Anda di halaman 1dari 16

TUGAS 1.

MAKALAH TEKNOLOGI BDT SEREALIA


SEJARAH TANAMAN PADI, POTENSI DAN PROSPEK
PENGEMBANGANNYA

OLEH:
KELOMPOK 3
NURWAHYUNI (08320190009)
AUDRY MAULIDYA ANANDA AGUM (08320190004)
RIFKA AUDIA SYAIN (08320190008)
SYARIFAH ALLISYAH ASGAR (08320190094)
KARTIKA (08320190108)
EVA PUTRI ABADI (08320190107)
ISTI ANRIYANI A.S (08320190151)
DEWI NOVIA ASTUTI (08320190138)
NURUL AHYAANY MUTFAH M (08320190207)
RIFKI WADASARANTI (08320190223)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas 1. Makalah
Teknologi BDT Serealia
Terima kasih saya ucapkan kepada bapak/ibu dosen, yang telah membantu
kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada
teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami bisa
menyelesaikan tugas ini tepat waktu.
Kami menyadari, bahwa laporan Tugas 1. Makalah Teknologi BDT
Serealia yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna baik segi penyusunan,
bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis
bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga Tugas 1. Makalah Teknologi BDT Serealia ini bisa menambah
wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan
peningkatan ilmu pengetahuan.

Makassar, 24 September 2020

Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN

Padi (Oriza Sativa.L) : tanaman  budidaya terpenting dalam  peradaban.


Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan
untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga (genus) yang sama, yang biasa
disebut sebagai padi liar. Padi diduga berasal dari India atau Indocina dan masuk
ke Indonesia dibawa oleh nenek moyang yang migrasi dari daratan Asia sekitar
1500 SM. Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia,
setelah jagung dan gandum. Namun demikian, padi merupakan sumber
karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk dunia. Hasil dari pengolahan padi
dinamakan beras. Beras merupakan makanan sumber karbohidrat yang utama di
kebanyakan negara Asia. Negara-negara lain seperti di benua Eropa, Australia dan
Amerika mengkonsumsi beras dalam jumlah yang jauh lebih kecil daripada
negara Asia. Selain itu jerami padi dapat digunakan sebagai penutup tanah pada
suatu usaha tani.

Padi merupakan salah satu komoditas pokok yang merupakan sumber


pangan utama bagi masyarakat Indonesia. Budidaya yang baik akan
mempengaruhi hasil dari padi tersebut. Oleh karena itu, penting adanya untuk
mengetahui budidaya yang baik dan tepat mengenai padi. Padi merupakan
tanaman yang paling penting di negeri kita Indonesia ini. Betapa tidak karena
makanan pokok di Indonesia adalah nasi dari beras yang tentunya dihasilkan oleh
tanaman padi. Selain di Indonesia padi juga menjadi makanan pokok negara-
negara di benua Asia lainnya seperti China, India, Thailand, Vietnam dan lain-
lain. Padi merupakan tanaman berupa rumput berumpun. Tanaman pertanian ini
berasal dari dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis. Bukti
sejarah memperlihatkan bahwa penanaman padi di Zhejiang (Cina) sudah dimulai
pada 3.000 tahun SM.

Dari segi reproduksi, padi merupakan tanaman berpenyerbukan


sendiri,karena 95% atau lebih serbuk sari membuahi sel telur tanaman yang sama.
Setelah pembuahan terjadi, zigot dan inti polar yang telah dibuahi segera
membelah diri. Zigot berkembang membentuk embrio dan inti polar menjadi
endosperm. Pada akhir perkembangan, sebagian besar bulir padi mengadung pati
dibagian endosperm. Bagi tanaman muda, pati dimanfaatkan sebagai sumber gizi.
BAB 2
ASAL-USUL DAN PUSAT PENYEBARAN TANAMAN PADI

