Anda di halaman 1dari 27

TUGAS MAKALAH EKOLOGI MANUSIA DAN LINGKUNGAN

TENTANG POLA KESEIMBANGAN EKOSISTEM DI 2 NEGARA AGRARIS DAN


1 NEGARA MAJU
Dosen : Mursal Yunus, S.P., M.P

Disusun oleh :

Imelda Angelia Puspa ( 218-301-013 )

Fakultas Pertanian
Program studi Agribisnis
Univeritas lakidende
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Pola
keseimbangan ekosistem di dua negara agraris dan satu negara maju.

Adapun makalah ekologi manusia dan lingkungan ini telah saya usahakan
semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya tidak lupa menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan
lapang dada dan tangan terbuka aaya membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin
member saran dan kritik kepada saya sehingga saya dapat memperbaiki makalah tentang pola
keseimbangan ekosistem di dua negara agraris dan satu negara maju.

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................
1.1  Latar Belakang.......................................................................................
1.2  Tujuan....................................................................................................
1.3  Manfaat .................................................................................................
BAB II TUJUAN PUSTAKA
2.1 Keseimbangan Ekosistem .....................................................................
BAB III PEMBAHASAN  
2.2 Negara Indonesia ( pertanian,perikanan,pertambangan, IPTEK ) .......
2.3 Negara Vietnam ( pertanian,perikanan,pertambangan, IPTEK )  ......
2.4 Negara Amerika Serikat ( pertanian,perikanan,pertambangan, IPTEK ) 
BAB IV PENUTUP.....................................................................................
3.1 Kesimpulan ...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 

Kerusakan lingkungan hidup terjadi akibat populasi manusia dan perkembangan zaman.
Populasi manusia mempengaruhi keadaan alam. Semakin banyak manusia tinggal di suatu
daerah maka kebutuhan hidup juga bertambah. Dengan bertambahnya manusia yang berperan
sebagai konsumen, para produsen memproduksi produk mereka agar memenuhi kebutuhan
konsumen mereka. Sedangkan semakin banyak produk yang dikeluarkan oleh industri
mengeluarkan limbah yang dibuang ke lingkungan. Limbah inilah yang mengakibatkan
kerusakan alam khususnya pada lingkungan hidup.

Keseimbangan ekosistem adalah suatu kondisi dimana interaksi antara komponen-komponen


di dalamnya berlangsung secara harmonis dan seimbang. Keseimbangan ekosistem tersebut
berdampak signifikan pada keselerasan serta kesejahteraan hidup manusia dan mahluk hidup
lainnya.

Pada umumnya manusia bergantung pada keadaan lingkungan disekitarnya yaitu berupa
sumber daya alam yang dapat menunjang kehidupan sehari-hari. Sumber daya alam yang
utama bagi manusia adalah tanah, air, dan udara. Tanah merupakan tempat manusia untuk
melakukan berbagai kegiatan. Air sangat diperlukan oleh manusia sebagai komponen terbesar
dari tubuh manusia. Untuk menjaga keseimbangan, air sangat dibutuhkan dengan jumlah
yang cukup banyak dan memiliki kualitas yang baik. Selain itu, udara merupakan sumber
oksigen yang alami bagi pernafasan manusia. Lingkungan yang sehat akan terwujud apabila
manusia dan lingkungannya dalam kondisi yang baik.

1.2. Tujuan
Agar mahasiswa dapat memahami keseimbangan ekosistem di negara agraris dan
negara maju dari segi pertanian,perikanan, pertambangan serta iptek

1.3.   Manfaat Pembuatan Makalah


Setelah mempelajari materi mata kuliah ekologi manusia dan Lingkungan ini Mahasiswa
diharapkan dapat memahami apa itu keseimbangan ekosistem, serta penjelasan tentang
negara agraris dan negara maju dari segi pertanian,perikanan, pertambangan serta iptek
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Keseimbangan ekosistem

Keseimbangan ekosistem adalah suatu kondisi dimana interaksi antara komponen-


komponen di dalamnya berlangsung secara harmonis dan seimbang. Keseimbangan
ekosistem tersebut berdampak signifikan pada keselerasan serta kesejahteraan hidup manusia
dan mahluk hidup lainnya.
Ekosistem hutan termasuk ekosistem alam. Ekosistem alam adalah ekosistem yang
terbentuk dengan sendiri tanpa campur tangan manusia. Keseimbangan ekosistem di alam
dapat terganggu karena kegiatan manusia. Manusia adalah penyebab gangguan terbesar
terhadap ekosistem. Apa yang dimaksud dengan ekosistem? Ekosistem adalah hubungan
saling mempengaruhi (timbal balik) antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem
dibentuk oleh komponen-komponen makhluk hidup (biotik) dan makhluk tidak hidup
(abiotik). Komponen biotik terdiri dari manusia, hewan dan tumbuhan. Komponen biotik
dibedakan menjadi 3 (tiga) golongan, yaitu :
Komponen Biotik
         Produsen yaitu organisme yang mampu menghasilkan makananya sendiri. Yang
termasuk produsen adalah tumbuhan hijau, karena mampu melakukan fotosintesis.
         Konsumen yaitu organisme yang tidak mampu menghasilkan sendiri makanan di dalam
tubuhnya. Mereka mendapatkan zat-zat organik yang telah dibentuk oleh produsen, atau
dari konsumen lain yang menjadi mangsanya. Yang termasuk ke dalam golongan ini
adalah hewan dan manusia.
         Pengurai yaitu organisme yang mampu menguraikan zat-zat organik dari bangkai yang
telah mati. Contohnya adalah bakteri, jamur dan mikroba.

Dalam sebuah ekosistem terdapat satuan-satuan makhluk hidup, meliputi


       Individu, yaitu satuan terkecil dari makhluk hidup atau disebut juga satuan makhluk hidup
tunggal.
       Populasi, yaitu kelompok makhluk hidup yang sejenis dan menempati daerah tertentu.
       Komunitas, yaitu sekumpulan populasi yang mendiami wilayah tertentu.
       Ekosistem, yaitu hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
       Bioma, yaitu kumpulan dari ekosistem dalam suatu wilayah tertentu. Contoh : gurun,
padang rumput, savana dan steva.
       Biosfer, yaitu semua ekosistem yang ada di permukaan bumi.
Dalam ekosistem pasti terdapat interaksi atau hubungan timbal balik antara komponen
yang satu dengan yang lain. Interaksi yang terjadi bisa berupa interaksi yang saling
menguntungkan, merugikan, atau tidak berpengaruh terhadap satu dengan yang lainnya.
Jenis-jenis interaksi tersebut antara lain: Simbiosis, terbagi menjadi tiga jenis : mutualisme,
parasitisme, dan komensalisme.
 
Bentuk-bentuk Simbiosis 
1. Simbiosis parasitisme, adalah hubungan antar makhluk hidup di mana satu pihak
mendapat keuntungan dan pihak yang lain akan di rugikan. Contoh simbiosis parasitisme
yaitu: tumbuhan benalu dengan inangnya, bunga raflesia dengan inangnya, cacing perut
yang hidup dalam tubuh manusia, dll.
2. Simbiosis mutualisme, adalah hubungan antar makhluk hidup yang saling
menguntungkan. Jadi dari kedua pihak tidak ada yang di rugikan. Contoh simbiosis
mutualisme adalah: ikan remora dan ikan hiu, burung jalak dan kerbau, dll.
3. Simbiosis komensalisme, yaitu simbiosis yang menguntungkan satu pihak, sedangkan
pihak yang lain tidak mendapat keuntungan tapi juga tidak di rugikan. Contoh simbiosis
komensalisme adalah: ikan badut dengan anemon laut, anggrek dengan tumbuhan
inangnya.

Ekosistem yang dikatakan seimbang adalah apabila semua komponen baik biotik
maupun abiotik berada pada porsi yang seharusnya baik jumlah maupun peranannya dalam
lingkungan. Dalam ekosistem terjadi peristiwa makan memakan yang kita sebut dengan
istilah rantai makanan. Idealnya dalam sebuah rantai makanan jumlah masing-masing
anggotanya harus sesuai dengan aturan ekosistem. Dalam suatu ekosistem harus ada
keseimbangan antara produsen dan konsumen. Kehidupan dapat tetap berlangsung jika
jumlah produsen lebih besar dari konsumen tingkat I. Konsumen tingkat I lebih banyak dari
konsumen tingkat II dan seterusnya.
Ketidakseimbangan ekosistem terjadi apabila semua komponen biotik maupun abiotik
tidak berada pada porsi yang seharusnya baik jumlah maupun perananya dalam lingkungan.
Sehingga dapat dikatakan tidak seimbang jika salah satu komponen pada ekosistem tersebut
rusak. Misalnya populasi tikus di sawah sedikit karena terus diburu oleh para petani akan
mengakibatkan populasi ular menurun karena kehabisan makanan berupa tikus.
 
Faktor Penyebab Terganggunya Keseimbangan Ekosistem
Selain faktor-faktor alam, keadaan yang sangat memengaruhi keseimbangan ekosistem
adalah keberadaan dan aktivitas manusia. Dengan akal dan pikirannya, manusia akan dengan
mudah mengubah suatu lingkungan. Hasilnya adalah terjadi kerusakan dan
ketidakseimbangan ekosistem. Terdapat dua faktor penting yang menyebabkan tergangunya
ekosistem. Yaitu : (1) faktor alam dan (2) faktor manusia.
       Faktor Alam Faktor yang terjadi akibat bencana alam. Misalnya : banjir, gempa bumi,
gunung meletus, tsunami dan lain sebagainya. Jika suatu lingkungan terkena bencana
biasanya akan terdapat salah satu komponen yang rusak sehingga menyebabkan
lingkungan menjadi tidak seimbang.
       Faktor Manusia Faktor yang terjadi karena ulah tangan manusia. Aktivitas manusia
dapat menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem. Berikut ini beberapa
kegiatan manusia yang mempengaruhi keseimbangan ekosistem.
 
