Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

Fenomena kemiskinan dalam masyarakat dilihat dari ketersediaan sumber daya alam dan
keadaan penduduk

DISUSUN OLEH

ERVIN BUDIANTO

041305119

PROGRAM STUDI

MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TERBUKA

2019
BAB I

PENDAHULIAN

I. LATAR BELAKANG
Kemiskinan merupakan persoalan yang kompleks. Kemiskinan tidak hanya
berkaitan dengan masalah rendahnya tingkat pendapatan dan konsumsi, tetapi
berkaitan juga dengan rendahnya tingkat pendidikan, kesehatan, ketidak
berdayaannya untuk berpartisipasi dalam pembangunan serta berbagai masalah yang
berkenaan dengan pembangunan manusia. Dimensi kemiskinan tersebut
termanifestasikan dalam bentuk kekurangan gizi, air, perumahan yang sehat,
perawatan kesehatan yang kurang baik, dan tingkat pendidikan yang rendah. Menurut
penelitian Rahadian (2010), salah satu permasalahan yang dihadapi secara serius oleh
setiap negara di dunia adalah masalah kemiskinan. Dimensi kemiskinan sangatlah
luas dan bisa terjadi dimana saja. Kemiskinan bisa terjadi pada siapa saja, baik
ditingkat usia maupun ditingkat pendapatannya.
Kemiskinan di Indonesia merupakan masalah yang sedang dihadapkan oleh
pembangunan nasional dalam meningkatkan kinerja perekonomian guna tercipta
lapangan kerja dan tertatanya kehidupan dengan tujuan terwujudnya kesejahteraan
penduduk Indonesia. Agar dapat tercapainya tujuan tersebut, maka kemiskinan harus
disembuhkan atau di kurangi. Kemiskinan merupakan permasalah utama dalam
pembangunan ekonomi di negara berkembang seperti Indonesia. Kemiskinan
Indonesia telah membatasi hak rakyat untuk memperoleh pekerjaan yang layak,
perlindungan hukum, rasa aman, kebutuhan hidup seperti sandang, pangan, dan papan
yang terjangkau, pendidikan yang layak, layana kesehatan yang layak, keadilan,
partisipasi dalam menata dan mengelola pemerintahan dengan baik. Karena Indonesia
adalah negara berkembang, maka masalah kemiskinan merupakan masalah yang
penting dan pokok dalam upaya pembangunannya. Menurut catatan Badan Pusat
Statistik (BPS) tahun 2016, untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep
kemampuan memenuhi kebutuhan dasar. Dengan pendekatan ini, kemiskinan
dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk 4 memenuhi kebutuhan
dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran.

II. Rumusan Masalah


Dari permasalahan kemiskinan yang terjadi, penulis mencoba untuk
mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Apa definisi dari kemiskinan?
2. Apa indikator terjadinya kemiskinan?
3. Faktor apa saja yang menjadi penyebab kemiskinan?
4. Bagaimanakah tingkat perkembangan kemiskinan di Indonesia?
5. Apa tantangan dalam menghadapi kemiskinan di Indonesia?
6. Kebijakan dan Program Penuntasan Kemiskinan di Indonesia?
BAB II
KAJIAN TEORI

II. Tinjauan Pustaka


1. Kemiskinan
Pengertian Menurut Chambers, kemiskinan dipahami sebagai
keadaan kekurangan uang dan barang untuk menjamin kelangsungan
hidup. Dalam arti luas, mengatakan bahwa kemiskinan adalah suatu
intergrated concept yang memiliki lima dimensi, yaitu: 1) kemiskinan
(proper), 2) ketidakberdayaan (powerless), 3) kerentanan menghadapi
situasi darurat (state of emergency), 4) ketergantungan (dependence),
dan 5) keterasingan (isolation) baik secara geografis maupun
sosiologis.
Definisi menurut Cahyat, kemiskinan adalah suatu situasi di
mana seseorang atau rumah tangga mengalami kesulitan untuk
memenuhi kebutuhan dasar, sementara lingkungan pendukungnya
kurang memberikan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan
secara berkesinambungan atau untuk keluar dari kerentanan.
Kemiskinan dapat dibagi dengan empat bentuk yaitu: 1.
Kemiskinan Absolut: Bila pendapatannya di bawah garis kemiskinan
atau tidak cukup untuk memenuhi pangan, sandang, kesehatan,
perumahan, dan pendidikan yang diperlukan untuk bisa hidup dan
bekerja; 2. Kemiskinan Relatif: Kondisi miskin karena pengaruh
kebijakan pembangunan yang belum menjangkau seluruh masyarakat,
sehingga menyebabkan ketimpangan pada pendapatan; 3. Kemiskinan
Kultural: Mengacu pada persoalan sikap seseorang atau masyarakat
yang disebabkan oleh faktor budaya, seperti tidak mau berusaha
memperbaiki tingkat kehidupan, malas, pemboros, tidak kreatif
meskipun ada bantuan dari pihak luar; 4. Kemiskinan Struktural:
Situasi miskin yang disebabkan karena rendahnya akses terhadap
sumber daya yang terjadi dalam suatu sistem sosial budaya dan sosial
politik yang tidak mendukung pembebasan kemiskinan, tetapi sering
kali menyebabkan suburnya kemiskinan.
2. Penyebab Kemiskinan
Ditinjau dari sumber penyebabnya, kemiskinan dapat dibagi
menjadi kemiskinan kultural dan kemiskinan struktural. Kemiskinan
kultural adalah kemiskinan yang mengacu pada sikap seseorang atau
masyarakat yang disebabkan oleh gaya hidup, kebiasaan hidup dan
budayanya. Kemiskinan kultural biasanya dicirikan oleh sikap
individu atau kelompok masyarakat yang merasa tidak miskin
meskipun jika diukur berdasarkan garis kemiskinan termasuk
kelompok miskin. Sedangkan kemiskinan struktural adalah
kemiskinan yang disebabkan oleh struktur masyarakat yang timpang,
baik karena perbedaan kepemilikan, kemampuan, pendapatan dan
kesempatan kerja 16 yang tidak seimbang maupun karena distribusi
pembangunan dan hasilnya yang tidak merata. Kemiskinan struktural
biasanya dicirikan oleh struktur masyarakat yang timpang terutama
dilihat dari ukuran-ukuran ekonomi.

