Anda di halaman 1dari 10

Nama : Annisa Septiana

Kelas : 4KB

NPM : 062030401218

Dosen Pembimbing : Ir. Selastia Yuliati, M.Si.

EKSTRAKSI CAIR-CAIR

A. Pengertian

Ekstraksi cair-cair (corong pisah) merupakan pemisahan komponen kimia di antara 2


fase pelarut yang tidak saling bercampur di mana sebagian komponen larut pada fase pertama
dan sebagian larut pada fase kedua, lalu kedua fase yang mengandung zat terdispersi dikocok,
lalu didiamkan sampai terjadi pemisahan sempurna dan terbentuk dua lapisan fase cair, dan
komponen kimia akan terpisah ke dalam kedua fase tersebut sesuai dengan tingkat
kepolarannya dengan perbandingan konsentrasi yang tetap.

Pada ekstraksi cair-cair, satu komponen bahan atau lebih dari suatu campuran
dipisahkan dengan bantuan pelarut. Proses ini digunakan secara teknis dalam skala besar
misalnya untuk memperoleh vitamin, antibiotika, bahan-bahan penyedap, produk-produk
minyak bumi dan garam-garam. logam. Proses ini pun digunakan untuk membersihkan air
limbah dan larutan ekstrak hasil ekstraksi padat cair. Ekstraksi cair- cair terutama digunakan,
bila pemisahan campuran dengan cara destilasi tidak mungkin dilakukan (misalnya karena
pembentukan aseotrop atau karena kepekaannya terhadap panas) atau tidak ekonomis. Seperti
hal nya pada proses ekstraksi padat-cair, ekstraksi cair-cair selalu terdiri atas sedikitnya dua
tahap, yaitu pencampuran secara intensif bahan ekstraksi dengan pelarut, dan pemisahan
kedua fasa cair itu sesempurna mungkin.

Pada saat pencampuran terjadi perpindahan massa, yaitu ekstrak meninggalkan


pelarut yang pertarna (media pembawa) dan masuk ke dalam pelarut kedua (media ekstraksi).
Sebagai syarat ekstraksi ini, bahan ekstraksi dan pelarut tidak. saling melarut (atau
hanyadalam daerah yang sempit). Agar terjadi perpindahan masa yang baik yang berarti p
erformansi ekstraksi yang besar haruslah diusahakan agar terjadi bidang kontak yang
seluasmungkin di antara kedua cairan tersebut. Untuk itu salah satu cairan distribusikan
menjaditetes-tetes kecil (misalnya dengan bantuan perkakas pengaduk). Tentu saja
pendistribusian initidak boleh terlalu jauh, karena akan menyebabkan terbentuknya emulsi
yang tidak dapat lagiatau sukar sekali dipisah. Turbulensi pada saat mencampur tidak perlu
terlalu besar. Yang penting perbedaan konsentrasi sebagai gaya penggerak pada bidang batas
tetap ada.

Distilasi dan evaporasi merupakan operasi pemisahan yang produknya berupa


senyawa-senyawa murni sedangkan operasi ekstraksi cair-cair menghasilkan campuran
senyawa-senyawa sebagai produk. Campuran ini harus dipisahkan lagi dengan operasi
pemisahan lain seperti distilasi ataupun evaporasi. Hal inilah yang menyebabkan ekstraksi
relatif lebih mahal dibandingkan dengan operasi pemisahan lain. Akan tetapi ekstraksi cair-
cair menjadi operasi pemisahan yang unggul ketika larutan-larutan yang akan dipisahkan
mempunyai kemiripan sifat-sifat fisikanya yaitu titik didih yang perbedaannya relatif kecil.
Keunggulan lain dari ekstraksi cair- cair ini adalah dapat beroperasi pada kondisi ruang, dapat
memisahkan sistem yang memiliki sensitivitas terhadap temperatur, dan kebutuhan energinya
relatif kecil.

