Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM TEKNOLOGI AGROINDUSTRI

Disusun Oleh:
1. Erina Yuliansyah (135170024)
2. Indah Miranti Rahayu (135170025)
3. Eri Purba Olbrait (135170009)

LABORATORIUM TEKNOLOGI AGROINDUSTRI


PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
YOGYAKARTA
2019
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
KUNJUNGAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI

Laporan ini disusun sebagai syarat untuk


melengkapi praktikum Teknologi Agroindustripada Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta.

Disusun Oleh:
Erina Yuliansyah (135170024)
Indah Miranti Rahayu (135170025)
Eri Purba Olbrait (1351700)

Yogyakarta, April 2019

Menyetujui :

Kepala Laboratorium Asisten Praktikum


Manajemen Agribisnis Teknologi Agroindustri

Dr.Ir. Siti Hamidah MP. Gryana Rakhmatullah


NIP. 19590824 198503 2 002 NIM. 135150046
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat serta bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
dengan judul “Laporan Resmi Praktikum Teknologi Agroindustri”
Tersusunnya laporan ini tidak terlepas dari berbagai pihak yang membantu,
oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. Siti Hamidah, MP. selaku Kepala Laboratorium Manajemen Agribisnis
UPN “Veteran” Yogyakarta.
2. Gryana Rakhmatullahselaku asisten praktikum dan seluruh asisten
pendamping.
3. Orangtua serta rekan-rekan mahasiswa Agribisnis yang telah banyak
memberikan dorongan dan semangat sehingga penulisan laporan ini dapat
terselesaikan.
Penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan
ini, maka penulis menerima dengan terbuka kritik serta saran yang membangun
demi kepentingan penulisan selanjutnya. Dan akhirnya, penulis berharap semoga
laporan resmi praktikum Teknologi Agroindustriini dapat bermanfaat bagi
pembaca.

Yogyakarta, April 2019

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Agroindustri adalah kegiatan yang memanfaatkan hasil pertanian
sebagai bahan baku, merancang dan menyediakan peralatan serta jasa
untuk kegiatan tersebut. Secara eksplisit agroindustri pertama kali
diungkapkan oleh Austin (1981) yaitu perusahaan yang memproses bahan
nabati (berasal dari tanaman) atau bahan hewani (berasal dari hewan).
Proses yang digunakan mencakup pengubahan dan pengawetan melalui
perlakuan fisik, kimiawi, penyimpanan, pengemasan dan distribusi
(Aditya, 2015).
Menurut FAO, suatu industri yang menggunakan bahan baku dari
pertanian dengan jumlah minimal 20% adalah disebut “agroindustri”
(Soekartawi, 2000). Berdasarkan hal tersebut, maka industri di bidang
pengolahan pangan (food processing) merupakan agroindustri. Industri di
bidang food processing adalah  salah satu agroindustri yang berkembang
dengan pesat dan paling mendominsi terutama di Indonesia.  
Sari buah dibuat dengan cara menghancurkan daging  buah dan
kemudian ditekan agar diperoleh sarinya. Gula ditambahkan untuk
mendapatkan rasa manis. Pengawet dapat ditambahkan untuk
memperpanjang daya simpan. Selanjutnya cairan disaring, dibotolkan,
kemudian di pasteurisasi agar tahan lama. Pemurnian sari buah bertujuan
untuk menghilangkan sisa serat-serat dari buah dengan cara penyaringan,
pengendapan atau sentrifugasi dengan kecepatan tinggi yang dapat
memisahkan sari buahdari serat-serat berdasarkan  perbedaan
kerapatannya. Sari buah yang tidak dimurnikan akan berakibat terjadinya
pengendapan di dasar botol. Hal tersebut tidak diinginkan karena akan
menurunkan penerimaan konsumen (Muchtadi 1977).
Jelly biasa dibuat dari sari buah yang mengandung pektin ataupun
secara sengaja ditambahkan pektin dari luar, yang kemudian diberi gula
dan dididihkan. Namun dalam perkembangannya, keberadaan pektin
digantikan oleh hidrokoloid lain, khususnya karagenan (Desrosier, 1980).
Tape merupakan hasil dari proses fermentasi dari bahan-bahan yang
mengandung karbohidrat seperti beras ketan dan ubi kayu. Dalam proses
fermentasi yang melibatkan aktifitas mikroorganisme ini terjadi proses
pengubahan karbohidrat menjadi etanol, sehingga bahan makanan hasil
fermentasi menjadi lebih enak rasanya (Sutanto, 2006).
Selai adalah bahan dengan konsistensi gel atau semi gel yang
dibuat dari bubur buah. Selai digunakan sebagai bahan pengisi dalam
pembuatan roti dan kue. Konsistensi gel atau semi gel pada selai diperoleh
dari interaksi senyawa pektin yang berasal dari buah atau pektin yang
ditambahkan dari luar, gula sukrosa dan asam. Interaksi ini terjadi pada
suhu tinggi dan bersifat menetap setelah suhu diturunkan (Hasbulloh,
2001).

B. Rumusan masalah
1. Bagaimanakah cara pembuatan sari buah dan jelly ?
2. Bagaimanakah cara pembuatan selai buah?
3. Bagaimanakah cara pembuatan tape singkong dan tape ketan ?
4. Bagaimanakah cara pembuatan es krim ?

C. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana cara pembuatan sari buah dan jelly
2. Mengetahui bagaimana cara pembuatan selai buah
3. Mengetahui bagaimana cara pembuatan tape singkong dan tape ketan
4. Mengetahui bagaimana cara pembuatan es krim

D. Manfaat
1. Bagi mahasiswa untuk menambah wawasan tentang bagaimana
pemanfaat teknologi agroindustri diterapkan didalam pembuatan suatu
produk
2. Bagi mahasiswa menambah pemahaman mengenai cara membuat sari
buah, selai buah, jelly buah, tape, dan es krim dengan berbagai
perlakuan
3. Bagi Laboratorium Manajemen Agribisnis untuk memanfaatkan
fasilitas yang dimiliki oleh laboratorium serta membantu mahasiswa
lebih memahami penerapan teknologi dengan praktek.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pembuatan sari buah


