dalam campuran.
Ekstraksi adalah salah satu metode pemisahan zat dalam bidang kimia yang mengacu
pada prinsip distribusi zat terlarut ke dalam dua pelarut yang berbeda tingkat
kepolarannya.
Prinsip utama yang melandasi teknik pemisahan ekstraksi adalah like disolve like, yakni
senyawa polar akan larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar akan larut di dalam
pelarut non polar. Melalui perbedaan kepolaran tersebut maka zat akan dapat dipisahkan.
Prinsip ekstraksi didasarkan pada distribusi zat pelarut dengan perbandingan tertentu
antara dua pelarut yang tidak saling bercampur , seperti benzen, karbon tetraklorida atau
kloroform. Batasannya adalah zat terlarut dapat ditransfer pada jumlah yang berbada
media kontinu.
2. Sebutkan jenis-jenis ekstraksi, dan sebutkan persamaan dan perbedaan serta
kelebihan dan kekurangan dari masing masing jenis?
Menurut bahan dan metodenya ekstraksi dibagi menjadi dua, yaitu:
Fakultas teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya
Page 1
1) Ekstraksi padat-cair
Pada ekstraksi padat-cair, satu atau beberapa komponen yang dapat larut
dipisahkan dari bahan padat dengan bantuan pelarut. Pada ekstraksi, yaitu ketika
bahan ekstraksi dicampur dengan pelarut, maka pelarut menembus kapiler-kapiler
dalam bahan padat dan melarutkan ekstrak. Larutan ekstrak dengan konsentrasi yang
tinggi terbentuk di bagian dalam bahan ekstraksi. Dengan cara difusi akan terjadi
kesetimbangan konsentrasi antara larutan tersebut dengan larutan di luar bahan padat.
2) Ekstraksi cair-cair
Pada ekstraksi cair-cair, satu komponen bahan atau lebih dari suatu campuran
dipisahkan dengan bantuan pelarut. Ekstraksi cair-cair terutama digunakan, bila
pemisahan campuran dengan cara destilasi tidak mungkin dilakukan (misalnya
karena pembentukan azeotrop atau karena kepekaannya terhadap panas) atau tidak
ekonomis. Seperti ekstraksi padat-cair, ekstraksi cair-cair selalu terdiri dari
sedikitnya dua tahap, yaitu pencampuran secara intensif bahan ekstraksi dengan
pelarut dan pemisahan kedua fase cair itu sesempurna mungkin.
Ekstraksi dengan pelarut dapat dilakukan dengan cara dingin dan cara panas. Jenis-jenis
ekstraksi tersebut sebagai berikut:
1. Ekstraksi secara dingin
Maserasi, merupakan cara penyarian sederhana yang dilakukan dengan cara merendam serbuk
simplisia dalam cairan penyari selama beberapa hari pada temperatur kamar dan terlindung dari
cahaya.Metode maserasi digunakan untuk mencari simplisia yang mengandung komponen kimia
yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung benzoin, tiraks dan lilin (Sudjadi,
1988).
Keuntungan dari metode ini adalah peralatannya sederhana. Sedang kerugiannya antara lain
waktu yang diperlukan untuk mengekstraksi sampel cukup lama, cairan penyari yang digunakan
lebih banyak, tidak dapat digunakan untuk bahan-bahan yang mempunyai tekstur keras seperti
benzoin, tiraks dan lilin.
Prinsip dari ekstraksi ini adalah penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam
serbuk simplisia dalam cairan penyari yang sesuai pada temperatur kamar , terlindung dari
cahaya. Cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena
adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang
konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi
Fakultas teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya
Page 2
rendah ( proses difusi ). Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan konsentrasi
antara larutan di luar sel dan di dalam sel .
Metode maserasi dapat dilakukan dengan modifikasi sebagai berikut (Sudjadi, 1988):
- Modifikasi maserasi melingkar
- Modifikasi maserasi digesti
- Modifikasi Maserasi Melingkar Bertingkat
- Modifikasi remaserasi
- Modifikasi dengan mesin pengaduk
Soxhletasi merupakan penyarian simplisia secara berkesinambungan, cairan penyari
dipanaskan sehingga menguap, uap cairan penyari terkondensasi menjadi molekul-molekul air
oleh pendingin balik dan turun menyari simplisia dalam klongsong dan selanjutnya masuk
kembali ke dalam labu alas bulat setelah melewati pipa sifon (Sudjadi, 1988).
Soxhlet merupakan ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya
dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ektraksi kontiniu dengan jumlah pelarut yang
relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Prinsipnya yaitu ekstraksi menggunakan
pelarut yang selalu baru yang umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah
pelarut konstan dengan adanya pendingin balik.
Keuntungan metode ini adalah :
- Dapat digunakan untuk sampel dengan tekstur yang lunak dan tidak tahan terhadap pemanasan
secara langsung.
- Digunakan pelarut yang lebih sedikit
- Pemanasannya dapat diatur (Sudjadi, 1988).
Kerugian dari metode ini :
- Karena pelarut didaur ulang, ekstrak yang terkumpul pada wadah di sebelah bawah terusmenerus dipanaskan sehingga dapat menyebabkan reaksi peruraian oleh panas.
- Jumlah total senyawa-senyawa yang diekstraksi akan melampaui kelarutannya dalam pelarut
tertentu sehingga dapat mengendap dalam wadah dan membutuhkan volume pelarut yang
lebih banyak untuk melarutkannya.
- Bila dilakukan dalam skala besar, mungkin tidak cocok untuk menggunakan pelarut dengan
titik didih yang terlalu tinggi, seperti metanol atau air, karena seluruh alat yang berada di
bawah komdensor perlu berada pada temperatur ini untuk pergerakan uap pelarut yang
efektif (Sudjadi, 1988).
Metode ini terbatas pada ekstraksi dengan pelarut murni atau campuran azeotropik dan
tidak dapat digunakan untuk ekstraksi dengan campuran pelarut, misalnya heksan :
Page 3
diklormetan = 1 : 1, atau pelarut yang diasamkan atau dibasakan, karena uapnya akan
mempunyai komposisi yang berbeda dalam pelarut cair di dalam wadah (Sudjadi, 1988).
Perkolasi adalah cara penyarian dengan mengalirkan penyari melalui serbuk simplisia yang
telah dibasahi.Keuntungan metode ini adalah tidak memerlukan langkah tambahan yaitu
sampel padat (marc) telah terpisah dari ekstrak. Kerugiannya adalah kontak antara sampel
padat tidak merata atau terbatas dibandingkan dengan metode refluks, dan pelarut menjadi
dingin selama proses perkolasi sehingga tidak melarutkan komponen secara efisien
(Sutriani,L . 2008).
