EKONOMI PEMBANGUNAN
KEMISKINAN
OLEH :
1.
2.
3.
4.
5.
Melisa
Arga Rizki Setiadi
Ni Nyoman Yasri P
Abdurrahman
Hafrizal Fuadi
PENDAHULUAN
( A1B11314 1)
( A1B109138 )
( A1B113162 )
( A1B112005 )
( A1B1 11084 )
kemiskinan
sampai
saat
ini
terus
menerus
menjadi
masalah
yang berkepanjangan.
Kemiskinan adalah penyakit sosial ekonomi yang tidak hanya dialami oleh
Negara-negara berkembang melainkan negara maju sepeti inggris dan Amerika
Serikat. Negara inggris mengalami kemiskinan di penghujung tahun 1700-an pada era
kebangkitan revolusi industri di Eropa. Sedangkan Amerika Serikat bahkan
mengalami depresi dan resesi ekonomi pada tahun 1930-an dan baru setelah tiga
puluh tahun kemudian Amerika Serikat tercatat sebagai Negara Adidaya dan terkaya
di dunia. Sebagai warga negara Indonesia, dalam mengentaskan kemiskinan tidak
hanya bertumpu pada bantuan pemerintah saja namun di zaman globalisasi ini warga
negara Indonesia dituntut untuk mempunyai kualitas SDM yang unggul sehingga
memungkinkan
munculnya
keunggulan
individual yang
dapat memberikan
PEMBAHASAN
DEFINISI KEMISKINAN
Kemiskinan didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk memenuhi standar
hidup minimum. Sementara menurut Badan Pusat Statistik (2007) kemiskinan
didefinisikan sebagai pola konsumsi yang setara dengan beras 320 kg/kapita/tahun
dipedesaan dan 480 kg beras/kapita/tahun. Sedangkan Kemiskinan sebagaimana
yang dirumuskan dalam konferensi ILO tahun 1976 adalah sebagai minimnya
kebutuhan dasar. Kebutuhan dasar menurut konferensi itu dirumuskan sebagai
berikut :
1. Kebutuhan minimum dari suatu keluarga akan konsumsi privat (pangan,
sandang, papan dan sebagainya).
2. Pelayanan esensial atas konsumsi kolektif yang disediakan oleh dan untuk
komunitas pada umumnya (air minum sehat, sanitasi, tenaga listrik,
angkutan umum, dan fasilitas kesehatan dan pendidikan).
3. Partisipasi masyarakat dalam pembuatan keputusan yang mempengaruhi
mereka
4. Terpenuhinya tingkat absolut kebutuhan dasar dalam kerangka kerja yang
lebih luas dari hak-hak dasar manusia.
5. Penciptaan lapangan kerja (employment) baik sebagai alat maupun tujuan
dari strategi kebutuhan dasar.
kebutuhan dasarnya sesuai dengan tata nilai atau norma tertentu yang berlaku di
dalam masyarakat karena sebab-sebab natural, kultural dan struktural.
Kemiskinan natural
Disebabkan keterbatasan kualitas sumber daya alam maupun sumber daya
manusia. Kemiskinan kultural merupakan suatu kondisi kemiskinan yang
terjadi karena dari awalnya memang miskin. Kelompok masyarakat
tersebut menjadi miskin karena tidak memiliki sumberdaya yang memadai
baik sumberdaya alam, sumberdaya manusia maupun sumberdaya
pembangunan, atau kalaupun mereka ikut serta dalam pembangunan,
mereka hanya mendapat imbalan pendapatan yang rendah. kemiskinan
natural adalah kemiskinan yang disebabkan oleh faktor-faktor alamiah
seperti karena cacat, sakit, usia lanjut atau karena bencana alam.
Kemiskinan struktural disebabkan secara langsung maupun tidak langsung
oleh berbagai kebijakan, peraturan, dan keputusan dalam pembangunan,
kemiskinan ini umumnya dapat dikenali dari transformasi ekonomi yang
berjalan tidak seimbang. Kemiskinan structural adalah kemiskinan yang
disebabkan oleh factor - faktor buatan manusia seperti kebijakan ekonomi
yang tidak adil, distribusi asset produksi yang tidak merata, korupsi dan
kolusi serta tatanan ekonomi dunia yang cenderung menguntungkan
kelompok
masyarakat
tertentu.
Munculnya
kemiskinan
struktural
beli yang sama dari tahun ke tahun. Kemiskinan absolut ini paling sesuai untuk
digunakan dalam pemantauan program penanggulangan kemiskinan antar waktu.
Jika menggunakan standar relatif, standar kemiskinan akan dihitung
berdasarkan tingkat kemakmuran masyarakat secara umum. Tentunya standar ini
akan berubah antar-waktu dan antar-tempat. Kemiskinan relatif ini sangat relevan
khususnya apabila Pemerintah dihadapkan pada keterbatasan sumber daya dan
program penanggulangan kemiskinan hanya difokuskan pada segmen termiskin
tertentu, misalnya pada 10% atau 20% termiskin dari populasi. Pada saat inilah
pendekatan kemiskinan relatif lebih tepat untuk digunakan. Berbeda tujuan dengan
kemiskinan absolut yang digunakan untuk evaluasi naik-turunnya tingkat kemiskinan,
pendekatan kemiskinan relatif ditujukan sebagai dasar perhitungan atau pertimbangan
dalam mendesain program yang ditargetkan untuk membantu masyarakat miskin.
