Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Mari kita belajar dari sekarang akan pentingnya pemerataan ekonomi,dan kemakmuran yang
menjadi hak bagi setiap warga negara. Semoga dengan makalah ini yang menguak sedikit tentang
“KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN” dapat menjadi motivasi, inovasi dan juga daya kreasi
kita untuk dapat memajukan perekonomian keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

Negara baru bisa dikatakan makmur, subur dan sejahtera apabila didalam negara tersebut kehidupan
ekonomis seluruh penduduknya berada pada rata-rata, atau di atas rata-rata angka kemiskinan.
Bagaimanakah dengan Negara kita Indonesia? Sebagai Negara yang kaya akan sumber daya alam,
tentunya kita bangga dan patut bersyukur kepada Tuhan atas apa yang negara kita miliki. Namun,
dimanakah letak kebanggaan itu seharusnya diletakkan. Apakah dipundak? Dihati? atau dijiwa kita ?.
Janganlah kita berbangga jika kita hanya menjadi penonton ! Jangan kita berbangga jika kita hanya
menjadi penerus! Dan jangan bangga pula bila kita menjadi penikmat. Bangga yang harusnya ada dalam
benak kita adalah bangga akan apa yang telah kita perbuat dengan alam, dan bagaimana kita mengelola
kekayaan alam ini dengan sebaik-baiknya.

Makalah “KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN” yang kami sajikan ini hendaknya bisa
menjadi modal bagi kita untuk membuka mata akan kebenaran dan keobjektifan pemerintah dalam
menjalankan Visi dan Misinya. Adapun kesempurnaan itu hanya milik Tuhan. Dan kami berharap kita
sebagai generasi kreatif, inovatif dan motivatif mampu menghadirkan informasi-informasi yang saling
melengkapi dan saling menyempurnakan apa yang sesungguhnya bangsa kita ini alami saat ini. Syukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena ridho-Nya, makalah ini dapat terselesaikan
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia dikenal sebagai Negara agraris, atau yang biasa dikenal sebagai Negara yang sebagian
besar penduduknya bergerak dalam bidang pertanian. Dalam Pembukaan UUD 1945 mengamanatkan
pemerintah Indonesia agar memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan bangsa. Namun dalam
kenyataannya pemerintah tidak mempunyai kepekaan yang serius terhadap kaum miskin.

Kemiskinan merupakan problematika kemanusiaan yang mendunia dan hingga kini masih menjadi isu
sentral di belahan bumi manapun. Selain bersifat laten dan aktual, kemiskinan adalah penyakit sosial
ekonomi yang tidak hanya dialami oleh negara-negara berkembang melainkan juga negara maju seperti
Inggris dan Amerika Serikat.

Jika kita lihat dari dampak yang ditimbulkan oleh korupsi ini, hampir semua lapisan masyarakat
merasakannya. Bagi kalangan pengusaha korupsi menyebabkan persaingan yang tidak kompetitif antar
pengusaha karena semua proses harus melalui uang pelicin dan memerlukan waktu yang lama. Bagi
masyarakat bawah korupsi justru menimbulkan biaya hidup yang lebih tinggi, harga-harga menjadi
mahal akhirnya mencul banyak pengemis seperti yang kita bahas di depan. Pengangguran, pemerasan,
hingga pembunuhan yang sumber utamanya adalah uang, hanya dengan satu alasan untuk hidup dan
munculnya Undang-Undang Korupsi dan Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi bisa dijalankan
dengan baik. Namun pada kenyataannya kinerja KPK ini belum memuaskan hati publik, karena banyak
kasus korupsi yang penanganannya belum tuntas. Diantaranya kasus korupsi pajak dan kasus yang
dialami dari beberapa anggota Partai Demokrat belakangan ini .

Pada hal ini penyusun mencoba memaparkan kemiskinan di Negara Indonesia . Kemiskinan merupakan
hal yang kompleks kerana menyangkut berbagai macam aspek seperti hak untuk terpenuhinya pangan,
kesehatan, pendidikan, pekerjaan dan sebagainya. Agar kemiskinan di Indonesia dapat menurun
diperlukan dukungan dan kerja sama dari pihak masyarakat dan keseriusan pemerintah dalam
menangani masalah ini.