3. Indikator-Indikator Kemiskinan
Untuk menuju solusi kemiskinan penting bagi kita untuk
menelusuri secara detail indikator-indikator kemiskinan tersebut.
Adapun indikator-indikator kemiskinan sebagaimana di kutip dari
Badan Pusat Statistika, antara lain sebagai berikut :
1) Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar
(sandang, pangan dan papan).
2) Tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya
(kesehatan, pendidikan, sanitasi, air bersih, dan
transportasi).
3) Tidak adanya jaminan masa depan (karena tiadanya
investasi untuk pendidikan dan keluarga).
4) Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual
maupun massa.
5) Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan terbatasnya
sumber daya alam.
6) Kurangnya apresiasi dalam kegiatan sosial masyarakat.
7) Tidak adanya akses dalam lapangan kerja dan mata
pencaharian yang berkesinambungan.
8) Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik
maupun mental.
9) Ketidakmampuan dan ketidaktergantungan sosial (anak-
anak terlantar, wanita korban kekerasan rumah tangga,
janda miskin, kelompok marginal dan terpencil).
4. Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan
Ada dua kondisi yang menyebabkan kemiskinan bisa terjadi,
yaitu kemiskinan alami dan kemiskinan buatan. Kemiskinan alami
terjadi akibat sumber daya alam (SDA) yang terbatas, penggunaan
teknologi yang rendah dan bencana alam. Kemiskinan buatan
diakibatkan oleh imbas dari para birokrat kurang berkompeten dalam
penguasaan ekonomi dan berbagai fasilitas yang tersedia, sehingga
mengakibatkan susahnya untuk keluar dari kemelut kemiskinan
tersebut. Dampaknya, para ekonom selalu gencar mengkritik
kebijakan pembangunan yang mengedepankan pertumbuhan
ketimbang dari pemerataan.
5. Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Indonesia
Laporan Bank Pembangunan Asia (ADB) menyebutkan bahwa
dalam lima tahun terakhir keadaan kemiskinan di Indonesia semakin
memburuk. Hal ini diduga karena pesatnya pertumbuhan penduduk
yang tidak seimbang dengan meningkatnya Gross Domestic Product
(GDP) dan atau disebabkan semakin luasnya kesenjangan social.
Hingga kini kemiskinan merupakan problematika kemanusiaan
yang menjadi isu sentral di Indonesia. Lebih dari 110 juta orang
Indonesia hidup dengan penghasilan kurang dari US$ 2 per hari.
Jumlah ini sama dengan jumlah penduduk Malaysia, Vietnam, dan
Kamboja jika digabungkan. Sebagian besar penduduk miskin di Asia
Tenggara tinggal di Indonesia.
Kemiskinan menjadi alasan rendahnya Human Development
Index (Indeks Pembangunan Manusia) Indonesia. Secara menyeluruh,
kualitas manusia Indonesia relatif sangat rendah jika dibandingkan
dengan kualitas manusia di negara-negara lain di dunia. United
Nations Development Programme (UNDP) menempatkan HDI
Indonesia di peringkat 124 dari 187 negara pada tahun 2011. Di tahun
yang sama, jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 30 juta
orang, sebesar 37% dari jumlah tersebut berada di daerah perkotaan
dan 63% di daerah pedesaan.
Kemiskinan menyebabkan jutaan rakyat memenuhi kebutuhan
pangan, sandang, dan papan secara terbatas, membuat anak-anak
tidak bisa mengenyam pendidikan yang berkualitas, kesulitan
membiayai kesehatan, kurangnya kemampuan untuk menabung dan
berinvestasi, minimnya akses ke pelayanan publik, kurangnya
lapangan pekerjaan dan jaminan sosial, serta menguatnya arus
urbanisasi ke kota.
6. Tantangan Kemiskinan di Indonesia
Masalah kemiskinan di Indonesia sarat sekali hubungannya
dengan rendahnya tingkat Sumber Daya Manusia (SDM). dibuktikan
oleh rendahnya mutu kehidupan masyarakat Indonesia meskipun kaya
akan Sumber Daya Alam (SDA). Sebagaimana yang ditunjukkan oleh
rendahnya Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM) Indonesia pada
tahun 2002 sebesar 0,692. yang masih menempati peringkat lebih
rendah dari Malaysia dan Thailand di antara negara-negara ASEAN.
Sementara, Indeks Kemiskinan Manusia (IKM) Indonesia pada tahun
yang sama sebesar 0,178. masih lebih tinggi dari Filipina dan
Thailand. Selain itu, kesenjangan gender di Indonesia masih relatif
lebih besar dibanding negara ASEAN lainnya.
Tantangan lainnya adalah kesenjangan antara desa dan kota.
Proporsi penduduk miskin di pedesaan relatif lebih tinggi dibanding
perkotaan. Data Susenas (National Social Ekonomi Survey) 2004
menunjukkan bahwa sekitar 69,0 % penduduk Indonesia termasuk
penduduk miskin yang sebagian besar bekerja di sektor pertanian.
Selain itu juga tantangan yang sangat memilukan adalah kemiskinan
di alami oleh kaum perempuan yang ditunjukkan oleh rendahnya
kualitas hidup dan peranan wanita, terjadinya tindak kekerasan
terhadap perempuan dan anak, serta masih rendahnya angka
pembangunan gender (Gender-related Development Indeks, GDI) dan
angka Indeks pemberdayaan Gender(Gender Empowerment
Measurement,GEM).
Tantangan selanjutnya adalah otonomi daerah. di mana hal ini
mempunyai peran yang sangat signifikan untuk mengentaskan atau
menjerumuskan masyarakat dari kemiskinan. Sebab ketika
meningkatnya peran keikutsertaan pemerintah daerah dalam
penanggulangan kemiskinan. maka tidak mustahil dalam jangka
waktu yang relatif singkat kita akan bisa mengentaskan masyarakat
dari kemiskinan pada skala nasional terutama dalam mendekatkan
pelayanan dasar bagi masyarakat. Akan tetapi ketika pemerintah
daerah kurang peka terhadap keadaan lingkungan sekitar, hal ini
sangat berpotensi sekali untuk membawa masyarakat ke jurang
kemiskinan, serta bisa menimbulkan bahaya laten dalam skala
Nasional.
BAB III
PENUTUP

