Anda di halaman 1dari 56

1

LAPORAN SURVEY LAPANG PERUSAHAAN


MANAJEMEN AGRIBISNIS

Oleh:

Kelompok 6
Sefta Wisnu Pradana 125040100111074
Diyas Ayu Dwi L. 165040101111134
Tisa Ariyani 165040101111033
Suci Amilun Nadhifa 165040101111021
M. Husein Rathomy 165040107111026
Desika Tindaan 165040100111038

Kelas : I

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
i

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan usaha yang berjudul “LAPORAN SURVEY LAPANG
PERUSAHAAN MANAJEMEN AGRIBISNIS”.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu dalam proses penulisan laporan ini baik secara
langsung maupun tidak langsung, yaitu kepada :
1. Asisten Manajemen Agribisnis dengan segala nasihat, arahan dan
bimbingannya kepada kami sehingga laporan ini bisa terselesaikan.
2. Serta semua pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan ini yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis senantiasa menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan ini
masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi materi, sistematika, maupun
susunan bahasanya. Hal ini disebabkan masih terbatasnya pengetahuan dan
kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun senantiasa penulis harapkan guna mencapai hasil yang lebih baik
demi perbaikan penulis di masa mendatang.

Malang, 31 November 2017

Penulis
iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v
1. PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1 Latar belakang ............................................................................................... 1
1.2 Tujuan ............................................................................................................ 1
2. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................... 2
2.1 Pengertian Agribisnis dan Subsistem Agribisnis .......................................... 2
2.2. Manajemen Agribisnis ................................................................................. 3
2.3 Manajemen Pemasaran .................................................................................. 4
2.4 Manajemen Pemasaran dalam Agribisnis ..................................................... 5
3. METODOLOGI ............................................................................................... 8
3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan ................................................................... 8
3.2. Metode Pengumpulan Data .......................................................................... 8
3.3. Metode Analisis ............................................................................................ 8
4. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 10
4.1. Profil Perusahaan ........................................................................................ 10
4.2. HASIL ANALISIS ..................................................................................... 11
4.2.1 Manajeman Pemasaran ......................................................................... 11
4.2.2 Manajemen Keuangan .......................................................................... 14
4.2.3 ANALISIS NILAI TAMBAH .............................................................. 17
4.2.4. ANALISIS SWOT ............................................................................... 19
5 PENUTUP ......................................................................................................... 40
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 43
5.2 Saran ............................................................................................................ 44
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 45
LAMPIRAN ......................................................................................................... 46
iv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pemasaran Produk ................................................................................... 11


Tabel 2. Biaya Tetap UMKM Kharisma Jaya Food ............................................. 14
Tabel 3. Biaya Habis Pakai UMKM Kharisma Jaya Food ................................... 15
Tabel 4. Biaya Total .............................................................................................. 16
Tabel 5. Penerimaan UMKM Kharisma Jaya Food .............................................. 16
Tabel 6. Keuntungan UMKM Kharisma Jaya Food dalam Sekali Produksi ........ 16
Tabel 7. Hasil Nilai Tambah ................................................................................. 17
Tabel 8. Analisis Matriks Urgensi Internal ...............Error! Bookmark not defined.
Tabel 9. Analisis Matriks Urgensi Eksternal ............Error! Bookmark not defined.
Tabel 10. Hasil Matriks IFE UMKM Kharisma Jaya Food .................................. 29
Tabel 11. Hasil Matriks EFE UMKM Kharisma Jaya Food ................................. 30
Tabel 12. Hasil Matriks SWOT ............................................................................ 34
v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Fungsi Manajemen Pemasaran (Kottler, 2000) ..................................... 6


Gambar 2. Nilai Produk ........................................................................................ 18
Gambar 3. Hasil Matriks IE UMKM Kharisma Jaya Food .................................. 33
1

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pertanian dalam arti modern tidak hanya dalam kegiatan usahatani saja
tetapi juga dalam kegiatan pengelolaan penyediaan atau pengadaan sarana
produksi, penanganan pasca panen, pengolahan, serta pemasaran. Agribisnis dapat
dibagi dalam 3 usaha besar yang saling terkait antara satu dengan lainnya, yaitu
unit usaha saprodi (sarana produksi), unit usaha produksi dan unit usaha
pemasaran.Pembangunan pertanian yang berwawasan agribisnis yang ingin
diwujudkan, menuntut adanya keterkaitan erat antara sektor pertanian dengan
sektor-sektor bukan pertanian dalam sebuah sistem agribisnis (Sofyan, 2004).
Artinya, jika ingin mengembangkan atau memajukan subsistem produksi, harus
disertai pula dengan pengembangan atau dukungan subsistem lainnya, seperti
subsistem pemasaran, subsistem pengolahan (agroindustri hulu dan hilir) dan
subsistem lembaga penunjang seperti lembaga keuangan, prasarana pasar berupa
tempat atau gedung (place), lembaga penelitian, peraturan pemerintah yang
kondusif, dan lain-lain.
Agroindustri adalah salah satu cabang industri yang erat dengan pertanian.
Agroindustri sebagai suatu sistem dapat dipandang sebagai kegiatan yang
memerlukan input dan merubahnya untuk mencapai tujuan tertentu. Input dalam
kegiatan industri terdiri dari bahan mentah hasil pertanian maupun bahan
tambahan, tenaga kerja, modal, dan faktor pendukung lainnya(Udayana, 2011).
Jadi pada intinya, agroindustri merupakan suatu usaha untuk memberi nilai
tambah pada produk hasil pertania

1.2 Tujuan
1. Mengetahui profil dan sejarah perusahaan
2. Mengetahui organisasi dalam perusahaan
3. Mengetahui pengelolaan manajemen produksi dan kegiatan pemasaran
4. Mengetahui pengelolaan manajemen keuangan dan analisis nilai tambah dalam
perusahaan
5. Mengetahui strategi pengembangan pada perusahaan dengan metode analisis
SWOT.
2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Agribisnis dan Subsistem Agribisnis


Pengertian Agribisnis MenurutSoekartawi, (1993) Pengertian agribisnis
mengacu kepada semua aktivitas mulai dari pengadaan, prosesing, penyaluran
sampai pada pemasaran produk yang dihasilkan oleh suatu usaha tani atau
agroindustri yang saling terkait satu sama lain. Dengan demikian agribisnis dapat
dipandang sebagai suatu sistim pertanian yang memiliki beberapa komponen sub
sistem yaitu, sub sistem usaha tani/ yang memproduksi bahan baku sub sistem
pengolahan hasil pertanian, dan sub sistem pemasaran hasil pertanian. Sistem
Agribisnis Secara konsepsional Sistem Agribisnis adalah semua aktivitas mulai
dari pengadaan dan penyaluran sarana produksi sampai kepada pemasaran
produk- produk yang dihasilkan oleh usaha tani dan agroindustri yang saling
terkait satu sama lain. Sistem Agribisnis merupakan suatu system yang terdiri dari
beberapa subsistem, diantaranya :
1. Sub sistem agribisnis hulu (upstream agribusiness) (off-farm), Kegiatan
ekonomi yang menyediakan sarana produksi bagi pertanian, seperti industri dan
perdagangan agrokimia (pupuk, pestisida, dll), industri agrootomotif (mesin dan
peralatan), dan industri benih/bibit. Contoh: Industri pembibitan, tumbuhan dan
hewan, Industri agrokimia (pupuk,pestisida,obatobatan)
2. Sub sistem produksi/usaha tani (on-farm agribusiness) Kegiatan ekonomi yang
menggunakan sarana produksi yang dihasilkan oleh subsistem agribisnis hulu
untuk menghasilkan produk pertanian primer. Termasuk ke dalam subsistem
usaha tani ini adalah usaha tanaman pangan, usaha tanaman hortikultura, usaha
tanaman obat-obatan, usaha perkebunan, usaha perikanan, usaha peternakan, dan
kehutanan. Contoh:Usaha tanaman pangan dan holtikultura, Perkebunan,
Tanaman Obat, Peternakan, Perikanan, Kehutanan.
3. Sub sistem agribisnis hilir (down-stream agribusiness) (off-farm) Berupa
kegiatan ekonomi yang mengolah produk pertanian primer menjadi produk
olahan, baik produk awal maupun produk akhir, beserta kegiatan perdagangan di
pasar domestik maupun di pasar internasional. Kegiatan ekonomi yang termasuk
dalam subsistem agibisnis hilir ini antara lain adalah industri pengolahan
makanan, industri pengolahan minuman, industri pengolahan serat (kayu, kulit,
3

karet, sutera, jerami) industri jasa boga industri farmasi dan bahan kecantikan, dan
lain-lain beserta kegiatan perdagangannya. Contoh: Produk makanan dan
minuman, Industri serat alam, Industri biofarmaka, Industri agro-wisata dan
estetika.
4. Subsistem lembaga penunjang (off-farm) Seluruh kegiatan yang menyediakan
jasa bagi agribisnis, seperti lembaga keuangan, lembaga penelitian dan
pengembangan, lembaga transportasi, lembaga pendidikan, dan lembaga
pemerintah (kebijakan fiskal dan moneter, perdagangan internasional, kebijakan
tata-ruang, serta kebijakan lainnya). Contoh: Distribusi, Konsumsi, Promosi,
Informasi pasar.

2.2. Manajemen Agribisnis


Menurut Sofjan (2004) manajemen produksi agribisnis adalah seperangkat
keputusan untuk mendukung proses produksi agribisnis mulai dari keputusan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasanm pengendalian hingga
awal proses produksi.
Manajemen produksi dan operasi dapat didefinisikan sebagai proses yang
secara kontinyu dan efektif menggunakan fungsi-fungsi manajemen untuk
mengintegrasikan berbagai sumber daya secara efisien dalam rangka mencapai
tujuan perusahaan. Kegiatan manajemen ini berhubungan dengan
penciptaan/pembuatan barang dan jasa (Umar, 2000).
Menurut Umar (2000) manajemen produksi memiliki beberapa fungsi yaitu:
a. Fungsi perencanaan produksi
Kegiatan untuk merencanakan penentuan kualitas dan kuantitas barang yang akan
diproduksi, merancang sistem transformasi, menjadwalkan berbagai aktivitas,
serta menetapkan berbagai ukuran dan kriteria yang sangat diperlukan untuk
kepentingan produksi.
b. Fungsi pengorganisasian dalam produksi
Fungsi pengorganisasian mencakup kegiatan untuk merancang struktur organisasi
produksi, menyiapkan dan menetapkan kriteria bagi staf yang menjabat dalam
struktur organisasi, mendelegasikan wewenang serta menetapkan pola agar
tercipta keserasian kerja antar subsistem.
c. Fungsi penggerakan dalam produksi
4

Fungsi ini mencakup usaha untuk memotivasi, memberi perintah, mengarahkan


kegiatan produksi, mengoordinasikan tiap bagian, dan mengoptimalkan berbagai
sistem transformasi.
d. Fungsi pengendalian dalam produksi
Fungsi pengendalian dapat berupa melakukan tindakan korektif terhadap
pelaksanaan kegiatan produksi.