Perkolasi adalah estraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna (exhaustive
extraction) umumnya dilakukan pada suhu kamar. Perkolasi merupakan proses penyarian
simplisia dengan jalan melewatkan pelarut yang sesuai secara lambat pada simplisia dalam
suatu percolator. Tujuan perkolasi adalah upaya zat berkhasiat tertarik seluruhnya dan
biasanya dilakukan untuk zat berkhasiat yang tahan ataupun tidak tahan pemanasan.
Prinsip dari perkolasi adalah serbuk simplisia ditempatkan dalam suatu bejana silinder,
yang bagian bawahnya diberi sekat berpori. Cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah
melalui serbuk tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif sel-sel yang dilalui sampai
mencapai keadaan jenuh. Gerak kebawah disebabkan oleh kekuatan gaya beratnya sendiri dan
cairan diatasnya, dikurangi dengan daya kapiler yang cenderung untuk menahan. Kekuatan
yang berperan pada perkolasi antara lain: gaya berat, kekentalan, daya larut, tegangan
permukaan, difusi, osmosa, adesi, daya kapiler dan daya geseran
Proses perkolasi :
- Pengembangan bahan
- Tahap maserasi antara
- Tahap perkolasi sebenarnya (penetasan/penampungan ekstrak)
Keuntungan :
-
Kerugian :
- Cairan penyari lebih banyak
- Resiko cemaran mikroba untuk penyari air karena dilakukan secara terbuka.
2. Ekstraksi secara panas
Metode refluks
Fakultas teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya
Page 4
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu
dan jumlah pelarut yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik.
Ekstraksi refluks
Page 5
ditambah juga dengan pemanasan. Uap dari campuran akan naik ke atas menuju ke kondensor
dan akhirnya masuk ke labu distilat.
Prinsip dari destilasi uap adalah penyarian minyak menguap dengan cara simplisia dan air
ditempatkan dalam labu berbeda. Air dipanaskan dan akan menguap, uap air akan masuk ke
dalam labu sampel sambil mengekstraksi minyak menguap yang terdapat dalam simplisia, uap
air dan minyak menguap yang telah terekstraksi menuju kondensor dan akan terkondensasi,
lalu akan melewati pipa alonga, campuran air dan minyak menguap akan masuk ke dalam
corong pisah, dan akan memisah antara air dan minyak atsiri.
Digesti merupakan maserasi kinetik (dengan pengadukan kontiniu) pada temperatur yang
lebih tinggi dari suhu kamar. Secara umum dilakukan pada suhu 40-50 C
Keuntungan dari pemanasan :
- Kekentalan pelarut brkurang, sehingga dapat mengakibatkan berkurangnya lapisan2
-
batas
Daya melarutkan cairan penyari akan meningkat
Koefisien difusi berbanding lurus dengan suhu absolut dan berbanding terbalik
dengan kekentalan
Infus dan Dekok
Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air (benjana infus tercelup
dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 96-98 C) selama waktu tertentu (15-20 menit).
Dekok merupakan infus pada waktu yang lebih lama dan (>30 C) dan temperatur sampai titik
didih air
Jenis ekstraksi lainnya:
Ekstraksi Berkesinambungan
Proses ekstraksi dilakukan berulang dengan pelarut yang berbeda atau resirkulasi pelarut dan
prosesnya tersusun berurutan beberapa kali. Dilakukan guna meningkatkan efisiensi (jumlah
pelarut) dan dirancang untuk bahan dalam jumlah besar yang terbagi dalam beberapa benjana
ekstraksi
Superkritikal Karbondioksida
Digunakan untuk ekstraksi serbuk simplisia dan umumnya digunakan gas karbondioksida
Dengan variabel tekanan dan temperatur akan diperoleh spesifikasi kondisi polaritas tertentu
Page 6
Menggunakan getaran ultrasonik > 20000 Hz. Prinsipnya meningkatkan permibelitas dinding sel,
menimbulakn gelembung spontan (cavitation) sebagai stres dinamik serta menimbulkan fraksi
Page 7
Ekstraksi dapat dilakukan secara kontinyu atau bertahap. Ekstraksi bertahap cukup dilakukan
dengan corong pisah. Campuran dua pelarut dimasukkan dengan corong pemisah, lapisan dengan
berat jenis yang lebih ringan berada pada lapisan atas.
Dengan jalan pengocokan pada proses ekstraksi ketika sedang berlangsung, mengingat bahwa
proses ekstraksi merupakan proses kesetimbangan maka pemisahan salah satu lapisan pelarut
dapat dilakukan setelah kedua jenis pelarut dalam keadaan diam. Lapisan yang ada dibagian
bawah dikeluarkan dari corong dengan jalan membuka kran corong dan dijaga agar jangan
sampai lapisan atas ikut mengalir keluar. Untuk tujuan kuantitatif, sebaiknya proses ekstraksi
dilakukan lebih dari satu kali.
Leaching ialah ekstraksi padat-cair dengan perantara suatu zat pelarut. Proses ini
dimaksudkan untuk mengeluarkan zat terlarut dari suatu padatan atau untuk memurnikan padatan
dari cairan yang membuat padatan terkontaminasi, seperti pigmen. Metode yang digunakan
untuk ekstraksi akan ditentukan oleh banyaknya zat yang larut, penyebarannya dalam padatan,
sifat padatan dan besarnya partikel. Jika zat terlarut menyebar merata di dalam padatan, material
yang dekat permukaan akan pertama kali larut terlebih dahulu. Pelarut, kemudian akan
menangkap bagian pada lapisan luar sebelum mencapai zat terlarut selanjutnya, dan proses akan
menjadi lebih sulit dan laju ekstraksi menjadi turun.
Page 8
Pertama perubahan fase dari zat terlarut yang diambil pada saat zat pelarut meresap masuk.
2.
Kedua terjadi proses difusi pada cairan dari dalam partikel padat menuju keluar.
3.
Page 9
penggabungan beberapa ekstraktor yang dipasang seri dan aliran bahan ekstraksi berlawanan
dengan aliran pelarut. Dalam hal ini pelarut dimasukkan kedalam ekstraktor yang berisi
campuran yang telah mengalami proses ekstraksi paling banyak. Pada setiap ekstraktor yang
dilewati, pelarut semakin diperkaya oleh ekstrak.
Pelarut akan dikeluarkan dalam konsentrasi tinggi dari ekstraktor yang berisi campuran
yang mengalami proses ekstraksi paling sedikit. dengan operasi ini pemakaian pelarut lebih
sedikit dan konsentrasi akhir dari larutan ekstrak lebih tinggi.
