LEACHING
3.1. Tujuan
- Mengetahui pengaruh lama waktu ekstraksi terhadap waktu ekstrak yang
didapatkan dengan menggunakan proses ekstraksi secara batch
- Mengetahui pengaruh suhu ekstraksi terhadap hasil ekstrak yang didapatkan
dengan menggunakan proses ekstraksi secara batch.
3.2. Tinjauan Pustaka
Transfer massa atau perpindahan massa adalah perpindahan suatu komponen dari
suatu tempat ke tempat yang lain akibat adanya ketidakseimbangan konsentrasi (dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah) Pada peristiwa ini terdapat gaya pendorong
(driving force) yang menyebabkan molekul – molekul dapat bergerak.
Di mana xAΔ adalah koordinat x dari titik operasi . Keseimbangan yang diberikan pada
padatan
B N0 L0
NΔ = = ......................................(3.15)
L0 - V1 L0 - V1
Tabel 3.7. Data hasil perhitungan konsentrasi Fe (ppm) pada larutan warna pada suhu 50
⁰C
Waktu
Absorbansi Rata – rata absorbansi Konsentrasi Fe (ppm)
(menit)
0,46
10 0,5 0,507 4,135
0,56
0,56
15 0,5 0,52 4,266
0,5
0,6
20 0,61 0,607 5,120
0,61
0,5
25 0,6 0,567 4,726
0,6
0,6
30 0,6 0,6 5,054
0,6
Tabel 3.8. Data hasil perhitungan konsentrasi Fe (ppm) pada larutan warna pada suhu 80
⁰C
Waktu
Absorbansi Rata – rata absorbansi Konsentrasi Fe (ppm)
(menit)
10 0,62 0,65 5,580
0,68
0,66
0,7
15 0,71 0,703 6,072
0,7
0,75
20 0,75 0,75 6,532
0,75
0,78
25 0,78 0,78 6,828
0,78
0,8
30 0,81 0,803 7,057
0,8
3.9. Grafik
1,2
y = 0,1015x + 0,087
R² = 0,9999
1
0,8
Absorbansi (y)
0,6
0,4
0,2
0
0 2 4 6 8 10 12
konsentrasi larutan (x)
Grafik 3.1.1. Hubungan antara konsentrasi larutan (x) dan absorbansi (y)
0,62
y = 0,0047x + 0,467
0,6 R² = 0,6567
0,58
Absorbansi
0,56
0,54
0,52
0,5
0 5 10 15 20 25 30 35
Waktu (menit)
Grafik 3.1.2. Hubungan antara waktu (t) dan absorbansi pada suhu 50 ⁰C
0,9
y = 0,0077x + 0,584
0,8 R² = 0,9715
0,7
0,6
Absorbansi
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0
0 5 10 15 20 25 30 35
Waktu (menit)
Grafik 3.1.3. Hubungan antara waktu (t) dan absorbansi pada suhu 80 ⁰C
6
y = 0,046x + 3,741
R² = 0,6584
5
Konsentrasi Fe (ppm)
0
0 5 10 15 20 25 30 35
Waktu (menit)
Grafik 3.1.4. Hubungan antara waktu (t) dan konsentrasi pada suhu 50 ⁰C
8
y = 0,0742x + 4,9298
7 R² = 0,9753
Konsentrasi Fe (ppm)
6
5
4
3
2
1
0
0 5 10 15 20 25 30 35
Waktu (menit)
Grafik 3.1.5. Hubungan antara waktu (t) dan konsentrasi pada suhu 80 ⁰C
3.10. Pembahasan
- Berdasarkan grafik 3.1.1. menunjukkan bahwa hubungan antara konsentrasi
larutan standart (x) dan absorbansi (y) berbanding lurus. Hal ini sesuai dengan
hukum Lambert – Beer yaitu
A = abc
Dimana nilai (absorbansi) berbanding lurus dengan nilai konsentrasi (C). Bahwa
semakin tinggi konsentrasi maka semakin besar absorbansi. Selain itu,
didapatkan persamaan regresi yaitu y = 0,1015x + 0,087dengan harga koefisien
korelasi (r) didapatkan sebesar 0,9999 yang mendekati 1, yang sudah memenuhi
syarat kelinearan garis (sesuai AOAC, r > 0,995) sehingga dapat disimpulkan
bahwa kurva kalibrasi memiliki linearitas yang baik (Yugatama, 2019).
