Tujuan : menentukan perngaruh jumlah tahap pencucian dan kecepatan putaran pengaduk
terhadap konsentrasi NaOH yang dihasilkan serta untk mengetahui efisiensi reaktor.
Ekstraksi
Ektrasi adalah jenis pemisahan satu atau beberapan bahan dari suatu padatan
atau cairan. Proses ekstrasi bermula dari penggumpalan ekstrak dengan pelarut kemudian
terjadi kontak anatar bahan dan pelarut sehingga pada bidang antar muka bahan ekstraksi
dan pelarut terjadi pengendapan masaa dengan cara difusi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ekstraksi anatar lain yaitu ukuran bahan baku,
pemilihan pelarut, waktu proses ekatrasi suhu ektrasi. Ukuran bahan baku yang kecil
baku yang kecil akan menghasilkam hasil yang rendah. Pemilihan pelarut akan
mempengaruhi suhu ekstraksi dan waktu proses ekstraksi. Jika suhu tinggi, maka akan
menghasilkan sisa pelarut yang tinggi pula.
Prinsip dasar ekstraksi adalah berdasarkan kelarutan. Untuk memisahkan zat terlarut
yang diiginkan atau menghilangkan komponen zat terlarut yang tidak diinginkan dari
fasa padat, maka fasa padat dikontakkan dengan fasa cair. Pada kontak dua fasa tersebut, zat
terlarut terdifusi dari fasa padat ke fasa cair sehingga terjadi pemisahan dari komponen
padat.
Pada suatu campuran dua cairan yang saling larut, salah satu adalah sebagai zat
terlarut (solute), dan yang lain adalah sebagai zat pembawanya (diluent). Jika suatu
campuran dimurnikan dengan bantuan cairan ketiga, yang disebut dengan zat pelarut
(solvent) dan zat pelarutnya tidak mudah larut atau larut sebagian, maka akan
terbentuk dua fase lapisan. Kejadian ini menunjukkan bahwa zat pelarut larut bagian
dengan zat pembawa atau dengan kedua zat pembawa dan zat terlarutnya pada
temperatur tersebut. Lapisan yang kaya-zat pelarut disebut dengan fase ekstrak, dan
lapisan yang lain disebut dengan fase rafinat
Ekstraksi padat cair atau leaching merupakan metode pemisahan satu atau beberapa
komponen (solute) dari campurannya dalam padatan yang tidak dapat larut (inert) dengan
menggunakan pelarut (solvent) berupa cairan). Pemisahan dapat terjadi karena adanya
driving force yaitu perbedaan konsentrasi solute di padatan dengan pelarut dan
adanya perbedaan kemampuan melarut komponen dalam campuran.
Pada bahan alami, solute biasanya terkurung di dalam sel sehingga pada proses
pengontakan langsung antara pelarut dengan solute mengakibatkan terjadinya pemecahan
dinding sel karena adanya perbedaaan tekanan antara di dalam dengan di luar dinding sel.
Apabila salah satu berlangsung relatif lebih cepat, maka kecepatan ekstraksi ditentukan
oleh proses yang lambat, tetapi bila kedua proses berlangsung dengan kecepatan yang
tidak jauh berbeda, maka kecepatan ekstraksi ditentukan oleh kedua proses tersebut.
Ekstraksi padat cair adalah proses ekstraksi suatu konstituen yang dapat larut
(solute) pada suatu campuran solid dengan menggunakan pelarut. Proses ini sering disebut
Leaching. Proses ini biasanya digunakan untuk mengolah suatu larutan pekat dari suatu
solute (konstituen) dalam solid (leaching) atau untuk membersihkan suatu solute inert dari
kontaminannya dengan bahan (konstituen) yang dapat larut (washing).
Proses yang terjadi didalam ekstraksi padat-cair (leaching) ini biasanya disebut dengan
difusi. Beberapa faktor yang sangat berpengaruh terhadap kecepatan difusi pada proses
leaching, adalah :
1. Ukuran partikel dimana pengaruh ukuran partikel yang semakin kecil maka
memperluas kontak antara permukaan padatan inert dengan pelarut dan semakin
pendek jarak difusi antara solut dengan solvent sehingga kecepatan ekstraksi akan
semakin tinggi.
