikat Kemiskinan.........................................................................................................................5

2.2 Penyebab Kemiskinan......................................................................................................................7

2.3 Dampak Kemiskinan........................................................................................................................8

2.4 Cara Mencegah Kemiskinan............................................................................................................9

2.5 Hal Yang Terjadi Tanpa Kemiskinan...............................................................................................10

BAB III PENUTUPAN........................................................................................................................12

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................................12

3.2 Saran.................................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................................13

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial penting yang dihadapi oleh pemerintah. UU NO
13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin disahkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
pada tanggal 18 Agustus 2011. Fakir miskin dalam UU NO 13 Tahun 2011 Tentang Penanganan Fakir
Miskin adalah orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata pencaharian dan/atau mempunyai
sumber mata pencaharian tetapi tidak mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan dasar yang layak
bagi kehidupan dirinya dan/atau keluarganya. Permasalahan kemiskinan masih menjadi pokok persoalan
yang harus mendapatkan perhatian ekstra. Pada kondisi saat ini, tingkat kemiskinan bukan hanya di
pandang dari rendahnya kualitas ekonomi, tapi sudah di pandang dari sudut yang berbeda–beda dan
tergantung pandangan yang digunakan maka batasan kemiskinan juga telah bergeser. Menurut World
Bank (dalam Whisnu Adhi Saputra, 2011), salah satu sebab kemiskinan adalah karena kurangnya
pendapatan dan aset (lack of income and assets) untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan,
pakaian, perumahan dan tingkat kesehatan dan pendidikan yang dapat diterima (acceptable). Disamping
itu,kemiskinan menjadi salah satu penyakit dalam perekonomian di hampir setiap negara, terlebih lagi di
negara berkembang seperti Indonesia yang masih memiliki tingkat kemiskinan cukup tinggi dibandingkan
dengan beberapa negara di sekitarnya. Permasalahan kemiskinan merupakan permasalahan yang
kompleks dan bersifat multidimensional. Oleh karena itu, upaya-upaya pengentasan kemiskinan harus
dilakukan secara benar, mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat, dan dilaksanakan secara
terpadu. Usaha-usaha yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi atau menghilangkan gelandangan
dan pengemis ini bersifat preventif, represif, dan rehabilitatif. Meskipun adalah kewajiban pemerintah
untuk melindungi warganya untuk mendapatkan kesejahteraan sosial, tetap diperlukan dukungan dari
masyarakat itu sendiri, baik secara kelompok maupun secara perseorangan. Pemerintah telah
menunjukkan keseriusannya dalam menanggulangi kemiskinan masyarakat. Hal ini terbukti dengan
terbentuknya Komite Penanggulangan Kemiskinan (KPK). Pada awalnya, badan ini disebut dengan
Badan Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (BKPK). UU ini pun memberikan kesempatan kepada
masyarakat untuk mengadakan usaha kesejahteraan sosial yang sesuai dengan kebijakan pemerintah.
Sebelum adanya UU tentang Kesejahteraan Sosial, pada tahun 1965 telah terlebih dulu terbit UU No. 4
Tahun 1965 tentang Pemberian Bantuan Penghidupan Orang Jompo. Selain itu investasi di bidang
pendidikan dan kesehatan akan lebih berarti bagi penduduk miskin dibandingkan penduduk tidak miskin,
karena bagi penduduk miskin aset utama adalah tenaga kasar mereka. Adanya fasilitas pendidikan dan
kesehatan murah akan sangat membantu untuk meningkatkan produktifitas, dan pada gilirannya
meningkatkan pendapatan. Sehingga dengan rendahnya pendapatan menyebabkan tingginya jumlah
penduduk miskin. Peran pemerintah termasuk pemerintah daerah dalam mempengaruhi kemiskinan
termasuk dalam mengantisipasi kegagalan pasar dalam perekonomian sangat penting. Perannya melalui
kebijakan fiskal ditargetkan dapat menyelesaikan masalah pembangunan (kemiskinan, distribusi
pendapatan dan pengangguran).

