PEDESAAN
(MASALAH SOSIAL)
DOSEN PENGAMPU:
Setya Handayani, S.Pt.,M.Si
Dr. Sad Likah, S.Pt.,MP
OLEH:
ALFIN MEILA NATASYA
NIM: 04.03.21.801
Menurut Vincent Parillo Parillo dalam Soetomo (2013) : merupakan masalah yang bertahan
untuk suatu periode waktu tertentu. suatu kondisi dianggap sebagai masalah sosial, namun hanya
terjadi dalam waktu singkat dan menghilangkan bukan termasuk masalah sosial. Secara garis
besar masalah sosial adalah suatu kondisi yang tidak diinginkan yang tidak sesuai dengan unsur
budaya serta membahayakan kehidupan kelompok sosial sehingga perlu diatasi. Masalah sosial
timbul akibat perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realitas yang ada.
Sumber utama masalah sosial biasanya berupa proses-proses sosial serta gejala-gejala sosial
dalam masyarakat. Ketika proses sosial dan gejala sosial memberikan dampak negatif bagi
kehidupan masyarakat, maka proses sosial dan gejala sosial tersebut dapat berubah menjadi
masalah sosial.
Salah satu masalah sosial yang sangat seius dihadapi oleh pemerintah yaitu kemiskinan yang
disebabkan oleh faktor ekonomi. Meskipun telah berjuang puluhan tahun untuk membebaskan
diri dari kemiskinan, kenyataan memperlihatkan bahwa sampai saat ini Indonesia belum bisa
melepaskan diri dari belenggu masalah kemiskinan. Sekelompok anggota masyarakat dikatakan
berada di bawah garis kemiskinan apabila pendapatan kelompok anggota masyarakat tersebut
tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok, seperti pangan, pakaian, dan tempat tinggal.
Sedangkan, di Indonesia, salah satu landasan yang digunakan untuk menentukan menentukan
apakah seseorang termasuk kategori miskin atau tidak adalah dengan mengacu pada kriteria yang
telah ditetapkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Berbagai upaya tersebut telah berhasil menurunkan jumlah penduduk miskin dari 54,2 juta
(40.1%) pada tahun 1976 menjadi 22,5 juta (11.3%) pada tahun 1996. Namun, dengan terjadinya
krisis ekonomi sejak Juli 1997 dan berbagai bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami pada
Desember 2004 membawa dampak negatif bagi kehidupan masyarakat, yaitu melemahnya
kegiatan ekonomi, memburuknya pelayanan kesehatan dan pendidikan, memburuknya kondisi
sarana umum sehingga mengakibatkan bertambahnya jumlah penduduk miskin menjadi 47,9 juta
(23.4%) pada tahun 1999. Kemudian pada 5 tahun terakhir terlihat penurunan tingkat kemiskinan
secara terus menerus dan perlahan-lahan sampai mencapai 36,1 juta (16.7%) di tahun 2004.
Pemecahan masalah kemiskinan memerlukan langkah-langkah dan program yang dirancang
secara khusus dan terpadu oleh pemerintah dan merupakan tanggung jawab bersama antara
pemerintah dan masyarakat.
2. Jenis-jenis kemiskinan
Dilansir dari buku Indikator Kemiskinan dan Misklasifikasi Orang Miskin (2015) karya
Ali Khomsan dan kawan-kawan, dijelaskan beberapa jenis kemiskinan, yaitu:
Kemiskinan Absolut
Kemiskinan absolut merupakan jenis kemiskinan di mana orang-orang miskin
mempunyai tingkat pendapatan di bawah garis kemiskinan atau jumlah
pendapatannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok hidup, seperti pangan,
pakaian, dan tempat tinggal. Contohnya saat seseorang mengalami disabilitas
(lumpuh) maka ia tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti makan dan
minum.
Kemiskinan Relatif
Kemiskinan relatif merupakan jenis kemiskinan yang terjadi karena pengaruh
kebijakan pembangunan yang belum menjangkau seluruh masyarakat. Sehingga
mengakibatkan terjadinya ketimpangan pada pendapatan atau bisa dikatakan bahwa
seseorang sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan namun masih berada di
bawah kemampuan masyarakat sekitarnya. Contohnya seseorang yang menyadari
temannya memiliki sepeda motor, tetapi ia menyadari temannya telah memiliki,
ketika ia sadar kurang mampu dibandingkan teman-temannya.
Kemiskinan Kultural
Kemiskinan struktural merupakan kemiskinan yang dialami oleh suatu golongan
masyarakat karena struktur sosial masyarakat tersebut memungkinkan golongan
masyarakat tidak ikut menggunakan sumber-sumber pendapatan yang sebenarnya
tersedia bagi mereka
3. Faktor Penyebab Kemiskinan
Malas Kerja
faktor penyebab kemiskinan yaitu malas bekerja. Hal ini yang paling sering
menjangkiti seseorang yang tak ingin maju dan beranggapan bahwa kemiskinan itu
adalah takdir. Hal-hal tersebut membuat seseorang tidak bergairah dan bersikap acuh
tak acuh untuk bekerja, dan mengantarkan mereka kepada kemiskinan dan membuat
kesejahteraannya menghilang. Seseorang dengan tingkat pendidikan rendah membuat
dirinya malas bekerja karena tidak punya keterlampilan dan pengetahuan. Orang yang
malas usaha bisa berdampak pada tingkat pengangguran yang makin tinggi.
Pembangunan Infrastuktur
Negara akan menyediakan fasilitas-fasilitas publik yang berhubungan dengan
masalah optimalisasi distribusi pendapatan. Seperti sekolah, rumah sakit, lapangan
kerja, perumahan, jalan, jembatan dan lain sebagainya.
5. Penutup
Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam
masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu
seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat
ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat,
pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya. Salah satu
masalah sosial yang cukup serius dihadapi oleh pemerintah yaitu kemiskinan yang amat
melonjak tinggi, dikarenakan beberapa faktor yang terjadi di Indonesia.