Prinsip dasar ekstraksi cair-cair ini melibatkan pengontakan suatu larutan dengan
pelarut (solvent) lain yang tidak saling melarut (immisible) dengan pelarut asal yang
mempunyai densitas yang berbeda sehingga akan terbentuk dua fasa beberapa saat setelah
penambahan solvent. Hal ini menyebabkan terjadinya perpindahan massa dari pelarut asal ke
pelarut pengekstrak (solvent). Perpindahan zat terlarut ke dalam pelarut baru yang diberikan,
disebabkan oleh adanya daya dorong (dirving force) yang muncul akibat adanya beda
potensial kimia antara kedua pelarut. Sehingga proses ektraksi cair-cair merupakan proses
perpindahan massa yang berlangsung secara difusional (Laddha dan Degaleesan, 1978).

Proses ekstraksi cair-cair berlangsung pada suatu alat yang dirancang sedemikian rupa
sehingga mempunyai luas permukaan yang mencukupi untuk terjadinya kontak antar fasa-
fasa yang terlibat (fasa kontinyu yang berisi zat terlarut dan fasa dispersi) sehingga distribusi
komposisi dalam kedua fasa menjadi lebih sempurna dan berhasil dengan baik (Ariono dkk,
2006). Dinamika tetesan yang terjadi disepanjang kolom isian (packing column) akan
mengalami perpecahan dan/atau penggabungan antar tetesan sebagai akibat tetesan menabrak
isian yang ada didalam kolom. Pada prosesnya, tetesan bergerak mendekati isian, menabrak
isian dan pecah menjadi tetesan dengan diameter yang lebih kecil kemudian bergerak disela-
sela unggun isian, ada yang terperangkap disela-sela isian, terakumulasi sesaat selanjutnya
meninggalkan unggun isian dengan diameter yang lebih besar. Peristiwa terperangkapnya
tetesan ini disebabkan oleh laju alir dari tetesan yang tidak cukup kuat mendorong tetesan
keluar dari unggun isian (Ariono dkk, 2006). Proses terjadinya kontak ini menyebabkan luas
permukaan kontak semakin besar dan waktu kontaknya semakin lama sehingga proses
perpindahan massanya menjadi lebih baik.

Umumnya mekanisme proses ekstraksi dibagi menjadi 3 bagian : Perubahan fase


konstituen (solute) untuk larut ke dalam pelarut, misalnya dari bentuk padat menjadi liquid.
Diffusi melalui pelarut di dalam pori-pori untuk selanjutnya dikeluarkan dari partikel.
Akhirnya perpindahan solute (konstituen) ini dari sekitar partikel ke dalam lapisan
keseluruhannya (bulk). Pemisahan zat-zat terlarut antara dua cairan yang tidak saling
mencampur antara lainmenggunakan alat corong pisah. Ada suatu jenis pemisahan lainnya
dimana pada satufase dapat berulang-ulang dikontakkan dengan fase yang lain, misalnya
ekstraksi berulang-ulang suatu larutan dalam pelarut air dan pelarut organik, dalam hal ini
digunakan suatu alat yaitu ekstraktor sokshlet. Metode sokshlet merupakan metode ekstraksi
dari padatan dengan solvent (pelarut) cair secara kontinu. Alatnya dinamakan sokshlet
(ekstraktor sokshlet) yang digunakan untuk ekstraksi kontinu dari sejumlah kecil bahan
Istilah-istilah berikut ini umumnya digunakan dalam teknik ekstraksi:

1. Bahan ekstraksi: Campuran bahan yang akan diekstraksi

2. Pelarut (media ekstraksi): Cairan yang digunakan untuk melangsungkan ekstraksi

3. Ekstrak: Bahan yang dipisahkan dari bahan ekstraksi

4. Larutan ekstrak: Pelarut setelah proses pengambilan ekstrak

5. Rafinat (residu ekstraksi): Bahan ekstraksi setelah diambil ekstraknya

6. Ekstraktor: Alat ekstraksi

7. Ekstraksi padat-cair: Ekstraksi dari bahan yang padat

8. Ekstraksi cair-cair (ekstraksi dengan pelarut = solvent extraction): Ekstraksi dari

bahan ekstraksi yang cair.

