Anda di halaman 1dari 12

POLITIK PERTANIAN

“KEBIJAKAN PERTANIAN UNTUK MENSEJAHTERAKAN PETANI”

Oleh :

Pakomeus Deni (1803542010074/VIC)


Dorensiana Intan (1803542010078/VIC)
Ni Nyoman Atik Dwi Putri Hartatik (1803542010079/VIC)
Yuliana Simprosa Nil (1803542010080/VIC)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
TAHUN 2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena saya dapat
menyelesaikan makalah ini. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Politik
Pertanian. Selain itu, penyusunan makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
mengenai manusia sebagai makhluk berbudaya dan beradab. Saya juga mengucapkan terima
kasih kepada Ibu/Bapak dosen pengampu mata kuliah yang telah membimbing saya agar
dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati, saya menerima kritik dan saran agar penyusunan makalah
selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu saya mengucapkan banyak terima kasih dan
semoga karya tulis ini bermanfaat untuk saya dan untuk pembaca.

                                                                                                                                                 

                                                   Denpasar, 11 Maret 2021

                                                                                                                                                       
                                                                                 Penyusun

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul.......................................................................................................................1
Kata Pengantar.......................................................................................................................2
Daftar isi.................................................................................................................................3
I PENDAHULUAN...............................................................................................................4
1.1. Latar Belakang..........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................5
1.3 Tujuan........................................................................................................................5
1.4 Manfaat......................................................................................................................5
II PEMBAHASAN................................................................................................................6
2.1 Gambaran Umun Kebijakan Pertanian......................................................................6
2.2 Kebijakan Pertanian Untuk Mensejahterakan Petani.................................................8
2.2.1 Kebijakan Pertanian di Bidang Lahan dan Perangkutan...................................8
2.2.2 Kebijakan Pertanian di Bidang Informasi dan Teknologi.................................10
2.2.3 Kebijakan Pertanian Meningkatkan Inovasi dan Diseminasi Teknologi Pasca
Panen dan Pengolahan.....................................................................................10
2.2.4 Kebijakan Pertanian Efisiensi Usaha Pasca Panen, Pengolahan dan Pemasaran
Hasil...............................................................................................................11
III PENUTUP ........................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................12
3.2 Saran....................................................................................................................12

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertanian di Indonesia merupakan sektor terbesar dalam menyerap tenaga kerja,
namun sektor pertanian belum cukup mampu menjadikan petani itu sendiri sejahtera,
mengingat sebagian besar petani di Indonesia bersifat subsisten yang hanya mencukupi
keluarganya saja belum dapat berkembang
Ironisnya lagi perkembangan fungsi dan peran sektor ini tidak berdampak nyata
terhadap mayoritas masyarakat yang bergantung didalamnya. Kondisi ini berjalan
sedemikian rupa, sehingga tanpa terasa telah terjadi ketimpangan yang cukup mencolok
yang menimbulkan masalah baru dalam proses pembangunan nasional.
Pembangunan sebagai upaya sadar dan terencana dalam mengolah dan memanfaatkan
sumberdaya alam untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, idealnya memadukan
perimbangan sosial, ekonomi dan lingkungan dalam pengambilan keputusan. Dalam
konteks pembangunan berkelanjutan (sustainable 7 development) yaitu pembangunan
yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang
untuk memiliki kebutuhan mereka sendiri.
Kesejahteraan petani masih rendah dan tingkat kemiskinan relatif tinggi, meskipun
kontribusi sektor pertanian secara keseluruhan sangat besar terhadap perekonomian
nasional, namun kesejahteraan petani tidak mengalami perubahan. Sekitar 50-60 persen
penduduk atau masyarakat Indonesia tinggal di pedesaan. Selanjutnya, sekitar 70-80
persen kelompok masyarakat ini termasuk golongan miskin dengan usaha pertanian,
perikanan dan kehutanan, yang masih tradisional dan bersifat subsisten. Minimnya akses
terhadap informasi dan sumber permodalan, menyebabkan masyarakat petani tidak dapat
mengembangkan usahanya secara layak ekonomi. Maka dari itu, kebijakan pertanian
sangat penting adanya untuk mensejahterakan petani di Indonesia sehingga pertanian di
Indonesiapun ikut maju.

4
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana gambaran umum kebijakan pertanian?
1.2.2 Apa kebijakan yang diterapkan pemerintah dalam rangka mensejahterakan
petani?

