Oleh :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena saya dapat
menyelesaikan makalah ini. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Politik
Pertanian. Selain itu, penyusunan makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
mengenai manusia sebagai makhluk berbudaya dan beradab. Saya juga mengucapkan terima
kasih kepada Ibu/Bapak dosen pengampu mata kuliah yang telah membimbing saya agar
dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati, saya menerima kritik dan saran agar penyusunan makalah
selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu saya mengucapkan banyak terima kasih dan
semoga karya tulis ini bermanfaat untuk saya dan untuk pembaca.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul.......................................................................................................................1
Kata Pengantar.......................................................................................................................2
Daftar isi.................................................................................................................................3
I PENDAHULUAN...............................................................................................................4
1.1. Latar Belakang..........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................5
1.3 Tujuan........................................................................................................................5
1.4 Manfaat......................................................................................................................5
II PEMBAHASAN................................................................................................................6
2.1 Gambaran Umun Kebijakan Pertanian......................................................................6
2.2 Kebijakan Pertanian Untuk Mensejahterakan Petani.................................................8
2.2.1 Kebijakan Pertanian di Bidang Lahan dan Perangkutan...................................8
2.2.2 Kebijakan Pertanian di Bidang Informasi dan Teknologi.................................10
2.2.3 Kebijakan Pertanian Meningkatkan Inovasi dan Diseminasi Teknologi Pasca
Panen dan Pengolahan.....................................................................................10
2.2.4 Kebijakan Pertanian Efisiensi Usaha Pasca Panen, Pengolahan dan Pemasaran
Hasil...............................................................................................................11
III PENUTUP ........................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................12
3.2 Saran....................................................................................................................12
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana gambaran umum kebijakan pertanian?
1.2.2 Apa kebijakan yang diterapkan pemerintah dalam rangka mensejahterakan
petani?
1.3 Tujuan
Berdasarkan permasalahan pokok diatas, maka penulisan paper ini adalah untuk
mengetahui hal-hal sebagai berikut :
1.3.1 Untuk mengetahui gambaran umum kebijakan pertanian.
1.3.2 Untuk mengetahui kebijakan apa saja yang diterapkan pemerintah dalam rangka
mensejahterakan petani.
1.4 Manfaat
Manfaat bagi pembaca yaitu untuk menambah wawasan tentang kebijakan pemerintah
dalam pertanian dan mengetahui apa saja kebijakan pemerintah yang mampu
mensejahterakan petani.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
kebijakan penyediaan lahan pertanian, permodalan, pengendalian hama dan penyakit, dan
kebijakan penanganan dampak bencana alam. Selanjutnya dikemukakan bahwa tujuan
umum politik pertanian di Indonesia adalah untuk memajukan sektor pertanian, yang
dalam pengertian lebih lanjut meliputi :
1. Peningkatan produktivitas dan efesiensi sektor pertanian
2. Peningkatan produksi pertanian
3. Peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan petani, serta pemerataan tingkat
pendapatan.
Ruang lingkup politik pertanian meliputi :
1. Kebijakan produksi (production policy)
2. Kebijakan subsidi (subsidy policy)
3. Kebijakan investasi (investment policy)
4. Kebijakan harga (price policy)
5. Kebijakan pemasaran (marketing policy)
6. Kebijakan konsumsi (consumption policy)
Untuk menjamin tercapainya tujuan-tujuan tersebut, pemerintah mengeluarkan
serangkaian peraturan-peraturan. Dalam hal ini, kebijakan pertanian dibagi menjadi 3
kebijakan dasar, antara lain :
1. Kebijakan komoditi yang meliputi kebijakan harga komoditi, distorsi harga
komoditi, subsidi harga komoditi, dan kebijakan ekspor.
2. Kebijakan faktor produksi yang meliputi kebijkan upah minimum, pajak dan
subsidi faktor produksi, kebijakan harga faktor produksi, dan perbaikan kualiatas
faktor produksi.
3. Kebijakan makro ekonomi yang dibedakan menjadi kebijakan anggaran belanja,
kebijakan fiscal, dan perbaikan nilai tukar.