Cara lain ialah dengan mengalirkan larutan ekstrak yang keluar dari pelat ayak ke sebuah
ketel destilasi, menguapkan pelarut disitu, mengembunkan dalam sebuah kondenser dan segera
mengalirkannya kembali ke ekstraktor untuk dicampur dengan bahan ekstraksi. Dalam ketel
destilasi konsentrasi larutan ekstrak terus-menerus meningkat. dengan metode ini jumlah total
pelarut yang diperlukan relatif kecil. Meskipun demikian, selalu terdapat perbedaan konsentrasi
ekstrak yang maksimal antara bahan ekstraksi dan pelarut. Kerugiaanya adalah pemakaian
banyak energi karena pelarut harus diuapkan secara terus-menerus.
Pada ekstraksi bahan-bahan yang peka terhadap suhu terdapat sebuah bak penampung
sebagai pengganti ketel destilasi. dari bak tersebut larutan ekstrak dialirkan kedalam alat
penguap vakum (misalnya alat penguap pipa atau film). Uap pelarut yang terbentuk kemudian
dikondensasikan, pelarut didinginkan dan dialirkan kembali kedalam ekstraktor dalam keadaan
dingin.
2. Ekstraktor padat-cair kontinu
Cara kerja ekstraktor ini serupa dengan ekstraktor-ekstraktor yang dipasang seri, tetapi
pengisian, pengumpanan pelarut dan juga pengosongan berlangsung secara otomatik penuh dan
terjadi dalam sebuah alat yang sama. Oleh karena itu dapat diperoleh output yang lebih besar
dengan jumlah kerepotan yang lebih sedikit. Tetapi karena biaya untuk peralatannya besar,
ekstraktor semacam itu kebanyakan hanya digunakan untuk bahan ekstraksi yang tersedia dalam
kuantitas besar (misalnya biji-bijian minyak, tumbuhan). Dari beraneka ragam konstruksi alat ini,
berikut akan di bahas ekstraktor keranjang (bucket-wheel extractor) dan ekstraktor sabuk (belt
extractor).
2.1
Ekstraktor keranjang
Pada ekstraktor keranjang (keranjang putar = rotary extractor), bahan ekstraksi terus-
menerus dimasukkan ke dalam sel-sel yang berbentuk jaring (sektor) dari sebuah rotor yang
Fakultas teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya
Page 10
berputar lambat mengelilingi poros vertikal, Bagian bawah sel-sel ditutup oleh sebuah pelat
ayak. Selama satu putaran, bahan padat dibasahi dari arah berlawanan oleh pelarut atau larutan
ekstrak yang konsentrasinya meningkat, Pelarut atau larutan tersebut dipompa dari sel ke sel dan
disiramkan ke atas bahan padat. Akhirnya bahan dikeluarkan dan keseluruhan proses ini
berlangsung secara otomatik.
2.2
Ekstraktor sabuk
Pada ekstraktor ini, bahan ekstraksi diumpankan secara kontinu di atas sabuk ayak yang
melingkar. di sepanjang sabuk bahan dibasahi oleh pelarut atau larutan ekstrak dengan
konsentrasi yang meningkat dan arah aliran berlawanan. Setelah itu bahan dikeluarkan dari
ekstraktor.
Ekstraksi Secara Dingin
a. Maserasi
Prosedur kerjanya yaitu penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk
simplisia dalam cairan penyari yang sesuai pada temperatur kamar , terlindung dari cahaya.
Cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya
perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang
konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi
rendah ( proses difusi ). Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan konsentrasi
antara larutan di luar sel dan di dalam sel
b. Soxhletasi, Prinsipnya yaitu ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya
sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin
balik. Pada proses ini terjadi penyarian simplisia secara berkesinambungan, cairan penyari
dipanaskan sehingga menguap, uap cairan penyari terkondensasi menjadi molekul-molekul air
oleh pendingin balik dan turun menyari simplisia dalam klongsong dan selanjutnya masuk
kembali ke dalam labu alas bulat setelah melewati pipa sifon. Soxhlet merupakan ekstraksi
menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga
terjadi ektraksi kontiniu dengan jumlah pelarut yang relatif konstan dengan adanya pendingin
balik.
c. Perkolasi, serbuk simplisia ditempatkan dalam suatu bejana silinder, yang bagian bawahnya
diberi sekat berpori. Cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut,
cairan penyari akan melarutkan zat aktif sel-sel yang dilalui sampai mencapai keadaan jenuh.
Page 11
Gerak kebawah disebabkan oleh kekuatan gaya beratnya sendiri dan cairan diatasnya,
dikurangi dengan daya kapiler yang cenderung untuk menahan. Kekuatan yang berperan pada
perkolasi antara lain: gaya berat, kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi, osmosa,
adesi, daya kapiler dan daya geseran
Ekstraksi Secara Panas
a. Refluks, penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara sampel dimasukkan ke
dalam labu alas bulat bersama-sama dengan cairan penyari lalu dipanaskan, uap-uap
cairan penyari terkondensasi pada kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan
penyari yang akan turun kembali menuju labu alas bulat, akan menyari kembali sampel
yang berada pada labu alas bulat, demikian seterusnya berlangsung secara
berkesinambungan sampai penyarian sempurna, penggantian pelarut dilakukan sebanyak
3 kali setiap 3-4 jam. Filtrat yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan.
b. Destilasi uap, penyarian minyak menguap dengan cara simplisia dan air ditempatkan
dalam labu berbeda. Air dipanaskan dan akan menguap, uap air akan masuk ke dalam
labu sampel sambil mengekstraksi minyak menguap yang terdapat dalam simplisia, uap
air dan minyak menguap yang telah terekstraksi menuju kondensor dan akan
terkondensasi, lalu akan melewati pipa alonga, campuran air dan minyak menguap akan
masuk ke dalam corong pisah, dan akan memisah antara air dan minyak atsiri.
c. Digesti, maserasi kinetik (dengan pengadukan kontiniu) pada temperatur yang lebih
tinggi dari suhu kamar. Secara umum dilakukan pada suhu 40-50 C
d. Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air (benjana infus
tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 96-98 C) selama waktu
tertentu (15-20 menit). Dekok merupakan infus pada waktu yang lebih lama dan (>30 C)
dan temperatur sampai titik didih air
Jenis ekstraksi lainnya:
Ekstraksi Berkesinambungan
Proses ekstraksi dilakukan berulang dengan pelarut yang berbeda atau resirkulasi pelarut dan
prosesnya tersusun berurutan beberapa kali. Dilakukan guna meningkatkan efisiensi (jumlah
pelarut) dan dirancang untuk bahan dalam jumlah besar yang terbagi dalam beberapa benjana
ekstraksi
Superkritikal Karbondioksida
Page 12
Digunakan untuk ekstraksi serbuk simplisia dan umumnya digunakan gas karbondioksida
Dengan variabel tekanan dan temperatur akan diperoleh spesifikasi kondisi polaritas tertentu
wangi,
pengambilan kafein dari daun teh, biji kopi atau biji coklat
pelarutan komponen-komponen kopi dengan menggunakan air panas dari biji kopi
yang telah dibakar atau digiling.