1.3 Tujuan
Berdasarkan permasalahan pokok diatas, maka penulisan paper ini adalah untuk
mengetahui hal-hal sebagai berikut :
1.3.1 Untuk mengetahui gambaran umum kebijakan pertanian.
1.3.2 Untuk mengetahui kebijakan apa saja yang diterapkan pemerintah dalam rangka
mensejahterakan petani.

1.4 Manfaat
Manfaat bagi pembaca yaitu untuk menambah wawasan tentang kebijakan pemerintah
dalam pertanian dan mengetahui apa saja kebijakan pemerintah yang mampu
mensejahterakan petani.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Gambaran Umum Kebijakan Pemerintah


Kebijakan pertanian menjelaskan serangkaian hukum terkait pertanian domestik dan
impor hasil pertanian. Pemerintah pada umumnya mengimplementasikan kebijakan
pertanian dengan tujuan untuk mencapai tujuan tertentu di dalam pasar produk pertanian
domestik. Tujuan tersebut bisa melibatkan jaminan tingkat suplai, kestabilan harga,
kualitas produk, seleksi produk, penggunaan lahan, hingga tenaga kerja.
Kebijakan pertanian adalah serangkaian tindakan yang telah, sedang dan akan
dilaksanakan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan tertentu. Adapun tujuan umum
kebijakan pertanian kita adalah memajukan pertanian, mengusahakan agar pertanian
menjadi lebih produktif, produksi dan efisiensi produksi naik dan akibatnya tingkat
penghidupan dan kesejahteraan petani rneningkat. Untuk mencapai tujuan-tujuan ini,
pemerintah baik di pusat maupun di daerah mengeluarkan peraturan-peraruran tertentu
yang bersifat pengaturan misalnya peraturan rayoneering dalam perdagangan/distribusi
pupuk sedangkan contoh peraruran yang sifatnya mengatur pembagian pendapatan adalah
penentuan harga kopra minimum yang berlaku sejak tahun 1969. Campur tangan
pemerintah inilah disebut sebagai "politik pertanian" (agricultural policy) atau "kebijakan
pertanian". Campur tangan pemerintah ini diperlukan untuk memutus rantai lingkaran
kemiskinan yang tak berujung pangkal, merupakan gambaran hubungan keterkaitan
timbal-balik dari beberapa karakteristik negara berkembang (seperti Indonesia) berupa
sumber daya yang ada belum dikelola sebagaimana mestinya, mata pencaharian
penduduk yang mayoritas pertanian berlangsung dalam kondisi yang kurang produktif,
adanya dualisme ekonomi ekonomi antara sektor modern yang mengikuti ekonomi pasar
dan sektor tradisional yang mengikuti ekonomi subsistem, serta tingkat pertumbuhan
yang tinggi dengan kualitas sumber daya manusianya yang masih relatif rendah.
Politik pertanian pada dasarnya adalah bagaimana melindungi petani dari
ketidakadilan pasar (input, lahan, modal, output, dan lainnya). Politik tersebut sebagai
bagian penting untuk memberdayakan petani, yang pada dasarnya dapat
diimplementasikan melalui berbagai strategi pengelolaan pasar sebagai upaya "menjamin'
kesejahteraan petani dari ketidakadilan dan resiko, kebijakan harga input pertanian,

6
kebijakan penyediaan lahan pertanian, permodalan, pengendalian hama dan penyakit, dan
kebijakan penanganan dampak bencana alam. Selanjutnya dikemukakan bahwa tujuan
umum politik pertanian di Indonesia adalah untuk memajukan sektor pertanian, yang
dalam pengertian lebih lanjut meliputi :
1. Peningkatan produktivitas dan efesiensi sektor pertanian
2. Peningkatan produksi pertanian
3. Peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan petani, serta pemerataan tingkat
pendapatan.
Ruang lingkup politik pertanian meliputi :
1. Kebijakan produksi (production policy)
2. Kebijakan subsidi (subsidy policy)
3. Kebijakan investasi (investment policy)
4. Kebijakan harga (price policy)
5. Kebijakan pemasaran (marketing policy)
6. Kebijakan konsumsi (consumption policy)
Untuk menjamin tercapainya tujuan-tujuan tersebut, pemerintah mengeluarkan
serangkaian peraturan-peraturan. Dalam hal ini, kebijakan pertanian dibagi menjadi 3
kebijakan dasar, antara lain :
1. Kebijakan komoditi yang meliputi kebijakan harga komoditi, distorsi harga
komoditi, subsidi harga komoditi, dan kebijakan ekspor.
2. Kebijakan faktor produksi yang meliputi kebijkan upah minimum, pajak dan
subsidi faktor produksi, kebijakan harga faktor produksi, dan perbaikan kualiatas
faktor produksi.
3. Kebijakan makro ekonomi yang dibedakan menjadi kebijakan anggaran belanja,
kebijakan fiscal, dan perbaikan nilai tukar.
Mubyarto menyebutkan bahwa lingkup politik pertanian meliputi :
1. Politik stabilitas jangka pendek
2. Peningkatan pertumbuhan pertanian
3. Pengaturan dan pengarahan perdagangan
4. Pengarahan dan peningkatan mobilitas faktor-faktor produksi pertanian
5. Politik dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengembangan sumber
daya manusia di bidang pertanian.
Dalam garis besarnya, politik ini minimum berurusan dengan pendapatan, stabilitas,
dan kesempatan yang merupakan unsur utama dalam masalah-masalah usaha tani. Oleh

