OLEH:
KELOMPOK 3
NURWAHYUNI (08320190009)
AUDRY MAULIDYA ANANDA AGUM (08320190004)
RIFKA AUDIA SYAIN (08320190008)
SYARIFAH ALLISYAH ASGAR (08320190094)
KARTIKA (08320190108)
EVA PUTRI ABADI (08320190107)
ISTI ANRIYANI A.S (08320190151)
DEWI NOVIA ASTUTI (08320190138)
NURUL AHYAANY MUTFAH M (08320190207)
RIFKI WADASARANTI (08320190223)
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
Padi mempunyai nilai historis yang tinggi dan sejak lama menjadi
makanan pokok utama bagi bangsa Indonesia. Walaupun berbagai sumber
karbohidrat yang menjadi makanan pokok banyak dikenal, seperti jagung,
cantel, sagu, aren, singkong, ketela rambat, uwi, ganyong, dan talas, namun
padi tetap lebih populer dan paling banyak diminati. Sebagai upaya untuk
mengurangi komsumsi beras telah disusun program diversifikasi pangan sejak
tahun 1980an, namun belum menunjukkan hasil yang memuaskan karena padi
memang sangat penting bagi kehidupan bangsa.
Padi dalam sejarahnya berasal dari India atau Indocina serta masuk ke
Indonesia dibawa oleh nenek moyang yang migrasi dari daratan Asia sekitar
1500 SM. Padi ialah salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban.
Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga bisa
digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga (genu ) yang sama,
yang biasa disebut sebagai padi liar. Produksi padi dunia telah menempati
urutan ketiga dari semua serealia, setelah jagung dan gandum. Namun
demikian, padi ialah sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk
dunia.
Berdasarkan bukti-bukti artefak, para ahli prasejarah sepakat bahwa
pertanian pertama kali berawal di daerah bulan sabit subur di daerah
Mesopotamia pada sekitar 800 SM. Tanaman pertama yang diusahakan adalah
jenis gandum, buncis, dan kacang arab. Sementara itu pada saat yang tidak jauh
berbeda di daerah yang sangat jauh dari Mesopotamia, yaitu di Cina telah
menanam jenis padi (Oryza sativa) karena keadaan topografi dan iklim yang
sesuai. Tanaman jenis padi diperkirakan didomestikasikan di lembah sungai
Yangtze di Cina sekitar 8.000-9.000 tahun lalu, sedangkan domestikasi padi di
kawasan Gangga, India, sekitar 4.000 tahun lalu (Pikiran Rakyat, 2011). Oleh
karena itu, bisa dikatakan "padi pertama" ditanam di Tiongkok (belum ada
pakar dan ilmuwan modem yang mengetahui angka tahun dengan pasti).
Migrasi padi kemudian menyebar ke India (di lembah sungai-sungai besar),
yang kemudian sampai ke Indonesia dibawa oleh nenek moyang kita. Padi
yang kita kenal sekarang ini merupakan turunan dari kerabat dekat Oryza, yaitu
Oryza sativa dan Oryza glaberina (Fagi et al, 2002). Atas kepiawaian dan
kepekaan intuisinya, bangsa kita lebih memilih mengembangkan padi dari
genus Indica dari pada Japonica. Genus Indica dinilai lebih cocok serta
disenangi l' masyarakat, sehingga terus ditumbuh kembangkan dengan baik.
Adapun genus Japonica sepertinya lebih banyak berkembang dan diusahakan
di daerah sub tropika. Tanaman padi di Indonesia dahulu hanya ditanam di
lahan kering saja, dengan sistem peladangan berpindah. Sistem peladangan ini
sampai sekarang secara sporadis masih ada di beberapa wilayah.