1. Sari Buah
Sari buah dibuat dengan cara menghancurkan daging  buah dan
kemudian ditekan agar diperoleh sarinya. Gula ditambahkan untuk
mendapatkan rasa manis. Sari buah dibuat dengan cara menghancurkan
daging  buah dan kemudian ditekan agar diperoleh sarinya. Sari buah
yang dibuat pada praktikum yang kami lakukan adalah sari buah apel.
Buah yang biasanya dibuat menjadi sari buah adalah buah yang
mengandung kadar pektin..
Pembuatan sari buah cukup mudah, sari buah berbeda dengan
jus jika dilihat tampilannya. Untuk jus biasanya kental dan masih ada
ampas buah, sedangkan sari buah encer dan tidak ada ampas buahnya.
Dalam pembuatan sari buah setelah menghancurkan buah-buah
menggunakan blender lalu disaring menggunakan saringaan agar
ampas buah dan sari buah terpisah. Proses penyaringan sangat penting
dan harus dilakukan dengan benar karena jika tidak akan menimbulkan
endapan didalam sari buah.
Setelah buah disaring dan menghasilkan sari buah yang bebas
ampas, selanjutnya sari buah dimasak dengan api kecil selama
beberapa menit. Dalam praktikum selain untuk mengetahui cara
pembuatan sari buah, juga mengamati perubahan sari buah dengan
perlakuan dan suhu yang berbeda. Maka sari buah yang dimasak akan
terbagi menjadi 3 perlakuan yaitu original, ditambahkan gula, dan
ditambahkan natrium benzoat. Setelah masak sari buah akan
didinginkan didalam cup lalu di kemas dengan mesin sealer.
2. Tujuan Pembuatan
a. Mahasiswa melakukan praktek pembuatan sari buah
b. Mahasiswa mengetahui perubahan yang terjadi pada sari buah
dengan berbagai perlakuan
c. Mahasiswa mengetahui perubahan yang terjadi pada sari buah
dalam berbagai suhu untuk penyimpanan.
3. Alat dan Bahan
Alat : Bahan :
a. Blender a. Apel
b. Pisau b. Air
c. Panci c. Gula
d. Sendok d. Natrium Benzoat
e. Kompor
f. Pengaduk
g. Kain Penyaring
4. Proses Produksi
a. Sari buah (original)
1.) Mengupas dan mencuci buah apel hingga bersih
2.) Menghancurkan apel dengan di blender hingga halus
3.) Menambah air sebanyak 200 ml
4.) Menghancurkan apel hingga hancur menggunakan blender.
5.) Menyaring buah yang dihancurkan dengan penyaring hingga
tersisa sari buah, lalu pisahkan dengan ampas
6.) Memasak sari buah dengan api kecil selama 20-25 menit
7.) Memasukkan sari buah yang telah dimasak kedalam cup lalu
dikemas dengan mesin sealer
8.) Mengamati warna dan tampilan visual dari sari buah selama 7
hari
b. Sari buah ditambah gula
1) Mengupas dan mencuci buah apel hingga bersih
2) Menghancurkan apel dengan di blender hingga halus
3) Menambah air sebanyak 200 ml
4) Menghancurkan apel hingga hancur menggunakan blender.
5) Menyaring buah yang dihancurkan dengan penyaring hingga
tersisa sari buah, lalu pisahkan dengan ampas
6) Menambahkan gula sebanyak 40 gram lalu masukkan ke dalam
sari buah
7) Memasak sari buah dengan api kecil selama 20-25 menit
8) Memasukkan sari buah yang telah dimasak kedalam cup lalu
dikemas dengan mesin sealer
9) Mengamati warna dan tampilan visual dari sari buah selama 7
hari
c. Sari buah apel ditambah dengan Natrium Benzoat
1) Mengupas dan mencuci buah apel hingga bersih
2) Menghancurkan apel dengan di blender hingga halus
3) Menambah air sebanyak 200 ml
4) Menghancurkan apel hingga hancur menggunakan blender.
5) Menyaring buah yang dihancurkan dengan penyaring hingga
tersisa sari buah, lalu pisahkan dengan ampas
6) Menambahkan natrium benzoat sebanyak 1 sendok makan ke
dalam sari buah
7) Memasak sari buah dengan api kecil selama 20-25 menit
8) Memasukkan sari buah yang telah dimasak kedalam cup lalu
dikemas dengan mesin sealer
9) Mengamati warna dan tampilan visual dari sari buah selama 7
hari

5. Hasil Pengamatan
Tabel 2.1 pengamatan sari buah dengan suhu ruang
Pengamatan Perlakuan Tampilan Aroma Warna
ada
Original endapan ++ Kuning
ada Kuning
Pewarna endapan  +++ kecoklatan
natrium anda kuning
09 Apr 2019 benzoat endapan  ++++ kecoklatan
ada
Original eendapan  ++ Kuning
ada
Pewarna endapan  +++ Orange
narium ada
12-Apr benzoat endapan  ++++ Orange
ada
endapan
dan  
Original berjamur ++ Kuning
ada
endapan
dan
Pewarna berjamur  +++ Orange
endapan
natrium dan
15-Apr benzoat berjamur  ++++ Orange

Tabel 1.2 pengamatan sari buah dengan suhu dingin


Arom
pengamatan Perlakuan Tampilan a Warna
ada
Original endapan + Kuning
ada Kuningkecoklata
Pewarna endapan  ++ n
natrium anda kuning
09-Apr benzoat endapan  +++ kecoklatan
ada
Original endapan  + Kuning
ada
Pewarna endapan  ++ Orange
narium ada
12-Apr benzoat endapan  +++ Orange
15-Apr Original ada   Kuning
endapan +
ada
Pewarna endapan  ++ Orange
natrium Ada
benzoat endapan  +++ Orange