7
karena itu, memungkinkan adanya pengertian yang lebih mendalam tentang masalah-
masalah ketidakstabilan dan kompensasi, serta kemiskinan, pengangguran, dan pendapat
yang sangat rendah di pedesaan. Dalam mencapai tujuan tersebut, perlu adanya perlakuan
dan pandangan bahwa masyarakat di pedesaan atau pertanian tidak kurang pentingnya
dari masyarakat keseluruhan dalam mencapai kesejahteraan masyarakat. Dalam
pembangunan nasional, sektor pertanian menempati priotitas penting. Sebagai komoditas
pertaman, pangan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat mendasar,
dianggap strategis, serta sering mencakup hal-hal yang bersifat emosional dan bahkan
politis.

2.2 Kebijakan Pertanian Untuk Mensejahterakan Petani


Kebijakan pertanian dibuat untuk mensejahterakan petani, mengingat petani di
Indonesia taraf hidupnya belum sejahtera ditambah lagi keadaan pertanian yang tidak
stabil sehingga perlunya kebijakan pertanian diantaranya adalah :
2.2.1 Kebijakan Pertanian di Bidang Lahan dan Perangkutan
Konversi lahan sangat sulit dihindari karena faktor faktor ekonomi yang tercermin
dari rendahnya land rent lahan untuk pertanian dibandingkan dengan kegiatan sektor lain.
Di jaman sekarang ini terlalu banyak orang yang memikirkan kepentingan pribadi
dibanding dengan kepentingan bersama, seperti hal nya mereka yang seenaknya
mengambil lahan pertanian yang menggantinya dengan tempat tempat industri dan
perumahan. Padahal secara tidak langsung dengan cara seperti itu mereka akan perlahan
merusak alam. Dengan banyaknya alih fungsi lahan ini menyebabkan merosotnya
ketahanan pangan di Indonesia, sehingga Indonesia mengimpor bahan pangan untuk
mencukupi kebutuhan pangan di dalam negeri. Hal tersebut menyebabkan petani dalam
negeri semakin terjepit, selain itu Indonesia lebih banyak mengimpor daripada
mengekspor dalam segi pangan. Sehingga menyebabkan devisa negara menjadi menurun,
maka dari itu kebijakan pertanian di bidang lahan pertanian sangat penting adanya
Kebijakan pertanian yang dapat dilakukan yakni:

1. Kebijakan untuk mengatur alih fungsi lahan yang sembarangan dengan bebasnya
mengalih fungsikan dari lahan pertanian ke sektor lain seperti ke sektor industri,
pariwisata maupun perumahan. Kebijakan ini harus di tindak tegas, kalau tidak lahan
pertanian di Indonesia akan semakin terdesak karena tidak adanya kebijakan yang
tegas dalam alih fungsi lahan ini. Terlebih lagi para investor yang kerap kali