Berikut ini kegiatan manusia yang dapat mengganggu keseimbangan ekosistem
1.      Penebangan Pohon secara Liar dan Pembakaran Hutan
Alat-alat rumah tangga terbuat dari kayu. Jenis kayu yang banyak digunakan untuk
memenuhi kebutuhan manusia, contohnya meranti, kamper, jati, dan mahoni. Jenis-jenis kayu
tersebut diambil dari hutan. Adanya penebangan hutan secara liar dapat menimbulkan
kerusakan pada tempat hidup tumbuhan dan habitat hewan. Akibatnya banyak jenis tumbuhan
yang menjadi berkurang dan lama-lama menjadi langka. Hal ini terjadi karena pengambilan
secara terus-menerus tetapi tidak dilakukan penanaman kembali. Tumbuhan yang menjadi
langka akibat kerusakan habitatnya misalnya pohon jati, bunga anggrek, dan bunga rafflesia.
Hutan mempunyai peran yang sangat penting bagi ekosistem. Di dalam hutan hidup
berbagai jenis hewan dan tumbuhan. Hutan menyediakan makanan, tempat tinggal, dan
perlindungan bagi hewan-hewan tersebut. Jika pohon-pohon ditebang terus, sumber makanan
untuk hewan-hewan yang hidup di pohon tersebut juga akan berkurang atau tidak ada, karena
itu banyak hewan yang kekurangan makanan. Akibatnya banyak hewan yang musnah dan
menjadi langka. Selain menebang pohon, manusia kadang-kadang membuka lahan pertanian
dan perumahan dengan cara membakar hutan. Akibatnya lapisan tanah dapat terbakar, tanah
menjadi kering dan tidak subur. Hewan-hewan tanah tidak dapat hidup, hewan-hewan besar
banyak yang mencari makan ke tempat lain bahkan sampai ke pemukiman manusia. Hal ini
juga dapat merusak keseimbangan ekosistem.
 
2.      Perburuan Hewan secara Terus-Menerus
Banyak kegiatan manusia yang merusak keseimbangan ekosistem misalnya penangkapan
ikan di laut dengan racun atau peledak. Hal ini dapat menyebabkan rusaknya terumbu karang.
Terumbu karang merupakan tempat hidup ikan-ikan kecil yang merupakan makanan ikan
yang lebih besar. Penangkan ikan dengan kapalkapal pukat harimau dapat menimbulkan
penurunan jumlah ikan di laut. Sebab dengan pukat harimau ikan kecil akan ikut terjaring.
Penangkapan secara liar pada beberapa hewan, seperti penyu, cendrawasih, badak, dan
harimau dapat menyebabkan hewan-hewan tersebut menjadi langka. Manusia ada yang
berburu hewan hanya untuk bersenang-senang. Juga ada yang memanfaatkan sebagai bahan
makanan, hiasan, atau pakaian.
 
3.      Penggunaan Pupuk yang Berlebihan
Para petani biasanya melakukan beberapa cara agar hasil pertaniannya tetap baik dan
banyak. Cara-cara yang dilakukan oleh para petani itu di antaranya dengan pemupukan dan
pemberantasan hama. Pupuk tanaman yang digunakan para petani ada dua macam, yaitu
pupuk alami dan pupuk buatan.
Pupuk alami adalah pupuk yang dibuat dari bahan-bahan alami, misalnya dari kotoran hewan
atau dari daun-daunan yang telah membusuk. Pupuk alami dikenal dengan sebutan pupuk
kandang atau pupuk kompos. Pupuk buatan adalah pupuk yang dibuat dari bahan kimia.
Contoh pupuk buatan adalah urea, NPK, dan ZA. Penggunaan pupuk buatan harus sesuai
dengan aturan pemakaian karena dapat mempengaruhi ekosistem. Pupuk buatan yang
berlebihan jika kena air hujan akan larut dan terbawa air ke sungai atau danau. Akibatnya di
tempat tersebut terjadi penumpukan unsur hara sehingga gulma tumbuh subur.
Untuk memberantas hama, para petani menggunakan pestisida atau insektisida.
Contoh penggunaan insektisida yang merusak ekosistem adalah penggunaannya tidak tepat
waktu, jumlahnya berlebihan, dan jenis insektisidanya tidak sesuai. Penggunaan insektisida
dan pestisida ini harus sesuai dengan ketentuan agar tidak membunuh makhluk hidup yang
lain, seperti burung atau hewan lainnya yang tidak merusak tanaman.
 
4.      Pembuangan Limbah dan Sampah
Sebagian besar aktivitas yang dilakukan manusia pasti menghasilkan sampah atau limbah.
Mulai dari limbah rumah tangga, pertanian, transportasi, sampai limbah industri. Plastik yang
digunakan sebagai pembungkus merupakan contoh limbah rumah tangga. Pestisida jika
digunakan berlebihan dapat menjadi limbah pertanian. Asap kendaraan merupakan limbah
transportasi. Adapun contoh limbah industri berupa limbah cair dan asap. Sampah dan limbah
tersebut ada yang mudah diuraikan dan ada pula yang sulit diuraikan. Jika pengolahan
sampah tidak dilakukan dengan benar, yang terjadi adalah kerusakan lingkungan.
 
5.      Kegiatan Mencemari Lingkungan
Mencemari lingkungan artinya menambahkan zat pencemar (polutan) pada lingkungan
sehingga lingkungan menjadi tercemar. Ada beberapa macam pencemaran, yaitu:
       Pencemaran tanah, Yaitu masuknya polutan berupa bahan cair atau padat yang masuk
ke dalam tanah yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme, seperti plastik,
kaleng, kaca, sehingga menyebabkan oksigen tidak bisa meresap ke tanah. Faktor
lain, yaitu penggunaan pestisida dan detergen yang merembes ke dalam tanah dapat
berpengaruh terhadap air tanah, flora, dan fauna tanah.
       Pencemaran air, Yaitu masuknya polutan berupa bahan cair atau padat yang masuk ke
dalam air.
       Pencemaran udara, Yaitu masuknya polutan udara seperti asap kendaraan, debu, dan
jelaga.
       Pencemaran suara Polusi suara disebabkan oleh suara bising kendaraan bermotor,
kapal terbang, deru mesin pabrik, radio, atau tape recorder yang berbunyi keras
sehingga mengganggu pendengaran.
 
6.      Kegiatan Pembangunan
Pembangunan jalan yang melewati hutan dapat merusak lingkungan. Pohon-pohon yang
menjadi tempat tinggal dan sumber makanan hewan ditebang sehingga hewan tersebut
terancam keberadaannya. Aktivitas ini sangat mengganggu keseimbangan lingkungan.
Daerah-daerah di sekitar perbukitan dapat terkena bencana, seperti banjir dan tanah longsor.
 
7.      Kegiatan Penambangan
Pengeboran minyak dan penambangan mineral secara terbuka pun akan menimbulkan
kerusakan lingkungan. Pengeboran minyak dan pertambangan terbuka dapat mengurangi
sumber daya alam dan mencemari daerah sekitarnya. Akibat kegiatan tersebut cukup sulit
untuk ditanggulangi dan menyebabkan suatu daerah menjadi tidak produktif.
 
8.      Penggunaan Kendaraan Bermotor
Bahan bakar dibutuhkan untuk menjalankan kendaraan bermotor. Bahan bakar dapat
berupa bensin dan solar. Pembakaran bahan bakar menyebabkan polusi udara. Pembakaran
tersebut antara lain menghasilkan gas karbon dioksida menjadi bertambah. Hal ini
mengakibatkan bumi semakin panas. Kondisi ini mengakibatkan beberapa jenis makhluk
hidup kesulitan beradaptasi. Beberapa diantaranya ada yang mati, dan keseimbangan
ekosistem menjadi terganggu.
 
Dampak Ketidakseimbangan Ekosistem Terhadap Makhluk Hidup
Perubahan lingkungan dapat terjadi oleh aktivitas manusia atau kejadian alam seperti
letusan gunung berapi, tanah longsor, dan kebakaran hutan. Perubahan lingkungan yang
terjadi, baik yang dilakukan oleh manusia atau kejadian alam dapat bersifat positif, artinya
bermanfaat bagi kesejahteraan manusia dan bersifat negatif yang merugikan bagi kehidupan
manusia.
Penebangan pohon (Pembalakan liar atau penebangan liar (bahasa Inggris: illegal
logging) adalah kegiatan penebangan, pengangkutan dan penjualan kayu yang tidak sah atau
tidak memiliki izin dari otoritas setempat) di hutan tanpa perhitungan akan menimbulkan
akibat yang saling berantai antara faktor biotik dan abiotik. Penebangan hutan berarti
menghilangkan sebagian besar produsen dalam suatu ekosistem. Karena itu akan
menyebabkan kepunahan sebagian flora dan fauna yang ada di hutan tersebut. Bila hujan
turun pada tanah yang terbuka, maka air akan langsung masuk ke dalam tanah yang memiliki
kesuburan yang tinggi. Dengan tidak adanya pohon yang menahan air hujan yang meresap ke
dalam tanah akan menyebabkan aliran air di permukaan tanah menjadi besar. Adanya aliran
yang besar dan cepat akan mengikis permukaan tanah yang subur.
Ekosistem yang tidak seimbang akan membawa dampak buruk terhadap makhluk
hidup yang ada di dalamnya. Dampak tersebut sudah pasti sangat merugikan. Berikut ini
beberapa dampak akibat terganggunya keseimbangan ekosistem bagi makhluk hidup,
diantaranya:
 
       Kepunahan suatu spesies atau populasi, Jika gajah terus diburu untuk diambil
gadingnya, tidak hanya akan menyebabkan populasi gajah semakin berkurang tetapi
dapat menyebabkan spesies gajah akan hilang dari muka bumi.
       Kerusakan atau bencana, Yang paling dominan merasakan dampak dari bencana
adalah manusia. Manusia akan selalu merasa khawatir dan takut jika bumi ini
mengalami terus-menerus bencana. Bencana sangat merugikan manusia. Manusia
bisa kehilangan segala-galanya akibat bencana. Kehilangan harta benda, tempat
tinggal bahkan kehilangan nyawa.
       Munculnya anomali (keanehan) ekosistem, Keanehan-keanehan sering muncul akibat
ekosistem yang tidak seimbang.
 