A. Asal Tanaman Padi

Padi mempunyai nilai historis yang tinggi dan sejak lama menjadi
makanan pokok utama bagi bangsa Indonesia. Walaupun berbagai sumber
karbohidrat yang menjadi makanan pokok banyak dikenal, seperti jagung,
cantel, sagu, aren, singkong, ketela rambat, uwi, ganyong, dan talas, namun
padi tetap lebih populer dan paling banyak diminati. Sebagai upaya untuk
mengurangi komsumsi beras telah disusun program diversifikasi pangan sejak
tahun 1980an, namun belum menunjukkan hasil yang memuaskan karena padi
memang sangat penting bagi kehidupan bangsa.
Padi dalam sejarahnya berasal dari India atau Indocina serta masuk ke
Indonesia dibawa oleh nenek moyang yang migrasi dari daratan Asia sekitar
1500 SM. Padi ialah salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban.
Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga bisa
digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga (genu ) yang sama,
yang biasa disebut sebagai padi liar. Produksi padi dunia telah menempati
urutan ketiga dari semua serealia, setelah jagung dan gandum. Namun
demikian, padi ialah sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk
dunia.
Berdasarkan bukti-bukti artefak, para ahli prasejarah sepakat bahwa
pertanian pertama kali berawal di daerah bulan sabit subur di daerah
Mesopotamia pada sekitar 800 SM. Tanaman pertama yang diusahakan adalah
jenis gandum, buncis, dan kacang arab. Sementara itu pada saat yang tidak jauh
berbeda di daerah yang sangat jauh dari Mesopotamia, yaitu di Cina telah
menanam jenis padi (Oryza sativa) karena keadaan topografi dan iklim yang
sesuai. Tanaman jenis padi diperkirakan didomestikasikan di lembah sungai
Yangtze di Cina sekitar 8.000-9.000 tahun lalu, sedangkan domestikasi padi di
kawasan Gangga, India, sekitar 4.000 tahun lalu (Pikiran Rakyat, 2011). Oleh
karena itu, bisa dikatakan "padi pertama" ditanam di Tiongkok (belum ada
pakar dan ilmuwan modem yang mengetahui angka tahun dengan pasti).
Migrasi padi kemudian menyebar ke India (di lembah sungai-sungai besar),
yang kemudian sampai ke Indonesia dibawa oleh nenek moyang kita. Padi
yang kita kenal sekarang ini merupakan turunan dari kerabat dekat Oryza, yaitu
Oryza sativa dan Oryza glaberina (Fagi et al, 2002). Atas kepiawaian dan
kepekaan intuisinya, bangsa kita lebih memilih mengembangkan padi dari
genus Indica dari pada Japonica. Genus Indica dinilai lebih cocok serta
disenangi l' masyarakat, sehingga terus ditumbuh kembangkan dengan baik.
Adapun genus Japonica sepertinya lebih banyak berkembang dan diusahakan
di daerah sub tropika. Tanaman padi di Indonesia dahulu hanya ditanam di
lahan kering saja, dengan sistem peladangan berpindah. Sistem peladangan ini
sampai sekarang secara sporadis masih ada di beberapa wilayah.

B. Pusat Penyebaran Tanaman Padi

Pusat penyebaran tanaman dapat dikatakan merupakan asal dari tanaman


budidaya. Pusat ini merupakan satu atau lebih daerah yang di dalamnya
terdapat banyak variasi suatu spesies tanaman termasuk jenis liarnya. Oleh
karena itu, pemuliaan ingin memperoleh macam tanaman suatu spesies maka
perlu mengetahui dimana pusat penyebarannya.
Penyebaran yang tinggi disuatu daerah tertentu mungkin di sebabkan oleh
adanya kisaran besar dari lingkungan pada tempat yang jaraknya tidak
berjauhan, misalnya tanah pegunungan dengan banyak lembah-lembah cukup
dalam dan lebar sehingga membedakan lingkungannya. Perbedaan spesies
terjadi akibat pengaruh lingkungan berbeda secara terus menerus. Ditambah
dengan adanya segresi dari hasil persilangan diantara kelompok tanaman di
suatu bagian daerah itu akan memperbesar perbedaan yang ada dan sekaligus
memperbesar variasinya. SeorangSeorang ahli botani Rusia bernama Vavilov
melakukan ekpedisi keliling dunia dari tahun 1920-1940 dan hasil membuat
koleksi ribuan tanaman dari seluruh dunia. 
Pusat India
 