Page 13
Bagian bagian :
Vent : suatu alat yang berfungsi sebagai pembuangan gas, udara atau uap air
Overhead condenser : tipe condenser yang berfungsi mampu mendinginkan uap,
menampung gas
Bath : merupakam peralatan yang berisi cairan yang berfungsi untuk mempertahankan
Page 14
Gambar diatas adalah unit semi-batch yang dirancang untuk ekstraksi padat-cair sebagai sarana
pemisahan. padat yang akan diekstraksi dimasukkan ke dalam bejana serat kaca dan ditempatkan
dalam bejana ekstraksi. Pelarut dalam reaktor direbus dan kental, dan diteruskan ke kapal
ekstraksi, dari mana ekstrak dicampur dengan pelarut dan lolos ke reboiler. Proses ini diulang
sampai ekstraksi selesai. Solusi ini kembali menguap untuk mendapatkan ekstrak. Unit lengkap
dengan bejana bola, pemanasan kondensor, refluks pembagi, kapal ekstraksi, dan pipa serta
katup yang diperlukan. Unit ini dapat diberikan dengan pakan pelarut baik dari atas / bawah atau,
atau dengan pengaturan umum.
Liquid liquid ekstraction
Ini adalah unit semi-batch yang dirancang untuk exctraction cair-cair sebagai sarana
pemisahan. Liquid harus diekstrak harus diperlakukan dengan pelarut kepadatan yang berbeda.
Campuran cair dituangkan dalam bejana exctraction. Pelarut dalam reaktor direbus dan kental,
dan diteruskan ke kapal exctraction dari mana cairan diekstrak dan dicampur dengan pelarut dan
lolos ke reboiler. Proses ini diulang sampai exctraction selesai. Solusi ini kembali menguap
untuk mendapatkan ekstrak. Unit lengkap dengan kapal bulat, mandi pemanas, kondensor, ref
lux pembagi, kapal ekstraksi, dan pipa dan katup yang diperlukan. Unit ini dapat diberikan
dengan pakan pelarut baik dari atas atau dari bawah, atau dengan pengaturan umum
Page 15
Keterangan:
1. Penyimpanan CO2
2. Cooling: CO2 Melewati cold exchanger untuk mempertahankan keadaan cair sebelum
masuk ke pompa tekanan tinggi
3. Tekanan : Tekanan dinaikkan menjadi 300 bar
4. Pemanasan : Suhu dinaikkan menjadi 31o C, CO2 adalah superkritis
5. Ekstraksi : CO2 superkritis digunakan sebagai pelarut untuk mengekstrak bahan aktif
tanaman tanpa terjadi denaturasi
6. Relaksasi : Menurunkan tekanan dan kembalinya CO 2 ke keadaan gas sehingga
memungkinkan pemisahan ekstrak dari CO2
7. Pemanasan : Suhu dipertahankan pada 30o C
8. Pemisahan: tahap pemisahan 1st: pemisahan CO2 dari ekstrak oleh gravitasi
9. Under pulling : Ekstrak didekompresi secara bertahap berada di bawah ditarik total
keselamatan
10. Pemisahan Cydonic: pemisahan tahap 2: pemisahan ekstrak CO2 oleh gaya sentrifugal
11. Pencairan:. Masih dalam keadaan gas, CO2 didinginkan agar mencair
Fakultas teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya
Page 16
6. Apa yang dimaksud dengan koefisien distribusi, dan apa pengaruhnya terhadap proses
ekstraksi?
Koefisien distribusi atau koefisien partisi (partition coefficient), K didefinisikan sebagai
perbandingan antara fraksi berat solute dalam fase ekstrak, yang dibagi dengan fraksi berat
solute dalam fase rafinat pada keadaan kesetimbangan dan fraksi mol. Koefisien distribusi
merupakan perbansingan konsentrasi kesetimbangan zat terlarut dalam dua pelarut yang
tidak saling bercampur
Berdasarkan hukum Nernst, jika suatu larutan (dalam air) mengandung zat organik A
dibiarkan bersentuhan dengan pelarut organik yang tidak bercampur dengan air, maka zat A
akan terdistribusi baik ke dalam lapisan air (fasa air) dan lapisan organik (fasa organik).
Dimana pada saat kesetimbangan terjadi, perbandingan konsentrasi zat terlarut A di dalam
kedua fasa itu dinyatakan sebagai nilai Kd atau koefisien distribusi (partisi) dengan
perbadingan konsentrasi zat terlarut A di dalam kedua fasa organik-air tersebut adalah pada
temperatur tetap (Aisya, 2010).
Perbandingan konsentrasi solut di dalam kedua pelarut tersebut tetap, dan merupakan
suatu tetapan pada suhu tetap. Tetapan tersebut disebut tetapan distribusi atau koefisien
distribusi. Koefisien distribusi dinyatakan dengan berbagai rumus sebagai berikut :
KD = C2/C1 atau KD = Co/Ca
Dari rumus tersebut jika harga KD besar, solute secara kuantitatif akan cenderung
terdistribusi lebih banyak ke dalam pelarut organik begitu pula sebaliknya. Rumus tersebut
hanya berlaku bila:
a) Solute tidak terionisasi dalam salah satu pelarut
b) Solute tidak berasosiasi dalam salah satu pelarut
c) Zat terlarut tidak dapar bereaksi dengan salah satu pelarut atau adanya reaksi- reaksi lain.
Pengaruh dari koefisien distribusi terhadap proses ekstraksi adalah semakin tinggi
nilai dari koefisien distribusi pada proses ekstraksi maka proses pemisahan tersebut semakin
baik dan sebaliknya bila nilainya kecil maka proses ekstraksi semakin sedkit.
Konsentrasi solut dalam diluen sangat berpengaruh terhadap persentase solut yang
terekstrak dan koefisien distribusi. Makin besar konsentrasi solute dalam diluen, makin
besar pula persentase pemisahan dan koefisien distribusi, dan sebaliknya. Pada konsentrasi
masing-masing solut dalam diluen 15.000 ppm, koefisien distribusi dan Konsentrasi solut
dalam diluen sangat berpengaruh terhadap persentase solut yang terekstrak dan koefisien
distribusi. Makin besar konsentrasi solute dalam diluen, makin besar pula persentase
pemisahan dan koefisien distribusi, dan sebaliknya.
