Anda di halaman 1dari 62

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jagung merupakan komoditas tanaman pangan yang
merupakan kebutuhan utama setelah beras dan tingkat
permintaannya cukup tinggi. Pada waktu ke waktu permintaan
terhadap jagung meningkat terutama pada sektor industri. Untuk
memenuhi kebutuhan tersebut jagung harus diimpor, yang
membawa beberapa permasalahan baru, seperti pemborosan
devisa negara dan sulitnya pengawasan mutu benih yang
diimpor. Menyadari akan pentingnya ketersediaan benih jagung
varietas hibrida yang berdaya hasil tinggi , pemerintah telah
membuka peluang bagi tumbuh dan berkembangnya industri
benih nasional baik untuk jagung. Ini berarti bahwa pasar jagung
dalam negeri masih terbuka luas dan merupakan tantangan
besar untuk lebih meningkatkan produksi jagung, baik untuk
kebutuhan propinsi maupun kebutuhan nasional.
Petani dihadapkan pada upaya meningkatkan produksi
dan produktivitas tanaman pangan khususnya jagung adalah
belum tersedianya benih unggul bermutu yang tepat jumlah dan
tepat waktu dengan harga yang terjangkau oleh petani. Selain
ketersediaan yang terbatas, faktor iklim yang berubah. Sehingga
dibutuhkan benih unggul yang lebih tahan terhadap perubahan
1

iklim. Selain itu, teknologi penyimpanan juga menjadi masalah


penting yang sangat menentukan ketersediaan benih ditingkat
petani saat penanaman. Sudah banyak teknologi penyimpanan
benih yang dihasilkan lembaga-lembaga penelitian seperti silo,
teknologi asap, sampai lokal petani (indigenous technology).
masih belum mampu menyediakan benih yang unggul.
Untuk membantu dalam meningkatkan produksi dan
produktivitas jagung, perlu dilakukan penelitian terhadap proses
produksi benih unggul jagung. Salah satu perusahan yang
mmproduksi benih jagung yaitu PT. Bisi Internasional,Tbk.
Perusahaan ini mempunyai banyak cabang, salah satu
cabangnya

berada

di

Kediri

yang

berlokasi

di

Desa

Sumberagung Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri.


Didukung oleh teknologi yang canggih serta tenaga ahli
yang profesional menjadikan perusahaan ini semakin maju. Hal
ini terbukti dengan banyaknya cabang perusahaan yang berada
di wilayah Nusantara.
Sudah sewajarnya apabila PT. Bisi Internasional,Tbk
menjadi alternative tempat Praktek Kerja Lapangan bagi
mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian khususnya Jurusan
Keteknikan Pertanian.

1.2. Tujuan
Praktek Kerja Lapang yang dilaksanakan ini mempunyai
dua tujuan yaitu:
1.2.1

Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari praktek kerja lapang ini adalah

sebagai berikut:
a. Memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan
jenjang program pendidikan tingkat sarjana strata-1 di
Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya.
b. Melatih mahasiswa untuk bekerja mandiri di lapang sesuai
dengan kondisi lapangan pekerjaan yang akan dihadapi.
c. Sebagai sarana studi banding antara ilmu pengetahuan
dan teknologi yang di dapat selama perkuliahan dengan
teknologi yang di terapkan di lapang serta menelaah bila
terjadi perbedaan.
d. Menambah pengalaman dan pengetahuan mahasiswa
mengenai kondisi nyata di suatu pabrik serta mengetahui
permasalahan-permasalahan

beserta

alternatif

penyelesaiannya.

1.2.2

Tujuan Khusus

a. Mengetahui secara umum sejarah perkembangan, struktur


organisasi dan aspek ketenagakerjaan perusahaan.
3

b. Sebagai sarana untuk mengembangkan pengetahuan


tentang

karakterisasi

tanaman

jagung

serta

cara

budidayanya.
c. Mengetahui dan mempelajari proses produksi benih
jagung
d. Mengetahui

dan

mempelajari

proses

pengeringan,

pemipilan, penyortiran, penyimpan, dan pengemasan


benih.
e. Mengetahui penjaminan mutu dan standardisasi produk.
f.

Mengetahui alat dan mesin proses produksi benih jagung.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Biji dan Benih
2.1.1 Pengertian Biji
Biji jagung merupakan jenis serealia dengan ukuran biji
terbesar dengan berat rata-rata 250-300 mg. biji jagung memiliki
bentuk

tipis

dan

bulat

melebar

pembentukan

dari

pertumbuhan

yang
biji

merupakan

jagung.

Biji

hasil
jagung

diklasifikasikan sebagai kariopsis. Hal ini disebabkan biji jagung


memiliki struktur embrio yang sempurna. Serta nutrisi yang
dibutuhkan oleh calon individu baru untuk pertumbuhan dan
perkembangan menjadi tanaman jagung (Santosa, 2011).
Biji adalah merupakan sumber makanan bagi manusia
dan binatang atau organisme hidup lainnya. Biji merupakan
bahan baku untuk konsumsi manusia. Untuk makanan manusia
yang berasal dari tanaman yang terpenting (kamil,1979).
Biji jagung yang digunakan untuk benih biasanya hanya
yang terdapat pada bagian tengah saja (sekitar 60%). Adapun
yang terdapat pada bagian tepinya, baik ujung tongkol maupun
pangkal tongkol yang masing-masing sekitar 20%, tidak
digunakan untuk benih, melainkan untuk jagung konsumsi.
Sebaliknya umur yang paling muda adalah pada ujung tongkol
karena tumbuhnya belakangan (Warisno, 2003).
5

2.1.2 Pengertian Benih


Benih merupakan salah satu faktor utama yang menjadi
penentu keberhasilan usaha tani sehingga harus ditangani
secara sungguh-sungguh agar dapat tersedia dengan baik dan
terjangkau oleh petani. Penggunaan benih bermutu dari varietas
unggul sangat menentukan keberhasilan peningkatan produksi
jagung. Pengunaan benih barmutu dapat mengurangi resiko
kegagalan karena bebas dari serangan hama dan penyakit serta
mampu

tumbuh

baik

pada

kondisi

lahan

yang

kurang

menguntungkan (BPS Nasional, 2009).


Benih merupakan alat perkembangbiakan tanaman yang
utama, oleh karena itu kita perlu mengupayakan bagaimana
agar benih ini tetap berkualitas, dalam arti kalau disemai,
memberikan proses kecambah yang tinggi dan bila ditanam
pada lahan yang bervariasi keadaannya bias tumbuh baik,
kematian kecil (Halomoan,1998).
2.2 Pengadaan dan Klasifikasi Benih

Menurut Purwono dan Hartono (2007), memenuhi


kebutuhan benih bermutu tinggi sebagai bahan memperbanyak
tanaman (crop multiplication) secara generatif dimana:
6

a. Benih yang dipilih merupakan jagung varietas, bukan


hibrida.
b. Benih yang dipilih sesuai dengan lahan dan iklim
setempat.
c. Benih tersebut harus cukup tersedia, tepat pada waktunya
sampai pada petani sesuai dengan areal yang akan
ditanam.
d. Benih tersebut, harus bermutu tinggi, murni sifat-sifat
genetiknya, tidak tercampur dengan benih variretas lain.
e. Benih tersebut tidak tercampur dengn benih rumputan
(gulma), kotoran (inert matter) dan bibit penyakit.
f.

Benih tersebut harus mempunyai daya kecambah dan


daya tumbuh yang tinggi (high viability and vigor).
Jadi suatu program pengembangan perbenihan yang

terarah pada garis besarnya harus diarahkan kepada dua


bidang, yaitu :
1. Pengadaan dan penyaluran benih bermutu tinggi dan
murni sifat genetiknya dan tepat waktunya sampai pada
petani dengan jumlah yang cukup.

2. Pengontrolan dan meningkatkan mutu (quality control)


dan kemurnian hasil (biji). Pengadaan benih tersebut
terutama ditujukan untuk :
a. Memenuhi kebutuhan benih bermutu tinggi sebagai
bahan memperbanyak tanaman (crop multiplication)
secara generatif.
b. Memenuhi kebutuhan bahan konsumsi
Sebagai syarat umum untuk kedua tujuan program
pembenihan tersebut diatas adalah mencakupi :
Daya kecambah

: minimal 80%

Benih murni

: minimal 95%

Benih varietas lain

: maksimal 5%

Kotoran

: maksimal 2%

Benih rumputan

: maksimal 2% (Kamil,1979).