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dapat kita temukan dalam latar belakang di atas adalah :

1. Apa itu kemiskinan?

3
2. Apa penyebab dari kemiskinan?
3. Apa Dampak kemiskinan?
4. Cara mencegah terjadinya kemiskinan?
5. Bagaimana kondisi masyarakat jika masalah kemiskinan berkurang/Tanpa Kemiskinan?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan proposal ini adalah :

1. Agar mahasiswa dapat mengetahui apa itu kemiskinan dan penyebabnya


2. Agar mahasiswa mengetahui dampak dari kemiskinan
3. Agar mahasiswa mengetahui cara mengatasi kemiskinan
4. Agar mahasiswa mengetahui bagaimana kondisi Tanpa Kemiskinan
5. Agar mahasiswa mengetahui UU yang mengatur tentang kemiskinan

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Kemiskinan

A. Pengertian Kemiskinan
Kemiskinan adalah keadaan saat ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti
makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh
kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.
Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan
komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi
memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan, dan lain-lain.

B. Pengertian Kemiskinan Menurut Para Ahli :

1. Hall dan Midgley

Menurut Hall dan Midgley pengertian kemiskinan adalah kondisi deprivasi materi dan sosial
yang menyebabkan individu hidup di bawah standar kehidupan yang layak, atau kondisi di mana
individu mengalami deprivasi relatif dibandingkan dengan individu yang lainnya dalam
masyarakat.

2. Reitsma dan Kleinpenning

Pengertian kemiskinan menurut Reitsma dan Kleinpenning adalah ketidakmampuan individu


untuk memenuhi kebutuhannya, baik yang bersifat material maupun non-material.

3. Friedman

Menurut Friedman pengertian kemiskinan adalah ketidaksamaan kesempatan untuk


memformulasikan kekuasaan sosial berupa asset, sumber keuangan, organisasi sosial politik,
jaringan sosial, barang atau jasa, pengetahuan dan keterampilan, serta informasi.

4. Suparlan

Menurut Suparlan pengertian kemiskinan adalah standar tingkat hidup yang rendah karena
kekurangan materi pada sejumlah atau golongan orang bila dibandingkan dengan standar
kehidupan yang berlaku di masyarakat sekitarnya.

5. Faturachman dan Marcelinus Molo

Menurut Faturachman dan Marcelinus Molo pengertian kemiskinan adalah ketidakmampuan


seseorang atau beberapa orang (rumah tangga) untuk memenuhi kebutuhan dasarnya.

5
C. Kemiskinan dapat dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:

 Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-


hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai
situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
 Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan
ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk Pendidikan
dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup
masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi. Gambaran
kemiskinan jenis ini lebih mudah diatasi daripada dua gambaran yang lainnya.
 Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai"
di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.
Gambaran tentang ini dapat diatasi dengan mencari objek penghasilan di luar profesi secara halal.
Perkecualian apabila institusi tempatnya bekerja melarang.

D. Contoh Kemiskinan

 Kemiskinan Subjektif : Terjadi karena pemikiran sendiri dengan anggapan bahwa kebutuhan
individu tersebut tidak dapat dipenuhi dengan cukup. Walaupun sebenarnya individu tersebut
sebenarnya tidak miskin. Contoh : pengemis musiman.
 Kemiskinan Absolut : Terjadi pada keluarga atau individu yang tidak memiliki penghasilan.
Contoh : keluarga kurang mampu.
 Kemiskinan Relatif : Terjadi karena pengaruh pembangunan yang tidak merata di masyarakat.
Contoh : masyarakat pengangguran karena kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia.
 Kemiskinan Alamiah : Terjadi karena langkanya sumber daya alam. Contoh: penduduk yang
berada di wilayah benua Afrika.
 Kemiskinan Kultural : Terjadi karena individu tersebut tidak ingin memperbaiki taraf hidupnya.
Contoh : masyarakat di pedalaman yang masih memegang teguh adat istiadat dan tidak membuka
peluang pada modernitas, seperti masyarakat suku Baduy.
 Kemiskinan Struktural : Terjadi karena struktur sosial. Contoh : Masyarakat Papua yang kurang
mendapatkan manfaat dari Freeport.