Kemiskinan merupakan masalah multidimensi dan lintas sektor yang dipengaruhi oleh berbagai faktor
yang saling berkaitan, antara lain: tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan, akses terhadap barang
dan jasa, lokasi, geografis, gender, dan kondisi lingkungan.

Bila kita melihat sebenarnya kesejahteraan itu milik pemerintah, atau para pegawai negeri. Dan orang –
orang yang bergerak dalam organisasi pemerintah tingkat atas. Dan sebagian besar juga bagi para
pengusaha –pengusaha yang ruang lingkupnya besar. Golongan orang-orang kelas atas inilah yang akan
selalu menjadi penguasa, dan monopoli terhadap golongan kelas menengah ke bawah
1.2 Perumusan Masalah

Dalam tugas terstruktur individu ini, penyusun yang membahas mengenai masalah kemiskinan,
didapatkan rumusan masalah yang akan di bahas dalam analisis permasalahan. Rumusan masalah
tersebut, adalah sebagai berikut :

- Apa yang menjadi masalah dasar dalam pengentasan kemiskinan di Indonesia ?

- Apa yang menjadi penyebab dari kemiskinan dan kesenjangan pendapatan?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dibuat makalah yang membahas tentang kemiskinan dan kesenjangan pendapatan di
Indonesia ini adalah sebagai berikut:

1. Menumbuhkan kesadaran masyarakat Indonesia yang mampu dalam hal materi agar ikut berperan
serta untuk mengentaskan kemiskinan dan kesenjangan pendapatan di Indonesia.

2. Memberikan informasi kepada masyarkat Indonesia untuk menghadapi kemiskinan dan


kesenjangan pendapatan yang merupakan tantangan global dunia ketiga.

3. Untuk mengetahui sejauh mana upaya yang dilakukan Pemerintah dalam mengentaskan
kemiskinan.

1.4 Manfaat

1. Bagi penulis

Penulisan makalah ini disusun sebagai salah satu pemenuhan tugas terstruktur dari mata kuliah”
Perekonomian Indonesia”. Serta mampu menjadi sumber informasi bagi masyarakat.

2. Bagi pihak lain

Makalah ini diharapakan dapat menambah referensi pustaka yang berhubungan dengan permasalahan
dan upaya penyelesaian kemiskinan dan kesenjangan pendapatan di Indonesia.

1.5 Ruang lingkup

Makalah mengambil sampel ruang lingkup berupa masyarakat Indonesia secara menyeluruh.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1Definisi kemiskinan

Definisi tentang kemiskinan telah mengalami perluasan, seiring dengan semakin kompleksnya faktor
penyebab, indikator maupun permasalahan lain yang melingkupinya. Kemiskinan tidak lagi hanya
dianggap sebagai dimensi ekonomi melainkan telah meluas hingga kedimensi sosial, kesehatan,
pendidikan dan politik. Menurut Badan Pusat Statistik, kemiskinan adalah ketidakmampuan memenuhi
standar minimum kebutuhan dasar yang meliputi kebutuhan makan maupun non makan. Definisi dibuat
tergantung dari latar belakang dan tujuan, juga tergantung dari sudut mana definisi tersebut ditinjaunya,
untuk kepentingan apa definisi tersebut dibuat. Biasanya definisi-definisi tersebut akan saling
melengkapi antara yang satu dengan yang lainnya.

Definisi kemiskinan dilihat dari beberapa segi :

1. Dilihat dari standar kebutuhan hidup yang layak / pemenuhan kebutuhan pokok.

Golongan ini mengatakan bahwa kemiskinan itu adalah tidak terpenuhnya kebutuhan-kebutuhan
pokok/dasar disebabkan karena adanya kekurangan barang-barang dan pelayanan –pelayanannya yang
dibutuhkan untuk memenuhi standar kebutuhan yang layak.

Ini merupakan kemiskinan absolut/mutlak yakni tidak terpenuhinya standar kebutuhan pokok/dasar.

2. Dilihat dari segi pendapatan/ penhasilan income

Kemiskinan oleh gonlongan dilukiskan sebagai kurangya pendapatan/penghasilan untuk memenuhi


kebutuhan hidup yang pokok.