Pengadaan benih ini dimulai dengan Benih Penjenis atau


Benih Pengarah (Breeder Seed) yang dihasilkan oleh Pemulia
Tumbuhan (Plant Breeder) dalam jumlah relatif sangat kecil.
Benih Pengarah (Bpe) hanya berada dan dikuasai oleh Pemulia
Tumbuhan itu sendiri atau lembaga di mana dihasilkan.
Setelah

dilepas

(Released),

Benih

Pengarah

diperbanyak oleh lembaga-lembaga yang bekerja untuk itu baik


pemerintah maupun swasta. Hasil benih (biji) pada tingkat ini
(turunan pertama dari Bpe) disebut Benih dasar (Foundation
Seed). Benih Dasar (BD) ini hanya berada dan dikuasai oleh
lembaga-lembaga tertentu, dan diperbanyak oleh lembaga itu
8

sendiri atau lembaga-lembaga lainnya. Turunan pertama dari


Benih Dasar ini (atau turunan kedua Bpe) disebut benih Pokok
(Stock Seed) yang mana benih ini dikembangkan dan dihasilkan
pada tempat-tempat pusat pengadaan benih yang telah
ditetapkan atau disetujui oleh pemerintah.
Benih Pokok (Bpo) ini selanjutnya diperbanyak lagi
dalam jumlah yang lebih besar oleh petani tertentu yang disebut
Petani Penangkar (Seed Growers) dibanyak tempat untuk
menghasilkan Benih Sebar (Extension Seed).
Benih Sebar (BS) inilah yang disebarluaskan kepada
petani-petani untuk ditanam dan produksinya dijadikan benih
(seed) atau bahan konsumsi melalui rantai pemasaran. Benih
Sebar ini harus murni sifat genetikntya, cukup tersedia untuk
luas daerah penanaman dan sampai kepada petani penghasil
tepat pada waktunya. Harga Benih Sebar ini harus relatif murah
walaupun bisa lebih tinggi dari Benih Konsumsi.
Benih Konsumsi (BK) ini tidak boleh ditanam dan dipakai
sebagai benih untuk perbanyakan (generatif multiplication) akan
tetapi dipergunakan hanya untuk bahan makan langsung oleh
manusia dan binatang atau sebagai bahan baku untuk dijadikan
bahan lain. Karena kemurnian genetik dan uniormitasnya sudah
rendah (kamil,1979)

Menurut

Kartasapoetra

(1992),

benih

bersertifikat

ditetapkan kelas-kelas benih sesuai dengan keturunan dan


mutunya, antara lain penetapannya sebagai berikut:
1. Benih Penjenis (BS) adalah benih yang diproduksi oleh
dan dibawah pengawasan pemulia tanaman yang
bersangkutan atau instansinya, dan harus merupakan
sumber untuk perbanyakan benih dasar.
2. Benih Dasar (BD) merupakan keturunan pertama dari
Benih Dasar (BD) yang diproduksi dibawah bimbingan
intensif dan pengawasan yang ketat hingga kemunian
varietas yang tinggi dapat dipelihara. Benih dasar
diproduksi oleh instansi atau Badan yang ditetapkan
atau ditunjuk oleh Ketua Badan Benih Nasional, dan
harus disertifikasi oleh Sub Direktorat Pembinaan Mutu
Benih BPSB
3. Benih Pokok (BP) merupakan turunan dari Benih
Penjenis (BS) atau Benih Dasar yang diproduksi dan
dipelihara sedemikian rupa sehingga identitas maupun
tingkat kemurnian varietas memenuhi standart untuk
mutu yang telah ditetapkan dan telah memenuhi
sertifikasi sebagai Benih Pokok oleh Sub Direktorat
Pembinaan Mutu Benih BPSB.
4. Benih Sebar (BR) merupakan keturunan dari Benih
Penjenis,

Benih

Dasar

atau

Benih

Pokok,

yang

diproduksi dan dipelihara sedemikian rupa sehingga


10

identitas dan tingkat kemurniannya dapat dipelihara dan


memenuhi standar mutu yang ditetapkan dan telah
disertifikasi sebagai Benih Sebar oleh Sub Direktorat
Pembinaan Mutu Benih BPSB .

2.3 Jagung
2.3.1 Tanaman Jagung
Jagung merupakan tanaman pangan penting di
Indonesia menduduki tempat kedua setelah padi dan pada
beberapa

daerah

di

Indonesia

dan

Maluku

khususnya

menjadikan jagung sebagai makanan pokok. Produksi ekonomi


jagung

adalah

berupa

biji

jagung

merupakan

sumber

karbohidrat potensial untuk memenuhi kebutuhan pangan


maupun non pangan. Perbedaan kandungan gizi jagung warna
biji kuning dan jagung warna biji putih yaitu pada nutrisi vitamin
A, Jagung warna biji putih umumnya tidak mengandung vitamin
A (Suprapto, 1992).
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman
pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Selain
sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan
Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di
Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia
11

(misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan


jagung

sebagai

pangan

pokok.

Selain

sebagai

sumber

karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (biji


maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir), dibuat
tepung (dari bulir, dikenal dengan istilah tepung jagung atau
maizena), dan bahan baku industri (dari tepung bulir dan tepung
tongkolnya) (Santosa, 2011).
2.3.2 Syarat Tumbuh
Menurut Danarti dan Sri Najiyati (1992), jagung tidak
menuntut persyaratan linkungan yng terlalu ketat. Namun untuk
pertumbuhan optimalnya, jagung menghendaki persyaratanpersyaratan lingkungan yang harus dipenuhi, antara lain
sebagai berikut :
1. Menghendaki penyinaran matahari yang penuh. Di
tempat-tempat yang teduh, pertumbuhan jagung akan
meran dan tidak mampu membentuk buah.
2. Menghendaki suhu optimum 21-340 C. Di Indonesia,
suhu

semacam

ioni

terdapat

di

daerah

dengan

ketinggian antara 0-600 m dpl.


3. Menghendaki tanah yang gembur, subur, berdrainase
baik dengan pH 5.6-7.2. tanah yang bertekstur berat,
harus diolah sehingga aerasi dan drainasenya baik.
4. Membutuhkan air yang cukup, terutama pada saat awal
pertumbuhannya, yaitu stadia pembungaan dan stadia
12

pengisian biji. Di lahan yang tidak beririgasi, curah hujan


optimal yang dikehendaki antara 85-100 mm per bulan,
merata sepanjang pertumbuhan tanaman.

2.3.3 Klasifikasi Jagung


Menurut Tjitrosoepomo (1991), tanaman jagung dalam
tata nama atau sistematika (Taksonomi) tumbuh-tumbuhan
jagung diklasifikasi sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi

: Spermatophyta

Kelas

: Angiospermae

Kelas

: Monocotyledoneae

Ordo

: Graminae

Famili

: Graminaceae

Genus : Zea
Spesies : Zea mays L.

13

Gambar 1. Morfologi jagung tongkol


(Suwardi, 2007)

Tabel 1.Pengelasan Saintifik


Pengelasan saintifik
Alam:
Divisi:
Kelas:
Order:
Famili:
Genus:

Tumbuhan
Magnoliophyta
Liliopsida
Poales
Poaceae
Zea
(Suwardi, 2007)

2.4 Pembenihan
2.4.1 Memilih Benih Dan Varietas
Benih yang akan digunakan sebaiknya benih bermutu
tinggi dari varietas unggul. Benih bermutu adalah benih yang
14

mempunyai daya tumbuh besar, tidak tercampur benih/varietas


lain, tidak mengandung kotoran, tidak tercemar hama dan
penyakit. Benih demikian dapat diperoleh bila menggunakan
benih bersertifikat (Nakamura,1975).
Varietas unggul mempunyai sifat berproduksi tinggi,
umur pendek, tahan serangan penyakit utama, dan sifat lain
yang menguntungkan. Varietas jagung unggul ini dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu jagung hibrida dan varietas jagung
bersari bebas. Penggunaan jagung hibrida biasanya akan
menghasilkan produksi yang lebih tinggi. Namun jagung hibrida
memiliki beberapa kelemahan dibandingkan dengan varietas
jagung bersari bebas yaitu:
1. Harga benih lebih mahal.
2. Hanya dapat digunakan maksimal dua kali turunan.
3. Tersedia dalam jumlah terbatas.