B. Prinsip Kerja

Prinsip dari ekstraksi cair-cair adalah berdasarkan hukum Nernst dimana distribusi
solut dalam dua pelarut yang tidak saling bercampur. Semakin stabil kompleks khelat (harga
Kd semakin besar) maka semakin besar pula efisiensi ekstraksi.

Pada ekstraksi cair-cair, satu komponen bahan atau lebih dari suatu campuran
dipisahkan dengan bantuan pelarut. Ekstraksi cair-cair terutama digunakan, bila pemisahan
campuran dengan cara destilasi tidak mungkin dilakukan (misalnya karena pembentukan
azeotrop atau karena kepekaannya terhadap panas) atau tidak ekonomis. Seperti ekstraksi
padat-cair, ekstraksi cair-cair selalu terdiri dari sedikitnya dua tahap, yaitu pencampuran
secara intensif bahan ekstraksi dengan pelarut dan pemisahan kedua fase cair itu sesempurna
mungkin.

Ekstraksi cair-cair (liquid extraction, solvent extraction): solute dipisahkan dari cairan
pembawa (diluen) menggunakan solven cair. Campuran diluen dan solven ini adalah
heterogen ( immiscible, tidak saling campur), jika dipisahkan terdapat 2 fase, yaitu fase
diluen (rafinat) dan fase solven (ekstrak). Perbedaan konsentrasi solute di dalam suatu
fasadengan konsentrasi pada keadaan setimbang merupakan pendorong terjadinya pelarutan
(pelepasan) solute dari larutanyang ada. Gaya dorong (driving force) yang menyebabkan
terjadinya proses ekstraksi dapatditentukan dengan mengukur jarak system dari kondisi
setimbang.

Ekstraksi cair-cair (corong pisah) merupakan pemisahan komponen kimia di antara 2


fase pelarut yang tidak saling bercampur di mana sebagian komponen larut pada fase pertama
dan sebagian larut pada fase kedua, lalu kedua fase yang mengandung zat terdispersi
dikocok, lalu didiamkan sampai terjadi pemisahan sempurna dan terbentuk dua lapisan fase
cair, dan komponen kimia akan terpisah ke dalam kedua fase tersebut sesuai dengan tingkat
kepolarannya dengan perbandingan konsentrasi yang tetap.

Tiga metode dasar ekstraksi cair-cair adalah ekstraksi bertahap, ekstraksi kontinyu,
dan ekstraksi counter current. Ekstraksi bertahap merupakan cara yang paling sederhana.
Caranya cukup dengan menambahkan pelarut pengekstraksi yang tidak bercampur dengan
pelarut semula kemudian dilakukan pengocokan sehingga terjadi kesetimbangan konsentrasi
yang akan diekstraksi pada kedua lapisan, setelah ini tercapai lapisan didiamkan dan
dipisahkan (Khopkar, 1990).

Kesempurnaan ekstraksi tergantung pada pada banyaknya ekstraksi yang dilakukan.


Hasil yang baik diperoleh jika jumlah ekstraksi yang dilakukan berulang kali dengan jumlah
pelarut sedikit-sedikit.

C. Penggunaan ekstraksi cair-cair

Ekstraksi, jika dibandingkan dengan distilasi, mempunyai banyak keuntungan, mengingat:

1. Distilasi membutuhkan panas yang besar, misalnya pada larutan dengan relative volatility
sangat dekat.

2. Pemisahan pada proses distilasi akan mengalami kesulitan untuk komponen-komponen


azeotrop.
3.Komponen-komponen di dalam larutan dapat rusak dalam proses pemanasan.

