Anda di halaman 1dari 5

Peranan Penyuluhan Pertanian

Home » Deptan » Peranan Penyuluhan Pertanian

Untuk membangun pertanian dibutuhkan SDM yang berkualitas. Lebih dari itu, tersedianya
SDM yang berkualitas merupakan modal utama bagi daerah untuk menjadi pelaku (aktor),
penggerak pembangunan di daerah. Karena itu untuk membangun pertanian, kita harus
membangun sumber daya manusianya.

SDM yang perlu dibangun di antaranya adalah SDM masyarakat pertanian (petani-nelayan,
pengusaha pertanian dan pedagang pertanian), agar kemampuan dan kompetensi kerja
masyarakat pertanian dapat meningkat, karena merekalah yang langsung melaksanakan
segala kegiatan usaha pertanian di lahan usahanya. Hal ini hanya dapat dibangun melalui
proses belajar dan mengajar dengan mengembangkan sistem pendidikan non formal di luar
sekolah secara efektif dan efisien di antaranya adalah melalui penyuluhan pertanian.

Melalui penyuluhan pertanian, masyarakat pertanian dibekali dengan ilmu, pengetahuan,


keterampilan, pengenalan paket teknologi dan inovasi baru di bidang pertanian dengan sapta
usahanya, penanaman nilai-nilai atau prinsip agribisnis, mengkreasi sumber daya manusia
dengan konsep dasar filosofi rajin, kooperatif, inovatif, kreatif dan sebagainya. Yang lebih
penting lagi adalah mengubah sikap dan perilaku masyarakat pertanian agar mereka tahu dan
mau menerapkan informasi anjuran yang dibawa dan disampaikan oleh penyuluh pertanian.

Tujuan penyuluhan pertanian adalah dalam rangka menghasilkan SDM pelaku pembangunan
pertanian yang kompeten sehingga mampu mengembangkan usaha pertanian yang tangguh,
bertani lebih baik (better farming), berusaha tani lebih menguntungkan (better bussines),
hidup lebih sejahtera (better living) dan lingkungan lebih sehat. Penyuluhan pertanian
dituntut agar mampu menggerakkan masyarakat, memberdayakan petani-nelayan, pengusaha
pertanian dan pedagang pertanian, serta mendampingi petani untuk: (1) Membantu
menganalisis situasi-situasi yang sedang mereka hadapi dan melakukan perkiraan ke depan;
(2) Membantu mereka menemukan masalah; (3) Membantu mereka memperoleh
pengetahuan/informasi guna memecahkan masalah; (4) Membantu mereka mengambil
keputusan, dan (5) Membantu mereka menghitung besarnya risiko atas keputusan yang
diambilnya.

Keberhasilan penyuluhan pertanian dapat dilihat dengan indikator banyaknya petani,


pengusaha pertanian dan pedagang pertanian yang mampu mengelola dan menggerakkan
usahanya secara mandiri, ketahanan pangan yang tangguh, tumbuhnya usaha pertanian skala
rumah tangga sampai menengah berbasis komoditi unggulan di desa. Selanjutnya usaha
tersebut diharapkan dapat berkembang mencapai skala ekonomis. Semua itu berkorelasi pada
keberhasilan perbaikan ekonomi masyarakat, peningkatan pendapatan dan kesejahteraan
masyarakat, lebih dari itu akan bermuara pada peningkatan pendapatan daerah.

Ke depan arah pembangunan, menuju pada industrialisasi di bidang pertanian melalui


pengembangan agribisnis yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Hal ini akan bisa
diwujudkan dengan lebih dahulu menciptakan sumberdaya manusia yang berkualitas,
terutama masyarakat pertanian, sehingga kesinambungan dan ketangguhan petani dalam
pembangunan pertanian bukan saja diukur dari kemampuan petani dalam memanage
usahanya sendiri, tetapi juga ketangguhan dan kemampuan petani dalam mengelola
sumberdaya alam secara rasional dan efisien, berpengetahuan, terampil, cakap dalam
membaca peluang pasar dan mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan dunia khususnya
perubahan dalam pembangunan pertanian. Di sinilah pentingnya penyuluhan pertanian untuk
membangun dan menghasilkan SDM yang berkualitas.

Upaya mencapai itu semua diperlukan penyelenggaraan penyuluhan pertanian yang baik,
selanjutnya dibutuhkan kelembagaan, ketenagaan yang kompeten, mekanisme dan tata kerja
yang jelas termasuk supervisi, monitoring dan evaluasi yang efektif dan pembiayaan yang
memadai. UU No. 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan (SP3K) sebagai wujud revitalisasi penyuluhan pertanian, telah mengatur
penyelenggaraan penyuluhan yang baik. Untuk implementasi UU SP3K tersebut
menghendaki kearifan lokal dari otonomi daerah.

