MAKALAH KELOMPOK
PEMBANGUNAN DAN POLITIK AGRIBISNIS
Kelas :AGB - B
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2021
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kesehatan dan keselamatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “Perkembangan Pertanian Hortikultura dan
Hubungannya Dengan Pembangunan”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen Yulia Andriani S.P.,M.Si
yang telah banyak memberikan bimbingan , petunjuk, dan motivasi sampai
selesainya makalah ini. Tidak lupa pula untuk seluruh rekan-rekan sejawat yang
telah banyak membantu penulis dalam peyelesian makalah ini, yang tidak dapat
disebutkan satu-persatu. Tidak ada yang pantas diberikan, selain balasan dari
Tuhan Yang Maha Kuasa untuk kemajuan kita semua dalam menghadapi masa
depan nanti.
Akhirnya penulis mengharapkan agar penelitian ini bermanfaat bagi kita
semua baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
I. PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang................................................................................. 1
1.2. Perumusan Masalah......................................................................... 2
1.3. Tujuan.............................................................................................. 2
II. PEMBAHASAN.................................................................................... 4
2.1. Pengertian Pertanian Hortikultura.................................................... 4
2.2. Perkembangan Pertanian Hortikultura............................................. 7
2.3. Tantangan dan Peluang Perkembangan Pertanian Hortikultura...... 11
2.4. Kebijakan Pemerintah Dalam Pertanian Hortikultura..................... 15
2.5. Hubungan Perkembangan Pertanian Hortikultura Dengan
Pembangunan.......................................................................................... 18
III. PENUTUP.............................................................................................. 21
3.1. Kesimpulan...................................................................................... 21
3.2. Saran................................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 23
1
I. PENDAHULUAN
I.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah untuk :
1. Mengetahui lebih dalam tentang pertanian hortikultura
3
II. PEMBAHASAN
Lalu untuk tanaman sayur sendiri adalah jenis paling mudah yang
dijumpai, bahkan cara menanam sayur juga cukup mudah, kita bisa
menanamnya dilahan sempit disekitar rumah. Tanaman sayur bisa
ditanam musiman dan tahunan. Beberapa jenis tanaman sayur yang bisa
tumbuh dimusim tertentu diantaranya ada bawang merah, bawang putih,
kangkung, kol, lobak, tomat, dan kubis. Sementara itu jenis tanaman
sayur yang ditanam tahunan adalah jengkol, petai, dan melinjo.
Ini adalah tanaman yang ditanam dilahan yang bisa membuat nilai
estetika disuatu tempat semakin bertambah. Beberapa contoh taman,
yakni taman bergaya jawa, taman bergaya bali, taman bergaya perancis,
dan lain-lain.
produk hasil panen menjadi layu, dan bahkan dapat mengakibatkan produk
hortikultura tersebut menjadi mengkerut. Oleh karena itu pengangkutan
menjadi sangat penting untuk menjamin distribusi cepat dan tepat sampai
ditujuan dengan minimalisir tingkat kerusakan, artinya system pengangkutan
yang buruk dapat menghilangkan sebagian atau keseluruhan nilai produk ,
sehingga penyimpanan produk harus ditangani secara baik untuk
mengurangi turunnya mutu dan nilai produk.
Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Sayuran di Indonesia
No Jenis Komoditi Tahun 2017 Tahun 2018
1 Bawang Merah
Luas Panen (Ha) 158.172 156.779
Produksi (Ton) 1.470.155 1.503.436
Produktivitas (Ton/Ha) 9,30 9,59
2 Bawang Putih
Luas Panen (Ha) 2.146 5.013
Produksi (Ton) 19.510 39.300
Produktivitas (Ton/Ha) 9,09 78,40
3 Cabe Rawit
Luas Panen (Ha) 167.600 171.690
Produksi (Ton) 1.153.155 1.335.595
Produktivitas (Ton/Ha) 6,88 7,78
4 Kentang
Luas Panen (Ha) 75.611 68.683
Produksi (Ton) 1.164.738 1.284.760
Produktivitas (Ton/Ha) 15,40 18,71
5 Tomat
Luas Panen (Ha) 55.623 53.850
Produksi (Ton) 962.845 976.772
Produktivitas (Ton/Ha) 17,31 18,14
Sumber : Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Hortikultura
Dalam rangka mengoptimalkan potensi dan prospek hortikultura
Nasional diperlukan arah dan kebijakan pengembangan hortikultura secara
holistic dan terpadu mulai dari sektor ke hulu. Penyediaan sarana dan
prasarana pendukung dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan
11
produk yang telah dipanen tsb dalam jumlah besar akan menyebabkan
produk hasil panen menjadi layu, dan bahkan dapat mengakibatkan produk
hortikultura tersebut menjadi mengkerut. Oleh karena itu pengangkutan
menjadi sangat penting untuk menjamin distribusi cepat dan tepat sampai
ditujuan dengan minimalisir tingkat kerusakan, artinya system pengangkutan
yang buruk dapat menghilangkan sebagian atau keseluruhan nilai produk ,
sehingga penyimpanan produk harus ditangani secara baik untuk
mengurangi turunya mutu dan nilai produk melalui penerapan Good
Handling Practices / GHP.