3. Dilihat dari segi kesempatan / Opportunity

Kemiskinan adalah karena ketidaksamaan kesempatan untuk mengakumulasikan (meraih) basis


kekuasaan sosial meliputi :

a. Keterampilan yang memadai.

b. Informasi/pengetahuan – pengetahuan yang berguna bagi kemajuan hidup.

c. Jaringan-jaringan sosial ( Social Network ).

d. Organisasi-organisasi sosial dan politik.

e. Sumber-sumber modal yang diperlukan bagi peningkatan pengembangan kehidupan.


4. Dilihat dari segi keadaan / kondisi

Kemiskinan sebagai suatu kondisi / keadaan yang bisa dicirikan dengan :

a. Kelaparan/kekurangan makan dan gizi.

b. Pakaian dan perumahan yang tidak memadai.

c. Tingkat pendidikan yang rendah.

d. Sangat sedikitnya kesempatan untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang pokok.

5. Dilihat dari segi penguasaan terhadap sumber-sumber

Menurut golongan ini kemiskinan merupakan keterlantaran yang disebabkan oleh penyebaran yang
tidak merata dan sumber-sumber ( Malldistribution of Resources), termasuk didalamnya pendapatan /
income.

6. Kemiskinan menurut Drewnowski

Drewnowski ( Epi Supiadi:2003) mencoba menggunakan indikator-indikator sosial untuk mengukur


tingka-tingkat kehidupan ( The Level of Living Index ). Menurutnya terdapat tiga tingkatan kebutuhan
untuk menentukan tingkat kehidupan seseorang :

a. Kehidupan fisik dasar ( Basic Fisical Needs ), yang meliputi gizi/nutrisi, perlindungan/perumahan
( Shelter/housing ) dan kesehatan.

b. Kebutuhan budaya dasar ( Basic Cultural Needs), yang meliputi pendidikan,penggunaan waktu luang
dan rekreasi dan jaminan sosial (Social Security).

c. High income, yang meliputi pendapatan yang surplus atau melebihi takarannya.

Definisi kemiskinan dilihat dari beberapa konsep adalah :

1. BAPPENAS

Tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan
yang bermartabat.

2. BPS

Bilamana jumlah rupiah yang dikeluarkan atau dibelanjakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi
kurang dari 2.100 kalori perkapita.
3. Bank Dunia

Tidak tercapainya kehidupan yang layak dengan penghasilan 1,00 dolar AS perhari .

4. BKKBN keluarga miskin jika :

a. Tidak dapat melaksanakan ibadah menurut keyakinannya.

b. Tidak mampu makan sehari dua kali.

c. Tidak memiliki pakaian berbeda untuk dirumah,bekerja atau sekolah dan berpergian.

d. Tidak bagian terluas dari rumahnya berlantai tanah.

e. Mampu membawa anggota keluarga sarana kesehatan.

5. WB ( 2001) kemiskinan adalah suatu kondisi terjadinya kekurangan pada taraf hidup manusia baik
fisik atau sosial.

Dari berbagai sudut pandang tentang pengertian kemiskinan ,pada dasarnya bentuk kemiskinan dapat
dikelompokkan menjadi tiga pengertian, yaitu :

· Kemiskinan Absolut

Kemiskinan Absolut adalah sejumlah penduduk yang tidak mampu mendapatkan sumber daya yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar.

· Kemiskinan Relatif

Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah hidup diatas garis kemiskinan namun masih
berada dibawah kemampuan masyarakat disekitarnya.

· Kemiskinan Kultural

Kemiskinan Kultural berkaitan erat dengan sikap seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak mau
berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak lain yang membantunya.
2.2 Ketimpangan / Kesenjangan Pendapatan

Ketimpangan pendapatan yang terjadi di Indonesia sangat terlihat jelas, dari istilah yang kayak semakin
kaya dan yang miskin semakin miskin. Hal ini sangat berdampak pada pendapatan tersebut tidak cukup
hanya bicara mengenai subsidi modal terhadap kelompok miskin maupun peningkatan pendidikan
( ketrampilan ) tenaga kerja di Indonesia. Lebih penting dari itu ,persoalan yang terjadinya sesungguhnya
adalah akibat kebijakan pembangunan ekonomi yang kurang tepat dan bersifat struktural. Maksudnya
kebijakan masa lalu yang begitu menyokong sektor industri dengan mengorbankan sektor lainnya patut
direvisi karena telah mendorong munculnya ketimpangan sektoral yang berujung kepada kesenjangan
pendapatan. Dari perspektif ini agenda mendesak bagi Indonesia adalah memikirkan kembali secara
serius model pembangunan ekonomi yang secara serius model pembangunan ekonomi yang secara
serentak bisa memajukan semua sektor dengan melibatkan seluruh rakyat sebagai partisipan. Sebagian
besar ekonom meyakini bahwa strategi pembangunan itu adalah modernisasi pertanian dengan
melibatkan sektor industri sebagai unit pengolahnya.