4.Jika komponen yamg akan dipisahkan mempunyai perbedaan sifat fisika yang kecil

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ektraksi dpakai jika proses distilasi
dianggap kurang praktis atau terlalu mahal biaya operasionalnya, atau jika distilasi tidak
mampu untuk memisahkannya. Ekstraksi akan lebih praktis dibanding distilasi jika relative
volatility (kemampuan mudah berubahnya cairan ke bentuk gas) kedua komponen sangat
dekat yaitu antara 1,0 dan 1,2, selain itu, ekstraksi cair-cair mungkin lebih ekonomis daripada
distilasi atau steam stripping pada pengolahan limbah cair, jika relative volatility dari larutan
terhadap air kurang dari 4.

Proses ektraksi biasanya menyangkut: ekstraksi cair-cair, mendapatkan pelarut


kembali dan raffinate desollventizing (penghilangan/pengambilan pelarut pada rafinat).
Sebuah contoh proses ekstraksi cair-cair dengan biaya yang ekonomis adalah mendapatkan
asam asetat dari air dengan menggunakan etil eter atau etil asetat. Pelarut didapatkan kembali
dengan distilasi dan rafinat dimurnikan dari pelarutnya dengan distilasi uap. Dalam beberapa
hal pelarut yang dipakai mempunyai titi didih yang lebih tinggi daripada larutan.

Ekstraksi cair-cair (liquid extraction, solvent extraction): yaitu pemisahan solute dari
cairan pembawa (diluen) menggunakan solven cair. Campuran diluen dan solven tersebut
bersifat heterogen (immiscible, tidak saling campur), dan jika dipisahkan terdapat 2 fase,
yaitu fase diluen (rafinat) dan fase solven (ekstrak).

a) Fase rafinat = fase residu, berisi diluen dan sisa solut.

b) Fase ekstrak = fase yang berisi solut dan solven.

Pemilihan solven menjadi sangat penting. Dipilih solven yang memiliki sifat antara lain:

a.Solut mempunyai kelarutan yang besar dalam solven, tetapi solven sedikit atau tidak
melarutkan diluen,

b.Tidak mudah menguap pada saat ekstraksi,

c.Mudah dipisahkan dari solut, sehingga dapat dipergunakan kembali,

d.Tersedia dan tidak mahal.

Pada ekstraksi cair-cair, satu komponen bahan atau lebih dari suatu campuran
dipisahkan dengan bantuan pelarut. Proses ini digunakan secara teknis dalam skala besar
misalnya untuk memperoleh vitamin, antibiotika, bahan-bahan penyedap, produk-produk
minyak bumi dan garam-garam. logam. Proses inipun digunakan untuk membersihkan air
limbah dan larutan ekstrak hasil ekstraksi padat cair.

Ekstraksi cair-cair terutama digunakan, bila pemisahan campuran dengan cara distilasi
tidak mungkin dilakukan (misalnya karena pembentukan aseotrop atau karena kepekaannya
terhadap panas) atau tidak ekonomis. Seperti ekstraksi padat-cair, ekstraksi cair-cair selalu
terdiri atas sedikitnya dua tahap, yaltu pencampuran secara intensif bahan ekstraksi dengan
pelarut, dan pemisahan kedua fasa cair itu sesempurna mungkin.

Pada saat pencampuran terjadi perpindahan massa, yaitu ekstrak meninggalkan


pelarut yang pertarna (media pembawa) dan masuk ke dalam pelarut kedua (media ekstraksi).
Sebagai syarat ekstraksi ini, bahan ekstraksi dan pelarut tidak saling melarut (atau hanya
dalam daerah yang sempit). Agar terjadi perpindahan masa yang baik yang berarti
performansi ekstraksi yang besar haruslah diusahakan agar terjadi bidang kontak yang seluas
mungkin di antara kedua cairan tersebut. Untuk itu salah satu cairan distribusikan menjadi
tetes-tetes kecil (misalnya dengan bantuan perkakas pengaduk).