Sebagian besar terletak didaratan India ditambah daerah Burma dan


Assam. Daerah ini menuru Vavilov merupakan tempat kelahiran tanaman padi,
banyak tanaman kacang-kacangan dan tanaman buah-buahan.

Asal-usul padi budidaya bisa diperkirakan berasal dari daerah lembah


Sungai Gangga dan Sungai Brahmaputra serta dari lembah Sungai Yangtse. Di
Afrika, yaitu padi Oryza glaberrima ditanam di daerah Afrika barat tropika.
Padi pada saat ini tersebar luas di seluruh dunia serta tumbuh di hampir semua
bagian dunia yang mempunyai cukup air dan suhu udara cukup hangat.
Padi menyukai tanah yang lembab serta becek. Sejumlah ahli menduga,
padi adalah hasil evolusi dari tanaman moyang yang hidup di rawa. Pendapat
ini berdasar pada adanya tipe padi yang bisa hidup di rawa-rawa (dapat
ditemukan di sejumlah tempat di Pulau Kalimantan), kebutuhan padi yang
tinggi akan air pada sebagian tahap kehidupannya, serta adanya pembuluh
khusus di bagian akar padi yang bisa berfungsi mengalirkan udara (oksigen) ke
bagian akar.

BAB 3
KANDUNGAN GIZI DAN VARIETAS-VARIETAS PADI

A. Kandungan Gizi Padi

Rincian kandungan gizi dalam Padi (beras).

Kandungan Gizi Padi (beras)

Jumlah Per 100 g


Kalori (kcal) 130
Jumlah Lemak 0,3 g
Lemak jenuh 0,1 g
Lemak tak jenuh ganda 0,1 g
Lemak tak jenuh tunggal 0,1 g
Kolestrol 0 mg
Natrium 1 mg
Kalium 35 mg
Jumlah Karbohidrat 28 g
Serat pangan 0,4 g
Gula 0,1 g
Protein 2,7 g

Vitamin A 0 IU Vitamin C 0 mg
Kalsium 10 mg Zat besi 0,2 mg
Vitamin D 0 IU Vitamin B6 0,1 mg
Vitamin 0 µg magnesium 12 mg
B12

B. Jenis Varietas-Varietas Padi

1. Varietas Padi Hibrida


Varietas hibrida adalah varietas padi yang hanya sekali tanam.
Kelebihan padi varietas hibrida adalah potensi hasil panen yang maksimal,
hasil panen dapat mencapai dua kali lipat dari padi lokal dan butiran padi
yang dihasilkan lebih bagus dengan kualitas nasi yang lebih pulen dan
wangi.

Namun varietas hibrida sendiri memiliki kelemahan, yaitu kualitas


hasilnya akan berkurang jauh apabila berasal dari tanaman turunannya.
Artinya, padi harus berasal dari bibit original, karena apabila hasil panen
kemudian ditanam ulang hasil ini akan berbeda dengan bibit aslinya. Harga
benih varietas hibrida ini termasuk yang termahal.
Jenis varietas padi hibrida antara lain; Intani 1 dan 2, Rokan, SL 8 dan
11 SHS, Segera Anak, PP1, H1, Bernas Prima, SEMBADA B3, B5, B8 dan
B9, Long Ping (pusaka 1 dan 2), Adirasa-1, Adirasa-64, Hibrindo R-1,
Hibrindo R-2, Manis-4 dan 5, Hipa 4, Hipa 5 Ceva, Hipa 6 Jete, Hipa 7-10
11, Miki 1-3, SL 8 SHS, SL 11 HSS dan Maro.