Mubyarto menyebutkan bahwa lingkup politik pertanian meliputi :
1. Politik stabilitas jangka pendek
2. Peningkatan pertumbuhan pertanian
3. Pengaturan dan pengarahan perdagangan
4. Pengarahan dan peningkatan mobilitas faktor-faktor produksi pertanian
5. Politik dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengembangan sumber
daya manusia di bidang pertanian.
Dalam garis besarnya, politik ini minimum berurusan dengan pendapatan, stabilitas,
dan kesempatan yang merupakan unsur utama dalam masalah-masalah usaha tani. Oleh
7
karena itu, memungkinkan adanya pengertian yang lebih mendalam tentang masalah-
masalah ketidakstabilan dan kompensasi, serta kemiskinan, pengangguran, dan pendapat
yang sangat rendah di pedesaan. Dalam mencapai tujuan tersebut, perlu adanya perlakuan
dan pandangan bahwa masyarakat di pedesaan atau pertanian tidak kurang pentingnya
dari masyarakat keseluruhan dalam mencapai kesejahteraan masyarakat. Dalam
pembangunan nasional, sektor pertanian menempati priotitas penting. Sebagai komoditas
pertaman, pangan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat mendasar,
dianggap strategis, serta sering mencakup hal-hal yang bersifat emosional dan bahkan
politis.
1. Kebijakan untuk mengatur alih fungsi lahan yang sembarangan dengan bebasnya
mengalih fungsikan dari lahan pertanian ke sektor lain seperti ke sektor industri,
pariwisata maupun perumahan. Kebijakan ini harus di tindak tegas, kalau tidak lahan
pertanian di Indonesia akan semakin terdesak karena tidak adanya kebijakan yang
tegas dalam alih fungsi lahan ini. Terlebih lagi para investor yang kerap kali
8
mendesak dan membodohi para petani untuk alih fungsi lahan demi kepentingan
pribadinya. Yang menyebabkan lahan pertanian yang semakin sempit dan juga petani
semakin terhimpit yang lama-kelamaan akan beralih ke profesi yang lain.
2. Kebijakan untuk menghapuskan pajak lahan bagi sektor pertanian. Kebijakan ini tentu
sangat efektif untuk mengatasi alih fungsi lahan yang dilakukan petani pada zaman
sekarang, yang menyebabkan berhektar-hektar lahan pertanian beralih kesektor lain
sehingga negara sangat banyak kehilangan sektor pertanian. Petani kerap kali tercekik
dengan pajak lahan yang disamakan dengan sektor lainnya seperti pariwisata, industri
yang penghasilan sektor tersebut tidak sebanding dengan sektor pertanian. Sehingga
menyebabkan kebanyakan petani menjual lahan mereka karena tidak bisa membayar
pajak yang tinggi yang tidak sebanding dengan produktivitas pertanian itu sendiri.
Sehingga kalau pajak untuk lahan disektor pertanian dihapuskan, para petani tidak
akan menjual lahan mereka dan mereka akan meningkatkan produktivitas
usahataninya.
3. Kebijakan untuk melindungi lahan pertanian serta memberikan penghargaan bagi
petani yang mampu mempertahankan lahan mereka. Mengingat banyaknya alih fungsi
lahan membuat lahan pertanian setiap tahunnya menyempit yang menyebabkan tidak
mencukupinya kebutuhan pangan serta petani di Indonesia tetap miskin. Kebijakan ini
dibuat untuk tidak adanya alih fungsi lahan lagi dan petani tidak akan beralih ke
profesi lainnya. Dengan diberikan penghargaan, tentu petani akan merasa dihormati
sehingga akan meningkatkan produktivitasnya.
Tujuan kebijakan perangkutan adalah untuk memperlancar usahatani para petani dan
mampu memberikan input yang murah bagi petani. Pentingnya perangkutan adalah
bahwa produksi pertanian harus tersebar meluas, sehingga diperlukan jaringan
perangkutan yang menyebar luas, untuk membawa sarana dan alat produksi ke tiap usaha
tani dan membawa hasil usaha tani ke pasaran konsumen baik di kota besar dan/atau kota
kecil. Selanjutnya, perangkutan haruslah diusahakan semurah mungkin. Bagi petani,
harga suatu input seperti pupuk adalah harga pabrik ditambah biaya angkut ke usaha
taninya. Uang yang diterimanya dari penjualan hasil pertanian adalah harga di pasar pusat
dikurangi dengan biaya angkut hasil pertanian tersebut dari usaha tani ke pasar. Jika biaya
angkut terlalu tinggi, maka pupuk akan menjadi terlalu mahal bagi petani dan uang yang
diterimanya dari penjualan hasil pertanian tersebut akan menjadi terlalu sedikit.