Fakultas teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya
Page 17
7. Jelaskan mass balance pada proses LLE (jelaskan dengan contoh soal)!
Liquid-Liquid Extraction Mass Balance
Neracamasssa
Untuk sistem trikloroetilen-asamasetat-air
Vo = laju alir air (l/detik)
Vw = laju alir TCE (l/detik)
X = konsentrasi asam asetat dalam fasa organik (Kg/l)
Y = konsentrasi asam asetat dalam fasa air (Kg/l)
1. Neraca massa
Asam propionate yang terekstraksi dari fasa organik (rafinat) = Vo (X1-X2)
Asam propionate yang terekstraksi dari fasa air (ekstrak) = Vw (Y1-0)
Maka, Vo (X1-X2) =Vw (Y1-0)
2. Koefisien perpindahan massa
Laju transfer asam
koefisien perpindahan massa=
volume packing x mean driving force
log ratarata gaya dorong=
X 1 X 2
X1
ln
X2
Dengan ;
X1 = gaya dorong pada puncak kolom = (X2 - 0)
X2 = gaya dorong pada dasar kolom = (X1 - X1*)
X1* = konsentrasi dalam fasa organik yang setimbang dengan konsentrasi Y1 pada fasa
cair. Angka kesetimbangan dapat diperoleh menggunakan koefisien distribusi
yang didapatdari percobaan pertama.
Contoh Soal:
Waste water, containing phenol, is traded in a counter-current extraction column using benzol
toseparate the phenol. The phenol concentration of the feed stream is 8 kg/m3, the one of the
extractis 0.5 kg/m3. The raffinate (benzol) has a phenol concentration of 25 kg/m 3. The process
isperformed at 25oC and atmospheric pressure (1bar).Calcultate the amount of needed solvent,
when the waste water stream (feed stream) is 10m3/h. Assume that Vwastewater = Vwater.(Prof M.
Mazzotti, Thermische Verfahrens technik I)
Solusi
Fakultas teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya
Page 18
Diketahui
: H O =997,1 kg/m
; benzol= 879 kg /m
XH2O,in= 8 kg/m3
(1)
(2)
Ybenzol,in= 0 kg/m3
Ybenzol,out= 25 kg/m3
Ditanya
Jawab
(3)
(4)
(5)
Mass balance:
V
V
benzol , x Y
V
( H 2 O x X out )+(V benzol x Y out )
( H 2 O x X )+
(6)
X X out
80,5
=10 x
=3 m 3 /h
Y out
25
(7)
Page 19
and
M benzol=V benzol x benzol =3 x 879=2637 kg / h
(8)
8. Jelaskan prinsip pemilihan pelarut yang digunakan pada proses ekstraksi, dan berikan
contoh aplikasi pelarut tersebut pada proses ekstraksi?
1.
Selektivitas
Kelarutan
Pada ekstraksi cair-cair pelarut tidak boleh (atau hanya secara terbatas) larut dalam bahan
ekstraksi.
4.
Kerapatan
Terutama pada ekstraksi cair-cair, sedapat mungkin terdapat perbedaaan kerapatan yaitu
besar amtara pelarut dan bahan ekstraksi. Hal ini dimaksudkan agar kedua fasa dapat
dengan mudah dipisahkan kembali setelah pencampuran (pemisahan dengan gaya berat).
Bila beda kerapatan kecil, seringkali pemisahan harus dilakukan dengan menggunakan
gaya sentrifugal (misalnya dalam ekstraktor sentrifugal).
5.
Reaktifitas
Pada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara kimia pada
komponen-komponen bahan ekstraksi. Sebaliknya dalam hal-hal tertentu diperlukan
adanya reaksi kimia (misalnya pembentukan garam) untuk mendapatkan selektivitas yang
tinggi. Seringkali ekstraksi juga disertai dengan reaksi kimia. Dalam hal ini bahan yang
akan dipisahkan mutlak harus berada dalam bentuk larutan.
6.
Titik didih
Karena ekstrak dan pelarut biasanya harus dipisahkan dengan cara penguapan, destilasi
atau rektifikasi, maka titik didih kedua bahan it tidak boleh terlalu dekat, dan keduanya
Fakultas teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya
Page 20
tidak membentuk aseotrop. ditinjau dari segi ekonomi, akan menguntungkan jika pada
proses ekstraksi titik didih pelarut tidak terlalu tinggi (seperti juga halnya dengan panas
penguapan yang rendah).
7.
Page 21
b.
Etanol
Etanol hanya dapat melarutkan zat-zat tertentu, Umumnya pelarut yang baik untuk
alkaloida, glikosida, damar-damar, minyak atsiri tetapi bukan untuk jenis-jenis gom, gula dan
albumin. Etanol juga menyebabkan enzym-enzym tidak bekerja termasuk peragian dan
menghalangi perutumbuhan jamur dan kebanyakan bakteri. Sehingga disamping sebagai cairan
penyari juga berguna sebagai pengawet. Campuran air-etanol (hidroalkoholic menstrum) lebih
baik dari pada air sendiri.
c.
Gycerinum (Gliserin)
Terutama dipergunakan sebagai cairan penambah pada cairan menstrum untuk
penarikan simplisia yang mengandung zat samak. Gliserin adalah pelarut yang baik untuk tanintanin dan hasil-hasil oksidanya, jenis-jenis gom dan albumin juga larut dalam gliserin. Karena
cairan ini tidak atsiri, tidak sesuai untuk pembuatan ekstrak-ekstrak kering.
d.
Eter
Sangat mudah menguap sehingga cairan ini kurang tepat untuk pembuatan sediaan
untuk obat dalam atau sediaan yang nantinya disimpan lama.
e.
Solvent Hexane
Cairan ini adalah salah satu hasil dari penyulingan minyak tanah kasar. Pelarut yang
baik untuk lemak-lemak dan minyak-minyak. Biasanya dipergunakan untuk menghilangkan
lemak dari simplisia yang mengandung lemak-lemak yang tidak diperlukan, sebelum simplisia
tersebut dibuat sediaan galenik, misalnya strychni, secale cornutum.
f.
Acetonum
Page 22
Tidak dipergunakan untuk sediaan galenik obat dalam, pelarut yang baik untuk
bermacam-macam lemak, minyak atsiri, damar. Baunya kurang enak dan sukar hilang dari
sediaan. Dipakai misalnya pada pembuatan Capsicum oleoresin (N.F.XI)
g.
Chloroform
Tidak dipergunakan untuk sediaan dalam, karena efek farmakologinya. Bahan pelarut
yang baik untuk basa alkaloida, damar, minyak lemak dan minyak atsiri.
9. Bagaimana meregenerasi pelarut yang telah digunakan pada proses ekstraksi?
Ekstraksi balik / regenerasi pelarut bisa dilakukan dengan berbagai cara, yaitu volume
pelarut organik yang tersisa dari berbagai variasi konsentrasi diatas dilakukan ekstraksi balik
dengan menggunakan asam sulfat dari berbagai perbandingan rasio pelarut. Melakukan hal sama,
dan menggunakan natrium hidroksida sebagai regeneratornya. Seluruh fasa cair dari hasil
ekstraksi balik dianalisa kembali dengan HPLC untuk mengontrol apakah seluruh pelarutnya
sudah bersih dari asam - asam organic tersebut.