 
Upaya Untuk Menjaga Keseimbangan Ekosistem
Untuk menjaga agar ekosistem kita tetap seimbang maka diperlukan usaha-usaha
yang nyata yang dapat kita lakukan. Beberapa usaha untuk menjaga keseimbangan ekosistem
diantaranya:
1. Melakukan perlindungan hutan dengan cara antara lain: menebang hutan secara selektif,
melakukan reboisasi, mencegah terjadinya kebakaran hutan, melakukan pangadaan: taman
nasional (kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dan
dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang
budidaya, pariwisata dan rekreasi alam); cagar alam (kawasan suaka alam yang karena
keadaan alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa dan ekosistemnya atau
ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara
alami); suaka margasatwa (kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas berupa
keanekaragaman dan atau keunikan jenis satwa yang untuk kelangsungan hidupnya dapat
dilakukan pembinaan terhadap habitatnya);
2. Tidak melakukan perburuan liar terhadap satwa-satwa;
3. Tidak menagkap ikan dengan pukat harimau dan bahan peledak;
4. Menggunakan pestisida dan pupuk sesuai dosis yang dianjurkan dan menggalakan
penggunaan pupuk alami;
5. Mengolah limbah sebelum dibuang ke sungai atau ke saluran air yang lain;
6. Tidak membuang sampah sembarangan;
7. Melakukan proses daur ulang untuk sampah yang bisa dimanfaatkan.

 Negara Agraris
 Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), terdapat tiga arti dari kata agraris.
Pertama, agraris berarti bersifat pertanian. Kedua, bermakna pertanian atau tanah pertanian.
Ketiga, memiliki arti pertanian atau cara hidup petani.
 Jadi, dapat disimpulkan bahwa negara agraris adalah negara yang banyak mengandalkan
bidang pertanian. Fungsinya, sebagai penunjang perekonomian atau pun pemenuhan
kebutuhan hidup.
 Indonesia disebut sebagai salah satu negara yang bersifat agraris karena sebagian besar
penduduknya memiliki mata pencaharian di sektor pertanian.
Di negara lain seperti Asia Tenggara, juga terdapat negara yang bersifat agraris. Di antaranya,
Myanmar, Laos, Kamboja, dan Vietnam.

Definisi Pertanian
Negara agraris erat kaitannya dengan sektor pertanian. Mengutip buku Sistem Pertanian karya Lisa
Novitasari dan Latarus Fagohoi, berikut arti dari pertanian menurut para ahli.
A. T. Mosher (1996)
Pertanian adalah suatu bentuk proses produksi khas dan didasarkan pada proses pertumbuhan hewan
dan tumbuhan.
Van Artsen (1953)
Pertanian adalah kegiatan manusia untuk memperoleh hasil yang berasal dari tumbuhan dan atau
hewan. Upaya tersebut dicapai dengan menyempurnakan segala kemungkinan yang diberikan alam,
yaitu untuk mengembangbiakkan tanaman atau hewan tersebut.
Sri Setyati Harjadi (1975)
Pertanian adalah usaha untuk mencapai hasil yang maksimum dengan mengelola faktor tanaman dan
lingkungan.

Sumber Agraria Negara


Menyadur Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Volume 4 Nomor 1 yang ditulis Martua Sihaloho dkk.,
para peneliti mengemukakan beberapa sumber agraria. Mereka merujuk pada Pasal 1 Ayat 2, 4, 5, dan
6 Undang-Undang Pokok Agraria 1960 mengenai jenis-jenis sumber agraria. Berikut di antaranya:
a. Tanah atau permukaan bumi
Sumber agraria tanah atau permukaan bumi adalah modal alami utama dalam kegiatan pertanian dan
peternakan. Petani memerlukan tanah untuk lahan usaha tani, sementara peternak membutuhkan tanah
sebagai padang rumput.
b. Perairan
Sumber agraria perairan merupakan modal alami utama dalam kegiatan perikanan. Baik perikanan
sungai maupun perikanan danau dan laut.
c. Hutan
Hutan yang dimaksud adalah kesatuan dari flora dan fauna yang hidup dalam suatu wilayah di luar
kategori tanah pertanian.
d. Bahan tambang
Sumber bahan tambang meliputi ragam bahan tambang atau mineral, seperti minyak, gas, emas, bijih
besi, timah, intan, batu-batu mulia, fosfat, pasir, batu, dan lain-lain.
e. Udara
Udara juga dapat dikelompokkan ke dalam sumber agraria. Terlebih, pada masa-masa sekarang ketika
polusi asap mesin atau kebakaran hutan mengganggu kenyamanan, keamanan, dan kesehatan
manusia.

 Negara Maju
Negara maju adalah negara yang memiliki standar hidup tinggi dengan perekonomian merata,
penggunaan teknologi tinggi, dan telah berhasil dalam berbagai bidang.
Dari pengertian tersebut bisa disimpulkan, negara maju memiliki tarap kehidupan dan kesejahteraan
hidup yang lebih tinggi dibandingkan penduduk di negara berkembang. Sarana prasarana yang
dimiliki pun sangat memadai, mulai sektor sosial sampai pendidikan.

Ciri-ciri Negara Maju:

1. Pendapatan per kapita penduduk tinggi.

2. Tingkat pendidikan yang tinggi dan kesehatan fisik yang baik.

3. Penduduknya lebih banyak bekerja pada sektor industri dan jasa daripada pertanian.
4. Rata-rata usia hidupnya lebih baik dan persentase buta hurufnya rendah.

5. Ekspor tidak bergantung pada produk primer.

6. Jumlah penduduk relatif rendah karena tingkat kelahiran terkontrol.

7. Berorientasi pada perdagangan dalam dan luar negeri.

8. Kemajuan teknologi dan pembangunan ekonomi bergerak cepat.

9. Negara maju lebih lama merasakan kemerdekaan.

10. Standar hidup tinggi.

11. Keadaan kuantitas dan kualitas makanan baik.

12. Modal negara melebihi kebutuhan.

13. Tidak bergantung pada negara lain.

Negara Maju di Benua Asia

 Singapura
 Jepang
 Hong Kong
 Korea Selatan
 Israel
 Taiwan

Negara Maju di Benua Eropa

Austria, Denmark, Estonia, Belgia, Perancis, Republik Ceko, Yunani, Irlandia, Luksemburg,
Italia, Belanda, Portugal, Rusia, Swedia, Spanyol, Monaco, Malta, Slovenia, Norwegia,
Siprus, Vatikan.

Negara Maju di Benua Amerika

 Kanada
 Amerika Serikat

Negara Maju di Benua Australia dan Oceania

 Australia
 Selandia Baru

Negara Maju di Benua Afrika


Berdasarkan laporan terkini, tidak ada satupun negara maju di benua Afrika. Dahulu negara
Libya merupakan negara maju, namun setelah ada gejolak politik di sana, negara Libya tidak
dimasukan lagi dalam daftar negara maju.

BAB III

PEMBAHASAN

2.2. Indonesia

Indonesia merupakan Negara agraris karena mempunyai kekayaan alam yang melimpah (Marlinda,
2008). Sektor pertanian di Indonesia merupakan sektor terpenting dalam pendapatan masyarakat
Indonesia karena sebagian besar masyarakat di Indonesia adalah petani. Sektor pertanian ini terdiri
dari beberapa subsektor yaitu hortikultura, tanaman bahan makanan, perikanan, peternakan dan
kehutanan (Gadang, 2010). Pola petanian di Indonesia saat ini mulai berubah, perubahan tersebut
akibat terjadinya biorevolusi (revolusi hijau) sejak tahun 1960 yaitu mengubah pola pertanian dari
pertanian tradisional menjadi pertanian modern. Salah satu metode yang sangat berpengaruh besar
terhadap perubahan pertanian adalah pertanian intensif yaitu penggunaan agrokimia berupa pupuk
kimia sintetik dan insektisida sintetik (Atmojo, 2006). Perubahan pola pertanian yang terjadi saat ini
seharusnya mendapat perhatian khusus dari para petani itu sendiri agar tidak selalu bergantung dengan
penggunaan bahan-bahan kimia secara berlebihan dan tetap menjadikan Indonesia sebagai Negara
yang kaya akan kelimpahan alam terutama dalam sektor pertanian.

Pertanian

Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur
pembangunan perekonomian nasional. Sektor ini merupakan sektor yang tidak mendapatkan
perhatian secara serius dari pemerintah dalam pembangunan bangsa. Mulai dari proteksi,
kredit hingga kebijakan lain tidak satu pun yang menguntungkan bagi sektor ini. Program-
program pembangunan pertanian yang tidak terarah tujuannya bahkan semakin
menjerumuskan sektor ini pada kehancuran. Meski demikian sektor ini merupakan sektor
yang sangat banyak menampung luapan tenaga kerja dan sebagian besar penduduk kita
tergantung padanya.
Perjalanan pembangunan pertanian Indonesia hingga saat ini masih belum dapat
menunjukkan hasil yang maksimal jika dilihat dari tingkat kesejahteraan petani dan
kontribusinya pada pendapatan nasional.