Ketimpangan atau kesenjangan pendapatan adalah menggambarkan distribusi pendapatan masyarakat


di suatu daerah atau wilayah pada waktu tertentu. Kaitan kemiskinan dengan ketimpangan pendapatan
ada beberapa pola yaitu :

· Semua anggota masyarakat mempunyai income tinggi ( tak ada miskin) tetapi ketimpangan
pendapatannya tinggi.

· Semua anggota masyarakat mempunyai income tinggi ( tak ada miskin) tetapi ketimpangan
pendapatannya rendah ( ini yang paling baik).

· Semua anggota masyarakat mempunyai income rendah ( semuanya miskin) tetapi ketimpangan
pendapatannya tinggi.

· Semua anggota masyarakat mempunyai income yang rendah (semuanya miskin) tetapi
ketimpangan pendapatannya rendah.

· Tingkat income masyaraka bervariasi ( sebagian miskin,sebagian tidak miskin)tetapi ketimpangan


pendapatannya tinggi.

· Tingkat income masyarakat bervariasi (sebagian miskin, sebagian tidak miskin)tetapi ketimpangan
pendapatannya rendah.

2.3Indikator – indikator kemiskinan

Untuk menuju solusi kemiskinan penting bagi kita untuk menelusuri secara detail indikator kemiskinan
tersebut. Adapun indikator – indikator kemiskinan sebagaimana dikutip dari Badan Pusat Statistik,
antara lain sebagai berikut :
1. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar ( sandang,pangan, papan ).

2. Tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya ( kesehaatan, pendidikan, sanitasi, air
bersih dan transportasi ).

3. Tidak adanya jaminan masa depan ( karena tiadanya investasi untuk pendidikan dan keluarga ).

4. Kerentangan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massa.

5. Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan terbatasnya sumber daya alam.

6. Kuranganya apresiasi dalam kegiatan sosial masyarakat.

7. Tidak adanya akses dalam lapangan kerja dan mata pencaharian yang berkesinambungan.

8. Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental.

9. Ketidakmampuan dan ketidaktergantungan sosial ( anak-anak terlantar, wanita korban kekerasan


rumah tangga,janda miskin,kelompok marginal dan terpencil ).

2.4 Indikator - indikator Kesenjangan Pendapatan

Adapun indikator – indikator kesenjangan pendapatan antara lain sebagai beikut :

1. UMR yang ditentukan pemerintah antara pegawai swasta dan pegawai Pemerintah yang berbeda.

2. PNS ( golongan atas ) lebih sejahtera dibandingkan petani.

3. Pertanian kalah jauh dalam menyuplai Produk Domestik Bruto ( PDB ) yang hanya sekitar 9.3 % di
tahun 2011, padahal Indonesia merupakan Negara agraris.

2.5 Faktor - faktor Penyebab Kemiskinan

Yang menyebabkan kemiskinan bisa terjadi, yaitu :

1. Kemiskinan alamiah.

Kemiskinan alamiah terjadi akibat sumber daya alam yang terbatas,penggunaan teknologi yang
rendah,dan bencana alam.

2. Kemiskinan buatan.

Kemiskinan ini terjadi karena lembaga-lembaga yang ada di masyarakat membuat sebagian anggota
masyarakat tidak mampu menguasai sarana ekonomi dan berbagai fasilitas lain yang tersedia hingga
mereka tetap miskin.
Selain itu,penyebab kemiskinan di negara Indonesia adalah :

a. Laju Pertumbuhan Penduduk.

Pertumbuhan penduduk Indonesia terus menigkat di setiap 10 tahun menurut hasil sensus penduduk.

Meningkatnya jumlah penduduk membuat Indonesia semakin terpuruk dengan keadaan ekonomi yang
belum mapan. Jumlah penduduk yang bekerja tidak sebanding dengan jumlah beban ketergantungan.
Penghasilan yang minim ditambah dengan banyaknya beban ketergantungan yang harud ditanggung
membuat penduduk hidup di bawah garis kemiskinan.

b. Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja dan Pengangguran.