Keterangan
Aroma:
Bau buah (Sangat menyengat): +++
Menyengat:++
Tidak menyengat:+
Bedasarkan praktikum yang telah dilakukan dalam pembuatan
sari buah dapat diperoleh hasil dengan beberapa perlakuan.
Berdasarkan pengamatan pada tanggal 9 April 2019 pada
pembuatan sari buah original dengan suhu ruang pada pengamatan
hari pertama sari buah memiliki tampilan visual pada sari buah
terlihat ada endapan, aroma tidak menyengat, dan warna kuning.
Untuk sari buah yang ditambah dengan pewarna memiliki tampilan
terdapat endapan, aroma menyengat dan memiliki warna kuning
kecoklatan. Untuk dari buah yang ditambah dengan natrium benzoat
memilki tampilan ada endapan, aroma sangat menyengat, dan
berwarna kuning kecoklatan.
Pada hari kedua yaitu pengamatan 12 april 2019 pada sari buah
original memiliki tampilan visual pada sari buah terlihat ada
endapan, warna orange, dan aroma menyengat. Untuk sari buah yang
ditambah dengan pewarna memiliki tampilan terdapat endapan,
warna orange dan, aroma menyengat. Untuk dari buah yang
ditambah dengan natrium benzoat memilki tampilan ada endapan,
warna orange, dan aroma sangat menyengat.
Pengamatan pada tanggal 15 April 2019 sari buah yang
ditambah dengan pewarna memiliki tampilan terdapat endapan dan
berjamur, warna orange, dan aroma menyengat. Untuk sari buah
yang ditambah dengan pewarna memiliki tampilan terdapat endapan
dan berjamur, warna orage, dan aroma menyengat.
Bedasarkan praktikum yang telah dilakukan dalam pembuatan sari
buah dapat diperoleh hasil dengan beberapa perlakuan. Pada tanggal
9 April 2019 untuk pembuatan sari buah original dengan suhu dingin
pada pengamatan didapat hasil memiliki tampilan visual pada sari
buah terlihat ada endapan, warna kuning, dan aroma tidak
menyengat. Untuk sari buah yang ditambah dengan pewarna
memiliki tampilan terdapat endapan, warna kuning kecoklatan, dan
aroma menyengat. Untuk dari buah yang ditambah dengan natrium
benzoat memilki tampilan ada endapan, warna kuning kecoklatan,
dan aroma sangat menyengat.
Pada hari kedua yaitu pengamatan 12 April 2019 pada sari buah
original memiliki tampilan visual pada sari buah terlihat ada
endapan, warna orange, dan aroma menyengat. Untuk sari buah yang
ditambah dengan pewarna memiliki tampilan terdapat endapan,
warna orange, dan aroma menyengat. Untuk dari buah yang
ditambah dengan natrium benzoat memilki tampilan ada endapan,
warna orange, dan aroma sangat menyengat.
Pengamatan pada tanggal 15 April sari buah yang ditambah dengan
pewarna memiliki tampilan terdapat endapan, warna orange, dan
aroma tidak menyengat. Untuk sari buah yang ditambah dengan
pewarna memiliki tampilan terdapat endapan, warna orange, dan
aroma menyengat. Untuk dari buah yang ditambah dengan natrium
benzoat memilki tampilan ada endapan, warna orange, dan aroma
sangat menyengat.
Dari pengamatan dapat kita ambil kesimpulan bahwa pada suhu
ruang untuk sari buah original memiliki tampilan ada endapan
dikarenakan kurang tepat dalam penyaringan sari buah sehingga
ampas buah masih tersisa sedangkan pada pengamatan tanggal 15
April 2019 berjamur karena sudah mengalami penyimpanan yang
lama tetapi dalam suhu ruang sehingga jamur mulai tumbuh di dalam
prosuk. Warna pada sari buah berubah menjadi kuninng kecoklatan
pada pengamatan tanggan 12 April dan 15 April 2019 dikarenakan
ada proses oksidasi sehingga warnanya berubah dari warna alami.
Untuk aroma dari sari buahnya pada original tidak menyengat karena
aroma asli buah, untuk ditambah gula mejadi menyengat karena ada
aroma gula, sedangkan untuk ditambah natrium benzoat sangat
menyengaat karena ditambah aroma natrium benzoat juga.
Pada pengamatan dapat kita ambil kesimpulan bahwa pada suhu
ruang untuk sari buah original memiliki tampilan ada endapan
dikarenakan kurang tepat dalam penyaringan sari buah sehingga
ampas buah masih tersisa. Warna pada sari buah berubah dari kuning
menjadi orange pada pengamatan tanggan 12 April dan 15 April
2019 dikarenakan ada proses oksidasi sehingga warnanya berubah
dari warna alami. Untuk aroma dari sari buahnya pada original tidak
menyengat karena aroma asli buah, untuk ditambah gula mejadi
menyengat karena ada aroma gula, sedangkan untuk ditambah
natrium benzoat sangat menyengaat karena ditambah aroma natrium
benzoat juga.

B. Pembuatan Jelly Buah


1. Jelly Buah
Jelly biasa dibuat dari sari buah yang mengandung pektin
ataupun secara sengaja ditambahkan pektin dari luar, yang
kemudian diberi gula dan dididihkan. Namun dalam
perkembangannya, keberadaan pektin digantikan oleh hidrokoloid
lain, khususnya karagenan
Produk jelly kini bervariasi, seperti jelly siap saji dalam
kemasan (jelly cup), jelly dalam bentuk bubuk yang harus
direhidrasi dan dimasak (setelah membentuk gel, sebelum
dikonsumsi), jelly oles maupun jelly drink yang cara konsumsinya
dihisap.
Jelly drink adalah produk jelly yang berbentuk gel, dengan
konsentrasi atau jumlah bahan pembentuk gel lebih sedikit
dibandingkan jelly cup, sehingga menghasilkan tekstur gel yang
tidak solid, serta dikonsumsi dengan cara dihisap. Jelly drink biasa
dibuat dari air yang ditambahkan dengan bahan pembentuk gel dan
bahan pendukung yang lain seperti essence, gula, asam sitrat,
pengawet, serta pewarna (Noer, 2007).
Bahan pembentuk gel yang dapat digunakan adalah agar,
karagenan, konjac, ataupun pektin, tetapi yang banyak digunakan
dalam jelly drink di pasaran adalah karagenan atau konjac
berdasarkan daftar komposisi pada kemasan. Bahan pembentuk gel
merupakan komponen polimer berberat molekul tinggi yang
merupakan gabungan molekul-molekul dan lilitanlilitan dari
polimer molekul yang akan memberikan sifat kental dan gel yang
diinginkan. Molekul-molekul polimernya berikatan melalui ikatan
silang membentuk struktur jaringan tiga dimensi dengan molekul
pelarut terperangkap dalam jaringan ini. Tingkat elastisitas dan
kekakuan dari gel 2 tergantung dari bahan pembentuk gelnya
(Fardiaz, 1989).
Contoh-contoh bahan pembentuk gel antara lain asam
alginat, sodium alginat, kalium alginat, kalsium alginat, agar,
karagenan, locust bean gum, pektin, konjac, dan gelatin (Raton and
Smooley, 1993).
2. Tujuan Pembuatan
Mahasiswa melakukan praktek pembuatan Jelly
3. Alat dan Bahan