Tentu saja pendistribusian ini tidak boleh terlalu jauh, karena akan menyebabkan
terbentuknya emulsi yang tidak dapat lagi atau sukar sekali dipisah. Turbulensi pada saat
mencampur tidak perlu terlalu besar. Yang penting perbedaan konsentrasi sebagai gaya
penggerak pada bidang batas tetap ada. Hal ini berarti bahwa bahan yang telah terlarutkan
sedapat mungkin segera disingkirkan dari bidang batas. Pada saat pemisahan, cairan yang
telah terdistribusi menjadi tetes-tetes hanis menyatu kembali menjadi sebuah fasa homogen
dan berdasarkan perbedaan kerapatan yang cukup besar dapat dipisahkan dari cairan yang
lain.

Pada kasus lain, komponen-komponen yang akan dipisahkan mungkin sangat sensitif
terhadap panas, seperti antibiotik, atau relative non-volatile, seperti garam-garam mineral,
dan ekstraksi cair-cair akan memberikan biaya operasional yang minim untuk pemisahan.
Bagaimanapun juga penggunaan distilasi harus dievaluasi secara lebih teliti sebelum
memastikan untuk menggunakan ekstraksi cair-cair. Gambar dibawah menunjukkan
perbedaan antara proses distilasi dan proses ekstraksi.

Proses ektraksi biasanya menyangkut:

a) ekstraksi cair-cair,

b) mendapatkan pelarut kembali,

c) raffinate desollventizing (penghilangan/pengambilan pelarut pada rafinat)

Sebuah contoh proses ekstraksi cair-cair dengan biaya yang ekonomis adalah mendapatkan
asam asetat dari air dengan menggunakan etil eter atau etil asetat. Pelarut didapatkan kembali
dengan distilasi dan rafinat dimurnikan dari pelarutnya dengan distilasi uap. Dalam beberapa
hal pelarut yang dipakai mempunyai titi didih yang lebih tinggi daripada larutan.

 Ekstraktor cair-cair tak kontinu

Dalam hal yang paling sederhana, bahan ekstraksi yang cair dicampur berulangkali dengan
pelarut segar dalam sebuah tangki pengaduk (sebaiknya dengan saluran keluar dibagian
bawah). Larutan ekstrak yang dihasilkan setiap kali dipisahkan dengan cara penjernihan
(pengaruh gaya berat).
Yang konstruksinya lebih menguntungkan bagi proses pencampuran dan pemisahan adalah
tangki yang bagian bawahya runcing ( yang dilengkapi dengan perkakas pengaduk, penyalur
bawah, maupun kaca intip yang tersebar pada seluruh ketinggiannya).

Alat tak kontinu yang sederhana seperti itu digunakan misalnya untuk mengolah bahan dalam
jumlah kecil, atau bila hanya sekali-sekali dilakukan ekstraksi. Untuk pemisahan yang dapat
dipercaya antara fasa berat dari fasa ringan, sedikit-dikitnya diperlukan sebuah kaca intip
pada saluran keluar dibagian bawah tangki ekstraksi. Selain itu penurunan lapisan antar fasa
seringkali dikontrol secara elektronik (dengan perantaraan alat ukur konduktivitas). Secara
optik (dengan bantuan detecktor cahaya batas) atau secara mekanik (dengan pelampung atau
benda apung). peralatan ini mudah digabungkan dengan komponen pemblokir dan
perlengkapan alarm, yang akan menghentikan aliran keluar dan atau memberikan alarm,
segera setelah lapisan tersebut melampaui kedudukan tertentu. Agar fasa ringan (yang
kebanyakan terdiri atas pelarut organik) tidak masuk ke dalam saluran pembuangan air,
pencegahan yang lebih baik dapat dilakukan dengan memasang bak penampung (bak
penyangga) di belakang ekstraktor.

 Ekstraktor cair-cair kontinu

Operasi kontinu pada ekstraksi cair-cair dapat dilaksanakan dengan sederhana, karena tidak
saja pelarut, melainkan juga bahan ekstraksi cair secara mudah dapat dialirkan dengan
bantuan pompa. Dalam hal ini bahan ekstraksi berulang-kali dicampur dengan pelarut atau
larutan ekstrak dalam arah berlawanan yang konsentrasinya senantiasa meningkat. Setiap kali
kedua fasa dipisahkan dengan cara penjernihan. Bahan ekstraksi dan pelarut terus-menerus
diumpankan ke dalam alat, sedangkan rafinat dan larutan ekstrak dikeluarkan secara kontinu.