Ke depan peran penyuluhan pertanian diposisikan pada posisi yang strategis di mana
kelembagaan penyuluhan pertanian berada dan dapat berhubungan langsung dengan bupati,
sehingga penyelenggaraan penyuluhan pertanian betul-betul terkoordinir dan bisa berjalan
efektif dan efisien.

Pembangunan pertanian merupakan bagian terpenting dari pembangunan sebagian besar


daerah di Indonesia dan untuk membangunnya perlu ditunjang dengan SDM yang
berkualitas.

Dalam upaya memenuhi kebutuhan beras, perlu melakukan upaya perluasan areal tanam,
peningkatan indeks pertanaman dan menggenjot produktivitas tanaman padi. Namun hal yang
cukup fundamental, mentalitas petani sebagai pelaku usaha tani padi perlu diperhatikan.

Semangat usaha yang cenderung menurun akibat dihadapkan pada nilai jual produk yang
belum menguntungkan, dan choise dengan produk komoditi usaha tani yang lain yang lebih
menguntungkan.

Karena itu petani padi kita perlu mendapatkan inspirasi yang selalu up to date agar tumbuh
motivasi dan gairah usaha dengan konsistensi dan komitmen yang tinggi untuk maju demi
nusa bangsa kita Indonesia.

Untuk membangun itu semua, penyuluhan pertanian memegang peranan yang cukup
strategis. Agar penyuluhan pertanian dapat berjalan efektif dan efisien, UU No. 16 Tahun
2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K) yang mengatur
penyelenggaraan penyuluhan, hendaknya dapat diimplementasikan, tentunya menghendaki
adanya kearifan lokal dari otonomi daerah.
Di sisi lain produktivitas tanaman padi memiliki peluang yang lebih besar untuk ditingkatkan
melalui pergantian varietas dengan varietas unggul baru, penerapan teknologi Pengelolaan
Tanaman Terpadu dan memasyarakatkan pengembangan tanaman padi hibrida. Jika ketiga
peluang ini dapat dilaksanakan dengan baik, niscaya kebutuhan beras dapat dipenuhi dari
produksi daerah sendiri sehingga impor beras tidak diperlukan lagi.

Namun hal yang cukup fundamental, mentalitas petani sebagai pelaku usaha tani padi perlu
diperhatikan. Semangat usaha yang cenderung menurun akibat dihadapkan pada nilai jual
produk yang belum menguntungkan, dan choise dengan produk komoditi usaha tani lain yang
lebih menguntungkan. Karena itu petani padi kita perlu mendapatkan inspirasi yang selalu up
to date agar tumbuh motivasi dan gairah usaha dengan konsistensi dan komitmen yang tinggi
untuk maju demi nusa bangsa kita.

Source

Kata Kunci Pencarian"penyuluhan pertanian - peran penyuluh pertanian - tujuan penyuluhan


pertanian - peranan penyuluhan pertanian - peran penyuluhan pertanian - Penyuluhan -
peranan penyuluh pertanian - PERAN PENYULUH - pentingnya penyuluhan pertanian -
Peran Penyuluhan - penyuluhan pertanian adalah - peranan penyuluhan - peran penyuluhan
dalam pembangunan pertanian - peranan pertanian - peranan penyuluh - usaha pertanian yang
menguntungkan - latar belakang penyuluhan pertanian - isi panca usaha tani - pengertian
penyuluhan pertanian - PENYULUHAN PERTANIAN DEPTAN -"

Friday, December 11, 2009


PERANAN PENYULUH PERTANIAN

Penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan luar sekolah (orang dewasa) guna
menumbuhkembangkan kemampuan (pengetahuan, sikap dan keterampilan) petani nelayan
sehingga secara mandiri mereka dapat mengelola unit usaha taninya lebih baik dan menguntungkan
sehingga dapat memperbaiki pola hidup yang lebih layak dan sejahtera bagi keluarganya. Kegiatan
penyuluhan pertanian sebagai proses belajar bagi petani – nelayan melalui pendekatan kelompok
dan diarahkan untuk terwujudnya kemampuan kerja sama yang lebih efektif sehingga mampu
menerapkan inovasi, mengatasi berbagai resiko kegagalan usaha, menerapkan skala usaha yang
ekonomis untuk memperoleh pendapatan yang layak dan sadar akan peranan serta tanggung
jawabnya sebagai pelaku pembangunan, khususnya pembangunan pertanian (Djari, dkk, 2002).

Kehadiran Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan peranan penyuluh pertanian di tengah-tengah
masyarakat tani di desa masih sangat dibutuhkan untuk meningkatkan sumber daya manusia
(petani) sehingga mampu mengelola sumber daya alam yang ada secara intensif demi tercapainya
peningkatan produktifitas dan pendapatan atau tercapainya ketahanan pangan dan ketahanan
ekonomi. Memberdayakan petani – nelayan dan keluarganya melalui penyelenggaraan penyuluh
pertanian, bertujuan untuk mencapai petani – nelayan yang tangguh sebagai salah satu komponen
untuk membangun pertanian yang maju, efisien dan tangguh sehingga terwujudnya masyarakat
sejahtera (Djari, 2001).