Alat : Bahan :
a. Pisau a. Apel
b. Parut/Blender b. Gula Pasir
c. Wajan/Penggorengan c. Pewarna
d. Pengaduk d. Essens/Aroma
e. Kompor
f. Sendok
g. Pengemas
4. Proses Produksi
a. Jelly Buah (Original)
1.) Memilih buah masak dan buah tua dengan
perbandingan yang sama. Menghancurkan buah
dengan blender (tanpa menggunakan air), lalu
masukkan sari buahnya ke dalam wajan atau
penggorengan
2.) Menambahkan gula pasir dengan perbandingan yang
benar, yaitu campuran buah tua dan masak 450 gram
dan gula 550 gram
3.) Kemudian memasak sambil diaduk hingga cukup
matang, kecukupan pemasakan diuji dengan cara :
Mengambil jelly dengan sendok dan jatuhkan dari
atas wajan, jika jatuhnya terputus-putus atau tidak
mengucur maka jelly dianggap sudah masak
4.) Mengemas jelly ke dalam kemasan
5.) Mengamati rasa, bau, visual dari jelly apel selama 7
hari
b. Jelly ditambah Pewarna Makanan
1.) Memilih buah masak dan buah tua dengan
perbandingan yang sama. Menghancurkan buah
dengan blender (tanpa menggunakan air), lalu
masukkan sari buahnya ke dalam wajan atau
penggorengan
2.) Menambahkan gula pasir dengan perbandingan yang
benar, yaitu campuran buah tua dan masak 450 gram
dan gula 550 gram
3.) Menambahkan pewarna makanan
4.) Kemudian memasak sambil diaduk hingga cukup
matang,kecukupan pemasakan diuji dengan cara :
Mengambil jelly dengan sendok dan jatuhkan dari
atas wajan, jika jatuhnya terputus-putus atau tidak
mengucur maka jelly dianggap sudah masak
5.) Mengemas jelly ke dalam kemasan
6.) Mengamati rasa, bau, visual dari jelly apel selama 7
hari
c. Jelly ditambah Aroma (Essens)
1.) Memilih buah masak dan buah tua dengan
perbandingan yang sama. Menghancurkan buah
dengan blender (tanpa menggunakan air), lalu
masukkan sari buahnya ke dalam wajan atau
penggorengan
2.) Menambahkan gula pasir dengan perbandingan yang
benar, yaitu campuran buah tua dan masak 450 gram
dan gula 550 gram
3.) Menambahkan pengaromaa makanan
4.) Kemudian memasak sambil diaduk hingga cukup
matang, kecukupan pemasakan diuji dengan cara :
Mengambil jelly dengan sendok dan jatuhkan dari
atas wajan, jika jatuhnya terputus-putus atau tidak
mengucur maka jelly dianggap sudah masak
5.) Mengemas jelly ke dalam kemasan
6.) Mengamati rasa, bau, visual dari jelly apel selama 7
hari

5. Pembahasan Hasil
Tabel 2.1 Pengamatan Jelly dengan perlakuan original suhu ruang
Pengamatan Rasa Tampilan Arom tekstur warna
a
Hari ke -1 manis Bergelembu +++ kenyal Kuning
Tangal ng kecoklatan
Hari ke-3 - Bergelembu ++ kenyal coklat
Tanggal ng
Hari ke-7 - Bergelembu ++ kenyal coklat
Tanggal ng

Tabel 2.2 pegamatan jelly dengan perlakuan original suhu dingin


Pengamatan Rasa Tampilan aroma tekstur warna
Hari ke -1 manis Bergelembun +++ kenyal Kuning
Tangal g kecoklatan
Hari ke-3 bergelembun ++ kenyal coklat
Tanggal g
Hari ke-7 bergelembun ++ kenyal coklat
Tanggal g
Tabel 2.3 pengamatan jelly dengan perlakuan pewarna suhu ruang
Pengamatan Rasa Tampilan Arom tekstur warna
a
Hari ke -1 manis bergelembun +++ kenyal Hijau tua
Tangal g
Hari ke-3 - bergelembun ++ kenyal Hijau tua
Tanggal g
Hari ke-7 - bergelembun ++ kenyal Hijau tua
Tanggal g
Tabel 2.4 pengamatan jelly dengan perlakuan warna suhu dingin
Pengamata Rasa Tampilan aroma tekstur Warna
n
Hari ke -1 manis bergelembun +++ kenyal Hijau tua
Tangal g
Hari ke-3 bergelembun ++ kenyal Hijau tua
Tanggal g
Hari ke-7 bergelembun ++ kenyal Hijau tua
Tanggal g
Tabel 2.5 pengamatan jelly dengan perlakuan aroma suhu ruang
Pengamata Rasa Tampilan Aroma tekstur Warna
n
Hari ke -1 manis bergelembun ++++ Kenal Kuning
Tangal g kecoklatan
Hari ke-3 bergelembun +++ Kenyal Coklat
Tanggal g
Hari ke-7 bergelembun +++ Kenyal Coklat
Tanggal g
Tabel 2.6 pengamatan jelly ddengan perlakuan aroma suhu dingin
Pengamatan Rasa Tampilan Aroma tekstur Warna
Hari ke -1 manis bergelembung ++++ kenyal Kuning
Tangal kecoklatan
Hari ke-3 manis bergelembung +++ kenyal Kuning
Tanggal kecoklatan
Hari ke-7 bergelembung +++ kenyal Coklat
Tanggal