Dapat dilakuakan juga dengan evaporasi, Pelarut yang masih terdapat dalam filtrate harus
diuapkan dengan metode evaporasi untuk mendapat oleoresin. Penguapan pelarut oleoresin lada
hitam dilakukan dalam keadaan vakum menggunakan rotary vacuum evaporator. Pemekatan
dilakukan sampai tidak ada pelarut yang menguap, masing-masing perlakuan mempunyai waktu
penguapan yang berbeda, tergantung jumlah pelarut yang digunakan. Campuran antara oleoresin
dan pelarut dipisahkan dengan cara penyulingan pada titik uap pelarut. Jika dipergunakan heksan
maka penyulingan dilakukan pada suhu + 40C dan + 65C jika digunakan etanol 96%.
10. Apa yang dimaksud dengan kondisi superkritis, dan fluida superkritis? Apakah
Supercritical Fluid Extraction (SFE)? Jelaskan alasan sebuah pemisahan dilakukan
dengan metode SFE?
Kondisi Superkritis
Page 23
Kondisi yang berada di atas suhu tertinggi yang dapat mengubah fase gas suatu zat
menjadi fase cair dengan menaikkan tekanan, dan kondisi yang berada pada tekanan tertinggi
yang mengubah fase cair suatu zat menjadi fase gas dengan cara menaikkan temperature.
Fluida Superkritis
Fluida yang digunakan sebagai solven dalam ekstraksi superkritis dimana dalam kondisi
yang berada di atas suhu tertinggi yang dapat mengubah fase gas suatu zat menjadi fase cair
dengan menaikkan tekanan, dan kondisi yang berada pada tekanan tertinggi yang mengubah fase
cair suatu zat menjadi fase gas dengan cara menaikkan temperature. Salah satu fluida superkritis
yang sering dipakai sebagai solven dalam ekstraksi superkritis adalah gas CO 2, yang memiliki
temperature kritis 31,3o C dan tekanan kritis 74 bar. Dengan menggunakan CO 2 sebagaisolven,
ekstraksi superkritis dapat dijalankan pada suhu rendah dan tekanan yang tidak terlalu tinggi.
Alasan Penggunaan SFE (Supercritical Fluid Extraction) serta Pengertiannya
Supercritical fluid extraction atau ekstraksi fluida superkiritis merupakan salah satu metode
operasi ekstraksi dengan menggunakan solven berupa fluida superkritis, yaitu fluida yang
kondisinya berada di atas temperature dan tekanan kritis.Pada kondisi ini fluida memiliki sifat di
antara cairan dan gas.Metode ini memiliki beberapa kelebihan, antara lain:
1. Kekuatan solven dapat diatur sesuai keperluan dengan mengatur kondisi operasinya.
2. Daya larut solven tinggi karena bersifat seperti cairan.
3. Viskositas solven rendah karena bersifat seperti gas, sehingga koefisien perpindahan
massanya tinggi.
4. Pemisahan kembali solven dari ekstrak cukup cepat dan sempurna karena pada keadaan
normal solven tersebut berupa gas, sehingga dengan penurunan tekanan solven otomatis
akan keluar sebagai gas.
5. Dapat menggunakan solven berupa fluida yang tidak merusak lingkungan dan tidak
mudah terbakar.
Page 24
dipanaskan terus-menerus
Page 25
sampai suhu tinggi akan semakin berkurang volume cairan sehingga densitas semakin kecil.
Dengan tingginya tekanan maka semakin besar juga senyawa senyawa yang terekstrak.
13. Sebutkan faktor faktor yang mempengaruhi pemisahan secara ekstraksi?
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses ekstraksi yaitu
1.
Ukuran Bahan
Pengecilan ukuran bertujuan untuk memperluas permukaan bahansehingga mempercepat
penetrasi pelarut ke dalam bahan yang akan diekstrak danmempercepat waktu ekstraksi.
Sebenarnya semakin kecil ukuran bahan semakin luas pula permukaan bahan sehingga semakin
banyak oleoresinyang dapat diekstrak. Tetapi ukuran bahan yang terlalu kecil juga menyebabkan
banyak minyak volatile yang menguap selama penghancuran.
2.
Suhu Ekstraksi
Ekstraksi akan lebih cepat dilakukan pada suhu tinggi, tetapi padaekstraksi oleoresin hal ini
dapat meningkatkan beberapa komponen yang terdapatdalam rempah akan mengalami kerusakan
3.
Pelarut
Jenis pelarut yang digunakan merupakan faktor penting dalam ekstraksioleoresin. Hal-hal
yang perlu diperhatikan adalah : daya melarutkan oleoresin, titik didih, toksisitas (daya atau sifat
racun), mudah tidaknya terbakar dan sifatkorosif.
Dalam pemilihan pelarut harus memperhatikan beberapa faktor diantaranya adalah pemilihan
pelarut pada umumnyadipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini
sedapat
mungkin
terdapat
destilasi atau rektifikasi, maka titik didih kedua bahan itu tidak boleh terlalu dekat.
Fakultas teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya
Page 26
14. Bagaimana cara meningkatkan efisiensi (rendemen hasil) pada pemisahan senyawa
dengan proses ekstraksi?
Pada proses ekstraksi, semakin banyak pelarut yang digunakan dalam ekstraksi,
maka semakin banyak hasil atau rendemen yang diperoleh. Untuk mempercepat ekstraksi,
proses dilakukan pada suhu tinggi. Dengan dilakukannya pengecilan ukuran bahan, maka
luas permukaan akan bertambah sehingga dapat mempercepat masuknya pelarut kedalam
bahan yang akan diekstrak. Rendemen ekstrak dihitung dengan cara membandingkan jumlah
ekstrak yang diperoleh dengan simplisia awal yang diinginkan. Rendemen ekstrak dapat
digunakan sebagai standar mutu ekstrak pada setiap bets produksi atau parameter efisiensi
ektraksi.
15. Apa yang dimaksud dengan extractive distillation? Beri contoh penerapan extractive
distillation?
Extractive Distillation merupakan metode yang bisa digunakan untuk menghilangkan
titik azeotrop pada campuran heterogen. Contoh campuran heterogen yang mengandung titik
azeotrop yang paling populer adalah campuran ethanol-air, campuran ini dengan metode
distilasi biasa tidak bisa menghasilkan ethanol teknis (99% lebih) melainkan maksimal
hanya sekitar 96,25 %. Hal ini terjadi karena konsentrasi yang lebih tinggi harus melewati
terlebih dahulu titik azeotrop, dimana komposisi kesetimbangan cair-gas ethanol-air saling
bersilangan.