BAB 3
KANDUNGAN GIZI DAN VARIETAS-VARIETAS PADI
Vitamin A 0 IU Vitamin C 0 mg
Kalsium 10 mg Zat besi 0,2 mg
Vitamin D 0 IU Vitamin B6 0,1 mg
Vitamin 0 µg magnesium 12 mg
B12
Harga benih padi unggul pun tidak semahal benih padi hibrida. Untuk
hasil produksi pun padi unggul dapat dikatakan baik, dapat mencapai 8-10
ton per hektar. Beberapa contoh varietas padi unggul antara lain adalah
Inpara 1-8, Inpago 1-5, Inpari 1-21, Inpari 31, Inpari 33, Inpari 34 Salin
Agritan dan Inpari 35 Salin Agritan.
Varietas padi unggul pun ada juga yang dikembangkan dan dirilis oleh
pemerintah, seperti inpari 34 dan Inpari 35. Keunggulan varietas ini adalah
ketahanannya terhadap hama wereng cokelat.
Bangsa Indonesia merupakan sebuah bangsa yang kaya akan sumber daya
alam. Bangsa ini selalu dijuluki sebagai bangsa agrarian, sebuah bangsa
dimana sektor pertanian menjadi salah satu pekerjaan utama masyarakatnya.
Berbagai dinamika terus menerpa dunia pertanian, yang disebabkan oleh sektor
pertanian mampu menghasilkan sebuah produk yang sangat erat dengan
kehidupan manusia, salah satunya berupa bahan pangan.
Pangan hingga saat ini telah menjadi salah satu komoditas unggulan.
Kebutuhan akan asupan gizi berupa karbohidrat telah menuntut manusia untuk
terus memenuhi kecukupan gizi tersebut. Bila kecukupan gizi tidak terpenuhi,
maka manusia akan mengalami keterhambatan dalam proses pertumbuhan.
Selain itu, dari sisi ekonomi, produk pangan merupakan sebuah produk
unggulan yang sangat potensial untuk dikembangkan. Salah satu contoh
tanaman penghasil pangan yang sangat potensial untuk dikembangkan tersebut
adalah tanaman padi. Perkiraan berdasarkan kesesuaian lahan, tata ruang, dan
memanfaatan bagi tanaman pangan lainnya, Indonesia mempunyai sekitar 9,7 j
uta ha lahan yang potensial untuk perluasan areal pertanaman padi, terdiri dari
5,3 juta ha, 3,0 juta ha, dan 1,4 juta ha masing-masing potensialuntuk lahan sa
wah, dan lahan rawa.
Iklim Tropis
Keanekaragaman Hayati
Kondisi Lahan
Dapat dikatakan sebagian besar tanah di Indonesia adalah tanah yang subur.
Kondisi ini menjadikan potensi ketersediaan lahan untuk pertanian sangatlah
besar. Potensi ini harus dimanfaatkan semaksimal mungkin. Penggunaan lahan
sawah maupun ladang sudah sangat biasa, namun jika diperhatikan lebih
terdapat potensi jenis lahan lain yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan
pertanian. Misalnya, adalah pemanfaatan lahan kering yang kini sudah dapat
dimanfaatkan untuk budidaya padi dengan metode LARGO SUPER. Jenis
lahan karst yang selama ini mungkin kurang diperhatikan ternyata juga sangat
berpotensi untuk kegiatan budidaya, walaupun hanya jenis tanaman tertentu
yang mampu tumbuh optimal. Selain itu, lahan bekas tambang pun juga
mampu dimanfaatkan lagi untuk kegiatan budidaya tanaman dengan perlakuan
tertentu menggunakan olahan sabut kelapa.
Selain uraian di atas, tentu Indonesia masih memiliki banyak keunggulan lain
untuk mendukung pembangunan pertaniannya. Dengan mengetahui
keunggulan ini tentu diharapkan kita semua mampu memanfaatkan potensi
yang ada seoptimal mungkin. Namun, dengan catatan harus menjaga ekosistem
yang ada demi keberlanjutan potensi tersebut. Pertanian Indonesia merupakan
sektor yang tidak dapat digantikan dan harus terus dikembangkan.