E. Tingkat Kemiskinan di Indonesia

Jumlah penduduk miskin sebelum pandemi atau pada Maret 2019 sebanyak 25,14 juta orang atau
9,41%. Jumlah penduduk miskin meningkat memasuki tahun pertama pandemi dan mencapai
puncaknya pada Maret 2021 sebanyak 27,54 juta orang atau 10,14% dari total penduduk. Usaha
pemerintah dan masyarakat untuk terus mengentaskan kemiskinan makin menunjukan hasil positif.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin pada Maret 2022 mencapai 26,16 juta
orang atau 9,54% dari total penduduk Indonesia. Persentase penduduk miskin pada Maret 2022
sebesar 9,54 persen, menurun 0,17 persen poin terhadap September 2021 dan menurun 0,60 persen
poin terhadap Maret 2021. Sedangkan, jumlah penduduk miskin pada Maret 2022 sebesar 26,16 juta
orang, menurun 0,34 juta orang terhadap September 2021 dan menurun 1,38 juta orang terhadap
Maret 2021.

6
2.2 Penyebab Kemiskinan
Penyebab kemiskinan ada dari faktor Internal dan faktor eksternal
Faktor Internal :
1. Sikap
Sikap adalah suatu kondisi jiwa dan pikir yang dipersiapkan untuk memberi tanggapan terhadap
objek yang diorganisasi lewat pengalaman serta bisa mempengaruhi langsung pada perilaku.
Keadaan jiwa sangat dipengaruhi oleh tradisi, kebiasaan, kebudayaan, dan lingkungan sosial.
2. Pengalaman dan Pengamatan
Pengalaman bisa mempengaruhi pengamatan sosial dalam tingkah laku. Biasanya, pengalaman
didapatkan dari seluruh tindakan masa lalu dan bisa dipelajari. Hasil dari pengalaman sosial
akan membentuk pandangan terhadap suatu hal.
3. Kepribadian
Kepribadian adalah konfigurasi karakter individu dan cara berperilaku yang menentukan
perbedaan sikap dari setiap orang.
4. Konsep diri
Faktor penyebab terjadinya kemiskinan lainnya yaitu konsep diri. Faktor internal ini sudah
menjadi pendekatan yang dikenal sangat luas untuk menggambarkan hubungan antara konsep
diri konsumen dengan image brand. Konsep diri sebagai inti dari pola kepribadian akan
menentukan perilaku individu dalam menghadapi masalah hidup. Sebab konsep diri merupakan
frame of reference yang menjadi awal perilaku.

5. Motif
Perilaku individu muncul karena adanya motif kebutuhan untuk merasa aman. Contoh dari
motif yaitu kebutuhan terhadap prestise. Jika motif seseorang terhadap kebutuhan prestise
besar, maka akan membentuk gaya yang cenderung mengarah ke gaya hidup hedonis.
6. Persepsi
Persepsi adalah proses saat seseorang memilih, mengatur, dan menginterpretasikan informasi
untuk membentuk gambar yang berarti tentang dunia.

Faktor Eksternal :

1. Kelompok Referensi
Kelompok referensi adalah kelompok yang memberikan pengaruh langsung dan tidak langsung
terhadap sikap dan perilaku seseorang. Pengaruh yang diberikan bisa menyebabkan perilaku dan
gaya hidup seseorang.
2. Keluarga
Siapa sangka jika keluarga ternyata bisa menjadi penyebab kemiskinan. Pasalnya,
keluargamemegang peran besar dan lama dalam membentuk sikap serta perilaku seseorang. Hal
ini dikarenakan pola asuh orang tua akan membentuk kebiasaan anak, yang secara tidak langsung
mempengaruhi pola hidup anak tersebut.
3. Kelas Sosial

7
Kelas sosial adalah kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama di sekitar masyarakat. Ada
dua unsur dalam sistem sosial yaitu kedudukan dan peranan. Kedudukan sosial merupakan tempat
seseorang dalam lingkungan pergaulan serta prestise hak dan kewajibannya. Kedudukan sosial
bisa didapatkan dengan usaha sengaja atau karena kelahiran. Jika, seseorang melaksanakan hak
dan kewajiban sesuai dengan kedudukan, maka telah menjalankan peranannya dengan baik.