2. Varietas Padi Unggul


Varietas padi unggul berada satu tingkat di bawah varietas hibrida.
Varietas ini dapat ditanam berkali-kali dengan kualitas yang sama. Artinya,
hasil panen dari varietas padi unggul masih bisa dijadikan benih.

Harga benih padi unggul pun tidak semahal benih padi hibrida. Untuk
hasil produksi pun padi unggul dapat dikatakan baik, dapat mencapai 8-10
ton per hektar. Beberapa contoh varietas padi unggul antara lain adalah
Inpara 1-8, Inpago 1-5, Inpari 1-21, Inpari 31, Inpari 33, Inpari 34 Salin
Agritan dan Inpari 35 Salin Agritan.
Varietas padi unggul pun ada juga yang dikembangkan dan dirilis oleh
pemerintah, seperti inpari 34 dan Inpari 35. Keunggulan varietas ini adalah
ketahanannya terhadap hama wereng cokelat.

3. Varietas Padi Lokal


Varietas padi lokal adalah varietas padi yang khusus berada didaerah
tertentu. Varietas semacam ini hanya cocok ditanam di daerah tertentu saja,
karena membutuhkan spesifikasi khusus untuk tumbuh dan memproduksi
padi contohnya Padi Marong.

Padi lokal biasanya menghasilkan produksi sekitar 7-8 ton perhektar.


Rasa beras dari padi lokal juga kurang enak. Jenis-jenis padi lokal antara
lain; Gropak (Kulon Progo), Indramayu, Dharma Ayu, Srimulih, Andel
Jaran, Merong, Gundelan, Marong, Simenep dan Ketan Lusi.
BAB 4
POTENSI DAN PROSPEK PENGEMBANGAN TANAMAN PADI

A. Potensi Pengembangan Padi

Bangsa Indonesia merupakan sebuah bangsa yang kaya akan sumber daya
alam. Bangsa ini selalu dijuluki sebagai bangsa agrarian, sebuah bangsa
dimana sektor pertanian menjadi salah satu pekerjaan utama masyarakatnya.
Berbagai dinamika terus menerpa dunia pertanian, yang disebabkan oleh sektor
pertanian mampu menghasilkan sebuah produk yang sangat erat dengan
kehidupan manusia, salah satunya berupa bahan pangan.
Pangan hingga saat ini telah menjadi salah satu komoditas unggulan.
Kebutuhan akan asupan gizi berupa karbohidrat telah menuntut manusia untuk
terus memenuhi kecukupan gizi tersebut. Bila kecukupan gizi tidak terpenuhi,
maka manusia akan mengalami keterhambatan dalam proses pertumbuhan.
Selain itu, dari sisi ekonomi, produk pangan merupakan sebuah produk
unggulan yang sangat potensial untuk dikembangkan. Salah satu contoh
tanaman penghasil pangan yang sangat potensial untuk dikembangkan tersebut
adalah tanaman padi. Perkiraan berdasarkan kesesuaian lahan, tata ruang, dan
memanfaatan bagi tanaman pangan lainnya, Indonesia mempunyai sekitar 9,7 j
uta ha lahan yang potensial untuk perluasan areal pertanaman padi, terdiri dari
5,3 juta ha, 3,0 juta ha, dan 1,4 juta ha masing-masing potensialuntuk lahan sa
wah, dan lahan rawa.