2.3 Manajemen Pemasaran


Setiap produsen selalu berusaha melalui produk yang dihasilkannya dapatlah
tujuan dan sasarannya tercapai. Produk yang dihasilkan dapat terjual atau dibeli
oleh konsumen akhir dengan tingkat harga yang memberikan keuntungan
perusahaan jangka panjang. Melalui produk yang dapat dijualnya, perusahaan
dapat menjamin kehidupannya atau menjaga kestabilan usahanya dan
berkembang. Dalam rangka inilah setiap produsen harus memikirkan kegiatan
pemasaran produknya, jauh sebelum produk ini dihasilkan sampai produk tersebut
di konsumsi oleh si konsumen akhir. Konsep pemasaran adalah kegiatan
perencanaan pemasaran untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu kepuasan
pelanggan. Segala aktifitas yang menganut konsep pemasaran harus diarahkan
untuk memenuhi tujuan tersebut. Pengertian Manajemen Pemasaran menurut
Sofjan Assauri (2013:12), adalah “Manajemen pemasaran merupakan kegiatan
penganalisisan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian programprogram
yang dibuat untuk membentuk, membangun, dan memelihara keuntungan dari
pertukaran melalui sasaran pasar guna mencapai tujuan organisasi (perusahaan)
dalam jangka panjang” Sedangakan Pengertian Manajemen Pemasaran menurut
Philip Kotler (2005:9) adalah “Manajemen Pemasaran adalah proses perencanaan
dan pelaksanaan, pemikiran, penetapan harga promosi, serta penyaluran gagasan
barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran
individu dalam organisasi” Pemasaran merupakan salah satu kegiatan-kegiatan
pokok yang dilakukan oleh perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan
hidup perusahaannya, berkembang untuk mendapatkan laba. Kegiatan pemasaran
dirancang untuk memberi arti melayani dan memuaskan kebutuhan konsumen
yang dilakukan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Pemasaran merupakan
suatu kegiatan bisnis yang dilakukan oleh individu maupun kelompok untuk
5

memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dan masyarakat. Pemasaran


melibatkan semua orang dalam perusahaan yang bekerja untuk menciptakan dan
mempertahankan pelanggan yang sudah ada, orientasi ini semakin disadari
sebagai kunci peningkatan manajemen pemasaran untuk membantu perusahaan
dalam mencapai tujuannya.

2.4 Manajemen Pemasaran dalam Agribisnis


Menurut Shinta (2011) Pemasaran adalah suatu proses dan manajerial
yang membuat individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan
dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk
yang bernilai kepada pihak lain atau segala kegiatan yang menyangkut
penyampaian produk ataujasa mulai dari produsen sampai konsumen.
Menurut Basu (1990) manajamen pemasaran adalah aktivitas melakukan
anailisis, perencanaan, implementasi dan pengamatan pada segala program guna
mencapat tingkat pemasaran sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Menurut
Kottler (2000), Manajemen Pemasaran adalah suatu usaha untuk merencanakan,
mengimplementasikan (yang terdiri dari kegiatan mengorganisasikan,
mengarahkan, mengkoordinir) serta mengawasi atau mengendalikan kegiatan
pemasaran dalam suatu organisasi agar tercapai tujuan organisasi secara efisien
dan efektif. Di dalam fungsi manajemen pemasaran ada kegiatan menganalisis
yaitu analisi yang dilakukan untuk mengetahui pasar dan lingkungan
pemasarannya, sehingga dapat diperoleh seberapa besar peluang untuk merebut
pasar dan seberapa besar ancaman yang harus dihadapi. Menurut Shinta (2011)
manajemen pemasaran adalah suatu usaha untuk merencanakan,
mengimplementasikan (yang terdiri dari kegiatan mengorganisaikan,
mengarahkan, mengkoordinir) serta mengawasi atau mengendalikan kegiatan
pemasaran dalam suatu organisasi agar tercapai tujuan organisasi secara efesien
dan efektif.

Manajemen pemasaran memiliki beberapa fungsi yaitu :


6

Gambar 1. Fungsi Manajemen Pemasaran (Kottler, 2000)

a. Perencanaan pemasaran
Penentuan segala sesuatu sebelum dilakukan kegiatan-kegiatan pemasaran
meliputi: tujuan, strategi, kebijaksanaan serta taktik yang dijalankan.
Tujuan:
 Meniadakan ketidakpastian masa datang bila ada perubahan-
perubahan karena situasi dan kondisi perusahaan maupun diluar
perusahaan maupun diluar perusahaan tidak menentu.
 Karena tujuan organisasi sudah difokuskan maka dengan perencanaan
akan menghindari adanya penyimpangan tujuan.
 Rencana walaupun mahal tetapi ekonomis karena segala kegiatan
telah terfokuskan dengan segala biaya- biayanya.
b. Implementasi pemasaran
Implementasi pemasaran adalah proses yang mengubah strategi dan
rencana pemasaran menjadi tindakan pemasaran untuk mencapai sasaran.
Implementasi mencakup aktivitas sehari-hari, dari bulan ke bulan yang
secara efektif melaksanakan rencana pemasaran. Kegiatan ini dibutuhkan
program tindakan yang menarik semua orang atau semua aktivitas serta
struktur organisasi formal yang dapat memainkan peranan penting dalam
mengimplementasikan strategi pemasaran.
7

c. Pengendalian/Evaluasi kegiatan pemasaran


Kegiatan pengendalian/evaluasi di atas dapat dikelompokkan dua macam:
1. Pengendalian operasional termasuk memeriksa kinerja yang sedang
berlangsung terhadap rencana tahunan dan mengambil tindakan
perbaikan kalau perlu. Tujuannya adalah memastikan bahwa
perusahaan mencapai penjualan, laba, dan sasaran lain yang
ditetapkan dalam rencana tahunannya. Kegiatan ini juga mencakup
penentuan produk, wilayah, pasar dan saluran yang berbeda yang
dapat mendatangkan laba.
2. Pengendalian strategik meliputi pengamatan apakah strategi dasar
perusahaan sesuai dengan peluang yang terbuka. Strategi dan program
pemasaran dapat ketinggalan zaman dalam waktu singkat dan setiap
perusahaan harus secara periodik menilai ulang pendekatan terhadap
pasar secara keseluruhan.
8

BAB III METODOLOGI

3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Wawancara dengan pemilik usaha dilaksanakan pada tanggal 22 November
2017 sekitar pukul 19:00 sampai dengan selesai yang dilaksanakan di Cafetaria
Land, Universitas Brawijaya, Kota Malang. Secara geografis Universitas
Brawijaya terletak pada koordinat 112o 36’ 45.88” E 7o 57’ 20.00” S. Kecamatan
Lowokwaru terletak di kota Malang.

3.2. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data dalam penelitian ini melalui metode
wawancara, observasi, dokumentasi dan studi pustaka.
1. Metode Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data primer yang diperoleh
secara langsung dari narasumber asli dengan cara bertanya langsung
(berkomunikasi langsung) dengan narasumber.
2. Metode Observasi
Observasi merupakan proses pencatatan pola perilaku subjek (orang), objek
(benda) atau kejadian dengan sistematik tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi
dengan individu-individu yang diteliti. Observasi yang dilakukan dalam penelitian
ini adalah observasi langsung dengan cara pengamatan langsung di daerah yang
bersangkutan.
3. Metode Dokumentasi
Dokumentasi merupakan proses pengabadian pola perilaku subjek (orang),
objek (benda) atau kejadian tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi dengan
individu-individu yang diteliti dengan bantuan peralatan mekanik seperti kamera.

3.3. Metode Analisis


Metode analisa yang digunakan adalah keunggulan dan penerapan strategi
pemasaran meliputi Marketing Mix (7P), STP (Segmentation, Targeting,
Positioning), manajemen keuangan, analisis nilai tambah dan strategi
pengembangan usaha. Marketing mix dapat diartikan bahwa bauran pemasaran
merupakan variable-variabel terkendali yang digabungkan untuk menghasilkan
tanggapan yang diharapkan dari pasar sasaran. Dan untuk usaha jasa terdapat 7
unsur marketing mix (Marketing Mix-7p) yaitu: Produk, Price, Promotion, Place,
9

Partisipant, Proses, Dan Physical Evidence (Suktjo dan Radix, 2010). Selain itu,
metode analisa lain yang digunakan dalam pemasaran keripik talas dapat
diketahui berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan.
10

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Profil Perusahaan


Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kharisma Jaya Food berlokasi Jalan
Sunan Bonang 07 RT 01 RW 03 Desa Belung, Kecamatan Poncokusumo,
Kabupaten Malang. Letak geografis UMKM Kharisma Jaya Food berada pada
ketinggian 600-2100 mdpl. Lokasi UMKM Kharisma Jaya Food disebelah utara
berbatasan dengan Kecamatan Tumpang, sebelah timur berbatasan dengan
Kabupaten Lumajang, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Wajak, dan
sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Tajinan.
Lokasi UMKM Kharisma Jaya Food berada pada lokasi yang cukup
strategis dimana lokasi tersebut merupakan salah satu sentra pertanian dan
perkebunan, selain itu Kecamatan Poncokusumo merupakan destinasi wisata.
Poncokusumo memiliki banyak objek wisata yang menjadi tempat pengujung
untuk melakukan wisata alam diantaranya, Gunung Semeru, Gunung Bromo,
Coban Pelangi, Desa Wisata Gubugklakah dansebagainya. Prospek wisatawan
yang berkunjung ke Kecamatan Poncokusumo menjadikan poncokusumo menjadi
tempat yang stratgis untuk melakukan usaha terutama dalam bidang oleh-oleh.
UMKM Kharisma Jaya Food pertama kali berdiri pada tahun 2012 yang
pada awalnya menjual produk keripik talas di area Universitas Brawijaya. UMKM
ini menjual produk keripik talas keliling kampus untuk memperkenalkan
produknya. Pada tahun awal 2015 UMKM Kharisma Jaya Food mendapatkan
bantuan Modal berupa dana hibah dari LPPM Universitas Brawijaya yang
berkerjasama dengan Bank BRI melalui program Teras Usaha Mahasiswa
agribisnis Bank BRI. UMKM Kharisma Jaya Food secara resmi terdaftar sebagai
UMKM di Kabupaten Malang pada 15 Desember 2015.
Identitas UMKM
Nama UMKM : Kharisma Jaya Food
Nama Pemilik : Kharisma Nur Khakiki
Alamat : Jalan Sunan Bonang 07, Desa Belung, Kecamatan
Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Jenis Usaha : Produksi Keripik Talas
Bentuk Perusahaan : Perorangan
11

NPWP : 74.471.648.1-657.000
SIUK : 518.4/18/421/421.628/2015
No Telepon : 082140434240
Email : kharisma.jayafood@gmail.com
Visi :
1. Menjadi UMKM yang Tergolong Fast Moving EntreprisePada Tahun 2020
Berdasarkan Potensi Lokal DanPengembangan Daerah.
Misi :

1. Menghasilkan Produk Lokal (Keripik Talas) Yang Konsisten Dalam Kualitas


Serta Peningkatan Dalam Kuantitas.
2. Menghasilkan Produk Yang Efektif Dan Menjalankan Proses Produksi Yang
Efisien Dengan Memanfaatkan Kemajuan Teknologi Informasi Dan
Komunikasi.
3. Berkerjasama Dengan Berbagai Pihak Yang Mampu Menunjang
Perkembangan UMKM Kharisma Jaya Food.
4. Melakukan Inovasi Untuk Mendapatkan Produk Yang Unik Dan Berbeda.