Menurut Van Den Ban, et.al (2003) Penyuluhan secara sistematis adalah suatu proses yang (1).
Membantu petani menganalisis situasi yang sedang dihadapi dan melakukan perkiraan ke depan; (2).
Membantu petani menyadarkan terhadap kemungkinan timbulnya masalah dari analisis tersebut;
(3). Meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan wawasan terhadap suatu masalah, serta
membantu menyusun kerangka berdasarkan pengetahuan yang dimiliki petani; (4). Membantu
petani memperoleh pengetahuan yang khusus berkaitan dengan cara pemecahan masalah yang
dihadapi serta akibat yang ditimbulkannya sehingga mereka mempunyai berbagai alternatif
tindakan; (5). Membantu petani memutuskan pilihan tepat yang menurut pendapat mereka sudah
optimal; (6). Meningkatkan motivasi petani untuk dapat menerapkan pilihannya ; dan (7).
Membantu petani untuk mengevaluasi dan meningkatkan keterampilan mereka dalam membentuk
pendapat dan mengambil keputusan.

Sistem penyuluhan pertanian di dalam otonomi daerah adalah sistem penyuluhan pertanian yang
digerakkan oleh petani dengan demikian petani harus dimampukan, diberdayakan, sehingga petani
memiliki keahlian-keahlian yang dapat menyumbangkan kegiatannya ke arah usahatani yang
moderen dan mampu bersaing, mampu menjalin jaringan kerja sama diantara sesama petani
maupun dengan kelembagaan sumber ilmu/teknologi, serta mata rantai agribisnis yang peluangnya
tersedia. Jadi pada akhirnya petani akan menyelenggarakan sendiri kegiatan penyuluhan pertanian,
dari petani, oleh petani dan untuk petani (konsep Penyuluh Swakarsa).

Ada kecenderungan petani tidak mempunyai pengetahuan serta wawasan yang memadai untuk
dapat memahami permasalahn mereka, memikirkan permasalahannya, atau memilih pemecahan
masalah yang paling tepat untuk mencapai tujuan mereka. Ada kemungkinan pengetahuan mereka
berdasarkan kepada informasi yang keliru karena kurangnya pengalaman, pendidikan, atau faktor
budaya lainnya. Terbatasnya pengetahuan, sikap dan keterampilan petani, sangat berpengaruh
terhadap kemampuan untuk berusaha tani yang lebih baiksehingga kualitas, kuantitas produksi
pertanian berkurang dan tidak berorientasi agribisnis. Hal ini ditandai dengan rendahnya
produktifitas komoditas pertanian sehingga belum mencukupi ketersediaan dan keamanan pangan.

Peranan dari penyuluh pertanian sebagai fasilitator, motivator dan sebagai pendukung gerak usaha
petani merupakan titik sentral dalam memberikan penyuluhan kepada petani – nelayan akan
pentingnya berusaha tani dengan memperhatikan kelestarian dari sumber daya alam. Kesalahan
dalam memberikan penyuluhan kepada petani – nelayan akan menimbulkan dampak negatif dan
merusak lingkungan. Proses penyelenggaraan penyuluhan pertanian dapat berjalan dengan baik dan
benar apabila didukung dengan tenaga penyuluh yang profesional, kelembagaan penyuluh yang
handal, materi penyuluhan yang terus-menerus mengalir, sistem penyelenggaraan penyuluhan yang
benar serta metode penyuluhan yang tepat dan manajemen penyuluhan yang polivalen. Dengan
demikian penyuluhan pertanian sangat penting artinya dalam memberikan modal bagi petani dan
keluargannya, sehingga memiliki kemampuan menolong dirinya sendiri untuk mencapai tujuan
dalam memperbaiki kesejahteraan hidup petani dan keluarganya, tanpa harus merusak lingkungan
di sekitarnya.

Tugas seorang Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) adalah meniadakan hambatan yang dihadapi
seorang petani dengan cara menyediakan informasi dan memberikan pandangan mengenai masalah
yang dihadapi. Informasi tentang pengelolaan sumber daya alam dengan teknologi yang baik dan
benar sesuai dengan kondisi lahan sangat bermanfaat bagi petani – nelayan untuk meningkatkan
hasil produksinya tanpa harus merusak lingkungan usaha taninya sehingga dapat meminimalisir
degradasi lahan dan kerusakan lingkungan pada umunya.

Diposkan oleh DARIUS di 3:55 PM

Label: industri pertanian, informasi, inovasi, keamanan, ketahanan, komoditas, metode, motivasi,
otonomi, pangan, pembangunan, pendidikan, penyuluh, peranan, petani, PPL, sistematis, skala
usaha, swakarsa

Anda mungkin juga menyukai