Adapun beberapa potensi alam Indonesia yang dapat mendukung


perkembangan tanaman padi yaitu:

Iklim Tropis

Indonesia adalah negara yang berada di kawasan strategis, yaitu berada di


sekitar garis khatulistiwa bumi. Indonesia memiliki iklim tropis yang menjadi
keunggulan untuk sektor pertaniannya. Pertama, dengan iklim ini Indonesia
hanya memiliki dua musim, yaitu musim penghujan dan kemarau. Kondisi
musim ini sangat mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman,
tinggal bagaimana para pelaku budidaya menentukan waktu penanamannya.
Kedua adalah wilayah Indonesia akan mendapat penyinaran matahari secara
penuh sepanjang tahun dan hal ini tentu sangat mendukung proses budidaya
tanaman.

Iklim tropis juga sangat mendukung komoditas pangan strategis Indonesia,


seperti padi, jagung, ubi kayu, dan kedelai yang mampu tumbuh optimal.
Selain itu, komoditas pertanian tropika lain juga dapat berkembang baik di
Indonesia dengan mudah, seperti buah-buahan, sayuran, dan rempah-rempah.

Keanekaragaman Hayati

Tingginya keanekaragaman hayati Indonesia dapat dilihat dari banyaknya jenis


plasma nutfah yang ada. Karena melimpahnya plasma nutfahnya, Indonesia
dapat disebut dengan negara mega biodiversity. Plasma nutfah dapat diartikan
sebagai substansi pembawa sifat keturunan dan ini sangat berharga untuk
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Keanekaragaman hayati laut
Indonesia bahkan menduduki posisi satu dunia, sedangkan keanekaragaman
hayati daratnya masih menduduki posisi dua setelah negara Brasil.

Keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia dapat dilihat dari beragamnya


jenis komoditas pertaniannya, mulai dari tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan, sampai peternakan. Selain itu, keanekaragaman jenis tanah
Indonesia juga memungkinkan dibudidayakannya aneka jenis tanaman sebagai
sumber pangan dan pendapatan masyarakatnya.

Kondisi Lahan

Dapat dikatakan sebagian besar tanah di Indonesia adalah tanah yang subur.
Kondisi ini menjadikan potensi ketersediaan lahan untuk pertanian sangatlah
besar. Potensi ini harus dimanfaatkan semaksimal mungkin. Penggunaan lahan
sawah maupun ladang sudah sangat biasa, namun jika diperhatikan lebih
terdapat potensi jenis lahan lain yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan
pertanian. Misalnya, adalah pemanfaatan lahan kering yang kini sudah dapat
dimanfaatkan untuk budidaya padi dengan metode LARGO SUPER. Jenis
lahan karst yang selama ini mungkin kurang diperhatikan ternyata juga sangat
berpotensi untuk kegiatan budidaya, walaupun hanya jenis tanaman tertentu
yang mampu tumbuh optimal. Selain itu, lahan bekas tambang pun juga
mampu dimanfaatkan lagi untuk kegiatan budidaya tanaman dengan perlakuan
tertentu menggunakan olahan sabut kelapa.

Selain uraian di atas, tentu Indonesia masih memiliki banyak keunggulan lain
untuk mendukung pembangunan pertaniannya. Dengan mengetahui
keunggulan ini tentu diharapkan kita semua mampu memanfaatkan potensi
yang ada seoptimal mungkin. Namun, dengan catatan harus menjaga ekosistem
yang ada demi keberlanjutan potensi tersebut. Pertanian Indonesia merupakan
sektor yang tidak dapat digantikan dan harus terus dikembangkan.
B. Prospek Pengembangan Tanaman Padi

Strategi yang dapat ditempuh dalam meningkatkan produksi padi nasional


adalah: (1) mendorong sinergi antarsubsistem agri-bisnis; (2) meningkatkan
akses petani terhadap sumberdaya, modal, teknologi, dan pasar; (3) mendorong
peningkatan produktivitas melalui inovasi baru; (4) memberikan insentif
berusaha; (5) men-dorong diversifikasi produksi; (6) mendorong partisipasi
aktif seluruh stakeholder; (7) pemberdayaan petani dan masyarakat; (8)
pengem-bangan kelembagaan (kelembagaan produksi dan penanganan
pascapanen, irigasi, koperasi, lumbung pangan desa, keuangan dan
penyuluhan).