2.4.2 Penyediaan Benih Bermutu Tinggi

Benih bermutu tinggi ditentukan oleh dua faktor, yaitu


faktor genetik dan faktor fisik (genetic and physical factors).
15

Yang dimaksud dengan faktor genetik adalah varietas-varietas


yang mempunyai genotif baik (good genotype) seperti produksi
tinggi, tahan terhadapa hama dan penyakit, responsif terhadap
kondisi pertumbuhan yang lebih baik.

Sedangkan yang

dimaksud dengan faktor fisik adalah benih yang bermutu tinggi


yang merliputi kemurnian (high purity), persen perkecambahan
tinggi (high viabiliy and vigor), bebas dari kotoran dan benih
rumputan serta bebas dari insek dan patogen, kadar auir biji
(moisture content of seed) rendah yaitu 12 14 persen untuk
benih serealia dan kedelai.
Menurut Sadjad (1975), benih yang berkualitas tinggi itu
memiliki daya tumbui lebih dari 90%, dengan ketentuanketentuan sebagai berikut:
a. Memiliki

viabilitas

atau

dapat

mempertahankan

kelangsungan pertumbuhannya menjadi tanaman yang


baik atau mampu berkecambah tumbuh dengan
normal merupakan tanaman yang menghasilkan atau
sering juga disebut sebagai benih yang matang.
b. Memiliki kemurnian (trueness seed), artinya terbebas
dari kotoran, terbebas dari benih jenis tanaman lain dan
terbebas pula dari biji herba, hama dan penyakit.

16

2.4.3 Faktor-faktor Fisik Bagi Penilaian Mutu Benih

Menurut Kartasapoetra (1992), secara umum faktor fisik


yang harus dipehatikan untuk menilai mutu benih, ialah:
a. Benih yang bersih tidak tercampur dengan potonganpotongan tangkai yang kering, biji-bijian yang lain, debu
dan lain-lain.
b. Warna benih, dalam hal ini warna yang baik berwarna
terang dan tidak kusam (mengkilat). Tidak terserang
cendawan Ustilagoidea Sp atau Helminthosporium Sp
akan berwarna hitam kotor benih padi biasanya tampak
jelas).
c. Berwarna kuning muda, tidak bercak-bwercak hitam,
besar benih normal (tidak terlalu kecil dan tidak terlalu
besar).
d. Yang bernas atau berisi, untuk mengetahuinya perlu
dirambang dalam air, yang diambil yang mengendap
saja yang ternyata tidak cacat dan tidak bercak-bercak
hitam.

17

e. Tidak teralu kering, karena daya tumbuhnya kurang baik,


demikian pula yang terkelupas kulitnya jangan sampai
diambil.

2.5 Proses Panen


2.5.1 Syarat Panen
2.5.1.1 Pemasakan Biji
Tidak serentaknya waktu masak biji (caryopsis) atau
buah (fruit) ini menimbulkan kesukaran baik petani untuk
menetapkan waktu panen (harvesting time), terutama kalau
panenan tersebut memakai mesin panen (combine) karena
mesin tersebut tidak dapat membedakan biji atau buah yang
belum masak dengan yang masak untuk dipanen. Panenan
dengan memakai tangan (hand harvcesting) adalah lebih baik
karena selektif, tetapi membutuhkan waktu lama.
Hal penting yang terjadi pada periode pemasakan biji
adalah perubahan mengenai antara lain :
1) Kadar air biji ( seed moisture content)
2) Daya kecambah biji (seed viability)
3) Daya tumbuh biji (seed vigor)
4) Berat kering biji (seed dry weight)
5) Ukuran besar biji (seed size)
18

Kelima proses ini sangat berguna diketahui untuk


menentukan waktu panen suatu tanaman(Kamil,1979)
2.5.1.2 Kadar air
Kadar air biji ini penting artinya untuk menetapkan waktu
panen, karena waktu panenan itu harus dilakukan pada tingkat
kadar air biji tertentu pada masing-masing spesies atau varietas.
Umumnya tanaman padi-padian (cerealia) dan biji-bijian (grain
legumes) dipanen pada kadar air biji sekitar 20%. Umumnya
kadar air biji 30% merupakan batas tertinggi untuk panen (upper
limit for harvest). Panenan dengan kadar air biji diatas 30% tidak
baik, karena sukar untuk pengirikan (threshing). Di samping itu
biji ini akan menjadi rapuh (brittle) apabia dikeringkan sampai
dibawah kadar air 20 %. Tetapi tergantung pada jenis biji
(spesies) ada yang baik dipanen pada kadar air 10 12%
(Kamil,1979).
2.5.1.3 Berat Kering
Berat kering (suatu biji (seed dry weight) penting karena
erat hubungannya dengan besarnya hasil. Tinggi rendahnya
berat kering ini tergantung dari banyak atau sedikitnya bahan
kering yang terdapat pada biji. Oleh sebab itu disarankan agar
panenan dilakukan pada waktu berat kering
19

maksimum

(maximum dry weight) segera

setelah masa-masa fisiologis

tercapai, jadi panenlah seawal mungkin (Kamil,1979).


2.5.2 Waktu Panen
Jagung untuk pakan ternak, benih dan epung dipanen jika
sudah matang fisiologis. Tanda-tandanya sebagian besar daun
dan kelobot telah menguning. Apabila bijinya dilepas aka nada
warna coklat kehitaman pada tangkainya (tempat menempelnya
biji pada tongkol). Dan bila bijinya dipencet dengan kuku tidak
menimbulkan bekas (Danarti dan Sri Najiyati,1992).
Jagung manis umumnya dipanen kira-kira 18-24 hari
setelah

penyerbukan

dan

biasanya

ditandai

dengan

penampakan luar rambut yang mengering. Kekatan kelobot dan


kekerasan tongkol ketika digenggam (Rubatzky,1998).
2.5.3 Cara memanen
Jagung dipanen dengan cara memutar tongol berikut
kelobotnya. Begitu selesai dipanen, jagung untuk sayur dan
direbus, langsung dikonsumsi. Sedangkan untuk keperluan
pakan ternak, benih dan tepung, segera dikelupas kelobotnya
(Danarti dan Sri Najiyati,1992).
Tongkol panen dipanen dengan menarik tongkol ke
bawah menjauhi batang tanpa mematahkan batanmg utama.
20

Membiarkan batang utama tidak rusak memungkinkan tongkol


yang tersisa terus berkembang tanpa banyak terganggu, untuk
dipanen beberapa hari kemudian (Rubatzky,1998).
2.6 Proses Produksi Benih
2.6.1 Pengeringan Benih
Tujuan pengeringan adalah untuk pengawetan dan
memudahkan proses pemipilan. Kadar air

produk tanaman

yang diperoleh sekiranya akan disimpan untuk beberapa waktu,


bagi keperluan yang akan datang, haruslah diturunkan sampai
batas-batas tertentu (Nakamura, 1975).
Menurut Kartasapoetra (1992), maksud pengeringan
benih agar dapat tersimpan dalam batas-batas kadar airnya
yang tertentu, adalah untuk
a. mambatasi respirasi
b. mencegah timbulnya tempat-tempat penyimpanan benih
(dimana benih itu berada) berubah menjadi tempat yang
berhawa panas, yang dapat merugikan vigor dan
viabilitasnya
c. menghindarkan benih dari serangan mikroorganisme
yang terundang terutama oleh kelembaban tempat yang
tinggi

21

d. menghindarkan benih dari kerusakan mekanis, baik


selama

penanganan,

pemrosesan,

ataupun

pembersihan (terutama ketika kadar air masih tinggi)


e. mengurangi bahaya yang akan diderita benih apabila
dilakukan fumigasi, khususnya ketika kadar air masih
tinggi
f.

mencegah

terjadinya

benih selama

penggumpalan-penggumpalan

penyimpanan, karena kelembaban benih

atau kadar air masih tinggi.