III. Kesimpulan
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah yang telah diuraikan
di atas, dapat disimpulkan bahwa masalah dasar pengentasan kemiskinan
bermula dari sikap pemaknaan kita terhadap kemiskinan. Kemiskinan adalah
suatu hal yang alami dalam kehidupan. Dalam artian bahwa semakin
meningkatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maka kebutuhan pun
akan semakin banyak. Pengentasan masalah kemiskinan ini bukan hanya
kewajiban dari pemerintah, melainkan masyarakat pun harus menyadari
bahwa penyakit sosial ini adalah tugas dan tanggung jawab bersama
pemerintah dan masyarakat.
IIII. Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah:
1) Pemerintah sebaiknya menjalankan program terpadu secara serius dan
bertanggung jawab agar dapat segera mengatasi masalah kemiskinan di
Indonesia
2) Sebagai warga negara Indonesia yang baik, mari kita dukung semua
program pemerintah dengan sungguh-sungguh demi masa depan
bangsa dan negara Indonesia terbebas dari kemiskinan.
3) Marilah kita tingkatkan kepedulian dan kepekaan sosial untuk
membantu saudara kita yang masih mengalami kemiskinan.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://litamardiana.blogspot.com/2012/11/masalah-kemiskinan-di-indonesia.html
2. http://yulliasurriaunnes.blogspot.com/2012/07/permasalahan-sosial-makalah-
kemiskinan.html
3. http://lasonearth.wordpress.com/makalah/makalah-kewarganegaraan-kemiskinan/
4. http://appifrend.wordpress.com/2011/12/25/makalah-masalah-kemiskinan-dan-
penanggulangannya/
5. http://zmilglobs.blogspot.com/2018/01/makalah-kemiskinan-di-indonesia

Anda mungkin juga menyukai