A. PENGERTIAN
� Kemiskinan merupakan situasi di mana individu atau suatu rumah tangga mengalami
kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar. Kondisi ini tidak serta merta akibat dari
malas bekerja, terdapat faktor sosial ekonomi yang melatarbelakangi situasi ini.
Pada 2021, Badan Pusat Statistik menyatakan bahwa penduduk miskin di Indonesia
mencapai 27,55 juta orang. Angka ini terus meningkat setiap waktunya. Pada 2020 saja,
terdapat kenaikan jumlah penduduk miskin sebanyak 1,13 juta hanya dari bulan Maret
hingga September.
Mengutip dari Kemdikbud, kemiskinan juga merupakan masalah global. Kemiskinan
adalah hambatan sosial yang lebih luas. Ketika kemiskinan mulai meningkat, kemiskinan
menjadi masalah sosial karena kemiskinan akan mendorong individu atau kelompok
untuk melakukan kejahatan. Kemiskinan juga menjadi masalah sosial ketika stratifikasi
sosial menciptakan tingkatan dan batasan dalam masyarakat. Akibatnya, terjadi
penyimpangan dan batasan dalam interaksi dan komunikasi antara orang-orang di tingkat
atas dan bawah.
� Menurut Soerjono Soekanto, ahli sosiologi hukum, kemiskinan adalah suatu keadaan di
mana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan
kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental, maupun fisiknya dalam
kelompok tersebut
Sementara Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), mengartikan
kemiskinan sebagai situasi serba kekurangan karena keadaan yang tidak dapat dihindari
oleh seseorang dengan kekuatan yang dimilikinya.
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kemiskinan adalah kondisi di
mana seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya akibat kemampuan yang
dimiliki ataupun terdesak keadaan.
B. JENIS-JENIS KEMISKINAN
Faktor penyebab yang ada mengakibatkan berbagai jenis kemiskinan. Secara umum,
terdapat 6 jenis kemiskinan. Simak penjelasan berikut.
1. Kemiskinan subjektif
Kemiskinan subjektif merupakan persepsi individu bahwa ia tidak mampu memenuhi
kebutuhannya. Individu dengan persepsi seperti ini sebenarnya berkecukupan, hanya
saja ia merasa tidak puas dengan pendapatannya.
2. Kemiskinan mutlak
Kemiskinan jenis ini merupakan bentuk kemiskinan di mana pendapatan individu atau
keluarga berada di bawah persyaratan kelayakan atau di bawah garis kemiskinan.
Pendapatan tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan,
pendidikan dan kesehatan.
3. Kemiskinan relatif
Kemiskinan jenis ini merupakan bentuk kemiskinan yang diakibatkan oleh dampak
kebijakan pembangunan yang belum menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Kebijakan
tersebut menyebabkan ketimpangan pendapatan, misalnya banyaknya pengangguran
karena kurangnya pekerjaan.
4. Kemiskinan alamiah
Kemiskinan alamiah adalah kemiskinan yang disebabkan oleh kurangnya sumber daya
alam. Hal ini menyebabkan turunnya produktivitas masyarakat.
5. Kemiskinan kultural
Kemiskinan kultural adalah kemiskinan yang dihasilkan dari kebiasaan dan sikap orang-
orang dengan budaya santai yang tidak ingin meningkatkan taraf hidup mereka seperti
masyarakat modern.
6. Kemiskinan struktural
Kemiskinan ini muncul karena struktur sosial tidak mampu menghubungkan masyarakat
dengan sumber daya yang tersedia.
Selain itu, apabila laju pertumbuhan penduduk tinggi tetapi tidak sebanding dengan laju
pertumbuhan ekonomi. Maka akan mengakibatkan angka kemiskinan semakin
meningkat.
Selain itu, bencana alam dapat menjadi penyebab kemiskinan, karena masyarakat yang
terdampak bencana tersebut akan kehilangan harta bendanya.
Menurut Henry George, penyebab utama dari kemiskinan adalah kepemilikan pribadi
serta monopoli yang dilakukan oleh individu atas tanah. Pandangan George ini muncul,
ketika kepemilikan tanah telah menjadi alat ukur untuk melihat kekayaan pribadi
seorang individu.
Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk segera menanggulangi permasalahan sosial
kemiskinan ini. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh pemerintah agar dapat
mengatasi kemiskinan. Berikut penjelasannya.
Sehingga, dana anggaran pemerintah yang telah dialokasikan untuk untuk bantuan sosial
dapat disalurkan kepada warga yang tepat dan benar membutuhkan dana bantuan sosial
tersebut. Selain itu usai melakukan pembaharuan data, pemerintah dapat meningkatkan
anggaran bantuan sosial serta memperluas jumlah penerima bantuan kepada para warga
yang telah jatuh miskin karena faktor-faktor yang memengaruhi, contohnya seperti pandemi
Covid-19.
Ketegangan sosial tersebut kemudian semakin parah, karena adanya basis data bantuan
sosial, khususnya Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang digunakan oleh
pemerintah daerah dan belum mencakup masyarakat yang sebelumnya tidak terdata. Namun,
kondisi ekonomi masyarakat yang belum terdata tersebut telah memburuk karena beberapa
faktor.
Untuk dapat mengatasi masalah tersebut, maka pemerintah dapat melakukan update data
seperti pada solusi pertama dan melakukan integrasi penyaluran bantuan sosial, melalui
kerjasama antar bank-bank pemerintah agar dana bantuan sosial tersebut dapat langsung
masuk dan diterima oleh penerima bantuan.
Integrasi penyaluran dana bantuan sosial dapat mempermudah proses pembagian, serta
penerima bantuan tidak akan tumpang tindih.
Ada empat biaya yang dikontrol pemerintah dan dapat dikurangi untuk meringankan beban
masyarakat miskin serta hampir miskin. Antara lain adalah tarif air untuk rumah tangga,
tarif listrik, harga LPG, serta harga BBM.
Dengan memberikan insentif pada tiga bidang tersebut, maka pemerintah akan membantu
untuk mengamankan ketersediaan stok pangan nasional, khususnya selama berlangsungnya
masa-masa yang akan membuat stok pangan menipis dan sulit ditemukan.
Melalui mengamankan ketersediaan stok, kenaikan harga pokok dapat ditekan. Sehingga
masyarakat yang hampir miskin, masih dapat memenuhi kebutuhan pokoknya. Maka,
tingkat kemiskinan pun dapat ditekan