2. Kecepatan pengadukan semakin cepat laju pengadukan yang digunakan dalam proses
ekstraksi, maka partikel akan terdistribusi dalam luas permukaan kontak akan
lebih luas terhadap pelarut. Selain itu, kecepatan pengadukan berpengaruh
terhadap suspensi partikel yang dapat mencegah terjadinya pengendapan bahan-
bahan yang akan di ekstrak.
3. Waktu ekstraksi merupakan salah satu faktor penentu kecepatan difusi dari sebuah
proses ektraksi padat-cair (leaching). Tetapi, penambahan waktu yang terlalu
banyak tidak sebanding dengan perolehan yield yang diperoleh. Oleh karena
itu, dalam ekstraksi diperlukan optimasi waktu agar proses ekstraksi berjalan
secara optimal.
4. Kelarutan sebuah zat aktif dalam padatan inert akan meningkat seiring dengan
kenaikan suhu pelarut. Koefisien difusi akan bertambah tinggi seiring dengan
kenaikan suhu sehingga meningkatkan laju ekstraksi.
5. Semakin banyak pelarut yang digunakan maka kecepatan difusi suatu zat
meningkat dan menyebabkan hasil perolehan yield semakin besar. Tetapi tidak
ekonomis jika kuantitas pelarut yang digunakan terlalu banyak.
4
6. Dalam pemilihan jenis pelarut perlu menjadi beberapa faktor seperti selektivitas
pelarut, perbedaan titik didih antara pelarut dengan zat akan diekstrak, dan
reaktifitas.
Ekstraksi Cair-cair
Pada ekstraksi cair-cair, satu komponen bahan atau lebih dari suatu campuran
dipisahkan dengan bantuan pelarut. Ekstraksi cair-cair terutama digunakan, bila pemisahan
campuran dengan cara destilasi tidak mungkin dilakukan (misalnya karena pembentukan
azeotrop atau karena kepekaannya terhadap panas) atau tidak ekonomis. Seperti
ekstraksi padat-cair, ekstraksi cair-cair selalu terdiri dari sedikitnya dua tahap, yaitu
pencampuran secara intensif bahan ekstraksi dengan pelarut dan pemisahan kedua fase
cair itu sesempurna mungkin.
Metode ekstraksi
Metode ekstraksi berdasarkan ada tidaknya proses pemanasan dapat dibagi menjadi
dua macam yaitu ekstraksi cara dingin dan ekstrasi cara panas (Hamdani)
1. Perlakuan pendahuluan
pendahuluan dapat berpengaruh terhadapat rendeman dan mutu ekstrak yang
dihasilkan. Perlakuan pendahuluan meliputi pengecilan ukuran dan pengeringan
bahan. Semakin kecil ukuran partikel, maka semakin besar luas kontak antara
padatan dengan pelarut, tahanan menjadi semakin berkurang, dan lintasan kapiler
dalam padatan menjadi semakin pendek (laju difusi berbanding lurus dengan luas
permukaan padatan dan berbanding terbalik dengan ketebalan padatan), sehingga
proses ekstraksi menjadi lebih cepat dan optimal. Teknik pengecilan ukuran dapat
dilakukan dengan cara pemotongan, penggilingan, maupun penghancuran.
2. Temperatur
Kelarutan bahan yang diekstraksi dan difusivitas akan meningkat dengan
meningkatnya temperatur. Namun temperatur yang terlalu tinggi dapat merusak
bahan yang diekstrak, sehingga perlu menentukan temperatur optimum.
3. Faktor pengadukan
Pengadukan dapat mempercepat pelarutan dan meningkatkan laju difusi
solute. Pergerakan pelarut di sekitar bahan akibat pengadukan dapat
mempercepat kontak bahan dengan pelarut dan memindahkan komponen dari
permukaan bahan ke dalam larutan dengan jalan membentuk suspensi serta
melarutkan komponen tersebut ke dalam media pelarut (Larian, 1959).
Pengadukan dapat dilakukan dengan cara mekanis, pengaliran udara atau
dengan kombinasi keduanya.
4. Ukuran Bahan
Ukuran bahan mempengaruhi waktu ekstraksi. Ukuran bahan yang lebih halus akan
memberikan luas bidang kontak yang lebih besar dengan pelarut, jika ukuran bahan
lebih besar, maka pelarut akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
mengekstrak semua oleoresin.
