1
2
2. Metode gasometri
Metode gasometri lebih selektif daripada Kjeldahl karena metode ini digunakan untuk
amin alifatik primer. Dasar dari metode ini adalah reaksi antara amin alifatik primer
dengan asam nitrit yang akan menghasilkan gas N2. Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut:
membentuk kompleks protein-zat warna yang tidak larut. Zat warna yang sering
digunakan adalah zat warna asidik seperti Amido Black dan Orange G.
7. Metode kromatografi
Metode krematografi dapat digunakan untuk menetapkan kadar asam-asam amino
yang menyususn suatu protein. Protein harus terlebih dahulu dihidrolisis sehingga
asam amino dapat dianalisis dalam bentuk bebas. Namun, proses hidrolisis harus
dilakukan secara hati-hati sehingga asam aminonya tidak rusak (Rohman, 2018).
Berikut ini adalah beberapa faktor yang mempengaruhi dalam proses uji protein, yaitu:
1. Suhu
Suhu tinggi akan mengakibatkan protein mengalami denaturasi. Denaturasi adalah
struktur protein yang terusak karena protein kehilangan satu hingga sebagian fungsi
biologinya.
2. pH
Pada umumnya, pH mempengaruhi struktur umum dari protein. Asam amino dari
protein dapat bertindak sebagai ion positif, ion negatif ataupun sebagai bentuk tak
berdisosiasi yaitu ion berdwikutub (Zwitterion). Sehingga pH yang rendah dan tinggi
dapat menyebabkan protein merubah struktur dan berdenaturasi.
3. Radiasi
Struktur dari protein juga dipengaruhi oleh radiasi. Hal ini disebabkan karena ikatan-
ikatan yang terdapat dalam struktur protein akan berubah bila terkena radiasi.
Contohnya adalah rambut yang merupakan protein akan rusak strukturnya bila terus
menerus disinari matahari.
4. Pelarut organik
Pelarut organik juga mempengaruhi struktur dari protein karena struktur dari asam
amino yang didalam protein memiliki struktur yang berbeda-beda. Ikatan-ikatan yang
ada dalam protein juga yang akan mempengaruhi struktur protein bila dilarutkan dalam
pelarut organik (Suhartono, 2017).
Kacang hijau merupakan tumbuhan yang termasuk dalam kacang-kacangan yang
banyak dijumpai di Indonesia. Kacang hijau memiliki banyak manfaat dalam kehidupan
sehari-hari karena kandungan protein nabatinya yang tinggi. Selain protein, kandungan
yang ada dalam kacang hijau adalah vitamin dan mineral (kalsium, fosfor, besi, natrium
dan kalium) (Oktavia, 2017).
7
Kacang hijau memiliki kandungan gizi yang didominasi oleh karbohidrat dan
protein. Kacang hijau memiliki kandungan protein sebesar 20 – 25%, protein ini kaya
akan asam amino leusin, arginin, isoleusin, valin dan lisin. Walaupun protein yang
terdapat pada kacang hijau hanya dibatasi oleh asam amino seperti metionin dan sistein,
kacang hijau tetaplah bermanfaat bagi tubuh dan kesehatan. Selain protein dan
karbohidrat, kacang hijau juga mengandung lemak, kalsium (124 mg/100g) dan fosfor
(326 mg/100 g) yang relatif tinggi yang bermanfaat untuk memperkuat kerangka tulang.
Kandungan lemak yang terdapat dalam kacang hujau adalah sebesar 1,3% yang terdiri
dari 73% asam lemak tak jenuh dan 27% asam lemak jenuh sehingga sangatlah baik bagi
orang yang ingin menhindari konsumsi lemak tinggi selain itu kandungan lemak yang
rendah ini menyebabkan makanan atau minuman yang bahannya terbuat dari kacang hijau
tidak mudah tengik (bau). Kandungan asam lemak jenuh yang tinggi penting untuk
menjaga kesehatan jantung (Martianingsih, 2016).
1.3. Tinjauan Bahan
A. Aquadest
- rumus molekul : H2O
- bau : tidak berbau
- bentuk fisik : cair
- berat molekul : 18,02 g/mol
- densitas : 1 g/cm3
- titik didih : 100°C
- titik leleh : 0°C
- pH :7
- warna : tidak berwarna
B. Natrium Hidroksida
- rumus Kimia : NaOH
- bau : tidak berbau
- bentuk fisik : padat
- berat molekul : 40 g/mol
- densitas : 2,13 g/cm3
- pH : 13,5
- titik didih : 1388 oC
8
F. Natrium karbonat
- rumus Kimia : Na2CO3
- bau : tidak berbau
- bentuk fisik : padat
- berat molekul : 105,99 g/mol
- densitas : 2,53 g/cm3
- pH : 11,16
- titik didih : 1.600 oC
- titik leleh : 854 oC
- warna : putih
1.4. Alat dan Bahan
A. Alat-alat yang digunakan: B. Bahan-bahan yang digunakan:
- Ball pipet - Aquadest (H2O)
- Beakerglass - Natrium Hidroksida (NaOH) 1 N
- batang pengaduk - Tembaga Sulfat (CuSO4 0,5%)
- botol Aquadest - Na-K tartrat 1%
- gelas arloji - Pereaksi Fohlinciocalteau
- gelas ukur - Natrium karbonat 2% (Na2CO3)
- pipet volume 10 mL
- pipet volume 5 mL
- rak tabung reaksi
- spatula
- Spektrofotometer
- tabung reaksi
- timbangan
1.5. Prosedur Percobaan
A. Pembuatan larutan kurva standar
- Masukkan ke dalam tabung reaksi: 0,1, 0,2, 0,4, 0,6, 0,8, dan 1,0 mL protein
standar BSA dan ditambahkan Aquadest sampai volume 1 mL
- Tambahkan campuran pereaksi 2% (Na2CO3) dalam larutan NaOH 1 N dan
(CuSO4 0,5%) dalam larutan Na-K tartrat 1% sebanyak 8 mL pada masing-
masing tabung reaksi
10
1.7. Grafik
1,8
1,6 y = 0,3185x - 0,2515
R² = 0,9987
1,4
1,2
1
0,8
0,6
0,4
0,2
0
0.1 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Grafik 1.1. Larutan standar BSA
0,92
0,91
0,9
0,89
y = -0,033x + 0,949
0,88 R² = 1
0,87
0,86
0,1 0,2
Grafik 1.2. Larutan sampel
1.8. Dokumentasi