4.2. HASIL ANALISIS

4.2.1 Manajeman Pemasaran


4.2.1.1 Pemasaran Produk
Tabel 1. Pemasaran Produk

No Kegiatan Pemasaran Biaya Pemasaran

1 Promosi di WhatsApp -

2 Bazar Difasilitasi

3 Toko Oleh-oleh Iuran Beli Rak

Kegiatan pemasaran yang dilakukan yaitu menggunakan media sosial


seperti WhatsApp atau Bazar yang biayanya difsilitasi oleh pihak kampus
Universitas Brawijaya dan juga menaruh barang di toko oleh oleh dengan iuran
membeli rak sebesar ± Rp 100.000 dan hanya dilakukan sekali pembayaran itu
saja dan selanjutnya bebas biaya.
12

4.2.1.2 Strategi Pemasaran (Manajemen Pemasaran) Produk


a. Marketing Mix (7P)
Dalam Manajeman Pemasaran dilakukan strategi pemasaran mulai dari
perencanaan, pendistribusia, promosi barang dan jasa yang dilakukan oleh
perusahaan untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Dimana UMKM Kharisma
Jaya Food dalam manajeman pemasarannya menggunakan strategi pemasaran 4P
yaitu produk, harga, tempat, promosi.
1. Product (Produk)
UMKM Kharisma Jaya Food memproduksi keripik talas kharisma yang
memiliki berbagai varian rasa yaitu original, BBQ, dan Rumput Laut selain itu
kemasan produk juga cukup baik dan memiliki daya tahan yang cukup lama
kurang lebih bertahan selama enam bulan. Dan juga produk yang dihasilkan
mendapat dukungan pemerintah diberikan melalui Dinas Koperasi dan UMKM
Kabupaten Malang, Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, serta Kecamatan
Poncokusumo. Fasilitas yang didapatkan Oleh UMKM Kharisma Jaya Food
berupa fasilitasi perijinan IUMK (Izin Usaha Mikro dan Kecil) yang diterbitkan
oleh Kecamatan Poncokusumo.
2. Price (Harga)
Harga yang ditawarkan oleh keripik talas Kharisma Jaya Food pada
distributor atau toko retail berbeda berdasarkan dengan ukuruan tiap kemasan.
Kemasan 250 gram UMKM Kharisma Jaya Food menawarkan dengan harga Rp.
13.500/kemasan kemasan 125 gram ditawarkan dengan harga Rp. 7.000/kemasan.
Harga jual akhir tertinggi keripik talas kharisma untuk ukuran kemasan 250 gram
adalah Rp.17.000/ kemasan dan harga jual terendah adalah Rp. 15.000/kemasan.
sedangkan harga jual akhir untuk ukuran kemasan 125 gram rata-rata adalah Rp.
8.000/Kemasan.
3. Place (Tempat)
Dari hasil wawancara dengan pemilik UMKM Kharisma Jaya Food
biasanya produk dipasarkan di tempat yang cukup strategis seperti KPRI
Universitas Brawijaya, Kopma Universitas Brawijaya, ADC SOSEK UB, Bursa
FP UM, KOPPONTREN Al-Hikam, Koperasi Plaza Telkom, Koperasi Pemkot
Malang, Koperasi Bank Jatim, Koperasi Bank BCA, Koperasi BRI Martadinata,
13

UIN Businnes Center, Swalayan Anggrek Klayatan, Koperasi Setia Budi Wanita
Arjosari.
4. Promotion (Promosi)
Promosi yang dilakukan yaitu dengan menggunakan media sosial memberi
tawaran tawaran beragam varian rasa original, BBQ, dan Rumput Laut dan di
promosikan melalui media sosail BBM, WHatsApp, Instagram, dan Facebook.
5. People
Di UMKM Kharisma Jaya Food kebanyakan pekerjannya adalah ibu-ibu
dan terutama ibu-ibu janda. Juga dalam mencari tenaga kerja tidak ada kriteria
khusus hanya yang mau ikut saja dan tekun dalam bekerja bahkan pemilik
UMKM Kharisma Jaya Food yang menawarkan bagi warga sekitar bila ada yang
ingin bekerja.
6. Process
Tahapan produksi kripik talas Kharisma meliputi persiapan alat, bahan
baku, pengupasan, perajangan, pencucian, pengoorengan, penirisan, pemberian
perasa, dan pengemasan.
7. Physical evidence
Teknologi yang lebih modern berupa hand sealer sudah digunakan dalam
proses pengemasan. Hand sealer merupakan alat yang digunakan untuk
mengemas keripik talas yang sudah berada didalam plastik kemasan agar tidak
cepat rusak dan bertahan lama (tidak melempem)
b. STP (Segmentation, Targetting, Positioning)
1. Segmentation
UMKM Kharisma Jaya Food memproduksi keripik talas khusus sebagai oleh-oleh
yang dipasarkan didaerah Malang dan sekitarnya.
2. Targetting
Target konsumen yang dituju oleh perusahaan UMKM Kharisma Jaya Food
adalah masyarakat yang usiannya 35-50 tahun
3. Positioning
UMKM Kharisma Jaya Food sering melakukan promosi di media media
sosial baik menggunakan instagram dan lainnya sehingga produk lebih mudah
dikenal oleh masyarakat dan juga produk ini memiliki varian rasa yang menarik.
14

4.2.1.3 Kendala dalam Manajemen Pemasaran dan Cara Mengatasi


UMKM Kharisma Jaya Food mengalami kendala dalam pendistribusian
produk keripik talas kharisma yang dilakukan saat ini hanya terbatas pada daerah
tertentu saja. Hal ini dikarenkan belum dimilikinya tenaga pemasaran professional
pada UMKM ini sehingga ruang lingkup pemasaran UMKM Kharisma Jaya Food
yang hanya di lakukan di daerah Kota Malang saja. Hal ini dapat di atasi dengan
membuka lowongan atau mencari tenaga yang berkompeten di bidang itu dan juga
bisa bekerja sama dengan pusat oleh-oleh didaerah lain sehingga produk dapat
didistribusikan ke berbagai daerah.

4.2.2 Manajemen Keuangan


4.2.2.1 Biaya Produksi
A. Biaya Tetap (TFC)
Tabel 2. Biaya Tetap UMKM Kharisma Jaya Food

Jumlah
Nama Alat Satuan Harga per Unit Harga Akhir
Unit
Sealer 1 Unit Rp 450.000 Rp 450.000
Pemasrah/Perajang 2 Unit Rp 150.000 Rp 300.000
Kompor 3 Unit Rp 495.000 Rp 1.485.000
Regulator 3 Unit Rp 135.000 Rp 405.000
Tabung Gas 3 Kg 6 Unit Rp 125.000 Rp 750.000
Wajan 3 Unit Rp 225.000 Rp 675.000
Sudip 3 Unit Rp 45.000 Rp 135.000
Serok Besar 6 Unit Rp 55.000 Rp 330.000
Pisau 8 Unit Rp 22.500 Rp 180.000
Timbangan Digital 1 Unit Rp 350.000 Rp 350.000
Ember Besar 10 Unit Rp 110.000 Rp 1.100.000
Tong Besar 2 Unit Rp 675.000 Rp 1.350.000
Total Rp 7.510.000
Biaya tetap adalah biaya minimal yang harus dikeluarkan oleh suatu
perusahaan agar dapat memproduksi barang atau jasa. Dari tabel diatas diketahui
bahwa total biaya tetap yang harus dikeluarkan oleh UMKM Kharisma Jaya Food
adalah sebesar Rp. 7.510.000
15

B. Biaya Variabel (Biaya Habis Pakai)


Tabel 3. Biaya Habis Pakai UMKM Kharisma Jaya Food

Keterangan Jumlah Unit Satuan Harga/Unit Harga Akhir


Bahan Habis
Pakai
Talas 150 Kg Rp 4.000 Rp 600.000
Minyak Goreng 12 Kg Rp 12.000 Rp 144.000
Perasa Original 1 Kg Rp 65.000 Rp 32.500
Perasa BBQ 1 Kg Rp 65.000 Rp 32.500
LPG 15 Kg Rp 5.000 Rp 75.000
Perlengkapan :
Plastik
Packaging
Plastik Ukuran pack
250 120 (ukuran Rp 1.500 Rp 180.000
250 gr)
Plastik Ukuran pack
150 240 (ukuran Rp 1.300 Rp 312.000
150 gr)
Transportasi Rp 300.000
Listrik
Sealer 1 600 watt Rp 12.000 Rp 14.400
Air Rp 10.000 Rp 10.000
Tenga Kerja
12 Orang Rp 20.000 Rp 240.000
Produksi
Total Rp. 1.940.400
Biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya tergantung dari sedikit
banyaknya produk dan jasa yang akan dihasilkan. Dari tabel diatas dapat diketahui
bahwa biaya variabel yang harus dikeluarkan oleh UMKM Kharisma Jaya Food
dalam sekali produksi adalah sebesar Rp 1.940.400. Dalam sekali produksi waktu
yang dibutuhkan adalah 3 hari, sehingga dalam setahun dapat dilakukan sebanyak
16

121 kali produksi. Sehingga dapat kita ketahui bahwa dalam setahun biaya
produksi yang digunakan adalah Rp 234.788.400.
C. Biaya Total (TC)
Tabel 4. Biaya Total

No Jenis Biaya Biaya (Rp)


1 Total Biaya Tetap (TFC) 7.510.000
2 Total Biaya Variabel (TVC) 1.940.400
Total Biaya Produksi (TC) 9.450.400
Biaya total yaitu jumlah keseluruhan biaya tetap dan biaya variabel yang
dikeluarkan oleh prusahaan untuk menghasilkan sejumlah produk dalam periode
tertentu. Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa biaya total yang harus
dikeluarkan oleh UMKM Kharisma Jaya Food yaitu sebesar Rp. 9.450.400.
D. Penerimaan (TR)
Tabel 5. Penerimaan UMKM Kharisma Jaya Food