4. Kebudayaan
Kebudayaan meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kebiasaan yang didapatkan dari individu sebagai anggota masyarakat.Kebudayaan terdiri atas
segala sesuai yang dipelajari dari pola perilaku yang normatif seperti ciri pola pikir, merasakan
dan bertindak.
5. Laju Pertumbuhan Penduduk yang Tinggi
Angka kelahiran yang tinggi di suatu daerah dapat mengakibatkan laju pertumbuhan penduduk
suatu negara menjadi lebih besar. Sehingga, dapat menyebabkan lapangan pekerjaan yang
tersedia menjadi terbatas untuk dapat merekrut masyarakat yang membutuhkan pekerjaan demi
mendapatkan gaji agar dapat membeli kebutuhan pokoknya. Selain itu, apabila laju pertumbuhan
penduduk tinggi tetapi tidak sebanding dengan laju pertumbuhan ekonomi. Maka akan
mengakibatkan angka kemiskinan semakin meningkat.
6. Masyarakat Pengangguran Meningkat
Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi dapat menyebabkan lapangan kerja yang ada di suatu
negara menjadi terbatas. Oleh sebab itu, angka pengangguran di daerah tersebut akan meningkat.
Semakin banyak masyarakat yang pengangguran, maka angka kemiskinan pun akan meningkat.
7. Pendidikan yang Rendah
Individu yang memiliki pendidikan yang rendah, cenderung tidak memiliki keterampilan,
wawasan maupun pengetahuan yang memadai untuk mendapatkan pekerjaan. Sehingga,
masyarakat yang berpendidikan rendah tidak dapat bersaing dengan masyarakat yang memiliki
pendidikan tinggi di dunia kerja maupun usaha. Hal inilah yang membuat masyarakat
berpendidikan rendah kalah saing dan membuat angka pengangguran serta kemiskinan menjadi
bertambah.
8. Terjadi Bencana Alam
Bencana alam dapat menjadi faktor penyebab terjadinya kemiskinan yang tidak dapat dihindari.
Bencana alam seperti banjir, tanah longsor maupun tsunami dapat menimbulkan kerusakan pada
infrastruktur serta kerusakan psikologis masyarakat yang tertimpa bencana. Selain itu, bencana
alam dapat menjadi penyebab kemiskinan, karena masyarakat yang terdampak bencana tersebut
akan kehilangan harta bendanya.
9. Distribusi Pendapatan yang Kurang Merata
Distribusi pendapatan yang tidak merata dapat menyebabkan terjadinya ketimpangan pada pola
kepemilikan sumber daya. Umumnya, masyarakat yang memiliki sumber daya terbatas serta
rendah umumnya berada di bawah garis kemiskinan.

2.3 Dampak Kemiskinan

1. Meningkatnya angka pengangguran


Masyarakat yang miskin akan kesulitan untuk mendapatkan akses pendidikan yang layak.
Sehingga, masyarakat miskin akan kesulitan untuk bersaing untuk mendapatkan pekerjaan
dengan masyarakat kaya atau berkecukupan. Hal tersebutlah yang dapat memicu peningkatan
angka pengangguran.
2. Banyaknya kasus putus sekolah

8
Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, biaya pendidikan yang harus dibayarkan oleh
seorang individu cukup tinggi, sehingga hal tersebut akan menutup akses masyarakat miskin
untuk mendapatkan pendidikan. Padahal, salah satu penyebab kemiskinan adalah rendahnya
tingkat pendidikan, sehingga akses pendidikan yang tertutup dapat memperparah kondisi
kemiskinan yang ada di suatu daerah maupun negara.

