TINJAUAN PUSTAKA
1
dipol yang lemah sehingga memungkinkan pelarut polar melarutkan
senyawa non polar.
4. Solute akan menuju permukaan padatan dan berdifusi kembali keluar
padatan.
Difusi ini terjadi karena konsentrasi pelarut yang mengandung solute lebih
besar dibandingkan konsentrasi pelarut di luar padatan yang tidak
mengandung solute.
5. Solute berpindah ke dalam bulk solution. Ekstraksi dilakukan hingga
tercapainya waktu kesetimbangan, dimana driving force bernilai nol (atau
mendekati nol).
Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mencapai kinerja ekstraksi yang baik,
antara lain:
1. memperkecil ukuran padatan sehingga lintasan kapiler yang harus dilewati
(secara difusi) menjadi lebih pendek dan tahanan akan berkurang. Solute
seringkali terkurung di dalam sel sehingga perlu dilakukan kontak
langsung dengan pelarut melalui pemecahan dinding sel. Pemecahan dapat
dilakukan dengan penekanan atau penggerusan, namun ukuran partikel
tidak boleh terlalu kecil.
2. temperatur yang lebih tinggi (viskositas pelarut lebih rendah, kelarutan
solute lebih besar) pada umumnya menguntungkan unjuk kerja ekstraksi.
Namun, temperatur ekstraksi tidak boleh melebihi titik didih pelarut
karena akan menyebabkan pelarut menguap. Biasanya temperatur
ekstraksi yang paling baik adalah sedikit di bawah titik didih pelarut.
3. semakin banyak pelarut yang digunakan akan meningkatkan kinerja
ekstraksi, namun akan meningkatkan biaya operasi sehingga pemilihan
perbandingan pelarut yang optimal perlu diperhatikan.
4. semakin lama waktu ekstraksi akan meningkatkan unjuk kerja ekstraksi,
namun jika terlalu lama peningkatan perolehan ekstrak terhadap waktu
menjadi tidak sebanding dan tidak efisien (Geankoplis, 1997).
2
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses ekstraksi padat cair antara lain:
1. Ukuran partikel
Ukuran partikel yang lebih kecil akan memperbesar luas permukaan
kontak antara partikel dengan liuid, sehingga akan memperbesar laju
perpindahan massa, selain itu juga akan memperkecil jarak difusi. Tetapi
partikel yang sangat halus tidak efektif bila sirkulasi proses tidak di
jalankan, disamping itu juga akan mempersulit pembuangan ampas padat.
Jadi harus ada range tertentu untuk ukuran partikel, dimana partikel harus
cukup kecil agar tiap partikel mempunyai waktu ekstraksi yang sama.
Partikel yang terlalu kecil akan menyulitkan dalam aliran pembuangan.
2. Pelarut
Pelarut harus memilih yang baik maka tidak akan merusak solute atau
residu pelarut, viscositasnya tidak tinggi (kental) agar sirkulasi bebas dapat
terjadi.
3. Suhu
Suhu oprasi adalah apabila kelarutan suatu solut yang akan di ekstrak akan
bertambah jika suhu nya juga semakin tinggi dan akan memperbesar difusi
sehingga naiknya suhu akan menaikkan kecepatan ekstraksi. Tetapi suhu
tidak boleh terlalu tinggi karena akan menyebabkan bahan yang diproses
rusak.
4. Pengadukan
Dengan adanya pengadukan, dapat menaikkan difusi, kecepatan
perpindahan massa dari permukaan partikel kedalam larutan dan
mencegah pengendapan (Budhikarjono and Kusno, 1996).
3
serta tersedia metode memisahkan kembali senyawa analit dari pelarut
pengekstraksi (Gamse, 2002).
Dua jenis alat pengontak padatan dengan pelarut:
1. Alat dengan unggun tetap (fixed bed), dimana pelarut dilewatkan melalui
partikel padatan, yang tersusun dalam suatu unggun tetap
2. Alat dengan kontak terdispersi (dispersed contact), dimana partikel padatan
didispersikan dalam pelarut, sehingga di samping terjadi pergerakan relatif
antarapartikel padatan dan pelarut terdapat pula pergerakan relatif antara
partikel padatan itu sendiri.
Alat ekstraksi dengan unggun tetap yang paling sederhana terdiri dari tangki
terbuka dengan dasar berlubang-lubang. Ke dalam tangki tersebut diisikan
padatan, sebagai unggun tetap, sedang pelarut dialirkan secara gravitasi atau
secara paksa dengan menggunakan pompa. Contoh alat ekstraksi jenis ini adalah
leaching tank. Di dalam tangki ini padatan dan npelarut diaduk bersama dan
kemudian dipisahkan. Pemisahan dapat dilaksanakan di dalam tangki yang sama
maupun dalam satu unit yang terpisah, dengan cara dekantasi atau filtrasi (Gamse,
2002)
4
Gambar 1.1 Sistem operasi ekstraksi bertahap tunggal.(Douglas, 1985)
5
Gambar 1.3 Sistem bertahap banyak dengan aliran berlawanan (Walas, 2005)
………………………………(1.1)
6
Dimana :
Ns = Laju Flux (kg/m2s)
DL = Difusifitas dari zat terlarut ke pelarut (m2/s)
C = Konsentrasi zat terlarut (kg/m3)
Z = Jarak pori bagian dalam (m)
………………….……………(1.2)
Dimana :
M = Berat dari zat terlarut yang berpindah (kg)
A = Partikel larutan yang terkontak di permukaan (m2)
t = Waktu (s)
Cs = Konsentrasi zat terlarut pada permukaan padatan (kg/m3)
C = Konsentrasi zat terlarut dalam larutan yang terhitung (kg/m3)
KL = Koefisien perpindahan massa (m/s)
7
terjadi seketika, sehingga dianggap tidak mempengaruhi proses. Umumnya tahap
kedua mengontrol laju perpindahan karena kecepatan perpindahannya terjadi
secara menyeluruh.
Transfer massa berlangsung sampai kesetimbangan tercapai, dengan
demikian perlu dipahami apa itu kesetimbangan. Kesetimbangan tecapai bila zat
terlarut benar-benar telah terpisah dari padatan, sehingga didapatkan larutan
dengan konsentrasi seragam. Bila kandungan zat terlarut dalam padatan cukup
tinggi, dianggap bahwa kesetimbangan tercapai ketika kontak larutan dengan
padatan jenuh (Douglas, 1985).
8
DAFTAR PUSTAKA
Bailey, James E., dan David F., (1983), Biochemical Engineering Fundamental,
Edition 2, Mc. Graw Hill, Singapore.
Budhikarjono, and Kusno., (1996). Diktat Kuliah Alat Industri Kimia, edisi
pertama, pp. 99-101, Institut Sepuluh November, Surabaya.
Douglas, J.S. (1985). Advanced guide to hydrophonics (Soilless cultivation).
Pelham Books Ltd. London. p.368
Gamse, T., (2002). Liquid-liquid Ekstraktion and solid liquid Extraction, Institute
of Thermal Process and Enviromental Engginering Graz University of
Technology Austria.
Geankoplis, C., J., 1997, Transport Processes and Unit Operations, Prentice Hall
of India, New Delhi.
Treybal, R.E., (1981). Mass Transfer Operations, McGraw- Hill, Chapter 9.
Walas, Stanley M James R. Couper., W. Roy Penney James R. Fai.2005.
Chemical Engineering Equipment Second Edition. Elsevier. USA