2.6.2 Pemipilan
Memipil adalah melepas biji jagung dari tongkolnya.
Pemipilan yang baik bila lembaga tidak tertinggal pada
jenggelnya. Hal ini bisa dilakukan jika tongkol sudah dalam
keadaan kering, kadar air biji tidak lebih dari 18 %. Dengan
demikian kerusakan biji jagung dapat diperkecil.
Menurut Kartasapoetra (1992), ada beberapa cara
memipil tongkol,yaitu
1. Pemipilan dengan tangan
Cara ini adalah paling kuno dilakukan petani hingga
sekarang. hasil pemipilan dijamin bersih.
2. Pemipilan dengan model TPI
Alat pemipil ini sangat sederhana yang dibuat dari bahan
kayu dengan ketebalan 3 cm.
22

3. Pemipilan model lager


Pemipilan ini dibuat dari lager yang diberi kaki engkol
pemutar.ring lager bagian dalam dipasangi semacam
gigi, bila engkol diputar akan menggerakan gigi-gigi
tersebut.
4. Pemipilan model ban mobil
Pemipilan jagung model ini dibuat dari papan kayu
dilapisi bekas ban luar mobil. Penggunaan ban mobil
tersebut dibuat alur-alur. Dengan menggosokan jagung
tongkol,sambil ditekan pada alur tersebut maka biji
jagung akan tinggal sendirinya.
5. Pemipilan model serpong
Pemipil jagung ini dibuat dari beberapa balok sebagai
kerangka dan tripleks sebagai dinding penutupnya
2.6.3 Sortasi
Pada jagung sortasi dilakukan sehabis proses pemipilan
yang dipisahan dari kotoran seperti janggel ( tongkol tanpa biji ),
termasuk

butiran

kriput

atau

kerdil

perlu

dipisahkan.

Pembersihan dapat dilakukan dengan menggunakan tampi atau


alat pembersih mekanis (Dinarti dan Sri Najiyati, 1992).
2.6.3.1

Penggolongan

benih

dibedakan

macam,diantaranya (Heddy,1994).
a. Penggolongan atas dasar panjang benih
23

atas

beberapa

b. Pengelompokan atas dasar lebar dan tebal benih


c. Pengelompokan benih atas dasar tekstur permukaan
benih (Surface Texture Separation)
d. Pengelompokan benih atas dasar gravitas tertentu
(specific Gravity Separator)
e. Pengelompokan benih atas dasar perbedaan warna
banih (Colour Separator)

2.6.4 Pengemasan Benih

Menurut Kartasapoetra (1992),

pengemasan yang

kurang baik dapat mempengaruhi hal-hal sebagai berikut:


a. Sifat fisik dari benih meliputi: berat benih, besar, warna
kadar air, kemurnian, kebebasan benih dri penyakit dan
hama/gulma, insekta, tikus, serta kerusakan mekanis
b. Aspek fisiologis, tentang daya kemampuan kelangsungan
hidup

benih

sebagai

tanaman,

kemunduran-kemundurannya
24

ketahanannya

(viabilitas,

vigor

seta
dan

dormansi) walaupun tidak berkaitan dengan kuaitasnya,


kecuali kalau kadaanya tidak normal.
Kemasan harus dibuat dari bahan-bahan yang memiliki
kekuatan tekanan. Tahan atas kerusakan serta tidak mudah
robek.

BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktek Kerja Lapang

(PKL) ini dilaksanakan pada

tanggal 21 Juli 19 Agustus 2015. Praktek Kerja Lapang (PKL)


ini dilaksanakan di PT. BISI INTERNATIONAL, Tbk, di Jalan
HOS.Cokroaminoto - Ds Tulungrejo Kecamatan Pare, Kediri,
Jawa Timur.
3.2 Metode Kegiatan

25

Kegiatan

PKL

ini

dilakukan

dengan

melakukan

wawancara, pengamatan lapang, pengumpulan dan pencatatan


data, serta studi pustaka dengan rincian metode kegiatan yang
berupa rangkaian kegiatan sebagai berikut:
1.

Praktek kerja lapang sesuai dengan aktivitas yang ada di


perusahaan

2.

Diskusi dan wawancara dengan staf perusahaan yaitu


supervisor dan operator

3.

Mengamati secara langsung kegiatan lapang

4.

Pengumpulan data yang mendukung kegiatan ini

5.

Studi kepustakaan.

3.3 Materi Kegiatan


Selama pelaksanaan Praktek Kerja Lapang, materi yang
dipelajari meliputi:
1. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan
a. Sejarah singkat perusahaan
b. Visi dan Misi Perusahaan
2. Struktur Organisasi
a. Bentuk struktur organisasi
3. Letak Geografis Perusahaan
a. Lokasi perusahaan
4. Ketenagakerjaan
a. Jumlah anggota atau karyawan
26

b. Sistem kerja dan sistem pengupahan


5. Aspek Teknologi Pertanian
a. Bahan Baku dan Penolong
b. Teknologi penanganan pasca panen
c. Spesifikasi alat pasca panen
6. Tugas khusus
a. Mempelajari

dan

Mengetahui

tahapan

Proses

Pengeringan Benih
b. Mengetahui dan mempelajari tahapan Proses Sortasi
Benih
c. Mempelajari dan mengetahui tahapan Pengemasan
Benih
d. Mempelajari dan Mengetahui tahapan Penyimpanan
Benih
e. Mempelajari dan Mengetahui tahapan alur bahan pada
proses poduksi Benih.

27

3.4 Jadwal Pelaksanaan


Adapun jadwal kegiatan yang dirancang dalam
pelaksanaan Praktek Kerja Lapang ini adalah sebagai berikut:

28

BAB
IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah singkat perusahaan
PT. BISI International Tbk terbentuk pada tanggal 16
Oktober tahun 1984 melalui usaha kerjasama antara

Charoen Pokphand Overseas Investment Co. Ltd dari


Thailand dan PT. Sri Rejeki Nusantara dari Surabaya
dengan status perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA)
dengan nama awal PT. Bright Indonesia Seed Industry
(BISI). Pada awal pendiriannya, PT. BISI menggunakan
nama Cap Anak Lembu sebagai merk dagang produk jagung
hibrida. Pada tahun 1994, berdasarkan hasil Rapat Umum
Pemegang Saham Perusahaan dengan akte notaris No.33
tertanggal 23 Desember 1994 dan Surat Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM) No. 1220/A.6/1994 tertanggal 29
November

1994,

status

PT.

BISI

berubah

menjadi

perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)


dengan nama PT. Benih Inti Subur Intani (BISI) International
Tbk dengan merk dagang Cap Kapal Terbang.
PT.

BISI

International

Tbk

merupakan

sebuah

perusahaan yang menghasilkan benih berkualitas dan


bersertifikat untuk varietas tanaman pangan dan holtikultura
yang sudah dilepas pemerintah, antara lain: Jagung Hibrida,
Jagung Manis, Padi Hibrida, Timun, Semangka, Melon,
Cabe, Tomat, Terong, dan lain-lain. PT. BISI International
Tbk memproduksi jagung hibrida 15.000 sampai 20.000 ton
per tahun.
4.1.2 Visi dan misi perusahaan
4.1.2.1 Visi perusahaan

Visi PT. BISI International Tbk yakni menyediakan


pangan untuk dunia yang sedang berkembang.
4.1.2.2 Misi perusahaan
Seiring dengan peningkatan kebutuhan dunia akan
pangan, pakan, energi, dan serat, PT. BISI International Tbk
menyediakan

produk-produk,

status,

teknologi,

dan

pelayanan yang inovatif untuk membantu petani dalam


rangka peningkatan produktivitasnya.
4.1.3 Lokasi perusahaan
PT. BISI International Tbk berkantor pusat di Jalan
Raya Surabaya-Mojokerto km 19, Desa Bringin Bendo,
Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Lokasi
kegiatan produksi

benih terdapat

di

dua tempat

di

Kabupaten Kediri, yakni Desa Sumber Agung, Kecamatan


Plosoklaten

dan

Desa

Tulungrejo,

Kecamatan

Pare.