Secara garis besar penduduk suatu negara dibagi menjadi dua yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga
kerja. Yang tergolong tenaga kerja ialah penduduk yang berumur didalam batas usia kerja. Batasan usia
kerja berbeda-beda disetiap negara yang satu dengan yang lain. Batas usia kerja yang dianut oleh
Indonesia ialah minimum 10 tahun tanpa batas umur maksimum. Jadi setiap orang atau semua
penduduk kesenjangan dikatakan lunak,distribusi pendapatan nasional dikatakan cukup merata.

c. Tingkat pendidikan yang rendah.

Rendahnya kualitas penduduk juga merupakan salah satu penyebab kemiskinan di suatu negara. Ini
disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan tenaga kerja. Untuk adanya
perkembangan ekonomi terutama industry, jelas sekali dibutuhkan lebih banyak tenaga kerja yang
mempunyai skill atau paling tidak dapat membaca dan menulis.

d. Kurangnya perhatian dari pemerintah.

Pemerintah yang kurang peka terhadap laju pertumbuhan masyarakat miskin dapat menjadi salah satu
faktor kemiskinan. Pemerintah tidak dapat memutuskan kebijakan yang mampu mengendalikan tingkat
kemiskinan di negaranya. Faktor lain yang masih memperlambat pencapaian penurunan kemiskinan
sebagai berikut :

1.Belum meratanya program pembangunan,khususnya di pedesaan,luar Pulau Jawa,daerah


terpencil,dan daerah perbatasan. Sekitar 63.5% penduduk miskin hidup di daerah pedesaan. Kemiskinan
diluar Pulau Jawa termasuk Nusa Tenggara, Maluku dan Papua juga lebih tinggi dibandingkan di Pulau
Jawa. Oleh karena itu, upaya penanganan kemiskinan seharusnya lebih difokuskan di daerah-daerah
tersebut.

2.Masih terbatasnya akses masyarakat miskin terhadap pelayanan dasar.

3.Masih besarnya jumlah penduduk yang rentan untuk jatuh miskin,baik karena guncangan
ekonomi,bencana alam,dan juga akibat kurangnya akses terhadap pelayanan dasar dan sosial.

4.Kondisi kemiskinan sangat dipengaruhi oleh fluktuasi harga kebutuhan pokok. Sehubungan dengan
itu ,upaya penanggulangan kemiskinan melalui stabilitas harga kebutuhan pokok harus dilakukan secara
komprehensif dan terpadu. Hal ini bertujuan agar penanggulangan kemiskinan,baik di perdesaan
maupun perkotaan dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Menurut Todaro (1997) menyatakan bahwa variasi kemiskinan dinegara berkembang disebabkan
oleh beberapa faktor, yaitu:

(1) perbedaan geografis, jumlah penduduk dan tingkat pendapatan,

(2) perbedaan sejarah, sebagian dijajah oleh Negara yang berlainan,

(3) perbedaan kekayaan sumber daya alam dan kualitas sumber daya manusianya

(4) perbedaan peranan sektor swasta dan negara,

(5) perbedaan struktur industri,

(6) perbedaan derajat ketergantungan pada kekuatan ekonomi dan politik negara lain

(7) perbedaan pembagian kekuasaan, struktur politik dan kelembagaan dalam negeri.

Tingginya angka pengangguran disebabkan oleh tingginya tingkat pertumbuhan tenaga kerja dan
rendahnya investasi perkapita, dan tingginya pertumbuhan tenaga kerja disebabkan oleh penurunan
tingkat kematian dan rendahnya investasi perkapita disebabkan oleh tingginya ketergantungan terhadap
teknologi asing yang hemat tenaga kerja. Selanjutnya rendahnya tingkat pendapatan berpengaruh
terhadap tingkat kesehatan, kesempatan pendidikan, pertumbuhan tenaga kerja dan investasi
perkapita.

Studi empiris Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Departemen Pertanian (1995) yang dilakukan pada tujuh
belas propinsi di Indonesia, menyimpulkan bahwa ada enam faktor utama penyebab kemiskinan, yaitu:

1. Rendahnya kualitas sumber daya manusia, hal ini ditunjukkan dengan rendahnya tingkat pendidikan,
tingginya angka ketergantungan, rendahnya tingkat kesehatan, kurangnya pekerjaan alternatif,
rendahnya etos kerja, rendahnya keterampilan dan besarnya jumlah anggota keluarga.