Pembangunan pertanian di Indonesia dianggap penting dari keseluruhan pembangunan


nasional. Ada beberapa hal yang mendasari mengapa pembangunan pertanian di Indonesia
mempunyai peranan penting, antara lain: potensi Sumber Daya Alam yang besar dan
beragam, pangsa terhadap pendapatan nasional yang cukup besar, besarnya pangsa terhadap
ekspor nasional, besarnya penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada sektor
ini, perannya dalam penyediaan pangan masyarakat dan menjadi basis pertumbuhan di
pedesaan. Potensi pertanian Indonesia yang besar namun pada kenyataannya sampai saat ini
sebagian besar dari petani kita masih banyak yang termasuk golongan miskin. Hal ini
mengindikasikan bahwa pemerintah pada masa lalu bukan saja kurang memberdayakan
petani tetapi juga terhadap sektor pertanian keseluruhan.

Pembangunan pertanian pada masa lalu mempunyai beberapa kelemahan, yakni hanya
terfokus pada usaha tani, lemahnya dukungan kebijakan makro, serta pendekatannya yang
sentralistik. Akibatnya usaha pertanian di Indonesia sampai saat ini masih banyak didominasi
oleh usaha dengan: (a) skala kecil, (b) modal yang terbatas, (c) penggunaan teknologi yang
masih sederhana, (d) sangat dipengaruhi oleh musim, (e) wilayah pasarnya lokal, (f)
umumnya berusaha dengan tenaga kerja keluarga sehingga menyebabkan terjadinya involusi
pertanian (pengangguran tersembunyi), (g) akses terhadap kredit, teknologi dan pasar sangat
rendah, (h) pasar komoditi pertanian yang sifatnya mono/oligopsoni yang dikuasai oleh
pedagang-pedagang besar sehingga terjadi eksploitasi harga yang merugikan petani. Selain
itu, masih ditambah lagi dengan permasalahan-permasalahan yang menghambat
pembangunan pertanian di Indonesia seperti pembaruan agraria (konversi lahan pertanian
menjadi lahan non pertanian) yang semakin tidak terkendali lagi, kurangnya penyediaan
benih bermutu bagi petani, kelangkaan pupuk pada saat musim tanam datang, swasembada
beras yang tidak meningkatkan kesejahteraan petani dan kasus-kasus pelanggaran Hak Asasi
Petani, menuntut pemerintah untuk dapat lebih serius lagi dalam upaya penyelesaian masalah
pertanian di Indonesia demi terwujudnya pembangunan pertanian Indonesia yang lebih maju
demi tercapainya kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Pembangunan pertanian di masa yang akan datang tidak hanya dihadapkan untuk
memecahkan masalah-masalah yang ada, namun juga dihadapkan pula pada tantangan untuk
menghadapi perubahan tatanan politik di Indonesia yang mengarah pada era demokratisasi
yakni tuntutan otonomi daerah dan pemberdayaan petani. Disamping itu, dihadapkan pula
pada tantangan untuk mengantisipasi perubahan tatanan dunia yang mengarah pada
globalisasi dunia. Oleh karena itu, pembangunan pertanian di Indonesia tidak saja dituntut
untuk menghasilkan produk-produk pertanian yang berdaya saing tinggi namun juga mampu
mengembangkan pertumbuhan daerah serta pemberdayaan masyarakat. Ketiga tantangan
tersebut menjadi sebuah kerja keras bagi kita semua apabila menginginkan pertanian kita
dapat menjadi pendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat dan dapat menjadi motor
penggerak pembangunan bangsa

Perikanan

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Terbentang dari Sabang hingga Merauke,
Indonesia memiliki 17.499 pulau dengan luas total wilayah Indonesia sekitar 7,81 juta km2. Dari total
luas wilayah tersebut, 3,25 juta km2 adalah lautan dan 2,55 juta km2 adalah Zona Ekonomi Eksklusif.
Hanya sekitar 2,01 juta km2 yang berupa daratan. Dengan luasnya wilayah laut yang ada, Indonesia
memiliki potensi kelautan dan perikanan yang sangat besar.

Perikanan adalah salah satu sektor yang diandalkan untuk pembangunan nasional. Pada tahun 2019,
nilai ekspor hasil perikanan Indonesia mencapai Rp 73.681.883.000 dimana nilai tersebut naik 10.1%
dari hasil ekspor tahun 2018. Hasil laut seperti udang, tuna, cumi-cumi, gurita, rajungan serta rumput
laut merupakan komoditas yang dicari. Banyaknya hasil produksi perikanan di Indonesia perlu
dipertahankan dan dijaga. Tanpa pengelolaan dan pengawasan yang baik, perikanan di Indonesia
rentan terjadi pelanggaran.
Pembentukan kawasan konservasi perairan merupakan salah satu usaha Indonesia dalam menjaga
kelangsungan sumberdaya perikanannya. Selain sebagai bentuk perlindungan dan pelestarian,
kawasan konservasi perairan juga berfungsi sebagai penggerak ekonomi melalui program pariwisata
alam perairan dan sebagai tanggung jawab sosial untuk menyejahterakan masyarakat. Pembentukan
Kawasan konservasi perairan diharapkan dapat menjaga jumlah dan kualitas stok ikan agar tidak
terjadi eksploitasi yang berlebihan.

Hingga akhir Desember 2019, kawasan konservasi perairan saat ini memiliki luas mencapai 23,14 juta
hektar atau sekitar 7,12 persen dari luas perairan yang dimiliki Indonesia. Dari jumlah itu, 166
kawasan dikelola oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan serta 30 kawasan lain dikelola oleh
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Kementerian Kelautan dan Perikanan menargetkan
terbentuknya kawasan konservasi perairan seluas 32,5 juta hektar atau sekitar 10 persen dari luas
perairan Indonesia pada tahun 2030.

Agar tercapainya target konservasi yang telah dicanangkan, Indonesia harus bekerja keras. Tujuan
besarnya adalah pemanfaatan secara efektif sumberdaya perikanan yang ada dan juga menjaga
ketersediaannya. Dengan kekayaan sumberdaya laut perikanan yang dimiliki dan pengelolaan
sumberdaya yang baik melalui pembentukan kawasan konservasi perairan, Indonesia pasti mampu
menjadi pemimpin di sektor kelautan dan perikanan.

Pertambangan

Sebagai negara yang memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah salah satunya dalam mineral
dan energi, Indonesia menjadi lahan subur bagi industri pertambangan dewasa ini. Salah satunya
dengan 39% hasil pertambangan emas, nomor dua di bawah negara Tiongkok.

Berikut Kondisi Pertambangan di Indonesia dan Tantangan Bagi Para Pelaku


Usaha:

1. Energi yang Tidak Terbarukan

Sebagian besar sumber daya alam yang menjadi fokus dalam dunia pertambangan adalah sumber daya
yang tidak terbaharukan, hal ini menjadi poin tersendiri terhadap dinamika industri pertambangan
bahwa selain menjadikan energi tersebut sebagai sumber profit dan pendapatan tetapi harus mampu
untuk menemukan sumber energi pengganti ketika sumber energi tersebut mulai mencapai batas akhir.

Karena memang belum ditemukan energi daur ulang yang mampu untuk menghasilkan mineral
seperti emas, nikel, dan lain-lain selain melalui metode pertambangan.

2. Regulasi Pertambangan

Bergelut dalam bisnis industri pertambangan memiliki tantangannya sendiri. Indonesia walaupun
terdiri dari luasnya eumber daya alam yang menyebar dari Aceh ke Marauke, dengan potensi
pertambangan yang melimpah juga mebutuhkan regulasi yang jelas dan ketat dalam memberikan izin
usaha kepada para pebisnis industri pertambangan. Melihat bahwa dalam industri ini akan berkaitan
erat terhadap dampak sosial, ekonomi, dan budaya yang ada disekitar area pertambangan yang
dilakukan.

Melalui Peraturan dan Kebijakan yang jelas dan ketat ini diharapkan pula para pelaku bisnis dan
masyarakat terkait dan dinas yang terlibat dapat mengontrol proses pertambangan sehingga segala
aspek yang berkaitan pun dapat saling memberikan manfaat dan keuntungan satu sama lain. Tidak
meninggalkan masalah atau problom yang tidak terselesaikan dan malahan menimbulkan kerusakan.

Seperti diketahui bahwa proses industri pertambangan sangat berkaitan erat dengan keberlanjutan
hayati suatu lingkungan, sehingga tidak hanya tegas terhadap regulasi pemberian ijin pertambangan
tetapi juga diperlukan ketegasan rugulasi pasca pertambangan, yang dimana setiap perusahaan atau
pelaku usaha bertanggung jawab terhadap lokasi ijin usaha pertambangannya dalam pembenahan dan
mengembalikan fungsi lahan tersebut menjadi layak untuk ditanami dan dimanfaatkan yang tentu
menggunakan metode pemulihan yang tepat.

3. Metode Bio Rehab Memulihkan Lahan Bekas Pertambangan

Agricola Nusantara Baramineral sebagai Perusahaan Jasa Konsultan Pertambangan dan Lingkungan
Indonesia hadir dengan metode untuk memulihkan lahan terganggu akibat eksploitasi pertambangan
yang ada. Metode tersebut dikenal dengan Metode Bio Rehab atau Bioremediasi yang merupakan
aktivitas pembenahan lahan menggunakan hayati atau mikroorganisme. Dimana Lahan yang
terganggu setelah eksploitasi memerlukan perlakuan khusus sebelum melakukan penanaman kembali
(revegetasi).

Metode Bio Rehab atau Bioremediasi  diawali pada 2 bulan pertama yang berfokus kepembenahan
dan aplikasi Bio Rehab di lahan yang akan direklamasi. Selanjutnya menanam fast growing species,
berupa Sangon dan Jabon sebagai tanaman perintis, lalu  tanaman penutup tanah Legume Cover Crop
(LCC). Setelah proses penataan lahan, aplikasi Bio Rehab dan penanaman tanaman perintis berikut
tanaman penutup tanah yang membutuhkan waktu 4 bulan, barulah masuk ke fase pemeliharaan
tanaman.