Deskripsi lokasi perusahaan PT. BISI International Tbk Kediri


tercantum pada Lampiran 1.
4.1.4 Struktur organisasi perusahaan
Struktur organisasi suatu perusahaan bertujuan untuk
mempermudah

direksi

dalam

mengelola

dan

mengkoordinasi anggota-anggota yang ada dalam wilayah


kerjanya. Adanya

pengorganisasian

yang

menyangkut

pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing staf


tersebut, maka diharapkan mampu melaksanakan tugas
sesuai dengan fungsinya masing- masing. Perusahaan
diperlukan struktur organisasi yang jelas, yang dapat
menunjukkan hubungan antar karyawan disuatu bagian
dengan bagian yang lain agar jelas kedudukan, wewenang,
dan tanggung jawab masing-masing. Struktur organisasi
digunakan untuk menggambarkan pembagian tugas setiap
pejabat, serta hubungan setiap bagian dalam organisasi
tersebut.
PT. BISI International Tbk menggunakan struktur garis
dan staf. Bedasarkan struktur organisasi yang digunakan
oleh PT. BISI International Tbk

menunjukkan bahwa

kekuasaan mengalir secara langsung dari direktur utama


yang dibantu oleh beberapa manajer yang kemudian
diteruskan kepada staf dan karyawan di bawahnya. Struktur
organisasi PT. BISI International Tbk Kediri tercantum pada
lampiran 2 .
4.1.5 Ketenagakerjaan
PT. BISI International Tbk mempunyai jumlah tenaga
kerja yang cukup banyak. Jumlah total tenaga kerja adalah
747 orang dengan pembagian karyawan 325 orang,
sedangkan out sourcing. 422 orang. Sistem kerja di PT. BISI

International, Tbk ini adalah menggunakan jam kerja untuk


karyawan yang dimulai pukul 07.30 sampai dengan 15.30
pada hari senin-jumat, sedangkan pada hari sabtu pukul
07.30-13.00. Cleaning service bekerja sebelum dan sesudah
jam kerja karyawan, satpam bekerja sesuai dengan shift
yang telah ditetapkan perusahaan, dan untuk pekerja
processing dapat bekerja 24 jam ketika panen raya dan
banyak pemesanan dari luar, tetapi jika tidak musim panen
dan hanya sedikit pesanan maka bekerja sesuai dengan jam
kerja karyawan. Sistem pengupahan untuk semua pekerja
dan karyawan dibayarkan setiap sebulan sekali pada
tanggal 25-26 pada tiap bulannya. Gaji yang diberikan
sesuai dengan kebijakan perusahaan dan diatas ketetapan
Upah Minimum Karyawan.
Selain mendapatkan upah pokok karyawan juga
mendapatkan tunjangan kesehatan, tunjangan hari tua,
beasiswa bagi karyawan yang terseleksi dan insentif.
Insentif

merupakan salah satu motivasi agar dapat

mendorong seseorang untuk berprestasi lebih baik, karena


pada dasamya pengupahan insentif tersebut dibayarkan
berdasarkan kelebihan prestasi karyawan tersebut.
4.1.6 Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja merupakan keselamatan yang
berhubungan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan

pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya


serta cara-cara melakukan pekerjaan. PT. BISI Internationa
Tbk

adalah

salah

satu

perusahaan

di

dunia

yang

menerapkan praktik yang baik dalam hal kesehatan dan


keselamatan kerja. PT. BISI International Tbk menanggapi
permasalahan seputar kesehatan dan keselamatan kerja
tersebut secara serius dan menjadikan pelengkap bagi
strategi pemasaran dan persaingan dimata para pelanggan
International yang sadar betul akan arti penting dari
kesehatan dan keselamatan kerja
Pada saat yang bersamaan, PT. BISI International Tbk
juga menyediakan pelayanan kesehatan yang memadai bagi
karyawan regular beserta keluarga mereka yang berada di
lokasi

perusahaan,

pendidikan

yang

memadai,

serta

manfaat sosial lain sebagai bagian dari langkah tanggung


jawab sosial perusahaan, berupa jaminan kesehatan tenaga
kerja.

4.2 Bahan Baku


4.2.1 Karakteristik Bahan Baku
Tahapan penerimaan bahan baku di awali dengan
pengecekan surat jalan yang berisi Nomer kontrak, Tanggal
panen, Varietas dan nama petugas setelah itu dilakukan

proses penimbangan bruto untuk mengetahui massa raw


material yang masuk. Setelah itu di cek oleh bagian Quality
Control untuk mengetahui rafraksi pada saat jagung
diturunkan dari truk, Sorok digunakan untuk mempermudah
penurunan jagung gelondong menuju ke intake, Sampel
jagung akan di uji fisik dengan cara mengambil secara acak
pada saat raw material di turunkan ke intake diambil satu
keranjang jagung gelondong untuk diamati. Keranjang dan
isinya di timbang terlebih dahulu. Dengan bobot keranjang
sebesar 1 kg, Untuk menentukan layak tidaknya jagung
yang akan di proses ,dengan cara di hitung bobot awal
bahan awal untuk di cari gelondong yang bagus,jika
gelondong yang cacat melebihi 10% akan di kembalikan
untuk di sortir ulang setelah itu truck akan di timbang
kembali untuk mengetahui berat bersih hasil panen.
4.2.2 Beberapa bahan pembantu yang di butuhkan untuk
proses produksi antara lain :
a. Fungisida dan insektisida berfungsi menjaga benih saat
didistribusikan hingga benih di tanam dan mulai
berkecambah.
b. Plastik inner untuk melindungi benih dari gangguan
serangga pada proses penyimpanan di cool room
c. polimer untuk perekat pestisida dan pewarna.

d. Air digunakan sebagai pelarut bahan agar dapat


tercampur merata.
e. Hologram digunakan sebagai identitas keaslian produk.
4.3 Proses Produksi
4.3.1

Proses Sortasi Jagung Gelondong


Proses

untuk

memisahkan

dan

memilih

jagung

gelondong berdasarkan mutu, Kriteria jagung yang tidak layak


adalah sebagai berikut :
a. Jamur merupakan jagung gelondong yang terdapat
jamur
b. Busuk

adalah

jagung

yang

mempunyai

kondisi

gelondong dan biji yang busuk dan berbau.


c. Muda adalah jagung yang mempunyai kondisi yang
lembek dan mudah mengeluarkan air .
d. Abnormal adalah jagung gelondong yang tidak normal
serta tangkai jagung yang sudah mengering. Hal ini
dapat disebabkan karena sebelum jagung mencapai
umur panen pohonnya telah mati sehingga pertumbuhan
jagung tidak sempurna.
e. Jagung Tipe Simpang adalah jagung yang dihasilkan
dari polinasi yang tidak di inginkan akibat factor cuaca,
angin maupun hewan.
f.

Tumbuh adalah jagung yang telah tumbuh tunas.

Proses

sortasi

gelondong

dilakukan

dengan

menggunakan meja sortasi. Jagung gelondong akan masuk


ke dalam intake. dalam satu gudang terdapat 4 intake
sehingga total semua keseluruhan berjumlah 12 intake
kemudian mesin dinyalakan untuk

menggerakkan meja

conveyor ke elevator menuju ke box drying untuk dilakukan


pengeringan jagung gelondong, Jumlah pekerja proses
sortasi adalah 8 orang. Posisi 6 orang duduk dan 2 orang
berdiri untuk pengambilan bahan yang tidak sesuai atau
tidak

memenuhi

kriteria

dikarnakan

adanya

jamur,tumbuh,abnormal,jagung tipe simpang,muda,kotoran


dan busuk .sebelum di proses jagung di cek pada bagian
QC untuk mengetahui kadar air dan rafaksi

dengan

perhitungan sebagai berikut :


Nilai rafaksi = berat sampel jagung yang tidak layak x 100%.
berat total sampel

4.3.2

Proses Pengeringan jagung gelondong


Proses pengeringan jagung gelondong dilakukan
pada bak pengering, Bertujuan untuk mengurangi kadar air
jagung gelondong sampai kadar air 12,5%. Sebelum di
lakukan proses pengeringan jagung gelondong tersebut di

angin-anginkan

terlebih

dahulu

selama

24

jam

menggunakan blower untuk menstabilkan suhu.


