Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN

SOSIOLOGI PEDESAAN

OLEH :
MA’UNATUL IZZAH
NIM :
04.03.21.782

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG


BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
KEMENTRIAN PERTANIAN
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan kemasyarakatan umum yang
merupakan hasil terakhir dari pada perkembangan ilmu pengetahuan. Sosiologi lahir
pada saat terakhir perkembanngan ilmu pengetahuan, oleh karena itu sosiologi
didasarkan pada kemajuan-kemajuan yang telah dicapai oleh ilmu-ilmu
pengetahuan lainnya. Sosiologi harus dibentuk berda sarkan pengamatan dan tidak
pada sekulasi-spekulasi perihal keadaan masyarakat. Sosiologi jelas merupakan
ilmu sosial yang objeknya tak jauh dari masyarakat.
Ilmu sosiologi terbagi menjadi beberpa bagian, salah satu yang dibahas dalam
tulisan ini adalah sosiologi pedesaan. Pengertian sosiologi pedesaan adalah suatu
ilmu yang mempelajari masyarakat sebagai keseluruhan yakni hubungan antara
manusia dengan manusia, manusia dengan kelompok dan kelompok dengan
masyarakat, baik formal maupun material. Pedesaan berasal dari suku kata desa
yang berasal dari bahasa sanskerta yaitu desi yang berarti tempat tinggal pengertian
desa disini adalah suatu kesatuan masyarkat dalam wilayah jelas baik menurut
suasana yang formal maupun informal. Dimana satuan terkecilnya terdiri dari
keluraga yang mempunyai wilayah dan otonomi sendiri dalam penyelengaraan
kehidupan dan keterkaitan antara keluarga dalam kelompok masyarakat terjadi
sebagai akibat adanya unsur penguat yang bersifat religius, tradisi dan adat istiadat.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah laporan pengamatan sosiologi pedesaan adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana sosiologi pedesaan tentang kelembagaan kelompok tani
pedesaan ‘’ genealogis’’?
2. Bagaimana sosiologi pedesaan tentang struktur kelompok tani masyarakat
pedesaan ?
3. Bagaimana sosiologi pedesaan tentang mobilitas sosiali pedesaan ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan laporan pengamatan sosiologi pedesaan adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui sosiologi pedesaan tentang kelembagaan klompok tani
pedesaan ‘’ genealogis’’
2. Untuk mengetahui sosiologi pedesaan tentang struktur kelompok tani
masyarakat pedesaan
3. Untuk mengetahui sosiologi pedesaan tentang mobilitas sosiial pedesaan
BAB II
HASIL KEGIATAN