Kebijakan pengembangan padi diarahkan pada: (1) pembangun-an dan


pengembangan kawasan agribisnis padi yang modern, tangguh, dan pemberian
jaminan kehidupan yang lebih baik bagi petani; (2) peningkatan efisiensi
usahatani melalui inovasi unggul dan berdaya saing; (3) pengelolaan dan
pemanfaatan sumberdaya alam secara optimal, efisien dan produktif serta
berkelanjutan yang dapat mendukung ketahanan ekonomi dan pelestarian
lingkungan; (4) pemberdayaan petani dan masyarakat pedesaan; dan (5)
pengembangan kelembagaan dan kemitraan yang modern, tangguh, efisien, dan
produktif.

Program yang dicanangkan meliputi (1) pengembangan sarana dan


prasarana, (2) pengembangan sistem perbenihan, (3) akselerasi peningkatan
produktivitas (intensifikasi), (4) perluasan areal tanam (ekstensifikasi), (5)
pengembangan sistem perlindungan, (6) peng-olahan dan pemasaran hasil, (7)
pengembangan kelembagaan, dan (8) pemantapan manajemen pembangunan
pertanian.

Upaya peningkatan produksi padi guna mempertahankan swa-sembada


sampai tahun 2025 membutuhkan upaya peningkatan produksi padi guna
mempertahankan swa-sembada sampai tahun 2025 membutuhkan investasi
sebesar Rp.85,4 trilyun untuk pengembangan dan perluasan adopsi teknologi
(varietas dan pendekatan budidaya). Dukungan kebijakan pemerintah terhadap
pelaku agribisnis padi, baik masyarakat (petani) maupun swasta, akan
mempercepat upaya peningkatan investasi.
BAB 5
STRATEGI PENINGKATAN PRODUKSI TANAMAN PADI

Pada masa sekarang kita menghadapi tantangan dengan semakin


banyaknya jumlah penduduk indonesia maka bertambah pula konsumsi terhadap
kebutuhan pokok terutama beras. sedangkan lahan pertanian banyak yang telah
beralih fungsi menjadi non pertanian. untuk menjawab tantangan tersebut perlu
adanya suatu cara untuk meningkatkan produksi tanaman pangan terutama padi
sebagai penghasil makanan pokok masyarakat indonesia. melalui kegiatan
intensifikasi tanaman padi produksi dapat meningkat, hanya saja perlu
diperhatikan bahwa kegiatan intensifikasi sudah berubah haluan dari
mengedepankan penggunaan input kimia menuju pengurangan input kimia
terutama pupuk dan obat. bahkan tantangan ke depan terwujudnya pertanian yang
selaras dengan alam, dalam hal ini penggunaan bahan-bahan kimia diperbolehkan
tetapi secara bijaksana sehingga tidak merusak alam dan lingkungan usahatani. 6
upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi padi antara lain :

1. Tanam bibit muda


Bibit sudah bisa di pindah tanam setelah 7hss(hari setelah semai)-20hss.
semakin muda umur bibit yang di pindah tanamkan ke lahan maka diharapkan
tingakat stress bibit akan semakin sedikit, selain itu dengan tanam bibit muda
tanaman akan lebih cepat beradaptasi dan memiliki jumlah anakan yang lebih
banyak. berkaitan dengan jumlah anakan ada berbagai fktor penentu selain
tanam bibit muda antara lain : tingkat kesuburan tanah. pembenaman sisa-sisa
jerami kedalam tanah mampu meningkatkan kesuburan tanah tetapi penting
juga untuk melakukan pengomposan sisa-sisa jerami dan kotoran ternak
sehingga tanah menjadi lebih subur. Manfaat tanam bibit muda :
a. mengurangi stagnasi pertumbuhan setelah tanaman pindah tanam
b. pertumbuhan akar cepat/dalam sehingga tanaman menjadi tahan rebah
c. umur panen lebih cepat
d. tanaman lebih sehat sehingga hasil akan meningkat