Bedasarkan praktikum yang telak dilakukan dalam


pembuatan jelly dapat diperoleh hasil dengan beberapa perlakuan.
Menurut tabel 2.1 pada pembuatan jelly original dengan suhu ruag
pada pengamatan hari pertama jelly memiliki rasa manis dari gula
dan apel ,untuk tampilan visual pada jelly terlihat fresh dan ada
gelembung keccil, haltersebut dikarenakan proses pemanasan yang
menyebabkan adanyaelembung karena perubahan zat yang terjadi
yaitu terdapan kandungan benzoat nya. Untuk aroma dari jelly nya
kuat yaitu aroma apelnya masih kuat . untuk tekstur pada jelly
sendiri kenyal namun sedikit lembek karena kandungan air yang
masih terlalu panas an kurangnya jelly powder yang dimasukkan dan
jelly ini memiliki warna kuning kecoklatanyaitu sebagai warna alami
buah apel yang apabila ter-oksidasi maka berubah warnanya .pada
hari kedua yaitu pengamatan 12 april padajelly original
bergelembungkj dan aromanya berkurang .untuk warna berubah
menjadi coklat karena bereaksi dengan onsigen dan teksturnya msih
kenyal namun agak lembek .untuk pengamatan hari ke tiga
tampilannya bergelembung danaromanya berkurang serta warnanya
coklat dantekstur kenyal agak lembek
Berdasarkan tabel 2.2 pengamatan jelly dengan perlakuan
original suhu dingin dapat dilihat bahwapengamatan hari pertama
jelly memiliki rasa manis dari gula dan apel ,untuk tampilan visual
pada jelly terlihat fresh dan ada gelembung keccil, haltersebut
dikarenakan proses pemanasan yang menyebabkan adanyaelembung
karena perubahan zat yang terjadi yaitu terdapan kandungan benzoat
nya. Untuk aroma dari jelly nya kuat yaitu aroma apelnya masih kuat
. untuk tekstur pada jelly sendiri kenyal namun sedikit lembek
karena kandungan air yang masih terlalu panas an kurangnya jelly
powder yang dimasukkan dan jelly ini memiliki warna kuning
kecoklatanyaitu sebagai warna alami buah apel yang apabila ter-
oksidasi maka berubah warnanya .Pada hari kedua yaitu pengamatan
12 april padajelly original bergelembung dan aromanya
berkurang .untuk warna berubah menjadi coklat karena bereaksi
dengan onsigen dan teksturnya msih kenyal namun agak lembek
.Untuk pengamatan hari ke tiga tampilannya bergelembung
danaromanya berkurang serta warnanya coklat dantekstur kenyal
agak lembek.
Pada tabel 2.3 pengamatan jelly dengan perlakuan pewarna
suhu didapatkan data bahwa pengamatan pada hari pertama
jelly memiliki rsa manis,untuk tamoilan visual terlihat ada
gelembung kecil namun masih fresh dan warna lebih menarik,jelly
apel memiliki aroma yang menyengat ,bertekstur kenyal, dan warna
jelly hijau tua. Pengamatan ke tiga didapatkan data tampilan visual
terlihat gelembung kecil, warna huijau tua, aroma harum apel tidak
menyengat , dan bertekstur kenyal. Pada pengamatan hari ke tujuh
didapatkan data yaitu tampilan jelly terlihat bergelembung , aroma
tidak terlalu kuat,tekstur kenyal dan berwarna hijau tua.
Pada tabel 2.4 pengamatan jelly denganperlakuan pewarna
pada suhu dingin didapatkan data pada hari pertama jelly tampang
bergelembung kecil namun masih terlihat fresh dan ,memiliki aroma
yang menyengat,tekstur kenyal, dan warna hijau tua.pada
pengamatan hari ke tiga didapatkan data tampilan
bergelembung,memiliki aroma yang tidak menyengat,tekastur
kenyal,dengan warna hijau tua.pada pengamatan hari ke tujuh jelly
bergeleembung,aroma tidak menyengat,tekstur kenyal,warna hijau.
Pada tabel 2.5 didapatkan data pengamatan jelly dengan
perlakuan aroma suhu ruang jelly memiliki rasa manis , tampilan
fresh namun ada gelembung kecil ,aroma sangat
menyengat,tekasturkenyal,warna kuning kecoklata pada pengamatan
hari ke tiga jellybergelembung dan aromayang menyengat, tekstur
kenyal dan berwarna coklat.Pada hari ke tujuh jelly nampak tidak
fresh danbergelembung dan aroma yang menyengat, tekstur kenyal
danberwarna coklat
Pada tabel 2.6 didapatkan dat jelly dengan pelakuan aroma
pada hari pertama jelly memiliki rasa manis,bergelembung, aroma
sangat menyengat,bertekstur kenyal ,dan warna kuning
kecoklatanpada pengamatan hari ke tiga jelly bergelembung dan
aroma yang menyengat, tekstur kenyal dan berwarna kuning
coklat.Pada hari ke tujuh jelly nampak tidak fresh danbergelembung
dan aroma yang menyengat, tekstur kenyal danberwarna coklat
Berdasarkan hasil pengamatan dapat dilihat bahwa
perubbahan warnalebih cepat pada jelly bersuhu sedang di setiap
pelakuan karena suhu ruangoksigen lebih cepat masuk dan
terkontaminasi sehingga warna cepat berubah. Aroma yang paling
awet adalah dengan perlakuandengan aroma karena penambahan
aroma menjjadi lebih menyengat
.
C. Pembuatan Tape (Singkong dan Ketan)
1. Tape (Singkong dan Ketan)
Tape merupakan hasil dari proses fermentasi dari bahan-bahan
yang mengandung karbohidrat seperti beras ketan dan ubi kayu. Dalam
proses fermentasi yang melibatkan aktifitas mikroorganisme ini terjadi
proses pengubahan karbohidrat menjadi etanol, sehingga bahan
makanan hasil fermentasi menjadi lebih enak rasanya (Sutanto, 2006).
Tape mempunyai rasa sedikit manis dengan sedikit rasa alkohol
dan aroma semerbak yang khas. Tekstur lunak dan berair serta
mengasilkan cairan yang merupakan efek dari efek fermentasi. Rasa
manis pada tape dipengaruhi oleh kadar gula dari tapai itu sendiri.
Tetapi kadang – kadang pada sejenis tapai tertentu timbil rasa asam
agak menyengat. Hal ini biasanya disebabkan oleh perlakuan selama
proses pembuatan yang kurang teliti, misalnya penambahan ragi yang
terlampau banyak, penutupan yang kurang sempurna selama proses
fermentasi berlangsung, ataupun karena proses fermentasi yang terlalu
lama (Oyon Suwaryono dan Yusti Ismaeni, 1987 dalam Santosa,
2010).
Fermentasi merupakan suatu cara yang telah dikenal dan
digunakan sejak lama sejak jaman kuno. Fermentasi merupakan suatu
cara untuk mengubah substrat menjadi produk tertentu yang
dikehendaki dengan menggunakan bantuan mikroba. Bioteknologi
berbasis fermentasi sebagian besar merupakan proses produksi barang
dan jasa dengan menerapkan teknologi fermentasi atau yang
menggunakan mikroorganisme untuk memproduksi makanan dan
minuman seperti: keju, yoghurt, minuman beralkohol, cuka, sirkol,
acar, sosis, kecap, dll (Nurcahyo, 2011).
Fermentasi mempunyai pengertian aplikasi metabolisme
mikroba untuk mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai
lebih tinggi, seperti asam-asam organik, protein sel tunggal, antibiotika
dan biopolimer. Fermentasi merupakan proses yang relatif murah yang
pada hakekatnya telah lama dilakukan oleh nenek moyang kita secara
tradisional dengan produk-produknya yang sudah biasa dimakan orang
sampai sekarang, seperti tempe, oncom, tapai,  dan lain-lain
(Nurhayani, 2001).
Diantara bahan dasar pembuatan tape yang sering digunakan
adalah beras ketan baik yang hitam maupun yang putih. Tape dari
beras ketan inilah yang paling banyak dijumpai di toko-toko makanan
maupun di Super Market. Namun demikian juga belum diketahui
apakah ada perbedaan kandungan etanol dalam tape yang dihasilkan
pada pembuatan dengan kedua macam beras ketan tersebut, sehingga
dalam penelitian ini akan dipelajari perbedaan kandungan etanol dalam
tape yang dihasilkan dari bahan dasar beras ketan hitam dan putih dan
dengan menggunakan beberapa macam pembungkus yang berbeda
yaitu dengan daun, plastik dan gelas (Sutanto, 2006).
Beras, ketan, jagung dan ketela pohon, dapat digunakan
sebagai bahan dasar pembuatan tape. Bahan-bahan tersebut dikukus
hingga matang, dihamparkan ditampah dan setelah dingin dibubuhi
ragi, kemudian campuran itu ditaruh dalam belangga, ditutup dengan
daun pisang dan disimpan dalam tempat yang sejuk. Tak lama
kemudian berkhamirlah karena daya kerja organisme-organisme yang
terdapat dalam ragi (Heyne, 1987 dalam Berlian, 2016).
Pada proses pembuatan tape, masyarakat biasanya
menggunakan daun pisang sebagai pembungkusnya. Dengan semakin
sulitnya mendapatkan daun terutama di daerah perkotaan maka
masyarakat beralih ke pembungkus atau wadah alternatif yang lebih
mudah diperoleh untuk proses pembuatan tapai seperti plastik, gelas
dan wadah yang lain. Namun demikian belum diketahui apakah wadah
fermentasi dalam pembuatan tapai ini berpengaruh terhadap
kandungan etanol dalam tapai yang dihasilkan (Sutanto, 2006).