3. Muncul Berbagai Masalah Kesehatan di Masyarakat


Dengan adanya kemiskinan, maka akan muncul berbagai masalah kesehatan. Adanya
peningkatan kebutuhan, tetapi tidak terjangkau, maka penyakit yang datang. Contohnya pusing,
darah tinggi, stroke dll.
4. Meningkatnya Tindakan Kriminalitas
Kemiskinan dapat menjadi salah penyebab terjadinya kriminalitas. Hal ini dikarenakan
masyarakat miskin akan cenderung ingin memenuhi kebutuhan pokoknya dengan menggunakan
cara apapun, termasuk dengan kriminalitas. Beberapa bentuk kriminalitas yang dapat dilakukan
oleh seorang individu adalah penipuan, pencurian, perampokan serta pembunuhan.
5. Angka Kematian Meningkat
Masyarakat miskin yang tidak mampu memenuhi kebutuhan pokoknya akan kesulitan untuk
mendapatkan akses kesehatan yang memadai untuk dirinya dan keluarganya. Akses kesehatan
yang sulit tersebut dapat menyebabkan angka kematian suatu penduduk menjadi meningkat,
terutama angka kematian masyarakat miskin.
6. Konflik yang Terjadi di Masyarakat akan Bermunculan
Masyarakat miskin umumnya akan mendapatkan perlakuan yang berbeda dari masyarakat kaya.
Contohnya seperti mendapatkan akses ke beberapa fasilitas tertentu. Kesenjangan yang terjadi di
masyarakat tersebut akan memicu terjadinya konflik di kehidupan bermasyarakat karena
kecemburuan yang muncul.

2.4 Cara Mencegah Kemiskinan

1. Melakukan Pembaharuan Pada Data Penduduk


Pemerintah dapat melakukan pembaharuan data penduduk, terutama melengkapi data penduduk
miskin serta rentan miskin yang kemudian dikategorikan untuk pantas mendapatkan bantuan
sosial dari pemerintah.
Sehingga, dana anggaran pemerintah yang telah dialokasikan untuk untuk bantuan sosial dapat
disalurkan kepada warga yang tepat dan benar membutuhkan dana bantuan sosial tersebut. Selain
itu usai melakukan pembaharuan data, pemerintah dapat meningkatkan anggaran bantuan sosial
serta memperluas jumlah penerima bantuan kepada para warga yang telah jatuh miskin karena
faktor-faktor yang memengaruhi, contohnya seperti pandemi Covid-19.
2. Melakukan Integrasi Penyaluran Bansos
Di berbagai tempat, ada bermacam-macam bentuk bantuan sosial yang berbeda dengan jenis serta
jumlah yang telah diukur oleh pemerintah. Namun, perbedaan tersebut, ternyata justru
menimbulkan ketegangan sosial di beberapa daerah.
Ketegangan sosial tersebut kemudian semakin parah, karena adanya basis data bantuan sosial,
khususnya Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang digunakan oleh pemerintah daerah
dan belum mencakup masyarakat yang sebelumnya tidak terdata. Namun, kondisi ekonomi
masyarakat yang belum terdata tersebut telah memburuk karena beberapa faktor.
Untuk dapat mengatasi masalah tersebut, maka pemerintah dapat melakukan update data seperti
pada solusi pertama dan melakukan integrasi penyaluran bantuan sosial, melalui kerjasama antar