Destilasi azeotrop adalah suatu cara pemishn campuran yg didsrkn pd prbdaan ttk didih
komponen2 penyusun campuran . jadi destilasi ini dgunakn untuk mmishkn cmpuran dr 2
atau lbih cairan yg mmpunyai ttk didih brbeda . Zat yg dhslkan destilasi disebut destilat .
contoh destilasi ; proses pngolahan minyak bumi mnjadi fraksi2 minyak bumi seperti LpG ,
minyak tanah , solar , pelumas , aspal.
Contoh yang umum di industri adalah dengan menggunakan molecular sieve. Prinsip
mekanismenya diameter rata-rata molekular sieve adalah diantara dua cairan yang akan
dipisahkan. Akibatnya satu cairan akan tertahan dan yang lain melewati molecular sieve.
Lalu dilakukan flow balik (regen), akibatnya cairan yang tertahan terbuang. Kemudian aliran
dinormalkan, proses selanjutnya terus berulang.
Page 27
Dekafeinasi adalah upaya menghilangkan kafein dari bahan baku yang mengandung kafein, seperti teh,
kakao, kopi dan lain sebagainya, sesuai standar yang telah ditentukan, yaitu berkisar 97% 99,9% bebas
kafein. Beberapa metode yang digunakan adalah metode langsung dan metode tidak langsung dengan
masing masing metode menggunakan larutan air atau kimia. Beberapa ahli juga menyebutkan metode
air (steam) dan metode kimia.
Dekafeinasi pada biji kopi, secara sederhana dilakukan pada kopi yang telah mengalami proses
pengolahan (biji kopi kering) sebelum dilakukan penyangraian. Kemudian biji kopi direndam dalam
pelarut kafein, berulang dilakukan hingga kandungan kafein hanya 1 3% dari kandungan awal. Metode
langsung menyebutkan biji kopi dikukus selama 30 menit, kemudian direndam dalam methylene
chloride atau ethyl acetate selama 10 jam. Biji kopi dikukus kembali selama 1 jam untuk menghilangkan
semua residu bahan kimia, dan dikeringkan. Metode tidak langsung, kopi direndam dalam air panas
selama 1 jam. Kemudian biji dikeluarkan dari pelarut yang kemudian diberi methylene chloride atau ethyl
acetate untuk
mengekstrak
kafein
dari
pelarut.
Kafein
dipisahkan
dari air
denganmetode
Page 28
evaporasi sederhana. Penggunaan air dengan penggunaan bahan kimia yangtidak bersentuhan langsung
dengan biji kopi mengakibatkan proses ini sering disebut dengan metode air.
Menurut Peker et al, (2004) laju dekafeinasi merupakan fungsi dari laju aliran CO 2, temperatur,
dan tekanan. Ekstraksi dengan mengunakan metodesupercritical carbon dioxidemerupakan pelarut yang
selektif dan diaplikasikan untuk dekafeinasi biji kopi dengan temperatur 70 derajat Celcius dengan
bertekanan tinggi. Metode dengan menggunakan pelarut air membutuhkan tekanan dan temperatur di atas
titik didih air. Dengan adanya paas dapat memutuskan ikatan ion kafein dan senyawa lain, sehingga
kafein akan terbebas dan lepas dalam air (Peker et al,2004).
dengan air (Swiss Water Process). Proses ini menggunakan pelarut berupa air panas sehingga
mudah dilakukan. pada proses ini diperoleh biji kopi bebas kafein 97% namun kekurangan
dekafeinasi dengan menggunakan pelarut air panas adalah kehilanagn flavor kopi pada kopi yang
dihasilkan.
dengan pelarut kimia (Chemical Solvent Process). penggunaan pelarut etil asetat karena pelarutan
etil asetat lebih mudah dalam pengendalian prosesnya, laju pelarutan kafeinnya lebih cepat
dibandingkan dengan pelarut air, mutu produk akhir yang dihasilkan juga sesuai dengan
persyaratan kopi terdekafeinasi dan dapat diterima konsumen.
dengan minyak bunga matahari (Sunflower oil Solvent Process). metode dekafeinasi
menggunakan minyak bunga matahari sebagai pelarutnya. Minyak bunga matahari digunakan
dalam proses ini karena sifatnya yang non-toksik, lebih murah, dan ramah lingkungan mengingat
bahwa penggunaan pelarut kimia yang dapat meninggalkan residu pada produk sehingga
berpengaruh terhadap kesehatan.
Page 29
Metode
Penyulingan dengan Uap Langsung (S t e a m D i s t i l a t i o n )
Secara umum proses penyulingan dikenal dengan dengan 3 (tiga) cara yaitu penyulingandengan air
(water
distillation),penyulingan
dengan
air
dan
uap
( steam and steam distillation), penyulingan dengan uap ( steam distillation). Pada dasarnya prinsip dari
ketiga proses penyulingantersebut diatas adalah sama, hanya berbeda pada cara penyulingannya saja.
Dalam penyulinganminyak atsiri bahan yang terpenting dan yang banyak digunakan adalah air, disamping
fungsinyasebagai penghasil uap atau steam juga diperlukan untuk bahan pendingin pada kondensor.
Kelebihan metode penyulingan dengan air-uap (
water and steam distillation) adalah membutuhkan sedikit air sehingga bisa menyingkat waktu proses
penyulingan dan alatnya sederhananamun dapat menghasilkan minyak atsiri dalam jumlah yang cukup
banyak
sehingga
efisien
dalam penggunaan. Metode ini biasa dilengkapi sistem kohobasi yaitu air kondensat yang keluar darisepa
rator masuk kembali secara otomatis ke dalam ketel agar meminimkan kehilangan air danmengurangi
biaya produksi. Disisi lain, sistem kohobasi ini juga lebih menguntungkan karenaterbebas dari proses
hidrolisa
terhadap
komponen
minyak
atsiri
dan
proses
difusi
minyak
dengan
air panas karena bahan tidak berhubungan langsung dengan air yang mendidih. Selain itu dekomposisimi
nyak akibat panas akan lebih baik dibandingkan dengan metode uap langsung (
steam distillation
)
Kastianti N dan Amalia Z.Q. 2008 Laporan Penelitian Pengambilan Minyak Atsiri Kulit Jeruk dengan
Metode Ekstraksi Vakum.Semarang: Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik,Universitas Diponegoro
Page 30
17.Maksud phytochemicals
Fitokimia atau kadang disebut fitonutrien, dalam arti luas adalah segala jenis zat
kimia atau nutrien yang diturunkan dari sumber tumbuhan, termasuk sayuran dan buahbuahan. Dalam penggunaan umum, fitokimia memiliki definisi yang lebih sempit. Fitokimia
Fakultas teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya
Page 31
biasanya digunakan untuk merujuk pada senyawa yang ditemukan pada tumbuhan yang tidak
dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh, tapi memiliki efek yang menguntungkan bagi kesehatan atau
memiliki peran aktif bagi pencegahan penyakit. Karenanya, zat-zat ini berbeda dengan apa yang di
istilahkan sebagai nutrien dalam pengertian tradisional, yaitu bahwa mereka bukanlah suatu
kebutuhan bagi metabolisme normal, dan ketiadaan zat-zat ini tidak akan mengakibatkan
penyakit defisiensi, paling tidak, tidak dalam jangka waktu yang normal untuk defisiensi tersebut.