Pada taraf yang lebih luas tujuan segmentasi kemiskinan dalam pendekatan
relatif adalah untuk menyediakan informasi yang lebih akurat mengenai kondisi
distribusi kemiskinan saat ini agar dapat digunakan oleh program penargetan
kemiskinan dalam menyusun strategi dan jumlah target yang sesuai antara anggaran
dan kebutuhan tiap tingkatan masyarakat atau dapat juga dimanfaatkan untuk
menyusun strategi pembangunan pada setiap level pemerintahan, dari pusat hingga
daerah.
Indikator-indikator kemiskinan sebagaimana di kutip dari Badan Pusat Statistika,
antara lain sebagi berikut:
1. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (sandang, pangan dan
papan).
2. Tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan,
pendidikan, sanitasi, air bersih dan transportasi).
3. Tidak adanya jaminan masa depan (karena tiadanya investasi untuk
pendidikan dan keluarga).
4. Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massa.
5. Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan terbatasnya sumber daya alam.
Untuk itu kiranya pemerintah perlu membuat ketegasan dan kebijakan yang lebih
membumi dalam rangka menyelesaikan masalah kemiskinan ini. Beberapa langkah
yang bisa dilakukan diantaranya adalah :
1. menciptakan lapangan kerja yang mampu menyerap banyak tenaga kerja
sehingga mengurangi pengangguran. Karena pengangguran adalah salah satu
sumber penyebab kemiskinan terbesar di indonesia.
2. Memberikan subsidi pada kebutuhan pokok manusia, sehingga setiap
masyarakat bisa menikmati makanan yang berkualitas. Hal ini berdampak
pada meningkatnya angka kesehatan masyarakat.
3. Menghapuskan korupsi.
Sebab korupsi adalah salah satu penyebab layanan masyarakat tidak berjalan
sebagaimana mestinya. Hal inilah yang kemudian menjadikan masyarakat
tidak bisa menikmati hak mereka sebagai warga negara sebagaimana
mestinya.
4. Menggalakkan program zakat.
Di indonesia, islam adalah agama mayoritas. Dan dalam islam ajaran zakat
diperkenalkan sebagai media untuk menumbuhkan pemerataan kesejahteraan
di antara masyarakat dan mengurangi kesenjangan kaya-miskin. Potensi
zakat di indonesia, ditengarai mencapai angka 1 triliun setiap tahunnya. Dan
jika bisa dikelola dengan baik akan menjadi potensi besar bagi terciptanya
kesejahteraan masyarakat.
5. Menjaga stabilitas harga bahan kebutuhan pokok.
Fokus program ini bertujuan menjamin daya beli masyarakat miskin/keluarga
miskin untuk memenuhi kebutuhan pokok terutama beras dan kebutuhan
pokok utama selain beras. Program yang berkaitan dengan fokus ini seperti :
masyarakat
dari
sindrom-sindrom
kemiskinan.
Sindrom
(iii)
daerah tertinggal.
Redistribusi sumber dana kepada daerah-daerah yang
memiliki pendapatan rendah dengan instrumen Dana
mampu
Jaminan pemeliharaan kesehatan gratis bagi penduduk
miskin di puskesmas dan rumah sakit kelas tiga.
KESIMPULAN
Kemiskinan dapat didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk memenuhi standar
hidup minimum. Kemiskinan merupakan kondisi absolut dan relatif yang
menyebabkan seseorang atau kelompok masyarakat dalam suatu wilayah tidak
mempunyai kemampuan untuk mencukupi kebutuhan dasarnya sesuai dengan tata
nilai atau norma tertentu yang berlaku di dalam masyarakat. Secara garis besar factor
factor penyebab kemiskinan yaitu pegangguran, tingkat pendidikan dan bencana
alam yang tidak terduga. Masalah dasar pengentasan kemiskinan bermula dari sikap
pemaknaan kita terhadap kemiskinan. Kemiskinan adalah suatu hal yang alami dalam
kehidupan. Dalam artian bahwa semakin meningkatnya kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi maka kebutuhan pun akan semakin banyak. Pengentasan masalah
kemiskinan bukan hanya kewajiban dari pemerintah, melainkan masyarakat pun harus
menyadari bahwa penyakit sosial ini adalah tugas dan tanggung jawab bersama
pemerintah dan masyarakat.
SARAN
Dalam menghadapi kemiskinan di zaman global diperlukan usaha-usaha yang lebih
kreatif, inovatif, dan eksploratif. Selain itu, globalisasi membuka peluang untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat Indonesia yang unggul untuk lebih eksploratif.
Di dalam menghadapi zaman globalisasi ke depan mau tidak mau dengan
meningkatkan kualitas SDM dalam pengetahuan, wawasan, skill, mentalitas, dan
moralitas yang standarnya adalah standar global.
Molo
(1994)
mendefenisikan
bahwa
kemiskinan
adalah
baik
yang
merupakan
proses maupun