9
bank-bank pemerintah agar dana bantuan sosial tersebut dapat langsung masuk dan diterima oleh
penerima bantuan.
Integrasi penyaluran dana bantuan sosial dapat mempermudah proses pembagian, serta penerima
bantuan tidak akan tumpang tindih.
3. Mengurangi Beban Pengeluaran Masyarakat Miskin dan Hampir Miskin
Salah satu cara untuk menangani kemiskinan adalah dengan mengurangi beban pengeluaran
kepada masyarakat, khususnya masyarakat miskin serta hampir miskin. Terutama mengurangi
biaya yang dikontrol oleh pemerintah atau administered prices.
Ada empat biaya yang dikontrol pemerintah dan dapat dikurangi untuk meringankan beban
masyarakat miskin serta hampir miskin. Antara lain adalah tarif air untuk rumah tangga, tarif
listrik, harga LPG, serta harga BBM.
4. Memberikan Insentif di Bidang Pertanian, Peternakan dan Perikanan
Pemerintah dapat menangani kemiskinan dengan cara meningkatkan insentif bagi petani,
peternak serta nelayan melalui skema pembelian produk yang dilakukan oleh pemerintah. Selain
itu, pemerintah juga dapat memperbaiki jalur logistic untuk hasil pertanian, peternakan maupun
perikanan. Sehingga para warga yang bekerja di bidang tersebut, dapat meningkatkan
produksinya dan menghadapi minimnya serapan pasar. Dengan memberikan insentif pada tiga
bidang tersebut, maka pemerintah akan membantu untuk mengamankan ketersediaan stok pangan
nasional, khususnya selama berlangsungnya masa-masa yang akan membuat stok pangan menipis
dan sulit ditemukan. Melalui mengamankan ketersediaan stok, kenaikan harga pokok dapat
ditekan. Sehingga masyarakat yang hampir miskin, masih dapat memenuhi kebutuhan pokoknya.
Maka, tingkat kemiskinan pun dapat ditekan.
5. Mengelola APBN dengan Cermat
Pemerintah perlu mengelola APBN negaranya dengan cermat, agar dapat meningkatkan anggaran
untuk bantuan sosial yang akan diberikan kepada masyarakat miskin serta hampir miskin. Dengan
mengelola APBN lebih cermat, pemerintah dapat mengalokasikan dana khusus untuk masyarakat
miskin dan hampir miskin agar dapat memenuhi kebutuhan pokoknya.
6. Dasar Hukum

PERPRES Nomor 96 Tahun 2015


Dengan membentuk TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN

2.5 Hal Yang Terjadi Jika Tanpa Kemiskinan

Setiap negara di dunia memiliki tantangan dan persoalannya tersendiri, bahkan dalam berbagai aspek
yang ada di kehidupan masyarakatnya. Salah satu hal yang mungkin sulit untuk dihilangkan adalah
mengenai kemiskinan, sebab rasanya hampir tak mungkin dihilangkan, namun dapat diminimalisirkan
keberadaannya.

Persoalan mengenai kemiskinan sangat sering terjadi bahkan di negara-negara maju sekali pun, apalagi
di negara-negara berkembang dengan perekonomian yang masih tidak stabil. Penduduk yang tinggal di
bawah garis kemiskinan biasanya hanya mengharapkan keadilan yang diberikan oleh pemerintah
terhadap mereka, setidaknya agar dapat hidup dengan layak dan memperoleh makanan untuk sehari-
hari. Lalu, berbicara mengenai hal ini mungkin akan membuat beberapa orang bertanya-tanya tentang

10
kemungkinan yang dapat terjadi apabila di dunia ini tidak ada lagi kemiskinan. Jika sampai terjadi,
maka beberapa kemungkinan berikut ini bisa terjadi :

1. Kebutuhan makanan dan kebutuhan pokok mudah ditimbun

Membayangkan kemiskinan hilang di muka bumi, maka satu sektor yang pasti akan dikerubungi
oleh orang-orang adalah produk makanan dan kebutuhan pokok. Banyak orang yang hidup serba
kekurangan mungkin tak pernah merasakan cukupnya makan atau bahkan memiliki kebutuhan
untuk sehari-hari. Padahal melansir dari Food Ethic Council, para penduduk miskin yang
kekurangan makanan akan membuat mereka mengalami malnutrisi yang sangat berpengaruh pada
kesehatan.Hal yang semakin buruk adalah kenyataan bahwa penduduk miskin nyatanya bukan
hanya orang dewasa, melainkan juga anak-anak bahkan bayi sekali pun. Tak heran apabila
kemiskinan di dunia menghilang, maka produk makanan dan kebutuhan pokok akan memperoleh
peningkatan omset.