2. Tujuan Pembuatan
Mahasiswa melakukan praktek pembuatan tape

3. Alat dan Bahan

Alat : Bahan :
a. Pisau a. Singkong
b. Pengukus b. Ketan Putih dan Ketan
Hitam
c. Baskom c. Gula pasir
d. Kompor d. Ragi Tape
e. Panci kecil
f. Alumunium oil atau daun
pisang
g. Sendok makan
h. Besek
i. Tempat Plastik
j. Nampan Plastik
4. Proses Produksi
a. Tape Ketela atau Singkong
1.) Mengupas, mencuci, kemudian memotong singkong
2.) Mengukus singkong lalu didinginkan
3.) Mencampurkan singkong dengan ragi lalu aduk
hingga merata
4.) Menambahkan gula pada singkong yang telah diberi
ragi lalu aduk hingga merata
5.) Memasukkan sebagian singkong kedalam besek
yang dilapisi lembaran daun pisang
6.) Memasukkan sebagiansingkong lainnya ke dalam
tempat plastik
7.) Mendiamkan hingga 1-2 hari
b. Tape Ketan Putih
1.) Mencuci beras ketan putih dengan air hingga bersih
(lakukan sampai tiga kali pencucian sampai air
cucian terlihat bening)
2.) Kemudian merendam beras ketan ke dalam air
selama 8 jam
3.) Membilas lagi beras ketan yang sudah direndam
dengan air sampai bersih lalu meniriskannya
4.) Mengukus beras ketan hingga setengah matang lalu
mengangkat dan memasukkan ke dalam baskom
5.) Menuang air panas ke dalam beras ketan, kemudian
mengaduk sampai airnya meresap
6.) Mengukus lagi selama 30 menit atau sampai matang
7.) Mengangkat dan menuangkan beras ketan diatas
nampan plastik yang lebar, lalu mendiamkannya
sampai dingin
8.) Setelah dingin, menaburi dengan ragi yang sudah
dihaluskan dan gula pasir hingga merata
9.) Mengambil ketan lalu membungkus dengan daun
pisang dan menyematkan dengan tusuk gigi
(lanjutkan hingga selesai)
10.) Membungkus ketan kemudian dimasukkan ke
dalam baskom dan diamkan selama 2-3 hari untuk
proses fermentasi
c. Tape Ketan Hitam
1.) Mencuci beras ketan putih dengan air hingga bersih
(lakukan sampai tiga kali pencucian sampai air
cucian terlihat bening)
2.) Kemudian merendam beras ketan ke dalam air
selama 8 jam
3.) Membilas lagi beras ketan yang sudah direndam
dengan air sampai bersih lalu meniriskannya
4.) Mengukus beras ketan hingga setengah matang lalu
mengangkat dan memasukkan ke dalam baskom
5.) Menuang air panas ke dalam beras ketan, kemudian
mengaduk sampai airnya meresap
6.) Mengukus lagi selama 30 menit atau sampai matang
7.) Mengangkat dan menuangkan beras ketan diatas
nampan plastik yang lebar, lalu mendiamkannya
sampai dingin
8.) Setelah dingin, menaburi dengan ragi yang sudah
dihaluskan dan gula pasir hingga merata
9.) Mengambil ketan lalu membungkus dengan daun
pisang dan menyematkan dengan tusuk gigi
(lanjutkan hingga selesai)
10.) Membungkus ketan kemudian dimasukkan ke
dalam baskom dan diamkan selama 2-3 hari untuk
proses fermentasi
5. Pembahasan Hasil