6
5. Pelarut
Kelarutan zat terlarut (solute) dipengaruhi oleh sifat polar dan nonpolar pelarut.
Umunya senyawa polar akan larut dalam pelarut polar demikian juga sebaliknya.
Jenis pelarut yang umum digunakan untuk melarutkan oleoresin adalah heksana,
aseton, metanol, etanol, isopropanol dan metilen klorida. Pelarut ini harus mempunyai
sifat mudah dipisahkan dari hasil ekstraksinya. Perolehan oleoresin dari kayu manis
meningkat dengan meningkatnya temperatur dan pada hasil penelitian, perolehan
oleoresin tertinggi dicapai dengan pelarut etanol.
6. Waktu Pengontakan
Waktu pengontakan yaitu lamanya kontak antara material padatan dengan pelarut.
Lama ekstraksi berpengaruh pada rendemen oleoresin dan sisa pelarut yang
dihasilkan. Waktu optimum menghasilkan oleoresin adalah 4 jam.
Pelarut
Pelarut adalah benda cair atau gas yang melarutkan benda padat, cair atau gas,
yang menghasilkan sebuah larutan. Pelarut biasanya memiliki titik didih rendah dan
lebih mudah menguap, meninggalkan substansi terlarut yang didapatkan. Untuk
membedakan antara pelarut dengan zat yang dilarutkan, pelarut biasanya terdapat dalam
jumlah yang lebih besar.
Sebagian besar reaksi kimia secara luas dilakukan di dalam larutan. Larutan terdiri
dari pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute). Pelarut (solvent) pada umumnya adalah zat
yang berada pada larutan dalam jumlah yang besar, sedangkan zat lainnya dianggap
sebagai zat terlarut (solute).Pelarut memenuhi beberapa fungsi dalam reaksi kimia,
dimana pelarut melarutkan reaktan dan reagen agar keduanya bercampur, sehingga hal ini
akan memudahkan penggabungan antara reaktan dan reagen yang seharusnya terjadi agar
dapat merubah reaktan menjadi produk. Pelarut juga bertindak sebagai kontrol
suhu, salah satunya untuk meningkatkan energi dari tubrukan partikel sehingga
partikel-partikel tersebut dapat bereaksi lebih cepat, atau untuk menyerap panas yang
dihasilkan selama reaksi eksotermik.
Untuk mencapai proses ekstraksi yang baik, pelarut yang digunakan harus memenuhi
kriteria sebagai berikut
Klasifikasi Pelarut
7
Prosedur kerja
bersifat tidak larut atau sedikit larut dalam suatu pelarut tetapi mudah larut dengan
pelarut lain.
Ekstraksi padat-cair adalah suatu teknik ekstraksi untuk memisahkan zat terlarut dari
fase padat dengan bantuan pelarut.
Prinsip dari ekstraksi padat-cair adalah zat padat mengalami kontak dengan pelarut
sehingga senyawa dalam zat padat akan berpindah ke dalam pelarut. Dengan
demikian terjadi transfer massa senyawa dari zat aktif ke pelarut dan proses tersebut
berlangsung dalam gradient konsentrasi. Kecepatan transfer massa akan menurun
ketika konsentrasi senyawa dalam pelarut meningkat hingga kesetimbangan tercapai
yaitu konsentrasi senyawa dalam zat padat dan pelarut sama. Jika kesetimbangan
telah tercapai maka transfer massa senyawa dari zat padat ke dalam pelarut akan
berhenti (proses ekstraksi dapat dihentikan)
Transfer massa senyawa bergantung pada kelarutannya dalam pelarut, pemanasan
pelarut dapat meningkatkan transfer senyawa. Proses ekstraksi akan berhenti ketika
kesetimbangan telah tercapai antara konsentrasi senyawa dalam pelarut dan
konsentrasi dalam zat padat
Prinsip dasar ekstraksi adalah berdasarkan kelarutan.
Untuk memisahkan zat terlarut yang diiginkan atau menghilangkan komponen zat terlarut
yang tidak diinginkan dari fasa padat, maka fasa padat dikontakkan dengan fasa cair. Pada
kontak dua fasa tersebut, zat terlarut terdifusi dari fasa padat ke fasa cair sehingga terjadi
pemisahan dari komponen padatan.