2. Kemacetan akan membludak dimana-mana


Kemiskinan tak hanya akan menyebabkan kesulitan bagi penduduknya untuk memperoleh
makanan, melainkan juga aspek lain seperti kendaraan. Jangankan terpikir untuk berpergian,
bahkan untuk makan sehari-hari saja mungkin mereka kesulitan sehingga memerlukan usaha
yang kuat agar dapat memperolehnya. Bahkan bagi beberapa penduduk miskin, memiliki rumah
yang layak sudah jauh lebih berharga jika dibandingkan dengan kendaraan pribadi, sehingga
rasanya sudah cukup mewah apabila mereka dapat memperoleh kesempatan untuk berpergian
dengan kendaraan tertentu.Membayangkan apabila kemiskinan di dunia musnah, maka hal yang
akan terjadi adalah kemungkinan penduduk miskin akan beralih pada kendaraan pribadi. Bahkan
melansir dari On The Road Trends, penyebab kemacetan sering dikaitkan dengan volume
kendaraan yang tinggi, sehingga perlu adanya perbanyakan kendaraan umum untuk dinaiki.
Meski demikian, bila penduduk kurang mampu dapat terlepas dari kemiskinan, mereka akan tetap
mendominasi kendaraan sehingga tetap saja kemacetan terjadi.
3. Biaya barang akan naik sebab permintaan yang tinggi
Membayangkan kemiskinan lenyap di dunia maka hal yang sangat mungkin terjadi adalah
tingginya permintaan barang dari berbagai sektor. Penduduk miskin yang mungkin tak mampu
memeperolehnya dulu bahkan akan mencoba membeli apa yang diinginkannya. Padahal ketika
permintaan naik, maka harga pun akan semakin mahal, seperti melansir dari Investopedia. Hal
seperti ini akan terus berulang sehingga menyebabkan harga-harga di pasaran pun akan ikut
meroket sehingga siklus kemiskinan dapat berpotensi terulang kembali.
4. Polusi bumi yang buruk
kebutuhan semua orang atas suatu hal pasti meningkat. Dampaknya berbagai industri akan saling
bersaing dan sampah yang dihasilkan juga semakin membludak. Jika terus dibiarkan, maka polusi
yang terjadi di bumi akan semakin sulit untuk terkendali dengan baik.
5. Pengangguran yang merosot drastic
Jika sebelumnya mungkin ada efek negatif tersendiri bila kemiskinan lenyap di bumi, maka poin
yang satu ini justru akan membahas mengenai sisi positifnya. Sejak dahulu memang
pengangguran menjadi musuh luar biasa bagi negara untuk memberantasnya, apalagi dengan
kenaikan angka pengangguran yang terasa terus bertambah. Bahkan melansir dari Statista, sejak
tahun 2010 hingga 2020 saja, rate pengangguran yang ada di dunia bahkan mencapai sekitar 6.57
persen. Membayangkan bahwa apabila kemiskinan lenyap di muka bumi, maka angka
penganggurannya juga bisa memungkinkan turun secara signifikan. Namun, semua itu hanya
akan dikembalikan lagi pada setiap individu guna menjaga etos kerja yang dimiliki. Jika
konsisten, maka angka pengangguran akan terus merosot hingga bahkan tak ada. Mungkin sulit
membayangkan bahwa kemiskinan dapat hilang dari muka bumi. Bukan hanya usaha yang

11
dilakukan oleh pemerintah saja, namun peran penduduknya juga sangat penting dalam mencapai
tujuan tersebut. Kalau sampai terjadi tentu akan mengubah tatanan kehidupan manusia