2. Penggunaan sistem tanam jajar legowo


Tanaman memiliki kebutuhan akan cahaya matahari dan udara untuk
menunjang pertumbuhannya. dapat dibuktikan dengan perbedaan kondisi
tanaman yang terkena sinar matahari penuh dan terlindungi dari sinar matahari,
baik itu pertumbuhan maupun produksinya akan lebih bagus ketika tanaman
mendapatkan sinar matahari penuh, begitu pula dengan udara. dengan
penggunaan sistem jajar legowo yang tepat maka tanaman akan mendapatkan
cukup sinar matahari dan udara sehingga pertumbuhannya dan hasilnya lebih
bagus. selain itu dengan sistem tanam jajar legowo jumlah rumpun tanaman
akan semakin meningkat sehingga produksi bisa meningkat tanpa harus
menambah luasan lahan.

3. Tanam bibit dangkal


Bibit ditanam pada lahan sawah dengan kondisi air yang macak-macak / lahan
tidak tergenang air. penanaman dilakukan secara hati-hati dengan cara
diselipkan. jika bibit ditanam tidak dengan cara diselipkan kemungkinan besar
akar akan tertekuk keatas. kondisi akar yang tertekuk ke atas menyebabkan
tanaman memerlukan waktu kurang lebih 7 hari untuk dapat tumbuh dengan
baik. akar bibit harus horisontal atau berbentuk huruf l. bibit ditanam sedalam
1cm-2cm, setelah tanam tidak dilakukan pengairan hingga tanah agak retak.

4. Satu lubang satu tanaman


Bibit ditanam pada lahan sawah dengan satu lubang satu bibit sehingga
diharapkan tidak terjadi persaingan dalam pemenuhan kebutuhan akan air dan
hara pada saat tanaman mulai akan tumbuh. selain itu dengan penanaman satu
lubang satu tanaman akan diperoleh manfaat peningkatan jumlah anakan dan
penghematan kebutuhan benih. tetapi perlu juga diperhatikan untuk
menyiapkan bibit sebagai sulaman. untuk daerah-daerah yang endemik
serangan keongmas bisa menanam lebih dari satu bibit maksimal 3 bibit satu
lubang tanam dengan umur bibit yang lebih tua.

5. Pengairan berselang
Pengairan berselang memiliki 10 keuntungan :
a. menghemat penggunaan air irigasi, sehingga areal yang bisa dialiri lebih
luas
b. memberikan kesempatan akar untuk tumbuh lebih bagus karena ada udara
yang masuk ke dalam tanah lebih banyak. akar yang berkembang lebih
dalam akan menyerap unsur hara dan air yang lebih banyak pula.
c. mencegah timbulnya keracunan besi pada tanah baru digunakan untuk
budidaya lahan kering.
d. mencegah penimbunan asam organik dan gas hidrogen sulfida yang
menghambat perkembangan akar.
e. mengaktifkan jasad renik (mikroba tanah yang bermanfaat)
f. mengurangi kerebahan tanaman karena terlalu sukulen
g. mengurangi jumlah anakan yang tidak produktif (tidak menghasilkan malai
dan gabah).
h. menyeragamkan pemasakan gabah dan mempercepat waktu panen
i. memudahkan pembenaman pupuk ke dalam tanam (lapisan olah)
j. memudahkan pengendalian hama keong mas, mengurangi penyebaran hama
wereng cekelat dan penggerek batang.