Fitokimia adalah ilmu yang mempelajari berbagai senyawa organik yang dibentuk dan
disimpan oleh tumbuhan, yaitu tentang struktur kimia, biosintetis, perubahan dan
metabolisme, serta penyebaran secara alami dan fungsi biologis dari senyawa organik.
Fitokimia atau kadang disebut fitonutrien, dalam arti luas adalah segala jenis zat kimia atau
nutrien yang diturunkan dari sumber tumbuhan, termasuk sayuran dan buah-buahan.
Fitokimia berasal dari kata phytochemical . Phyto berarti tumbuhan atau tanaman
dan chemical sama dengan zat kimia berarti zat kimia yang terdapat pada tanaman. Senyawa
fitokimia tidak termasuk kedalam zat gizi karena bukan berupa karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
mineral maupun air. Jadi apakah fitokimia itu? Setiap tumbuhan atau tanaman mengandung sejenis
zat yang disebut fito kimia, merupakan zat kimia alami yang terdapat di dalam tumbuhan dan dapat
memberikan rasa, aroma atau warna pada tumbuhan itu. Sampai saat ini sudah sekitar 30.000 jenis
fitokimia
yang
ditemukan
dan
sekitar
10.000
terkandung
dalam
makanan.
Fitokimia biasanya digunakan untuk merujuk pada senyawa yang ditemukan pada tumbuhan
yang tidak dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh, tapi memiliki efek yang menguntungkan bagi
kesehatan atau memiliki peran aktif bagi pencegahan penyakit. Karenanya, zat-zat ini berbeda
dengan apa yang diistilahkan sebagai nutrien dalam pengertian tradisional, yaitu bahwa
mereka bukanlah suatu kebutuhan bagi metabolisme normal, dan ketiadaan zat-zat ini tidak akan
mengakibatkan penyakit defisiensi, paling tidak, tidak dalam jangka waktu yang normal untuk
defisiensi tersebut.
Pada tahun tahun terakhir ini fitokimia atau kimia tumbuhan telah berkembang menjadi suatu
disiplin ilmu tersendiri, berada di antara kimia organik bahan alam dan biokimia tumbuhan, serta
berkaitan erat dengan keduanya. Bidang perhatiaanya ialah aneka ragam senyawa organik yang
dibentuk dan ditimbun oleh tumbuhan yaitu mengenai struktur kimianya, biosintesisnya, perubahan
serta metabolismenya.
Page 32
Tugas khusus
Cara Meningkatkan Efisiensi Ekstraksi Secara Umum
Metode pemisahan ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan atau cairan
dengan bantuan pelarut.
Ekstraksi juga merupakan proses pemisahan satu atau lebih komponen dari suatu campuran homogen
menggunakan pelarut cair (solven) sebagai separating agen.Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larut
yang berbeda dari komponen-komponendalam campuran.
Ekstraksi adalah salah satu metode pemisahan zat dalam bidang kimia yang
mengacu pada prinsip distribusi zat terlarut ke dalam dua pelarut yang berbeda tingkatkepolarannya.
Prinsip utama yang melandasi teknik pemisahan ekstraksi adalah like disolve like, yaknisenyawa polar
akan larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar akan larut di dalam pelarut non polar. Melalui
perbedaan kepolaran tersebut maka zat akan dapat dipisahkan.
Prinsip ekstraksi didasarkan pada distribusi zat pelarut dengan perbandingan tertentuantara dua pelarut
yang tidak saling bercampur , seperti benzen, karbon tetraklorida ataukloroform. Batasannya adalah zat
terlarut dapat ditransfer pada jumlah yang berbadadalam kedua fase pelarut.
Prinsip dasar lain dari ekstraksi pelarut adalah pemisahan secara komponen dari zatterlarut di dalam dua
campuran pelarut yang tidak saling bercampur. Biasanya digunakandalam kimia organik dan lain - lain.
Jika zat terlarut antara dua cairan tidak saling larut,ada suatu hubungan yang tepat antara konsentrasi zat
terlarut dalam kedua fasa terlarut pada keadaan kesetimbangan. Zat tersebut akan terdistribusikan atau
terbagi dalam kedua pelarut tersebut berdasarkan koefisien distribusi.Prinsip-prinsip proses ekstraksi1.
Vorg dan Vaq masing-masing merupakan banyaknya volume fase organik dan fase air yang digunakan; D
merupakan rasio distribusi.
Fakultas teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya
Page 33
Analit dengan nilai D yang kecil maka ekstraksi berulang akan meningkatkan efisiensi ekstraksi. Rumus
yang digunakan untuk ektraksi bertingkat adalah :
Caq
Dari persamaan di atas nampak jelas bahwa efisiensi ekstraksi meningkat jika (i) digunakan jumlah
larutan pengekstraksi yang lebih besar, atau (ii) dengan melakukan beberapa kali ekstraksi dengan volume
yang sama.
Page 34
DAFTAR PUSTAKA
Aisya. 2010. Penentuan Koefisien Distribusi-(http ://www. Jurnal ilmiahf armasi. Blogspot
.com/ 2010/ 10 /Ion- Kromium. html ) diakses pada tanggal 20 Mei 2013.
http://ffarmasi.unand.ac.id/RPKPS/Metoda_ekstraksi.pdf
Kasmiyatun, Mega. 2010. Ekstraksi Asam Sitrat dan Asam Oksalat : Pengaruh Konsentrasi
Solut Terhadap Koefisien Distribusi. Semarang : Seminar Rekayasa Kimia dan Proses
Lukum Astin. 2006. Bahan Ajar Dasar-Dasar Pemisahan Analitik. Gorontalo : UNG
Page 35
Prasetyo, Susiana dkk. 209/2010. Kurva Kesetimbangan Minyak Biji Teh Normal Heksana dan
Aplikasinya pada Ekstraksi Padat-Cair Multitahap. Bandung : Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Katolik Parahyangan Bandung
Saleli, Noorashikin Md. 2009. Perbandingan Bertekanan Cair Ekstraksi dengan Ekstraksi
Soxhlet dalam Penentuan Polyclinic Hydrocarbons Aromatik di Tanah Vol 13 No 1: 141
145. Johor:Universiti Teknologi Malaysia.
Teaching team. 2012. Dasar-DasarPpemisahan Analitik Bagi Mahasiswa. Gorontalo : UNG
.
Page 36