Titik krusial dari proses reklamasi pascatambang dengan metode Bio Rehab terletak pada proses
penataan,  penyiapan dan perlakuan pada lahan sebelum ditanami tumbuhan. Aktivitas penambangan
yang merusak lapisan atas tanah (top soil) menyisakan subsoil yang tidak subur dan minim unsur
hara. Sehingga Metode Bio Rehab menjawab permasalahan tersebut dengan mengembalikan unsur
hara tanah melalui pengayaan mikroorganisme pada tanah. Dengan begitu tanah yang sudah
menerima aplikasi Bio Rehab akan layak untuk ditumbuhi tanaman di atasnya.

Metode ini telah diaplikasikan juga di beberapa lahan kritis bekas kolam tailing tambang timah di
Kabupaten Bintan dan Lingga Kepulauan Riau. Hasilnya berhasil me-revegetasi lahan yang tadinya
sudah mati. Harapannya merode ini dapat menjadi solusi bagi setiap perusahaan tambang yang
seringkali kesulitan dalam mempersiapkan lahan kritis bekas tambang untuk direklamasi.

Dengan reklamasi yang tepat, maka dampak kerusakan lingkungan bisa dikurangi dan pada saat yang
sama lahan yang ditinggalkan setelah penambangan akan kembali fungsinya sebagai lahan yang layak
untuk ditanami kembali oleh masyarakat. Sehingga dapat memberikan dampak pertumbuhan dan
pembangunan yang berkelanjutan bagi masyarakat dan komunitas yang ada disekitarnya.

IPTEK
Dari masa ke masa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan berkembang.
Bahkan keberadaannya tidak bisa dilepaskan dari aktivitas manusia sehari-hari dalam bertahan hidup.
Di Indonesia sendiri, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi cukup siginifikan dengan
ditandai adanya kemajuan di berbagai sektor penting.

pada materi kali ini kita akan membahas mengenai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di
Indonesia. Kira-kira di bidang apa saja perkembangan IPTEK menggeliat?
Industri Dirgantara

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Indonesia yang pertama ada di sektor industri
dirgantara. Hal ini dimulai ketika Presiden Soeharto memanggil B.J Habibie pulang ke Indonesia
setelah beliau lulus dari Universitas Achen di Jerman, yang merupakan ahli aeronautika.

Presiden Soeharto menyatakan adanya booming minyak pada tahun 1970-an memberikan keuntungan
bagi perkembangan teknologi yang dapat menyokong dan mendukung perkembangan industri
penerbangan. Sehingga B.J Habibie mendapatkan bantuan pendanaan untuk eksperimen yang
dilakukan untuk mengembangkan industri penerbangan di Indonesia.

Perkembangan karir B.J Habibie di Indonesia dimulai dengan dibangunnya BPPT (Badan Pengkajian
dan Penerapan Teknologi), kemudian dilanjutkan dengan mengembangkan BPIS (Badan Perencanaan
Industri Strategis), dan IPTN (Industri Pesawat TerbangNurtanio) di Bandung serta perusahaan
armada laut atau PAL di Surabaya dan BTAN (Badan Tenaga Nasional) di Serpong.

Dengan adanya lembaga tersebut, B.J Habibie berhasil membangun pesawat pertama bagi Indonesia,
yakni N-250 Gatotkaca. Selain itu, beberapa produk IPTN yang berhasil dibuat meliputi NC-212-100,
Helikopter Nbell-412, NAS-332 Super Puma, CN 234, CN 235, CN 250, dan N2130. Habibie juga
membangun kerjasama dengan Boeing yang merupakan industri pesawat besar di dunia.

Teknologi Komunikasi dan Transportasi

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Indonesia yang kedua ada di bidang teknologi
komunikasi dan transportasi. Perkembangan Indonesia dalam bidang ini ditandai dengan
diluncurkannya satelit milik negara, yaitu Satelit Palapa pada tahun 1976.

Dengan adanya satelit ini, banyak perkembangan teknologi yang tercipta, seperti daya jangkau siaran
yang lancar dan munculnya siaran TV (TVRI) dan radio (RRI) yang mampu menjangkau seluruh
pelosok Indonesia. Tidak hanya itu, daya jangkau telepon Indonesia juga semakin lancar. Indonesia
bahkan disebut sukses menjadi negara berkembang yang pertama dalam mengembangkan satelit
sebagai komunikasi antar wilayah.

Perkembangan satelit mencapai kawasan ASEAN dan Papua Nugini, sehingga bukan hanya Indonesia
yang bisa memanfaatkan satelit ini. Satelit pertama yang dikembangkan adalah strategi (Palapa A dan
palapa B) sampai tahun 1983. Setelah itu, pemerintah meluncurkan satelit selanjutnya, yaitu satelit
generasi ke 2 (Palapa A dan Palapa B) hingga generasi ke 3 yaitu generasi C1 dan C2 yang pada
akhirnya digantikan dengan satelit Telkom.

Revolusi Hijau

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Indonesia yang ketiga adalah revolusi hijau. Pada
perkembangannya Indonesia menjadi negara swasembada dengan perkembangan pertanian yang
sangat baik dengan program-program yang dijalankan oleh pemerintah. Program tersebut dikenal
dengan nama Panca Usaha Tani atau lima usaha tani.

Adapun Panca Usaha Tani ini terdiri atas teknik pengolahan lahan pertanian, pengaturan irigasi,
pemupukan, pemberantasan hama, dan penggunaan bibit unggul.
Dampak positif dengan adanya revolusi hijau ini antara lain produksi padi dan gandum yang
meningkat sehingga pemenuhan pangan meningkat. Salah satu contohnya bagi bangsa Indonesia
sendiri adalah Indonesia yang tadinya pengimpor beras menjadi mampu swasembada beras.

Kendati demikian, adanya revolusi hijau ini bukan tanpa ada kekurangan. Pasalnya ini juga
menimbulkan dampak negatif karena adanya penurunan keanekaragaman hayati, penurunan produksi
protein, penggunaan pestisida yang berlebihan, dan ketergantungan tanaman pada pupuk.

2.3. Vietnam
Negara Vietnam merupakan negara agraris di kawasan Asia Tenggara yang membentang membentuk
huruf S di sepanjang Pantai Timur Jazirah Indocina.
Letaknya berbatasan dengan Tiongkok di Utara, Laos, dan Kampuchea di Barat, Teluk Tonkin di
Selatan dan Barat.
Posisi Vietnam yang berbatasan dengan Tiongkok, Laos, dan Kamboja sangat mempengaruhi politik
luar negerinya, antara lain sikap yang ingin mendominasi tetangganya yang di Barat karena keamanan
Vietnam selalu dikaitkan kepada ketiga negara tersebut.
Kondisi Alam Vietnam
Dataran tinggi Vietnam utara dapat dibagi menjadi dua wilayah yang berbeda yakni wilayah di utara
Sungai Hong dan pegunungan yang memanjang ke selatan Sungai Hong hingga ke negara tetangga
Laos.

Sungai Hong membentuk lembah yang dalam dan relatif lebar yang membentang lurus ke arah barat
laut hingga tenggara untuk sebagian besar jalurnya dari perbatasan Cina ke tepi delta.
Sementara pantai timur laut Vietnam dihiasi dengan ratusan pulau yang sebagian besar terdiri dari
batu kapur. Di Vietnam bagian tengah ada Pegunungan Annam yang sejajar dengan pantai. Beberapa
puncaknya bisa mencapai ketinggian hingga 1.800 meter.
Adapun di bagian selatan juga terdapat dataran yang sangat luas, yaitu Delta Sungai Mekong. Sungai
Mekong berhulu di Dataran Tinggi Tibet.
Kondisi tanah yang subur membuat mayoritas penduduk negara Vietnam lebih banyak bekerja di
sektor pertanian. Adapun tanaman yang menjadi komoditas negara ini antara lain jagung, ubi jalar,
teh, hingga tembakau.

Vietnam sendiri terpilih sebagai negara dalam penelitian mengenai masalah ketahanan pangan
karena saat ini Vietnam merupakan negara di kawasan Asia Tenggara yang memiliki produktivitas
pangan yang tinggi. Dari penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa Vietnam
mengkombinasikan antara pembangunan sektor pertanian dan perdagangan regional/internasional
untuk menjaga ketahanan pangannya. Dalam sektor pertanian, beras masih menjadi simbol ketahanan
pangan di Vietnam, yang menempatkannya pada posisi yang istimewa dalam kebijakan pembangunan,
khususnya di sektor pertanian negara. Produksi beras yang tinggi, tidak saja dapat memenuhi
kebutuhan dalam negeri, tetapi juga dapat mencapai surplus yang dapat diekspor ke manca negara.
Namun, swasembada pangan bukanlah satu-satunya cara yang ditempuh Vietnam untuk
mempertahankan ketahanan pangannya. Adanya perubahan konsumsi pangan masyarakat Vietnam
saat ini membuat negara ini juga harus melakukan impor beberapa komoditas pangan untuk
memenuhi kebutuhan dan permintaan pangan penduduknya yang tidak dapat diproduksi sendiri.
Dengan demikian, perdagangan internasional kini juga masuk menjadi prioritas pemerintah Vietnam
dalam menjaga ketahanan pangan nasionalnya.

Pertanian

Sistem pertanian cerdas 4.0 di Vietnam menandakan berakhirnya ketergantungan terhadap air, pupuk,
dan pestisida. Para petani tetap membutuhkan faktor input tersebut, namun dalam jumlah yang lebih
sedikit.

Hal itu dapat terjadi karena didukung oleh ketersediaan data, teknologi GPS, dan sensor kelembaban.
Kemajuan teknologi juga dapat digunakan untuk memecahkan tantangan tradisional dalam pemilihan
jenis tanaman dan akses pasar.