B. Prospek Pengembangan Tanaman Padi
5. Pengairan berselang
Pengairan berselang memiliki 10 keuntungan :
a. menghemat penggunaan air irigasi, sehingga areal yang bisa dialiri lebih
luas
b. memberikan kesempatan akar untuk tumbuh lebih bagus karena ada udara
yang masuk ke dalam tanah lebih banyak. akar yang berkembang lebih
dalam akan menyerap unsur hara dan air yang lebih banyak pula.
c. mencegah timbulnya keracunan besi pada tanah baru digunakan untuk
budidaya lahan kering.
d. mencegah penimbunan asam organik dan gas hidrogen sulfida yang
menghambat perkembangan akar.
e. mengaktifkan jasad renik (mikroba tanah yang bermanfaat)
f. mengurangi kerebahan tanaman karena terlalu sukulen
g. mengurangi jumlah anakan yang tidak produktif (tidak menghasilkan malai
dan gabah).
h. menyeragamkan pemasakan gabah dan mempercepat waktu panen
i. memudahkan pembenaman pupuk ke dalam tanam (lapisan olah)
j. memudahkan pengendalian hama keong mas, mengurangi penyebaran hama
wereng cekelat dan penggerek batang.
6. Pemupukan berimbang
Dampak yang disebabkan oleh penggunaan bahan kimia dalam pengelolaan
usahatani adalah degradasi lahan, jika penggunaanya tidak bijaksana. oleh
karena itu perlu adanya penambahan unsur organik di dalam lahan pertanian /
sawah agar tanah tidak sakit. tanah yang sakit menyebabkan terjadinya
penurunan produksi, wlaupun dilakukan penambahan pupuk tidak akan
meningkatkan hasil secara signifikan. tanah yang sakit tersebut juga akan
menyebabkan pemborosan pupuk sehingga meningkatkan biaya produksi.
manfaat penambahan bahan organik pada lahan :
a. memperbaiki struktur tanah
b. meningkatkan kesuburan biologi(sumber hara), kimia tanah
c. meningkatkan aktifitas mikroorganisme tanah
d. vigor dan kesehatan tanaman meningkat
Penambahan bahan organik dapat dengan cara pengomposan jerami sisa panen
atau menggunakan pupuk kandang. jerami merupakan sumber hara alami yang
sangat murah, pembenaman jerami per ton pada lahan sawah setara dengan n
(+- 4-5kg urea/ton) dan unsur k (+- 10kg kcl/ton). sedangkan setiap ton pupuk
kandang mengandung setara dengan 12,5kg urea, 25 kg sp36, 10 kg kcl.
pemupukan harus dilakukan spesifik lokasi maksudnya adalah untuk
meningkatkan efisiensi pemupukan yang didasarkan pada kemampuan tanah
menyediakan hara, kebutuhan tanaman, dan target produksi. pemupukan urea
juga harus mengacu pada bagan warna daun (bwd).
BAB 6
SIMPULAN
Anonim.www.dinastph.lampungprov.go.id.VarietasPadi.2018.Lampung.Diakses
24 September 2020
Anonim.Kandungan Gizi Padi.wikipedia.https://.g.co/kgs/Bczxj5.Diakses24
September 2020
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/75544/6-upaya-peningkatan-produksi-
padi/
https://dosenpertanian.com/pengertian-padi/Yg
http://ivontri04.blogspot.com/2017/03/pusat-penyebaran-tanaman-
menurut_18.html?m=1
http://ivontri04.blogspot.com/2017/03/pusat-penyebaran-tanaman-
menurut_18.html?m=1
http://www.jurnalpangan.com/index.php/pangan/article/download/150/136
http://www.litbang.pertanian.go.id/special/komoditas/b2padi
https://media.neliti.com/media/publications/30946-ID-potensi-pengembangan-
tanaman-pangan-pada-kawasan-hutan-tanaman-rakyat.pdf