Anda di halaman 1dari 4

Diskusi:

Pada awal pembahasan Modul 6MAPU 5102/3 Anda dijelaskan mengenai karakteristik dan
ukuran kantitatif kemiskinan dan dilanjutkan dengan berbagai usaha usaha penanggulangan
kemiskinan dalam bentuk proyek dari pememrintah pusat. Efektifitas masing masingn proyek itu
masih belum terdata dengan baik.

Soal Latihan:

Ada tiga macam kemiskinan: alamiah, kultural dan structural. Jelaskan keterkaitan antara tiga
macam kemiskinan itu. Bedakan macam kemiskinan di daerah perkotaan dan pedesaan. Jelaskan
argument Anda. Untu menjawab pertanyaan ini, Anda akan terbantu dengan menjawab terlebih
dahulu soal nomor 1 dan 2 pada Tes Formatif 1 (6,24 dst).

Ada tiga macam kemiskinan: alamiah, kultural dan structural.

 Kemiskinan alamiah adalah jenis kemiskinan masyarakat yang terjadi karena kurangnya
SDA (Sumber Daya Alam), hal ini seringkali didasarkan pada tandusnya kondisi tanah,
seringkali terkena bencana alam, dan sektor lainnya yang berhubungan dengan alam
sekitar.
 Kemiskinan kultural adalah kondisi kemikiskinan yang di dasari pada subtural sifat
kebudayaan, terkekangnya kebudayaan menolah perubahan sosial yang ada.
Padahal perubahan sosial budaya ini akan senantiasanya di alami oleh masyarakat.
 Kemiskinan struktural adalah kondisi kemikiskinan yang terjadi pada masyarakat untuk
menghubungkan antara sumber daya dengan sektir struktural masyarakat. Pengertian
struktur sosial ini adalah sistem sosial yang memberikan banyak peluang bagi masyarakat
untuk mendapatkan taraf hidup yang lebih baik.

Keterkaitan Antara Tiga Macam Kemiskinan

Kemiskinan dalam perspektif ekonomi, didefiniskan sebagai kekurangan sumber daya yang
dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan kesejahteraan. Sumber
daya dalam konteks ini tidak hanya aspek finansial, melainkan semua jenis kekayaan yang dapat
meningkatkan kesejahteraan dalam arti luas.

Kemiskinan dalam perspektif kesejahteraan sosial mengarah pada keterbatasan individu atau
kelompok dalam mengakses jaringan dan struktur sosial yang mendukung dalam mendapatkan
kesempatan-kesempatan peningkatan produktivitas. Faktor penghambat tersebut secara umum
meliputi faktor internal, dalam hal ini bersumber dari si miskin itu sendiri, seperti rendahnya
pendidikan dan adanya hambatan budaya.
Sedangkan faktor eksternal berasal dari luar kemampuan sesorang tersebut, seperti birokrasi atau
peraturan-peraturan resmi yang menghambat seseorang mendapatkan sumber daya.

Secara sederhana kemiskinan dalam persepektif ilmu kesejahteraan sosial dimaknai sebagai
kemiskinan yang pada awalnya disebabkan oleh kemiskinan ekonomi, kemudian dikarenakan
terlalu lama dalam kondisi tersebut baik karena faktor tidak disengaja, disengaja maupun karena
dipelihara menyebabkan efek domino yaitu tumbuhnya patologi atau masalah-masalah sosial.
Sedangkan resiko ketika kemiskinan sudah menjadi masalah sosial adalah selain harus
menyelesaikan masalah ekonomi itu sendiri juga mengatasi masalah sosial yang timbul.
Contohnya adalah: munculnya kriminalitas, budaya malas, korupsi, disparitas sosial yang
menyebabkan konflik, dan ketergantungan pada pihak lain.

Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang muncul bukan karena ketidakmampuan si miskin
untuk bekerja (malas), melainkan karena ketidakmampuan sistem dan struktur sosial dalam
menyediakan kesempatan-kesempatan yang memungkinkan si miskin dapat bekerja. Struktur
sosial tersebut tidak mampu menguhubungkan masyarakat dengan sumber-sumber yang tersedia,
baik yang disediakan oleh alam, pemerintah maupun masyarakat yang ada disekitarnya.

Mereka yang tergolong dalam kelompok ini adalah buruh tani, pemulung, penggali pasir dan
mereka yang tidak terpelajar dan tidak terlatih. Pihak yang berperan besar dari terciptanya
kemiskinan struktural ini adalah pemerintah, karena pemerintah yang memiliki kekuasaan dan
kebijakan cenderung membiarkan masyarakat dalam kondisi miskin, tidak mengeluarkan
kebijakan yang pro masyarakat miskin, jikapun ada lebih berorientasi pada proyek, bukan pada
pembangunan kesejahteraan. Sehingga tidak ada masyarakat miskin yang ‘naik kelas’, artinya
jika pada awalanya buruh, nelayan, pemulung maka selamanya menjadi buruh nelayan dan
pemulung, karena tidak ada upaya dalam menaikan derajat dan kemampuan mereka baik itu
dalam kesempatan pendidikan atau pelatihan.