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kemiskinan adalah suatu kondisi Ketika seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok yaitu
kebutuhan akan makanan, kebutuhan akan pakaian, kebutuhan akan tempat berlindung. Kemiskinan
diatur dalam UU NO 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin disahkan oleh Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono pada tanggal 18 Agustus 2011. Kemiskinan juga menjadi indikator keberhasilan
pembangunan, dimana penurunan kemiskinan menandakan adanya pertumbuhan yang adil dan merata.
Salah satu faktor yang mempengaruhi masalah kemiskinan di Indonesia adalah tingginya ketimpangan
antar daerah dan golongan masyarakat, akibat tidak meratanya distribusi pendapatan. Kemiskinan dapat
ditekan apabila pemerintah mampu mengelola potensi yang dimiliki. Kemiskinan dapat dilihat dan
dipahami dari berbagai gambaran salah satunya Gambaran kekurangan materi yang biasanya mencakup
dengan kebutuhan sehari - hari, sandang,papan atau perumahan dan pelayanan kesehatan. Contoh
kemiskinan ada 6 yaitu Kemiskinan Subjektif, Kemiskinan Absolut, Kemiskinan Relatif, Kemiskinan
Alamiah, Kemiskinan Kultural, Kemiskinan Struktural. Tingkat kemiskinan pada maret 2022 sebesar
9,54 % menurun 0,17 % dari september 2021 dan menurun 0,60 % dari maret 2021. dan jumlah
penduduk miskin pada maret 2022 sebesar 26,16 juta orang. Kemiskinan dapat terjadi diakibatkan dari
2 faktor yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal mencakupi sikap, pengalaman
pribadi, kepribadian seseorang, konsep diri, motif dan persepsi seseorang. Sedangkan dari faktor
eksternal adalah kelompok referensi, keluarga, kelas sosial, kebudayaan, laju pertumbuhan yang tinggi,
meningkatnya pengangguran, pendidikan yang rendah, adanya bencana alam, distribusi pendapatan yg
kurang merata. Sedangkan Dampak dari terjadinya Kemiskinan adalah banyaknya kasus putus sekolah,
meningkatnya pengangguran, muncul berbagai masalah kesehatan di masyarakat, meningkatnya
tindakan kriminalitas, angka kriminalitas meningkat dan terjadinya konflik antar masyarakat. Oleh
karena itu agar terbebasnya manusia dari masalah kemiskinan makan pemerintah dan masyarakat
mengupayakan solusi-solusi untuk mencegah terjadinya Kemiskinan agar kita dapat hidup Tanpa
Kemiskinan, seperti Melakukan pembaharuan terhadap data penduduk, Melakukan integrasi penyaluran
bansos, Mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin, memberikan insentif di bidang pertanian,
peternakan, dan perikanan, Mengelola APBN dengan cermat dan membentuk tim nasional percepatan
penanggulangan kemiskinan. Hal - hal ini dilakukan pemerinta untuk mewujudkan masyarakat TANPA
KEMISKINAN dan apabila suatu ketika kita dapat terbebas dari kemiskina maka hal yang mungkin
akan terjadi yaitu, kebutuhan akan tercukupi, terjadi kemacetan, polusi bumi, harga barang yg naik
akibat permintaan tinggi, dan tidak ada lagi pengangguran.

12
3.2 Saran

Untuk mewujudkan kondisi masyarakat Tanpa Kemiskinan kita harap tidak hanya peran pemerintah
yang kita andalkan namun juga kita bisa meningkatkan SDM dengan tekun belajar ketika mendapat
kesempatan untuk mendapatkan Pendidikan dan juga diharapkan dalam pemanfaatan sumber daya alam
Indoneisa yang sangat kaya dalam proses produksinya melibatkan tenaga kerja Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

(BARLINTI, 2007)

https://media.neliti.com/media/publications/17983-ID-kebijakan-kebijakan-pemerintah-dalam-
penanggulangan-kemiskinan.pdf

https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-13-2011-penanganan-fakir-miskin

https://media.neliti.com/media/publications/17983-ID-kebijakan-kebijakan-pemerintah-dalam-
penanggulangan-kemiskinan.pdf

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan#:~:text=Kemiskinan%20adalah%20keadaan%20saat
%20ketidakmampuan,akses%20terhadap%20pendidikan%20dan%20pekerjaan

https://indonesiabaik.id/infografis/maret-2022-jumlah-penduduk-miskin-indonesia-turun

https://m.liputan6.com/hot/read/4674270/penyebab-kemiskinan-di-indonesia-pengertian-dan-faktornya-
yang-perlu-dipahami

https://www.gramedia.com/literasi/dampak-kemiskinan/amp/

https://www.idntimes.com/science/discovery/amp/salsabila-manlan/5-hal-yang-mungkin-terjadi-bila-tak-
ada-kemiskinan-di-dunia-c1c2

https://www.setneg.go.id/view/index/tim_nasional_percepatan_penanggulangan_kemiskinan_1

https://www.gramedia.com/literasi/penyebab-kemiskinan/

13
14

Anda mungkin juga menyukai