No Jenis Biaya Jumlah


250 g sebanyak 120
1 Total Produksi
125 g sebanyak 240
Rp. 13.500/250 g
2 Harga (Rp)
Rp. 7000/125 g
Total Penerimaan Rp. 3.300.000
Harga yang ditawarkan oleh keripik talas kharisma pada distributor atau
toko retail berbeda berdasarkan dengan ukuruan tiap kemasan. Kemasan 250 gram
UMKM Kharisma Jaya Food menawarkan dengan harga Rp. 13.500/kemasan
kemasan 125 gram ditawarkan dengan harga Rp. 7.000/kemasan sehingga dengan
jumlah penjualan dan harga tersebut dapat menghasilkan penerimaan sebesar Rp
3.300.000 dalam sekali produksi. Sehingga dapat kita ketahui bahwa dalam
setahun penerimaan yang diterima adalah sebesar Rp 399.300.000;
E. Keuntungan (Pendapatan)
Tabel 6. Keuntungan UMKM Kharisma Jaya Food dalam Sekali Produksi

No Uraian Nilai
1 Total Penerimaan (TR) Rp 3.300.000
17

2 Total Biaya (TC) Rp 1.940.400


Total keuntungan Rp 1.359.600
Keuntungan dapat diketahui dari selisih antara total penerimaan dengan
total biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan produksi. Keuntungan yang didapat
oleh UMKM Kharisma Jaya adalah sebesar Rp 1.359.600. Dalam setahun
penerimaan yang diterima oleh UMKM Kharisma Jaya Food adalah Rp
399.300.000 dan total biaya yang dikeluarkan oleh UMKM Kharisma Jaya Food
sebesar Rp 242.298.000 biaya tersebut sudah termasuk biaya produksi dalam

4.2.3 ANALISIS NILAI TAMBAH


Tabel 7. Hasil Nilai Tambah

Variabel
No Nilai
Output, Input dan Harga

1 Output atau total produksi (unit/proses produksi) 360 unit

2 Input bahan baku (Kg/ Proses produksi) 150 kg

3 Input tenaga kerja (HOK/Proses produksi) 8

4 Faktor konversi (1:2) 2,4

5 Koefisien tenaga kerja (3:2) 0,053

6 Harga produk (Rp/unit) 17.000

7 Upah rata-rata tenaga kerja per HOK (Rp) 240.000

Pendapatan Dan Keuntungan

8 Harga Input Bahan Baku (Rp/Kg) 4.000

9 Sumbangan Input Lain (Rp/Kg) 77

10 Nilai Produk (4)X (6) 40.800

11 a. Rp
a. Nilai Tambah (10)-(8)-(9) 36.723
b. Rasio Nilai Tambah [(11): (10)]% b. 0,9 %

12 a. Pendapatan Tenaga Kerja (5)X(7) a. Rp


b. Bagian Tenaga Kerja( Dari Nilai 12.720
Tambah)[(12): (11)]% b. 0,346 %
c. Bagian Tenaga Kerja (Dari Nilai Produk) c. 0,312 %
[(12): (10)]%
18

13 a. Keuntungan (11a) – (12a) a. Rp


b. Tingkat Keuntungan (Dari Nilai 24.003
Tambah)[(13): (11)]% b. 0,654 %
c. Tingkat Keuntungan (Dari Nilai Produk) c. 0,588 %
[(13) : (10)]%
Balas Jasa Untuk Faktor Produksi

14 Margin (10)-(8) 36.800

a. Pendapatan Tenaga Kerja [(12) : (14)] % a. 0,346 %


b. Sumbangan Input Lain [(9) : (14)]% b. 0,0021 %
c. Keuntungan Perusahaan [(13) : (14)] % c. 0.652 %

Dari perhitungan tabel metode Hayami diatas, dapat diketahui bahwa nilai
tambah dari keripik talas yang dihasilkan oleh CV. Kharisma Jaya Food sebesar
Rp. 36.723/kg dan keuntungan yang didapatkan sebesar 0,652 %.

Pendapatan
Nilai Tambah 4,33 % TK
90 %
Rp.36.723 Rp. 12.720

Keuntungan
96,67 %
Nilai Produk Bahan Baku
Rp. 24.003
Rp.40.800 9,8 %
Rp.4.000

Sumbangan
0,189 % Input Lain

Rp.77

Gambar 2. Nilai Produk


19

4.2.4. ANALISIS SWOT


4.2.4.1. Identifikasi Lingkungan Internal dan Eksternal UMKM Kharisma Jaya Food
KeberadaanUMKM Kharisma Jaya Food dipengaruhi oleh faktor lingkungan
sekitar. Pengaruh lingkungan tersebut dapat berdampak positif maupun negatif bagi
UMKM. Apabila dampak itu positif maka akan dapat memberikan kekuatan bagi
UMKM. Namun jika dampak itu berupa dampak negatif, maka dapat dimungkinkan
akan membawa dampak yang kurang baik bagi perkembangan UMKM. Faktor
lingkungan yang berperan dalam UMKM atau perusahaan dibagi menjadi dua yakni,
lingkungan internal meliputi kekuatan dan kelemahan dan lingkungan eksternal yang
meliputi peluang dan ancaman perusahaan. Adapun hasil analisis faktor lingkungan
yang diperoleh selama penelitian pada UMKM Kharisma Jaya Food adalah sebagai
berikut :
a. Lingkungan Internal
Lingkungan internal adalah lingkungan yang berasal dari perusahaan itu
sendiri. Dimana lingkungan internal mencakup kekuatan dan kelemahan. Kekuatan
dan kelemahan yang ada di UMKM Kharisma Jaya Food adalah sebagai berikut :
1. Kekuatan
a. Daya Tahan Produk
Daya tahan produk merupakan jangka waktu atau batasan aman yang dimiliki
oleh produk untuk di konsumsi. Daya tahan produk keripik talas UMKM Kharisma
Jaya Food kurang lebih 6 bulan. Ketahanan ini tegantung dari beberapa hal seperti
kemasan yang digunakan dan proses pengemasan produk. Produk keripik talas
kharisma menggunakan kemasan plastik PP (polypropylene)dengan ketebalan plastik
0.1 mm menjadikan produk keripik talas kharisma menjadi lebih tahan lama. Selain
itu cara pengemasan yang membuat daya tahan produk lebih tahan lama dengan
pengatusan minyak menggunkan mesin spinner. Minyak yang lebih atus membuat
keripik lebih kering atau tuntas.
20

b. Sarana ProduksiMemadai
Proses produksi keripik talas kharisma dilakukan di UMKM Kharisma Jaya
Food dengan menggunakan berbagai sarana produksi. Sarana produsi digunakan
untuk mempermudah tenaga kerja dalam mengolah talas menjadi keripik. Sarana
produksi yang digunakan UMKM Kharisma Jaya Food adalah peralatan pengupasan,
penggorengan, pencucian hingga pengemasan. Peralatan pengupasan yang digunakan
di UMKM Kharisma Jaya Food menggunakan pisau kupas sederhana dan alat
perajang umbi. Pada proses penggorengan perlengkapan yang digunakan adalah
kompor, wajan, sudip, dan serok, sedangkan peralatan pengemasan yang digunakan
adalah handsealer.
c. Aktif Keterlibatan Anggota Paguyuban UMKM
Pemilik UMKM Kharisma Jaya Food merupakan salah satu anggota paguyuban
UMKM se-Malang Raya dengan nama pagutuban Amazing Malang Raya. Paguyuban
ini diketuai oleh Bapak Nanang dan bersekretariat di jalan Sigura-gura Barat. No.23,
Karang Besuki, Sukun, Kota Malang. Pemilik UMKM Kharisma Jaya Food
mendapatkan berbagi informasi mengenai perkembangan UMKM di Indonesia,
Informasi Pelatihan, Informasi Pameran, serta jaringan Usaha yang semakin luas.
Keterlibatan pemilik UMKM Kharisma Jaya Food pada paguyuban ini berpengaruh
bersar terhadap perkembangan UMKM.
d. Lokasi UMKM Strategis
Lokasi produksi keripik talas kharisma UMKM Kharisma Jaya Food dikatakan
strategis. Lokasi produksi keripik talas berada dalam satu wilayah lokasi produksi
bahan baku yaitu di Kecamatan Poncokusumo. Kebutuhan bahan baku tidak
memerlukan biaya yang besar pada saat pengankutan atau distribusi untuk memasok
bahan baku. Selain berdekatan dengan lokasi produksi bahan baku lokasi UMKM
Kharisma Jaya Food berada di area pedesaan yang memiliki potensi tenaga kerja dan
biaya upah tenaga kerja yang cukup murah.
e. Sifat Kekeluargaan Tenaga Kerja
21

Tenaga kerja merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam
menjalankan usaha. Untuk menjalankan proses produksi tenaga kerja dituntut
untuk memiliki keterampilan, sehingga dalam menjalankan proses produksi olahan
umbi talas, tidak mengalami kesulitan yang dapat menghambat berlangsungnya
proses produksi. Sifat kekeluargaan tenaga kerja pada UMKM kharisma Jaya Food
sangat tinggi. Tenaga kerja akan lebih kondusif dan nyaman ketika melakukan
tugasny masing-masing. Selain itu sifat kekeluargaan tenaga kerja di UMKM
Kharisma Jaya Food memberikan dampak yang baik pada kegiatan diluar UMKM.
f. Ijin Usaha
Surat ijin usaha merupakan salah satu faktor yang penting guna mendukung
perkembangan suatu UMKM. Hal ini berkaitan dengan legal tidaknya suatu
UMKM didirikan. UMKM Kharisma Jaya Food mempunyai Surat Ijin Usaha
Kecil (SIUK) yang telah diterbitkan oleh Pemerintah Kecamatan Poncokusumo
dengan nomor surat 518.4/18/421/421.628/2015.Selain itu UMKM Kharisma Jaya
Food juga telah memiliki surat ijin produksi (PIRT) yang diterbikan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Malang.
2. Kelemahan
a. Belum Ada Pencatatan Pembukuan yang Efektif
Pencatatan sangat penting dilakukan untuk segala bentuk kegiatan proses
produksi hingga pemasaran. Pada UMKM Kharisma Jaya Food setiap pengeluaran,
pemasukan dan permintaan yang berhubungan dengan produk keripik talas belum di
catat secara terperinci.
b. Sistem Penjualan Konsinyasi
Sistem penjualan yang dilakukan oleh UMKM Kharisma Jaya Food saat ini
adalah kosinyasi. Sistem konsinyasi merupakanhubungan kerjasama
penjualanUMKM Kharisma Jaya Food dengan retail, Dimana UMKM akan
memasukkan barang retail peyalur penjualan untuk di pamerkan agar bisa dilihat dan
22

dibeli oleh calon pembeli, dan pemilik toko akan membayar sejumlah nilai nominal
netto dari barang yang terjual dengan ketentuan yang telah disepakati.
c. Promosi Belum Efektif
Promosi memiliki fungsi yang sangat penting dalam menginformasikan
mengenai keberadaan produk kepada konsumen agar konsumen mengetahui dan
bersedia memebeli produk tersebut. Sejauh ini promosi yang dilakukan oleh UMKM
Kharisma Jaya Food hanya melalui sosial media saja.
d. Pengelolaan ManajemenSederhana
Manajmen yang diterapkan di UMKM Kharisma Jaya Food tergolong
sederhana. Pada saat pencatatan pembukuan di UMKM Kharisma Jaya Food hanya
dilakukan ketika pengiriman barang dan pengambilan hasil penjualan. Selain itu di
UMKM Kharisma Jaya Food belum ada pembagian jobdesk pada usaha yang
dilakukan.
e. Distribusi Produk Hanya Di Daerah Tertentu Saja
Pendistribusian produk keripik talas kharisma yang dilakukan saat ini hanya
terbatas pada daerah tertentu saja. Hal ini dikarenkan belum dimilikinya tenaga
pemasaran professional pada UMKM ini sehingga ruang lingkup pemasaran UMKM
Kharisma Jaya Food yang hanya di lakukan di daerah Kota Malang saja. Selain itu
faktor yang mempengaruhi pendistribusian adalah jarak yang dituju.
b. Lingkungan Eksternal
Analisis lingkungan eksternal bertujuan untuk mengidentifikasi dan
kecenderungan kejadian-kejadian yang berada diluar kontrol suatu perusahaan.
Analisis lingkungan berfokus pada penentuan faktor-faktor kunci yang menjadi
peluan dan ancaman bagi perusahaan sehingga memudahkan untuk menentukan
strategi-strategi dalam meraih peluang dan ancaman.
23