D. Pembuatan Selai Buah/Jam


1. Selai Buah/Jam
Selai adalah bahan dengan konsistensi gel atau semi gel
yang dibuat dari bubur buah. Selai digunakan sebagai bahan
pengisi dalam pembuatan roti dan kue. Konsistensi gel atau semi
gel pada selai diperoleh dari interaksi senyawa pektin yang berasal
dari buah atau pektin yang ditambahkan dari luar, gula sukrosa dan
asam. Interaksi ini terjadi pada suhu tinggi dan bersifat menetap
setelah suhu diturunkan (Hasbulloh, 2001).
Penambahan sukrosa dalam pembuatan produk makanan
seperti selai berfungsi untuk memberikan rasa manis, dan dapat
pula sebagai pengawet, yaitu dalam konsentrasi tinggi menghambat
pertumbuhan mikroorganisme dengan cara rnenurunkan aktivitas
air dari bahan pangan (Margono, 2000).
Asam sitrat yang sering ditambahkan pada pembuatan selai
adalah asam organik seperti asam tartrat, asam sitrat, dan asam
malat. Penambahan asam bertujuan untuk menurunkan pH selai
agar diperoleh kondisi asam yang cocok untuk pembentukan gel
dan menghindari pengkristalan gula. Jumlah asam yang
ditambahkan tergantung dari keasaman buah dan pH akhir selai
yang dikehendaki. Kondisi optimum agar terbentuk gel terjadi pada
pH 3,2. Selain itu asam juga digunakan untuk memperbaiki sifat
koloidal dari makanan yang mengandung pektin dan membantu
ekstraksi pektin dan pigmen dari buah-buahan(Agustina, 2007).
Penambahan pektin pada pembuatan selai dapat dilakukan
untuk mengatasi masalah gagalnya pembentukan gel pada
pembuatan selai dari buah-buahan yang kandungan pektinnya
rendah. Gel pektin dapat terbentuk pada berbagai suhu walaupun
kecepatan pembentukan geltergantung pada berbagai faktor yaitu
gula, konsentrasi pektin, jenis pektin, pH dan suhu.
Pembentukan gel dapat menjadi lebih cepat dengan semakin
rendahnya suhu serta meningkatnya konsentrasi gula. (Ropiani,
2006).

2. Tujuan Pembuatan
Mahasiswa melakukan praktek pembuatan selai/jam
3. Alat dan Bahan

Alat : Bahan :
a. Pisau a. Nanas
b. Parut/Blender b. Gula Pasir
c. Wajan/Penggorengan c. Pewarna
d. Pengaduk d. Essens/Aroma
e. Kompor
f. Sendok
g. Pengemas
4. Proses Produksi
a. Selai Buah (Original)
1.) Memilih buah masak dan buah tua dengan perbandingan
yang sama. Menghancurkan buah dengan cara diparut
dengan parutan kelapa atau blender (tanpa menggunakan
air), lalu masukkan ke dalam wajan atau penggorengan
2.) Menambahkan gula pasir dalam perbandingan yang
benar, yaitu campuran buah tua dan masak 450 gram dan
gula 550 gram
3.) Kemudian dimasak sambil diaduk sehingga cukup
matang. Kecukupan pemasukan dijui dengan cara ambil
selai dengan sendok dan jatuhkan dari wajan, jika
jatuhnya terputus-putus atau tidak mengucur makan selai
dianggap sudah masak
4.) Mengemas selai menggunakan kemasan
5.) Mengamati rasa,bau, dan visual dari selai nanas selama 7
hari
b. Selai Buah ditambah Pewarna Makanan
1.) Memilih buah masak dan buah tua dengan
perbandingan yang sama. Menghancurkan buah dengan
cara diparut dengan parutan kelapa atau blender (tanpa
menggunakan air), lalu masukkan ke dalam wajan atau
penggorengan
2.) Menambahkan gula pasir dalam perbandingan yang
benar, yaitu campuran buah tua dan masak 450 gram
dan gula 550 gram
3.) Menambahkan pewarna makanan
4.) Kemudian dimasak sambil diaduk sehingga cukup
matang. Kecukupan pemasukan dijui dengan cara ambil
selai dengan sendok dan jatuhkan dari wajan, jika
jatuhnya terputus-putus atau tidak mengucur makan
selai dianggap sudah masak
5.) Mengemas selai menggunakan kemasan
6.) Mengamati rasa,bau, dan visual dari selai nanas selama
7 hari
c. Selai Buah ditambah Aroma (Essens)
1.) Memilih buah masak dan buah tua dengan
perbandingan yang sama. Menghancurkan buah dengan
cara diparut dengan parutan kelapa atau blender (tanpa
menggunakan air), lalu masukkan ke dalam wajan atau
penggorengan
5. Hasil dan pembahasan
a. Hasil
Tabel 3.1 pengamatan selai buah penyimpanan suhu ruang
pengamat perlakua Tampila arom tekstu
an n rasa n a warna r
Kuning lembe
Original Manis fresh +++ kuning k
Kuning kuning lembe
pewarna Manis pekat  +++ keorenan k
lembe
13-Apr Aroma Manis Kuning  ++++ kuning k
18-Apr sediki
t
masa Tidak  lembe
Original m fresh  +   k
 Tidak  lembe
pewarna Manis fresh  +   k
Aroma Manis  Tidak  +++    lembe
fresh k
 Kuning
masa  berjam kecoklata  lembe
Original m ur  - n k
sediki
t
masa  berjam  Oranye  lembe
pewarna m ur  - muda k
 Kuning
 berjam kecoklata  lembe
  Aroma manis ur  - n k