2.1 Kelembagaan kelompok tani pedesaan


Masyarakat didesa sidolegi memiliki kelembagaan pertanian (kelompok tani)
karena dari awal mulai ada desa ini seluruh masyarakat disini itu semua pekerjaanya
yaitu bertani. Kelembagaan pertanian pada masyarakat pedesaan yang masih
bersahaja terkait era dengan kegiatan ekonomi masyarakat tradisional. Pada
masyarakat desa yang kegiatan ekonominya masih belum didominasinya sistem
ekonomi uang, menyebabkan masih kuatnya kait-mengkait antara kegiatan ekonomi
dan sosial. Yaitu :
- Sistem gotong royong dalam proses produksi pertanian
- Sistem bagi hasil
- Sistem tebasan
- Sistem borongan pengolahan tanah dan pemanenan
- Sistem buruh tani
- Sistem tradisional lainya yang terkait dengan operasi produksi pertanian
Selain kelembagaan pertanian yang bersifat tradisional juga muncul kelembagaan
pertanian yang dikelola dengan cara lebih modern:
- Kelompok tani
- Kelompok pemakai air
- Kelompok kredit usaha
- Koperasi desa
- Kelompok pemasaran
- Kelompok peternak dan lain sebagainya
Kelembagaan pertanian baik formal maupun informal belum memberikan peranan
yang berarti khususnya didaerah perdesaan hal ini disebabkan :
- Peran antara lembaga pendidikan den pelatihan, balai penelitian dan
penyuluhan belum terkoorinasi dengan baik
- Fungsi dan keberadaan lembaga penyuluhan cenderung terabaikan
- Koordinasi dan kinerja lembaga keuangan pedesaan masih rendah
- Koperasi pedesaan khususnya yang bergerak disektor pertanian masih belum
optimal
Peningkatan kualitas sumber daya manusia para pelaku kelembagaan
sehubungan dengan perkembangan teknologi, permasalahan dan kebutuhan para
petani. Diperlukan restrukturisasi kelembagaan penyuluhan pertanian yang mampu
menyentuh langsung kebutuhan petani dengan melibatkan petani secara lebih aktif
lagi. Meningkatkan kualitas manajemen koperasi yang ada, khusunya dalam
kualitas sumberdaya manusia para pengurus dan manajer dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan petani.
2.2 Struktur Kelompok Tani Masyarakat Pedesaan
Kelompok tani adalah sekumpulan orang-orang tani atau petani yang terdiri atas
dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi,
sumerdaya) dan keakraban kelompok untuk meningkatkan dan mengembangkan
usaha anggota. Kelompok tani pada hakekatnya adalah untuk mengerakan sumber
daya manusia.
Ciri-ciri kelompok tani yaitu :
1. ada interaksi antar anggota yang berlangsung secara kontinyu untuk waktu
yang relatif lama
2. setiap anggota menyadari bahwa ia merupakan bagian dari kelompok tani, dan
sebaliknya kelompoknya pun mengakui sebagai anggota
3. adanya kesepakatan bersama antar anggota mengenai norma-norma yang
berlaku, nilai-nilai yang dianut dan tujuan atau kepentingan yang akan tercapai.
4. adanya struktur dalam kelompok, dalam arti para anggota mengetahui adanya
hubungan-hubungan antar peran, norma tugas, hak dan kewajiban yang
semuanya tumbuh dikelompok tersebut.
Fungsi kelompok tani :
1. kelas belajar
1. sesmeningkatkan pengetahuan keterampilan dan sika, serta tumbuh dan
kembangnya kemandirian
2. wahana kerjasama
3. Kelompok tani merupakan tempat untuk memperkuat kerjasama diantar
sesama petani dalam kelompok tani dan antar kelompok tani serta dengan
pihak lain.
4. unit produksi
5. Usaha tani yang dilaksanakan oleh masing-masing anggota kelompok tani
secara keseluruhan harus dipandang sebafai satu kesatuan usaha yang dapat
dikembangkan untuk mencapai skala ekonomi.

2.3 Mobilitas Sosial Pedesaan


Mobilitas sosial adalah proses perpindahan naik atau turunnya status
seseorang atau kelompok masyarakat. Penyebab terjadinya mobilitas sosial petani
sawah yang ada di desa sidolegi karena adanya faktor pendorong para petani
mengalami penurunan hasil dan banyaknya gagal panen karena suatu sebab dari,
hama dan cuaca, perpindahan pekerjaan, dan mengalami hasil pendapatan yang
berbeda. Faktor pendorong petani berpindah lahan dan pekerjaan karena kondisi
ekonomi dan kondisi sosial mereka dilingkungan masyarakat dimana mereka
tinggal sekarang, para petani sawah menginginkan terjadinya perubahan pada
keadaan ekonomi untuk memperbaiki kehidupan dan kesejahteraan keluarganya.
BAB III
KESIMPULAN

Generasi muda sudah tidak tertarik lagi melanjutkan sebagai petani sawah
dikarenakan pekerjaan petani sawah itu tidak mudah dilakukan. Faktor alami seperti
hama dan cuaca yang sering membuat petani gagal panen terus menerus.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia para pelaku kelembagaan sehubungan
dengan perkembangan teknologi, permasalahan dan kebutuhan para petani.
Kelembagaan pertanian pada masyarakat pedesaan yang masih bersahaja terkait
era dengan kegiatan ekonomi masyarakat tradisional.

Anda mungkin juga menyukai