Berbicara ke belakang, pada 1980-an, Vietnam merupakan negara yang mengalami kondisi kelaparan.
Selama tiga dekade terakhir, reformasi telah mengubah lanskap sosial-ekonomi negara itu. Pergeseran
dari kepemilikan tanah bersama menjadi kepemilikan tanah individu meningkatkan produktivitas
produksi pertanian dan mengurangi kemiskinan.

Liberalisasi pasar pertanian berhasil meningkatkan ekspor beras Vietnam sebesar 4,2 persen pada
tahun 2019 dengan pendapatan ekspor hampir 2,8 miliar dolar AS (sekitar Rp39 triliun).

Tetapi, perubahan iklim, industrialisasi, kekeringan, berkurangnya pasokan air bersih, polusi, dan
kenaikan permukaan laut berpotensi merusak pembangunan pertanian modern yang sedang
berlangsung di Vietnam.

“Perubahan iklim telah membuat bencana alam, terutama angin topan, banjir dan kekeringan semakin
parah. Karena efek negatif dari perubahan iklim, perlu dilakukan penilaian (ilmiah) tentang
kerentanan sumber daya alam dan lingkungan pesisir,” kata seorang ahli geografi di Universitas Hue,
Nguyen Hoang So.

Dilaporkan Geopolitical Studi, Studi Kebijakan Publik Wharton memperingatkan Vietnam bahwa
perubahan iklim, kenaikan permukaan laut, dan penurunan lahan pertanian, menjadikan adanya
kebutuhan mendesak untuk meningkatkan teknologi pertanian dan mengadopsi Climate Smart
Agriculture (CSA). Studi ini juga menggarisbawahi bahwa penggunaan pupuk dan agro-kimia industri
saat ini tidak baik untuk pertanian berkelanjutan.

“Tujuan keseluruhan CSA adalah untuk mendukung upaya dari tingkat lokal hingga global agar
menggunakan sistem pertanian secara berkelanjutan untuk mencapai ketahanan pangan dan gizi bagi
semua orang setiap saat, mengintegrasikan adaptasi yang diperlukan dan menangkap potensi
mitigasi,” kata Senior Konsultan Perubahan Lingkungan dan Iklim International Fund for Agricultural
Development (IFAD), Leslie Lipper.

Pemerintah Vietnam telah mengambil berbagai langkah untuk mempromosikan pertanian


berteknologi tinggi dengan dana sebesar 4,4 miliar dolar AS (sekitar Rp 61,6 triliun). Akan tetapi
sejauh ini, masih ada petani kecil yang enggan mengadopsi teknologi pertanian untuk meningkatkan
praktik pertanian mereka.

Serikat Petani Vietnam ( VFU) mengakui kontribusi dan pentingnya produksi pertanian untuk masa
depan. Organisasi ini berusaha meningkatkan dan menerapkan pelatihan teknis bagi petani muda,
serta memberikan pelatihan kejuruan dan akses pinjaman berbunga rendah.

“Sementara sebagian besar petani padi Vietnam masih menggunakan pengalaman budi daya
tradisional mereka sendiri, lebih banyak yang mulai mengadopsi teknologi digital dan inovasi
berbasis data,” kata Dr. Ngo Duc Minh dari Program CGIAR untuk Perubahan Iklim, Pertanian, dan
Ketahanan pangan (CCAFS) dan advokat untuk produksi pupuk organik.

Perusahaan pertanian tetap aktif dalam menerapkan solusi inovatif bagi para petani menuju sistem
pertanian modern di Vietnam. Misalnya, saja adalah” Presence Nutrition”, sebuah aplikasi seluler
gratis yang dikembangkan oleh perusahaan pakan Prancis Neovia, yang menawarkan informasi pasar
terkini bagi para petani dan diakui sebagai sumber pengetahuan tentang nutrisi hewan.

Diluncurkan dua tahun lalu, aplikasi ini telah diunduh 10.000 kali petani Vietnam. Dengan antarmuka
yang mudah digunakan, aplikasi ini menjadi alat yang berguna bagi petani untuk memeriksa harga
harian di pasar ternak, mendapat informasi tentang penyakit lokal, menerima perkiraan cuaca lokal,
dan menemukan informasi nutrisi yang diperlukan untuk setiap jenis hewan.

Aplikasi berteknologi tinggi di bidang pertanian dipandang sebagai kemajuan penting perusahaan
pertanian di Vietnam. Beberapa perusahaan berinvestasi untuk menciptakan rantai pasokan pertanian
secara digital guna meminimalkan biaya dan meningkatkan produktivitas tanaman.

Salah satu contohnya yaitu sistem data prediksi berbasis teknologi “Sat4Rice”, yang dikembangkan
perusahaan asal Belanda, Nelen & Schuurmans, bekerja sama dengan perusahaan Vietnam, Loc Troi
Group, untuk membantu para petani padi di delta Mekong agar dapat mengatasi masalah penanaman
padi.

Selain itu, ada pula aplikasi “GMA” yang fokus untuk menyelesaikan masalah informasi dan
komunikasi antara petani dan otoritas lokal. Aplikasi ini telah banyak digunakan di provinsi An
Giang, dengan lebih dari 20.000 pengguna bulanan.

Ada pula aplikasi yang dapat membantu petani untuk mengurangi atau mengoptimalkan penggunaan
pestisida. Seperti aplikasi “Thuoc BVTV”, yang memberikan data dan informasi ke gawai milik para
petani sehingga mereka dapat mengidentifikasi metode pengendalian hama yang paling baik untuk
tanaman mereka.

Langkah Vietnam untuk melakukan inovasi pertanian berteknologi tinggi akan terus menghadapi
tantangan. Tetapi, solusi untuk menciptakan ketahanan pangan, meningkatkan kualitas tanaman, dan
menghasilkan pertanian keberlanjutan hanya dapat ditemukan melalui pertanian 4.0.

Pemerintah Vietnam telah menyadari bahwa meningkatkan penggunaan teknologi pada bidang
pertanian adalah suatu keharusan demi masa depan bangsa mereka.

Perikanan

Vietnam dengan ciri-ciri geographi banyak laut dan sungai, maka sangat kondusif untuk melakukan
budidaya, pengolahan dan ekspor perikanan. Cabang pengolahan dan ekspor hasil perikanan
dianggap sebagai salah satu diantara cabang-cabang ekonomi andalan di Vietnam. Selama bertahun-
tahun ini, Vietnam adalah salah satu diantara negara-negara papan atas tentang ekspor hasil perikanan
di dunia dengan lebih dari 600 badan usaha yang ikut melakukan ekspor hasil perikanan ke 165 pasar
di dunia. Diantaranya ada 10 besar pasar impor hasil perikanan Vietnam, terdiri dari Amerika Serikat,
Uni Eropa, Jepang, Republik Korea, Tiongkok, Hongkong, ASEAN, Australia, Kanada, Meksiko dan
Rusia.

Bermacam-macam jenis perikanan eskpor pokok dari Vietnam yalah udang, ikan, berbagai jenis
produk kalengan, cumi-cumi, ikan dan produk-produk instan. Diantaranya, udang dan ikan patin
dianggap sebagai jenis produk ekspor utama dari Vietnam. Menurut Asosiasi Pengolahan dan Ekspor
Hasil Perikanan Vietnam (VASEP), pada tahun 2013, ikan patin menduduki posisi kedua setelah
udang, menduduki 26% total nilai ekspor hasil perikanan seluruh negeri. Hasil produksi hasil
perikanan ekspor Vietnam meningkat setiap tahun. Selama 3 triwulan awal tahun 2013, total nilai
ekspor perikanan Vietnam mencapai USD 4,7 miliar, meningkat 4,5% terbanding dengan masa yang
sama tahun 2012. Pada triwulan ke-3 tahun 2013, ekspor hasil perikanan Vietnam mencapai USD 1,8
miliar, meningkat 12,5% terbanding dengan masa yang sama tahun 2012. Sekarang, Vietnam sedang
dengan aktif melakukan perundingan FTA dengan Uni Eropa. Ketika FTA antara Vietnam dan Uni
Eropa diesahkan, hal ini akan turut membantu produk hasil perikanan Vietnam masuk lebih dalam lagi
ke pasar besar dan potensial ini.
Karakteristik perikanan vietnam
Industri perikanan Vietnam memiliki sumber daya yang melimpah berkat panjang pantainya yang luar
biasa dan jaringan sungai dan danaunya yang ekstensif. Pada tahun 2003, total tangkapan sekitar 2,6
juta ton. Namun, ekspor makanan laut meningkat empat kali lipat antara tahun 1990 dan 2002 hingga
lebih dari US$2 miliar, digerakkan oleh peternakan udang dan lele di Selatan. Dengan menjual udang
dan lele dalam jumlah besar ke AS, Vietnam memicu keluhan antidumping oleh AS, menyebabkan
dikenakannya tarif ikan lele dan sedang dipertimbangkan untuk hal yang sama untuk udang. Pada
tahun 2005, industri makanan laut mulai berfokus pada permintaan domestik untuk mengkompensasi
penurunan ekspor.

Pertambangan

Vietnam merupakan negara unik yang memiliki bentuk seperti huruf S. Selain bentuk negaranya yang
unik, Vietnam memiliki sumber daya alam yang menjadi ikon, yaitu Teluk Halong. Teluk Halong ini
merupakan 7 dari keajaiban dunia menurut versi new 7 wonders foundation. Di bidang pertanian,
Vietnam punya sumber daya yang berupa beras, karet, kedelai, kopi, dan teh. Hampir sama dengan
negara-negara tetangga, di bidang pertambangan, Vietnam juga menghasilkan minyak bumi dan batu
bara.
Minyak bumi dan batubara adalah ekspor utama. Mineral lain yang juga ditambang adalah antimon,
bauksit, kromium, emas, besi, alam fosfat, timah, dan seng.