2. Rendahnya sumber daya fisik, hal ini ditunjukkan oleh rendahnya kualitas dan aset produksi serta
modal kerja.

3. Rendahnya penerapan teknologi, ditandai oleh rendahnya penggunaan input mekanisasi pertanian.

4. Rendahnya potensi wilayah yang ditandai dengan oleh rendahnya potensi fisik dan infrastruktur
wilayah.

5. Kurang tepatnya kebijaksanaan yang dikukan oleh pemerintah dalam investasi dalam rangka
pengentasan kemiskinan.
6. Kurangnya peranan kelembagaan yang ada.

Menurut Ginanjar (1996) ada 4 faktor penyebab kemiskinan, faktor-faktor tersebut antara lain:

a. Rendahnya taraf pendidikan

b. Rendahnya taraf kesehatan.

c. Terbatasnya lapangan kerja.

d. Kondisi keterisolasian.

Kemiskinan melekat pada diri penduduk miskin, mereka miskin karena tidak memiliki aset produksi dan
kemampuan untuk meningkatkan produktivitas. Mereka tidak memiliki aset produksi karena mereka
miskin, akibatnya mereka terjerat dalam lingkungan kemiskinan tanpa ujung dan pangkal.

Pendapat Ginanjar (1996) bahwa kemiskinan disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:

a. Sumber daya alam yang rendah.

b. Teknologi dan unsur penduduknya yang rendah.

c. Sumber daya manusia yang rendah.

d. Saran dan prasarana termasuk kelembagaan yang belum baik.

World bank ( 2000) memberikan resep baru dalam memerangi kemiskinan dengan 3 pilar yaitu :

a) Pemberdayaan yaitu proses peningkatan kapasitas penduduk miskin untuk mempengaruhi lembaga-
lembaga pemerintah yang mempengaruhi kehidupan mereka dengan memperkuat partisipasi mereka
dalam proses politik dan pengambilan keputusan tingkat lokal.

b) Keamanan yaitu proteksi bagi orang miskin terhadap goncangan yang merugikan melalui
manajemen yang lebih baik dalam menangani goncangan ekonomi makrodan jaringan pengamanan
yang lebih komprhensif.

c) Kesempatan yaitu proses peningkatan askes kaum miskin terhadap modal fisik dan modal manusia
dan peningkatan tingkat pengembalian dari asset-asset tersebut.

ADB (1999) menyatakan ada 3 pilar untuk mengentaskan kemiskinan yaitu :

a) Pertumbuhan berkelanjutan yang prokemiskinan.

b) Pengembangan sosial yang mencakup:Pengembangan SDM,modal sosial,perbaikan status


perempuan, dan perlindungan sosial.

d) Manajemen ekonomi makro dan pemerintahan yang baik yang dibutuhkan untuk mencapai
keberhasilan.

e) Faktor tambahan:

* Pembersihan polusi udara dan air kota-kota besar.

* Reboisasi hutan,penumbuhan SDM, dan perbaikan tanah.


Strategi oleh pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan adalah :

a). Jangka pendek yaitu membangun sektor pertanian,usaha kecil dan ekonomi pedesaan.

b). Jangka menengah dan panjang mencakup :

* Pembangunan dan penguatan sektor swasta

* Kerjasama regional

* Manajemen APBN dan administrasi

* Desentralisasi

* Pendidikan dan kesehatan

* Penyediaan air bersih dan pembangunan perkotaan

* Pembagian tanah pertanian yang merata.

2.6 Dampak Kemiskinan dan Cara Mengatasinya.

Kemiskinan merupakan suatu fenomena yang sering ditemui, entah itu di negara maju atau pun di
negara berkembang seperti Indonesia. Banyaknya masalah kemiskinan di Indonesia itu tentunya
disebabkan oleh beberapa faktor pemicu. Dari faktor pemicu inilah akan tercipta suatu dampak
kemiskinan.