1. Peluang
a. Ketersediaan Tenaga Kerja Melimpah
Ketersediaan tenaga sangat di butuhkan dalam suatu usaha sebagai penggerak
usaha tersebut. Lokasi UMKM Kharisma Jaya Food yang berada di pedesaan
menjadikan ketersediaan tenaga kerja sebagai peluang dalam kegiatan usaha keripik
talas kharisma. Laju pertumbuhan penduduk yang begitu cepat dan tidak diimbangi
dengan dibukanya lowongan pekerjaan menjadikan faktor utama terhadap
ketersediaan tenaga kerja di Kecamatan Poncokusumo.
b. Harga Bahan Baku Relatif Murah
Harga bahan baku talas untuk memproduksi keripik talas kharisma relatif
murah. harga bahan baku ini akan mempengaruhi biaya variabel yang akan
dikeluarkan oleh UMKM Kharisma Jaya Food. Semakin banyak biaya variabel yang
dikeluarkan, maka semakin sedikit keuntungan yang didapat jika harga jual tetap.
c. Dukungan Dari Pemerintah Daerah Dan Universitas
Dukungan dari pemerintah daerah kepada UMKM Kharisma Jaya Food
diberikan berupa pelatihan dan fasilitasi admininitrasi. Dukungan pemerintah
diberikan melalui Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Malang, Dinas Kesehatan
Kabupaten Malang, serta Kecamatan Poncokusumo. Fasilitas yang didapatkan Oleh
UMKM Kharisma Jaya Food berupa fasilitasi perijinan IUMK (Izin Usaha Mikro dan
Kecil) yang diterbitkan oleh Kecamatan Poncokusumo.
d. Permintaan Pasar Tinggi
Produk keripik talas kharisma telah dijual dibeberapa Koperasi dan minimarket
yang berada di Kota Malang. Bebrapa koperasi yang menjual keripik talas Kharisma
merupakan area perkantoran, Bank, dan Universitas. Permintaan keripik talas
kharisma terus meningkat seiring dengan permintaan konsumen yang menjadikan
keripik talas kharisma sebagai camilan utama mereka.
24

e. Perluasan Jaringan Pasar


Perluasan pasar merupakan salah satu strategi dalam memperkenalkan produk
keripik talas kharisma ke berbagai daerah di jawa timur maupun di Indonesia. Saat ini
produk keripik talas kharisma lebih banyak melayani penjualan di area Malang Raya
yang meliputi Kabupaten Malang, Kota Malang, dan Kota Batu.
f. Kemajuan Teknologi Pengolahan Makanan Dan Informasi
Teknologi merupakan salah satu pemegang fungsi yang memegang peran
penting dalam perkembanga industri olahan. Tingkat perkembangan teknologi yang
semakin meningkat menuntut menuntut kalangan industri untuk berusaha mengamati
bahkan mengadopsi teknologi tersebut. Teknologi yang digunakan oleh UMKM
Kharisma Jaya Food tergolong sangat sederhana.
2. Ancaman
a. Persaingan Produk Sejenis
Ancaman pertama yang dialami oleh UMKM Kharisma Jaya Food adalah
adanya produk sejenis khusunya di Malang Raya. Malang Raya terkenal sebagai
produsen aneka keripik terutama keripikumbi-umbian yang sangat besar
kompetitornya. Kompetitor utama keripik talas kharisma adalah produsen
keripikumbi-umbian yang telah lama menjual produknya kepada konsumen.
b. Perubahan Selera Konsumen
Konsumen merupakan tujuan akhir dari suatu penjualan, dimana seleranya
terhadap suatu produk dapat berubah-ubah. Sejak berdirinya UMKM Kharisma jaya
food ini keripik talas kharisma saat ini hanya memilik dua varian rasa. Varian yang
pertama adalah keripik talas rasa original dan varian yang kedua adalah rasa
barbeque.
c. Adanya Produk Substitusi
Keripik talas merupakan makanan ringan yang biasanya menjadi makanan
cemilan. Produk makanan ringan selain keripik talas sangat banyak sekali dijual di
25

Malang Raya. Makanan ringan olahan dalam bentuk keripik yang dijual di Malang
Raya berupa keripik buah, keripikumbi, keripik tempe dan lain sebagainya.
d. UMKM Mudah Dimasuki Pendatang Baru
Berdirinya UMKM baru di wilayah Malang dan sekitranya yang memproduksi
pruduk sejenis merupakan sebuah ancaman bagi UMKM Kharisma Jaya
Food.Melimpahnya bahan baku pada saat panen raya umbi talas menjadikan pemacu
pengusaha keripik talas baru terutama di wilayah Malang Raya. Selain itu harga yang
cukup terjangkau dan kesederhanaan dalam memproses menjadi keripik talas
menjadikan alasan pengusaha keripik talas memulai usahanya.
e. Bahan Baku Musiman
Bahan baku merupakan salah satu syarat utama dalam melakukan kegiatan
produksi, dalam memproduksi ini talas merupaka bahan baku utama. Karakteristik
dari umbi talas yaitu umbi ini bisa berbuah pada saat mulainya musim panas.
Keberadaan umbi talas sulit ditemukan pada saat musim penghujan.
UMKM Kharisma Jaya Food memiliki sebelas faktor internal dan sebelas
faktor eksternal perusahaan. Faktor internal perusahan terbagi menjadi dua yaitu
faktor internal kekuatan dan faktor internal kelemahan. Faktor internal kekuatan yang
dimiliki UMKM Kharisma jaya Food diantaranya adalah daya tahan produk, sarana
produksi Memadai, pemilik aktif dalam keanggotaan paguyuban, lokasi UMKM
strategis, sifat kekeluargaa tenaga kerja, dan ijin usaha. Sedangkan faktor internal
yang dimiliki UMKM Kharisma Jaya Food meliputi belum ada pencatatan
pembukuan yang Efektif, sistem penjualan konsinasi, promosi belum Efektif,
pengelolaan manajemen sederhana, dan distribusi produk hanya di daerah tertentu
saja.
26

4.2.4.2 Matriks Urgensi (Analisis Silang Bobot) Faktor Internal

Tabel 8. Analisis Matriks Urgensi Internal

Faktor Strategi A B C D E F G H I J Jumla Bobo


Internal h t
Kekuatan
Daya Tahan Produk A 3 1 3 1 2 1 1 2 1 15 0,083
Sarana B 1 1 3 2 2 1 2 1 2 15 0,083
ProduksiMemadai
Aktif Keterlibatan C 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27 0,15
Anggota
Paguyuban UMKM
Lokasi UMKM D 1 1 1 2 2 1 2 2 1 13 0.072
Strategis
Ijin Usaha E 3 2 1 2 1 2 2 1 1 15 0,083
Kelemahan
Belum Ada F 2 2 1 2 3 1 2 2 1 16 0,088
Pencatatan
Pembukuan yang
Efektif
Sistem Penjualan G 3 3 1 3 2 3 1 2 1 19 0,105
Melalui Retail yang
Tidak Efektif
Promosi Belum H 3 2 1 2 2 2 3 3 2 20 0,111
Efektif
Pengelolaan I 2 3 1 2 3 2 2 1 1 17 0,094
ManajemenSederha
na
Distribusi Produk J 3 2 1 3 3 3 3 2 3 23 0,127
Hanya Di Daerah
Tertentu Saja
Jumlah 2 2 9 2 2 2 1 1 1 1 180 1
1 1 3 1 0 6 6 9 3
27

Matriks Urgensi (Analisis Silang Bobot) Faktor Eksternal

Tabel 9. Analisis Matriks Urgensi Eksternal

Faktor Strategi A B C D E F G H I J Jum Bobot


Internal lah
Peluang
Ketersediaan A 1 1 1 3 1 1 1 1 2 12 0,066
Tenaga Kerja
Melimpah
Harga Bahan B 3 1 1 1 2 1 1 1 2 13 0,072
Baku Relatif
Murah
Dukungan Dari C 3 3 2 2 2 2 1 1 2 18 0,1
Pemerintah
Daerah Dan
Universitas
Permintaan Pasar D 3 3 2 1 1 2 1 1 2 16 0,088
Tinggi
Kemajuan E 1 3 2 3 1 2 2 2 2 18 0,1
Teknologi
Pengolahan
Makanan Dan
Informasi
Ancaman
Persaingan F 3 2 2 3 3 1 1 1 2 18 0,1
Produk Sejenis
Perubahan Selera G 3 3 2 2 2 3 2 2 3 22 0,122
Konsumen
Adanya Produk H 3 3 3 3 2 3 2 2 3 24 0,133
Substitusi
UMKM Mudah I 3 3 3 3 2 3 2 2 2 23 0,127
Dimasuki
Pendatang Baru
Bahan Baku J 2 2 2 2 2 2 1 1 2 16 0,088
Musiman
Jumlah 24 22 18 20 18 18 14 14 13 20 180 1
28

4.2.4.2 Hasil Tahapan Masukan (Input Stage) Matriks IFE (Internal Faktor
Evaluation) dan EFE (Eksternal Factors Evaluation)