IPTEK

Tak dapat dipungkiri, Vietnam telah jauh dari model ekonomi agraris yang sebelumnya dominan,
karena terus melakukan lompatan besar di sektor ekspor, pariwisata, pertambangan dan
telekomunikasi.

Negara ini terus mengungguli negara-negara Asia Tenggara dalam ekspor, dan sudah berada di
peringkat 24 dunia pada 2015.
Ekonomi negara pesisir – yang mengalami kebangkitan besar setelah ketidakstabilan ekonomi
sepanjang 70-an dan 80-an – telah memantapkan dirinya sebagai ekonomi terbesar ke-47 di dunia
dalam hal Produk Domestik Bruto (PDB).

Beberapa lembaga internasional bahkan telah menggembar-gemborkan PDB negara sosialis itu,
dengan pertumbuhan rata-rata tertinggi hingga 2050. Ketika negara itu menuju puncak peningkatan
ekonomi, sektor telekomunikasi menjadi salah pilar yang mendorong pertumbuhan ekonomi.

Sejak beberapa tahun terakhir industri telekomunikasi di Vietnam tumbuh sebesar 24% per tahun.
Prestasi ini menjadikan Vietnam sebagai negara dengan pertumbuhan terbesar kedua setelah China
dalam sektor telekomunikasi.

Berdasarkan laporan GSMA, Vietnam memiliki 146 juta koneksi seluler pada akhir Maret 2020.
Dengan era digital yang menjamur secara global, Vietnam pun tidak ketinggalan.
Negara bekas komunis ini telah melihat lonjakan konstan dalam penggunaan internet dan kehadiran
media sosial. Dari populasi lebih dari 90 juta, 53% adalah pengguna internet aktif, 48% adalah
pengguna media sosial aktif, dan 43% dari mereka adalah pengguna sosial mobile yang aktif.
Berkat meluasnya pembangunan jaringan selular, terutama 4G hingga ke pelosok, industri berbasis
internet pun berkembang dengan sangat cepat, seperti e-Commerce.
Seperti dikutip dari laman This Week in Asia (30/1/2020), Pertumbuhan e-commerce di Vietnam
tercatat melonjak 30% pada 2018 untuk mencapai rekor baru dengan penjualan mencapai US$8
miliar. Tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan Thailand dan Malaysia.
Penetrasi pengguna adalah 56,7 persen pada 2019 dan diperkirakan akan mencapai 64,4 persen dalam
empat tahun ke depan. Sedangkan dari sisi pengeluaran e-commerce per kapita melonjak 29 persen
menjadi US$65 pada 2018. Hampir sepertiga dalam peringkat global.
Dua kota terbesar di Vietnam, Hanoi dan Kota Ho Chi Minh, bersama-sama menyumbang 70 persen
dari total transaksi e-commerce negara itu, meskipun 70 persen penduduknya tinggal di daerah
pedesaan.
Saat ini lima dari 10 platform e-commerce Asia Tenggara paling sukses beroperasi di Vietnam.
Masing-masing Lazada, Shopee, Tiki, Thegioididong, dan Sendo.
Dengan pertumbuhan yang terbilang signifikan, Vietnam pun mengusung target tinggi dalam industri
e-commerce. Pemerintah menargetkan pertumbuhan tahunan dua digit dalam sektor bisnis tersebut
selama lima tahun ke depan, dengan nilai penjualan sebesar US$35 miliar pada 2025.
Target tinggi yang diusung pemerintah Vietnam tak lepas dari persaingan industri e-commerce di Asia
Tenggara yang tumbuh pesat sejak beberapa tahun terakhir. Vietnam tak ingin hanya menjadi bayang-
bayang sejumlah negara, terutama Indonesia yang kini memimpin pasar e-commerce di kawasan ini.
Menurut laporan riset Google dan Temasek bertajuk ‘e-Conomy SEA 2018’, GMV (gross
merchandise value) dari sektor e-commerce di Asia Tenggara mencapai US$23 miliar atau setara
Rp333 triliun pada 2018. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 60 persen
dibandingkan 2017.
Khusus Indonesia, sektor e-commerce memperoleh GMV sebesar US$12,2 miliar atau setara Rp176
triliun pada 2018. Bisnis ini di Indonesia telah menyumbang 1 dolar AS dari tiap 2 dolar AS yang
dibelanjakan di Asia Tenggara.
Artinya, e-commerce Indonesia telah menyumbang 50 persen transaksi belanja online di kawasan
tersebut. Nilai ini merupakan yang terbesar. Mengalahkan negara-negara tetangga seperti Malaysia
yang hanya US$2 miliar, Philippines US$1,5 miliar, Singapore US$1,8 miliar, Thailand US$3 miliar
dan Vietnam US$2,8 miliar.

2.4.  Amerika Serikat


Amerika Serikat tergolong ke dalam negara maju pascaindustri, dan merupakan negara dengan
perekonomian termaju di dunia, dengan perkiraan PDB 2012 sekitar $15,6 triliun – 19% dari PDB
global menurut kemampuan berbelanja pada tahun 2011.[16][17][catatan 2] PDB per kapita AS
adalah yang terbesar keenam di dunia pada 2010.[16] Majunya perekonomian Amerika Serikat
didorong oleh ketersediaan sumber daya alam yang melimpah, infrastruktur yang dikembangkan
dengan baik, dan produktivitas yang tinggi. Meskipun negara ini tergolong ke dalam negara
pascaindustri, Amerika Serikat tetap menjadi produsen terbesar di dunia. Amerika Serikat juga
menjadi negara dengan pengeluaran militer tertinggi di dunia,[18] dan menjadi yang terdepan dalam
bidang ekonomi, budaya, dan politik, serta pemimpin dalam riset ilmiah dan inovasi teknologi.

PERTANIAN
Amerika Serikat terkenal sebagai penghasil kacang kedelai, gandum, kapas, kentang dan tembakau di
dunia. Harga produk-produk tersebut sangat mempengaruhi harga di dunia. Pertanian di sana
dikerjakan dengan luas kepemilikan lahan yang luas, dikerjakan dengan teknologi pertanian yang
hampir separuhnya dilakukan oleh mesin. Sistem irigasi dalam pengelolaan air pun di buat lebih
efisien.
PERTAMBANGAN

Amerika Serikat negara pertambangan dan perindustrian – Hasil tambang Amerika Serikat yaitu
minyak bumi, batubara, besi, tembaga dan timah hitam. Minyak bumi dan gas alam di tambang di
California, Texas dan Oklahoma. Perusahaan-perusahaan yang menambang minyak bumi yaitu
Secoray atau Standard Oil Company of New Jersey oleh John Davidson Rocky Feller dan perusahaan
dari Inggris dan Belanda.

Pelabuhan minyak bumi terdapat di Los Angeles. 90% tambang batubara terdapat di sebelah barat
Pegunungan Alleyghany. Bijih besi terdapat di daerah Misabiring. Tembaga terdapat di daerah Great
Basin dan Arizona. Timah hitam terdapat di daerah Missouri, Oklahoma, Utah dan Idaho.

PERIKANAN

Permintaan pasar Amerika Serikat tinggi terhadap tuna-tuna dari Indonesia. Meskipun begitu,
tak mudah masuk pasar Amerika Serikat, mereka menuntut perikanan berkelanjutan dan
keterlacakan ikan dari asal sampai ke pasar.

Data 2016, misal, Indonesia mengekspor tuna ke Amerika Serikat 1,2 juta metric ton. Pada
2017, Amerika Serikat membeli tuna dari Indonesia US$1 miliar.

Salah satu daerah pemasok tuna Indonesia adalah Maluku Utara. Tuna dari Malut, ekspor ke
Amerika Serikat, Amerika Serikat, Vietnam, Korea Selatan dan Jepang. Pada 2018, ekspor
tuna hasilkan devisa Rp45,5 miliar.

Guna memenuhi syarat perikanan berkelanjutan maupun keterlacakan ikan, USAID-SEA


melalui mitra kerja Yayasan Masyarakat dan Perikanan Indonesia (MDPI), mendampingi
nelayan tuna Malut terutama di Pulau Morotai.

Pasar ekspor tuna Indonesia ke Amerika Serikat, tinggi. Maluku Utara, salahsatu pemasok
tuna ekspor Indonesia ke Negeri Paman Sam itu. Meskipun begitu, tak mudah masuk pasar
Amerika Serikat, mereka menuntut perikanan berkelanjutan dan keterlacakan ikan dari asal
sampai ke pasar.

Erin E. McKee, Direktur Misi USAIDIndonesia, saat mendampingi Dubes Amerika Joseph
Donovan Jr di Morotai (2/4/19), mengatakan, Amerika Serikat, pasar terbesar tuna Indonesia.