6. Pemupukan berimbang
Dampak yang disebabkan oleh penggunaan bahan kimia dalam pengelolaan
usahatani adalah degradasi lahan, jika penggunaanya tidak bijaksana. oleh
karena itu perlu adanya penambahan unsur organik di dalam lahan pertanian /
sawah agar tanah tidak sakit. tanah yang sakit menyebabkan terjadinya
penurunan produksi, wlaupun dilakukan penambahan pupuk tidak akan
meningkatkan hasil secara signifikan. tanah yang sakit tersebut juga akan
menyebabkan pemborosan pupuk sehingga meningkatkan biaya produksi.
manfaat penambahan bahan organik pada lahan :
a. memperbaiki struktur tanah
b. meningkatkan kesuburan biologi(sumber hara), kimia tanah
c. meningkatkan aktifitas mikroorganisme tanah
d. vigor dan kesehatan tanaman meningkat

Penambahan bahan organik dapat dengan cara pengomposan jerami sisa panen
atau menggunakan pupuk kandang. jerami merupakan sumber hara alami yang
sangat murah, pembenaman jerami per ton pada lahan sawah setara dengan n
(+- 4-5kg urea/ton) dan unsur k (+- 10kg kcl/ton). sedangkan setiap ton pupuk
kandang mengandung setara dengan 12,5kg urea, 25 kg sp36, 10 kg kcl.
pemupukan harus dilakukan spesifik lokasi maksudnya adalah untuk
meningkatkan efisiensi pemupukan yang didasarkan pada kemampuan tanah
menyediakan hara, kebutuhan tanaman, dan target produksi. pemupukan urea
juga harus mengacu pada bagan warna daun (bwd).
BAB 6
SIMPULAN

Padi merupakan salah satu komoditas pokok yang merupakan sumber


pangan utama bagi masyarakat Indonesia. Budidaya yang baik akan
mempengaruhi hasil dari padi tersebut. Oleh karena itu, penting adanya untuk
mengetahui budidaya yang baik dan tepat mengenai padi. Padi merupakan
tanaman yang paling penting di negeri kita Indonesia ini. Pusat penyebaran
tanaman dapat dikatakan merupakan asal dari tanaman budidaya. Pusat ini
merupakan satu atau lebih daerah yang di dalamnya terdapat banyak variasi
suatu spesies tanaman termasuk jenis liarnya. Oleh karena itu, pemuliaan ingin
memperoleh macam tanaman suatu spesies maka perlu mengetahui dimana
pusat penyebarannya. Strategi yang dapat ditempuh dalam meningkatkan
produksi padi nasional adalah: (1) mendorong sinergi antarsubsistem agri-
bisnis; (2) meningkatkan akses petani terhadap sumberdaya, modal, teknologi,
dan pasar; (3) mendorong peningkatan produktivitas melalui inovasi baru; (4)
memberikan insentif berusaha; (5) men-dorong diversifikasi produksi; (6)
mendorong partisipasi aktif seluruh stakeholder; (7) pemberdayaan petani dan
masyarakat; (8) pengem-bangan kelembagaan (kelembagaan produksi dan
penanganan pascapanen, irigasi, koperasi, lumbung pangan desa, keuangan dan
penyuluhan).
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.www.dinastph.lampungprov.go.id.VarietasPadi.2018.Lampung.Diakses
24 September 2020
Anonim.Kandungan Gizi Padi.wikipedia.https://.g.co/kgs/Bczxj5.Diakses24
September 2020
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/75544/6-upaya-peningkatan-produksi-
padi/
https://dosenpertanian.com/pengertian-padi/Yg
http://ivontri04.blogspot.com/2017/03/pusat-penyebaran-tanaman-
menurut_18.html?m=1
http://ivontri04.blogspot.com/2017/03/pusat-penyebaran-tanaman-
menurut_18.html?m=1
http://www.jurnalpangan.com/index.php/pangan/article/download/150/136
http://www.litbang.pertanian.go.id/special/komoditas/b2padi
https://media.neliti.com/media/publications/30946-ID-potensi-pengembangan-
tanaman-pangan-pada-kawasan-hutan-tanaman-rakyat.pdf

Anda mungkin juga menyukai