Dampak dari kemiskinan terhadap masyarakat umumnya begitu banyak dan kompleks yaitu :

- Pengangguran

Karena tidak bekerja dan tidak memiliki penghasilan mererka tidak mampu memenuhi kebutuhan
pangannya. Secara otomatis pengangguran telah menurunkan daya saing dan beli masyarakat.
Sehingga,akan memberikan dampak secara langsung terhadap tingkat pendapatan,nutrisi,dan tingakt
pengeluaraan rata-rata.

- Kekerasan

Sesungguhnya kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini efek dari pengangguran. Karena seseorang tidak
mampu lagi mencari nafkah melalui jalan yang benar dan halal. Ketika tidak ada lagi jaminan bagi
seseorang dapat bertahan dan menjaga keberlangsungan hidupnya maka jalan pintas pun
dilakukan,seperti merampok,menodong,mencuri atau menipu ( dengan cara mengintimidasi orang lain)
didalam kendaraan umum.

- Pendidikan

Tingkat putus sekolah yang tinggi merupakan fenomena yang terjadi dewasa ini.Mahalnya biaya
pendidikan membuat masyarakat miskin tidak dapat lagi menjangkau dunia sekolah atau pendidikan.
Mereka tidak dapat menjangkau dunia pendidikan yang sangat mahal itu. Sebab mereka begitu miskin.
Untuk makan satu kali sehari saja mereka sudah kesulitan. Tingginya tingkat putus sekolah berdampak
pada rendahnya tingkat pendidikan seseorang. Dengan begitu akan mengurangi kesempatan seseorang
mendapatkan pekerjaan yang lebih layak.

- Kesehatan

Seperti kita ketahui,biaya pengobatan sekarang sangat mahal. Hampir setiap klinik pengobatan apalagi
rumah sakit swasta besar menerapkan tarif atau ongkos pengobatan yang biayanya melangit.
Sehingga ,biayanya tak terjangkau oleh kalangan miskin.

- Konflik sosial bernuasa SARA

Tanpa bersikap munafik konflik SARA muncul akibat ketidakpuasan dan kekecewaan atas kondisi miskin
yang akut. Hal ini menjadi bukti lain dari kemiskinan yang kita alami. M Yudhi Haryono menyebut akibat
ketiadaan jaminan keadilan”keamanan” dan perlindungan hukum dari negara,persoalan ekonomi-politik
yang obyektif disublimasikan ke dalam bentrokan identitas yang subjtektif.

Terlebih lagi fenomena bencana alam yang kerap melanda negeri ini yang berdampak langsung terhadap
meningkatnya jumlah orang miskin. Kesemuanya menambah deret panjang daftar kemiskinan. Dan,
semuanya terjadi hampir merata di setiap daerah di Indonesia ,baik di pedesaan maupun di perkotaan.

Pada prinsipnya, pemerintah dalam program pembangunannya telah menjadikan kemiskinan sebagai
salah satu fokus utamanya. Program umum pemerintah sendiri adalah program pembangunan yang
berfokus pada pengentasan kemiskinan, peningkatan pertumbuhan ekonomi dan perluasan lapangan
kerja.

Banyak kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk dapat mengatasi berbagai macam masalah
kemiskinan, antara lain adalah sebagai berikut :

1. Kebijaksanaan tidak langsung

Kebijaksanaan tidak langsung diarahkan pada penciptaan kondisi yang menjamin kelangsungan setiap
upaya penanggulangan kemiskinan. Kondisi yang dimaksudkan antara lain adalah suasana sosial politik
yang tentram, ekonomi yang stabil dan budaya yang berkembang.

2. Kebijaksanaan langsung

Kebijaksanaan langsung diarahkan kepada peningkatan peran serta dan produktifitas sumber daya
manusia ,khususnya golongan masyarakat berpendapatan rendah. Melalui penyediaan kebutuhan dasar
seperti sandang,pangan dan papan, kesehatan dan pendidikan, serta pengembangan kegiatan –
kegiaatan sosial ekonomi yang berkelanjutan untuk mendorong kemandirian golongan masyarakat yang
berpendapatan rendah.

Selain dari pihak pemerintah, dari pihak masyarakaat yang bersangkutan pun juga mengatasi kemiskinan
di negeri ini ,langkah-langkah tersebut adalah :

1. Usaha individu

Seseorang boleh berusaha untuk menyelesaikan maslah kemiskinan yang dihadapinya oleh dirinya. Pada
lazimnya seseorang itu dapat mengatasi kemiskinan dirinya dengan cara penerusan pendidikan ke
jenjang yang tinggi.
2. Penyedekahan

Penyedekahan merupakan saru cara yang baik untuk membantu golongan termiskin dalam
masyarakat .Tetapi ia tidak dapat mengatasi masalah kemiskinan secara keseluruhan.