- Berdasarkan grafik 3.1.2. menunjukkan bahwa hubungan antara waktu (t) dan
absorbansi pada suhu 50 ⁰C adalah berbanding lurus lalu pada waktu ke 25 menit
absorbansi menurun. Hal ini sesuai dengan teori bahwa waktu yang terlalu
banyak tidak sebanding dengan yield yang akan dipeoleh sehingga dalam proses
ekstraksi diperlukan optimasi waktu agar proses dapat berjalan dengan optimal.
Pada suhu 50 ⁰C waktu yang paling optimal adalah saat 20 menit.
- Berdasarkan grafik 3.1.3. menunjukkan bahwa hubungan antara waktu (t) dan
absorbansi pada suhu 80 ⁰C adalah berbanding lurus, bahwa semakin banyak
waktu yang diperlukan maka semakin tinggi absorbansi yang didapatkan. Hal ini
sesuai dengan teori bahwa semakin besar waktu akan meningkatkan hasil
ekstraksi yang dapat meningkatkan hasil konsentrasi yang didapatkan sehingga
absorbansi ikut menjadi lebih besar.
- Pada grafik 3.1.4 dapat diketahui bahwa persamaan garis yang terjadi pada.
Persamaan ini menggambarkan hubungan yang terjadi antara waktu (x) dan
konsentrasi Fe (y) pada suhu 50 ⁰C. Pada suhu 50 ⁰C kurva mengalami naik
turun dikarenakan beberapa faktor yaitu kelarutan meningkat seiring dengan
kenaikan suhu untuk menghasilkan laju ekstraksi yang tinggi pula. Hal yang
dapat mempengaruhi diantaranya adalah suhu 50 ⁰C dengan pelarut air murni
kurang maksimal untuk mampu mengekstrak zat warna pada sampel bayam
merah, secara teori secara umum suhu ekstraksi. Adapun dari waktu ekstraksi
yang digunakan juga sangat berpengaruh, dalam teori apabila semakin lama suhu
yang digunakan, makan semakin banyak pula komponen yang terekstrak, serta
efisiensi dari alat itu sendiri yang sangat berpengaruh terhadap hasil akhir.
- Pada grafik 3.1.5 dapat diketahui bahwa persamaan garis yang terjadi pada.
Persamaan ini menggambarkan hubungan yang terjadi antara waktu (x) dan
konsentrasi Fe (y) pada suhu 80 ⁰C. Pada suhu ini grafik sesuai dengan teori
yaitu berbanding lurus, dikarenakan pada suhu tersebut merupakan suhu yang
maksimal dalam melakukan ekstraksi. Pada suhu ini grafik sesuai dengan teori
yaitu berbanding lurus, dikarenakan pada suhu tersebut merupakan suhu yang
maksimal dalam melakukan ekstraksi.
3.11. Kesimpulan
- Dalam praktikum yang kita dapatkan kali ini adalah, pengaruh dari jenis pelarut,
suhu yang digunakan dalam ekstraksi, dan waktu yang digunakan sangatlah
mempengaruhi terhadap hasil dari ekstraksi yang dilakukan pada praktikutikum
kali ini, dan menghasilkan nilai yang dapat dilihat dari garis grafik yang ada pada
grafik 3.1.1. sampai dengan grafik 3.1.5
- Dan untuk suhu 50 oC menghasilkan garis grafik yang naik turun dan tidak sesuai
denga teori, dikarenakan pada suhu tersebut belum bisa mengekstrak secara
maksimal dengan menggunakan pelarut air. Sedangkan pada suhu 80 oC
menghasilkan grafik yang sesuai dengan teori yaitu berbanding lurus,
dikarenakan pada suhu tersebut merupakan suhu yang maksimal dalam
melakukan ekstraksi menggunakan pelarut air.
DAFTAR PUSTAKA
V1 , x1 V2 , x2
Lo , yo, B Lo , yo