Tabel 3.2 pengamatan selai penyimpanan suhu dingin

pengamata tampila
n perlakuan Rasa n aroma warna tekstur
 Lembe
original  manis  kental  +++ kuning k
 orang
pewarna  manis kental  +++ e  lembek
 kunin
  aroma  manis  kental  ++++ g  lembek
 kunin
original    kental  ++ g  lembek
 orang
pewarna    kental  +++ e  lembek
 kunin
  aroma    kental  ++++ g  lembek
 kunin
original    kental  ++ g  lembek
 orang
pewarna    kental  ++ e  lembek
 kunin  Lembe
  aroma    kental  +++ g k

b. Pembahasan
E. Pembuatan Ice Cream Susu dan Santan
1. Es krim
Ice cream dapat didefinisikan sebagai makanan beku yang dibuat
dari produk susu (dairy) dan dikombinasikan dengan pemberi rasa
(flavor) dan pemanis (sweetener). Ice cream merupakan produk
olahan susu yang dibuat dengan cara membekukan dan mencampur
bahan baku secara bersama-sama . Bahan yang digunakan adalah
kombinasi susu dengan bahan tambahan seperti gula dan madu atau
tanpa bahan perasa dan warna stabilizer, bahan campuran ice cream
disebut ice cream mix (ICM), dengan pencampuran bahan yang tepat
dan pengolahan yang benar maka dapat dihasilkan ice cream dengan
kualitas baik (Susilorini dan Sawitri, 2007).
Nilai gizi ice cream sangat tergantung pada nilai gizi bahan baku
yang digunakan. Ice cream yang memiliki kualitas tinggi bahan
bakunya perlu diketahui dengan pasti, yaitu dengan menggunakan
susu sebagai bahan utama pembuatan ice cream maka ice cream
memiliki sumbangan terbesar nilai gizinya. Ice cream terbukti
memiliki beberapa fakta gizi yang tidak terduga dibalik kelembutan
dan rasa manisnya. Keunggulan ice cream yang didukung oleh bahan
utamanya yaitu susu tanpa lemak dan lemak susu maka ice cream
hampir sempurna dengan kandungan gizi yang lengkap (Fitrahdini,
2010).
Standar Nasional Indonesia menyatakan bahwa, ice cream adalah
sejenis makanan semi padat yang dibuat dengan cara pembekuan
tepung ice cream atau campuran susu, lemak hewani maupun nabati,
gula, dan dengan atau tanpa bahan makanan lain yang diizinkan.
Campuran bahan ice cream diaduk ketika didinginkan untuk
mencegah pembentukan kristal es yang besar. Penurunan temperatur
campuran dilakukan dengan cara mencelupkan campuran ke dalam
campuran es dan garam (Arbuckle, 2000).
Komposisi adonan saat pembuatan ice cream akan menentukan
kualitas ice cream. Faktor yang mempengaruhi antara lain bahan
baku, proses pembuatan, proses pembekuan, pengepakan, dan
sebagainya. Proses pembuatan seluruh bahan baku ice cream akan
dicampur menjadi suatu bahan dasar ice cream, salah satunya
viskositas atau kekentalan. Kekentalan pada adonan ice cream akan
berpengaruh besar pada tingkat kehalusan ice cream serta ketahanan
ice cream sebelum mencair. Proses pembuatannya melalui
pencampuran bahan-bahan menggunakan alat pencampur berputar
(Harris, 2011).
Ice cream memiliki tekstur padat yang terdiri atas 2 fase yaitu fase
kontinyu dan fas terdispersi. Fase kontinyu adalah kombinasi air, gula,
hidrokooid, protein susudan komponen terlarut lainnya, serta padatan
yang tidak terlarut yang tersuspensi dalam cairan. Fase terdispersi
adalah gelembung udara dan globula lemak. Globula-globula lemak
akan berikatan dengan protein susu dan membentuk lapisan tipis yang
menyelubungi tiap gelembung udara yang akan berperan membentuk
stabilitas dan ukuran gelembung udara (Muse dan Hartel, 2004).

2. Tujuan Pembuatan
Mahasiswa mampu melakukan praktek pembbuatan eskrim
3. Alat dan Bahan
a. Alat
1.) Thermometer
2.) Baskom
3.) Panci
b. Bahan
1.) Lembar daun pandan
2.) Susu UhT
3.) Santan
4.) Garam
5.) Gula pasir
4. Proses Produksi
a. es krim susu
1.) menuangkan susu UHT 150 ml ke dalam kaleng
2.) menutup kaleng dengan rapat.
3.) menyiapkan esbatu dalam baskom
4.) membenamkan kaleng kedalam baskom
5.) menambahkan garam kasar pada es, kemudian mengecek
ssuhunya menggunakan termometer
6.) memutar kaleng hingga susu menjadi eskrim
b. Es krim santan
1.) Memasak 1150 ml santan, 50 gula, lembar daun pandan,1sdt
garam dengan api
2.) Mengaduk santan hingga mendidih
3.) Menambahkan air pada 1 sdm tepung maizena dan dan
mengaduknya, kemudian memasukan ke dalam adonan santan
4.) Memasukan 25 ml susu cair pada adonan, mengaduk adonan
hingga kental.
5.) Menutup panci dengan prapat
6.) Membenamkan kaleng kedalam baskom
7.) Menambahkan garam kasar pada es, kemdian mengecek
ssuhunya menggunakan termometer
8.) Memutar kaleng hingga susu menjadi eskrim
5. Pembahasan dan hasil
a. Hasil
Tabel 5.1 Pengamatan es krim susu
pengamata rasa tampilan Aroma tekstur warna
n
23 april manis Berwarna +++ padat Coklat
coklat susu
susu
Tabel 5.2 Pengamata Es Krim Santan
pengamata rasa tampilan Aroma tekstur warna
n
23 april Msnis Coklat ++++ lembek coklat
gurih keruh

b. Pembahasan
Berdasarkan tabel 5.1 pengamatan eskrim susu diketahui
bahwa eskrim susu memiliki rasa yang manis namun kurang begitu
kuat, untuk tampilannya memiliki warnacoklat susuyang menarik.
Es krim susu memiliki aroma susu yang sangat kuat dan bertekstur
padat dan memiliki warna coklat susu.
Pada tabel5.2 es krim santan diketahui bahwa eskrim susu
memiliki rasa yang manis dan gurih menjadi satu, untuk
tampilannya memiliki warna coklat keruh. Es krim santan memiliki
aroma santan yang sangat kuat dan bertekstur lembek dan
memiliki warna coklat
Berdasarkan hasil diatas tekstur eskrim santan lebih lembek
karena pemutaran yang kurang lama. Untuk memasak eskrim
santan membutuhkan waktu sekitar 30 menit dan untuk memutar
membutuhkan aktu leihkurang 45 menit sedangkan es krim susu
tidak melaui proses penmutaran kurang lebih selama 45 menis

Anda mungkin juga menyukai