Pada proses pengeringan, jagung gelondong akan
dimasukan dalam bak pengering. Satu line intake di
hubungkan dengan 9 bak box drying sehingga total dalam
satu unit gudang memiliki total 36 bak. Masing-masing bak
memiliki kapasitas 18-20 ton dengan menggunakan suhu
pengeringan berkisar 40-50 C. Kadar air jagung awal
umumnya berkisar 30-32%. Pada proses pengeringan
dilakukan pengecekan kadar air setiap 8 jam sampai kadar
air mencapai 15% karena tujuan akhir yang diinginkan
12,5%. Maka saat kadar air sudah mencapai 15% di lakukan
pengecekan berikutnya setiap 2 jam sekali agar kadar air
yang di inginkan dapat tercapai. Setelah kadar air mencapai
12,5%,

maka jagung gelondong tersebut dilakukan

pemipilan.
4.3.3

Proses Pemipilan Jagung Gelondong


Proses pemipilan merupakan proses pemisahan biji
jagung

dengan

tongkolnya,

proses

pemipilan

jagung

gelondong menggunakan mesin pemipil, bertujuan untuk


memisahkan antara biji jagung dengan janggelnya. proses
pemipilan menggunakan mesin pipil yang berkapasitas 9-10
ton/jam. Sedangkan biji jagung yang telah dipipil akan
masuk menuju ke silo melalui konveyor dan elevator. Selain

itu pada proses pemipilan juga dihasilkan hasil samping


berupa jenjet atau kulit ari jagung.
4.3.4

Proses Pengeringan Biji Jagung


Proses pengeringan biji jagung dilakukan di dalam
silo yang bertujuan untuk menurunkan kadar air hingga
10,5% dengan menggunakan suhu sebesar 40-500C.
Pengecekan dilakukan menggunakan stik. Kapasitas satu
silo besar adalah 24 ton. sedangkan untuk silo yang kecil
mempunyai kapasitas 12,5 ton.
Silo

memiliki

aerasi,blower,kain

beberapa

pengatur

dan

bagian
engkol.

yaitu
pipa

pipa
aerasi

berfungsi menyebarkan aliran udara panas menuju bahan.


Di dalam pipa aerasi terdapat lubang lubang kecil dari atas
sampai bawah sehingga udara panas yang di alirkan pada
biji bisa merata Blower bertujuan untuk menghisap udara
panas yang terdapat pada sirip-sirip heat exchanger
sehingga udara panas dapat disalurkan menuju pipa aerasi.
Kain pengatur berfungsi untuk meratakan udara panas agar
tidak terbuang sia-sia. Pengeringan pada mesin silo
menggunakan sistem Hot Water Boiler.
4.3.5

Proses Pemilahan Biji Benih Jagung

Adapun proses pemilahan benih jagung ini ada


beberapa tahapan diantaranya:
Grading digunakan untuk memilah atau memisahkan
biji berdasarkan ukuran dan menghilangkan kotoran yang
terangkut di dalam ayakan. Ayak terdiri dari 2 lapisan
pertama berfungsi untuk memisahkan janggel yang terikut
ke mesin ayakan, Sedangkan ayakan lapisan kedua untuk
memisahkan biji berukuran kecil. Masing masing tingkatan
screen untuk memisahkan biji jagung dan kotoran dari
janggel yang masih terikut.
Mesin sizer digunakan untuk memisahkan biji jagung
berdasarkan bentuk antara bulat dan pipih. Pemisahan
bentuk biji jagung bertujuan untuk memudahkan proses
perlakuan pemilahan benih. Sehingga biji jagung yang
berbentuk pipih akan menuju bin gravity bagian kanan
sedangkan biji jagung yang bulat akan menuju bin gravity
bagian kiri. Hasil pemilahan biji jagung tersebut disalurkan
menuju meja grafity separator.
Selanjutnya pada mesin gravity separator berfungsi
sebagai memisahkan biji

berdasarkan berat jenisnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses gravity yaitu


kecepatan getaran, kecepatan angin, ketinggian meja,
kemiringan meja, rpm mesin dan keluaran dari bin. Setelah
di hasilkan benih yang baik, benih menuju bin menggunakan
elevator untuk kemudian di kemas menggunakan plastik

inner dengan kemasan luarnya berupa karung goni dan di


simpan ke dalam cool room.
4.3.6

Werehouse dan stock management


Good seed dari proses gravity selanjutnya akan
simpan di dalam cool room sampai ada permintaan dari
pasar , Benih akan disimpan di dalam ruang cool room.
Di dalam penyimpanan cool room suhu ruangan diatur
antara 12oC-14oC dengan kelembaban 40 %. Terdapat 4
cool room dengan kapasitas penyimpanan masing-masing
dapat menampung stock benih hingga 3000 ton. Dengan
maksimum tumpukan dalam cool room adalah 16 tumpukan
karung dan jarak antar stable sekitar 40 cm. Sebelumnya
didalam karung goni dilapisi dengan plastik inner untuk
mencegah adanya hama. Untuk penggudangan benih
dengan pengaturan suhu dan kelembaban bertujuan untuk
mempertahankan daya berkecambah benih dan untuk
menghindarkan benih dari hama.

4.3.7

Proses Perlakuan benih Jagung.


Proses Seed Treatment berfungsi untuk melumuri
benih dengan bahan kimia yang terdiri dari

fungisida,

pestisida,polimer dan air. Zat pewarna digunakan sebagai

pembeda agar jagung tersebut tidak untuk dikonsumsi.


Tujuan Seed Treatment agar benih dapat terjaga dengan
baik dan juga terjaga dari serangan hama. Proses di awali
dengan adanya surat dari gudang untuk memproses ke
pengepakan. Bahan kemudian di kondisikan di ruang
terbuka selama 24 jam setelah suhu benih seimbang
dengan suhu kamar Stock dimasukkan ke bin WIP (Work in
process). Obat yang tercampur disalurkan melalui selang
dan selanjutnya masuk ke dalam screw yang juga terhubung
dengan

lubang

pengeluaran

benih,

sehingga

secara

bersamaan benih akan tercampur dengan obat yang telah


dibuat sebelumnya. Benih jagung yang telah tercampur
kemudian keluar naik melalui Elevator menuju bin packing.

4.3.8

Proses Pengemasan benih Jagung


Proses pengemasan benih di bedakan menjadi 2
yaitu kemasan 1 kg dan 5 kg, Proses pengemasan
menggunakan mesin packaging otomatis dengan kapasitas
maksimal 31 pack/menit untuk kemasan 1 kg dan mesin
semi otomatis untuk kemasan 5 kg kemudian di seal dan di
masukkan ke dalam box ,tiap box berisi 4 kemasan.
Kemudian dilakukan penimbangan kembali, Umumnya
produk setelah pengemasan dalam kantong dan telah di
masukkan dalam box akan bertambah kurang lebih 21.01-

21,02 kg. Setelah itu kardus di rekatkan pada bagian atas


dan bawah dan ditali dengan strapping band untuk mengikat
agar keamanan benih tetap terjaga, Kemudian box tersebut
disusun

pada

suatu

pallet

dan

produk

siap

untuk

didistribusikan.
Untuk kemasan 1 kg yaitu dengan menggunakan
mesin packing otomatis yang memiliki sistem volumetrik,
Dengan menggunakan kantong plastik yang masih dalam
bentuk lembaran sehingga sebelum digunakan untuk
mengemas plastic harus direkatkan pada bagian bawah
secara otomatis akan merekat setelah produk sudah masuk
kantong mesin sealer akan otomatis merekat pada bagian
atas dan sensor yang terletak di bagian belakang mesin
pengemas fungsinya untuk printing. Selanjutnya dilakukan
penempelan hologram. Penempelan hologram dilakukan
untuk menandai bahwa produk tersebut legal dan asli dan
juga untuk menghindari pemalsuan produk. Setelah itu
produk dikemas untuk dimasukkan ke dalam kardus,dalam
masing masing

box berisi 20 pack setelah itu box akan

diikat menggunakan strapping band dan di tumpuk di atas


pallet.
4.4 Hot water boiler
Bahan bakar yang di gunakan pada Hot water boiler
yaitu bisa berupa janggel jagung, sekam padi, batu bara dan di

masukkan secara langsung ke dalam tempat pembakaran,


Mesin

Hot water boiler digunakan untuk memanaskan air

kemudian disirkulasi kemudian panasnya di manfaatkan untuk


proses pengeringan pada bak dan silo. Air yang telah melalui
proses di hot water boiler disalurkan dengan pipa-pipa
dihubungkan ke heat excharger. Sirip-sirip heat excharger
manghasilkan aliran udara panas dan dihisap oleh blower
menuju ke pipa aerasi dan kemudian digunakan untuk
pengeringan. Pipa yang digunakan telah di lapisi oleh isolator
yang bernama glass bull jadi panas yang hilang dapat
diminimalkan. Untuk boiler kecil kapasitas maksimalnya 3,5 ton
air, sedangkan untuk boiler yang besar kapasitas maksimalnya
4 ton air. Pada boiler juga ada perlakuan Blowdown yaitu
pembuangan sebagian dari air dalam boiler yang telah tinggi
konsentrasinya, dan menggantikannya dengan air yang baru
sehingga

akan

menurunkan

konsentrasi

suspended

dan

dissolved solid air dalam boiler. Blowdown bertujuan untuk


menurunkan konsentrasi zat terlarut maupun zat tersuspensi di
dalam boiler.
Adapun bagian-bagian dari hot water boiler adalah sebagai
berikut:
a. Ruang bakar, sebagai ruang pembakaran
b. Pipa masukan, sebagai saluran pemasukan air yang
telah disirkulasikan pada ruang pengering menuju ke
pipa-pipa pemanas pada ruang pembakaran.