Sedangkan kemiskinan kultural, merupakan kemiskinan yang muncul sebagai akibat adanya
nilai-nilai atau kebudayaan yang dianut oleh orang-orang miskin, seperti malas, mudah
menyerah pada nasib, kurang memiliki etos kerja dan sebagainya. Ciri dari kebudayaan
kemiskinan ini adalah masyarakat enggan mengintegrasikan dirinya dalam lembaga-lembaga
utama, sikap apatis, curiga, terdiskriminasi oleh masyarakat luas. Dalam komunitas lokal ditemui
ada rumah yang bobrok, penuh sesak dan bergerombol. Ditingkat keluarga, masa kanak-kanak
cenderung singkat, cepat dewasa, cepat menikah. Pada individu mereka ada perasaan tidak
berharga, tidak berdaya dan rendah diri akut. Pada kemiskinan ilmiah berkaitan juga dengan
kemiskinan structural karena salah satu penyebab kemiskinan structural adalah kurangnya SDA
(Sumber Daya Alam), hal ini seringkali didasarkan pada tandusnya kondisi tanah, seringkali
terkena bencana alam, dan sektor lainnya yang berhubungan dengan alam sekitar.
Perbendaaan macam kemiskinan perkotaan dan perdesaa yaitu:

Pada kemiskinan perdesaan seperti pendidikan sebagian besar SD, pekerjaan buruh tetap/tidak
tetap pertanian, kepemilikan rumah milik sendiri, ada pembagian ruangan sesuai fungsinya, dan
bahan bakar utama kayu.

Sedangkan perkotaan bervariasi dari SD,SMP dan SMA; buruh tetap/ tidak tetap non
pertanian,kepemilikan rumah sewa/kontrak, tidak ada pembagian ruangan sesuai fungsi masing-
masing ruangan, dan bahan bakar utama gas/listrik. Partisipasi keluarga miskin dalam kegiatan
sosial di pedesaan cukup baik, sedangkan di perkotaan terbatas.

Sedangkan dari segi penyebab perbedaaanya dapat diuraikan sebagai berikut:

 Ada 7 (tujuh) faktor yang menyebabkan kemiskinan desa yaitu 1) jalan utama desa dan
transportasi tidak memadai serta tidak adamya pasar tradisional di masing-masing
desa, 2) tingkat pendidikan penduduk yang masih rendah, 3) kurangnya fasilitas
pendidikan, 4) kurangnya fasilitas kesehatan, 5) Luas lahan yang sedikit serta status
kepemilikan lahan milik orang lain, 6) minimnya utilitas umum, 7) tidak ada tenaga
kesehatan yang tinggal di desa.
 Kemiskinan diperkotaan disebabkan:
 padatnya penduduk sehingga angka lowongan pekerjaan pun sulit didapatkan.
 Memberikan motivasi supaya mencari nafkah dengan semangat tanpa menyuri.
 Masyaratkat miskin yang tidak memiliki ilmu pengetahuan secarah ijazah.
 Mahalnya harga barang beli dikota.
 Kemiskinan disebabkan karena faktor kemalasan dan berharap selalu dari bantuan
pemerintah.
 Masyarakat miskin tidak memiliki akses terhadap sumber daya yang cukup, baik
untuk memproduksi maupun membeli makanan yang layak.
 Perlu adanya bantuan dari lembaga-lembaga asing maupun lembaga pemerintahan
 Mensosialisasikan pelatihan-pelatihan yang bersifat keterampilan.
 Swastanisasi perusahaan-perusahaan yang menghasilkan produk yang menguasai
orang banyak.
 Upah kerja yang sangat-sangat kecil.

Referensi:

https://safutrarantona.wordpress.com/2018/04/04/faktor-faktor-penyebab-kemiskinan-
diperkotaan/#:~:text=Kemiskinan%20diperkotaan%20disebabkan%20karena
%20padatnya,Mahalnya%20harga%20barang%20beli%20dikota.
Wahyuni, ikawati. 2016. Kondisi Kemiskinan Di Perdesaan Dan Perkotaan Poverty Condition In
Rural And Urban Regions. Media Informasi Penelitian Kesejahteraan Sosial, Vol. 40, No. 2,
Agustus 2016, 195-206

https://www.kompasiana.com/kundaricalonanggotadpdjateng/551fe888a333113f31b66efc/
kemiskinan-struktural-sumber-kemiskinan-kultural

https://dosensosiologi.com/pengertian-kemiskinan-jenis-dan-cirinya-lengkap/

Anda mungkin juga menyukai