Ekstraktor yang paling sering digunakan adalah kolom-kolom ekstraksi, di samping itu juga
digunakan perangkat pencampur-pemisah (mixer-settler). Alat-alat ini terutama digunakan
bila bahan ekstraksi yang harus dipisahkan berada dalam kuantitas yang besar, atau bila
bahan tersebut diperoleh dari proses-proses sebelumnya secara terus-menerus.

1. kolom ekstraksi

Serupa seperti yang telah dikenal pada kolom rektifikasi atau sorpsi, dalam sebuah kolom
ekstraksi vertikal bahan ekstraksi cair dan pelarut saling dikontakkan dengan arah aliran yang
berlawanan. Dengan bantuan pompa, cairan yang lebih ringan dimasukkan dari bagian
bawah, dan cairan yang lebih berat dari bagian atas kolom secara terus-menerus.

Didalam kolom berulangkali terjadi proses yang sama, yaitu pencampuran yang intensif
antara kedua cairan agar terjadi perpindahan massa. Peristiwa itu sedapat mungkin diikuti
dengan pemisahan yang sempurna dari kedua fasa. Namun didalam kolom, proses ini dan
tahap ekstraksi seringkali tidak lagi dapat dibedakan.

Bidang batas antara fasa berat dan fasa ringan terdapat pada ujung atas atau ujung bawah
kolom (diketahui melalui percobaan). kedudukannya dipertahankan konstan oleh sebuah
pengatur tinggi permukaan, yang mengendalikan pembuangan fasa berat.
2. Kolom semprot (spray column)

Pada kolom semprot, fasa ringan hanya didistribusikan satu kali oleh suatu perlengkapan
pendistribusi (alat penyemprot) yang berada di ujung bawah kolom. Tetes-tetes yang
terbentuk bergelembung menerobos fasa berat dan berkumpul menjadi satu pada ujung atas
kolom.

3. Kolom pelat ayak (reciprocating plate column)

Dalam kolom pelat ayak, fasa ringan yang berkumpul dibawah setiap pelat ayak didorong ke
atas oleh fasa berat melalui lubang-lubang pelat dan pada saat yang sama terpecah menjadi
tetes-tets. Fasa berat akan mengalir melalui pipa penyaur ke pelat dibawahnya.

4. Kolom benda pengisi (packed column)

Konstruksi kolom benda pengisi sama dengan kolom-kolom untuk rektifikasi. Untuk
menghasilkan perpindahan massa yang baik, salah satu dari kedua fasa harus dapat
membasahi benda pengisi dengan baik.

5. Kolom denyut (pulsating column)

Kolom denyut adalah kolom pelat ayak dan kolom benda pengisi, yang seluruh cairannya
dibuat berosilasi terus-menerus dengan bantuan pompa torak atau pompa membran. pompa
ini dihubungkan melalui dinding dibagian bawah kolom. Sebagai efek denyut, fasa rinagan
terdesak melalui lubang-lubang pelat ayak pada saat torak bergerak maju sehingga fasa ini
terdistribusi dengan baik. Pada saat torak bergerak mundur, fasa berat dihisap ke bawah
melalui lubang-lubang tersebut. Oleh karena itu, dibandingkan dengan kolom pelat ayak
sederhana, kolom denyut memungkinkan perpindahan masaa yang lebih baik. Cara kerja
yang serupa juga dimiliki oleh kolom getar. Dalam kolom ini bukan cairan yang digerak-
gerakan, melainkan pelat ayak yang digantungkan pada sebuah batang yang berosilasi.