8
mendesak dan membodohi para petani untuk alih fungsi lahan demi kepentingan
pribadinya. Yang menyebabkan lahan pertanian yang semakin sempit dan juga petani
semakin terhimpit yang lama-kelamaan akan beralih ke profesi yang lain.
2. Kebijakan untuk menghapuskan pajak lahan bagi sektor pertanian. Kebijakan ini tentu
sangat efektif untuk mengatasi alih fungsi lahan yang dilakukan petani pada zaman
sekarang, yang menyebabkan berhektar-hektar lahan pertanian beralih kesektor lain
sehingga negara sangat banyak kehilangan sektor pertanian. Petani kerap kali tercekik
dengan pajak lahan yang disamakan dengan sektor lainnya seperti pariwisata, industri
yang penghasilan sektor tersebut tidak sebanding dengan sektor pertanian. Sehingga
menyebabkan kebanyakan petani menjual lahan mereka karena tidak bisa membayar
pajak yang tinggi yang tidak sebanding dengan produktivitas pertanian itu sendiri.
Sehingga kalau pajak untuk lahan disektor pertanian dihapuskan, para petani tidak
akan menjual lahan mereka dan mereka akan meningkatkan produktivitas
usahataninya.
3. Kebijakan untuk melindungi lahan pertanian serta memberikan penghargaan bagi
petani yang mampu mempertahankan lahan mereka. Mengingat banyaknya alih fungsi
lahan membuat lahan pertanian setiap tahunnya menyempit yang menyebabkan tidak
mencukupinya kebutuhan pangan serta petani di Indonesia tetap miskin. Kebijakan ini
dibuat untuk tidak adanya alih fungsi lahan lagi dan petani tidak akan beralih ke
profesi lainnya. Dengan diberikan penghargaan, tentu petani akan merasa dihormati
sehingga akan meningkatkan produktivitasnya.
Tujuan kebijakan perangkutan adalah untuk memperlancar usahatani para petani dan
mampu memberikan input yang murah bagi petani. Pentingnya perangkutan adalah
bahwa produksi pertanian harus tersebar meluas, sehingga diperlukan jaringan
perangkutan yang menyebar luas, untuk membawa sarana dan alat produksi ke tiap usaha
tani dan membawa hasil usaha tani ke pasaran konsumen baik di kota besar dan/atau kota
kecil. Selanjutnya, perangkutan haruslah diusahakan semurah mungkin. Bagi petani,
harga suatu input seperti pupuk adalah harga pabrik ditambah biaya angkut ke usaha
taninya. Uang yang diterimanya dari penjualan hasil pertanian adalah harga di pasar pusat
dikurangi dengan biaya angkut hasil pertanian tersebut dari usaha tani ke pasar. Jika biaya
angkut terlalu tinggi, maka pupuk akan menjadi terlalu mahal bagi petani dan uang yang
diterimanya dari penjualan hasil pertanian tersebut akan menjadi terlalu sedikit.
Sebaliknya, jika biaya angkut rendah, maka uang yang diterima oleh petani akan menjadi

9
tinggi. Berbagai sarana perangkutan dan jarak jauh bersama-sama haras membentuk
sistem perangkuan yang merupakan satu kesatuan yang harmonis.

2.2.2 Kebijakan Pertanian di Bidang Informasi dan Teknologi


Pembangunan pertanian haras diarahkan pada terciptanya tenaga petani yang terampil
dalam mengelola usaha taninya. Juga terbentuknya masyarakat petani yang maju,
bersemangat profesional sehingga mampu menghadapi tantangan dan permasalahan
dalam melaksanakan usaha taninya. Langkah yang menyebabkan pertanian di Jepang jauh
meninggalkan Indonesia dalam jangka waktu yang sama adalah produktivitas pekerja.
Yang utama dalam produktivitas pekerja (petani). Hambatan pembangunan dalam sektor
pertanian di Indonesia adalah lambatnya kemajuan teknologi. Tingkat teknologi yang
rendah menyebabkan petani sulit memperoleh hasil dalam proses produksi yang
maksimal. Kehilangan hasil dalam proses produksi sangat besar, sementara biaya yang
diperlukan sangat tinggi. Efisiensi teknologi yang memperkecil tingkat kejerihan kerja
dengan produktivitas tinggi masih dicemburui. Harapan memperkenalkan teknologi yang
efisien selalu dihantui oleh pembengkakan pengangguran terutama di wilayah pedesaan.
Akibatnya jumlah tenaga pengangguran semu dalam sektor pertanian di Indonesia sangat
besar. Tidak jelas lahirnya tenaga kerja semu ini karena efektivitas kerja rendah yang
menyerap banyak tenaga manusia atau memang karena distribusi kerja yang tidak merata.
Dalam arah kebijakan pembangunan nasional, Pembangunan pertanian diarahkan pada
pengembangan sistem pertanian yang berkelanjutan yang berbudaya industri, maju dan
efisien ditingkatkan dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pembangunan pertanian memang sudah saatnya menganut pendekatan industri bukan lagi
agraris, artinya menangani pertanian secara industri bukan lagi tergantung sepenuhnya
kepada faktor alam. Pengertian industri dalam hal ini bukan semata-mata mendirikan
pabrik, tetapi yang lebih mendasar adalah mentransformasikan budaya (pola pikir, sikap
mental dan perilaku) masyarakat industri di kalangan para petani.