c. Pipa keluaran, untuk saluran keluaran air sirkulasi dari


pipa pada ruang pembakaran menuju pipa pada ruang
pengering
d. Pipa Pemanas, sebagai tempat air yang dipanaskan
pada ketel
e. Lorong Api berfungsi sebagi tempat sirkulasi panas dari
ketel
f.

Ketel, sebagai ruang pembakaran

g. Tandon air, sebagai tempat penyediaan air


h. Bin Bahan Bakar sebagai tempat bahan bakar yaitu
berupa janggel.

BAB V
TUGAS KHUSUS

ANALISA PERHITUNGAN BIAYA PEMAKAIAN


LISTRIK PADA PROSES PENANGANAN BAHAN

BAKU DI PT BISI INTERNATIONAL, Tbk, KEDIRI,


JAWA TIMUR
5.1 Tujuan
Evaluasi

biaya

pemakaian

listrik

sebagai

dasar

perhitungan biaya produksi.


5.2 Motor listrik yang digunakan pada proses sortasi
gelondong terdiri dari :
a) Motor penarik sorok
b) Motor Pengerak Elevator ke meja sortir
c) Motor penggerak Conveyor meja sortir, dan
d) Motor Elevator setelah sortir.
Daya

yang

dibutuhkan

pada

mekanisme

sortasi

gelondong berkisar antara 1.5 2.2 kW yang bekerja


selama 7 jam/hari. Jagung gelondong yang lulus dari sortasi
kemudian menuju elevator yang akan menyalurkan jagung
gelondong menuju bak pengeringan (box drying).
5.3 Mesin bak pengering (box dryer)
Mesin bak pengering berfungsi untuk mengeringkan
jagung gelondong. Setelah melalui mesin ini kadar air

mencapai yaitu 12-14 %. Tujuan pengeringan jagung


gelondong pada bak pengering agar mempermudah proses.
Dengan menggunakan motor sebagai berikut ::
a) Motor Penggerak conveyor distribusi gelondong,
b) Motor penggerak blower,
c) Motor penggerak conveyor ke mesin pipil,
d) Motor elevator sebelum pipil.
5.4 Mesin pipil
Mesin pipil berfungsi untuk memisahkan biji jagung dari
tongkolnya. Dengan menggunakan motor sebagai berikut :
a) Motor penggerak mesin pipil,
b) Motor penggerak conveyor hasil pipil,
c) Motor penggerak conveyor janggel.
5.5 Hot Water Boiler
Hot water boiler adalah serangkaian mesin yang digunakan
untuk memanaskan air yang panasnya di manfaatkan untuk
proses pengeringan pada bak dan silo. Mesin ini menggunakan
bahan janggel sisa pemipilan. Air yang telah melalui proses di
hot water boiler disalurkan dengan pipa-pipa dihubungkan ke
heat excharger. Dengan menggunakan Motor sebagai berikut :
a) Motor pompa air (sirkulasi air ke pipa)

b) Motor penggerak Conveyor dari intake ke ruang


pembakaran.
c) Motor Pengihisap udara ke ruang pembakaran,
d) Motor pompa pengisi tandon air.
e) Motor penggerak conveyor dari gudang.
5.6 Mesin silo Jagung
Silo merupakan mesin pengering yang berbentuk silinder
yang berfungsi untuk mengeringkan biji jagung yang telah
dipisahkan dari tongkolnya melalui proses pemipilan. Biji jagung
yang berasal dari pengeringan silo memiliki kadar air sebesar
10-11%. Dengan menggunakan motor sebagai berikut :
a) Motor penggerak elevator dari intake silo,
b) Motor conveyor distributor ke silo,
c) Motor penggerak blower,
d) Motor conveyor tengah silo.
5.7 Mesin silo padi
Benih padi dari mesin pemipil akan didistribusikan melalui
conveyor dan elevator yang selanjutnya melalui pipa three way
dan masuk ke intake silo.. Adapun bagian-bagian Mesin silo
kecil meliputi:
a) Motor penggerak Blower, berfungsi untuk menghisap
udara panas dari heat exchanger dan menghembuskan
ke ruang silo.

b) Motor conveyor tengah silo,


c) Motor penggerak elevator dari intake silo,
d) Motor conveyor distributor ke silo.
5.8 Grading, sizing, dan gravity
Proses Pemilahan biji terdiri dari 3 tahap yaitu, tahap
grading, sizing, dan gravity.Tahap awal pada proses
pemilahan biji ini adalah tahap grading yang bertujuan untuk
memilah biji berdasarkan ukuran dan menghilangkan
kotoran yang masih terangkut ke ayakan. Screen berfungsi
untuk memisahkan biji jagung dengan kotoran janggel, biji
yang terlalu besar, biji jagung yang terlalu kecil, dan biji
jagung yang pecah. Pada tahap grading biji diproses melalui
Motor elevator ke bin mesin grading, dan Motor penggerak
mesin grading.
Tahap selanjutnya yaitu tahap sizing yang bertujuan
untuk memilah biji berdasarkan bentuk pipih dan bulat
dengan menggunakan Motor penggerak elevator ke bin
mesin sizer dan Motor penggerak mesin sizer. Kemudian
tahap gravity yang bertujuan untuk memisahkan biji
berdasarkan berat jenisnya. dengan menggunakan Motor
gravity, Motor untuk blower, Motor penggerak elevator ke bin
good seed.
Dalam gudang A terdapat 3 Dust colector yang bertujuan
untuk penghisap debu dengan menyemprotkan angin agar

debunya turun ke bawah. Sedangkan siklon berguna untuk


penyedot debu dari mesin pemipil. Silo kecil memiliki tinggi 5
meter dengan diameter luar 180 cm dan diameter dalam
(pipa aerasi) memiliki diameter 75 cm.
Biaya Listrik yang dibutuhkan
Motor penarik sorok
Biaya (Rp) = Jumlah motor X Daya (kW) X Jumlah Hari Kerja
dalam Sebulan (hari) X

Jumlah Jam dalam Sehari

(jam/hari) X Tarif Dasar Listrik (Rp/kWh)


= 4 X 2.2 kW X 24 hari X 7 jam/hari X 1115.6
Rp/kWh
= Rp 1,649,303.04

6.1 Perhitungan Manual Pemakaian Daya Listrik pada


Perkiraan Waktu Beban Puncak
Perhitungan pemakaian daya listrik dapat dilakukan
dengan watt meter, Namun tidak semua orang atau instansi
mempunyai

alat tersebut.Dalam tulisan

ini,dijelaskan

bagaimana mengamati dan menghitung daya listrik yang


digunakan dengan mengamati Kwhmeter yang ada di pabrik.
Berikut rumus perhitungan pemakaian daya.