Sebaliknya, jika biaya angkut rendah, maka uang yang diterima oleh petani akan menjadi
9
tinggi. Berbagai sarana perangkutan dan jarak jauh bersama-sama haras membentuk
sistem perangkuan yang merupakan satu kesatuan yang harmonis.
10
sehingga kesejahteraan tidak meningkat dari tahun ke tahun. Untuk meningkatkan daya
saing dan nilai tambah produk pertanian maka perlu ditingkatkan upaya-upaya inovasi
teknologi pasca panen dan pengolahan hasil pertanian serta diseminasinya. Dalam
hubungan tersebut, beberapa kebijakan yang akan dilaksanakan adalah :
1. Melakukan kerjasama dan koordinasi dengan sumber-sumber inovasi teknologi seperti
lembaga riset, Perguruan Tinggi dan bengkel-bengkel swasta dalam rangka
pengembangan dan diseminasi teknologi tepat guna.
2. Mengembangkan bengkel alsin pascapanen dan pengolahan hasil
3. Mengembangkan sistem sertifikasi dan apresiasi (penghargaan) terhadap inovasi
teknologi yang dilakukan oleh masyarakat.
4. Mengembangkan pilot proyek dan percontohan penerapan teknologi pasca panen dan
pengolahan hasil pertanian.
5. Memberikan penghargaan dengan kriteria mutu, rasa, skala usaha, tampilan terhadap
produk olahan yang dihasilkan oleh para pelaku usaha.
2.2.4 Kebijakan Pertanian Efisiensi Usaha Pasca Panen, Pengolahan dan Pemasaran
Hasil
Kunci terpenting dalam rangka meningkatkan daya saing produk pertanian baik
produk segar maupun olahan hasil pertanian adalah mutu produk yang baik dan efisiensi
dalam proses produksi maupun pada tahap pemasarannya. Mutu produk dan efisiensi
akan berpengaruh langsung terhadap harga dari setiap produk bersangkutan. Kebijakan
dalam rangka meningkatkan mutu dan efisiensi produksi dan pemasaran hasil pertanian di
antaranya adalah :
1. Revitalisasi teknologi dan sarana/ prasarana usaha pasca panen pengolahan dan
pemasaran hasil pertanian
2. Mengembangkan produksi sesuai potensi pasar
3. Menerapkan sistem jaminan mutu, termasuk penerapan GAP, GHP dan GMP
4. Mengembangkan kelembagaan pemasaran yang dikelola oleh kelompok tani di sentra
produksi
5. Mengupayakan sistem dan proses distribusi yang efisien
6. Memfasilitasi pengembangan kewirausahaan dan kemitraan usaha pada bidang
pemasaran hasil pertanian
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kebijakan pertanian adalah serangkaian tindakan yang telah, sedang dan akan
dilaksanakan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan tertentu. Adapun tujuan umum
kebijakan pertanian kita adalah memajukan pertanian, mengusahakan agar pertanian
menjadi lebih produktif, produksi dan efisiensi produksi naik dan akibatnya tingkat
penghidupan dan kesejahteraan petani meningkat. Politik pertanian pada dasarnya
adalah bagaimana melindungi petani dari ketidakadilan pasar (input, lahan, modal,
output, dan lainnya). Politik tersebut sebagai bagian penting untuk memberdayakan
petani, yang pada dasarnya dapat diimplementasikan melalui berbagai strategi
pengelolaan pasar sebagai upaya 'menjamin' kesejahteraan petani dari ketidakadilan
dan resiko, kebijakan harga input pertanian, kebijakan penyediaan lahan pertanian,
permodalan, pengendalian hama dan penyakit, dan kebijakan penanganan dampak
bencana alam.
3.2 Saran
Diharapkan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan bisa lebih
dimengerti dan memahami lebih dalam tentang kebijakan pertanian seperti yang telah
di jelaskan dalam makalah ini.
12