Hasil identifikasi faktor internal ditemukan kekuatan (strenghts) dan kelemahan


(Weakness) UMKM, sedangkan dari hasil identifikasi faktor eksternal ditemukan
peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang dihadapi UMKM. Setelah itu
dilakukan pembobotan dan pemberian rating pada setiap faktor untuk mengetahui
skor pada setiap faktor intenal dan eksternal perusahaan. Berikut ini hasil dari
pembobotan dan pemberian rating dengan menggunakan matriks IFE (Internal
Matriks Evaluation) dan EFE (Eksternal Matriks Evaluation).
1. Matrik IFE (Internal Faktors Evaluation)
internal tersebut diberi bobot dan rating pada setiap faktornya, sehingga akan
diketahui skor masing-masing faktor internal. Matrik IFE memberikan gambaran
terkait dengan kekuatan dan kelamahan utama yang terdapat pada UMKM Kharisma
Jaya Food. Matriks IFE pada penelitian ini merupakan hasil dari kuisioner yang diisi
oleh 9 responden perusahaan dengan pemberian rating dan pembobotan. Pemberian
rating ini akan menentukan seberapa penting masing-masing variabel dalam
mempengarui perkembangan UMKM Kharisma Jaya Food. Sedangkan pembobotan
dilakukan dengan paired comparison atau perbandingan berpasangan. Variabel-
variabel pada tiap faktor dibandingkan berdasarkan tingkat kepentingannya terhadap
keberlangsungan UMKM.
Responden pada penelitia ini sejumlah 9 orang tang terdiri dari 1 pemilik
UMKM dan 8 orang tenaga kerja UMKM Kharisma Jaya Food. Total dari dari skor
kekuatan dan kelemahan disebut dengan skor total. Skor akan menggambarkan nilai
variabel dari faktor kekuatan dan kelemahan utama pada UMKM Kharisma Jaya
Food.
29

Tabel 10. Hasil Matriks IFE UMKM Kharisma Jaya Food

Faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor


Kekuatan
Daya Tahan Produk 0,095 2,44 0,233
Sarana Produksi Memadai 0,090 2,89 0,259
Pemilik Aktif dalam keanggotaan 0,092 2,22 0,203
PaguyubanUMKM
Lokasi UMKM Strategi 0,095 3,00 0,284
Sifat Kekeluargaan Tenaga Kerja 0,086 2,78 0,238
Ijin Usaha 0,085 2,78 0,235
Total Skor +1,452
Kelemahan
Belum Ada Pencatatan Pembukuan Yang Baik 0,099 2,00 0,198
Sistem Penjualan Konsinasi 0,093 2,56 0,238
Promosi Belum Efektif 0,084 2,56 0,213
Pengelolaan Manajemen Sederhana 0,091 2,22 0,201
Distribusi Produk Hanya di Area Tertentu Saja 0,092 2,44 0,226
Total Skor Kelemahan -1,077
Total Skor Lingkungan Internal 2,529
Selisih Skor Lingkungan Internal +2,529
Sumber : Data Primer Diolah, 2017
Tabel matriks IFE hasil analisis pada UMKM Kharisma Jaya food diatas
menunjukkan bahwa faktor internal yang menjadi kekuatan tertinggi pada UMKM
Kharisma Jaya Food adalah lokasi UMKM yang strategis dengan skor 0,284 dan
menjadi kelemahan yang paling dominan adalah Sistem penjualan konsinasi dengan
skor 0,238.
Pada tabel matriks IFE diatas dapat diketahui masing-masing skor untuk nilai
kekuatan dan kelemahan adalah 1,452 dan 1,077. Sehingga juga dapat diketahui total
30

skor pada matriks IFE adalah 2,529. Total skor matriks IFE tersebut menunjukkan
bahwa posisi UMKM Kharisma Jaya Food cukup kuat dalam pengembangan produk
keripik talas atau dengan kata lain, UMKM dapat memanfaatkan kekuatan yang
dimiliki untuk meminimalisasi kelemahan yang dimiliki.

2. Matriks EFE (Eksternal Faktors Evaluation)


Faktor eksternal ini terbagi atas peluang dan ancaman yang merupakan faktor
kunci dalam pengembangan UMKM. Berdasarkan variabel sebelumnya yang telah
didiskripsikan, perhitungan matriks EFE sama dengan perhitungan matriks IFE.
Variabel peluang dan ancaman dibentuk dalam suatu kuisioner yang masing-
masing diberikan rating sesuai dengan indikator yang telah ditentukan dan
pembobotan dengan metode paired comparasion atau perbandingan berpasangan.
Nilai skor inilah yang menunjukkan tinggi rendahnya ancaman an peluang yang
dimiliki UMKM Kharisma Jaya Food dalam pengembangan produk keripik talas.
Tabel 11. Hasil Matriks EFE UMKM Kharisma Jaya Food

Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Skor


Peluang
Ketersediaan Tenaga Kerja 0,091 2,44 0,223
Harga Bahan Baku Relatif Murah 0,107 2,44 0,261
Dukungan Dari Pemerintah dan Universitas 0,097 2,22 0,216
Permintaan Pasar Tinggi 0,081 3,89 0,233
Perluasan Jaringan Pasar 0,083 2,56 0,211
Kemajuan teknologi pengolahan makanan dan 0,088 2,56 0,225
Informasi
Total Skor +1,368
Ancaman
31

Persaingan Produk Sejenis 0,102 2,33 0,238


Perubahan Selera Konsumen 0,098 2,22 0,218
Adanya Produk Subtitusi 0,091 2,33 0,212
UMKM Mudah dimasuki Pendatang Baru 0,107 2,22 0,237
Bahan Baku Musiman 0,106 2,56 0,271
Total Skor Kelemahan -1,176
Total Skor Lingkungan Eksternal 2,545
Selisih Skor Lingkungan Eksternal +0,192
Sumber : Data Primer Diolah, 2017
Perhitungan matriks EFE diatas menunjukkan bahwa variabel harga bahan baku
relatif murah merupakan peluang yang memiliki skor tertinggi dalam UMKM
Kharisma Jaya Food dengan skor 0,235. Sedangkan Ancaman yang palimg menonjol
jika dilihat dari skor adalah Bahan Baku Musiman dengan skor 0,244.
Dari bobot dan rating yang diberikan pada setiap faktor eksternal baik peluang
maupun ancaman, akan didapat skor faktor eksternal dari UMKM Kharisma Jaya
Food berjumlah 2,290. Artinya kondisi Eksternal UMKM Kharisma Jaya Food
berada dalm kondisi rata-rata. Menurut rangkuti (2013), jika skor total pembobotan
EFE 2,0-2,99 berarti kondisi internal perusahaan rata-rata atau sedang.

4.2.4.3. Hasil Tahap Pencocokan (Matching Stage) Matriks IE (InternalEksternal)


dan Matriks SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats)

Tahap kedua dalam proses perumusan strategi adalah penyusunan strategi,


penyusunan strategi berfungsi untuk memadukan kekuatan dan kelemahan yang
terdapat pada UMKM dengan peluang dan ancaman dari linngkungan eksternal.
Pada tahap ini alat analisis yang digunakan adalah matriks IE (Internal-Eksternal) dan
matriks SWOT. Analisis IE Matriks IE digunakan untuk mengetahui posisi
perusahaan pada tampilan sembilan sel. Matriks IE memiliki 9 sel dimana masing-
32

masing sel menunjukkan strategi yang sesuai untuk di aplikasikan sebagai langkah
pengembangan perusahaan yang dianalisis yaitu UMKM Kharisma Jaya Food.
1. Matriks IE (Internal-Eksternal)
Pengambilan strategi berdasarkan matriks IE dipengaruhi oleh total skor faktor
internal (IFE) dan eksternal (EFE). Total skor IFE merupakan sumbu X (horizontal)
sedangkan, total skor EFE merupakan sumbu Y (vertikal). Pada sumbu sumbu X dari
matriks IE terdapat 3 bagian skor yaitu skor 1,0-1,99 menunjukkan posisi internal
yang lemah; skor 2,0-2,99 dianggap sedang; dan skor 3,00-40 adalah kuat. Begitu
pula pada sumbu Y yang dipakai untuk faktor eksternal, skor 1,0-1,99 adalah rendah;
skor 2,0-2,99 dianggap sedang ; dan skor 3,0-4,0 adalah tinggi.
Berdasarkan gambar 12 pertemuan antara garis total skor faktor strategi internal
dengan total skro faktor strategi eksternal bertemu pada satu titik dibagian sel V. Sel
V menunjukkan bahwa perusahaan berapa pada tahap pertumbuhan (growth
strategy). Pada tahap ini strategi yang dapat di ambil adalah penetrasi pasar dan
pengembangan produk.

Peluang
Strategi Turn-arround
Strategi Aggresif

2,290

Kekuatan
Kelemahan 2,52

Strategi Deensif
Strategi Diferensia
33

Ancaman
Gambar 3. Hasil Matriks IE UMKM Kharisma Jaya Food
Dari analisis untuk UMKM Kharisma Jaya Food sebagai produsen keripik talas
merk Kharisma diperoleh total skor untuk faktor internal sebesar 2,529 yang
didapatkan dari penjumlahan antara skor kekuatan dan kelemahan. Total skor dari
fator eksternal sendiri adalah sebesar 2,290 yang diperoleh dari penjumlahan tostal
skor peluang dan total skor ancaman. Semakin tinggi total skor masing-masing
faktor, maka akan semakin kuat perusahaan dalam pengambangan produk dan
semakin tinggi kesempatan atau peluang yang dimiliki untuk meraih pasar.
1. Matriks SWOT
Analisis SWOT ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan
kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities) namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (Weakness) dan Ancaman (Threats). Hasil analisis matriks
SWOT akan memberikan pilihan strtategi yang sesuai dengan UMKM Kharisma Jaya
Food. Strategi yang dihasilkan pada analisis SWOT diantaranya adalah strategi SO,
strategi WO, strategi ST, Strategi WT.
Setelah mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi
kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dlam UMKM Kharisma Jaya
Food, maka diperoleh beberapa alternatif strategi yang dapat dipertimbangkan antara
lain:
1. Strategi SO
a. Menambah Kapasitas Produksi (S2,S4,O1,O2,O4,O5,O6)
b. Memperluas Jaringan Pemasaran (S1,S2,S3,S4,S6,O1,O2,O4,O5,O6)
2. Strategi WO
a. Mengikuti Seminar dan Kegiatan Pelatihan yang dapat Menunjang
Perkembangan UMKM (W1,W4,O3)
34

b. Memperbaiki manajemen dengan mengadakan pencatatan atau


pembukuan (W1,W4,W3,O6)
3. Strategi ST
a. Meningkatkan Kualitas Produk Keripik Talas (S1,S2,T1,T2,T3,T4)
b. Melakukan Strategi Harga (S1,S2,S4,T1,T3,T4)
c. Memperluas hubungan dengan pemasok bahan baku (S3,S4,S5)
4. Strategi WT
a. Pengembangan Produk (T1,T2,T3)
b. Melakukan Promosi Untuk memperluas Jaringan Pemasaran
(W2,W3,W5,O3,O4,O5,O6)
Tabel 12. Hasil Matriks SWOT

Internal Strenghts (S) Weaknesses (W)