2.2.3 Kebijakan Pertanian Meningkatkan Inovasi dan Diseminasi Teknologi Pasca


Panen dan Pengolahan
Salah satu dampak yang signifikan dari kebijakan yang menitik beratkan kepada
usaha produksi (budidaya) selama ini adalah kurang memadainya upaya-upaya inovasi
teknologi pasca panen dan pengolahan serta diseminasinya. Hal tersebut mengakibatkan
lemahnya daya saing dan kecilnya nilai tambah yang dapat dinikmati oleh petani,

10
sehingga kesejahteraan tidak meningkat dari tahun ke tahun. Untuk meningkatkan daya
saing dan nilai tambah produk pertanian maka perlu ditingkatkan upaya-upaya inovasi
teknologi pasca panen dan pengolahan hasil pertanian serta diseminasinya. Dalam
hubungan tersebut, beberapa kebijakan yang akan dilaksanakan adalah :
1. Melakukan kerjasama dan koordinasi dengan sumber-sumber inovasi teknologi seperti
lembaga riset, Perguruan Tinggi dan bengkel-bengkel swasta dalam rangka
pengembangan dan diseminasi teknologi tepat guna.
2. Mengembangkan bengkel alsin pascapanen dan pengolahan hasil
3. Mengembangkan sistem sertifikasi dan apresiasi (penghargaan) terhadap inovasi
teknologi yang dilakukan oleh masyarakat.
4. Mengembangkan pilot proyek dan percontohan penerapan teknologi pasca panen dan
pengolahan hasil pertanian.
5. Memberikan penghargaan dengan kriteria mutu, rasa, skala usaha, tampilan terhadap
produk olahan yang dihasilkan oleh para pelaku usaha.

2.2.4 Kebijakan Pertanian Efisiensi Usaha Pasca Panen, Pengolahan dan Pemasaran
Hasil
Kunci terpenting dalam rangka meningkatkan daya saing produk pertanian baik
produk segar maupun olahan hasil pertanian adalah mutu produk yang baik dan efisiensi
dalam proses produksi maupun pada tahap pemasarannya. Mutu produk dan efisiensi
akan berpengaruh langsung terhadap harga dari setiap produk bersangkutan. Kebijakan
dalam rangka meningkatkan mutu dan efisiensi produksi dan pemasaran hasil pertanian di
antaranya adalah :
1. Revitalisasi teknologi dan sarana/ prasarana usaha pasca panen pengolahan dan
pemasaran hasil pertanian
2. Mengembangkan produksi sesuai potensi pasar
3. Menerapkan sistem jaminan mutu, termasuk penerapan GAP, GHP dan GMP
4. Mengembangkan kelembagaan pemasaran yang dikelola oleh kelompok tani di sentra
produksi
5. Mengupayakan sistem dan proses distribusi yang efisien
6. Memfasilitasi pengembangan kewirausahaan dan kemitraan usaha pada bidang
pemasaran hasil pertanian

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kebijakan pertanian adalah serangkaian tindakan yang telah, sedang dan akan
dilaksanakan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan tertentu. Adapun tujuan umum
kebijakan pertanian kita adalah memajukan pertanian, mengusahakan agar pertanian
menjadi lebih produktif, produksi dan efisiensi produksi naik dan akibatnya tingkat
penghidupan dan kesejahteraan petani meningkat. Politik pertanian pada dasarnya
adalah bagaimana melindungi petani dari ketidakadilan pasar (input, lahan, modal,
output, dan lainnya). Politik tersebut sebagai bagian penting untuk memberdayakan
petani, yang pada dasarnya dapat diimplementasikan melalui berbagai strategi
pengelolaan pasar sebagai upaya 'menjamin' kesejahteraan petani dari ketidakadilan
dan resiko, kebijakan harga input pertanian, kebijakan penyediaan lahan pertanian,
permodalan, pengendalian hama dan penyakit, dan kebijakan penanganan dampak
bencana alam.

3.2 Saran
Diharapkan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan bisa lebih
dimengerti dan memahami lebih dalam tentang kebijakan pertanian seperti yang telah
di jelaskan dalam makalah ini.

12

Anda mungkin juga menyukai