6. Kolom rotasi (rotary column)


Pada kolom rotasi (kolom cakram putar) di sepanjang kolom terdapat perkakas pengaduk
yang mirip cakram. Cakram ini terpasang pada sebuah poros vertikal didalam kolom. kedua
cairan yang mengalir dalam arah berlawanan secara silih berganti masuk ke ruang-ruang
pencampur (disini kedua cairan tersebut saling dicampurkan oleh cakram-cakram yang
berputar) dan ruang-ruang pemisahan (disini cairan-cairan dipisahkan kembali). Daerah
pencampuran dan daerah pemisahan dalam arah vertikal dibatasi oleh lempeng-lempeng
pemisah atau cakram-cakram pembendung.

Pemisahan fasa yang lebih baik yang berarti pencampuran balik yang lebih kecil, dapat
dicapai dengan pemasangan lempeng-lempeng pembelok (baffle) dan paking-paing anyaman
kawat didalamnya (untuk aglomerasi tetesan), yaitu di antara daerah pencampur yang terletak
disebelah dalam dan daerah pemisahan yang berada disebelah luar.

D. Aplikasi Ekstraksi Cair-Cair Dalam Industri Kimia

Aplikasi ekstraksi cair-cair telah digunakan secara luas dalam industri kimia, yaitu
industri kimia organik dan industri kimia anorganik :

1. Aplikasi dalam industri kimia organik pertama kali digunakan oleh pada tahun 1883
untuk mengambil asam asetat menggunakan pelarut etil asetat kemudian tahun 1908
dalam industri minyak bumi mengekstraksi senyawa aromatik menggunakan pelarut
belerang dioksida yang dikenal dengan proses dalam industri minyak tumbuhan dan
lemak dikenal dengan proses seleksi yaitu untuk memisahkan minyak dan lemak
menggunakan pelarut propane proses ekstraksi cair-cair juga digunakan dalam industri
Farmasi untuk mengekstraksi antibiotik menggunakan pelarut butil asetat ekstraksi cair-
cair juga digunakan untuk mengambil polutan atau bahan kimia yang menyebabkan
pencemaran lingkungan seperti pemisahan fenol dalam limbah buangan industri
pengolahan minyak bumi.
2. Aplikasi dalam industri kimia anorganik ditujukan untuk pengambilan logam dalam
cairan yang mengandung logam, pelarut-pelarut yang digunakan seperti dietil eter, tributil
posfat, metal etil keton dan turunan alkil amina.

E. Kriteria Pelarut Ekstraksi Cair-Cair

Untuk mencapai proses ekstraksi cair-cair yang baik, pelarut yang digunakan harus
memenuhi kriteria sebagai berikut :

1. Kemampuan tinggi untuk melarutkan komponen zat terlarut di dalam campuran.


2. Kemampuan tinggi untuk dapat diambil kembali
3. Perbedaan berat jenis antara ekstrak dan rafinat lebih besar
4. Pelarut dan larutan yang akan diekstraksi harus tidak mudah tercampur
5. Tidak mudah bereaksi dengan dengan zat yang akan diekstraksi
6. Tidak merusak alat secara korosi
7. Tidak mudah terbakar, tidak beracun dan harganya relatif murah
F. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Ekstraksi Cair-Cair

Ada tiga faktor penting yang berpengaruh dalam peningkatan karakteristik hasil :

-Perbandingan Pelarut Umpan (S/F)

Kenaikan jumlah pelarut (S/F) yang digunakan akan meningkatkan hasil ekstraksi tetapi
harus ditentukan titik (S/F) yang minimum agar proses ekstraksi lebih ekonomis.

-Waktu Ekstraksi

Ekstraksi yang efisien adalah maksimumnya pengambilan sikut dengan waktu ekstraksi yang
lebih cepat.

-Kecepatan Pengadukan

Untuk mencapai ekstraksi yang efisien maka pengadukan yang baik adalah yang memberikan
hasil ekstraksi maksimum dengan kecepatan pengadukan minimum, sehingga konsumsi
energi menjadi minimum.

Anda mungkin juga menyukai