1. Daya Tahan Produk 1. Belum Ada Pencatatan
2. Sarana Produksi Pembukuan Yang
Memadai Efektif
3. Pemilik Aktif dalam 2. Sistem Penjualan
keterlibatan konsinyasi
keanggotaan Paguyuban 3. Promosi Belum Efektif
UMKM 4. Pengelolaan
4. Lokasi UMKM Strategi Manajemen Sederhana
5. Sifat Kekeluargaan 5. Distribusi Produk
Eksternal Tenaga Kerja Hanya Di Daerah
6. Ijin Usaha Tertentu Saja
35

Opportunities (O) Strategi SO Strategi WO


1. Ketersediaan tenaga 2. Menambah 1. Mengikuti Seminar dan
kerja melimpah Kapasitas Produksi Kegiatan Pelatihan yang
2. Harga bahan baku (S2,S4,O1,O2,O4,O5,O6) dapat Menunjang
relatif murah 3. Memperluas Perkembangan UMKM
3. Dukungan dari Jaringan Pemsaran (W1,W4,O3)
pemerintah dan (S1,S2,S3,S4,S6,O1,O2,O 2. Memperbaiki
Universitas 4,O5,O6) manajemen dengan
4. Permintaan Pasar mengadakan pencatatan
tinggi atau pembukuan
5. Perluasan Jaringan (W1,W4,W3,O6)
Pasar
6. Kemajuan teknologi
pengolahan makanan
dan Informasi
Threats (T) Strategi ST Strategi WT
1. Pesaing produk 1. Meningkatkan 1. Pengembangan Produk
sejenis Kualitas Produk Keripik (T1,T2,T3)
2. Perubahan selera Talas 2. Melakukan Promosi
konsumen (S1,S2,T1,T2,T3,T4) Untuk memperluas
3. Adanya produk 2. Melakukan Strategi Jaringan Pemasaran
subtitusi Harga (W2,W3,W5,T1,T3,T4)
4. UMKM mudah (S1,S2,S4,T1,T3,T4)
dimasuki pendatang 3. Memperluas
baru hubungan dengan
5. Bahan Baku pemasok bahan baku
Musiman (S3,S4,S5)
36

Pada tahap ini strategi yang dapat diambil adalah penetrasi pasar dan
pengembangan produk. Strategi Penetratsi bertujuan meningkatkan pangsa pasar dari
keripik talas Kharisma di dalam pasar saat ini dengan usaha pemasaran yang lebih
baik. Dalam hal ini yang dapat dilakukan oleh UMKM Kharisma Jaya Food adalah
memperkenalkan produk keripik talas kharisma pada wilayah pemasaran yang belum
terlayani. Perluasan pemasaran dapat dilakukan dengan cara mengikuti pameran,
melakukan promosi baik melalui periklanan maupun kerjasama dengan berbagai
kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat umum.
Pengembangan produk yang dapat dilakukan oleh UMKM Kharisma Jaya
Food untuk mempertahankan dan memperkuat posisi usahanya dibanding dengan
usaha lain yang sejenis yaitu dengan meningkatkan serta menjaga kulaitas usaha.
Kualitas usaha mencakup kualitas karyawan dan kualitas produk yang dihasilkan.
Selain itu pengembangan produk yang dapat dilakukan yaitu dengan cara inovasi rasa
dan inovasi kemasan pada keripik talas kharisma. Inovasi rasa dilakukan dengan
pemilihan rasa yang unik dan tidak banyak dipasaran. Inovasi kemasan dapat
dilakukan dengan cara membuat kemasan yang sangat menarik dan memiliki ciri khas
keripik talas kharisma, sehingga konsumen tertarik dan dengan mudah dapat
mengingat produk keripik talas merk kharisma.
2. Matriks SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats)
Setelah mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi
kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman pada UMKM Kharisma Jaya
Food, maka diperoleh beberapa alternatif strategi yang dapat dipertimbangkanantara
lain :
a. Strategi SO
Strategi S-O (Streght-Opportunities) atau strategi kekuatan peluang adalah
strategi yang menggunakan kekuatan untuk mencapai peluang. Alternatif strategi S-O
yang dapat dirumuskan adalah :
1) Menambah Kapasitas Produksi
37

Strategi menambahkan kapasitas produksi ini dapat dilakukan dengan cara


penambahan frekuensi produksi yang dilakukan UMKM Kharisma Jaya Food.
Fekrusi produksi yang dilakukan oleh UMKM ini secara otomatis akan menambah
jumlah bahan baku talas yang akan dirposes serta penambahan tenaga kerja. Guna
mengahasilkan produk yang efektif dan proses yang efisien maka UMKM Kharisa
Jaya Food harus mencari informasi teknologi yang sesuai untuk memproduksi keripik
talas dengan kemampuan produksi yang tinggi.
Jumlah penambahan kapasitas produksi harus disesuaikan dengan
penambahan kerjasama distributor maupun retail. Hal tersebut diharapkan mampu
menyerap penambahan produk keripik talas yang telah diproduksi. Pada saat ini
UMKM Kharisma Jaya Food telah menjalin kerjasama dengan 13 toko. Maka, jika
UMKM Kharisma Jaya Food dapat menjalin kerjasama dengan distributor maupun
retail baru dapat menambah jumlah kapasitas produksi 40 persen hasil produksi.
2) Memperluas Jaringan Pemasaran
Strategi memperluas jaringan pemasaran dapat dilakukan dengan menjalin
kerjasama dengan distributor makanan ringan yang memiliki pasar diluar area
Malang Raya. Sistem penjualan yang dilakukan adalah beli putus, karena dalam
menjalin kerjasama dengan distributor maka jumlah produk yang dijual akan lebih
banyak. Sistem beli putus merupakan sistem pembelian dengan pembayaran langsung
dimuka. Sehingga dengan menggunakan sistem beli putus maka UMKM tidak akan
menanggung resiko kerugian jika barang tidak laku.
b. Strategi W-O (Weakness-Opportunities)
Strategi W-O (Weakness-Opportunities) atau strategi kelemahan peluang adalah
menciptakan strategi pada peluang yang ada supaya dapat meminimalkan kelemahan.
Alternatif strategi yang dapat dirumuskan adalah :
1) Mengikuti Seminar dan Kegiatan Pelatihan yang dapat Menunjang Perkembangan
UMKM
38

Kegiatan seminar maupun pelatihan merupakan kegiatan positif yang dampat


menambah pengetahuan dan wawasan baru dalam diri individu. Strategi tersebut
ditujukan kepada pemilik UMKM Kharisma Jaya Food maupun tenaga kerja yang
berada pada UMKM. Seminar dan pelatihan akan memberikan dapak positif terhadap
pengembangan produk yaitu bertemunyapengusaha dibidang yang sama maupun
tidak, sehingga dapat saling bertukar informasi maupun berkerjasama dalam usaha
keripik talas.
2) Memperbaiki Manajemen dengan Mengadakan Pencatatan dan Pembukuan
Pembukuan dalam UMKM sangat penting dilakukan untuk mengetahui kondisi
keuangan. Pengaturan mengenai biaya yang dikeluarkan mulai dari pengadaan bahan
baku, proses produksi hingga pemasaran pada UMKM Kharisma jaya food perlu
dilakukan secara rinci dan teratur untuk mengetahui perkembangan kegiatan usaha.
Selama ini pemilik UMKM hanya melakukan pencatatan sederhana dan belum ada
pencatatan secara rinci berupa pengeluaran dan pemasukan.
c. Strategi S-T
Strategi S-T (Strenght-Threat) atau strategi kekuatan ancaman adalah
menciptakan strategi menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman. Alternatif
strategi S-T yang dapat digunakan antara lain:
1) Kualitas Produk Keripik Talas
Upaya yang dapat dilakukan agar produsen mempunyai daya saing adalah
dengan selalau berusaha menignkatkan kualitas keripik talas dengan menggunakan
bahan baku talas yang baik dan sesuai dengan standart UMKM. Bahan baku talas
yang baik akan mempengaruhi hasil dari keripik talas yang di produksi. Selain itu
untuk mempertahankan kualitas keripik talas UMKM perlu menetapkan SOP
(standart operating procedure) agar kualitas produk tetap terjaga.
a. Melakukan Strategi Harga
Untuk menhadapi persaingan terhadap produk sejenis serta pendatang baru,
akan lebih baik jika UMKM Kharisma Jaya Food menerapakan strategi harga.
39

Strategi ini dapat dilakukan dengan memberikan diskon kepada pembeli yang
membeli dalam jumlah banyak. Selain itu setrategi harga ini dapat dilakukan dengan
cara memberikan insentif tambahan kepada toko atau retail yang telah lama berkerja
sama dengan UMKM Kharisma Jaya Food.
2) Memperluas Hubungan Dengan Pemasok Bahan Baku
Bahan baku utama umbi talas merupakan tanaman musiman. Sifat dari
keberadaan bahan baku tersebut jika panen raya sangat melimpah, akan tetapi pada
waktu tertentu keberadaan umbi talas ini sulit untuk didapatkan. Pemasalahan yang
dihadapi UMKM Kharisma Jaya Food adalah ketika pasokan umbi talas ini sulit
didapatkan, sehingga UMKM ini tidak dapat melakukan produksi untuk memenuhi
permintaan pasar.Strategi yang dapat diambil untuk mensiasati sulit didapatkannya
bahan baku adalah dengan memperluas jaringan pemasok bahan baku. Selama ini
UMKM Kharisma Jaya Food mendapatkan bahan baku hanya di sekitar Kecamatan
Poncokusumo dengan beberapa petani dan pengepul talas.
d. Strategi W-T
Strategi W-T (Weakness-Threat) ini bersifat difensif dengan berusaha
meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman. Strategi yang dapat
digunakan antara lain:
1) Pengembangan Produk Baru
Kondisi keripik talas Kharisma selama ini hanya memiliki dua varian rasa yaitu
original dan barbeque. Bentuk fisik dari keripik talas ini adalah bulat seperti keripik
pada umumnya. Kondisi keripik tersebut sangat memungkinkan jika dikebangkan
kedalam beberapa varian rasa lain. Selain itu bentuk yang umum pada keripik adalah
bulat tipis-tipis, pengembangan kedalam bentuk seperti kotak atau bentuk yang lebih
unik dapat menarik atau menjadikan pembeda keripik talas kharisma dengan keripik
yang lain.
2) Melakukan Promosi Untuk memperluas Jaringan Pemasaran.
40

Promosi merupakan salah satu cara untuk menganalkan produk keripik talas
kharisma kepada konsumen. Promosi dapat dilakukan dengan berbagai cara
diantaranya; mengikuti pameran, promosi disosial media, memasang iklan di media
cetak, maupun menjalin kerjasama sebagai sponsor. Sehingga produsen dapat
meningkatkan volume penjualan keripik talas kharisma.