3. Pembangunan Ekonomi

Pembangunan ekonomi dengan cara penambahan barang-barang dan perkhidmatan yang ditawarkan
dalam pasaran di sebuah negara, pembangunan ekonomi merupakan cara yang paling berkesan untuk
mengatasi masalah kemiskinan.

4. Pembangunan Masyarakat

5. Pasaran Bebas

Jika ada pembangunan ekonomi ada pula pengurangan kemiskinan. Jika KDNK tumbuh dengan 1%
kemiskinan akan dikurangi dengan lebih kurang 1%.

Selain dengan cara –cara diatas , kemiskinan juga dapat diatasi dengan cara sebagai berikut :

1. Bantuan kemiskinan atau membantu secara langsung kepada orang miskin. Ini telah menjadi bagian
pendekatan dari masyarakat Eropa sejak zaman pertengahan.

2. Bantuan terhadap keadaan individu. Banyak macam kebijakan yang dijalankan untuk mengubah
situasi orang miskin berdasarkan perorangan termasuk hukuman,pendidikan,kerja sosial,pencarian
krja,dan lain-lain.

3. Persiapan bagi yang lemah . daripada memaberikan bantuan secara langsung kepada orang
miskin ,banyak negara sejahtera menyediakan bantuan untuk orang yang dikategorikan sebagai oran g
yang lebih miskin, seperti orang tua atau orang dengan ketidakmampuan , atau keasdaan yang
membuat orang miskin, seperti kebutuhan akan perawatan kesehatan.

Rendahnya beberapa faktor di atas menyebabkan rendahnya aktivitas ekonomi yang dapat dilakukan
oleh masyarakat. Dengan rendahnya aktivitas ekonomi yang dapat dilakukan berakibat pada rendahnya
produktivitas dan pendapatan yang diterima yang pada gilirannya pendapatan tersebut tidak mampu
memenuhi kebutuhan fisik minimum yang menyebabkan terjadinya proses kemiskinan.
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Masalah kemiskinan di Indonesia memang sangat rumit untuk dipecahkan. Dan tidak hanya di Indonesia
saja sebenarnya yang mengalami jerat kemiskinan, tetapi banyak negara di dunia yang mengalami
permasalahan ini. Upaya penurunan tingkat kemiskinan sangat bergantung pada pelaksanaan dan
pencapaian pembangunan di berbagai bidang. Oleh karena itu, agar pengurangan angka kemiskinan
dapat tercapai,dibutuhkan sinergi dan koordinasi program-program pembangunan di berbagai
sektor,terutama program yang menyumbang langsung penurunan kemiskinan.

Negara yang ingin membangun perekonomiannya harus mamou meningkatkan standar hidup penduduk
negaranya, yan gdiukur dengan kenaikan penghasilan riil per kapita. Indonesia sebagai negara
berkembang memenuhi aspek standar kemiskinan diantaranya merupakan produsen barang
primer,memiliki masalah tekanan penduduk,kurang optimalnya sumber daya alam yang
diolah,produktivitas penduduk yang rendah karena keterbelakangan pendidikan,kurangnya modal
pembangunan,dan orientasi ekspor barang primer karena ketidakmampuan dalam mengolah barang-
barang tersebut menjadi lebih berguna.

2. Saran

Dalam menghadapi kemiskinan di zaman global diperlukan usaha-usaha yang lebih kreatif,inovatif dan
eksploratif. Selain itu,globalisasi membuka mata bagi Pegawai pemerintah,maupun calon pegawai
pemerintah agar berani mengambil sikap yang lebih tegas sesuai dengan visi dan misi bangsa Indonesia (
tidak memperkaya diri sendiri dan kelompoknya). Dan mengedepankan partisipasi masyarakat Indonesia
untuk lebih eksploratif. Di dalam menghadapi zaman globalisasi ke depan mau tidak mau dengan
meningkatkan kualitas SDM dalam pengetahuan,wawasan,skill,mentalitas dan moralitas yang
standarnya adalah standar global.

Anda mungkin juga menyukai