Kelembapan yang tinggi pada penyimpanan sering menyebabkan
munculnya jamur pada permukaan produk hortikultura, yang berakibat
penampilan produk menjadi kurang menarik, sehingga pada proses
penyimpanan agar produk hortikultura tidak cepat mengalami kerusakan
perlu diperhatikan adanya sanitasi pada seluruh ruangan penyimpanan,
lancarnya sirkulasi udara pada ruang penyimpanan, mengurangi
pengembunan pada produk yang dikemas, penguapan pada tempat
penyimpanan dengan menggunakan uap panas atau bahan kimia dengan
standar aman Sodium Hypochlorit/ trisodium Phosphat, larutan Calsium
hipochlorit.
Dalam rangka mengoptimalkan potensi dan prospek hortikultura
Nasional diperlukan arah dan kebijakan pengembangan hortikultura secara
holistic dan terpadu mulai dari sektor ke hulu.Penyediaan sarana dan
prasarana pendukung dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan
(stakeholders), yang terdiri dari petani, pedagang dalam negeri, eksportir
dan importer. Peran utama Pemerintah adalah membangun iklim usaha
sebagai fasilitator, regulator, dinamisator, dan pemantauan serta pengawasan
sehingga masing-masing pelaku dapat bekerja dan berinteraksi secara
maksimal dan terpadu melalui pengembangan kawasan Agribisnis, penataan
rantai pasokan (supply chain management), penerapan budidaya pertanian
sesuai dengan SOP, fasilitasi terpadu Investasi Hortikultura, pengembangan
kelembagaan usaha. Pengembangan hortikultura di Indonesia memiliki
prospek yang sangat baik, oleh karena itu sebaiknya masyarakat pemerintah,
15
2) Komoditas Pengembangan
a) Pengembangan untuk mengurangi impor
Tanaman buah-buahan yang dikembangkan untuk tujuan ini antara
lain adalah apel, jeruk, dan anggur. Tanaman sayuran meliputi
bawang merah, bawang putih, kentang, kol, dan cabe. Sedangkan
tanaman hias terdiri dari anggrek, chrysanthemum, gerbera, dan
anyelir. Pada kenyataannya impor hortikultura sulit dihindari dan
sering kali terdapat kendala untuk menguranginya, karena
menyangkut kebiasaan konsumen yang selalu ingin merasakan buah
yang jarang dinikmati setiap hari. Misal: kurma, kiwi, pear, anggur,
dan lain-lain.
b) Pengembangan untuk ekspor
16
3) Prioritas Pengembangan
Kebijaksanaan pemerintah terhadap penentuan jenis komoditas
hortikultura yang mendapat prioritas untuk dikembangkan, setiap
periode berbeda. Pada tahun 2002, pengembangan hortikultura mengacu
kepada program pembangunan Departemen Pertanian melalui dua
program utama, yaitu: a. Program pengembangan agribisnis, dan b.
Program peningkatan ketahanan pangan, dengan penekanan pada
program pengembangan agribisnis hortikultura.
4) Tataniaga/Pemasaran
Pakjun’91 (Paket Deregulasi Juni 1991) menyatakan impor seluruh
jenis hortikultura dapat dilaksanakan oleh semua importir, kecuali untuk
bawang putih, bawang merah, bawang bombai, bawang bakung/prei, dan
sayuran sejenis lainnya.
5) Informasi Harga
17
III. PENUTUP
III.1.Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka penelitian ini
menghasilkan beberapa kesimpulan yaitu :
1. Perkembangan hortikultura di Indonesia memiliki prospek atau peluang
yang baik dikarenakan tingkat konsumsi di masyarakat terkhusus
masyarakat domestik yang semakin meningkat dan di Indonesia
memiliki keadaan lingkungan yang bersahabat.
2. Jumlah penduduk Indonesia yang besar sesungguhnya merupakan
peluang bagi pasar domestik yang potensial apabila promosi akan
pentingnya mengkonsumsi produk hortikultura yang meliputi,
pengetahuan, apresiasi serta taraf hidup masyarakat bisa ditingkatkan.
3. Tantangan atau permasalahan yang di hadapi untuk pengembangan
hortikultura di Indonesia di karenakan pembinaan teknis belum optimal,
kapasistas SDM belum memadai, kelembagaan hortikultura masih
lemah,pola usahatani yang kecil, mutu bibit yang rendah yang ditunjang
oleh keragaman jenis atau varietas, serta Penerapan Inovasi Teknologi
belum optimal.
4. Kebijakan pemerintah dalam pertanian hortikultura dapat dilihat dari
beberapa kebijakan, antara lain:
a) Pembangunan wilayah pembangunan
b) Komoditas Pengembangan
Pengembangan untuk mengurangi impor
Pengembangan untuk ekspor
Pengembangan untuk kebutuhan dalam negeri
c) Prioritas Pengembangan
d) Tataniaga / Pemasaran
e) Informasi harga
f) Penelitian bidang-bidang pertanian hortikultura
5. Pembangunan hortikultura mampu menghasilkan produk hortikultura
yang berdaya saing, mampu menyerap tenaga kerja, meningkatkan
22
III.2.Saran
Pengembangan hortikultura di Indonesia memiliki prospek yang sangat
baik, oleh karena itu sebaiknya masyarakat, pemerintah, peneliti, dan
lembaga pendidikan terkhusus di bidang pertanian lebih giat dan berupaya
dalam pengembangan hortikultura agar dapat bersaing dengan produk luar
dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia.
23
DAFTAR PUSTAKA