Tabel 13. Matriks QSPM


Alternatif Strategi
Faktor Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 (WT)
Bobot
Kunci (SO) (ST) (WO)
AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
Kekuatan
Daya 0,083 4 0,332 4 0,332
Tahan 0,083 3 0,249 3 0,249
Produk, 0,15 0,15 0,15
Sarana 0.072 4 0,288 4 0,288
Produksi 0,083 4 0,332 4 0,332
Memadai,
Aktif
Keterlibat
an
Anggota
Paguyuba
n UMKM,
Lokasi
UMKM
Strategis,
Ijin Usaha
Kelemah 1,351 1,351
an
Belum 0,088 0,08 0,088
Ada 0,105 2 8 2 0,21
Pencatata 0,111 0,21 0,111
n 0,094 0,11 0,094
Pembukua 0,127 2 1 2 0,254
n yang 0,09
Efektif, 4
Sistem 0,25
Penjualan 4
41

Melalui
Retail
yang
Tidak
Efektif,
Promosi
Belum
Efektif,
Pengelola
an
Manajeme
nSederhan
a,
Distribusi
Produk
Hanya Di
Daerah
Tertentu
Saja
Peluang 0,75 0,757
7
Ketersedi 0,088 3 0,264 3 0,26
aan 0,105 3 0,315 3 4
Tenaga 0,111 4 0,444 4 0,31
Kerja 0,094 4 0,376 4 5
Melimpah 0,127 3 0,381 3 0,44
, 4
Harga 0,37
Bahan 6
Baku 0,38
Relatif 1
Murah,
Dukungan
Dari
Pemerinta
h Daerah
Dan
Universita
s,
Permintaa
n Pasar
Tinggi,
42

Kemajuan
Teknologi
Pengolaha
n
Makanan
Dan
Informasi
Ancaman 1,78 1,78
Persainga 0,1 0,1 0,1
n Produk 0,122 2 0,244 2 0,244
Sejenis 0,133 0,133 0,133
Perubahan 0,127 0,127 0,127
Selera 0,088 2 0,176 2 0,176
Konsume
n
Adanya
Produk
Substitusi
UMKM
Mudah
Dimasuki
Pendatang
Baru
Bahan
Baku
Musiman

Total 0,78 0,78


Dari analisis SWOT yang telah dilakukan pada UMKM Kharisma Jaya
diperoleh empat strategi yang dapat dilakukan untuk mengembangkan UMKM
Kharisma Jaya Food. Analisis QSPM pada strategi yang telah ada dilakukan untuk
mengetahui strategi mana yang harus diutamakan sebagai strategi untuk
mengembangkan UMKM Kharisma Jaya. Berdasarakan perhitungan matriks QSPM
diperoleh hasil strategi 1 sebesar 3,131, strategi 2 sebesar 2.131, strategi 3 sebesar
2,573, strategi 4 sebesar 1,573. Sehingga urutan strategi yang paling diutamakan
adalah sebagai berikut:
43

1. Strategi SO meningkatkan kualitas produk kripik talas dan meningkatkan kinerja


pekerja UMKM Kharisma Jaya Food
2. Strategi WO melalui meningkatkan manajemen perusahaan dengan pencatatan
pengeluaran dan pemasukan (pembukuan)
3. Strategi WT melalui dengan membuat diversifikasi produk yang dibuat seperti
dengan membuat varian rasa kepada produk makanan.
4. Strategi ST melalui menciptakan produk yang berbeda dengan produk lainnya.

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kharisma Jaya Food yang
berlokasi Jalan Sunan Bonang 07 RT 01 RW 03 Desa Belung, Kecamatan
Poncokusumo, Kabupaten Malang merupakan UMKM yang didirikan oleh Kharisma
Nur Khakiki. UMKM ini memproduksi makanan ringan berupa keripik talas yang
memiliki merk “Keripik Talas Kharisma”. UMKM ini termasuk dalam perusahaan
perorangan karena hanya dimiliki oleh seorang pemilik.Beberapa kendala dialami
oleh UMKM ini seperti salah satu contohnya adalah distribusi produkhanya di daerah
Kota Malang saja.
Manajemen perusahaan di UMKM Kharisma Jaya Food ini sangat sederhana
karena merupakan perusahaan perseorangan baik dari manajemen sumber daya
manusia, manajemen produksi, manajemen keuangan, maupun manajemen
44

pemasaran.Analisis SWOT di UMKM Kharisma Jaya Food dilihat dari faktor-faktor


internal (kekuatan dan kelemahan), faktor-faktor eksternal (peluang dan ancaman)
dan strategi pengembangan perusahaan agribisnis.

5.2 Saran
UMKM Kharisma Jaya Food dapat memperluas jaringan pemasarannya
dengan cara menjalin kerjasama dengan toko-toko di luar kota, melakukan promosi di
luar kota, maupun dijual secara online misalnya melalui instragram. Selain itu,
UMKM Kharisma Jaya Food dapat mengembangkan produk baru selain keripik talas.
45

DAFTAR PUSTAKA
Assauri, Sofjan. 2004. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: Lembaga Fakultas
Ekonomi UI.
Assauri, Sofyan. 2013. Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Revisi. Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Basu, Swasta DH dan Irawan, 1990, Manajemen Pemasaran Modern, Edisi Kedua,
Yogyakarta: Liberty.
KementerianPertanian.2001. Sistem Agribisnis
Kotler, P. 2000. Marketing Management: Analysis, Planning, and Control. 4th Ed.
London. Prentice-Hall, Inc.
Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi; Edisi 3. Jakarta:
Erlangga.
Shinta A. 2011. Manajemen Pemasaran. Malang: UB Press.
Shinta A. 2011. Manajemen Pemasaran. Malang: UB Press.Basu, Swasta DH dan
Irawan, 1990, Manajemen Pemasaran Modern, Edisi Kedua, Yogyakarta:
Liberty.

Soekartawi. 1993. Agribisnis: Teori dan Aplikasinya, Cetakan Kedua. PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Sofyan, 2004. Manajemen Agribisnis. Palembang: Cv Baldal Grafiti Press
Soekartawi. 1993. Agribisnis: Teori dan Aplikasinya, Cetakan Kedua. PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Sukotjo, Hendri, Sumanto Radix. 2010. Analisa Marketing Mix-7P (Produk, Price,
Promotion, Place, Partisipant, Process, dan Physical Evidence) terhadap
Keputusan Pembelian Produk Klinik Kecantikan Teta di Surabaya. Jurnal Mitra
Ekonomi dan Manajemen Bisnis, Vol.1, No. 2(216-228).
Umar, Husein. 2000. Riset SDM dalam Organisasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
46

LAMPIRAN
47

1. Output atau total produksi (unit/proses produksi) = 360 unit


2. Input bahan baku (Kg/ Proses produksi) = Rp 4000
3. Input Tenaga Kerja (HOK/proses produksi)
HOK =

=8
4. Faktor Konversi
Faktor Konversi = output produksi : input bahan baku

= 360 : 150

= 2,4

5. Koefisien tenaga kerja 3:2


Koefisien tenaga kerja= input tenaga kerja : input bahan baku
= 8 : 150
= 0,053

6. Harga produk (Rp/unit)


Harga produk (per/unit) = Rp 17.000

7. Upah rata-rata tenaga kerja per HOK (Rp)


Upah rata-rata tenaga kerja per HOK =

= 8 x Rp 30.000

= Rp 240.000
48

Pendapatan dan keuntungan


8. Harga input bahan baku (Rp/kg)
Tabel 1. Biaya Variabel UMKM Kharisma Jaya Food
Keterangan Jumlah Satuan Harga/Unit Harga Akhir
Unit
Bahan Habis Pakai:
Talas 150 Kg Rp 4.000 Rp 600.000
Minyak Goreng 12 Kg Rp 12.000 Rp 144.000
Perasa Original 1 Kg Rp 65.000 Rp 32.500
Perasa BBQ 1 Kg Rp 65.000 Rp 32.500
LPG 15 kg Rp 5.000 Rp 75.000
Perlengkapan :
Plastik Packaging
Plastik Ukuran 250 120 pack (ukuran 250 Rp 1.500 Rp 180.000
gr)
Plastik Ukuran 150 240 pack (ukuran 150 Rp 1.300 Rp 312.000
gr)
Transportasi Rp 300.000
Listrik
Sealer 1 600 watt Rp 12.000 Rp 14.400
Air Rp 10.000 Rp 10.000
Tenga Kerja 12 Orang Rp 20.000 Rp 240.000
Produksi
Total 1.940.400
49

9. Sumbangan input lain (Rp/kg)


No Keterangan Jumlah Harga satuan (Rp)
1 Minyak goreng 0,001 kg 12
2 Perasa original 0,001 kg 32,5
3 Perasa BBQ 0,001 kg 32,5
Total 1,002 kg 77

10. Nilai produk


Nilai produk = Faktor Konversi x Harga Produk
= 2,4 x Rp 17.000
= Rp 40.800
11. a. nilai tambah
nilai tambah = nilai produk – harga input bahan baku – sumbangan input lain
= Rp 40.800 – Rp 4.000 – Rp 77
= Rp 36.723

b. rasio nilai tambah

rasio nilai tambah = (nilai tambah : nilai produk) %

= (Rp 36.723 : Rp 40.800) %

= 0,9 %

12. a. pendapatan tenaga kerja


pendapatan tenaga kerja = Koefisien tenaga kerja x upah rata-rata tenaga
kerja per HOK
= 0,053 x Rp 240.000
= Rp 12.720
b. bagian tenaga kerja (dari nilai tambah)

bagian tenaga kerja = (pendapatan tenaga kerja : nilai tambah)%


50

= (Rp 12.720 : Rp 36.723)%

= 0,346 %

c. bagian tenaga kerja (dari nilai produk)

bagian tenaga kerja (250 gram) = (pendapatan tenaga kerja : nilai produk) %

= (Rp 12.720 : Rp 40.800)%

= 0,312 %

13. a. keuntungan
keuntungan = nilai tambah - pendapatan tenaga kerja

= Rp 36.723 - Rp 12.720

= Rp 24.003

b. tingkat keuntungan (dari nilai tambah)

tingkat keuntungan = (keuntungan : nilai tambah) %

= (Rp 24.003 : Rp 36.723) %

= 0,654 %

c. tingkat keuntungan (dari nilai produk)

tingkat keuntungan = (keuntungan : nilai produk) %

= (Rp 24.003 : Rp 40.800)%

= 0,588 %

Balas jasa untuk faktor produksi


14. Marjin
Marjin = nilai produk – harga input bahan baku
= Rp 40.800– Rp 4.000
= Rp 36.800
51

a. Pendapatan Tenaga Kerja


Pendapatan Tenaga Kerja = (pendapatan tenaga kerja : marjin) %
= (Rp 12.720 : Rp 36.800) %
= 0,346 %

b. Sumbangan Input Lain [(9) : (14)]%


Sumbangan Input Lain = (sumbangan input lain : marjin) %
= (Rp 77 : Rp 36.800 ) %
= 0,0021 %

c. Keuntungan Perusahaan
Keuntungan Perusahaan = (keuntungan : marjin) %
= (Rp 24.003 : Rp 36.800) %
= 0.652 %

Anda mungkin juga menyukai