Pada Kwhmeter,terdapat piringan,dimana piringan


tersebut akan selalu berputar bila ada alat listrik yang
sedang dalam keadaan menyala.Semakin banyak alat listrik
yang sedang digunakan, maka putaran kwh Meter tersebut
akan semakin cepat. Artinya daya aktif (watt) yang dipakai
juga semakin besar. Mengamati jumlah putaran piringan
pada Kwhmeter tidak begitu rumit.Pada piringan terdapat
tanda hitam yang akan membantu dalam pengamatan
jumlah

putaran piringan.Dalam perhitungan

manual

biasanya jumlah putaran yang diamati minimal 3 kali


putaran.
Konstanta Kwhmeter terdapat pada name plate
Kwhmeter

dengan

Rev/Kwh.Nominal

yang

satuan
tertera

Putaran/Kwh
pada

atau

umumunya

600,720,900,atau 1250.Misal 720 rev/kwh berarti untuk


menghasilkan angka 1 kwh di stand meter piringan kwh,
piringan berputar sebanyak 720 kali
Waktu beban puncak (Wbp) dimulai jam 6 sore
sampai jam 10 malam, Sedangkan Lwbp ( Low waktu beban
puncak ) mulai jam 6 pagi sampai jam 6 malam atau jam 10
malam sampai 6 sore. Jadi pada saat beban puncak, maka
TDL( Tarif dasar listrik) akan naik sehingga TDL pada saat

jam 6 sore sampai jam 10 malam akan naik menjadi 2231,2


Rp/kWh
Biaya Listrik yang dibutuhkan pada waktu beban puncak.
Motor penggerak conveyor meja sortir
Biaya (Rp) = Jumlah motor X Daya (kW) X Jumlah Hari Kerja
dalam Sebulan (hari) X

Jumlah Jam dalam

Sehari (jam/hari) X Tarif Dasar Listrik (Rp/kWh)


= 4 X 1.5 kW X 24 hari X 7 jam/hari X
2231,2 Rp/kWh
= Rp 2,249,049.60
Terlihat pada hasil pengamatan dan perhitungan
diatas bahwa pada hari libur (Minggu) daya listrik yang
terpakai pada perkiraan waktu beban puncak lebih kecil
dibandingkan dengan hari kerja (Senin dan Selasa) . Pada
hari Minggu tidak banyak peralatan listrik yang digunakan
karena para pekerja sedang libur (tidak beraktifitas)
sebagian mesin tidak berjalan. Pada hari Senin dan Selasa
pada perkiraan waktu beban puncak,sebagian besar mesin
nyala dengan maksimal seperti Mesin bak pengering (box
dryer), Hot Water Boiler, Mesin penggerak Blower dll
sehingga daya yang terpakai cukup besar.

BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan Praktek Kerja Lapang yang telah
dilaksanakan, dapat diambil kesimpulan antara lain :

1. Proses benih jagung di PT. BISI International Tbk meliputi:


Proses sortasi jagung gelondong, proses pengeringan
jagung gelondong, proses pemipilan, proses pengeringan
benih jagung, proses pemilahan benih, proses perlakuan
benih, proses pengemasan benih, dan werehouse stock
management.
2. Produksi benih jagung di PT. BISI International Tbk
menggunakan

mesin

meliputi

mesin

sortasi,

mesin

pengering jagung gelondong, mesin pipil, mesin pengering


biji jagung, mesin pemilah biji, mesin perlakuan benih, dan
mesin pengemasan.
3. Proses sortasi jagung gelondong dijalankan oleh mesin
sortasi

dengan

dibantu

pekerja,

sehingga

jagung

gelondong yang akan dijadikan benih bersertifikat tetap


terjaga kualitasnya.
4. Sortasi biji jagung diproses melalui 3 tahap yaitu grading,
sizing, dan gravity. Sehingga biji jagung yang dijadikan benih
mempunyai mutu yang baik.
5. Biaya kebutuhan listrik pada proses produksi di PT BISI
Internasional,Tbk di proleh nilai sebesar Rp 437,671,924,26
(Empat Ratus Tiga Puluh Tujuh Juta Enam Ratus Tujuh
Puluh Satu Ribu Sembilan Ratus Rupiah)

6.2 Saran

1. Pada saat melakukan proses produksi di pabrik PT. BISI


International Tbk, sebaiknya para pekerja menggunakan
peralatan keselamatan kerja yang lengkap agar terhindar
dari kecelakaan kerja.
2. Pengecekan setiap mesin sebaiknya lebih ditingkatkan untuk
meminimalisir tingkat kerusakan pada setiap mesin tersebut.
3. Sebaiknya para pekerja dan karyawan yang memasuki area
produksi memperhatikan tanda khusus pada lantai yang
menunjukkan jalur kendaraan dan jalur pejalan agar proses
mobilisasi

bahan

atau

perlengkapan

produksi

tidak

terganggu.

DAFTAR PUSTAKA
BPS Nasional. 2009. Produksi Jagung Tidak Mencapai
Target. Artikel,Bataviase.
Dinarti dan Sri Najiyati. 1992. Palawija : Budidaya dan Analisa
Usaha Tani.Penebar Swadaya. Jakarta.
Heddy,

S.

1994.

Penanganan

Pengantar
Pasca

Persada. Jakarta.

Produksi

Panen.

PT.

Tanaman
Raja

dan

Grafindo

Halomoan,1998. Pokok Jagung. http://wikipedia.com/. Tanggal


akses 11 September 2012.
Kamil,

j.

1979.Pengkajian

Teknologi

(Shute

Breeding)

Perbenihan Jagung di

NTT.

http://ntt.litbang.deptan.go.id.Tanggal

akses

13

September 2012.
Kartasapoetra. 1992. Jagung. http://warintek.progressio.or.id/.
Tanggal akses 26 September 2012.
Nakamura.

1975.

Penanganan

Benih.

http://elisa.ugm.ac.id/files.doc. Tanggal akses 15 April


2007.
Purwono dan R. Hartono. 2007. Bertanam Jagung Unggul.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Rubatzky. 1998. Tanaman Jagung. Kanisius. Jakarta
Sadjad,S.1975.

Teknologi

Benih.

Bina

Aksara

Jawa.

Jogyakarta.
Santosa. 2011. Pendugaan Mutu Fisik Biji Jagung Dengan
Menggunakan Citra Digital Dan Jaringan Syaraf
Tiruan. http://isjd.pdii.lipi.go.id.pdf.
akses 18 Desember 2012.

Tanggal

Serealia.

2009.

Balai

Penelitian

Tanaman

Serealia.

http://balitsereal. Litbang deptan.go.id.pdf. Tanggal


akses 18 Desember 2012.
Soeprapto, H.S. 1992. Bertanam Jagung. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Sumarno. 1984. Cara Budidaya Kedelai. Yasa Guna. Anggota
IKAPI. Jakarta.
Suwardi. 2007. Teknologi Produksi Dan Pascapanen Benih
Jagung

Varietas

Sukmaraga

Di

Kalimantan

Selatan. Prosiding Seminar Nasional.


Tjitrosoepomo, C., 1991. Taksonomi Tumbuhan. Gajah Mada
University Press,Yogyakarta.Warisno. 2003. Jagung
Hibrida. Kanisius. Jogjakarta

Lampiran 1. Gambar Mesin Produksi


N

Nama Mesin

Proses Produksi

Meja Sortasi
Gelondong untuk
memisahkan dan
memilih jagung
gelondong
berdasarkan
mutu

Mesin

bak

pengering
dryer)

(box

berfungsi

untuk
mengurangi
kadar air jagung
gelondong

Gambar

Mesin

pipil

untuk
memisahkan
antara biji jagung
dengan
janggelnya

Lampiran 1. Gambar Mesin Produksi (lajutan)

Hot

Water

Boiler

untuk memanaskan
air yang panasnya
di manfaatkan untuk
proses pengeringan
pada bak dan silo

Silo untuk
menurunkan kadar
air hingga 10,5%

Mesin grading untuk


memisahkan

biji

jagung berdasarkan
ukuran

Lampiran 1. Gambar Mesin Produksi (lajutan)

Mesin sizer untuk


memisahkan
jagung
berdasarkan
bentuk

Mesin gravity
separator untuk
memisahkan biji
jagung

berdasarkan berat
jenis

Mesin Perlakuan
benih untuk
melumuri benih
dengan bahan
kimia yang terdiri
dari fungisida,
pestisida,polimer
dan air

Lampiran 1. Gambar Mesin Produksi (lajutan)


1

Mesin

packaging

seed

bertujuan

untuk

menjaga

agar

kualitas

biji

jagung tetap baik

hingga
dipasarkan

11

Mesin strapping
yang berfungsi
untuk mengikat
kardus agar
produk tetap
terjaga

Anda mungkin juga menyukai