Data 2016, misal, Indonesia mengekspor tuna ke Amerika Serikat 1,2 juta metric ton. Pada
2017, Amerika Serikat membeli tuna dari Indonesia US$1 miliar.
IPTEK

Amerika Serikat adalah salah satu negara maju di dunia, negara ini terletak di benua amerika,
Amerika Serikat menjadi negara maju dengan berbagai kemajuan yang dicapai pada bidang ilmu
pengetahuan seperti :

Amerika serikat berhasil membuat pesawat luar angkasa sendiri dan berhasil mengirim manusia
sampai ke bulan, hal ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan ilmu ruang angkasa di seluruh
dunia.
Amerika serikat mampu menciptakan kapal induk terbesar di dunia yang dilengkapi dengan
persenjataan yang canggih, yang membuat mereka menjadi salah satu negara terkuat dari segi militer
Amerika serikat mampu menciptakan vaksin penyakit sendiri hal ini tentu didasari oleh Sumberdaya
manusia yang unggul serta berbagai riset yang dilakukan oleh para peneliti negara tersebut
Amerika serikat mampu menciptakan teknologi informasi sendiri seperti komputer, tv, serta alat
lainnya yang kualitas dan kecanggihannya diakui oleh seluruh dunia.
Penjelasan:

Banyak penemuan teknologi canggih yang berasal dari negara amerika serikat, hal ini dikarenakan
amerika serikat sejak dahulu terus menerus berkembang dari segala sektor dimulai dari terjadinya
perang dingin yang membuat negara tersebut terus menerus berkembang dan menciptakan berbagai
penelitian serta dan teknologi yang digunakan masyarakat dunia saat ini seperti barang elektronik dan
ilmu lainnya, hal tersebut juga didukung karena negara tersebut negara kaya dari segi perekonomian.
BAB IV

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keseimbangan ekosistem adalah suatu kondisi dimana interaksi antara komponen-komponen
di dalamnya berlangsung secara harmonis dan seimbang. Keseimbangan ekosistem tersebut
berdampak signifikan pada keselerasan serta kesejahteraan hidup manusia dan mahluk hidup
lainnya. Ekosistem hutan termasuk ekosistem alam. Ekosistem alam adalah ekosistem yang
terbentuk dengan sendiri tanpa campur tangan manusia. • Produsen yaitu organisme yang
mampu menghasilkan makananya sendiri. • Konsumen yaitu organisme yang tidak mampu
menghasilkan sendiri makanan di dalam tubuhnya. • Pengurai yaitu organisme yang mampu
menguraikan zat-zat organik dari bangkai yang telah mati. • Bioma, yaitu kumpulan dari
ekosistem dalam suatu wilayah tertentu. Dalam ekosistem pasti terdapat interaksi atau
hubungan timbal balik antara komponen yang satu dengan yang lain. 1. Simbiosis
parasitisme, adalah hubungan antar makhluk hidup di mana satu pihak mendapat keuntungan
dan pihak yang lain akan di rugikan. Contoh simbiosis parasitisme yaitu: tumbuhan benalu
dengan inangnya, bunga raflesia dengan inangnya, cacing perut yang hidup dalam tubuh
manusia, dll. 2. Simbiosis mutualisme, adalah hubungan antar makhluk hidup yang saling
menguntungkan. Jadi dari kedua pihak tidak ada yang di rugikan. 3. Simbiosis komensalisme,
yaitu simbiosis yang menguntungkan satu pihak, sedangkan pihak yang lain tidak mendapat
keuntungan tapi juga tidak di rugikan. Ekosistem yang dikatakan seimbang adalah apabila
semua komponen baik biotik maupun abiotik berada pada porsi yang seharusnya baik jumlah
maupun peranannya dalam lingkungan. Dalam ekosistem terjadi peristiwa makan memakan
yang kita sebut dengan istilah rantai makanan. Ketidakseimbangan ekosistem terjadi apabila
semua komponen biotik maupun abiotik tidak berada pada porsi yang seharusnya baik jumlah
maupun perananya dalam lingkungan. Selain faktor-faktor alam, keadaan yang sangat
memengaruhi keseimbangan ekosistem adalah keberadaan dan aktivitas manusia. Terdapat
dua faktor penting yang menyebabkan tergangunya ekosistem. • Faktor Alam Faktor yang
terjadi akibat bencana alam. Jika suatu lingkungan terkena bencana biasanya akan terdapat
salah satu komponen yang rusak sehingga menyebabkan lingkungan menjadi tidak seimbang.
• Faktor Manusia Faktor yang terjadi karena ulah tangan manusia. Berikut ini beberapa
kegiatan manusia yang mempengaruhi keseimbangan ekosistem. Penebangan Pohon secara
Liar dan Pembakaran Hutan. Jenis kayu yang banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan
manusia, contohnya meranti, kamper, jati, dan mahoni. Akibatnya banyak jenis tumbuhan
yang menjadi berkurang dan lama-lama menjadi langka. Hutan mempunyai peran yang
sangat penting bagi ekosistem. Akibatnya banyak hewan yang musnah dan menjadi langka.
Perburuan Hewan secara Terus-Menerus. Banyak kegiatan manusia yang merusak
keseimbangan ekosistem misalnya penangkapan ikan di laut dengan racun atau peledak.
Terumbu karang merupakan tempat hidup ikan-ikan kecil yang merupakan makanan ikan
yang lebih besar. Penangkapan secara liar pada beberapa hewan, seperti penyu, cendrawasih,
badak, dan harimau dapat menyebabkan hewan-hewan tersebut menjadi langka. Manusia ada
yang berburu hewan hanya untuk bersenang-senang. Penggunaan Pupuk yang Berlebihan.
Cara-cara yang dilakukan oleh para petani itu di antaranya dengan pemupukan dan
pemberantasan hama. Pupuk tanaman yang digunakan para petani ada dua macam, yaitu
pupuk alami dan pupuk buatan. Pupuk alami adalah pupuk yang dibuat dari bahan-bahan
alami, misalnya dari kotoran hewan atau dari daun-daunan yang telah membusuk. Pupuk
buatan adalah pupuk yang dibuat dari bahan kimia. Untuk memberantas hama, para petani
menggunakan pestisida atau insektisida. Contoh penggunaan insektisida yang merusak
ekosistem adalah penggunaannya tidak tepat waktu, jumlahnya berlebihan, dan jenis
insektisidanya tidak sesuai. Pembuangan Limbah dan Sampah. Plastik yang digunakan
sebagai pembungkus merupakan contoh limbah rumah tangga. Sampah dan limbah tersebut
ada yang mudah diuraikan dan ada pula yang sulit diuraikan. Kegiatan Mencemari
Lingkungan. Mencemari lingkungan artinya menambahkan zat pencemar (polutan) pada
lingkungan sehingga lingkungan menjadi tercemar. • Pencemaran tanah, Yaitu masuknya
polutan berupa bahan cair atau padat yang masuk ke dalam tanah yang tidak dapat diuraikan
oleh mikroorganisme, seperti plastik, kaleng, kaca, sehingga menyebabkan oksigen tidak bisa
meresap ke tanah. Faktor lain, yaitu penggunaan pestisida dan detergen yang merembes ke
dalam tanah dapat berpengaruh terhadap air tanah, flora, dan fauna tanah. Kegiatan
Pembangunan. Pembangunan jalan yang melewati hutan dapat merusak lingkungan. Kegiatan
Penambangan. Pengeboran minyak dan penambangan mineral secara terbuka pun akan
menimbulkan kerusakan lingkungan. Akibat kegiatan tersebut cukup sulit untuk
ditanggulangi dan menyebabkan suatu daerah menjadi tidak produktif. Penggunaan
Kendaraan Bermotor. Hal ini mengakibatkan bumi semakin panas. Beberapa diantaranya ada
yang mati, dan keseimbangan ekosistem menjadi terganggu. Perubahan lingkungan dapat
terjadi oleh aktivitas manusia atau kejadian alam seperti letusan gunung berapi, tanah
longsor, dan kebakaran hutan. Perubahan lingkungan yang terjadi, baik yang dilakukan oleh
manusia atau kejadian alam dapat bersifat positif, artinya bermanfaat bagi kesejahteraan
manusia dan bersifat negatif yang merugikan bagi kehidupan manusia. Karena itu akan
menyebabkan kepunahan sebagian flora dan fauna yang ada di hutan tersebut. Adanya aliran
yang besar dan cepat akan mengikis permukaan tanah yang subur. Ekosistem yang tidak
seimbang akan membawa dampak buruk terhadap makhluk hidup yang ada di dalamnya. •
Kerusakan atau bencana, Yang paling dominan merasakan dampak dari bencana adalah
manusia. Untuk menjaga agar ekosistem kita tetap seimbang maka diperlukan usaha-usaha
yang nyata yang dapat kita lakukan. Pertama, agraris berarti bersifat pertanian. Kedua,
bermakna pertanian atau tanah pertanian. Di negara lain seperti Asia Tenggara, juga terdapat
negara yang bersifat agraris. Negara agraris erat kaitannya dengan sektor pertanian. Pertanian
adalah kegiatan manusia untuk memperoleh hasil yang berasal dari tumbuhan dan atau
hewan. Menyadur Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Volume 4 Nomor 1 yang ditulis
Martua Sihaloho dkk., para peneliti mengemukakan beberapa sumber agraria. Sumber agraria
tanah atau permukaan bumi adalah modal alami utama dalam kegiatan pertanian dan
peternakan. Petani memerlukan tanah untuk lahan usaha tani, sementara peternak
membutuhkan tanah sebagai padang rumput. Sumber agraria perairan merupakan modal
alami utama dalam kegiatan perikanan. Bahan tambang. Udara juga dapat dikelompokkan ke
dalam sumber agraria. Dari pengertian tersebut bisa disimpulkan, negara maju memiliki tarap
kehidupan dan kesejahteraan hidup yang lebih tinggi dibandingkan penduduk di negara
berkembang. Sarana prasarana yang dimiliki pun sangat memadai, mulai sektor sosial sampai
pendidikan
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Ekologi Tumbuhan. Makassar: Biologi FMIPA Universitas Hasannudin.


Anonim. 2012. Pengaruh Kegiatan Manusia Terhadap Keseimbangan Ekosistem.
http://www.crayonpedia.org/mw/PENGARUH_KEGIATAN_MANUSIA_TERHADAP_KE
SEIMBANGAN_EKOSISTEM.
Soemarno. 2010. Ekosistem Sawah. pslp-ppsub.
Team Teaching. 2012. Bahan Ajar Mata Kuliah Biodiversitas dan Konservasi. Gorontalo:
Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan IPA Universitas Negeri Gorontalo.
Wisnuwati. 2011. Aplikasi Ekosistem dan Peranannya dalam Bidang Pertanian. Departemen
Sains Terapan dan Lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai